Di Susun Oleh :
UNIVERSITAS KADIRI
2022
1.1Definisi Stroke
1.2 Klasifikasi
membuat penggumpalan
pembuluh darah.
1.3 Etiologi
Stroke di bagi menjadi dua jenis yaitu Stroke iskemik dan Stroke
hemorogik.
menyebabkan penggumpalan.
1.5 Patofisiologi
dan beberapa faktor lain seperti merokok, stress, gaya hidup yang tidak baik
dan beberapa faktor seperti obesitas dan kolestrol yang meningkat dalam
infark dan iskemik. Dimana infark adalah kematian jaringan dan iskemik
Stroke hemoragik.
kemungkinan akan terjadi gangguan hemisfer kanan dan kiri dan terjadi pula
disebabkan oleh otot dinding di pembuluh darah yang melemah hal ini
erlebhan terhadap CO2 yang mengakibatkan pola napas tidak efektif dan
1.6 Komplikasi
1) Hipoksia serebral.
cidera.
3) Embolisme serebral
1) Angiografi Serebral
5) Elektroensefalogram (EEG)
6) Sinar tengkorak
perdarahan subarachnoid.
1.8 Patway
stroke hemoragic stroke non
hemoragic
peningkatan
tekanan sistemik trombus/emboli di
serebral
aneurisma
vesospasame suplai darah ke
arteri jaringan serebral
serebral/saraf tidak adekuat
perdarahan
arkhnoid/ventrikel serebral
perfusi jaringan
serebral tidak
hematoma iskemic infark adekuat
serebral
defisit neurologi
PTIK/herniasi hemisfer kiri
serebral
hemisfer
kiri hemiparase/plegi
kanan
penurunan penekanan
kesadaran saluran
pernafasan hemiparase /
plegi kiri
kerusakan fungsi
N.VII, Dan N.XII
defisit gangguan
perawatan mobilitas fisik
gangguan diri
komunikasi verbal
kerusakan
integritas kulit
ASUHAN KEPERAWATAN TORITIS PASIEN STROKE
resiko resiko resiko
aspirasi trauma jatuh kurang pengetahuan
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
2.1.1 Pengkajian
yang lalu dan keluhan yang masih dirasakan hingga saat ini. Riwayat
penggunaan dan pemakaian obat, siapa yang memberikan resep obat dan
yang harus dihindari dan dikonsumsi agar Stroke tidak bertambah parah.
fungsinya dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe) untuk
pada mata.
ukuran telinga,
ketegangan telinga, lubang telinga, ketajaman pendengaran
Pada mulut dan faring meliputi keadaan bibir, keadaan gusi dan
pada leher meliputi posisi trachea, tiroid, suara, kelenjar lympe, vena
dada dan auskultasi (suara nafas, suara ucapan dan suara nafas
tambahan).
abdomen.
kesadaran atau GCS, dan tanda rangsangan otak atau meningeal sign.
malnutrisi
5. Menunjukan
peningkatan fungsi
pengecapan dan
menelan
6. Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti
Nyeri akut Setelah di lakukan tindakan 3.1 Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
keperawaa 3x24 jam di mengetahui pengalaman nyeri lansia.
harapkan nyeri hilang atau 3.2 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
berkurang dengan kriteria termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kasil : kualitas, dan factor presipitasi.
1. Mampu mengontrol nyeri 3.3 Observasi reaksi nonverbal dari
(tahu penyebab nyeri, ketidaknyamanan.
mampu menggunakan 3.4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
teknik non farmakologi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
untuk mengurangi nyeri kebisingan.
dan mencari bantuan). 3.5 Ajarkan teknik non farmakologi.
2. Melaporkan bahwa nyeri 3.6 Kolaborasikan untuk pemberian obat analgetik.
berkurang dengan
menggunakan
managemen nyeri.
3. Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri).
4. Menyatakan rasa nyaman
23
Defisit perawatan diri berhunungan Setelah di lakukan tindakan 5.1 Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktifitas
dengan gejala pasca Stroke keperawatan 3x24 jam di 5.2 Sediakan pakaian lansia di tempat yang mudah
harapkan defisit perawatan di jangkau
diri teratasi dengan criteria 5.3 Bantu lansia untuk menaikan, mengancungkan,
hasil : dan meresleting pakaian.
1. Mampu melakukan 5.4 Beri pujian untuk usaha berpakaian sendiri
tugas fisik yang 5.5 Pertahan privasi saat lansia berpakaian.
paling mendasar dan
aktifitas perawatan
pribadi secara mandiri
dengan atau tanpa alat
bantu
2. Mampu untuk
mengenakan pakaian
dan berhias sendiri
3. Dapat melepas
pakaian kaos kaki dan
pakaian
4. Menggunakan alat
bantu untuk
memudahkan dalam
berpakaian.
25
Resiko jatuh berhubungan dengan Setelah di lakukan tindakan 6.1 Mengidentifikasi defisit kognitif atau fisik
kekuatan otot menurun keperawatan 3x24 jam lansia yang dapat meningkatkan potensi jatuh
diharapkan resiko jatuh dalam lingkungan tertentu.
teratasi dengan kriteria hasil : 6.2 Mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang
1. Keseimbangan : dapat meningkatkan potensi untuk jatuh.
kemampuan untuk 6.3 Menyediakan pegangan tangan terlihat dan
mempertahankan memgang tiang.
ekuilibrium 6.4 Mendorong lansia untuk menggunakan tongkat
2. Gerakan terkoordinasi atau alat bantu jalan
: kemampuan otot
untuk berkerja sama 6.5 Sarankan perubahan dalam gaya berjalan
secara volumter untuk 6.6 Sarankan alas kaki yang aman.
melakukan gerakan
yang bertujuan
3. Tidak ada kejadian
jatuh
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah stasus kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
yaitu :
1) Independent Implementations
2) Interdependen/collaborative Implementations
atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal
Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti
pemberian nutrisi pada pasien sesuai dengan diet yang telah dibuat oleh ahli
gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian
fisioterapi.
keperawatan yang telah di lakukan tercapai (Dinarti dan yuli Mulyani, 2017).
atau di laksanakan dengan pedoman pada tujuan yang ingin dicapai. Pada bagian
ini akan di ketahui apakah perencanaan sudah mencapai sebagian atau akan
timbul masalah lain yang baru (Wilkinson, M Judith dkk, 2012 dan Taylor,
Cynthia M, 2010)
telah dikerjakan dengan tujuan yang ingin di capai. Jika terjadi kesenjangan,
maka proses keperawatan dapat di tinjau kembali untuk mendapatkan data guna
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn.TB Diagnosa Medis : STROKE
No.RM :
Usia : 66 thn
Jenis Kelamin :L
Tgl.MRS :-
Tgl.Pengkajian : 16 maret 2022
Alamat/ telp. :-
Status Pernikahan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan :-
Lama Bekerja :-
Sumber Informasi : Klien
Nama Keluarga Dekat Yang dapat dihubungi : Ny.S
Alamat/ telp. :-
Pendidikan terakhir :SMP
Pekerjaan :IRT
2. KELUHAN UTAMA
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan kaki bengkak
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan kedua kaki bengkak,kadang terasa nyeri saat berjalan,dan
bicara tidak jelas.
5. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
Keterangan :
Laki laki
Perempuan
meninggal X
px/klien
tinggal 1 rumah
7. POLA NUTRISI-METABOLIK
NO
berminyak,makan makanan
2 Frekuensi 3 x sehari
dihabiskan
4 Komposisi Menu
5 Pantangan -
7 Fluktuasi BB 6 bln -
terakhir
8 Sukar menelan -
9 Kesulitan makan -
8. POLA ELIMINASI
NO Kriteria
1. Buang Air Besar (BAB) :
Frekuensi 3 x seminggu
Warna Kuning
Bau Khas
Kesulitan BAB -
Upaya mengatasi -
Upaya mengatasi
9. POLA TIDUR-ISTIRAHAT
NO Kriteria SMRS
tidur
tidur
sebelum Ket :
tidur
tidur Ket :
5 Upaya -
mengatasi
6 Upaya -
mengatasi
4 Terpasang IV line/pemberian 0
antikoagulan(heparin)/obat lain yang di
gunakakan menggunakan side effects jatuh
a.tidak
0
b.ya
20
5. Cara berjalan /berpindah 30
a.normal/bedrest/imobilisasi 0
b.kelelahan dan lemah 10
c.keterbatasan atau terganggu 20
6 Status mental 0
a.normal/sesuai kemampuan diri 0
b.lupa keterbasan diri/penurunan kesadaran 15
Jumblah Skor 60
Keterangan :
Skor 0-24 :tidak beresiko
Skor 25-50 :resiko rendah
Skor >51 : resiko tinggi
d) Harapan setelah menjalani perawatan : Bisa sembuh dan melakukan aktivitas seperti
sebelumnya
B. Mata
Keluhan : -
Inspeksi : tidak menggunakan alat bantu
C.Hidung
Inspeksi :simetris kanan kiri,penciuman normal
E.Telinga
Inspeksi : simetris kanan kiri,bersih
3) Dada/ Thorax
Inspeksi : simetris kanan kiri pada pergerakan dinding dada
6) Genetalia
Inspeksi : -
8) Ekstremitas
edema pada kedua kaki
kekutan otot : 5 5
4 4
C. TERAPI/ PENGOBATAN
Pasien mengatakan sering menggerakan kedua kaki(ke kiri/kanan/atas/bawah,kadang
pasien sering melakukan jalan pagi di sekitaran rumah,pasien rajin minum obat dari rumah
sakit dan sering kontrol kesehatan di rumah sakit.
ANALISA DATA
Penurunan
Kekuatan Otot
DO :
KU : baik
TTV
TD : 142/87 Gangguan
N : 91 x/m Mobilitas Fisik
RR : 20 x/m
S : 36,50C
pasien tampak memegang kedua
kaki
pasien tampak berjalan dengan
pelan
Kekutan otot : 5 5
4 4
Bicara pelo
Gangguan
komunikasi verbal
Usia(>65 thn)
Resiko jatuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3 resiko jatuh
NURSING CARE PLAN
Daya, DA. (2017). Pengaruh Terapi Aktif Menggenggam Bola Karet Terhadap
Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Non Hemoragik Di Wiliyah Kerja
Puskesmas Pengasih II Kulon Progo Yogyakarta.
Dinarti dan Yuli Mulyani (2017). Dokumentasi
Keperawatan. http://www.kemkes.go
.idpusdiksmdk/wp- content/uploads/2017/11/praktika-dokumen-
keperawatn-dafis.pdf. diunduh pada 11 desember 2018.
Lukman dan Nurma Ningsih (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Prok, W dkk (2016). Pengarh Latihan Gerak Aktif Menggenggam Bola Pada
Pasien Stroke. Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016.