Anda di halaman 1dari 10

PENGALAMAN PASIEN DIABETES MELITUS DALAM

BERADAPTASI DENGAN PENYAKIT KRONIS YANG DIALAMINYA

THE EXPERIENCE OF PEOPLE WITH DIABETES MELITUS


IN ADAPTING WITH CHRONIC DISEASE

MT. Arie Lilyana1, Ninda Ayu Prabasari


1
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya
Telp. (031) 99005299
Email: arie.lilyana8@gmail.com, arie@ukwms.ac.id,
prabasariayuninda@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Diabetes Melitus (DM) merupakan sindrom metabolik yang menyebabkan kadar glukosa
dalam darah yang tinggi dan tidak terkontrol, dan bersifat kronik. Penyakit kronis harus mendapatkan
penatalaksanaan seumur hidup untuk mencegah komplikasi penyakit, sehingga membutuhkan kemampuan
dalam beradaptasi. Metode: Desain kualitatif fenomenologi dipilih untuk mendapatkan informasi yang
individual dan mendalam. Lima orang partisipan ditentukan dengan purposive sampling. Wawancara
mendalam dilakukan dengan menggunakan alat perekam, panduan wawancara semi terstruktur, dan
catatan lapangan. Pendekatan Colaizzi’s Qualitative content analysis menghasilkan tema: penemuan
komplikasi penyakit menegakkan diagnosis DM, kepatuhan penatalaksanaan terapi mengurangi gejala
komplikasi, adjustment penatalaksanaan non farmakoterapi DM, faktor pendukung adaptasi dengan kondisi
sakit. Hasil penelitian: penelitian ini menyimpulkan penatalaksanaan DM dilakukan dengan cara konsumsi
terapi hipoglikemi rutin dan diet agar tetap dalam kondisi sehat, sementara tatalaksana terapi lainnya dilakukan
hanya berdasarkan pengalaman dan kebiasaan saja. Rekomendasi: penelitian ini perlunya intervensi untuk
meningkatkan kemampuan adaptasi dengan penyakit kronis pasien DM.

Kata kunci: Adaptasi, Diabetes Melitus, Pengalaman, Penyakit kronis

ABSTRACT
Introduction: Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic syndrome that causes high levels and
uncontrolled of blood glucose. Chronic illness should have longterm management to prevent disease
complications, requiring adjusment. Methods: This research is Qualitative study using phenomenological
study approach in-depth interview was used as data collection. Five participants were determined by purposive
sampling. In-depth interviews were conducted using recording devices, semi-structured interview guides, and
field notes. Colaizzi's Qualitative content analysis was used for study analysis. Result showed 4 themes were
found: 1) finding of disease complications establishing diagnosis of DM, 2) adherence to treatment reducing
the symptoms of complications, 3) adjustment of non-pharmacotherapy management of DM, 4) enabling
factors of chronic illness conditions. Conclusion: DM management was done by taking routine hypoglycemic
therapy and diet to maintain healthy condition, while other treatment and management were done on life
experience and habits. Recommendation: interventions for improving adaptation skills in chronic disease
management especially DM were needed.

Keywords: Adaptation, Diabetes Melitus, Experience, Chronic Illness

PENDAHULUAN berkurangnya sekresi insulin dari sel beta


Diabetes Melitus (DM) merupakan pankres atau penurunan dari sensitivitas
penyakit metabolik penyebab gangguan jaringan terhadap insulin (Stanley, Blair,
dalam metabolisme glukosa akibat dan Beare, 2005). Insulin yang jumlahnya

Nursing Current Vol. 5 No. 1, Januari 2017 – Juni 2017 33


berkurang mengakibatkan kadar glukosa dukungan internal maupun eksternal
dalam darah tinggi, namun kadar glukosa pasien DM. Kemampuan tersebut nampak
yang tinggi dalam darah tersebut tidak melalui kemampuan beradaptasi sebagai
dapat dipergunakan sebagai sumber energi respon pada perubahan kondisi kesehatan
bagi sel (Silbernagl, 2006). Kadar glukosa saat ini serta dalam menjalankan terapi
darah yang tinggi dan tidak terkontrol DM seumur hidupnya. Kemampuan
akan mengakibatkan komplikasi bagi beradaptasi tersebut bermanfaat untuk
pasien DM, komplikasi yang terjadi mengurangi angka kesakitan dan kematian
tersebut dapat bersifat akut maupun serta meningkatkan kualitas hidup pasien
kronik. Pengelolaan dengan tepat DM.
diharapkan mampu mencegah komplikasi
makrovaskuler dan mikrovaskuler, karena Perawat memiliki peran dalam tiap bagian

komplikasi yang muncul mengakibatkan permasalahan pasiennya untuk melakukan

pengelolaan DM semakin kompleks. tindakan pencegahan, promotif,


pengobatan, serta pemulihan pada masa
Komplikasi DM dapat dicegah melalui sehat dan sakit individu. Perawat
pengelolaan DM dengan cara diet, senam memiliki peranan yang penting dalam
sebagai bentuk aktivitas fisik, terapi adaptasi dengan perubahan kondisi
farmakologi dengan oral hipoglikemi kesehatan pasien sebagai tindakan
maupun insulin serta edukasi terutama pencegahan agar terhindar dari komplikasi
untuk cek gula darah rutin dan perawatan DM. Peran perawat untuk membantu
kaki. Perubahan status kesehatan dengan mengatasi permasalahan yang dihadapi
penyakit kronis dan harus menjalankan pasien diawali melalui pengkajian yang
hidup sehat seumur hidupnya sistematik dan komprehensif untuk
membutuhkan kemampuan adaptasi yang menegakkan diagnosa keperawatan serta
baik. Kemampuan adaptasi yang baik pada akhirnya menentukan intervensi dan
akan berpengaruh dalam kepatuhan hasil akhir yang sesuai dengan tujuan
menjalankan pengobatan DM seumur pasien. Berdasarkan kenyataan di atas,
hidup serta mencegah komplikasi dan maka peneliti tertarik untuk melakukan
mempertahankan kualitas hidup individu. pengkajian kemampuan adaptasi pasien
Kemampuan menjalankan DM untuk menerapkan 4 pilar
penatalaksanaan terapi DM seumur hidup penatalaksanaan DM dalam kasus nyata di
tersebut sangat dipengaruhi oleh layanan melalui penelitian kualitatif ini.

34 Nursing Current Vol. 5 No. 1, Januari 2017 – Juni 2017


Penelitian ini diharapkan dapat jaminan kesehatan dari pemerintah untuk
memberikan gambaran pengalaman mendapatkan terapi pengobatan DM baik
pasien dengan DM untuk beradaptasi oral hipoglikemi maupun insulin.
dengan kondisi sakitnya, serta bermanfaat
untuk menentukan intervensi yang tepat HASIL
bagi individu.
Hasil analisis tematik dalam penelitian ini
sebanyak 4 tema teridentifikasi, yaitu:
METODE penemuan komplikasi penyakit
Penelitian ini menggunakan metode menegakkan diagnosis DM, kepatuhan
penelitian kualitatif dengan pendekatan penatalaksanaan terapi mengurangi gejala
fenomenologi untuk menggali komplikasi, adjustment penatalaksanaan
pengalaman 5 partisipan DM dalam non farmakoterapi DM, faktor
beradaptasi dengan perubahan status pendukung adaptasi dengan kondisi sakit.
kesehatannya akibat penyakit kronis yang
dialami (Polit & Beck, 2010). Pengalaman Tema 1: Penemuan komplikasi penyakit
partisipan dengan bebas diungkapkan dan menegakkan diagnosis DM ini memiliki
digali secara alami tanpa ada manipulasi pengertian bahwa partisipan baru
melalui metode penelitian kualitatif ini. menyadari mengalami DM setelah
Pengalaman yang tergali tersebut akan mengalami penyakit tertentu dan telah
digambarkan dan dijelaskan dalam bentuk mendapatkan pengobatan namun tidak
narasi sebagai hasil penelitian (Creswell, kunjung sembuh. Hal ini didukung
1998). Karakteristik partisipan penelitian pernyataan partisipan yaitu:
yaitu berusia sekitar 44– 60 tahun. Jenis “Keluhannya itu pertama saya ada abses
kelamin partisipan sebanyak 2 orang di pantat. Setelah saya bawa ke
perempuan dan 3 orang laki-laki. Tingkat dokter..saya ada abses di pantat. Setelah
pendidikan partisipan mulai SD sampai saya bawa ke dokter umum, dokter umum
dengan SMA. 4 partisipan masih aktif tidak berani untuk membuka absesnya.
bekerja sebagai wirausaha, sedangkan 1 Dilanjutkan untuk dirujuk ke dokter
orang partisipan pensiunan. Partisipan penyait dalam, setelah dirujuk ke penyakit
penelitian mengalami DM minimal 2 dalam disarankan untuk opname rawat
tahun dan paling lama adalah 12 tahun. inap. Dicek secara acak....gula darah
Partisipan seluruhnya mendapatkan saya 530”(P2, l.10-15).

Nursing Current Vol. 5 No. 1, Januari 2017 – Juni 2017 35


Partisipan mengungkapkan penyakit DM hipoglikemi secara rutin maka
diketahui setelah dilakukan pemeriksaan penyakitnya akan sembuh ditandai dengan
kadar gula darah, dan dengan terapi DM keluhan gatal di badan berkurang dan
baik oral hipoglikemi maupun insulin partisipan bebas untuk makan sesuai
yang dikonsumsi rutin mampu keinginannya.
mengurangi komplikasi penyakit ke arah
perbaikan. Tema ke-3 Adjustment penatalaksanaan
non farmakoterapi DM memiliki
Tema 2: Kepatuhan penatalaksanaan pengertian yaitu partisipan mengatur
terapi mengurangi gejala komplikasi ini penatalaksanaan terapi DM sesuai dengan
memiliki pengertian bahwa partisipan kondisi dan kesibukan harian partisipan.
penelitian mengkonsumsi terapi Terapi non farmakologi yang harus
hipoglikemi karena merasakan dijalani antara lain diet sesuai anjuran,
dampaknya. Terapi hipoglikemi yang olahraga fisik, perawatan kaki serta cek
rutin dikonsumsi bermanfaat untuk gula darah rutin. Namun karena berbagai
mengurangi gejala penyakit yang dialami kondisi yang tidak memungkinkan, maka
partisipan. Pernyataan pendukung dari partisipan menyesuaikan dengan kegiatan
tema ini disampaikan oleh partisipan 4 atau aktifitas harian seperti sebelum sakit.
yaitu: Tema ini didukung sub tema pengaturan
“Iya, pokoknya nggak gatel, habis minum diet sesuai kondisi partisipan dan
obat ini nggak gatel (P4, l.43). Kalau pengaturan aktifitas fisik disesuaikan
ndhak minum obat ini sebelum makan, dengan kondisi. Sub tema pengaturan diet
mesti gatel. (P.4.l.45)”. sesuai kondisi disampaikan oleh
partisipan 1 dan 6. Partisipan 1
Partisipan 4 mengalami kesulitan untuk menyatakan telah mendapatkan informasi
mentaati diet sesuai anjuran pemberi bahwa porsi makan harian hanya
layanan kesehatan. Partisipan 4 diperkenankan sebanyak 4 sendok makan
mengungkapkan mengalami ketakutan untuk takaran nasi sekali makan.
apabila porsi makan harian berkurang Partisipan 1 tidak dapat mengikuti anjuran
jumlahnya, maka berat badannya akan diet tersebut karena masih merasa lapar
cenderung turun. Sehingga partisipan dan tidak terbiasa untuk makan selingan
merasa apabila telah mengkonsumsi oral

36 Nursing Current Vol. 5 No. 1, Januari 2017 – Juni 2017


di luar jadwal makan rutin. Pernyataan dan 6. Contoh pernyataan tersebut sebagai
partisipan 1 tersebut: berikut:
“Iya…tapi saya (sambil senyum “Ya maunya sih kepingin sembuh gitu.
bersama), Tapi saya ya nggak empat (P6, l.273). Iya. Kalau nggak didorong
sendok…satu piring, ya masih kurang dari apa istilahnya …diri sendiri terus
kalau empat sendok….Masih lapar (P1. dari mana lagi.” (P6, l.275-276).
l.59-61, 63). Temannya ya.. Tapi nggak
pernah nyemil saya. Ya wes.. mari makan Sub tema dukungan dari orang sekitar
ya sudah, nggak suka nyemil. Ya itu saja diungkapkan oleh partisipan 1 yaitu:
sudah (P1. l.71-73)”. “Terus kalau ke dokter kan…ada yang
begini-begini. Nggak po po bu, ojok cilik
Partisipan 6 juga telah mendapatkan ati gitu..ya teman-teman yang sakit sakit
edukasi dari ahli gizi bahwa porsi makan gitu.”(P1, l.111-113).
nasi hanya 5 sendok untuk pagi dan
malam hari, sedangkan siang hari 7 Pengalaman pembelajaran dari orang
sendok makan takar nasi. Namun sekitar diungkapkan oleh partisipan 5,
partisipan 6 merasakan badan lemah yaitu:
apabila mentaati anjuran tersebut, “Iya..saya atasi sendiri..ya tidak
sehingga mengatur porsi makannya sampek..kan bahaya kalau tidak dianu
sedemikian rupa agar tetap bertenaga saat sendiri kan, diabet itu kan bahaya. (P5,
bekerja. l.101-102) Kan takutnya kan ke organ
lain…kan teman-teman saya banyak yang
Tema ke-4 yaitu faktor pendukung sudah meninggal. Banyak, diabet banyak.
partisipan untuk beradaptasi dengan Teman-teman itu banyak…akhirnya kena
kondisi sakit dan perubahan pola hidup. jantung, matanya buta dia…. (P5, l.104-
Tema ini didukung oleh sub tema 108) kan blawur matanya itu kena diabet
dukungan dan kesadaran dari dalam diri terlalu tinggi, akhirnya dia
sendiri, dukungan dari orang sekitar serta meninggal.”(P5, l.110-111).
pengalaman pembelajaran dari orang
sekitar. Sub tema dukungan dan
kesadaran dari dalam diri sendiri
merupakan pernyataan partisipan 1, 2, 5

Nursing Current Vol. 5 No. 1, Januari 2017 – Juni 2017 37


PEMBAHASAN mengganggu pula hantaran nutrisi pada

Tema 1: Penemuan komplikasi penyakit jaringan perifer, akibatnya pemulihan

menegakkan diagnosis DM didukung jaringan yang rusak atau regenerasi

pernyataan partisipan 2 yang mengalami jaringan terhambat. Hal ini sesuai dengan

abses di pantat yang lama pengalaman partisipan mengalami

penyembuhannya, sehingga harus keluhan sakit seperti bisul, gatal dan abses

berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter yang lama dalam proses

penyakit dalam untuk mengontrol kadar penyembuhannya. Penyebab utama

gula darah partisipan yang tinggi yaitu gangguan tersebut adalah kadar gula

530 mg/dl. Partisipan 4 mengungkapkan darah yang tinggi, namun tidak dapat

mengalami keluhan gatal di seluruh tubuh dipergunakan sebagai sumber energi

untuk waktu yang lama, setelah diperiksa terutama regenerasi jaringan tubuh.

ternyata kadar gula darah partisipan


Tema 2: Kepatuhan penatalaksanaan
tinggi. Partisipan 6 mengetahui kadar
terapi karena merasakan manfaat dari
gula darah tinggi akibat luka bisul di
rutin mengkonsumsi terapi oral
kakinya yang makin buruk meski telah
hipoglikemi mampu mengurangi gejala
diobati rutin, sehingga disarankan
penyakit yang dialami oleh partisipan 4,
menjalankan pengobatan DM untuk
yaitu: “Iya, pokoknya nggak gatel, habis
membantu penyembuhan lukanya. Kadar
minum obat ini nggak gatel (P4, l.43).
glukosa darah penderita DM perlu diatur
Kalau ndhak minum obat ini sebelum
dalam batas yang mampu ditoleransinya,
makan, mesti gatel. (P.4.l.45)”.
sehingga dapat dipergunakan sebagai
Komplikasi DM yang terjadi pada
sumber energi bagi jaringan tubuh.
jaringan ikat dan kulit merupakan dampak
Peningkatan kadar gula darah yang tidak
dari kerusakan biokimia sel dan jaringan
terkontrol dalam jangka panjang
ikat terutama sintesis dan struktur kolagen
mengakibatkan kerusakan pada banyak
serta aliran darah mikrovaskular kutan
jaringan serta pembuluh darah (Hall,
(Bilous & Richard, 2014). Partisipan 4
2014). Gangguan pembuluh akibat kontrol
mengalami gangguan akibat DM pada
gula darah yang tidak baik berdampak
jaringan kulit, dan dengan patuh
pada perubahan struktur dan fungsinya,
menjalankan terapi hipoglikemi mampu
sehingga menimbulkan gangguan aliran
mengontrol kadar gula darah meski tidak
darah ke jaringan. Gangguan aliran darah
patuh dalam menjalankan diet. Pernyataan

38 Nursing Current Vol. 5 No. 1, Januari 2017 – Juni 2017


tersebut diungkapkan partisipan 4 bahwa kalori harian, olahraga, cek kontrol darah
dengan mengkonsumsi terapi DM secara rutin, namun belum terpapar perlunya
rutin partisipan dapat bebas makan sesuai perawatan kaki yang rutin pula harus
keinginannya. Meski makan tanpa dilakukan. Pemahaman tersebut disadari
mentaati diet DM, partisipan tidak partisipan memiliki manfaat agar dapat
merasakan keluhan gatal seluruh tubuhnya hidup sehat, mampu beraktifitas secara
bila kadar gula darahnya yang tinggi. mandiri serta mencegah terjadinya
komplikasi akibat DM seperti stroke,
Tema ke-3 Adjustment penatalaksanaan kebutaan maupun berakhir dengan
non farmakoterapi DM dilakukan oleh kematian. Kunci utama terapi DM adalah
partisipan dengan cara mengatur diet dan modifikasi gaya hidup dengan
penatalaksanaan terapi sesuai dengan cara berolahraga untuk menurunkan berat
kondisi dan kesibukan harian partisipan badan dan meningkatkan kontrol
meskipun telah mendapatkan edukasi. glikemik. Manfaat diet bagi penderita DM
Kegiatan atau aktifitas harian partisipan adalah menurunkan berat badan pasien
yang masih usia produktif tidak DM dengan cara mengurangi deposit
memungkinkan untuk patuh menjalankan jaringan lemak tubuh. Penurunan deposit
program terapi. Tema ini didukung sub lemak mampu menurunkan resistensi sel
tema pengaturan diet sesuai kondisi terhadap insulin.
partisipan dan pengaturan aktifitas fisik
disesuaikan dengan kondisi. Partisipan 1 Tema ke-4 yaitu faktor pendukung
tidak mentaati dietnya karena masih partisipan untuk beradaptasi dengan
merasakan lapar dan tidak terbiasa untuk kondisi sakit dan perubahan pola hidup.
makan selingan di luar jadwal makan Perubahan pola hidup setelah terdiagnosis
rutin. Partisipan 6 merasakan badan lemah DM membutuhkan dukungan dalam
apabila mentaati anjuran tersebut, menyesuaikan diri, agar terbentuk pola
sehingga mengatur porsi makannya sesuai yang baru untuk beradaptasi dengan DM.
kebutuhan diri yang dirasakannya agar Tema ini didukung oleh sub tema
tetap bertenaga saat bekerja. Partisipan dukungan dan kesadaran dari dalam diri
keseluruhan memahami perawatan yang sendiri, dukungan dari orang sekitar serta
harus dilakukan pasien DM antara lain: pengalaman pembelajaran dari orang
mentaati jadwal konsumsi terapi DM, diet sekitar. Partisipan 6 memiliki kesadaran
yang sesuai untuk mencukupi kebutuhan

Nursing Current Vol. 5 No. 1, Januari 2017 – Juni 2017 39


untuk mengontrol kadar gula darahnya penderita DM harus patuh menjalankan
melalui diet dan terapi hipoglikemi. diet serta olahraga rutin. Partisipan 5
Pengalaman sakit bisul di kaki dalam mengungkapkan penderita DM
jangka waktu lama akibat gula darah yang seharusnya tetap aktif beraktifitas,
tinggi, merupakan faktor pendukung dari sehingga kondisi tidak semakin buruk.
dalam diri partisipan untuk mulai Kurang aktifitas dapat menyebabkan
merubah pola hidupnya dengan cara munculnya komplikasi seperti stroke,
menjaga pola makan dan patuh akibatnya pasien banyak tergantung dalam
menjalankan pengobatan DM. Partisipan pemenuhan kebutuhan harian dan hanya
adalah kepala keluarga yang ingin tetap berfokus pada pemenuhan asupan
berada dalam kondisi sehat agar tidak makanan dan dapat memperburuk kondisi
menjadi beban bagi anggota keluarga kesehatan penderita hingga berujung pada
lainnya. Sub tema dukungan dari orang kematian. Sistem pendukung dari dalam
sekitar diungkapkan oleh partisipan 1 diri sendiri adalah pengalaman sakit yang
yaitu: “Terus kalau ke dokter kan…ada merupakan momen yang tidak
yang begini-begini. Nggak po po bu, ojok menyenangkan sepanjang hidupnya.
cilik ati gitu..ya teman-teman yang sakit Sistem dukungan dari orang sekitar
sakit gitu.”(P1, l.111-113). Terdiagnosis dialami melalui dukungan semangat untuk
DM dan harus patuh dalam menjalankan tetap sehat dan aktif dari anggota keluarga
pengobatan serta pemahaman tentang lain, sedangkan dari lingkungan
komplikasi akibat DM yang berakhir komunitas mampu mempengaruhi
dengan kematian merupakan sumber perilaku untuk hidup sehat dan bagaimana
stress bagi partisipan 1 dalam penelitian beradaptasi dengan kondisi sakit.
ini. Berkat dukungan dari teman-teman Partisipan dengan penyakit kronik harus
sesama pasien DM yang dijumpainya saat memiliki kemampuan untuk beradaptasi
kontrol ke rumah sakit, mampu dengan kondisi penyakit kronis yang
memberikan penguatan bagi partisipan dialaminya dengan cara merestruktur
untuk beradaptasi dengan sakitnya. persepsi tentang pengalaman sakit dan
Pengalaman pembelajaran dari orang bagaimana melakukan manajemen diri
sekitar diungkapkan oleh partisipan 5 dengan kondisi sakitnya. Moonaghi, et al
berdasarkan pengalaman pembelajaran (2014).
dalam kehidupan kesehariannya bahwa

40 Nursing Current Vol. 5 No. 1, Januari 2017 – Juni 2017


KESIMPULAN Tema tersebut menggambarkan

Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 5 pengalaman individu dalam beradaptasi

orang terdiri dari 2 orang perempuan dan dengan penyakit kronis DM yang

3 orang laki-laki yang berusia sekitar 44 – dialaminya.

60 tahun. 4 orang partisipan masih aktif


bekerja dan 1 orang adalah pensiunan dan Partisipan seluruhnya memiliki

mengalami stroke. Partisipan dalam pemahaman tatalaksana DM adalah terapi

penelitian ini mengalami Diabetes Melitus farmakologi, diet, dan olahraga. Cek gula

(DM) sekitar 2 sampai dengan 12 tahun darah rutin merupakan suatu kebiasaan

dan mendapatkan terapi oral hipoglikemi saja, namun tidak memahami manfaat cek

dan insulin dengan mempergunakan gula darah secara rutin sebagai bagian

fasilititas jaminan kesehatan dari dalam tatalaksana DM. Tatalaksana

pemerintah. perawatan kaki rutin juga tidak ditemukan


sebagai salah satu tatalaksana DM pada

Hasil analisis tematik dalam penelitian partisipan penelitian. Kesimpulan dari

mendapatkan 4 tema berdasarkan hasil penelitian ini adalah: penatalaksanaan DM

wawancara dengan partisipan penelitian. dilakukan dengan cara konsumsi terapi

Tema yang diperoleh dari penelitian hipoglikemi rutin dan diet agar tetap

berjudul “Pengalaman Pasien Diabetes dalam kondisi sehat, sementara

Melitus dalam Beradaptasi dengan tatalaksana terapi lainnya dilakukan hanya

Penyakit Kronis yang Dialaminya” yaitu: berdasarkan pengalaman dan kebiasaan

penemuan komplikasi penyakit saja. Saran berdasarkan penelitian ini

menegakkan diagnosis DM, kepatuhan adalah bentuk edukasi yang bermanfaat

penatalaksanaan terapi mengurangi gejala bagi penderita DM untuk meningkatkan

komplikasi, adjustment penatalaksanaan kesadaran dalam kepatuhan menjalankan

non farmakoterapi DM, faktor penatalaksanaan DM seumur hidup.

pendukung adaptasi dengan kondisi sakit.

Nursing Current Vol. 5 No. 1, Januari 2017 – Juni 2017 41


UCAPAN TERIMAKASIH
Ketua LPPM Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya
Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya
Seluruh Partisipan yang berpartisipasi dalam penelitian ini serta semua pihak yang berkenan
berpatisipasi dalam penelitain ini

REFERENSI
Black, Joyce M., Jane Hokanson Hawks. (2009). Medical-Surgical Nursing: Clinical
Management for Positive Outcome.(8th Ed). USA: Elsevier Inc.

Bilous, Rudy & Richard Donelly. (2014). Buku Pegangan Diabetes Edisi ke 4. Jakarta:
Bumi Medika

Creswell, John W. (1998). Qualitatif Inquiry and Research design : Choosing among five
Tradition. USA: Sage Publication Inc.

Dunning, Trisha. (2003). Care of People with Diabetes. USA: Blackwell Publishing Ltd.

Guyton, A.C., John E. Hall. ( 2006). Textbook of Medical Physiologi (11th Ed).
Pennsylvania: Elsevier Inc.

Hall, John E. (2014). Guyton dan Hall: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Singapore:
Elsevier
Moonaghi, Hossein Karim, Hossein Namdar Areshtanab, Leila Jouybari, Mohammad
Arshadi Bostanabad, Heather McDonald. (2014). Facilitators and Barrier of
Adaptation to Diabetes: Experience of Iranians patients. Journal of Diabetes and
Metabolics Disorders. diunduh di: http://www.jdmonline. com/content/13/1/17

Polit, Denise F., Cheryl Tatano Beck. (2010). Nursing Research: Generating and Assesing
Evidence for Nursing Practice. China: Lippincott Williams and Wilkins

Silberngl, Stefan., Florian Lang. (2006). Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta:
EGC

Stanley, Mickey., Kathryn A. Blair., Patricia Gauntlett Beare., (2005). Gerontological


Nursing : Promoting Successful Aging with Older Adult.(3rd ed). Philadelphia: F.A
Davis Company.

42 Nursing Current Vol. 5 No. 1, Januari 2017 – Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai