Anda di halaman 1dari 5

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Seri Prosiding Ilmu Kesehatan & Kedokteran, Volume 1


Prosiding Konferensi Internasional Ilmu Kesehatan 1 Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-63-9, DOI: https://doi.org/10.30595/pshms.v1i.26

Efektivitas kompres jahe dan kayu manis pada nyeri pada


lansia dengan osteoarthritis
Nur Fitriani1, Supriyadi2
1,2
Departemen Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Indonesia

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

Osteoarthritis (OA) adalah salah satu penyakit kronis yang paling umum dan
Sejarah artikel: penyebab utama rasa sakit dan kecacatan yang menurunkan status kesehatan.
Diterima: 9 Agustus 2020 Penyakit ini menyebabkan rasa sakit dan kecacatan pada pasien yang
Revisi: 20 Agustus 2020 mengganggu aktivitas sehari-hari. Kompres hangat merupakan salah satu
terapi nonfarmakologi yang digunakan untuk mengurangi nyeri. Terapi
Diterima: 30 Agustus 2020 kompres hangat diterapkan pada osteoartritis stadium sub-akut dan kronis
untuk mengurangi nyeri, kompresi, dan nyeri pada persendian. Kompres
Kata kunci: hangat dapat dikombinasikan dengan menambahkan jahe dan kayu manis.
Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas kompres jahe dan kayu manis
kompres jahe, kompres kayu dalam menurunkan nyeri pada lansia penderita osteoarthritis di panti asuhan
manis, nyeri, osteoarthritis, lansia Sudagaran. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan
desain dua kelompok pretest-posttest design yang digunakan dalam
penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random
sampling dengan jumlah 15 responden mendapatkan kompres jahe dan 15
responden mendapatkan kompres kayu manis yang sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan
Mann Whitney U Test. Hasil Mann Withney U Test pada pasca terapi kedua
didapatkan perbedaan nilai kompres jahe dengan p = 0,417 dan perbedaan
nilai kenyamanan kompres kayu manis dengan p = 0,127. Setelah dilakukan
perhitungan size effect, ternyata size effect jahe sebesar 0,924 sedangkan
efek ukuran kayu manis sebesar 0,790. Penggunaan kompres jahe lebih
efektif dibandingkan kompres kayu manis dalam menurunkan nyeri pada
lansia penderita osteoarthritis di Puskesmas Sudagaran.
Karya ini dilisensikan di bawah Atribusi Creative Commons 4.0
Lisensi Internasional.

1. PENGANTAR
Osteoarthritis (OA) adalah salah satu penyakit kronis yang paling umum dan penyebab utama rasa
sakit dan kecacatan yang menurunkan derajat kesehatan. Prevalensi penyakit sendi di Indonesia mencapai
34,4 juta orang dengan rasio penyakit 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita, 5% pada usia <40 tahun, 30%
pada usia 40-60 tahun, dan 65%. pada usia > 60 tahun. [1] Menurut Riskesdas (penelitian kesehatan dasar)
(2013 di Jawa Tengah, prevalensi penderita osteoarthritis adalah 16,7%, [2] meningkat pada tahun 2015
sebesar 67,2% [3] Osteoarthritis adalah gangguan sendi yang disebabkan oleh kekurangan cairan sinovial.
Terjadi ketika ujung tulang bergesekan menirukan rasa sakit yang berlinang air mata.Salah satu terapi
nonfarmakologis pereda nyeri adalah penggunaan kompres hangat.Terapi kompres hangat dilakukan pada
osteoartritis stadium sub-akut dan kronis untuk mengurangi nyeri,
Efektivitas kompres hangat meningkatkan aliran darah untuk mendapatkan efek analgesik dan
menenangkan otot sehingga proses inflamasi berkurang. Kompres jahe dapat dikombinasikan dengan
penambahan Jahe dan Kayu Manis. Jahe memiliki sifat pedas, pahit, dan aromatik dari oleoresin seperti
zingeron, gingerol dan shogaol. Oleoresin memiliki potensi anti-inflamasi dan antioksidan yang kuat.
Kompres jahe menurunkan nyeri sendi pada tahap transduksi, dimana pada tahap ini jahe mengandung
gingerol yang mengandung siklooksigenase yang dapat menghambat pembentukan prostaglandin sebagai
mediator nyeri sehingga mengakibatkan nyeri sendi menurun.

Beranda lanjutan: https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/1


16 ISBN: 978-602-6697-63-9

Sehingga jahe dapat dijadikan sebagai pengobatan alternatif non farmakologi untuk mengurangi nyeri.
Penelitian menunjukkan bahwa kompres jahe mempengaruhi skala nyeri osteoarthritis pada lansia. [4]
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh intervensi kompres hangat serai dan kompres
hangat rebusan kayu manis terhadap penurunan skala nyeri. [5]
Hasil pendataan awal di Panti Sudagaran Kabupaten Banyumas pada tanggal 11 September 2019,
terdapat 32 (45,71%) lansia yang mengalami osteoarthritis. Selain itu peneliti juga melakukan pengkajian
fisik dan wawancara dengan 10 pasien menunjukkan bahwa terdapat 6 (60%) pasien yang persendiannya
nyeri saat digerakkan skala 5 – 6 dan 4 (40%) mengalami nyeri dengan skala 3 – 5.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen semu dengan rancangan two
group pretest-post-test design yang terdiri dari dua perlakuan. Random sampling digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu 15
responden diberikan kompres jahe rebus selama 20 menit dan 15 responden diberikan kompres jahe rebus
selama 20 menit. Menggunakan uji statistik dengan uji “Mann Whitney”, penelitian dilakukan pada bulan
Januari 2020 di Panti Jompo Sudagaran.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Responden karakteristik


Kelompok Kelompok intervensi
Karakteristi
intervensi kompres kayu manis
k responden
kompres jahe
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Usia
61 - 70 tahun 6 40% 3 20%
71 - 80 tahun 5 33,3% 6 40%
81 - 95 tahun 4 26,7% 6 40%
Seks
Pria 6 40% 6 40%
Perempuan 9 60% 9 60%
Jenjang pendidikan
Sekolah dasar 7 46,7% 7 46,7%
Sekolah Menengah 1 6,7% 3 20%
Pertama
SMA 1 6,7% 1 6,7%
Tidak berpendidikan 6 40% 4 26,7%

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar kelompok intervensi kompres jahe didominasi oleh
responden wanita berusia 61-70 tahun dengan latar belakang pendidikan SD, sedangkan kelompok intervensi
kompres kayu manis didominasi oleh responden wanita berusia 71-80 tahun dengan latar belakang
pendidikan sekolah dasar.

Tabel 2. Nyeri sebelum dan sesudah aplikasi jahe dan kayu manis kompres
Kompres jahe kompres kayu manis
Nyer
i Rata-rata ± Jangk Rata-rata ± SD Jangkauan
SD auan
Sebelum 5,47 ± 0,990 4-7 5,53±0,837 4-7
Setelah 2,47 ± 1,407 0-5 3,93±0,961 2-6

Tabel 2 menunjukkan bahwa rerata nyeri sebelum kompres jahe adalah 5,47 dengan standar deviasi
0,990. Tingkat nyeri terendah sebelum kompres jahe adalah 4 dan tertinggi adalah 7. Sedangkan setelah
aplikasi kompres jahe rata-rata mencapai 2,47 dengan standar deviasi 1,407. Tingkat nyeri terendah 0 dan
tertinggi 5. Rata-rata nyeri pada lansia sebelum diberikan kompres kayu manis adalah 5,53 dengan standar
deviasi 0,837. Tingkat nyeri pada lansia sebelum diberikan kompres kayu manis terendah 4 dan tertinggi 7.
Sedangkan setelah diberikan kompres kayu manis diperoleh rata-rata 3,93 dengan standar deviasi 0,961.
Tingkat nyeri terendah pada lansia adalah 2 dan tertinggi adalah 6.

Beranda lanjutan: https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/1


ISBN: 978-602-6697-63-9 17

Tabel 3. Efektivitas kompres kayu manis dan jahe


Ukuran efek Efek suze
Perbedaan
(Abu-abu dan (Kerby)
Kinnear)
Sebelum dan sesudah jahe
0,924 0,925
kompres
Sebelum dan sesudah kayu
0,790 0,792
manis
kompres
Efektivitas kompres jahe menunjukkan ukuran efek 0,924 dan 0,925 (efek besar), efektivitas
kompres kayu manis adalah 0,790 dan 0,792 (efek besar). Menurut Cohen ukuran efeknya adalah
0,10 (efek kecil), 0,30 (efek sedang), 0,50 (efek besar).

Karakteristik responden
Berdasarkan hasil tersebut, terjadinya osteoarthritis sejalan dengan bertambahnya usia. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa toleransi terhadap nyeri meningkat seiring dengan
bertambahnya usia seseorang, semakin bertambahnya usia seseorang, pemahaman tentang nyeri dan upaya
mengatasinya semakin meningkat, dimana orang dewasa terkadang melaporkan nyeri jika bersifat patologis
dan rusak secara fungsional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang menemukan bahwa osteoarthritis ternyata 10 kali lebih sering terjadi pada
wanita dibandingkan pria. Hal ini diperkirakan karena pada usia 50-80 tahun wanita mengalami penurunan
hormon estrogen yang signifikan.

Nyeri sebelum dan sesudah aplikasi kompres jahe dan kayu manis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat nyeri menurun sebelum dan sesudah diberikan
intervensi kompres jahe. Hal ini membuat kompres jahe dapat digunakan sebagai terapi bagi lansia yang
mengalami nyeri osteoarthritis. Jahe mengandung oleoresin seperti zingeron, gingerol dan shogaol. Oleoresin
memiliki potensi anti-inflamasi dan antioksidan yang kuat. Kandungan air dan minyak yang tidak mudah
menguap pada jahe berfungsi sebagai enhancer yang dapat meningkatkan permeabilitas oleoresin untuk
menembus kulit tanpa menyebabkan iritasi atau kerusakan pada sirkulasi perifer. [6] Kompres jahe
mengurangi nyeri sendi pada tahap transduksi, dimana pada tahap ini jahe mengandung gingerol yang
mengandung siklooksigenase yang dapat menghambat pembentukan prostaglandin sebagai mediator nyeri,
sehingga terjadi penurunan nyeri sendi.
Salah satu manfaat jahe adalah untuk mengobati osteoarthritis karena jahe mengandung enzim
cyclooxygenase yang dapat mengurangi peradangan pada penderita osteoarthritis. Selain itu jahe juga
memiliki efek farmakologi yaitu rasa panas dan pedas yang dapat meredakan nyeri, kaku, dan spasme otot
atau terjadinya vasodilatasi pada pembuluh darah. Pemberian kompres jahe selain untuk mengendurkan otot
atau bagian tubuh yang nyeri tetapi juga mengurangi intensitas nyeri. [7] Campuran air hangat dan parutan
jahe segar akan menimbulkan efek panas air hangat rimpang jahe segar dan pedas. Efek panas jahe dapat
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah, sehingga meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi rasa
sakit dengan menghilangkan produk inflamasi seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin yang
menyebabkan rasa sakit. Panas akan merangsang sel saraf untuk menutup sehingga transmisi impuls nyeri ke
sumsum tulang belakang dan otak dapat terhambat. [8]
Efek panas jahe dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan
sirkulasi darah dan penurunan rasa sakit dengan menghilangkan produk inflamasi seperti bradikinin,
histamin, dan prostaglandin yang menyebabkan rasa sakit. Panas akan merangsang sel saraf untuk menutup
sehingga transmisi impuls nyeri ke sumsum tulang belakang dari otak dapat terhambat. [9] Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari total 20 responden, skala nyeri tertinggi sebelum tindakan adalah skala 8,
sedangkan skala nyeri tertinggi setelah tindakan adalah skala 5. Secara keseluruhan skala nyeri rata-rata
pengurangan adalah 2,75. Pengukuran skala nyeri, didapatkan skala nyeri rendah yaitu 1 responden (5%),
nyeri sedang sampai nyeri rendah sebanyak 12 responden (10%) dan masih 2 responden (10%), nyeri sedang
sebanyak 3 responden (15%) .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara deskriptif sebelum dan sesudah kompres jahe jumlah
responden yang mengeluh nyeri pada skala 7-8 awalnya berjumlah 7 responden, kemudian menurun menjadi
1 responden, dan jumlah responden yang mengeluh nyeri berada pada skala 4-6 Awalnya 30 responden
kemudian menurun menjadi 24 responden, dan responden yang mengeluh nyeri skala 1-3 awalnya 4
kemudian meningkat menjadi 16 responden. Hal ini menggambarkan keberhasilan kompres jahe dalam
menurunkan skala nyeri osteoarthritis pada lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total 42
Beranda lanjutan: https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/1
ISBN: 978-602-6697-63-9 17
responden terdapat pengaruh yang signifikan pemberian kompres hangat dengan rebusan jahe terhadap
penurunan tingkat nyeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 57 responden, intensitas nyeri sebelum
diberikan kompres jahe hangat rata-rata 41.

Beranda lanjutan: https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/1


ISBN: 978-602-6697-63-9 19

Sedangkan intensitas nyeri setelah diberikan kompres jahe hangat rata-rata sebesar 26,02 dengan standar
deviasi 10,865. Ada pengaruh terhadap intensitas nyeri lansia sebelum dan sesudah aplikasi kompres jahe
hangat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi kompres jahe lebih efektif dalam menurunkan skala
nyeri sendi pada lansia dibandingkan dengan hanya menggunakan kompres air hangat, dapat dijadikan
sebagai alternatif penanganan nyeri sendi yang mudah dan murah pada lansia. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat nyeri menurun sebelum dan sesudah diberikan kompres kayu manis. Hal ini membuat kompres
kayu manis berperan dalam memberikan kenyamanan bagi lansia selama mengalami masalah osteoarthritis.
Kandungan minyak atsiri dalam kayu manis dapat membantu dalam proses penyerapan ke dalam kulit dan
untuk melihat manfaat kayu manis dalam mengurangi rasa sakit. Minyak atsiri yang terkandung dalam kulit
kayu manis mengandung eugeno yang memiliki rasa sangat pedas dan panas sehingga dapat membuka pori-
pori pada kulit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total 15 responden, tingkat nyeri sendi sebelum diberikan
kompres kayu manis sebagian besar responden mengalami nyeri sedang yaitu 10 responden (67%) dan nyeri
ringan sebanyak 5 responden ( 33%). Tingkat nyeri sendi setelah diberikan kompres kayu manis sebagian
besar responden berada pada tingkat nyeri ringan yaitu 12 responden (80%) dan nyeri sedang yaitu 3
responden (20%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kompres kayu manis terhadap perubahan
tingkat nyeri sendi pada lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 13 responden rata-rata skala nyeri
sebelum intervensi adalah 6,92, dengan selisih rata-rata 2,07, standar deviasi 0,954 dengan nilai minimal 5
dan nilai maksimal 8. Sedangkan pada skala nyeri setelah intervensi didapatkan nilai rata-rata 4,85

3.3 Efektivitas kompres kayu manis dan jahe


Efektivitas kompres jahe lebih efektif dibandingkan kompres kayu manis dalam mengurangi nyeri
karena jahe mengandung gingerol yang mengandung siklooksigenase yang dapat menghambat pembentukan
prostaglandin sebagai mediator nyeri sehingga mengakibatkan nyeri sendi menurun. Sehingga jahe dapat
dijadikan sebagai pengobatan alternatif non farmakologi untuk mengurangi nyeri. Sedangkan pada kelompok
kompres kayu manis kurang efektif karena penambahan kayu manis dalam air hangat semakin mendorong
pembuangan produk anti inflamasi yang dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga dapat mengurangi rasa
nyeri.
Kandungan rimpang jahe segar dan bahan aktifnya adalah oleoresin yang terdiri dari gingerol,
songaol, dan zingiberence yang merupakan homolog dari fenol melalui proses pemanasan. Degradasi panas
dari gingerol menjadi gingerone, shogaol, dan bahan lainnya dibentuk dengan memanaskan rimpang segar
dan kering pada suhu pelarut air 100˚C. Komponen jahe mampu menekan inflamasi dan mampu mengatur
proses biokimia yang mengaktifkan inflamasi akut dan kronis seperti osteoarthritis dengan menekan sitokin
dan kemokin proinflamasi yang dihasilkan oleh sinoviosit, kondrosit, dan leukosit. Jahe dapat secara efektif
menghambat ekspresi kemokin. [11]
Penambahan campuran kayu manis dalam terapi kompres hangat dapat lebih meningkatkan
pengurangan nyeri, karena kayu manis mengandung anti inflamasi dan anti rematik yang berperan dalam
proses penyembuhan inflamasi sendi yang terjadi pada osteoarthritis. Hal ini karena kayu manis mengandung
sinamaldehiod yang dapat menghambat proses inflamasi sehingga dapat mengatasi rasa sakit. Minyak atsiri
dalam kayu manis mengandung eugenol, dimana eugenol memiliki rasa yang sangat panas dan pedas
sehingga dapat membuka pori-pori kulit. Kayu manis, yang berperan dalam peradangan, berasal dari
cinnamaldehyde. Kandungan sinamaldehyde mampu masuk ke dalam tubuh secara sistemik melalui
pelebaran pori-pori kulit. Sinamaldehyde diduga mampu menghambat lipoxygenase, yang merupakan
mediator dalam tubuh yang mampu mengubah asam arakidonat bebas menjadi leukotrien,

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kompres jahe lebih efektif daripada kompres
kayu manis dalam mengurangi nyeri dengan nilai effect size kompres jahe 0,29 (efek sedang) dan kompres
kayu manis 0,25 (efek sedang).

REFERENSI

Beranda lanjutan: https://conferenceproceedings.ump.ac.id/index.php/pshms/issue/view/1

Anda mungkin juga menyukai