LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
DENGAN KASUS GAGAL GINJAL AKUT
Laporan Asuhan Keperawatan Ini Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah
DISUSUN
OLEH:
PEMBIMBING AKADEMIK
PEMBIMBING KLINIK (CI)
KOORDINATOR STASE
A. Definisi
Gagal ginjal akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal dalam
membersihkan darah dari bahan racun, yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik
didalam darah (misalnya urea). Gagal ginjal akut merupakan suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara mendadak dengan akibat terjadinya
peningkatan hasil metabolik (Ayu. 2010).
Gagal ginjal akut merupakan suatu keadaan dimana ginjal mengalami gangguan
dalam melaksanakan fungsi fungsi vital (Bonez. 2010).
Gagal ginjal akut (GGA) merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan
penurunan mendadak (dalam beberapa jam bahkan beberapa hari) laju filtrasi glomerolus
(LFG), disertai akumulasi nitrogen sisa metabolisme (ureum dan kreatinin).
Acute Kidney Injuryadalah penurunan fungsi ginjal mendadak dengan akibat
hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeostatis tubuh. Acute Kidney
Injury juga merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
mendadak dengan akibat terjadinya penimbunan hasil metabolik persenyawaan nitrogen
seperti ureum dan kreatinin. Diagnosa Acute Kidney Injury (Gagal Ginjal Akut) yaitu
terjadinya peningkatan kadar kreatinin darah secara progresif 0.5 mg/dl per hari.
Peningkatan kadar ureum darah adalah sekitar 10 sampai 20 mg/dl per hari kecuali bila
terjadi hiperkatabolisme dapat mencapai 100 mg/dl per hari (Nuari & Widayati, 2017)
Acute Kidney Injury atau Acute Renal Failure (ARF) adalah fungsi ginjal yang
menurun secara tiba-tiba penurunan GFR (Glomerular Filtration Rate) dan terjadi hampir
dalam hitungan jam atau hari. Acute kidney injurybiasanya secara mendadak tanpa
didahului dengan gejala penurunan fungsi ginjal. Kasus yang banyak terjadi adalah ketika
pasien bekerja berat, berolah raga, stress, dan sebagainya, tiba-tiba muncul gejala Acute
Kidney Injury ini. Gejala biasanya baru teridentifikasi di rumah sakit yang berupa
oliguria (output urin dalam 24 jam kurang dari 400 cc, azotemia progresif dan disertai
kenaikan ureum dan kreatinin (Diyono & Mulyanti, 2019).
Acute Kidney Injury adalah fungsi ginjal yang menurun dengan tibatiba yang
dapat menganggu keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Biasanya gejalanya
B. Klasifikasi
United State Renal Data System (2015), mengatakan bahwa ADQI (Acute Dialysis
Quality Initative) mengeluarkan sistem klasifikasiAKI (Acute Kidney Injury) dengan
kriteria RIFLE (Risk, Injury, Failure, Loss of kidney function , and End-Stage kidney
disease) yang terdiri dari 3 kategori (berdasarkan peningkatan kadar Cr (Creatinin) serum
atau penurunan LFG (Laju Filtrasi Glomerulus) atau kriteria UO (Urine
Output) yang menggambarkan beratnya penurunan fungsi ginjal dan 2 kategori yang
menggambarkan prognosis gangguan ginjal seperti tabel dibawah ini.
Tabel 1. Klasifikasi RIFLE menurut the acute dialysis quality initiative (ADQI)
C. Etiologi
Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut(Muttaqin,arif.2014).
1. Kondisi Pre Renal (hipoperfusi ginjal)
Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunnya
laju filtrasi glumerulus. Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan terjadinya
hipoperfusi renal adalah :
a. Penipisan volume
b. Hemoragi
c. Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretik, osmotik)
d. Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah, diare, selang nasogastrik)
e. Gangguan efisiensi jantung
f. Infark miokard
g. Gagal jantung kongestif
h. Disritmia
i. Syok kardiogenik
j. Vasodilatasi
k. Sepsis
l. Anafilaksis
m. Medikasi antihipertensif atau medikasi lain yang menyebabkan vasodilatasi
Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut menurut (Sarwono, 2001)
1. Kondisi prerenal (hipoperfusi ginjal)
Kondisi prerenal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan
turunnyalaju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum adalah status
penipisan volume(hemoragi atau kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal),
vasodilatasi (sepsisatau anafilaksis), dan gangguan fungsi jantung (infark
miokardium, gagal jantungkongestif, atau syok kardiogenik.
2. Penyebab intrarenal (Kerusakan actual jaringan ginjal)
Penyebab intrarenal gagal ginjal akut adalah akibat dari kerusakan struktur
glomerulusatau tubulus ginjal. Kondisi seperti rasa terbakar, cedera akibat benturan,
dan infeksiserta agen nefrotoksik dapat menyebabkan nekrosis tubulus akut
(ATN) danberhentinya fungsi renal. Cedera akibat terbakar dan benturan
menyebabkan pembebasan hemoglobin dan mioglobin (protein yang
dilepaskan dari otot ketikacedera), sehingga terjadi toksik renal, iskemik
atau keduanya. Reaksi tranfusi yangparah juga menyebabkan gagal intrarenal,
hemoglobin dilepaskan melalui mekanismehemolisis melewati membran glomerulus
Menurut brunner and suddarth (2002) penyebab dari gagal ginjal akut antara lain
1. Parental (hipoperfusi ginjal) akibat masalah aliran darah hipoperfusi ginjal dan
turunnya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umumnya adalah penipisan
volume (hemoragi atau kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal),
vasodilatasi (sepsis atau anafilaksis) gagal jantung kongestif atau syok
kardiogenik)
2. Intrarenal (kerusakan actual jaringan ginjal) akibat dari kerusakan struktur
glomerulus atau tubulus ginjal. Kondisi ini seperti : rasa terbakar, cedera akibat
benturan dan infeksi serta agens nefrotoksik dapat menyebabkan nekrosis tubulus
akut( ATN) dan berhentinya fungsi renal.
3. Pasca renal (obstruksi aliran urin) yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya
akibat dari obstruksi dibagian distal ginjal. Tekanan di tubulus ginjal menigkat
akhirnya laju filtrasi glomerulus meningkat.
D. Patofisiologis
Pada ginjal normal, 90% aliran darah didistribusi ke korteks (tempat di mana
terdapat glomerulus) dan 10% pada medula. Dengan demikian, ginjal dapat
Menurut Smeltzer (2002) terdapat empat tahapan klinik dan gagal ginjal akut, yaitu
periode awal, periode oligunia, periode diuresis, dan periode perbaikan.
1. Periode awal dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.
2. Periode oliguria (volume urine kurang dari 400 ml/24 jam) disertai dengan
peningkatan konsentrasi serum dan substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal
(urea, kreatinin, asam urat, serta kation intraseluler-kalium dan magnesium). Jumlah
urine minimal yang diperlukan untuk membersihkan produk sampah normal tubuh
adalah 400 ml. Pada tahap ini gejala uremik untuk pertama kalinya muncul dan
kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia terjadi.
3. Periode diuresis, pasien menunjukkan peningkatan jumlah urine secara bertahap,
disertai tanda perbaikan filtrasi glomerulus. Meskipun urine output mencapai kadar
normal atau meningkat, fungsi renal masih dianggap normal. Pasien harus dipantau
Menurut Corwin, Elizabeth J. 2009 manifestasi klinis gagal ginjal akut diantaranya:
1. Dapat terjadi oliguria, terutama apabila kegagalan disebabkan oleh iskemia atau
obstruksi. Oliguria terjadi karena penurunan GPR.
2. Nekrosis tubulus toksik dapat berupa non-oliguria (haluaran urine banyak) dan terkait
dengan dihasilkannya volume urine encer yang adekuat
3. Tampak peningkatan BUN dan nilai kreatinin serum menetap
4. Hiperkalemia berat dapat mengarah pada disritmia dan henti jantung
5. Asidosis progresif, peningkatan konsentrasi fosfat serum, dan kadar kalsium serum
rendah
6. Anemia, karena kehilangan darah akibat lesi uremik gastrointestinal, penurunan masa
hidup sel-sel darah merah, dan penurunan pembentukan eritropoetin
Odema paru terjadi karena gagal jantung kongestif. Keadaan ini terjadi akibat
ginjal tidak dapat mensekresi urin, garam dalam jumlah yang cukup. Posisi pasien
setengah duduk agar cairan dalam paru dapat di distribusi ke vaskular sistemik, di pasang
oksigen, dan di berikan diuretik kuat (furosemide injeksi). Aritmia terjadi karena efek dari
hiperkalemia yang mempengaruhi kelistrikan jantung. Gangguan elektrolit (hiperkalemia,
hiponatremia dan asidosis). Penurunan kesadaran terjadi karena perubahan perfusi dan
penurunan aliran darah ke otak. Infeksi terjadi karena retensi sisa metabolisme tubuh
dalam peredaran darah (BUN,kreatinin). Anemia, terjadi akibat penurunan produksi
eritropoietin sehingga eritrosit yang dihasilkan juga akan berkurang (Nuari & Widayanti,
2017). Selain yang disebutkan diatas komplikasi gagal ginjal akut adalah sebagai berikut :
1. Asidosi metabolik, yang ditandai dengan sesak nafas, mual dan muntah
2. Kerusakan ginjal permanen
3. Hiperkalemia, yaitu kondisi ketika kadar kalium darah meningkat
4. Edema paru, yaitu penumpukan cairan didalam paru-paru
5. Perikarditis, yaitu peradangan pada selaput pembungkus jantung.
G. Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan Primer adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari diri dari
berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya GGA, antara lain :
a. Setiap orang harus memiliki gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan dan
olahraga teratur.
b. Membiasakan meminum air dalam jumlah yang cukup merupakan hal yang harus
dilakukan setiap orang sehingga faktor resiko untuk mengalami gangguan ginjal
dapat dikurangi.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah langkah yang biasa dilakukan untuk mencegah
terjadinya komplikasi yang lebih berat, kecacatan dan kematian. Pada kasus GGA
yang sangat parah timbul anuria lengkap. Pasien akan meninggal dalam waktu 8
sampai 14 hari. Maka untuk mencegah terj adinya kematian maka fungsi ginjal harus
segera diperbaiki atau dapat digunakan ginjal buatan untuk membersihkan tubuh dari
kelebihan air, elektrolit, dan produk buangan metabolisme yang bertahan dalam
jumlah berlebihan. Hindari atau cegah terjadinya infeksi. Semua tindakan yang
memberikan risiko infeksi harus dihindari dan pemeriksaan untuk menemukan adanya
infeksi harus dilakukan sedini mungkin. Hal ini perlu di perhatikan karena infeksi
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi: ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan menilai derajat komplikasi
yang terjadi
2. Foto polos abdomen: untuk menilai bentuk dan besar ginjal (batu atau obstruksi).
Dehidrasi dapat memperburuk keadaan ginjal, oleh karena itu penderita diharapkan
tidak puasa.
3. USG: untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan
parenkim ginjal.
4. IVP (Intra Vena Pielografi): untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter.
Pemeriksaan ini beresiko penurunan faal ginjal pada keadaan tertentu. Misal : DM,
usia lanjut, dan nefropati asam urat
5. Renogram: untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari gangguan.
6. Pemeriksaan Pielografi Retrograd bila dicurigai obstruksi yang reversibel.
7. EKG: untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis,
aritmia, gangguan eletrolit (hiperkalemia).
8. Biopsi ginjal
9. Pemeriksaan laboratorium yang umumnya menunjang kemungkinan adanya GGA:
a. Darah: ureum, kreatinin, elektrolit serta osmolaritas
b. Urin: ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas dan berat jenis. Laju Endap Darah
(LED). Meninggi oleh karena adanya anemia dan albuminemia.
c. Ureum dan kreatinin: meninggi
d. Hiponatremia umumnya karena kelebihan cairan
e. Peninggian gula darah akibat gangguan metabolisme karbohidrat pada gagal ginjal
f. Asidosis metabolik dengan kompensansi respirasi menunjukkan pH yang
menurun, HCO3 menurun, PCO2 menurun, semuanya disebabkan retensi asam-
asam organik pada gagal ginjal.
Penatalaksanaan pada klien gagal ginjal akut dilakukan secara komprehensif baik dari
disiplin medis, Nurse practitionist, nutrition, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah
manajemen penatalaksanaan pada klien gagal ginjal akut (Judith, 2002).
1. Tata laksana umum
Secara umum yang harus dilakukan pada klien gagal ginjal akut adalah
memberlakukan dan mengawasi secara ketat diet tinggi kalori dan rendah protein,
natrium, kalium, kaliaum dengan pemberian suplemen tambahan. Jumlah
kebutuhan kalori disesuaikan dengan umur dan berat badan. Dan yang paling
penting adalah membatasi asupan cairan. Untuk mengontrol kadar elektrolit yang
tidak seimbang dalam tubuh, maka perlu tindakan dialisis (hemodilysis/ peritoneal
dialysis).
2. Tata laksana medis
Penggunaan terapi medis pada gagal ginjal akut utamanya diperuntukkan untuk
menjaga volume cairan dalam tubuh sesuai dengan kompensasi ginjal dan
menjaga kondisi asam basa darah. Terapi medis yang digunakan adalah:
a. Furosemid
Pemberian 20 sampai 100 mg per IV setiap 6 (enam) jam akan menjaga
stabilitas volume cairan dalam tubuh.
b. Kalsium glukonat
Pemberian 10 ml/ 10% dalam cairan solut infus (IV) akan membatu menjaga
kadar kalium
c. Natrium polystyrene
15 gr dalam dosis 4 kali sehari dicampur dalam 100 ml dari 20% sorbitol, 30
sampai 50 gr dalam 50 ml 70% sorbitol dan 150 ml dalam air akan menjaga
kadar kalium
d. Natrium bikarbonat
Pemberian ini akan mengatasi kondisi asidosis metabolik.
3. Observasi ketat
Hasil pemeriksaan laboratorium (BUN, kreatinin dan kadar kalium) harus
dimonitoring secara ketat. Hal ini sangat bermakna dalam mempertahankan hidup
klien.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien yang mengalami Gagal Ginjal
Kronik menurut Brunner & Suddarth, (2013) dan Nanda (2012-2014) :
1. Kelebihan cairan berhubungan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Kurang pengetahuan
4. Gangguan harga diri
5. Ansietas
6. Intoleransi aktivitas
1. Diyono & Mulyanti. 2019. Keperawatan Medikal Bedah : Sistem Urologi. Yogyakarta :
Andi.
2. Muttaqin & Sari. 2014. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta :
Salemba Medika
3. Nuari & Widayati. 2017. Gangguan Pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan
Keperawatan. Yogyakarta : Deepublish.
4. Sudoyo AW dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Ed 4. Jakarta: Pusat
Penerbitan IPD FKUI
5. Brunner & Suddarth, 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 12 Vol 2.
Jakarta: EGC
6. Kidney Disease Improving Global Outcome (KDIGO). KDIGO Clinical Practice
Guideline for Acute Kidney Injury. Kidney International Supplements 2012. Vol.2. 19-36
7. Price & Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta :
EGC.
8. Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta : EGC.
9. Sinto R, Nainggolan G. 2010. Acute Kidney Injury: Pendekatan Klinis dan Tata Laksana.
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
10. Ayu. 2010. Acute Kidney Injury: Pendekatan Klinis dan Tata Laksan. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
11. Bonez, Hery. 2011. Gagal Ginjal dan Penanganan Gagal Ginjal Ed.1. Yogyakarta : EGC
IDENTITAS
1. Nama Pasien : Ny.U
2. Umur: 52 Tahun
3. Suku/ Bangsa : Aceh/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT
7. Alamat : Lampineng, Banda Aceh
8. Sumber Biaya : BPJS
KELUHAN UTAMA
Keluhan utama: Pasien mengatakan lemas, pada bagian tangan dan kaki mengalami pembengkakan, sulit bernafas,
sering terbangun pada malam hari untuk BAK dengan jumlah BAK sedikit , dalam 1 minggu terakhir ini pasien
mengalami penurunan selera makan dan muntah
3. Riwayat alergi:
Obat ya tidak jenis……………………
Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA
Makanan ya tidak jenis……………………
5. Lain-lain:
...........................................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................................
- Jenis :………………….....................................................................................................................................
- Genogram :
Merokok ya tidak
keterangan…………………….........................................................
Obat ya tidak
keterangan…..............................................................………………
keterangan…..........................................................…………………
j. Penggunaan WSD:
- Jenis : .................................................................................................................................................................
- Jumlah cairan : ..................................................................................................................................................
- Undulasi :...................................................................................................................................................
- Tekanan : ..................................................................................................................................................
k. Tracheostomy: ya tidak
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
l. Lain-lain:
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
Q :...................................................................
R :...................................................................
S :...................................................................
T :...................................................................
f. Kemampuan berkemih:
Masalah Keperawatan:
Spontan Alat bantu, sebutkan: .................................................................................................
Jenis :............................................ 1. Kelebihan Volume
Ukuran :............................................ Cairan
Hari ke :............................................
2. Resiko Perfusi Renal
g. Produksi urine : 300 ml/jam
Warna : Kuning Pekat Tidak Efektif
Bau : Khas Urin
h. Kandung kemih : Membesar ya tidak
i. Nyeri tekan ya tidak
j. Intake cairan oral : 1250cc/hari parenteral : 200 cc/hari
k. Balance cairan:
Cairan masuk
Oral : 1250 cc/hari ( Minum 1000 cc, Makan 50 cc, air metobolisme 200 cc/kgBB/24 jam)
Parenteral : 200 cc/ hari
Total : 1450 cc/ 24 jam
Cairan keluar
Urin : 300ml/ jam
BAB : 100 cc
Muntah : 100 cc
IWL : 15 cc x 40 kg = (600 cc/kgBB/24jam)
Total : 1100 cc/24 jam
BC=CM-CK
1450 cc – 1100 cc = 350 cc/24 jam
k. Lain-lain:
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
7. Sistem Penglihatan
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Masalah Keperawatan :
Q :...................................................................
R :...................................................................
S :...................................................................
T :...................................................................
8. Sistem pendengaran
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Masalah Keperawatan :
OD OS Tidak ada
masalahkeperawatan
Aurcicula
MAE
Membran
Tymphani
Rinne
Weber
Swabach
b. Tes Audiometri
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
Q :...................................................................
R :...................................................................
Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA
S :...................................................................
T :...................................................................
NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan bahwa pasien beresiko Total Nilai
mengalami dekubisus (pressure ulcers)
(15 or 16 = low risk, 13 or 14 = moderate risk, 12 or less = high risk)
b. Warna
c. Pitting edema: +/- grade:................ Masalah Keperawatan :
d. Ekskoriasis: ya tidak
e. Psoriasis: ya tidak Tidak ada masalah
f. Pruritus: ya tidak keperawatan
g. Urtikaria: ya tidak
h. Lain-lain:
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
Masalah keperawatan :
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya: Tidak ada masalah
............................................................................................................................... keperawatan
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah Masalah Keperawatan :
- Sebelum sakit sering kadang- kadang tidak pernah
- Selama sakit sering kadang- kadang tidak pernah Tidak ada masalah
keperawatan
.........................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................
TERAPI
Ranitidine IV 2x50 mg
Furosemid IV 3x40 mg
Lucid p/o 3x20 mg
Chlorothiazide
Terapi O2 Simple mask 7 lpm
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
Pasien dibawa ke Rumah Sakit Umum Banda Aceh oleh keluarga ke IGD pada tanggal 04
Oktober 2020 jam 15:00 WIB, kemudian pada jam 15.30 pasien dipindahkan ke ruang rawat inap,
dengan keluhan sulit bernafas, edema pada bagian kaki dan tangan, pasien dalam beberapa hari ini
BAK sedikit,pasien juga mengatakan dalam 1 minggu terakhir ini mengalami penurunan selera
makan dan muntah , pasien tampak lemas dan pucat, kesadaran pasien compos mentis, TD : 160/90
mmHg, HR : 88x/i, RR : 28x/i. T :36,9 0C. Pasien belum pernah dirawat dirumah sakit, dan tidak
memiliki riwayat alergi
Dari hasil pengkajian didapatkan data bahwasannya pasien mengalami edema pada bagian
eksermitas atas dan bawah. Pasien mengalami gangguan pernapasan dengan RR 28x/i, pernapasan
kusmaul, dan pasien menggunakan otot bantu diafragma. Pasien mengeluh pada malah hari sering
terbangun untuk BAK , namun urin yang dikeluarkan sangat sedikit dengan 300 ml/24 jam. Pasien
juga mengeluh muntah sehingga tidak nafsu makan, pasien mengalami penurunan BB dengan BB
awal 45kg, BB sekarang 40 kg. Pasien bau mulut, mukosa bibir kering, dan turgor kulitkurang baik.
Judgment Resume
Dari kasus diatas maka didapatkan 4 masalah keperawatan dengan masalah keperawatan
yang pertama adalah Hipervolemia hal ini terjadi jika natrium dan air tertahan didalam tubuh, yang
menyebabkan total cairan ekstraseluler akan meningkat dan tekanan kapiler ikut naik, sehingga
cairan ekstraseluler ini akan berpindah ke cairan interstitial yang akan menyebabkan volume cairan
interstitial naik dan akan mengakibatkan edema pada pasien sehingga terjadi kelebihan volume
cairan. Pada kasus gagal ginjal akut ini seseorang akan mengalami kelebihan volume cairan karena
ginjal telah gagal melakukan fungsinya pada proses filtrasi, disini telah terjadi kerusakan pada
bagian tubulus dan glomerulus, sehingga ginjal gagal dalam mempertahankan homeostasis cairan
dan elektrolit. Penumpukan cairan di dalam tubuh akan menyebabkan Edema. Dapat dilihat juga
salah satu manifestasi yang mendukung proses penumpukan cairan yaitu terjadinya oliguria, dimana
blance cairan terganggu yaitu lebih besar Input dari pada output. Dari hasil pengkajian ditemukan
data bahwasanya pasien mengalami edema pada bagian eksermitas, oliguria dan gangguan balance
cairan.
Masalah keperawatan ke 2 yaitu pola nafas tidak efektif, hal ini terjadi karena hiperventilasi
yang disebabkan oleh asidosis metabolik yang membuat peningkatan asam dalam darah. Pada
pasien gagal ginjal akut terjadi penumpukan asam karena fosfat dan sulfat tidak bisa dikeluarkan
oleh tubuh yang mengakibatkan penurunan pH dan keasaman meningkat, sehingga pasien
mengalami pernafasan kusmaul. Proses terjadinya pernafasan khsumaul ini juga berhubungan
Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA
dengan jumlah cairan yang terlalu bnyak di dalam darah, darah disini berfungsi untuk membawa
oksigen keseluruh tubuh, namun apabila kadar air lebih banyak didalam darah, maka jumlah O2
yang diangkut oleh darah semakin sedikit, hal ini akan mengganggu pernafasan karna kadar O2
didalam tubuh tidak tercukupi. Dari hasil pengkajian pasien mengalami sesak nafas dengan RR
28x/i dan pernafasan khsumaul.
Masalah keperawatan yang ke 3 yaitu defisit nutrisi atau nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
hal ini terjadi karena metabolik gastrointestinal terganggu yang disebabkan oleh asidosis metabolik,
atau peningkatan pH asam ,sehingga menyebabkan mual dan muntah yang membuat intake nutrisi
tidak adekuat karena pasien tidak nafsu makan, sehingga pemenuhan nutrisi jadi berkurang dan
tidak seimbang, BB pasien 40kg dan TB 152 cm IMT = 17,31 dengan interpretasi BB kurang. Mual
dan muntah juga merupakan manifestasi klinis yang akan dialami oleh penderita gagal ginjal akut.
Masalah keperawatan yang ke 4 adalah Resiko perfusi renal tidak efektif hal ini
berhubungan dengan sirkulasi darah ke ginjal bermasalah dimana suplai O2 kejaringan menurun
salah satu manifestasi nya adalah terjadinya peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh
resitensi cairan dan natrium sehingga akan mengganggu proses sirkulasi O2 yang di lakukan oleh
jantung. Manifestasi yang dapat dilihat juga yaitu terjadinya asidosi metabolik yang akan
mengganggu perfusi renal. Manifestasi klinis yang dapat dilihat juga yaitu hiperglikemia dimana
ginjal tidak mampu melakukan metabolisme karbohidrat. Dari hasil pengkajian didapatkan data
bahwasannya Warna Kulit pucat, Pernafasan Kusmaul, Produksi urin 300 ml/ 24 Jam, Peningkatan
tekanan darah 160 mmHg, Pasien terpasang O2 Nasal Kanul 4 lpm, Hemoglobin: 9,6 g/dl,
Hematokrit: 20%, Eritrosit: 2,8 Juta/mmk, Ureum: 120 mg/dl, Kreatinin: 6,90 mg/dl
ANALISIS DATA
Hari/
DATA MASALAH
Tgl/ Jam
Senin, 04 Data Subjektif: Hipervolemia (SDKI: D0022)
Oktober
1. Pasien mengatakan bengkak pada
2020
bagian kaki dan tangan
2. Pasien mengatakan sering BAK pada
malam hari
3. Pasien mengatakan urin yang
dikeluarkan sangat sedikit
4. Pasien mengatakan lemas
5. Pasien mengatakan bahwa tubuhnya
terasa semakin berat, kaku untuk
digerakkan
Data Objektif:
Data Objektif:
TTV:
TD: 160/90 mmHg
HR: 88x/i
RR: 28 x/i
Data Objektif:
TTV:
TD: 160/90 mmHg
HR: 88x/i
RR: 28 x/i
T: 36,9 OC
Data Objektif:
1. Ku baik
2. Kesadaran composmentis
3. Konjungtiva pucat
4. Turgor kulit kurang baik
5. Pasien terlihat lemas
6. Peristaltik 20x/i
7. Membran mukosa pucat
8. Hb: 9,6 g/dl
9. IMT: 17,31 dengan interprestasi BB
kurang
10. Adanya penurunan BB ,
BB Awal : 45 kg
BB Sekarang : 40 kg
TTV:
TD: 160/90 mmHg
HR: 88x/i
RR: 28 x/i
T: 36,9 OC
Senin, 04 Data Subjektif: Risiko Pefusi Renal Tidak
Oktober 1. Pasien Mengatakan lemas Efektif (SDKI: D.0016)
2020 2. Pasien mengatakan sering BAK
namun urin yang dikeluarkan sedikit
3. Pasien mengatakan kesulitan bernapas
tanpa alat bantu napas
4. Pasien mengatakan muntah
Data Objektif:
1. Pasien mengalami Oliguria
2. Warna Kulit pucat
TTV:
HR: 88x/i
RR: 28 x/i
T: 36,9 OC