Anda di halaman 1dari 32

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL STIKes

DHARMA HUSADA BANDUNGTAHUN


AKADEMIK 2023/2024

Mata Kuliah : Penelitian Dalam Kebidanan


Semester : Alih Jenjang
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 17 Februari 2024
Waktu : 08.30 - Selesai
Program Studi : S1 Kebidanan & Profesi
Dosen : Santi Deliani Rahmawati, M.Epid.
Kelompok : Kelopmpok 6
Anggota Kelompok :

1. MIRELA MIESYE H 4008230135


2. MURNI KURNIA 4008230070
3. NEINA NURFITRIANI 4008230219
4. NENDEN SUMSUMIATI 4008230027
5. NENG RISA PEBRIANTI 4008230127

Jawaban :

1. Perhatikan soal berikut!


a. Buatlah tujuan penelitian yang mencakup:
1) Estimasi (proporsi atau rerata);
Jawaban :
- Semua ibu bersalin yang datang ke puskesmas di bagi menjadi 2, kelompok
intervensi dan kelompok intervensi tes awal (pretest) sesudah diberikan
perlakukan

2) Uji hipotesis (beda proporsi atau beda rerata).


Jawaban :
- Pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus uji
hipotesis beda proporsi :
n=⸨z1-α/2√2P(1-P)+z1-B/2√2P1(1-P1)+P2(1–P2)⸩2
─────────────────────────────────
(P1 – P2)2

Keterangan n : Besar sampel


z1-α/2 : Standar normal deviasi untuk α (5% atau 0,05 daapat dilihat dari table distribusi z)
z1-B/2 : Standar normal deviasi untuk β (10% atau 0,01 daapat dilihat dari table distribusi
z)
P1 : Proporsi yang digunakan peneliti adalah 70% = 0,7
P2 : Proporsi yang digunakan peneliti adalah 30% = 0,3
P : Proporsi gabungan (P1 + P2)
P1 – P2 : Perbedaan proporsi yang dianggap bermakna

n₌⸨1,96√2.05(1–0,5)+1,64√0,7(1–0,7)+0,3(1–0,3)⸩2
─────────────────────────────────
(0,7 – 0,3)2
n ₌ 5,43 ─── 0,8
n = 6,7 dibulatkan 7
b. Carilah penelitian terdahulu terkait studi di atas.

PENGARUH AROMATERAPI MAWAR TERHADAP NYERI


PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI PUSKESMAS
BATANG PANE II KECAMATAN HALONGONAN
TIMUR KABUPATEN PALUTA
TAHUN 2020

Laporan Penelitian, Agustus 2019


Robianna Harahap
Pengaruh Aromaterapi Mawar Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Puskesmas
Batang Pane II Kecamatan Halongonan Timur Kabupaten Paluta Tahun 2020

ABSTRAK

Aromaterapi mawar yang digunakan melalui inhalasi dapat bermanfaat melegakan otot dan
pikiran. Mekanisme air mawar bersifat anti depresan sehingga dapat membuat jiwa menjadi
tenang dan dapat mengurangi rasa sakit persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh aromaterapi mawar terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif di
Puskesmas Batang Pane II Kecamatan Halongonan Timur Kabupaten Paluta Tahun 2020. Jenis
penelitian adalah kuantitatif dengan desain quasy experiment. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu bersalin kala I fase aktif di Puskesmas Batang Pane II Kecamatan Halongonan
Timur Kabupaten Paluta sebanyak 14 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah 7 orang
kelompok kontrol dan 7 orang kelompok intervensi dengan menggunakan metode purposive
sampling. Analisa yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa aromaterapi mawar berpengaruh terhadap nyeri persalinan kala 1 fase aktif dengan nilai
p=0,04 (p<0,05). Kesimpulan diperoleh bahwa aromaterapi mawar berpengaruh terhadap nyeri
persalinan kala 1 fase aktif. Saran bagi tenaga kesehatan lebih meningkatkan peran,
direkomendasikan agar aromaterapi minyak bunga mawar dapat digunakan sebagai terapi
komplementer kepada ibu bersalin kala I fase aktif.
Kata kunci : Aromaterapi Mawar, Kala I Fase Aktif, Nyeri Persalinan
Daftar Pustaka : 42 (2010-2019) Research Report, August 2019
Robianna Harahap
The Effect of Rose Aromatherapy on the Pain of Childbirth Stage I Active Phase at the Batang
Pane II Public Health Center, Halongonan Timur District, Paluta
Regency in 2020

ABSTRACT

Aromatherapy roses used through inhalation can be beneficial for relaxing muscles and mind.
The mechanism of rose water is anti-depressant so it can make the soul calm and can reduce
labor pain. The purpose of this study was to determine the effect of rose aromatherapy on active
phase I labor pain at the Batang Pane II Public Health Center, Halongonan Timur District,
Paluta Regency in 2020. This type of research was quantitative with a quasy experimental
design. The population in this study were all mothers during the first stage of active labor at the
Batang Pane II Public Health Center, Halongonan Timur District, Paluta Regency, as many as
14 people. The sample in this study was 7 people in the control group and 7 people in the
intervention group using purposive sampling method. The analysis used is the Wilcoxon test.
The results of this study indicated that rose aromatherapy had an effect on labor pain during
the 1st phase of the active phase with a value of p = 0.04 (p <0.05). The conclusion was that
rose aromatherapy had an effect on labor pain during the first active phase. Suggestions for
health workers to further enhance the role, it is recommended that rose flower oil aromatherapy
can be used as a complementary therapy for mothers during the active phase of labor.

Keywords : Aromatherapy Roses, Stage I Active Phase, Labor Pain


Bibliography : 42 (2010-2019)
Persalinan dan kelahiran bawah rahim. Intensitas nyeri
merupakan proses fisiologis yang sebanding dengan kekuatan kontraksi
menyertai kehidupan setiap wanita. dan tekanan yang terjadi, nyeri
Walaupun persalinan merupakan proses bertambah ketika mulut rahim dalam
yang fisiologis, namun pada umumnya dilatasi penuh akibat tekanan bayi
persalinan dapat menjadi menakutkan terhadap struktur panggul diikuti
karena disertai nyeri yang berat dan regangan dan perobekan jalan lahir.
terkadang dapat menimbulkan kondisi Efek yang ditimbulkan oleh nyeri
mental yang mengancam. Penerapan persalinan salah satunya adalah efek
metode pemberian Aromaterapi mawar psikologis seperti kecemasan dan stress
pada proses persalinan berpengaruh dimana jika ibu bersalin tidak mampu
terhadap intensitas nyeri persalinan. Ibu mengatasi kecemasan yang dialaminya
yang diberikan metode aromaterapi mawar maka nyeri yang dirasakan juga
pada proses persalinan mengalami bertambah (Sholehah, 2020).
intensitas nyeri persalinan yang lebih Penelitian yang dilakukan oleh
rendah dibandingkan dengan ibu yang Karlina (2014), frekuensi tingkat nyeri
tidak di berikan Aromaterapi mawar dalam responden yaitu sebelum diberikan
proses persalinan (Haslin, 2018). intervensi (pre test) aromaterapi, rata-
Hasil penelitian Sholehah rata intensitas nyeri yang dirasakan
(2020) menunjukkan bahwa nilai rata- responden adalah 7,65 dengan rincian
rata skala nyeri persalinan antara sebanyak 17 orang (85 %) merasakan
sebelum diberikan aromaterapi minyak nyeri berat, 3 orang (15 %) merasakan
atsiri bunga mawar berdasarkan nyeri sedang, dan tidak ada yang
instrument Numeric Rating Scale merasakan nyeri ringan dan sangat
(NRS) adalah 5,43. Standar deviasi berat (tidak terkontrol). Faktor nyeri
menunjukkan angka 1,52 dan standar dipengaruhi oleh budaya, usia, emosi,
eror 0,23. Sedangkan berdasarkan paritas, support system, pengalaman
instrumen Wong Baker Faces Pain yang telah diperoleh sebelumnya
Rating Scale (WBS) rata-rata intensitas sehingga individu tersebut mampu
nyeri persalinan sebelum diberikan membantu dirinya mengurangi
aromaterapi minyak atsiri bunga mawar ketakutan, tekanan dan stres persalinan,
adalah 4,77 dengan standar deviasi persiapan persalinan dan lama
1,939 dan standar eror 0,292. persalinan untuk mencegah keletihan
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pada (Andarmoyo, 2013).
kelompok kontrol diperoleh nilai p = Oleh karena itu, perlu adanya
0,001 yang lebih kecil dari α = 0,05 perlakuan khusus dari tenaga kesehatan
dengan demikian terdapat perbedaan terutama bagi bidan yang menangani
intensitas nyeri sebelum intervensi. persalinan dapat mengaplikasikan
Hasil penelitian ini sesuai metode non-farmakologi salah satunya
dengan teori yang menunjukkan bahwa adalah aroma terapi minyak esensial
terjadi peningkatan nyeri persalinan bunga mawar.
pada kala I. Karena pada primipara Aromaterapi memunculkan bau yang
mengalami persalinan yang lebih menyenangkan akan menciptakan
panjang sehingga mereka merasa letih. perasaan tenang, senang, dan rileks
Hal ini menyebabkan peningkatan serta dapat memperlancar aliran darah.
nyeri. Rasa nyeri yang terjadi selama Sehingga dapat mengurangi nyeri
kala I juga disebabkan oleh kontraksi dalam persalinan (Pramita, dkk, 2017).
uterus yang terus meningkat untuk 5.3 Tingkatan Nyeri Persalinan Kala 1
mencapai pembukaan servik yang Fase Aktif Pada Ibu BersalinSesudah
lengkap. Semakin bertambahnya DiberikanAromaterapi Mawar
volume dan frekuensi kontraksi uterus
maka rasa nyeri juga akan semakin Berdasarkan hasil penelitian
meningkat. Rasa nyeri akan terus menunjukkan bahwa sesudah
meningkat seiring dengan intervensi mayoritas nyeri sedang
bertambahnya pembukaan dari 1 cm persalinan kala 1 fase aktif sebanyak 6
sampai pembukaan lengkap yaitu 10 orang (85,7%) dan minoritas nyeri
cm (Cunningham, 2013). berat terkontrol persalinan kal 1 fase
Nyeri persalinan ini
disebabkan adanya regangan segmen
aktif sebanyak 1 orang (14,3%). intensitas skala nyeri. Hal ini
Kelompok sesudah intervensi dikarenakan kandungan yang terdapat
mengalami penurunan tingkat nyeri didalam ekstrak aromaterapi mawar
setelah diberikan aromaterapi mawar yang dipanaskan dengan tungku
selama 15 menit. Hal ini disebabkan pemanas menguap sehingga tercium
aromaterapi mawar dapat aroma wangi yang menimbulkan efek
mempengaruhi aktivitas fungsi kerja tenang, merelaksasi pikiran,
otak melalui sistem saraf dan dapat menyegarkan, dan menurunkan
meningkatkan produksi paikis masa ketengangan otot pada ibu bersalin kala
penghantar saraf otak yang dapat I fase aktif.
memulihkan kondisi psikis seperti Bunga mawar bersifat anti
emosi, perasaan, pikiran dan keinginan, depresan sehinggan dapat membuat
selain itu aromaterapi mawar juga dapat jiwa menjadi tenang. Metode paling
memberikan efek relaksasi bagi saraf efektif untuk mengurangi intensitas
dan otototot yang tegang (Syukrini, nyeri kala 1 fase aktif persalinan
2016). normal dengan memberikan dua puluh
Hasil penelitian Sholehah menit aromaterapi rose effleurage.
(2020) rata-rata intensitas nyeri Aromaterapi minyak atsiri bunga
persalinan berdasarkan instrument mawar merupakan salah satu metode
Numeric Rating Scale (NRS) sesudah yang bisa digunakan untuk mengurangi
diberikan aromaterapi minyak atsiri penyebab dari rasa nyeri. Aroma yang
bunga mawar adalah 4,50 dengan berasal dari aromaterapi bekerja
standar deviasi 1,85 dan standar eror mempengaruhi emosi seseorang
0,28. Sedangkan berdasarkan dengan limbic (lewat sistem olfaktori)
instrumen Wong Baker Faces Pain dan pusat emosi otak. Bau yang berasal
Rating Scale (WBS) rata-rata intensitas dari aromaterapi diterimah oleh
nyeri persalinan sesudah diberikan reseptor dihidung kemudian dikirimkan
aromaterapi minyak atsiri bunga mawar ke bagian medulla spinalis di otak,
adalah 3,91 dengan standar deviasi 2,32 didalam hal ini kemudian akan
dan standar eror 0,35. Klien yang meningkatkan gelombanggelombang
merasa nyeri akan berusaha untuk alfa diotak dan gelombang-gelombang
menghilangkan rasa nyeri itu agar alfa inilah yang membantu untuk
ketidaknyamanan yang dirasakan merasa relaksasi (Utami R, 2013).
hilang. 5.4 Pengaruh Aromaterapi Mawar
Dalam melakukan intervensi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
kebidanan, manajemen Persalinan Kala 1 Fase Aktif
nonfarmakologi merupakan tindakan
dalam mengatasi respon nyeri klien Aromaterapi mawar
(Andarmoyo, S. dkk, 2013). berpengaruh terhadap intensitas nyeri
Hasil penelitian ini sesuai persalinan kala I fase aktif dengan
dengan penelitian yang pernah dibuktikannya ada perbedaan rata-rata
dilakukan oleh Utami (2013), tentang intensitas nyeri ibu bersalin yang
perbedaan efektivitas lama pemberian diukur dengan lembar observasi
aromaterapi bunga mawar terhadap perilaku dan skala Bourbanis. Dapat
intensitas nyeri persalinan kala I fase diketahui bahwa intensitas nyeri
aktif. Dari Rachmitha mengatakan sebelum intevensi lebih rendah
bahwa intensitas nyeri ibu bersalin di dibandingkan pada sesudah intervensi.
BPM Semarang yang telah diberikan Dari hasil uji Wilcoxon dapat
aromaterapi mengalami penurunan disimpulkan terdapat perbedaan
yang signifikan ( p = 0,000, dan nilai intensitas yang bermakna antara
mean menurun dari 8,8 menjadi 7,7). sebelum intervensi dan sesudah
Penelitian yang dilakukan intervensi dengan nilai p = 0,04.
Dwijayanti (2013) pada pasien pasca Hasil penelitian ini sesuai
SC sebanyak 32 responden didapatkan dengan Sholehah (2020) rata-rata skala
hasil sesudah pemberian aromaterapi nyeri persalinan berdasarkan Numeric
skala nyeri 4,31 (kisaran 1-7), ρ = Rating Scale (NRS) sebelum intervensi
0,001. Dari hasil yang didapatkan adalah 5,43 dengan standar deviasi
aroma terapi mawar yang diberikan 1,516. Setelah dilakukan intervensi
kepada ibu bersalin dapat menurunkan pemberian aromaterapi minyak atsiri
bunga mawar rata-rata skala nyeri responden dengan skala nyeri tetap.
persalinan menjadi 4,50 dengan standar Persalinan kala I fase aktif berdasarkan
deviasi 1,85. Terlihat nilai rata-rata skala nyeri persalinan Numeric Rating
perbedaan antara sebelum dan sesudah Scale (NRS) menunjukkan Correlation
intervensi adalah 0,93 dengan standar Coefficient sebesar 0.65, maka nilai ini
deviasi 0,33. Hasil uji statistik menandakan pengaruh yang tinggi.
didapatkan nilai P = 0,0001 dengan Sedangkan Correlation Coefficient
taraf signifikan nilai p<0,05, maka pada skala nyeri persalinan berdasarkan
dapat disimpulkan berdasarkan Wong Baker Faces Pain Rating Scale
instrument skala nyeri Numeric Rating (WBS) menunjukkan angka 0.51, nilai
Scale (NRS) terdapat pengaruh ini menandakan pengaruh yang rendah.
aromaterapi minyak atsiri bunga mawar Perbedaan angka Correlation
terhadap penurunan intensitas nyeri Coefficient menandakan bahwa
persalinan kala I fase aktif. pengaruh aromaterapi minyak atsiri
Minyak atsiri bunga mawar bunga mawar terhadap intensitas nyeri
yang digunakan melalui inhalasi dapat persalinan kala 1 fase aktif lebih
bermanfaat meningkatkan dirasakan oleh ibu bersalin
kewaspadaan, meningkatkan daya dibandingkan dengan yang dilihat oleh
ingat, meningkatkan kecepatan dalam bidan.
berhitung serta melegakan otot dan Hal ini terjadi dikarenakan perbedaan
pikiran. Bunga mawar berkhasiat karakteristik nyeri. Lima dari enam
sebagai cell rejuvenator yang membuat responden dengan skala nyeri tetap
sel muda kembali, antiseptic, dan anti adalah ibu primigravida atau ibu yang
radang. Baunya merupakan anti baru pertama kali melahirkan. Nyeri
depresan, sedative dan meringankan dipengaruhi oleh pengalaman masa
stress (Wahyuni S. 2012). Pemberian lalu, sedangkan seorang ibu primi
aromaterapi pada ibu bersalin mampu gravida tidak mempunyai pengalaman
mengeluarkan neuromodulator yaitu melahirkan sebelumnya. Seringkali
endorphin dan enkafalin yang berfungsi individu yang lebih berpengalaman
sebagai penghilang rasa sakit alami dan dengan nyeri yang dialaminya, makin
menghasilkan perasaan tenang takut individu tersebut terhadap
sehingga dapat mempengaruhi peristiwa menyakitkan yang akan
intensitas nyeri persalinan. (Karlina S. diakibatkan. Individu ini mungkin akan
dkk, 2014). lebih sedikit mentoleransi nyeri,
Penelitian Pratiwi R. dkk. akibatnya ia ingin nyerinya segera reda
(2012) menyimpulkan bahwa ada sebelum nyeri tersebut menjadi lebih
pengaruh latihan teknik pernafasan parah. Maka dari itu karakteristik
menggunakan aromaterapi lavender responden seorang primigravida
terhadap intensitas skala nyeri dan cenderung memiliki skala nyeri yang
berkurangnya nyeri pada ibu post tetap dibandingkan dengan ibu
section caesarea. Senada dengan multigravida (Wahyuni, 2012).
pernyataan tersebut penelitian Utami R. Penerapan Aromaterapi mawar pada
dan Nurul M. (2013) telah proses persalinan berpengaruh
membuktikan bahwa metode paling terhadap tingkat nyeri persalinan. Ibu
efektif untuk mengurangi intensitas yang diberikan Aromaterapi mawar
nyeri kala I fase aktif persalinan normal pada proses persalinan mengalami
primigravida adalah dengan tingkat nyeri persalinan yang rendah
memberikan dua puluh menit dibandingkan dengan ibu yang tidak
aromaterapi mawar. diberikan Aromaterapi mawar pada
Hasil penelitian juga proses persalinan. Aromaterapi mawar
menunjukan terdapat enam responden dapat mengurangi rasa cemas serta
dengan skala nyeri tetap setelah ketakutan menjelang persalinan yang
diberikan aromaterapi minyak atsiri dapat menyebabkan ketegangan, rasa
bunga mawar. Menurut data yang nyeri, dan sakit saat persalinan, dan
peneliti dapatkan semua responden mampu mengontrol sensai rasa sakit
menyukai wangi aromaterapi minyak pada saat kontraksi rahim, serta
atsiri bunga mawar. Walaupun semua meningkatkan kadar endorfin dan
responden menyukai wangi epinerfin dalam tubuh untuk
aromaterapi bunga mawar, ada 6 mengurangi rasa nyeri pada saat
kontraksi dalam persalinan (Hidayat, Nyeri
2014).
Persalinan Fase Aktif Kala I
Di Rumah Bersalin Aulia
DAFTAR PUSTAKA
Mojosongo Boyolali Tahun
Andarmoyo, Sulistiyo. (2013). Konsep Dan 2019. Stikes Aisyiyah
Jasmi, Elly Susilawati, dan Ana
Proses Keperawata Nyeri. Yogyakarta:
Andriani. (2020). Pengaruh
Ar-Ruzz Media
Rose Effleurage Terhadap
Arikunto S. (2013). Prosedur Penelitian
Intensitas Nyeri Persalinan
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Kala I Fase Aktif
Rineka Cipta Primigravida Di BPM Ernita
Ayu,N.G dan Supliyani, E. (2017). Pekanbaru. JOMIS (Journal
Karakteristik Ibu Bersalin Kaitannya Of Midwifery Science). Vol 4
Dengan No
1, Januari 2020. P-ISSN:
Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1 Di
2549-2543. E-ISSN: 2579-
Kota Bogor. Jurnal Kebidanan, 204210
7077
Cunningham. (2013). Obstetric William.
JNPK-KR. (2014). Asuhan Persalinan
Jakarta: ECG
Normal. Jakarta: Kebijakan
Dewi. I.G.A.P. (2013). Aromaterapi Lavender Kesehatan Indonesia
Sebagai Media Relaksasi. Bali Bagian Judha Muhammad, Sudarti, Dan Afroh
Farmasi Fakultas Kedokteran Fauziah. (2015). Teori
Universitas Udayana, Dilihat 20 Juni Pengukuran Nyeri Dan Nyeri
2020 <http://cdn.intechopen.com/pdfs-wm/26152> Persalinan Disertai Contoh
Askep. Yogyakarta: Nuha
Dinas Kesehatan Paluta. (2020). Profil Medika
Kesehatan Dinas Kesehatan Paluta Karlina S, Reksohusodo S, Widayati A.
Dwijayanti Wening. (2013). Efek (2014). The Influence of
Aromaterapi Lavender Inhalasi Terhadap Lavender Aromatherapy
Inhalation to Relieve
Intensitas Nyeri Pasca Section Caesarea. Physiological Labor Pain
Semarang: Politeknik Kebidanan Intensity i n
Kemenkes RI
Primipara Inpartu Active
Eniyati, SST. (2012). Asuhan Kebidanan Pada
Phase in BPM “Fetty
Persalinan Patologi. Yogyakarta:
Fathiyah” Mataram City.
Pustaka Pelajar
Fakultas Kedokteran
Handayani Ridha Sofia, Wiwin Mintarsih P, dan
Universitas Brawijaya.;108–
Etin Rohmatin. (2018). Perbandingan
19.
Pengaruh Aromaterapi Mawar Dan
Kusumawati. (2017). 5 cara membuat
Massage Effleurage
minyak aromaterapi alami
Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase
sendiri di rumah, mudah
Aktif. Jurnal Bidan “Midwife
dan hemat. Dilihat 16
Journal” Volume 4 No,02, Juli 2018. Juli 2020
pISSN 2477-3441. eISSN 2477345X <https://www.google.com/amp/s/id.theasianparent.
Hariyani, Murti.N.N dan Wijayanti, E. (2019). com/cara-membuataromaterapi-alami/amp>
Hubungan Usia, Paritas Dan Kelas Ibu Maryunani, Anik. (2015). Nyeri Dalam
Hamil Dengan Komplikasi Persalinan Di Persalinan Teknik Dan Cara
RSKB Sayang Ibu Balik Papan. Penanganannya. Jakarta:
Mahakam Midwifery Journal, 364-377 Trans Info Medika
Haslin, Shafrina. (2018). Pengaruh Aromaterapi Maryuni. (2019). Hubungan
Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Karakteristik Ibu Bersalin Dengan
Nyeri Pada Persalinan Primigravida Kala Nyeri Persalinan.
I Fase Aktif Di Klinik Pratama Tanjung
eISSN: 2655-8688. pISSN:
Kecamatan Deli Tua Tahun 2018.
2548-3943. Received,
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI
Accepted, Publish Januari hal:
Medan
116-122, Volume 2, Nomor 1-
Indratningrum R. (2019). Penerapan
2020
Terapi Music Instrumental Terhadap
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010).
Metode Penelitian Kesehatan. Bina Nusantara University
Jakarta: PT Rineka Cipta Riadinata Shinta. (2014). Pengaruh
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Pemberian Aromaterapi Dan
Promosi Kesehatan dan Massage Endordphin
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Terhadap Penurunan Tingkat
PT Rineka Cipta Kecemasan Premenopause Di
Nurrizka, Rahmah Hida dan Tri Yunis Wilayah Kerja Puskesmas
Miko Wahyono. (2018). Semarang Barat Kota
Disparitas Kematian Maternal Semarang. Journal
Di Indonesia: Stusi Ekologi Keperawatan Dan Kebidanan
Dengan Analis Spasial. Jurnal (JIKK), Vol I No.10, Juni
Media Kesehatan Masyarakat 2014: 586-591
Indonesia Hasanuddin volume Rohani, Saswita.R, dan Marisah.
14 (2), 119-127, 2018 (2011). Asuhan Kebidanan
Pramita, Dinda Regina Pratjna., Pada Masa Persalinan.
Rahajeng Siti Nur Rahmawati, Jakarta: Salemba Medika
Dan Sumy Dwi Antono. Saati, Elfi, dan Anis. (2011).
(2017). Perbedaan Intensitas Optimalisasi Fungsi Pigmen Bunga
Nyeri Tekhnik Pemberian Mawar Sortiran
Kompres Air Hangat Dan
Sebagai Zat Pewarna Alami
Aroma Terapi Mawar Pada
Dan Bio Aktif Beberapa
Ibu Bersalin Kala 1 Fase
Produk Industry. Journal
Aktif. ISSN Cetak 2303-1433.
Teknik Industry, Vol.12,
ISSN Online 2579-7301
No.2, Agustus 2011
Pratiwi R, Ermiati, Widiasih R. (2012).
Saputra. (2016). Meraih Jendela
Penurunan Intensitas Nyeri Akibat
Kesempatan Melalui Program
Luka
Keluarga Berencana Nasional
Post Sectio Caesarea Setelah Sholehah Keke Susilowati, Lisa Trina
Dilakukan Latihan Teknik Relaksasi Arlym dan Ashar Nuzulul Putra.
Pernapasan Menggunakan (2020).
Aromaterapi Lavender di Rumah Sakit
Jurnal Ilmiah Kesehatan
Al Islam Bandung. Univ Padjajaran.
Vol.12 No.1:Maret 2020. P-
2012;1– 15
ISSN: 2301-9255 EISSN:
Prawirohardjo. (2014). Ilmu
2656-1190
Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Sofian Aru. (2012). Rustam Muchtar
Bina Pustaka Sarwono
Sinopsi Obstetric: Obstetric
Prawirohardjo
Operatif Obstetric Social Edisi
Purnama Yetti dan Kurnia Dewiani.
3 Jilid 1 & 2. Jakarta: ECG
(2019). Pengaruh Posisi
Solehati Tetti dan Cecep Eli Kosasih.
Tegak Terhadap Intensitas
(2015). Konsep dan Aplikasi
Nyeri Persalinan Pada
Relaksasi dalam Keperawatan
Primipara Di Bidan Praktik
Maternitas. Bandung:
Mandiri
PT.Refika Aditama
(BPM) Kota Bengkulu.
Sondakh. (2013). Asuhan Kebidanan
Journal Of Midwifery
Persalinan Dan Bayi Baru
Volume 7, No.1 (April 2019)s
Lahir. Jakarta: Penerbit
Puspita, Anisyah Dwi. (2013). Analisis
Erlangga
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Sulistyawati A. (2010). Asuhan
Nyeri
Kebidanan 4 (Patologi). Jakarta: TIM
Persalinan Pada Ibu Bersalin
Syukrini, Rahma Dwi. (2016).
Kala 1 Fase Aktif di
Pengaruh Aromaterapi
Puskesmas Mergangsan
Terhadap Tingkat Kecemasan
Tahun 2013. Stikes Aisyiyah
Pada Ibu Persalinan Kala I Di
Yogyakarta
Kamar Bersalin RSU.
Rafika, Renatta. (2013).
Kab.Tangerang. Fakultas Kedokteran
Perancanangan Ulang
Dan Ilmu Kesehatan Universitas
Kemasan Viko Aromaterapu
Desain Komunikasi Visual Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Ulfa. (2017). Pengaruh Pemberian
Aromaterapi Mawar Pada Nyeri
Persalinan
Kala I Fase Aktif Di BPM
Yuliani Kusuma SST Desa
Blimbing Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan
Utami Rachmitha Nur. (2013).
Perbedaan Efektivitas Lama
Pemberian Rose Effleurage
Terhadap Intensitas Nyeri
Kala 1 Fase Aktif Pada
Persalinan Normal
Primigravida Di Kota
Semarang Tahun 2013. Jurnal
Kebidanan Vol 2. No.4 April
2013. ISSN.2089-7669
Wahyuni. (2012). Pengaruh Pemberian
Aromaterapi Minyak Atsiri
Bunga Mawar terhadap
Tingkat Stress Mahasiswa
dalam Mengikuti
Pembelajaran Klinik di PSIK
FK UNAND Tahap Profesi
Tahun 2012. Univ Andalas
Ye, H dan Ruan, Z. (2010).
Relationship Between Factors
Of Labour Pain And Delivery
Outcomes
2. Suatu penelitian ingin membuktikan apakah obat herbal A dapat menurunkan nyeri
persalinan.
Tugas:
a. Buatlah hipotesis yang cocok;
Jawaban :
- Ha : Ada pengaruh obat herbal A terhadap nyeri persalinan
- H0 : Tidak ada pengaruh obat herbal A terhadap nyeri persalinan

b. Hitunglah besar sampelnya;


Jwaban :
- n=⸨z1-α/2√2P(1-P)+z1-B/2√2P1(1-P1)+P2(1–P2)⸩2
─────────────────────────────────
(P1 – P2)2

n₌⸨1,96√2.05(1–0,5)+1,64√0,7(1–0,7)+0,3(1–0,3)⸩2
─────────────────────────────────
(0,7 – 0,3)2
n ₌ 5,43 ─── 0,8
n = 6,7 dibulatkan 7

c. Buatlah rancangan penelitian yang cocok;


Mungkinkah dilakukan dengan rancangan cross sectional? Kasus kontrol? Kohort?
Experiment? (rancangan mana yang paling mungkin untuk mahasiswa yang mau cepat
lulus). ;
Jawaban :
Rancangan desain quasy experiment yang digunakan adalah Pre Test Post Test Only
Design With Control Group. Rancangan ini digunakan untuk menguji pengaruh obat
herbal A terhadap nyeri persalinan.

O1 X O2
Keterangan :
1) O1 merupakan kelompok intervensi tes awal (pretest) sebelum diberikan
perlakukan
2) X merupakan treatment
3) O2 merupakan kelompok intervensi tes awal (pretest) sesudah diberikan
perlakukan

d. Buatlah rancangan pemilihan sampelnya.


Jawaban :
- Besar sampel untuk penelitian 7 orang untuk kelompok kontrol dan 7 orang untuk
kelompok intervensi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan bersyarat
(termasuk menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol).

3. Uji Hipotesis Petunjuk:

A. Hipotesis :Terdapat Pengaruh Obat Herbal A Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan


B. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas A dengan jumlah populasi ibu bersalin sebanyak
52 orang pada bulan Januari 2024. Pengambilan sampel menggunakan Teknik random
sampling, sampel dihitung menggunakan rumus slovin dengan rumus sebagai berikut :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilansampel, yaitu 10% atau 0,1
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒2

52
𝑛=
1 + 52 (0,012)

52
𝑛=
1 + 52 (0,01)

52
𝑛=
1 + 0,52

52
𝑛=
1,52

𝑛 = 34,2

𝑛 = 52 Ibu bersalin

C. n = 34 Ibu bersalinRancangan Pemilihan Sampel Penelitian Ini Menggunakan Non


Random Sampling Dengan CaraKuota Sampling. Responden Yg Dipilih Dengan Kriteria
Inklusi Sebagai Berikut : Ibu Bersalin Kala 1 Fase Laten Yang Mengalami Nyeri
Persalinan, Bersedia Jadi Responden Dengan Menandatangani Informed Consent, Dan
Tidak Memiliki Alergi Obat Herbal.

3.1 ANC
A. Tujuan : Untuk Mengetahui Hubungan Kunjungan ANC Dengn Berat Badan Lahir
Bayi

B. Hipotesis :
Ha : Terdapat Hubungan Antara Kunjungan ANC Dengan Berat
Badan Lahir Bayi
Ho : Tidak Terdapat Hubungan Antara Kunjungan ANC Dengan
Berat Badan Lahir Bayi

3.2. Kategori Umur HB 1


A. Tujuan : Mengetahui Hubungan Usia Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia
B. Hipotesis :
Ha : Terdapat Hubungan Antara Usia Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia
H0 : Tidak Terdapat Hubungan Antara Usia Ibu Hamil Dengan Kejadian
Anemia

3.3. HB Sebelum Dan Sesudah


A. Tujuan : Mengetahui Pengaruh Pemberian TTD Terhadap Perubahan Kadar
Hemoglobin Pada Ibu Hamil Sebelum Dan Sesudah Diberikan TTD
B. Hipotesis :
Ha : Terdapt Pengaruh Pemberian TTD Terhadap Kadar Hemoglobin
Pada Ibu Hamil
Ho : Tidak Terdapat Pengaruh Pemberian TTD Terhadap Kadar
Hemoglobin Pada Ibu Hamil

3.4. Kunjungan ANC Dan BBLR


A. Tujuan : Mengetahui Hubungan Kunjungan ANC Terhadap Kejadian BBLR
B. Hipotesis :
Ha : Terdapat Hubungan Kunjungan ANC Terhadap Kejadian BBLR
Ho : Tidak Terdapat Hubungan Kunjungan ANC Terhadap Kejadian
BBLR

3.5. Status Pendidikan Dengan Status Kunjungan ANC


A. Tujuan : Mengetahui Hubungan Status Pendidikan Dengan Status Kunjungan
ANC

B. Hipotesis:

Ha : Terdapat Hubungan Status Pendidikan Terghadap Status Kunjungan ANC


Ho : Tidak Terdapat Hubungan Status Pendidikan Terghadap Status
Kunjungan ANC

3.6. Hubungan Anemia Dengan Kejadian Berat Badan Bayi


A. Tujuan : Mengetahui Hubungan Anemia Dengan Kejadian Berat Badan Bayi
Saat Lahir
B. Hipotesis :
Ha : Terdapat Hubungan Anemia Dengan Kejadian Berat Badan Bayi Saat
Lahir
Ho : Tidak Terdapat Hubungan Anemia Dengan Kejadian Berat Badan Bayi
Saat Lahir

No. Variabel Independen Variabel


Dependen
1 ANC Jenis Data: BB_Bayi Jenis Data: Numerik
0 Lengkap Kategorik Skala Pengukuran:
1 Tidak Lengkap Skala Pengukuran: Nominal
Ordinal
UJI STATISTIK : ONE WAY ANOVA
2 Kat_Umur (Kategori Jenis Data: Hb_1 Jenis Data: Numerik
Umur Ibu) Numerik Skala Pengukuran:
0. Risiko Rendah Skala Scale
1. Risiko Tinggi Pengukuran:
Nominal
UJI STATISTIK : ONE WAY ANOVA
3 Hb_1 Jenis Data: Hb_2 Jenis Data: Numerik
Numerik Skala Pengukuran:
Skala Scale
Pengukuran:
Scale
UJI STATISTIK : PAIRED T-TEST
4 ANC Jenis Data: BBLR Jenis Data: Numerik
0 Lengkap Numerik 0. Tidak BBLR Skala Pengukuran:
1 Tidak Lengkap Skala 1. BBLR Nominal
Pengukuran:
Nominal
UJI STATISTIK : UJI CHI- SQUARE
5 Pendidikan Jenis Data: ANC (Status Jenis Data: Numerik
0. Pendidikan Tinggi Numerik ANC) Skala Pengukuran:
1. Pendidikan Skala 0. Lengkap Nominal
Menengah Pengukuran: Tidak Lengkap
2. Pendidikan Rendah Ordinal
UJI STATISTIK : UJI CHI- SQUARE
6 Hb_1 Jenis Data: BB_Bayi Jenis Data: Numerik
Numerik Skala Pengukuran:
Skala Scale
Pengukuran:
Scale
STATISTIK : PAIRED T-TEST
3.C Lakukan analisis deskriptif pada masing-masing variabel tersebut, lalu sajikan
serta interpretasikan hasilnya

Status ANC
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Lengkap 31 62.0 62.0 62.0

Tidak Lengkap 19 38.0 38.0 100.0


Total 50 100.0 100.0

Pada kolom frequency menunjukan jumlah kasus dengan nilai yang sesuai. Jadi pada tabel di
atas ada 31 status ANC lengkap dari total 50 ibu yang melakukan ANC. Proporsi dapat dilihat
pada kolom percent ada 62.05 yang melakukan ANC lengkap dan yang tidak lengkap sebanyak
38%. Pada kolom valid percent dan valid percent memberikan hasil yang sama karena pada
data ini tidak ada missing casse. Comulative percent menjelaskan tentang percent cumulative,
jadi pada kolom di atas 62.0% data lengkap dan tidak lengkap 100.0%.

Berat Badan saat Lahir


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2000 1 2.0 2.0 2.0

2100 1 2.0 2.0 4.0

2200 2 4.0 4.0 8.0

2300 2 4.0 4.0 12.0

2400 3 6.0 6.0 18.0

2500 3 6.0 6.0 24.0

2600 4 8.0 8.0 32.0

2700 4 8.0 8.0 40.0

2800 5 10.0 10.0 50.0

2900 5 10.0 10.0 60.0

3000 4 8.0 8.0 68.0

3100 4 8.0 8.0 76.0

3200 3 6.0 6.0 82.0

3300 3 6.0 6.0 88.0

3400 2 4.0 4.0 92.0

3500 2 4.0 4.0 96.0

3600 1 2.0 2.0 98.0

3700 1 2.0 2.0 100.0


Total 50 100.0 100.0
Pada tabel frekuensi di atas dari total sampel sebanyak 50 bayi. Jumlah terbanyak pada berat
badan 2800 dan 2900 dengan jumlah masing-masing sebanyak 5 bayi. Dan untuk kelompok
berat badan bayi 2600, 2700, 3000, 3100 masing-masing sebanyak 4 bayi. Bayi dengan berat
badan 2400, 2500, 3200, 3300 masing-masing sebanyak 3 bayi. Kemudian dengan berat badan
2200, 2300, 3400, 3500 masing-masing berjumlah 2 bayi. Dan untuk bayi dengan berat badan
2000, 2100, 3600, dan 3700 masing-masing sebanyak 1 bayi.

Pada kolom presentase menampilkan yang memiliki proporsi sebanyak 10% adalah bayi
dengan berat badan 2800 dan 2900 gram. Kelompok yang memiliki proporsi sebanyak 8%
adalah bayi dengan berat badan 2600, 2700, 3000, 3100. . Kelompok yang memiliki proporsi
sebanyak 6% adalah bayi dengan berat badan 2400, 2500, 3200, 3300. Kelompok yang
memiliki proporsi sebanyak 4% adalah bayi dengan berat badan 2200, 2300, 3400, 3500.
Kelompok yang memiliki proporsi sebanyak 2% adalah bayi dengan berat badan 2000, 2100,
3600, dan 3700 gram.

Kategori Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Risiko Rendah 21 42.0 42.0 42.0

Risiko Tinggi 29 58.0 58.0 100.0


Total 50 100.0 100.0

Pada kolom frequency di atas menunjukan jumlah kasus dengan resiko rendah sebanyak 21
orang dan kyang memiliki resiko tinggi sebanyak 29 orang dari total sampel sebanyak 50 orang.
Dengan proporsi untuk kategori resiko rendah sebanyak 42% dan untuk resiko tinggi sebanyak
58%.
Kadar Hb Sebelum Pemberian TTD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 9.1 1 2.0 2.0 2.0

9.2 3 6.0 6.0 8.0

9.3 2 4.0 4.0 12.0

9.4 3 6.0 6.0 18.0

9.5 5 10.0 10.0 28.0

9.6 4 8.0 8.0 36.0

9.7 4 8.0 8.0 44.0

9.8 5 10.0 10.0 54.0

9.9 1 2.0 2.0 56.0

10.1 1 2.0 2.0 58.0

10.2 2 4.0 4.0 62.0

11.1 2 4.0 4.0 66.0

11.2 9 18.0 18.0 84.0

12.2 6 12.0 12.0 96.0

13.2 2 4.0 4.0 100.0


Total 50 100.0 100.0

Berdasarkan kolom frekuensi di atas sebaran rata-rata kadar Hb paling rendah


adalah 9,1 dan kadar Hb paling tinggi adalah 13,2. Presentase paling tinggi yaitu
sebesar 18% dengan kadar Hb 11,2 yaitu sebanyak 9 orang. Sedangkan presentasi
paling rendah yaitu sebesar 2% dengan kadar Hb 9,1 , 9,9 , 10,1.
Kadar Hb Setelah Pemberian TTD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 9.1 2 4.0 4.0 4.0

9.6 3 6.0 6.0 10.0

9.8 2 4.0 4.0 14.0

10.0 6 12.0 12.0 26.0

10.2 3 6.0 6.0 32.0

10.4 2 4.0 4.0 36.0

10.6 1 2.0 2.0 38.0

10.7 1 2.0 2.0 40.0

10.8 1 2.0 2.0 42.0

11.4 1 2.0 2.0 44.0

11.5 6 12.0 12.0 56.0

11.7 1 2.0 2.0 58.0

11.8 1 2.0 2.0 60.0

12.1 1 2.0 2.0 62.0

12.2 4 8.0 8.0 70.0

12.3 9 18.0 18.0 88.0

12.5 3 6.0 6.0 94.0

12.6 1 2.0 2.0 96.0

12.7 2 4.0 4.0 100.0


Total 50 100.0 100.0

Berdasarkan kolom frekuensi di atas sebaran rata-rata kadar Hb paling rendah adalah 9,1 dan
kadar Hb paling tinggi adalah 12,7. Presentase paling tinggi yaitu sebesar 18% dengan kadar
Hb 12,3 yaitu sebanyak 9 orang. Sedangkan presentasi paling rendah yaitu sebesar 2% dengan
kadar Hb 10,6 , 10,7 , 10,8 , 11,4 , 11,7 , 11,8 , 12,1 , 12,6.

BBLR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak BBLR 9 18.0 18.0 18.0

BBLR 41 82.0 82.0 100.0


Total 50 100.0 100.0

Pada kolom frequency di atas menunjukan jumlah bayi tidak BBLR sebanyak 9 bayi dan bayi
dengan BBLR sebanyak 41 bayi dari total sampel keseluruhan sebanyak 50 bayi. Dengan
proporsi untuk kategori tidak BBLR sebanyak 18% dan kategori BBLR sebanyak 82%.
Tingkat Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Pendidikan Tinggi 14 28.0 28.0 28.0

Pendidikan Menengah 14 28.0 28.0 56.0

Pendidikan Rendah 22 44.0 44.0 100.0


Total 50 100.0 100.0

Pada kolom frequency menunjukan jumlah kasus dengan nilai yang sesuai. Jadi pada table di
atas ada 14 ibu dengan Pendidikan tinggi dari 50 total sample. Pada kolom percent dan valid
percent menampilkan hasil yang sama yaitu 28% untuk Pendidikan tinggi dan pendidikan
menengah, 44% untuk pendidikan rendah. Kolom cumulative percent menunjukan ada 56%
ibu yang berpendidikan tinggi dan pendidikan menengah (28%+28%).
HB 1 + HB 2

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kadar Hb Sebelum 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%
Pemberian TTD * Kadar
Hb Setelah Pemberian
TTD

Kadar Hb Sebelum Pemberian TTD * Kadar Hb Setelah Pemberian TTD Crosstabulation


Kadar Hb Setelah Pemberian TTD Total
1
9. 9. 10. 10. 1. 11. 12. 12.
1 6 9.8 0 10.2 4 10.6 10.7 10.8 4 11.5 7 11.8 12.1 2 3 12.5 12.6 12.7
Kadar Hb 9.1 Count 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Sebelum Expected Count .0 .1 .0 .1 .1 .0 .0 .0 .0 .0 .1 .0 .0 .0 .1 .2 .1 .0 .0 1.0
Pemberia % within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 100. 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
n TTD Hb Sebelum 0 0 % % % 0 0% % % %
Pemberian TTD % % %
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 16.7 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 2.0%
Hb Setelah 0 0 % % % 0 % % % %
Pemberian TTD % % %
% of Total 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 2.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 2.0%
0 0 % % % 0 % % %
% % %
9.2 Count 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3
Expected Count .1 .2 .1 .4 .2 .1 .1 .1 .1 .1 .4 .1 .1 .1 .2 .5 .2 .1 .1 3.0
% within Kadar 66 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 33.3 100.0%
Hb Sebelum .7 0 % % % 0 % % % %
Pemberian TTD % % %
% within Kadar 10 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 50.0 6.0%
Hb Setelah 0. 0 % % % 0 % % % %
Pemberian TTD 0 % %
%
% of Total 4. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 2.0% 6.0%
0 0 % % % 0 % % %
% % %
9.3 Count 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
Expected Count .1 .1 .1 .2 .1 .1 .0 .0 .0 .0 .2 .0 .0 .0 .2 .4 .1 .0 .1 2.0
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 5 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 50. 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Hb Sebelum 0 0 % % % 0. % % 0%
Pemberian TTD % % 0
%
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 1 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 11. 0.0% 0.0% 0.0% 4.0%
Hb Setelah 0 0 % % % 0 % % 1%
Pemberian TTD % % 0.
0
%
% of Total 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 2. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 2.0 0.0% 0.0% 0.0% 4.0%
0 0 % % % 0 % % %
% % %
9.4 Count 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 3
Expected Count .1 .2 .1 .4 .2 .1 .1 .1 .1 .1 .4 .1 .1 .1 .2 .5 .2 .1 .1 3.0
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 33. 0.0% 0.0% 0.0% 0. 66.7 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Hb Sebelum 0 0 % % 3% 0 % % % %
Pemberian TTD % % %
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 50. 0.0% 0.0% 0.0% 0. 33.3 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 6.0%
Hb Setelah 0 0 % % 0% 0 % % % %
Pemberian TTD % % %
% of Total 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 2.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 4.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 6.0%
0 0 % % % 0 % % %
% % %
9.5 Count 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5
Expected Count .2 .3 .2 .6 .3 .2 .1 .1 .1 .1 .6 .1 .1 .1 .4 .9 .3 .1 .2 5.0
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 20.0% 20.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 20.0% 20.0% 20.0 100.0%
Hb Sebelum 0 0 % % % 0 % % % %
Pemberian TTD % % %
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 100.0 100.0 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 33.3% 100.0 50.0 10.0%
Hb Setelah 0 0 % % % % % 0 % % % % %
Pemberian TTD % % %
% of Total 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 2.0% 2.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 2.0% 2.0% 2.0% 10.0%
0 0 % % % 0 % % %
% % %
9.6 Count 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 4
Expected Count .2 .2 .2 .5 .2 .2 .1 .1 .1 .1 .5 .1 .1 .1 .3 .7 .2 .1 .2 4.0
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 25.0 25. 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 25.0 25. 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Hb Sebelum 0 0 % % % 0% 0 % % 0% %
Pemberian TTD % % %
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 33.3 50. 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 100. 25. 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 8.0%
Hb Setelah 0 0 % % % 0% 0 % 0% 0% %
Pemberian TTD % % %
% of Total 0. 0. 0.0 0.0 2.0% 2.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 2.0% 2.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 8.0%
0 0 % % % 0 % % %
% % %
9.7 Count 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 1 0 0 4
Expected Count .2 .2 .2 .5 .2 .2 .1 .1 .1 .1 .5 .1 .1 .1 .3 .7 .2 .1 .2 4.0
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 25.0 0.0 0.0% 0.0% 50. 0.0 25.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Hb Sebelum 0 0 % % % 0 % % 0% %
Pemberian TTD % % %
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 16.7 0.0 0.0% 0.0% 50. 0.0 33.3% 0.0% 0.0% 8.0%
Hb Setelah 0 0 % % % 0 % % 0% %
Pemberian TTD % % %
% of Total 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 2.0% 0.0 0.0% 0.0% 4.0 0.0 2.0% 0.0% 0.0% 8.0%
0 0 % % % 0 % % %
% % %
9.8 Count 0 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 5
Expected Count .2 .3 .2 .6 .3 .2 .1 .1 .1 .1 .6 .1 .1 .1 .4 .9 .3 .1 .2 5.0
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 40.0 0.0 20.0 0.0% 0.0% 0. 0.0% 20. 0.0% 0.0% 20. 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Hb Sebelum 0 0 % % % % % 0 0% 0% %
Pemberian TTD % % %
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 66.7 0.0 100. 0.0% 0.0% 0. 0.0% 100 0.0% 0.0% 25. 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 10.0%
Hb Setelah 0 0 % % % % 0% 0 .0 0% %
Pemberian TTD % % % %
% of Total 0. 0. 0.0 0.0 4.0% 0.0 2.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 2.0 0.0% 0.0% 2.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 10.0%
0 0 % % % 0 % % %
% % %
9.9 Count 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
Expected Count .0 .1 .0 .1 .1 .0 .0 .0 .0 .0 .1 .0 .0 .0 .1 .2 .1 .0 .0 1.0
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 100.0 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Hb Sebelum 0 0 % % % 0 % % % %
Pemberian TTD % % %
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 100.0 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 2.0%
Hb Setelah 0 0 % % % 0 % % % %
Pemberian TTD % % %
% of Total 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 2.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 2.0%
0 0 % % % 0 % % %
% % %
10. Count 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
1 Expected Count .0 .1 .0 .1 .1 .0 .0 .0 .0 .0 .1 .0 .0 .0 .1 .2 .1 .0 .0 1.0
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 100.0 0.0% 0.0% 100.0%
Hb Sebelum 0 0 % % % 0 % % % %
Pemberian TTD % % %
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 33.3% 0.0% 0.0% 2.0%
Hb Setelah 0 0 % % % 0 % % %
Pemberian TTD % % %
% of Total 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 2.0% 0.0% 0.0% 2.0%
0 0 % % % 0 % % %
% % %
10. Count 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
2 Expected Count .1 .1 .1 .2 .1 .1 .0 .0 .0 .0 .2 .0 .0 .0 .2 .4 .1 .0 .1 2.0
% within Kadar 0. 0. 100 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Hb Sebelum 0 0 .0% % % 0 % % %
Pemberian TTD % % %
% within Kadar 0. 0. 100 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 4.0%
Hb Setelah 0 0 .0% % % 0 % % %
Pemberian TTD % % %
% of Total 0. 0. 4.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 4.0%
0 0 % % % 0 % % %
% % %
11. Count 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2
1 Expected Count .1 .1 .1 .2 .1 .1 .0 .0 .0 .0 .2 .0 .0 .0 .2 .4 .1 .0 .1 2.0
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 100. 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Hb Sebelum 0 0 % % % 0 0% % % %
Pemberian TTD % % %
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 33.3 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 4.0%
Hb Setelah 0 0 % % % 0 % % % %
Pemberian TTD % % %
% of Total 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 4.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 4.0%
0 0 % % % 0 % % %
% % %
11. Count 0 3 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
2 Expected Count .4 .5 .4 1.1 .5 .4 .2 .2 .2 .2 1.1 .2 .2 .2 .7 1.6 .5 .2 .4 9.0
% within Kadar 0. 3 0.0 66. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Hb Sebelum 0 3. % 7% % 0 % % %
Pemberian TTD % 3 %
%
% within Kadar 0. 1 0.0 10 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 18.0%
Hb Setelah 0 0 % 0.0 % 0 % % %
Pemberian TTD % 0. % %
0
%
% of Total 0. 6. 0.0 12. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 18.0%
0 0 % 0% % 0 % % %
% % %
12. Count 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 6
2 Expected Count .2 .4 .2 .7 .4 .2 .1 .1 .1 .1 .7 .1 .1 .1 .5 1.1 .4 .1 .2 6.0
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 100 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Hb Sebelum 0 0 % % % 0 % % .0%
Pemberian TTD % % %
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 66. 0.0% 0.0% 0.0% 12.0%
Hb Setelah 0 0 % % % 0 % % 7%
Pemberian TTD % % %
% of Total 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 12. 0.0% 0.0% 0.0% 12.0%
0 0 % % % 0 % % 0%
% % %
13. Count 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2
2 Expected Count .1 .1 .1 .2 .1 .1 .0 .0 .0 .0 .2 .0 .0 .0 .2 .4 .1 .0 .1 2.0
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 100 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
Hb Sebelum 0 0 % % % 0 % % .0%
Pemberian TTD % % %
% within Kadar 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 22. 0.0% 0.0% 0.0% 4.0%
Hb Setelah 0 0 % % % 0 % % 2%
Pemberian TTD % % %
% of Total 0. 0. 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0% 0. 0.0% 0.0 0.0% 0.0% 0.0 4.0 0.0% 0.0% 0.0% 4.0%
0 0 % % % 0 % % %
% % %
Total Count 2 3 2 6 3 2 1 1 1 1 6 1 1 1 4 9 3 1 2 50
Expected Count 2. 3. 2.0 6.0 3.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1. 6.0 1.0 1.0 1.0 4.0 9.0 3.0 1.0 2.0 50.0
0 0 0
% within Kadar 4. 6. 4.0 12. 6.0% 4.0 2.0% 2.0% 2.0% 2. 12.0 2.0 2.0% 2.0% 8.0 18. 6.0% 2.0% 4.0% 100.0%
Hb Sebelum 0 0 % 0% % 0 % % % 0%
Pemberian TTD % % %
% within Kadar 10 1 100 10 100. 100 100. 100.0 100.0 1 100. 100 100.0 100. 100 100 100.0 100.0 100. 100.0%
Hb Setelah 0. 0 .0% 0.0 0% .0 0% % % 0 0% .0 % 0% .0% .0% % % 0%
Pemberian TTD 0 0. % % 0. %
% 0 0
% %
% of Total 4. 6. 4.0 12. 6.0% 4.0 2.0% 2.0% 2.0% 2. 12.0 2.0 2.0% 2.0% 8.0 18. 6.0% 2.0% 4.0% 100.0%
0 0 % 0% % 0 % % % 0%
% % %

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 393.958a 252 .000
Likelihood Ratio 196.002 252 .996
Linear-by-Linear .361 1 .548
Association
N of Valid Cases 50
a. 285 cells (100.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .02.
Berdasarkan hasil uji chi – square diperoleh p-value 0,000 < taraf signifikan (0,05), dapat disimpulkan ada hubungan antara Hb sebelum diberi TTD dengan Hb
setelah diberi TTD. Namun tidak masuk kedalam syarat uji chi – square karena nilai expected count lebih dari 20%
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Status ANC * BBLR 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%

Status ANC * BBLR Crosstabulation


BBLR
Tidak BBLR BBLR Total
Status ANC Lengkap Count 3 28 31
Expected Count 5.6 25.4 31.0
% within Status ANC 9.7% 90.3% 100.0%
% within BBLR 33.3% 68.3% 62.0%
% of Total 6.0% 56.0% 62.0%
Tidak Lengkap Count 6 13 19
Expected Count 3.4 15.6 19.0
% within Status ANC 31.6% 68.4% 100.0%
% within BBLR 66.7% 31.7% 38.0%
% of Total 12.0% 26.0% 38.0%
Total Count 9 41 50
Expected Count 9.0 41.0 50.0
% within Status ANC 18.0% 82.0% 100.0%
% within BBLR 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 18.0% 82.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 3.828a 1 .050
Continuity Correctionb 2.488 1 .115
Likelihood Ratio 3.728 1 .053
Fisher's Exact Test .067 .059
Linear-by-Linear 3.752 1 .053
Association
N of Valid Cases 50
a.1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.42.
b. Computed only for a 2x2 table

Berdasarkan hasil uji chi – square diperoleh p-value 0,03 < taraf signifikan (0,05), dapat disimpulkan ada hubungan antara status ANC dengan BBLR. Namun
tidak masuk kedalam syarat uji chi – square karena nilai expected count lebih dari 20%
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat Pendidikan * 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%
Status ANC

Tingkat Pendidikan * Status ANC Crosstabulation


Status ANC
Lengkap Tidak Lengkap Total
Tingkat Pendidikan Pendidikan Tinggi Count 11 3 14
Expected Count 8.7 5.3 14.0
% within Tingkat 78.6% 21.4% 100.0%
Pendidikan
% within Status ANC 35.5% 15.8% 28.0%
% of Total 22.0% 6.0% 28.0%
Pendidikan Menengah Count 11 3 14
Expected Count 8.7 5.3 14.0
% within Tingkat 78.6% 21.4% 100.0%
Pendidikan
% within Status ANC 35.5% 15.8% 28.0%
% of Total 22.0% 6.0% 28.0%
Pendidikan Rendah Count 9 13 22
Expected Count 13.6 8.4 22.0
% within Tingkat 40.9% 59.1% 100.0%
Pendidikan
% within Status ANC 29.0% 68.4% 44.0%
% of Total 18.0% 26.0% 44.0%
Total Count 31 19 50
Expected Count 31.0 19.0 50.0
% within Tingkat 62.0% 38.0% 100.0%
Pendidikan
% within Status ANC 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 62.0% 38.0% 100.0%

TINGKAT PENDIDIKAN + ANC

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 7.417a 2 .025
Likelihood Ratio 7.543 2 .023
Linear-by-Linear 5.803 1 .016
Association
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 5.32.

Berdasarkan hasil uji chi – square diperoleh p-value 0,03 < taraf signifikan (0,05), dapat disimpulkan ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan status
ANC.

Anda mungkin juga menyukai