1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
Pengaruh Stretching Exercise Terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi Lutut Pada
Pasien Osteoartrtis
ABSTRAK
Osteoartritis merupakan suatu penyakit sendi degeneratif yang terjadi karena proses inflamasi kronis pada sendi
dan tulang sekitar sendi. Salah satu penatalaksanaan non Farmakologi yaitu dengan stretching exercise.
Stretching Exercise dapat mengurangi nyeri sendi lutut dengan mengunakan tekhnik latihan gerakan tubuh baik
secara aktif maupun pasif. Tujuan penelitian untuk mengetahui Pengaruh Stretching Exercise Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Sendi Lutut pada Pasien Osteoartritis. Jenis penelitian adalah pra eksperiment dengan
pretest and postest one group design. Penelitian dilaksanakan Di Puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo.
Populasi seluruh pasien Osteoartritis di Puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo dengan Jumlah sampel yang
diperoleh dari tekhnik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh stretching
exercise terhadap penurunan skala nyeri sendi lutut pada pasien Osteoartritis dengan p-value (0,000) < α (0,05).
Saran diharapkan agar terapi ini dapat diberikan dalam upaya pencegahan serta penanganan nyeri sendi lutut
atau gangguan muskuloskeletal.
ABSTRACT
Osteoarthritis is a degenerative joint disease that occurs due to chronic inflammatory processes in the joints and
bones around the joints. One of the non-pharmacological management is stretching exercise. Stretching Exercise
can reduce knee joint pain by using body movement training techniques both actively and passively. The aim of
the study was to determine the effect of stretching exercise on the reduction of the scale of knee joint pain in
patients with osteoarthritis. The population of all Osteoarthritis patients in the South City Health Center of
Gorontalo City with the number of samples obtained from the accidental sampling technique. There is an effect
of stretching exercise on decreasing the knee joint pain scale in patients with Osteoarthritis with p-value (0,000)
<α (0.05). This therapy can be given in an effort to prevent and treat knee joint pain or musculoskeletal
disorders.
PENDAHULUAN
Osteoartritis (OA) merupakan khas dari penyakit osteoartritis berupa
suatu penyakit yang berkembang dengan nyeri pada persendian. Nyeri sendi adalah
perlahan tetapi merupakan penyakit aktif suatu peradangan sendi yang ditandai
degenerasi kartilago artikular yang dengan pembengkakan sendi, warna
berhubungan dengan simptom-simptom kemerahan, panas, nyeri dan terjadinya
seperti nyeri sendi, kekakuan, dan gangguan gerak. Pada keadaan ini pasien
keterbatasan pergerakkan (Padila, 2013). akan sangat terganggu, apabila lebih dari
Handono (2013), menambahkan gejala satu sendi yang terserang. Nyeri pada
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 1
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
persendian akan berdampak pada sebanyak 79.5 dan diperkirakan data ini
keterbatasan mobilitas pasien tetapi akan meningkat setiap tahunnya
dikhawatirkan akan terjadi hal yang paling (Riskesdas, 2013).
ditakuti apabila nyeri tidak tertangani Saat ini banyak terdapat penelitian
dengan baik yaitu menimbulkan kecacatan baru yang dapat digunakan sebagai upaya
seperti kelumpuhan dan gangguan dalam penurunan skala nyeri sendi lutut
aktivitas hidup sehari-hari (Lukman & yaitu dengan terapi non-farmakologi salah
Ningsih, 2012). satunya adalah stretching exercise. Yandri
Menurut World Health (2011) mengemukakan bahwa Stretching
Organization (WHO) tahun 2016, Exercise merupakan salah satu terapi
osteoartritis merupakan penyakit latihan untuk mempercepat penyembuhan
muskuloskeletal yang paling sering terjadi. dari suatu injuri/penyakit tertentu yang
Prevalensi osteoartritis lutut di dunia yaitu dalam pelaksanaanya mengunakan latihan
sebesar 3.8% dan osteoartritis pinggul – latihan gerakan tubuh baik secara aktif
sebesar 0.85%. Tidak dijumpai perubahan maupun pasif (dalam Sari dan Pamungkas,
yang bermakna terhadap prevalensi 2011). Stretching merupakan suatu
osteoartritis dari tahun 1990 hingga 2010. aktivitas meregangkan otot untuk
Sementara, prevalensi rheumatoid arthritis meningkatkan fleksibilitas otot dan
di dunia yaitu sebesar 0.24% tanpa jangkauan gerakan persendian. The
dijumpai perubahan bermakna selama 20 Crossfit Journal Article (2016)
tahun lamanya. WHO juga mengemukakan bahwa stretching sangat
mengungkapkan bahwa prevalensi nyeri efektif dilakukan untuk meningkatkan
rematik di beberapa negara Asean adalah, fleksibilitas otot dan sendi sehingga dapat
26.3% Bangladesh, 18.2% India, 23.6- memberikan efek penurunan atau hilangnya
31.3% Indonesia, 16.3% Filipina, dan rasa nyeri pada persendian. Latihan ini juga
14.9% Vietnam. dapat meningkatkan aliran darah, juga
Data Riset Kesehatan Dasar memperkuat tulang (dalam Rahmiati, 2017).
(Riskesdas) tahun 2013, di Indonesia pada Fenomena di ruang rawat jalan yang
tahun 2007-2013, prevalensi rematik dapat sering dijumpai di lapangan adalah perawat
ditemui pada usia lebih sama dengan atau seolah hanya terfokus pada intervensi
>15 tahun terdapat 30.3 % pada tahun farmakologinya saja. Pasien mengeluh sudah
2007 dan mengalami penurunan pada capek untuk selalu minum obat dan
mengatakan sudah tidak mau lagi untuk
tahun 2013 yaitu menjadi 24.7%.
mengkonsumsi obatnya lagi karena merasa
Sedangkan data penderita rematik di
tidak kunjung sembuh. Dari hasil studi
Indonesia berdasarkan jenis kelamin
pendahuluan ini juga didapatkan belum
cenderung terjadi pada perempuan
pernah ada penatalaksanaan non farmakologi
dibandingkan laki-laki dengan prevalensi
gangguan nyeri sendi lutut pada pasien
34%. Sementara itu, di Provinsi Gorontalo, osteoartritis. Peneliti merasa perlu dilakukan
prevalensi penyakit osteoartritis ditemukan
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 2
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
adanya upaya untuk memperbaiki kondisi orang. Analisis data menggunakan uji t-
pasien tersebut. test dengan tingkat kemaknaan α (0,005).
Puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo
METODE berada di ibukota Provinsi Gorontalo yang
Jenis penelitian ini menggunakan Metode dibangun pada tahun 1969 dan
Pre-Eksperimen dengan menggunakan dimanfaatkan sebagai pusat kesehatan
rancangan penelitian One-Group Pretest- masyarakat utama atau tempat pelayanan
Posttest Design. Penentuan sampel kesehatan di Kota Selatan Kota Gorontalo.
dilakukan dengan cara accidental Puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo
sampling, jumlah sampel sebanyak 15 beralamatkan di Jalan Moh. Yamin, Limba
B, Kota Selatan, Kota Gorontalo.
HASIL
Tabel 1. Distribusi Demografi Responden.
Variabel (n) (%)
Usia
25-35 tahun 6 40
36-45 tahun 4 26.7
46-55 tahun 2 13.3
56-65 tahun 3 20
Total 15 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 6 40
Perempuan 9 60
Total 15 100
Pendidikan Terakhir
SD/Sederajat 7 46.7
SMP/Sederajat 5 33.3
SMA/Sederajat 3 20
Total 15 100
Pekerjaan
Tidak Bekerja 6 60
Bekerja 9 40
Total 15 100
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 3
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
Tabel 3. Perbedaan Perubahan Skala Nyeri Sendi Lutut pada Pasien Osteoartritis Sebelum dan
Sedudah Stretching Exercise
Nilai Nyeri Sendi Lutut
Responden Keterangan
Sebelum Sesudah
Responden 1 6 2 Menurun
Responden 2 6 2 Menurun
Responden 3 7 5 Menurun
Responden 4 8 4 Menurun
Responden 5 8 4 Menurun
Responden 6 7 3 Menurun
Responden 7 7 4 Menurun
Responden 8 6 3 Menurun
Responden 9 8 4 Menurun
Responden 10 6 3 Menurun
Responden 11 6 3 Menurun
Responden 12 7 4 Menurun
Responden 13 5 3 Menurun
Responden 14 6 3 Menurun
Responden 15 6 2 Menurun
Rata-rata 6.80 3.27
Tabel 4. Pengaruh Stretching Exercise terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi Lutut pada Pasien
Osteoartritis
Mean CI
Pre test Post test p Value
Variabel Difference
(Mean (SD)) (Mean (SD))
Lower Upper
Nyeri 6.8000 3.2667 3.53333 3,12175 3,94492 0,000
(1.20712) (.88372)
gerakan pada otot paha, perut, pergelangan baik terutama dalam kemampuan
kaki, pinggang, dan betis. Setelah mobilisasi (Jabbour & Sales, 2014).
dilakukan latihan peregangan selama 5-10 Menurut American College of Sports
menit sebelum beraktifitas, otot akan Medicine (ACSM) untuk mendapatkan
merasa lebih rileks dan nyaman sehinga hasil yang optimal dalam melakukan
dapat terhindar dari cedera otot yang dapat peregangan khususnya bagi penderita OA
menyebabkan rasa nyeri. Manfaat dari dibutuhkan waktu 15-20 menit untuk
latihan peregangan yaitu meningkatkan setiap pelaksanaannya dengan frekuensi
kebugaran fisik dengan cara memperlancar tiga kali dalam seminggu (Suwardana,
transportasi zat-zat yang diperlukan tubuh 2012).
dan pembuangan sisa-sisa zat yang tidak Dari hasil penelitian terdapat satu
diperlukan oleh tubuh. Manfaat orang yang mengalami penurunan tingkat
selanjutnya adalah mengoptimalkan nyeri yang signifikan yaitu sebelum
gerakan, dengan cara mengulur otot-otot intervensi stretching exercise berada dalam
ligament, tendon, dan persendian sehingga kategori skala nyeri berat dan setelah
dapat bekerja secara optimal (Suharjana, intervensi berubah menjadi skala ringan.
2013). Menurut peneliti kondisi ini disebabkan
Sejalan dengan penelitian responden tersebut berada dalam rentang
Suhartono (2013), bahwa “dari 16 usia 25-35 tahun. Secara teori, usia 25-35
responden didapatkan nilai probabilitas (P) tahun merupakan usia produktif yang
= 0,000 yang artinya terdapat pengaruh biasanya seseorang akan lebih banyak
stretching exercise therapy terhadap melakukan aktivitas fisik yang
tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat membutuhkan tenaga lebih untuk dapat
mobilitas pada lansia”. Stimulus stretching menopang pekerjaannya. Sehingga
exercise therapy akan mencapai otak menyebabkan ketegangan otot (kelelahan)
terlebih dahulu sehingga menutup gerbang hingga nyeri sendi pada lututnya (Price
nyeri dan persepsi nyeri tidak muncul, dan Wilson, 2013). Akan tetapi pada usia
dengan latihan teratur dapat memberikan itu pula seseorang masih akan mengalami
manfaat untuk kebugaran tubuh dan sendi masa pertumbuhan termasuk dengan
akan dapat melakukan pergerakan dengan persendiannya sehingga proses
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 6
JNJ
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
persendian mengalami penurunan setelah skala nyeri sendi lutut pada pasien
menyatakan bahwa ketika berat badan terendah adalah 2 dengan kategori nyeri
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 7
JNJ
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
ringan (1-3) dengan nilai rata-rata (mean) Lampung Tahun 2011. Skripsi.
3.27. Analisa data dihasilkan nilai Sig (2- UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Handono. (2013). Hubungan Antara
talled) sebesar 0,000 (< 0,05). Maka
Penyesuaian Diri Dan Dukungan
disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima Sosial Terhadap Stres Lingkungan.
dengan demikian ada pengaruh pemberian Helmi. (2012). Buku Ajar Gangguan
Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba
terapi stretching exercise terhadap
Medika.
penurunan skala nyeri sendi lutut pada Ismayadi. (2014). Asuhan Keperawatan
pasien Osteoartritis di Puskesmas Kota Dengan Reumatik (Artritis
Reumatoid) Pada Lansia.
Selatan Kota Gorontalo.
Jabbour & Sales. (2014). Prostalglandin
Ahmed. (2012). Receptor Signalling And Function
in Human Endometrial Pathology.
Kawiyana. (2011). Interleukin-6 dan
DAFTAR PUSTAKA Rank-ligand yang Tinggi Sebagai
Faktor Resiko Terhadap Kejadian
A Study On Prescribing Patterns In The Osteoporosis Pada Wanita Pasca
Management of Arthtritis in the Menopause Defisiensi Estrogen.
Departement of Orthopaedics. Program studi Ilmu Kedokteran
Scholar Research Libray. Pasca Sarjana Universitas
Anelia, Nicky. (2013). Efektifitas Latihan Udayana.
Kekuatan Otot Terhadap (http://download.portalgaruda.org/
Kemampuan Mobilisasi Pasien article.php?article=13182&val=9
dengan Fraktur di Ruang Rawat 27).
Anggrek Tengah Kanan RSUP Lailani, Tuti Marinus. (2013). Hubungan
Persahabatan. antara Peningkatan Indeks Massa
Azkadina. (2017). Exercise Therapy. Tubuh dengan Kejadian Nyeri
(https://www.dictio.id/t/apa-yang- Punggung Bawah pada Pasien
dimaksud-dengan-terapi-latihan- Rawat Jalan di Poliklinik Saraf
pada-fisioterapi/12968). RSUD Dokter Soedarso Pontianak.
Budiman. (2013). Penelitian Kesehatan. Naskah Publikasi. FK Universitas
Buku pertama. Bandung : PT Tanjungpura.
Refika Aditama. Lukman & Ningsih. (2012). Asuhan
Defriyan. (2011). Faktor-faktor yang Keperawatan Pada Klien Dengan
Berhubungan dengan Keluhan Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Nyeri Punggung Bawah pada Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika.
Proses Penyulaman Kain Tapis di Notoadmodjo. (2012). Metodologi
Sanggar Family Art Bandar
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 8
JNJ
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 9
JNJ
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 10