Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF DENGAN

HEMOROIDEKTOMI PADA PASIEN Tn. A DENGAN


HEMOROID RUANG IBS RSUD UNGARAN

I. Asuhan Keperawatan Pre Operatif


A. Pengkajian Umum
1. Nama : Sdr.A
2. Umur : 20 tahun
3. Alamat : Dsn. Klego RT. 02/ RW.04 Rembes,
Ungaran
Jenis kelamin :L
4. Nomor Rekam Medis 256691
5. Ruang : Cempaka
6. Diagnosa Keperawatan : Hemoroid interna grade IV
7. Tindakan Operasi : Hemoroidektomi
8. Jenis Anestesi : Spinal Anastesi
9. Kamar Operasi : Ruang OK 1
10. Dokter Bedah : dr. Syr
11. Ahli Anastesi : dr. U
12. Perawat Anastesi : Ns.S.
13. Scrub Nurse : Ns.Y
14. Waktu : 22 Januari 2020

B. Pengkajian Pre Operasi


1. Data Subjektif
Tn. A mengeluh ada benjolan di anus dan tidak bisa masuk lagi,
nyeri hebat disekitar anus. BAB klien bercampur darah. Dari hasil
pengkajian nyeri dengan PQRST didapatkan hasil P (nyeri saat aktifitas
dan BAB), Q (nyeri seperti terbakar), R (nyeri pada bagian anus dan tidak
menyebar), S (skala nyeri 6), T (nyeri hilang timbul, kadang menetap).
2. Data Objektif
Tn.A terlihat cemas dan takut. Klien terlihat meringis kesakitan
menahan nyeri.
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan nyeri pada saat BAB dan aktivitas. BAB klien
bercampur darah hingga akhirnya klien dibawa ke RSUD Ungaran
Kabupaten Semarang untuk mendapatkan perawatan. Setelah
diperiksa klien didiagnosa hemoroid grade IV dan harus dilakukan
tindakan pembedahan hemoroidektomi. Klien saat ini dirawat diruang
Cempaka.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn.A mengatakan sudah lama mengalami hemoroid dan pada
saat BAB atau kecapekan sering merasa nyeri dan seperti ada yang
keluar dari anus tetapi bukan feses melainkan bagian dari hemoroid.
Sebelumnya pasien belum pernah melakukan operasi.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga Tn.A tidak ada yang mengalami hipertensi,
diabetes mellitus maupun penyakit menular lainnya.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Composmentis (baik)
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 120/80 mmHg
2) Heart rate : 80 kali/menit
3) Respiratory rate : 21 kali/menit
4) Suhu : 36,6oC

c. Pemeriksaan head to toe


1) Kepala
Bentuk kepala mesochepal, tidak ada benjolan di kepala, tidak
ada laserasi di kepala, rambut kusam, lurus, tipis, dan tidak beruban.
2) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
3) Mata
Bentuk kedua mata kanan dan kiri simetris, konjungtiva tidak
anemis, dan sclera tidak ikterik.
4) Hidung
Rongga hidung bersih, tidak ada polip, tidak terdapat nafas
cuping hidung.
5) Telinga
Daun telinga simetris antara kanan dan kiri, telinga bersih tidak
ada serumen.
6) Mulut
Mukosa mulut tidak kering, tidak terdapat peradangan pada
kedua tonsilnya, tidak ada stomatitis, tidak tampak tanda-tanda
sianosis
7) Dada
a) Paru
Inspeksi : napas teratur, pergerakan dada kanan dan kiri saat
inspirasi maupun ekspirasi simetris, RR 20 x/mnt
Palpasi : tidak teraba benjolan di sekitar dada pasien
Perkusi : terdengar suara sonor di seluruh permukaan paru
Auskultasi : tidak terdengar suara tambahan ronchi maupun
wheezing.
b) Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak pada intercosta keIV-V, pada
mid clavicula
Palpasi : ictus cordis teraba pada mid klavikula sinistrai 4-5
Perkusi : letak jantung dalam batas normal bersuara redup
Auskultasi : terdengar suara jantung S1 dan S2
8) Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, tidak ada distensi
Auskultasi : suara gerakan peristaltic 10x/menit,
Palpasi : tidak ada pembesaran hati dan limpa
Perkusi : suara timpani pada bagian abdomen
9) Genetlia dan Perineal
Klien tidak mengalami gangguan pada alat kelaminnya. Pada anus
klien terdapat bagian hemoroid yang keluar.
10) Ekstermitas
Atas : tangan kanan dan kiri dapat digerakan dengan baik, tidak
ada edema, tidak ada laserasi, tidak sianosis, capillary refill
kembali < 2 detik.
Bawah : kaki kanan dan kiri dapat digerakan dengan baik, tidak
ada
edema, tidak ada laserasi, tidak sianosis, capillary refill
kembali < 2 detik
11) Kulit
Warna kulit sawo matang, tidak ada sianosis kulit bersih

5. Premedikasi
Klien mendapatkan terapi Ceftriaxone 1x2 gr, Ketorolac 3x30 mg dan
Ondansentron 2x4 mg.

6. Daftar Masalah
No Tanggal Data Tanggal TTD
Etiologi
Jam Fokus Teratasi
1 Rabu DS : agen injury Nyeri
Px mengatakan nyeri hebat
22/01/20 biologi akut
disekitar anus
20 P (nyeri saat BAB), Q
10.30 (nyeri seperti terbakar),
hemoroid
R (nyeri pada bagian anus
wib.
dantidak menyebar), S (skala
nyeri 6), T (nyeri hilang
nyeri akut
timbul, kadang menetap).
Px
DO :
Ku : cukup
 BAB klien bercampur
darah
 px tampak meringis
kesakitan
 px tampak gelisah
TD : 120/80
mmHg, dan N : 80 x/menit,
RR : 21 x/menit, suhu : 360C.
2 Rabu DS Kurang
Ansietas
Klien kurang paham tentang
22/01/20 terpapar
prosedur tindakan operasi.
20 informasi
10.35 Klien menanyakan tentang
wib. tindakan yang akan dilakukan
Tindakan
DO
Klien terlihat cemas dan Pembedahan
ketakutan
TD : 120/ 80 mmHg, Nadi : 80
Cemas
x/menit

Ansietas

7. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
b. ansietas
8. Intervensi Keperawatan

No Tgl/jam Diagnosa Tujuan Intervensi TTD

1 Rabu Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Lakukan


22/01/20 asuhan dan pengkajian nyeri
20 Tindakan secara
11.40 Keperawatan komprehensif
Wib selama 1x 30 menggunakan
menit diharapkan: PQRST
 keluhan nyeri 2. Observasi reaksi
menurun
 meringis non verbal dari
menurun
ketidaknyamanan
 gelisah
3. Gunakan tehnik
menurun
 kesulitan tidur komunikasi
menurun
 klien mampu terapeutik.
mengontrol 4. Ajarkan tekhnik
nyeri relaksasi nafas
 klien mampu
menggunakan dalam.
tehnik
relaksasi

2 Rabu ansietas Setelah dilakukan 1. Jelaskan semua


22/01/20 Tindakan prosedur dan apa
20 11.45 keperawatan yang dirasakan
wib selama 1x 30 selama prosedur.
menit diharapkan 2. Temani pasien
kecemasan klien untuk memberikan
teratasi dengan keamanan dan
kriteria hasil : mengurangi takut
 verbalisasi
khawatir akibat 3. Instruksikan pada
kondisi yang di pasien untuk
hadapi menurun
menggunakan
 perilaku gelisah
menurun tehnik relaksasi
 ekspresi wajah, 4. Anjurkan pasien
bahasa
tubuh,dan Untuk
tingkat aktivitas mengungkapkan
perasaan ketakutan
menunjukkan
dan persepsi
berkurangnya
kecemasan
9. Implementasi Keperawatan
Diagnosa Tanggal Implementasi Respon Klien TTD
Keperawatan jam
Nyeri Akut Rabu 1. Mendampingi klien Klien terlihat tenang Dwi
22/01/20 dan bina hubungan dan komunikatif H
20 saling percaya ketika diberi
pertanyaan dan ketika
10.35 bercerita.
wib 2. Mengkaji nyeri P (nyeri saat BAB),
secara komprehensif Q (nyeri seperti
terbakar),
R (nyeri pada bagian
anus dan tidak
menyebar),
S (skala nyeri 5),
T (nyeri hilang
timbul, kadang
menetap).
TD : 120/80 mmHg,
N : 80 x/menit,
3. Mengobservasi tanda RR : 21 x/menit
– tanda vital. Suhu : 37,60C.

Klien mampu
melakukan relaksasi
4. mengajarkan teknik
nafas dalam seperti
relaksasi nafas dalam
yang diinstruksikan
oleh perawat

Ansietas Rabu 1. Menjelelaskan Klien mengatakan


22/01/20 semua prosedur dan paham tentang apa
20 11. 45 apa yang dirasakan yang dijelaskan
wib selama prosedur
Klien mengatakan
10.37 2. Menemani klien
rasa takut mulai
untuk memberikan
berkurang
keamanan dan
mengurangi takut
Klien melakukan
teknik relaksasi
3. Menginstruksikan
dengan baik
pada pasien untuk
menggunakan tehnik
Klien merasa takut
relaksasi
karena belum pernah
menjalani tindakan
4. Menganjurkan klien
operasi sebelumnya
untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
10. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Tanggal Evaluasi TTD
Keperawatan Jam
Nyeri Akut Rabu S: klien menyatakan nyeri berkurang
22/01/2020 -P: nyeri saat BAB
-Q: nyeri seperti terbakar
12.00 wib
-R: nyeri pada anus.
-S: skala nyeri 5
-T: nyeri hilang timbul, kadang
menetap.
O:-Raut wajah nampak rileks
-Klien nampak tenang.
A: masalah belum teratasi.
P: lanjutkan intervensi
Ansietas Rabu S : klien mengatakan mengerti akan
22/01/2020 tindakan operasi yang akan dilakukan
O : cemas klien tampak berkurang
12.00 wib
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

II. Asuhan Keperawatan Intra Operatif


1. Tanggal Operasi : 22 Januari 202020
2. Waktu : 12.00
3. Posisi saat Operasi : Litotomy
4. Jumlah instrument :
a. Sebelum operasi :
ALAT ALAT HABIS LINEN OPERASI
PAKAI
1. Gauze (Kasaa)/Daremdoek : 30 1. Alcohol 70 % 1. Baju operasi : 3
2. Pean 6 2. Hipavic
buah
3. Kocher 2 3. Betadine 10%
2. Duk steril :
4. Pinset Anatomis 2 4. Sarung tangan
5. Pinset Chirurgi 2 5 buah
steril
6. Gunting 2 3. Duk besar lubang
5. Kassa 30 buah
7. Towel Klem 3
6. Nacl : 1 buah
8. Scapel Mess 1
9. Allis kelm 1 7. Spinal needle 4. Slup meja :
10.Ordinary Needle 1 8. O2 1 buah
9. Lidodex 5. Perlak :
10. Spuit 3 cc, 5cc,
buah
11. Aqua

b. Sesudah operasi :
ALAT ALAT HABIS LINEN OPERASI
PAKAI
1. Gauze (Kasaa)/Daremdoek : 30 1. Alcohol 70 % 6. Baju operasi : 3
2. Pean 6 2. Hipavic
buah
3. Kocher 2 3. Betadine 10%
7. Duk steril :
4. Pinset Anatomis 2 4. Sarung tangan
5. Pinset Chirurgi 2 5 buah
steril
6. Gunting 2 8. Duk besar lubang
5. Kassa 30 buah
7. Towel Klem 3
6. Nacl : 1 buah
8. Scapel Mess 1
7. Spinal needle 9. Slup meja :
9. Allis kelm 1
8. O2
Ordinary Needle 1 1 buah
9. Lidodex
10. Perlak :
10.Spuit 3 cc, 5cc,
11.Aqua 1 buah

5. Jenis Anastesi : Spinal Anastesi


6. Intravena Terapi : Asering
7. Inhalasi : O2 3 lt/mnt
8. Balance cairan :
a. Intake : Infus 1000 cc, obat 8 cc
b. Output : Perdarahan kurang lebih 150 cc
9. Penyulit Operasi : tidak ada
10. Analisa Data
No Tang Data Fokus ETIOLOGI TTD
PROBLEM
gal
Jam
1 Rabu DS :- Resiko
Anastesi
DO perubahan
22/01/
badan klien teraba sedikit suhu tubuh
hipotermi b. d
2020 penggunaan
dingin, S : 360C. Perubahan suhu tubuh
11. 10 obat anastesi
RR : 20x/m dan
pemajanan
Resiko hipotermi lingkungan
operasi.
wib

11. Diagnosa Keperawatan


a. Resiko hipotermi berhubungan dengan penggunaan obat anastesi
dan pemajanan lingkungan operasi.

12. Intervensi Keperawatan


No Tanggal Diagnosa Tujuan Intervensi TTD
Jam Keperawatan
1 Rabu Resiko Setelah dilakukan 1. Monitor
22/01/2020 hipotermi tindakan dan suhu tubuh
2. Monitor
11.15 berhubungan asuhan
TD, nadi,
dengan keperawatan
RR
penggunaan selama 1x 45
3. Selimuti
obat anastesi menit diharapkan:
pasien
a) Suhu tubuh
dan pemajanan
untuk
dalam rentang
lingkungan
mencegah
normal
operasi.
b) Nadi dan RR hilangnya
dalam rentang kehangatan
normal tubuh
4. Monitor
suhu,
warna, dan
kelembaban
kulit
13. Implementasi Keperawatan

Diagnosa Tanggal Implementasi Respon Klien TTD


Keperawatan jam

Resti hipotermi Rabu 1. Memonitor suhu Suhu tubuh klien


berhubungan 22/01/202 tubuh dalam masih dalam
dengan 0 11.20 rentang normal
penggunaan obat wib S : 36 ° C
2. Memonitor Tekanan
anastesi dan
Darah , Nadi, RR
pemajanan TD : 116/73
lingkungan S : 36ºC
operasi. RR : 21x/menit
3. Menyelimuti pasien Nadi : 73x/menit
untuk mencegah SpO2 : 100%
hilangnya
kehangatan tubuh Klien terpasang
selimut hangat
4. Memonitor warna,
dan kelembaban
kulit

Tidak ada sianosis,


CTR < 2 detik

14. Evaluasi Keperawatan


Diagnosa Tanggal Evaluasi TTD
Keperawatan Jam
Resiko Rabu S:-
hipotermi 22/01/20 O : klien tidak mengalami hipotermi,
berhubungan 20 12.55 CTR < 2 detik
dengan Wib TD : 116/73 mmHg
penggunaan S : 36ºC
obat anastesi RR : 21x/menit
dan Nadi : 73x/menit
pemajanan SpO2 : 100%
lingkungan A : masalah belum teratasi
operasi. P : pertahankan intervensi

III. Asuhan Keperawatan Post Operatif


1. Data Subjektif
Klien merasakan badannya lemas setelah dilakukan operasi.
2. Data Objektif
Kesadaran : Composmentis
Bibir nampak kering, terdapat luka insisi di bagian anus
Tanda-tanda vital : TD: 116/73mmHg, N: 73x/menit, RR: 21 x/menit,
S: 36,3 0C, SaO2 = 100%.
CRT : < 2 detik
Perdarahan : terpasang tampon pada bagian anus
Data lain : Turgor kulit baik
3. Standart Score
Penilaian Bromage Score
SKOR KRITERIA
1 Tidak dapat memindahkan kaki atau berlutut
2 Hanya mampu menggerakkan kaki dan jari
3 Hanya mampu menggeser kaki
4 Dapat menekuk lutut tapi tidak penuh
5 Mampu menekuk lutut tapi tahanan kaki lemah
6 Mampu mengangkat sebagian kaki dan menekuk kaki
dengan kuat
Skor klien adalah 1

4. Analisa data
N Tanggal Data Fokus TTD
Etiologi PROBLEM
o
Jam
1 Rabu DS : klien Efek agen Resiko cedara
. 22/01/2020 mengatakan badan farmakologi jatuh b.d
11.45 lemas (anastesi) imobilisasi
DO :
keadaan klien tampak
lemah dan bingung Tidak dapat
Nilai Bromage score memindahkan
adalah 1 kaki dan lutut

Resiko cedera

5. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko cedera : jatuh berhubungan dengan immobilitas fisik.
6. Intervensi Keperawatan
No Tanggal Diagnosa Tujuan Intervensi TTD
Jam Keperawatan
1. Rabu Resiiko Setelah 1. Pindahkan
22/01/2020 cedera : jatuh dilakukan pasien
11.45 wib berhubungan tindakan dan dengan aman
2. Sediakan
dengan asuhan
lingkungan
immobilitas keperawatan
yang aman
fisik selama 1x 30
untuk pasien
menit
3. Pasang side
diharapkan:
rail tempat
Pasien terbebas
tidur
dari cedera.

7. Implementasi Keperawatan
Diagnosa Tanggal Implementasi Respon Klien TTD
Keperawatan jam
Resti cedera Rabu 1. Memindahkan klien Petugas
jatuh 22/01/20 dengan aman memindahkan
berhubungan 20 klien dengan aman
dengan 11.50 tanpa
immobilitas Wib menimbulkan
fisik 2. Menyediakan cedera
lingkungan yang aman
untuk klien Side rail terpasang

3. Memasang side rail


tempat tidur

Side rail sudah


terpasang dengan
benar.
8. Evaluasi Keperawatan

Diagnosa Tanggal Evaluasi TTD


Keperawatan Jam
Resiko Rabu S:-
cedera : jatuh 22/01/2020 O : klien tidak mengalami cedera
berhubungan 12.00 wib tambahan di ruang operasi
dengan A : masalah teratasi
immobilitas P : hentikan intervensi
Fisik

9. Serah terima klien pindah ruang


a. Situation :
Nama: Sdr. A umur 20 tahun, tanggal masuk kamar operasi 22 Januari
2020 dengan hemoroidektomi.
b. Masalah Keperawatan :
Resiko tinggi cedera jatuh
c. Background:
Klien tampak lemas dan lemah, terpasang tampon pada bagian anus,
terpasang infus Asering 20 tpm pada tangan kiri klien.
d. Assessment:
Klien tampak lemas dan lemah, TD: 116/73mmHg, N: 73x/menit, RR:
21x/menit.

Hasil laboratorium, asuhan keperawatan kamar bedah. Informed consent


lengkap

e. Recommendation:
1) Monitor perdarahan pada bagian insisi
2) Monitor adanya tanda-tanda infeksi pada luka insisi
3) Monitor tanda-tanda vital klien
4) Anjurkan klien untuk duduk setelah 1 x 24 jam post operasi
5) Kolaborasi pemberian terapi ondansentron 4 mg bila mual
6) Kolaborasi pemberian terapi ketorolac 30 mg
7) Kolaborasi pemberian terapi injeksi Ceftriaxone 2 x 1 gram
8) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit klien dengan
lunak tinggi serat.

Anda mungkin juga menyukai