Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

INFEKSI SALURAN KEMIH


OLEH:
DENI MARGUNAS
19175041

KEPANITRAAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR (K3S)


UNIVERSITAS ABULYATAMA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
ACEH BESAR
2020
 Pengertian

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih,
yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi
saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering di temukan di praktik umum. Infeksi
saluran kemih dapat terjadi pada pria dan maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering menderita infeksi saluran kemih dari pada pria (Sukandar, 2007).

B. Etiologi Isk (Infeksi Saluran Kemih)


Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK (Infeksi Saluran kemih) antara lain :
1. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK (Infeksi saluran Kemih) uncomplicated (simple).
2. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK (Infeksi saluran kemih) complicated.
3. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain- lain.
4. Prevalensi penyebab ISK (Infeksi Saluran kemih) pada usia lanjut antara lain :
5. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif.
6. Mobilitas menurun.
7. Nutrisi yang sering kurang baik.
8. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral.
9. Adanya hambatan pada aliran urin.
10. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
Manifestasi Klinik
 Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
• Mukosa memerah dan edema.
• Terdapat cairan eksudat yang purulent.
• Ada ulserasi pada urethra.
• Adanya rasa gatal yang menggelitik.
• Adanya nanah awal miksi.
• Nyeri pada saat miksi.
• Kesulitan untuk memulai miksi.
• Nyeri pada abdomen bagian bawah.
 Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
 Disuria (nyeri waktu berkemih).
 Peningkatan frekuensi berkemih.
 Perasaan ingin berkemih.
 Adanya sel-sel darah putih dalam urin.
 Nyeri punggung bawah atau suprapubik.
 Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.
 Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :
 Demam.
 Menggigil.
 Nyeri pinggang.
 Disuria
 Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi dapat juga
menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.
Penatalaksanaan Medik
 Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
 Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka diperlukan
penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
 Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas microorganisme
yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk
menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.
 
RESUME KASUS
Pasien datang ke IGD dibawa oleh keluarga dengan keluhan sejak kemarin
sore Demam dan dysuria( buang air kecil terasa sakit). Selain Ny. A juga
mengatakan sakit pada perut seperti di remas-remas dan perih saat mau
buang air kecil, sehingga Ny. A jadi takut jika mau BAK padahal buang air
kecilnya lebih sering dari pada biasanya, oleh sebab itu Ny. A mengatakan
takut untuk banyak minum. Ny. A mengatakan mengalami nyeri saat BAK
dan adanya darah dalam urine ( hematuria), selain itu diawal berkemih ada
cairan eksudat yang purulen dan terasa gatal. Karena sakit pada bagian
bawah. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapat hasil TTV: RR:
24x/menit, S: 40 ℃, N : 89x/menit. Saat di IGD Ny. A dilakukan
pemasangan infuse RL, 20 tts/mnt dengan abocat ukuran 22 dan diberikan
terapi obat : Ceftriaxone 2x500mg, Ketorolak 2x 0,5mg/kg/BB. Saat ini
pasien telah dipindah keruang rawat inap
ANALISA DATA
ANALISIS DATA

Hari/
DATA MASALAH
Tgl/ Jam

12 oktober DS: Nyeri Akut (SDKI: D.0077)


2020
 Pasien mengatakan nyeri sehingga
takut untuk BAK
 P: Pasien mengatakan nyeri pada saat
BAK
 Q: mengatakan bahwa nyeri seperti
diremas remas pada bagian bawah
perut
 R: pasien mengatakan nyeri pada
bagian bawah perut
 S: pasien mengatakan skala nyeri 5
 T: pasien mengatakan nyeri hilang
timbul dengan durasi 2 menit
DO:

 Kesadaran Composmestis
 Ekspresi meringis
 Pasien tampak apatis
 Sikap tubuh melindungi
 Fokus menyempit
 S : 40 OC
 N : 89 x/i
 TD : 110/90mmHg
 RR : 24x/i
12 oktober DS: Hipertermia (SDKI: D:0130)
2020
 Pasien mengatakan badan nya panas
 Pasien mengatakan badannya lemas
 Pasien mengatakan takut untuk
banyak minum
 Pasien mengataka panas naik turun
 Pasien mengatakan saat demam
dirumah hanya meminum obat yang
dibeli diapotik

DO:

 Keadaan Umum Baik


 S = 40 ℃
 N : 89 x/i
 TD : 110/90mmHg
 RR : 24x/i
 Kulit tampak pucat.
 Kulitnya teraba hangat.
 Mukosa bibir kering
 Pasien mendapatkan terapi obat
paracetamol
12 oktober DS: Gangguan Eliminasi Urin
2020 (SDKI: D.0040)
 Pasien mengatakan nyeri saat BAK
 Pasien mengatakan sering BAK
namun urin yang dikeluarkan hanya
sedikit
 Pasien mengatakan warna urin nya
keruh dan kadang bercampur darah
 Pasien mengatakan takut untuk BAK
 Pasieng mengatakan tidak terlalu
banyak minum

DO:

 Pasien Tampak menahan nyeri.


 Urine berwarna keruh dan adanya
hematuria.
 S = 40 ℃
 N : 89 x/i
 TD : 110/90mmHg
 RR : 24x/i
 Urine 250 cc
 Balance cairan
BC= 1100cc - 1025 cc = 75 cc
12 oktober  Pasien mengakan tidak begitu Ansietas (SDKI: D.0080)
2020 memahami tentang kondisi
kesehatannya
 Pasien mengatakan cemas dengan
kondisi kesehatannya saat ini
 Pasien mengatakan takut dan khawatir
dengan tindakan medis selanjutnya
yang akan dilakukan.

DS :
 KU baik
 Kesadaran composmentis
 Tanda tanda vital
 S = 40 ℃
 N : 89 x/i
 TD : 110/90mmHg
 RR : 24x/i
 Pasien tampak gelisah dan cemas
 Kontak mata kurang
 Ketika berbicara, suara bergetar
 Pasien tampak sering melamun
 Pasien tampak lemah
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

TANGGAL: 12 Oktober 2020


 Nyeri Akut (SDKI: D.0077)
 Hipertermia (SDKI: D:0130)
 Gangguan Eliminasi Urin (SDKI: D.0040)
 Ansietas (SDKI: D.0080)
INTERVENSI
Hari/ DIAGNOSIS NOC NIC
No.
Tgl/ Jam KEPERAWATAN (Nursing Outcome Classification) (Nursing Intervention Classification)
1. Nyeri Akut (SDKI. NOC : Manajemen nyeri
D.0077)  Pain Level,
 Pain control, 1. Kaji keluhan nyeri, lokasi, karakteristik,
 Comfort level onset/durasi, frekuensi, kualitas, dan beratnya
nyeri.
Kriteria Hasil : 2. Observasi respon ketidaknyamanan secara
 Mampu mengontrol nyeri (tahu verbal dan non verbal.
penyebab nyeri, mampu 3. Gunakan strategi komunikasi yang efektif
menggunakan tehnik untuk mengetahui respon penerimaan klien
nonfarmakologi untuk mengurangi terhadap nyeri.
nyeri, mencari bantuan) 4. Evaluasi keefektifan penggunaan kontrol nyeri
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang 5. Monitoring perubahan nyeri baik aktual
dengan menggunakan manajemen maupun potensial.
nyeri 6. Sediakan lingkungan yang nyaman.
 Mampu mengenali nyeri (skala, 2. Ajarkan penggunaan tehnik relaksasi sebelum
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) atau sesudah nyeri berlangsung.
 Menyatakan rasa nyaman setelah 3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk
nyeri berkurang memilih tindakan selain obat untuk
 Tanda vital dalam rentang normal meringankan nyeri.
2.   Hipertermia (SDKI: NOC : Fever treatment
D:0130) Thermoregulation 1. Monitor suhu sesering mungkin
Kriteria Hasil : 2. Monitor IWL
 
 Suhu tubuh dalam rentang 3. Monitor warna dan suhu kulit
normal 4. Monitor tekanan darah, nadi dan
 Nadi dan RR dalam RR
rentang normal 5. Monitor penurunan tingkat
 Tidak ada perubahan kesadaran
warna kulit dan tidak ada 6. Monitor WBC, Hb, dan Hct
pusing, merasa nyaman 7. Monitor intake dan output
8. Berikan anti piretik
9. Berikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam
10. Berikan cairan intravena
11. Kompres pasien pada lipat paha
dan aksila
12. Tingkatkan sirkulasi udara
13. Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya menggigil
3.   Gangguan NOC: Manajemen eleminasi urine
Eliminasi Urin  Kontinensia 1. Monitor eliminasi urine:
(SDKI: D.0040) /pengendalian urine meliputi: frekwensi
adekuat 2. konsistensi, bau, volume dan
 Eliminasi urine warna urine.
terkontrol 3. Ambil spesimen urine pancar
  tcngah, untul urinalisis.
Kriteria Hasil: 4. Ajarkan pada klien/keluarga:
 mampu ke toilet secara tentang tanda dan gejala infeksi
mandiri . saluran kemih, dat libatkan
 Tidak adanya infeksi di keluarga untuk mencatat
saluran kencing. haluaral urine.
 Berkemih lebih dari 5. Anjurkan klien untuk minum
150cc setiap kali Bak. sebanyak 200 cc setelah
 Eliminasi urine tidak makan., dan batasi menjelang
terganggu : bau, tidur bila ada riwayat ngompol.
jumlah , warna urine 6. Kolaborasi ke tim medis jika
dalam rentang yang ada gejala dan tanda infeksi.
diharapkan, tidak ada
hematuri, disuria;
nokturia
4.   Ansietas (SDKI: NOC : Anxiety Reduction (penurunan
D.0080)  Anxiety control kecemasan)
 Coping 1. Gunakan pendekatan yang
Kriteria Hasil : menenangkan
 Klien mampu 2. Nyatakan dengan jelas harapan
mengidentifikasi dan terhadap perilaku pasien
mengungkapkan gejala 3. Jelaskan semua prosedur dan apa
cemas yang dirasakan selama prosedur
 Mengidentifikasi, 4. Berikan informasi faktual
mengungkapkan dan mengenai diagnosis, tindakan
menunjukkan tehnik untuk prognosis
mengontol cemas 5. Dengarkan dengan penuh
 Vital sign dalam batas perhatian
normal 6. Identifikasi tingkat kecemasan
 Postur tubuh, ekspresi 7. Bantu pasien mengenal situasi
wajah, bahasa tubuh dan yang menimbulkan kecemasan
tingkat aktivitas 8. Dorong pasien untuk
menunjukkan mengungkapkan perasaan,
berkurangnya kecemasan ketakutan, persepsi
9. Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai