Jawaban :
n₌⸨1,96√2.05(1–0,5)+1,64√0,7(1–0,7)+0,3(1–0,3)⸩2
─────────────────────────────────
(0,7 – 0,3)2
n ₌ 5,43 ─── 0,8
n = 6,7 dibulatkan 7
b. Carilah penelitian terdahulu terkait studi di atas.
ABSTRAK
Aromaterapi mawar yang digunakan melalui inhalasi dapat bermanfaat melegakan otot dan
pikiran. Mekanisme air mawar bersifat anti depresan sehingga dapat membuat jiwa menjadi
tenang dan dapat mengurangi rasa sakit persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh aromaterapi mawar terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif di
Puskesmas Batang Pane II Kecamatan Halongonan Timur Kabupaten Paluta Tahun 2020. Jenis
penelitian adalah kuantitatif dengan desain quasy experiment. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu bersalin kala I fase aktif di Puskesmas Batang Pane II Kecamatan Halongonan
Timur Kabupaten Paluta sebanyak 14 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah 7 orang
kelompok kontrol dan 7 orang kelompok intervensi dengan menggunakan metode purposive
sampling. Analisa yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa aromaterapi mawar berpengaruh terhadap nyeri persalinan kala 1 fase aktif dengan nilai
p=0,04 (p<0,05). Kesimpulan diperoleh bahwa aromaterapi mawar berpengaruh terhadap nyeri
persalinan kala 1 fase aktif. Saran bagi tenaga kesehatan lebih meningkatkan peran,
direkomendasikan agar aromaterapi minyak bunga mawar dapat digunakan sebagai terapi
komplementer kepada ibu bersalin kala I fase aktif.
Kata kunci : Aromaterapi Mawar, Kala I Fase Aktif, Nyeri Persalinan
Daftar Pustaka : 42 (2010-2019) Research Report, August 2019
Robianna Harahap
The Effect of Rose Aromatherapy on the Pain of Childbirth Stage I Active Phase at the Batang
Pane II Public Health Center, Halongonan Timur District, Paluta
Regency in 2020
ABSTRACT
Aromatherapy roses used through inhalation can be beneficial for relaxing muscles and mind.
The mechanism of rose water is anti-depressant so it can make the soul calm and can reduce
labor pain. The purpose of this study was to determine the effect of rose aromatherapy on active
phase I labor pain at the Batang Pane II Public Health Center, Halongonan Timur District,
Paluta Regency in 2020. This type of research was quantitative with a quasy experimental
design. The population in this study were all mothers during the first stage of active labor at the
Batang Pane II Public Health Center, Halongonan Timur District, Paluta Regency, as many as
14 people. The sample in this study was 7 people in the control group and 7 people in the
intervention group using purposive sampling method. The analysis used is the Wilcoxon test.
The results of this study indicated that rose aromatherapy had an effect on labor pain during
the 1st phase of the active phase with a value of p = 0.04 (p <0.05). The conclusion was that
rose aromatherapy had an effect on labor pain during the first active phase. Suggestions for
health workers to further enhance the role, it is recommended that rose flower oil aromatherapy
can be used as a complementary therapy for mothers during the active phase of labor.
n₌⸨1,96√2.05(1–0,5)+1,64√0,7(1–0,7)+0,3(1–0,3)⸩2
─────────────────────────────────
(0,7 – 0,3)2
n ₌ 5,43 ─── 0,8
n = 6,7 dibulatkan 7
O1 X O2
Keterangan :
1) O1 merupakan kelompok intervensi tes awal (pretest) sebelum diberikan
perlakukan
2) X merupakan treatment
3) O2 merupakan kelompok intervensi tes awal (pretest) sesudah diberikan
perlakukan
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilansampel, yaitu 10% atau 0,1
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒2
52
𝑛=
1 + 52 (0,012)
52
𝑛=
1 + 52 (0,01)
52
𝑛=
1 + 0,52
52
𝑛=
1,52
𝑛 = 34,2
𝑛 = 52 Ibu bersalin
3.1 ANC
A. Tujuan : Untuk Mengetahui Hubungan Kunjungan ANC Dengn Berat Badan Lahir
Bayi
B. Hipotesis :
Ha : Terdapat Hubungan Antara Kunjungan ANC Dengan Berat
Badan Lahir Bayi
Ho : Tidak Terdapat Hubungan Antara Kunjungan ANC Dengan
Berat Badan Lahir Bayi
B. Hipotesis:
Status ANC
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pada kolom frequency menunjukan jumlah kasus dengan nilai yang sesuai. Jadi pada tabel di
atas ada 31 status ANC lengkap dari total 50 ibu yang melakukan ANC. Proporsi dapat dilihat
pada kolom percent ada 62.05 yang melakukan ANC lengkap dan yang tidak lengkap sebanyak
38%. Pada kolom valid percent dan valid percent memberikan hasil yang sama karena pada
data ini tidak ada missing casse. Comulative percent menjelaskan tentang percent cumulative,
jadi pada kolom di atas 62.0% data lengkap dan tidak lengkap 100.0%.
Pada kolom presentase menampilkan yang memiliki proporsi sebanyak 10% adalah bayi
dengan berat badan 2800 dan 2900 gram. Kelompok yang memiliki proporsi sebanyak 8%
adalah bayi dengan berat badan 2600, 2700, 3000, 3100. . Kelompok yang memiliki proporsi
sebanyak 6% adalah bayi dengan berat badan 2400, 2500, 3200, 3300. Kelompok yang
memiliki proporsi sebanyak 4% adalah bayi dengan berat badan 2200, 2300, 3400, 3500.
Kelompok yang memiliki proporsi sebanyak 2% adalah bayi dengan berat badan 2000, 2100,
3600, dan 3700 gram.
Kategori Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pada kolom frequency di atas menunjukan jumlah kasus dengan resiko rendah sebanyak 21
orang dan kyang memiliki resiko tinggi sebanyak 29 orang dari total sampel sebanyak 50 orang.
Dengan proporsi untuk kategori resiko rendah sebanyak 42% dan untuk resiko tinggi sebanyak
58%.
Kadar Hb Sebelum Pemberian TTD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan kolom frekuensi di atas sebaran rata-rata kadar Hb paling rendah adalah 9,1 dan
kadar Hb paling tinggi adalah 12,7. Presentase paling tinggi yaitu sebesar 18% dengan kadar
Hb 12,3 yaitu sebanyak 9 orang. Sedangkan presentasi paling rendah yaitu sebesar 2% dengan
kadar Hb 10,6 , 10,7 , 10,8 , 11,4 , 11,7 , 11,8 , 12,1 , 12,6.
BBLR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pada kolom frequency di atas menunjukan jumlah bayi tidak BBLR sebanyak 9 bayi dan bayi
dengan BBLR sebanyak 41 bayi dari total sampel keseluruhan sebanyak 50 bayi. Dengan
proporsi untuk kategori tidak BBLR sebanyak 18% dan kategori BBLR sebanyak 82%.
Tingkat Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pada kolom frequency menunjukan jumlah kasus dengan nilai yang sesuai. Jadi pada table di
atas ada 14 ibu dengan Pendidikan tinggi dari 50 total sample. Pada kolom percent dan valid
percent menampilkan hasil yang sama yaitu 28% untuk Pendidikan tinggi dan pendidikan
menengah, 44% untuk pendidikan rendah. Kolom cumulative percent menunjukan ada 56%
ibu yang berpendidikan tinggi dan pendidikan menengah (28%+28%).
HB 1 + HB 2
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 393.958a 252 .000
Likelihood Ratio 196.002 252 .996
Linear-by-Linear .361 1 .548
Association
N of Valid Cases 50
a. 285 cells (100.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .02.
Berdasarkan hasil uji chi – square diperoleh p-value 0,000 < taraf signifikan (0,05), dapat disimpulkan ada hubungan antara Hb sebelum diberi TTD dengan Hb
setelah diberi TTD. Namun tidak masuk kedalam syarat uji chi – square karena nilai expected count lebih dari 20%
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Status ANC * BBLR 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%
Berdasarkan hasil uji chi – square diperoleh p-value 0,03 < taraf signifikan (0,05), dapat disimpulkan ada hubungan antara status ANC dengan BBLR. Namun
tidak masuk kedalam syarat uji chi – square karena nilai expected count lebih dari 20%
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat Pendidikan * 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%
Status ANC
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 7.417a 2 .025
Likelihood Ratio 7.543 2 .023
Linear-by-Linear 5.803 1 .016
Association
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 5.32.
Berdasarkan hasil uji chi – square diperoleh p-value 0,03 < taraf signifikan (0,05), dapat disimpulkan ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan status
ANC.