Anda di halaman 1dari 49

Keperawatan Medikal Bedah

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
DENGAN KASUS GAGAL GINJAL AKUT

Laporan Asuhan Keperawatan Ini Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah

DISUSUN
OLEH:

VIA ULTIMA FHONNA


19175044

KEPERAWATAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR (K3S)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
2020

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KASUS GAGAL GINJAL AKUT DI KELAS DARING PROGRAM
PROFESI NERS – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ABULYATAMA TAHUN 2020

PEMBIMBING AKADEMIK
PEMBIMBING KLINIK (CI)

Ns. Riyan Mulfianda, M.Kep


Ns. Muzakir, S.Kep NIDN. 1310109001

KOORDINATOR STASE

Ns. Riyan Mulfianda, M.Kep


NIDN. 1310109001

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GAGAL GINJAL AKUT

A. Definisi
Gagal ginjal akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal dalam
membersihkan darah dari bahan racun, yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik
didalam darah (misalnya urea). Gagal ginjal akut merupakan suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara mendadak dengan akibat terjadinya
peningkatan hasil metabolik (Ayu. 2010).
Gagal ginjal akut merupakan suatu keadaan dimana ginjal mengalami gangguan
dalam melaksanakan fungsi fungsi vital (Bonez. 2010).
Gagal ginjal akut (GGA) merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan
penurunan mendadak (dalam beberapa jam bahkan beberapa hari) laju filtrasi glomerolus
(LFG), disertai akumulasi nitrogen sisa metabolisme (ureum dan kreatinin).
Acute Kidney Injuryadalah penurunan fungsi ginjal mendadak dengan akibat
hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeostatis tubuh. Acute Kidney
Injury juga merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
mendadak dengan akibat terjadinya penimbunan hasil metabolik persenyawaan nitrogen
seperti ureum dan kreatinin. Diagnosa Acute Kidney Injury (Gagal Ginjal Akut) yaitu
terjadinya peningkatan kadar kreatinin darah secara progresif 0.5 mg/dl per hari.
Peningkatan kadar ureum darah adalah sekitar 10 sampai 20 mg/dl per hari kecuali bila
terjadi hiperkatabolisme dapat mencapai 100 mg/dl per hari (Nuari & Widayati, 2017)
Acute Kidney Injury atau Acute Renal Failure (ARF) adalah fungsi ginjal yang
menurun secara tiba-tiba penurunan GFR (Glomerular Filtration Rate) dan terjadi hampir
dalam hitungan jam atau hari. Acute kidney injurybiasanya secara mendadak tanpa
didahului dengan gejala penurunan fungsi ginjal. Kasus yang banyak terjadi adalah ketika
pasien bekerja berat, berolah raga, stress, dan sebagainya, tiba-tiba muncul gejala Acute
Kidney Injury ini. Gejala biasanya baru teridentifikasi di rumah sakit yang berupa
oliguria (output urin dalam 24 jam kurang dari 400 cc, azotemia progresif dan disertai
kenaikan ureum dan kreatinin (Diyono & Mulyanti, 2019).
Acute Kidney Injury adalah fungsi ginjal yang menurun dengan tibatiba yang
dapat menganggu keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Biasanya gejalanya

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


ditandai dengan penurunan berkemih atau peningkatan berkemih dalam 24 jam.
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium terjadi peningkatan ureum dan kreatinin.
Menurut (Kidney Disease Improving Global Outcome). Acute Kidney Injury
(AKI) adalah penurunan cepat (dalam jam hingga minggu) laju filtrasi glomerulus (LFG)
yang umumnya berlangsung reversibel, diikuti kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa
metabolisme nitrogen, dengan/ tanpa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Acute
Dialysis Quality Initia- tive (ADQI) yang beranggotakan para nefrolog dan intensivis di
Amerika pada tahun 2002 sepakat mengganti istilah ARF menjadi AKI. Penggantian
istilah renal menjadi kidney diharapkan dapat membantu pemahaman masyarakat awam,
sedangkan penggantian istilah failure menjadi injury dianggap lebih tepat
menggambarkan patologi gangguan ginjal.

B. Klasifikasi
United State Renal Data System (2015), mengatakan bahwa ADQI (Acute Dialysis
Quality Initative) mengeluarkan sistem klasifikasiAKI (Acute Kidney Injury) dengan
kriteria RIFLE (Risk, Injury, Failure, Loss of kidney function , and End-Stage kidney
disease) yang terdiri dari 3 kategori (berdasarkan peningkatan kadar Cr (Creatinin) serum
atau penurunan LFG (Laju Filtrasi Glomerulus) atau kriteria UO (Urine
Output) yang menggambarkan beratnya penurunan fungsi ginjal dan 2 kategori yang
menggambarkan prognosis gangguan ginjal seperti tabel dibawah ini.

Kategori Peningkatan SCr Penurunan LFG Kriteria UO


Injury ≥ 1,5 kali nilai dasar > 25% nilai dasar < 5,5 mL/Kg/jam
≥ 6 jam
Risk > 2,0 kali nilai dasar > 50 % nilai <0,5 mL/Kg/jam
dasar > 12 jam
Failure ≥ 3,0 kali nilai dasar > 75% nilai dasar <0,5 mL/Kg/jam
atau ≥ 4 mg/dL > 24 jam atau Anuria ≥
dengan kenaikan akut 12 jam
≥ 0,5 mg/dL
Loss Penurunan fungsi ginjal menetap selama lebih dari 4 minggu
End stage Penurunan fungsi ginjal menetap selama lebih dari 3 bulan

Tabel 1. Klasifikasi RIFLE menurut the acute dialysis quality initiative (ADQI)

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


Tahap Peningkata Kadar Cr Serum Kriteria UO
1 >0,3 mg/dL atau kenaikan >150%- <0,5 mL/kgBB/jam, >6 jam
200%(l,5-2xlipat)
nilai dasar
2 >200-300% (>2-3xlipat) nilai dasar <0,5 mL/kgBB/jam, >12 jam
3 >300% (>3xlipat) nilai dasar atau <0,3 mL/kgBB/jam, >24 jam atau
>4,0 mg/dL dengan anuria >12 jam
peningkatan akut minimal 0,5 mg/dL

Tabel 2. Klasifikasi AKIN (acute kidney injury network)

C. Etiologi
Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut(Muttaqin,arif.2014).
1. Kondisi Pre Renal (hipoperfusi ginjal)
Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunnya
laju filtrasi glumerulus. Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan terjadinya
hipoperfusi renal adalah :
a. Penipisan volume
b. Hemoragi
c. Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretik, osmotik)
d. Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah, diare, selang nasogastrik)
e. Gangguan efisiensi jantung
f. Infark miokard
g. Gagal jantung kongestif
h. Disritmia
i. Syok kardiogenik
j. Vasodilatasi
k. Sepsis
l. Anafilaksis
m. Medikasi antihipertensif atau medikasi lain yang menyebabkan vasodilatasi

2. Kondisi Intra Renal (kerusakan aktual jaringan ginjal)


Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau tubulus
ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
a. Cedera akibat terbakar dan benturan
b. Reaksi transfusi yang parah

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


c. Agen nefrotoksik
d. Antibiotik aminoglikosida
e. Agen kontras radiopaque
f. Logam berat (timah, merkuri)
g. Obat NSAID
h. Bahan kimia dan pelarut (arsenik, etilen glikol, karbon tetraklorida)
i. Pielonefritis akut
j. Glumerulonefritis
3. Kondisi Post Renal (obstruksi aliran urin)
Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari
obstruksi di bagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi
sebagai berikut :
a. Batu traktus urinarius
b. Tumor
c. BPH
d. Striktur
e. Bekuan darah.

Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut menurut (Sarwono, 2001)
1. Kondisi prerenal (hipoperfusi ginjal)
Kondisi prerenal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan
turunnyalaju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum adalah status
penipisan volume(hemoragi atau kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal),
vasodilatasi (sepsisatau anafilaksis), dan gangguan fungsi jantung (infark
miokardium, gagal jantungkongestif, atau syok kardiogenik.
2. Penyebab intrarenal (Kerusakan actual jaringan ginjal)
Penyebab intrarenal gagal ginjal akut adalah akibat dari kerusakan struktur
glomerulusatau tubulus ginjal. Kondisi seperti rasa terbakar, cedera akibat benturan,
dan infeksiserta agen nefrotoksik dapat menyebabkan nekrosis tubulus akut
(ATN) danberhentinya fungsi renal. Cedera akibat terbakar dan benturan
menyebabkan pembebasan hemoglobin dan mioglobin (protein yang
dilepaskan dari otot ketikacedera), sehingga terjadi toksik renal, iskemik
atau keduanya. Reaksi tranfusi yangparah juga menyebabkan gagal intrarenal,
hemoglobin dilepaskan melalui mekanismehemolisis melewati membran glomerulus

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


dan terkonsentrasi di tubulus ginjal menjadifaktor pencetus terbentuknya hemoglobin.
Penyebab lain adalah pemakaian obat-obatantiinflamasi nonsteroid (NSAID),
terutama pada pasien lansia. Medikasi inimengganggu prostaglandin yang
secara normal melindungi aliran darah renal,menyebabkan iskemia ginjal.
3. Pasca renal
Pascarenal yang biasanya menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat
dariobstruksi di bagian distal ginjal. Tekanan di tubulus ginjal meningkat, akhirnya
lajufiltrasi glomerulus meningkat. Meskipun patogenesis pasti dari gagal ginjal akut
danoligoria belum diketahui, namun terdapat masalah mendasar yang menjadi
penyebab.Beberapa factor mungkin reversible jika diidentifikasi dan
ditangani secara tepatsebelum fungsi ginjal terganggu. Beberapa kondisi yang
menyebabkan penguranganaliran darah renal dan gangguan fungsi ginjal: (1)
hipovolemia; (2) hipotensi; (3) penurunan curah jantung dan gagal jantung
kongestif; (4) obstruksi ginjal atau traktusurinarius bawah akibat tumor, bekuan darah,
atau batu ginjal dan (5) obstrusi vena atauarteri bilateral ginjal.

Menurut brunner and suddarth (2002) penyebab dari gagal ginjal akut antara lain

1. Parental (hipoperfusi ginjal) akibat masalah aliran darah hipoperfusi ginjal dan
turunnya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umumnya adalah penipisan
volume (hemoragi atau kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal),
vasodilatasi (sepsis atau anafilaksis) gagal jantung kongestif atau syok
kardiogenik)
2. Intrarenal (kerusakan actual jaringan ginjal) akibat dari kerusakan struktur
glomerulus atau tubulus ginjal. Kondisi ini seperti : rasa terbakar, cedera akibat
benturan dan infeksi serta agens nefrotoksik dapat menyebabkan nekrosis tubulus
akut( ATN) dan berhentinya fungsi renal.
3. Pasca renal (obstruksi aliran urin) yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya
akibat dari obstruksi dibagian distal ginjal. Tekanan di tubulus ginjal menigkat
akhirnya laju filtrasi glomerulus meningkat.

D. Patofisiologis

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


Beberapa kondisi berikut yang menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan
gangguan fungsi ginjal : hipovelemia, hipotensi, penurunan curah jantung dan gagal
jantung kongestif, obstruksi ginjal atau traktus urinarius bawah akibat tumor, bekuan
darah atau ginjal, obstruksi vena atau arteri bilateral ginjal. Jika kondisi itu ditangani dan
diperbaiki sebelum ginjal rusak secara permanen, peningkatan BUN, oliguria dan tanda-
tanda lain yang berhubungan dengan gagal ginjal akut dapat ditangani. Terdapat 4
tahapan klinik dari gagal ginjal akut (Dongoes):
1. Stadium awal dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.
2. Stadium Oliguria.
Volume urine 75 % jaringan yang berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru
mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan konsentrasi BUN ini berbeda-beda,
tergantung dari kadar dalam diit. Pada stadium ini kadar kreatinin serum mulai
meningkat melebihi kadar normal.
Azotemia biasanya ringan kecuali bila penderita mengalami stress akibat
infeksi, gagal jantung atau dehidrasi. Pada stadium ini pula mengalami gelala nokturia
(diakibatkan oleh kegagalan pemekatan) mulai timbul. Gejala-gejala timbul sebagai
respon terhadap stress dan perubahan makanan dan minuman yang tiba-tiba. Penderita
biasanya tidak terlalu memperhatikan gejala ini. Gejala pengeluaran kemih waktu
malam hari yang menetap sampai sebanyak 700 ml atau penderita terbangun untuk
berkemih beberapa kali pada waktu malam hari. Dalam keadaan normal perbandingan
jumlah kemih siang hari dan malam hari adalah 3 : 1 atau 4 : 1. Sudah tentu nokturia
kadang-kadang terjadi juga sebagai respon teehadap kegelisahan atau minum yang
berlebihan.
Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih besar pada penyakit yang
terutamam menyerang tubulus, meskipun poliuria bersifat sedang dan jarang lebih
dari 3 liter/hari. Biasanya ditemukan anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal
diantara 5%-25 %. Faal ginjal jelas sangat menurun dan timbul gelala-gejala
kekurangan farahm tekanan darah akan naik, terjadi kelebihan, aktifitas penderita
mulai terganggu.
3. Stadium III.
Semua gejala sudah jelas dan penderita masuk dalam keadaan dimana tak
dapat melakukan tugas sehari-hari sebagaimana mestinya. Gejala-gejala yang timbul
antara lain mual, muntah, nafsu makan berkurang, kurang tidur, kejang-kejang dan
akhirnya terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Stadium akhir timbul pada

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


sekitar 90 % dari masa nefron telah hancur. Nilai GFR nya 10 % dari keadaan normal
dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml/menit atau kurang. Pada keadaan ini
kreatnin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat mencolok sebagai
penurunan. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita merasakan gejala yang cukup
parah karene ginjal tidak sanggup lagi mempertahankan homeostatis cairan dan
elektrolit dalam tubuh. Penderita biasanya menjadi oliguri (pengeluaran kemih)
kurang dari 500/hari karena kegagalan glomerulus meskipun proses penyakit mula-
mula menyerang tubulus ginjal. Kompleks menyerang tubulus ginjal, kompleks
perubahan biokimia dan gejala-gejala yang dinamakan sindrom uremik
memepengaruhi setip sisitem dalam tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita
pasti akan meninggal kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi
ginjal atau dialisis
Menurut Price, (1995) ada beberapa kondisi yang menjadi faktor predisposisi
yang dapat menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan gangguan fungsi
gmnjal, yaitu sebagai berikut :
1. Obstruksi tubulus.
2. Kebocoran cairan tubulus.
3. Penurunan permeabilitas glomerulus.
4. Disfungsi vasomotor.
5. Glomerolus feedback.

Teori obstruksi glomerulus menyatakan bahwa NTA (necrosis tubular acute)


mengakibatkan deskuamasi sel-sel tubulus yang nekrotik dan materi protein lainnya,
yang kemudian membentuk silinder-silinder dan menyumbat lumen tubulus.
Pembengkakan selular akibat iskemia awal, juga ikut menyokong terjadinya obstruksi
dan memperberat iskemia. Tekanan tubulus meningkat sehingga tekanan filtrasi
glomerulus menurun.

Hipotesis kebocoran tubulus menyatakan bahwa filtrasi glomerulus terus


berlangsung normal, tetapi cairan tubulus bocor keluar melalui sel-sel tubulus yang
rusak dan masuk dalam sirkulasi peritubular. Kerusakan membran basalis dapat
terlihat pada NTA yang berat.

Pada ginjal normal, 90% aliran darah didistribusi ke korteks (tempat di mana
terdapat glomerulus) dan 10% pada medula. Dengan demikian, ginjal dapat

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


memekatkan urine dan menjalankan fungsinya. Sebaliknya pada GGA, perbandingan
antara distribusi korteks dan medula menjadi terbalik sehingga terjadi iskemia relatif
pada korteks ginjal. Konstriksi dan arteriol aferen merupakan dasar penurunan laju
flitrasi glomerulus (GFR). Iskemia ginjal akan mengaktivasi sistem renin-angiotensin
dan memperberat iskemia korteks luar ginjal setelah hilangnya rangsangan awal.

Pada disfungsi vasomotor, prostaglandin dianggap bertanggung jawab


terjadinya GGA, dimana dalam keadaan normal, hipoksia merangsang ginjal untuk
melakukan vasodilator sehingga aliran darah ginjal diredistribusi ke korteks yang
mengakibatkan diuresis. Ada kemungkinan iskemia akut yang berat atau
berkepanjangan dapat menghambat ginjal untuk menyintesis prostaglandin.
Penghambatan prostaglandin seperti aspirin diketahui dapat menurunkan aliran darah
renal pada orang normal dan menyebabkan NTA.

Teori glomerulus menganggap bahwa kerusakan primer terjadi pada tubulus


proksimal. Tubulus proksimal yang menjadi rusak akibat nefrotoksin atau iskemia
gagal untuk menyerap jumlah normal natrium yang terfiltrasi dan air.

Akibatnya makula densa mendeteksi adanya peningkatan natrium pada cairan


tubulus distal dan merangsang peningkatan produksi renin dan sel jukstaglomerulus,
Terjadi aktivasi angiotensin II yang menyebabkan vasokontriksi ateriol aferen
sehingga mengakibatkan penurunan aliran darah ginjal dan laju aliran glomerulus.

Menurut Smeltzer (2002) terdapat empat tahapan klinik dan gagal ginjal akut, yaitu
periode awal, periode oligunia, periode diuresis, dan periode perbaikan.

1. Periode awal dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.
2. Periode oliguria (volume urine kurang dari 400 ml/24 jam) disertai dengan
peningkatan konsentrasi serum dan substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal
(urea, kreatinin, asam urat, serta kation intraseluler-kalium dan magnesium). Jumlah
urine minimal yang diperlukan untuk membersihkan produk sampah normal tubuh
adalah 400 ml. Pada tahap ini gejala uremik untuk pertama kalinya muncul dan
kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia terjadi.
3. Periode diuresis, pasien menunjukkan peningkatan jumlah urine secara bertahap,
disertai tanda perbaikan filtrasi glomerulus. Meskipun urine output mencapai kadar
normal atau meningkat, fungsi renal masih dianggap normal. Pasien harus dipantau

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


dengan ketat akan adanya dehidrasi selama tahap ini, jika terjadi dehidrasi, tanda
uremik biasanya meningkat.
4. Periode penyembuhan merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung
selama 3-12 bulan. Nilai laboratorium akan kembali normal.

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


Pathway

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


E. Manifestasi Klinis
Diyono & Mulyanti (2019), mengatakan bahwa manifestasi klinik pada Acute Kidney
Injury menurut yaitu :
1. Pernafasan seperti pernafasan kussmaul, sesak nafas, seperti efusi pleura dan
pneumonia.
2. Saraf seperti sakit kepala, kelelahan, perubahan status mental.
3. Kardiovaskular seperti anemia (nomochromic, normocytic), hipertensi, disritmia.
4. Perkemihan seperti perubahan volume dan komponen tergantung penyebab dan
perubahan ekskresi karena obat-obatan.
5. Kulit seperti oedema mata, tangan atau kaki dan memar.
6. Darah seperti asidosis, hiperkalemia, BUN, meningkat, dan serum kreatinin
meningkat.
7. Napas berbau tidak sedap
8. Nafsu makan menurun
9. Mual dan muntah
10. Demam
11. Sakit di perut dan punggung
12. Nyeri atau pembengkakan pada sendi
13. Tremor di tangan
14. Kejang

Menurut Corwin, Elizabeth J. 2009 manifestasi klinis gagal ginjal akut diantaranya:
1. Dapat terjadi oliguria, terutama apabila kegagalan disebabkan oleh iskemia atau
obstruksi. Oliguria terjadi karena penurunan GPR.
2. Nekrosis tubulus toksik dapat berupa non-oliguria (haluaran urine banyak) dan terkait
dengan dihasilkannya volume urine encer yang adekuat
3. Tampak peningkatan BUN dan nilai kreatinin serum menetap
4. Hiperkalemia berat dapat mengarah pada disritmia dan henti jantung
5. Asidosis progresif, peningkatan konsentrasi fosfat serum, dan kadar kalsium serum
rendah
6. Anemia, karena kehilangan darah akibat lesi uremik gastrointestinal, penurunan masa
hidup sel-sel darah merah, dan penurunan pembentukan eritropoetin

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


F. Komplikasi
1. Retensi cairan akibat kegagalan fungsi ginjal dapat menyebabkan edema atau gagal
jantung kongestif
2. Gangguan elektrolit dan pH dapat menimbulkan ensefalopati
3. Apabila hiperkalemia parah (≥ 6,5 miliekuivalen per liter) dapat terjadi disritmia dan
kelemahan otot (Corwin, Elizabeth J. 2009)

Odema paru terjadi karena gagal jantung kongestif. Keadaan ini terjadi akibat
ginjal tidak dapat mensekresi urin, garam dalam jumlah yang cukup. Posisi pasien
setengah duduk agar cairan dalam paru dapat di distribusi ke vaskular sistemik, di pasang
oksigen, dan di berikan diuretik kuat (furosemide injeksi). Aritmia terjadi karena efek dari
hiperkalemia yang mempengaruhi kelistrikan jantung. Gangguan elektrolit (hiperkalemia,
hiponatremia dan asidosis). Penurunan kesadaran terjadi karena perubahan perfusi dan
penurunan aliran darah ke otak. Infeksi terjadi karena retensi sisa metabolisme tubuh
dalam peredaran darah (BUN,kreatinin). Anemia, terjadi akibat penurunan produksi
eritropoietin sehingga eritrosit yang dihasilkan juga akan berkurang (Nuari & Widayanti,
2017). Selain yang disebutkan diatas komplikasi gagal ginjal akut adalah sebagai berikut :
1. Asidosi metabolik, yang ditandai dengan sesak nafas, mual dan muntah
2. Kerusakan ginjal permanen
3. Hiperkalemia, yaitu kondisi ketika kadar kalium darah meningkat
4. Edema paru, yaitu penumpukan cairan didalam paru-paru
5. Perikarditis, yaitu peradangan pada selaput pembungkus jantung.

G. Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan Primer adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari diri dari
berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya GGA, antara lain :
a. Setiap orang harus memiliki gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan dan
olahraga teratur.
b. Membiasakan meminum air dalam jumlah yang cukup merupakan hal yang harus
dilakukan setiap orang sehingga faktor resiko untuk mengalami gangguan ginjal
dapat dikurangi.

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


c. Rehidrasi cairan elektrolit yang adekuat pada penderita-penderita gastroenteritis
akut.
d. Transfusi darah atau pemberian cairan yang adekuat selama pembedahan, dan
pada trauma-trauma kecelakaan atau luka bakar.
e. Mengusahakan hidrasi yang cukup pada penderita-penderita diabetes melitus yang
akan dilakukan pemeriksaan dengan zat kontras radiografik.
f. Pengelolaan yang optimal untuk mengatasi syok kardiogenik maupun septik.
g. Hindari pemakaian obat-obat atau zat-zat yang bersifat nefrotoksik.
h. Monitoring fungsi ginjal yang teliti pada saat pemakaian obat-obat yang diketahui
nefrotoksik.
i. Cegah hipotensi dalam jangka panjang.
j. Penyebab hipoperfusi ginjal hendaknya dihindari dan bila sudah terjadi harus
segera diperbaiki.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah langkah yang dilakukan untuk mendeteksi secara dini
suatu penyakit. Pencegahan dimulai dengan mengidentifikasi pasien yang berisiko
GGA. Mengatasi penyakit yang menjadi penyebab timbulnya penyakit GGA. Jika
ditemukan pasien yang menderita penyakit yang dapat menimbulkan GGA seperti
glomerulonefritis akut maka harus mendapat perhatian khusus dan harus segera
diatasi. GGA prarenal jika tidak diatasi sampai sembuh akan memacu timbulnya GGA
renal untuk itu jika sudah dipastikan bahwa penderita menderita GGA prarenal, maka
sebaiknya harus segera diatasi sampai benar-benar sembuh, untuk mencegah kejadian
yang lebih parah atau mencegah kecenderungan untuk terkena GGA renal.

3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah langkah yang biasa dilakukan untuk mencegah
terjadinya komplikasi yang lebih berat, kecacatan dan kematian. Pada kasus GGA
yang sangat parah timbul anuria lengkap. Pasien akan meninggal dalam waktu 8
sampai 14 hari. Maka untuk mencegah terj adinya kematian maka fungsi ginjal harus
segera diperbaiki atau dapat digunakan ginjal buatan untuk membersihkan tubuh dari
kelebihan air, elektrolit, dan produk buangan metabolisme yang bertahan dalam
jumlah berlebihan. Hindari atau cegah terjadinya infeksi. Semua tindakan yang
memberikan risiko infeksi harus dihindari dan pemeriksaan untuk menemukan adanya
infeksi harus dilakukan sedini mungkin. Hal ini perlu di perhatikan karena infeksi

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


merupakan komplikasi dan penyebab kematian paling se ring pada gagal ginjal
oligurik. Penyakit GGA jika segera diatasi ke mungkinan sembuhnya besar, tetapi
penderita yang sudah sembuh juga harus tetap memperhatikan kesehatannya dan
memiliki gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan, olahraga teratur, dan tetap
melakukan pemeriksaan kesehatan (medical check-up) setiap tahunnya, sehingga jika
ditemukan kelainan pada ginjal da pat segera diketahui dan diobati.

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi: ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan menilai derajat komplikasi
yang terjadi
2. Foto polos abdomen: untuk menilai bentuk dan besar ginjal (batu atau obstruksi).
Dehidrasi dapat memperburuk keadaan ginjal, oleh karena itu penderita diharapkan
tidak puasa.
3. USG: untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan
parenkim ginjal.
4. IVP (Intra Vena Pielografi): untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter.
Pemeriksaan ini beresiko penurunan faal ginjal pada keadaan tertentu. Misal : DM,
usia lanjut, dan nefropati asam urat
5. Renogram: untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari gangguan.
6. Pemeriksaan Pielografi Retrograd bila dicurigai obstruksi yang reversibel.
7. EKG: untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis,
aritmia, gangguan eletrolit (hiperkalemia).
8. Biopsi ginjal
9. Pemeriksaan laboratorium yang umumnya menunjang kemungkinan adanya GGA:
a. Darah: ureum, kreatinin, elektrolit serta osmolaritas
b. Urin: ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas dan berat jenis. Laju Endap Darah
(LED). Meninggi oleh karena adanya anemia dan albuminemia.
c. Ureum dan kreatinin: meninggi
d. Hiponatremia umumnya karena kelebihan cairan
e. Peninggian gula darah akibat gangguan metabolisme karbohidrat pada gagal ginjal
f. Asidosis metabolik dengan kompensansi respirasi menunjukkan pH yang
menurun, HCO3 menurun, PCO2 menurun, semuanya disebabkan retensi asam-
asam organik pada gagal ginjal.

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan secara umum adalah:
Kelainan dan tatalaksana penyebab.
a. Kelainan praginjal. Dilakukan klinis meliputi faktor pencetus keseimbangan
cairan, dan status dehidrasi. Kemudian diperiksa konsentrasi natrium urin, volume
darah dikoreksi, diberikan diuretik, dipertimbngkan pemberian inotropik dan
dopamin.
b. Kelainan pasca ginjal. Dilakukan pengkajian klinis meliputi apakah kandung
kemih penuh, ada pembesaan prostat, gangguan miksi atau nyeri pinggang.
Dicoba memasang kateter urin, selain untuk mengetahui adanya obstruksi juga
untuk pengawasan akurat dari urin dan mengambil bahan pemeriksaan. Bila perlu
dilakukan USG ginjal.
c. Kelainan ginjal. Dilakukan pengkajian klinis, urinalinasi, mikroskopik urin, dan
pertimbangkan kemungkinan biopsi ginjal, arteriografi, atau tes lainnya.
2. Penatalaksanaan gagal ginjal
a. Mencapai & mempertahankan keseimbangan natrium dan air. Masukan natrium
dibatasi hingga 60 mmol/hari dan cairan cukup 500 ml/hari di luar kekurangan
hari sebelumnya atau 30 mmol/jam di luar jumlah urin yang dikeluarkan jam
sebelumnya. Namun keseimbangan harus tetap diawasi.
b. Memberikan nutrisi yang cukup. Bisa melalui suplemen tinggi kalori atau
hiperalimentaasi intravena. Glukosa dan insulin intravena, penambahan kalium,
pemberian kalsium intravena pada kedaruratan jantung dan dialisis.
c. Mencegah dan memperbaiki infeksi, terutama ditujukan terhadap infeksi saluran
napas dan nosokomial. Demam harus segera harus dideteksi dan diterapi. Kateter
harus segera dilepas bila diagnosis obstruksi kandung kemih dapat disingkirkan.
d. Mencegah dan memperbaiki perdarahan saluran cerna. Feses diperiksa untuk
adanya perdarahan dan dapat dilakukan endoskopi. Dapat pula dideteksi dari
kenaikan rasio ureum/kreatinin, disertai penurunan hemoglobin. Biasanya
antagonis histamin H (misalnya ranitidin) diberikan pada pasien sebagai
profilaksis.
e. Dialisis dini atau hemofiltrasi sebaiknya tidak ditunda sampai ureum tinggi,
hiperkalemia, atau terjadi kelebihan cairan. Ureum tidak boleh melebihi 30-40
mmol/L. Secara umum continous haemofiltration dan dialisis peritoneal paling
baik dipakai di ruang intensif, sedangkan hemodialisis intermitten dengan kateter

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


subklavia ditujukan untuk pasien lain dan sebagai tambahan untuk pasien
katabolik yang tidak adekuat dengan dialisis peritoneal/hemofiltrasi.

Penatalaksanaan pada klien gagal ginjal akut dilakukan secara komprehensif baik dari
disiplin medis, Nurse practitionist, nutrition, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah
manajemen penatalaksanaan pada klien gagal ginjal akut (Judith, 2002).
1. Tata laksana umum
Secara umum yang harus dilakukan pada klien gagal ginjal akut adalah
memberlakukan dan mengawasi secara ketat diet tinggi kalori dan rendah protein,
natrium, kalium, kaliaum dengan pemberian suplemen tambahan. Jumlah
kebutuhan kalori disesuaikan dengan umur dan berat badan. Dan yang paling
penting adalah membatasi asupan cairan. Untuk mengontrol kadar elektrolit yang
tidak seimbang dalam tubuh, maka perlu tindakan dialisis (hemodilysis/ peritoneal
dialysis).
2. Tata laksana medis
Penggunaan terapi medis pada gagal ginjal akut utamanya diperuntukkan untuk
menjaga volume cairan dalam tubuh sesuai dengan kompensasi ginjal dan
menjaga kondisi asam basa darah. Terapi medis yang digunakan adalah:
a. Furosemid
Pemberian 20 sampai 100 mg per IV setiap 6 (enam) jam akan menjaga
stabilitas volume cairan dalam tubuh.
b. Kalsium glukonat
Pemberian 10 ml/ 10% dalam cairan solut infus (IV) akan membatu menjaga
kadar kalium
c. Natrium polystyrene
15 gr dalam dosis 4 kali sehari dicampur dalam 100 ml dari 20% sorbitol, 30
sampai 50 gr dalam 50 ml 70% sorbitol dan 150 ml dalam air akan menjaga
kadar kalium
d. Natrium bikarbonat
Pemberian ini akan mengatasi kondisi asidosis metabolik.
3. Observasi ketat
Hasil pemeriksaan laboratorium (BUN, kreatinin dan kadar kalium) harus
dimonitoring secara ketat. Hal ini sangat bermakna dalam mempertahankan hidup
klien.

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


4. Terapi edukatif
Sebagai perawat, hal yang paling penting adalah memberikan pendidikan
kesehatan pada klien untuk mengikuti pentunjuk diet yang telah ditentukan

J. Konsep Asuhan Keperawatan


Pengkajian Keperawatan
Data dasar pengkajian
1. Keadaan umum:
2. Identitas: nama, usia, alamat, tlp, tingkat pendidikan. Dll.
3. Riwayat Kesehatan:
a. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama tidak bisa kencing, kencing sedikit, sering BAK pada malam hari,
kelemahan otot atau tanpa keluhan lainya.
b. Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit infeksi, kronis atau penyakit predisposisi terjadinya GGA serta
kondisi pasca akut. Riwayat terpapar toksin, obat nefrotik dengan penggunaan
berulang, riwayat tes diagnostik dengan kontras radiografik. Kondisi yang terjadi
bersamaan: tumor sal kemih; sepsis gram negatif, trauma/ cedera, perdarahan,
DM, gagal jantung/ hati.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit polikistik keluarga, nefritis herediter, batu urinarius atau yang
lainnya.
4. Pola kebutuhan
a. Aktifitas dan istirahat
Gejala: keletihan kelemahan malaese
Tanda: kelemahan otot dan kehilangan tonus.
b. Sirkulasi
Tanda:
1. Hipotensi/ hipertensi (termasuk hipertensi maligna, eklampsia, hipertensi
akibat kehamilan). Disritmia jantung
2. Nadi lemah/ halus hipotensi ortostatik (hipovalemia)
3. DVI, nadi kuat (hipervolemia)
4. Edema jaringan umum (termasuk area periorbital mata kaki sakrum)
5. Pucat, kecenderungan perdarahan.

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


c. Eliminasi
Gejala:
1. Perubahan pola berkemih, peningkatan frekuensi, poliuria (kegagalan dini),
atau penurunan frekuensi/ oliguria (fase akhir)
2. Disuria, ragu-ragu, dorongan, dan retensi (inflamasi/ obstruksi, infeksi).
3. Abdomen kembung diare atau konstipasi
4. Riwayat HPB, batu/ kalkuli
Tanda:
1. Perubahan warna urine contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan.
2. Oliguri (biasanya 12-21 hari) poliuri (2-6 liter/hari).
d. Makanan/ cairan
Gejala:
1. Peningkatan berat badan (edema), penurunan berat badan (dehidrasi)
2. Mual, muntah, anoreksia, nyeri uluhati
3. Penggunaan diuretik
Tanda:
1. Perubahan turgor kulit/ kelembaban
2. Edema (umum, bagian bawah).
e. Neurosensori
Gejala: sakit kepala penglihatan kabur dan kram otot/kejang. Sindrom “kaki
gelisah”
Tanda: gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat
kesadaran (azotemia, ketidak seimbangan elektrolit/ asam basa, kemudian kejang,
faskikulasi otot dan aktifitas kejang.
f. Nyeri/ Kenyamanan
Gejala: Nyeri tubuh, sakit kepala
Tanda: Perilaku berhati-hati/ distraksi, gelisah
g. Pernafasan
Gejala: nafas pendek
Tanda: takipneu, dispneu, peningkatan frekuensi, kusmaul, nafas amonia, batuk
produktif dengan sputum kemtal merah muda (edema paru).
h. Keamanan
Gejala: adanya reaksi transfusi

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


Tanda: demam, sepsis (dehidrasi), ptekie atau kulit ekimosis, pruritus, kulit
kering.
i. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala: riwayat penyakit polikistik keluarga, neferitis herediter, batunurianrius,
malignansi, riwayat terpapar toksin, (obat, racun lingkungan), obat nefrotik
penggunaan berulang contoh: aminoglikosida, amfoterisin tes diagnostik dengan
media kontras radiografik, kondisi yang terjadi bersamaan tumor di saluran
perkemihan, sepsis gram negatif, trauma/ cedera kekerasan, perdarahan, cedera
listrik, autoimun DM, gagal hjantung/ hati

Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien yang mengalami Gagal Ginjal
Kronik menurut Brunner & Suddarth, (2013) dan Nanda (2012-2014) :
1. Kelebihan cairan berhubungan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Kurang pengetahuan
4. Gangguan harga diri
5. Ansietas
6. Intoleransi aktivitas

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


DAFTAR PUSTAKA

1. Diyono & Mulyanti. 2019. Keperawatan Medikal Bedah : Sistem Urologi. Yogyakarta :
Andi.
2. Muttaqin & Sari. 2014. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta :
Salemba Medika
3. Nuari & Widayati. 2017. Gangguan Pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan
Keperawatan. Yogyakarta : Deepublish.
4. Sudoyo AW dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Ed 4. Jakarta: Pusat
Penerbitan IPD FKUI
5. Brunner & Suddarth, 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 12 Vol 2.
Jakarta: EGC
6. Kidney Disease Improving Global Outcome (KDIGO). KDIGO Clinical Practice
Guideline for Acute Kidney Injury. Kidney International Supplements 2012. Vol.2. 19-36
7. Price & Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta :
EGC.
8. Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta : EGC.
9. Sinto R, Nainggolan G. 2010. Acute Kidney Injury: Pendekatan Klinis dan Tata Laksana.
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
10. Ayu. 2010. Acute Kidney Injury: Pendekatan Klinis dan Tata Laksan. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
11. Bonez, Hery. 2011. Gagal Ginjal dan Penanganan Gagal Ginjal Ed.1. Yogyakarta : EGC

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


PROGRAM PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
ALAMAT : Jl. Blang Bintang Lama Km. 8,5 Telp 21569 Lampoh Keudee Aceh Besar – 23372

Nama Mahasiswa : Via Ultima Fhonna


NIM : 19175044

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal MRS : 04 Oktober 2020 Jam Masuk : 15.00 WIB


Tanggal Pengkajian : 04 Oktober 2002 No. RM : 636357
Jam Pengkajian : 15.30 WIB Diagnosa Masuk : Acute Kidney Injuri (GGA)
Hari rawat ke :1

IDENTITAS
1. Nama Pasien : Ny.U
2. Umur: 52 Tahun
3. Suku/ Bangsa : Aceh/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT
7. Alamat : Lampineng, Banda Aceh
8. Sumber Biaya : BPJS

KELUHAN UTAMA
Keluhan utama: Pasien mengatakan lemas, pada bagian tangan dan kaki mengalami pembengkakan, sulit bernafas,
sering terbangun pada malam hari untuk BAK dengan jumlah BAK sedikit , dalam 1 minggu terakhir ini pasien
mengalami penurunan selera makan dan muntah

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien dibawa ke Rumah Sakit Umum Banda Aceh oleh keluarga ke IGD pada tanggal 04 Oktober 2020 jam 15:00
WIB, kemudian pada jam 15.30 pasien dipindahkan ke ruang rawat inap, dengan keluhan sulit bernafas, edema pada
bagian kaki dan tangan, pasien dalam beberapa hari ini BAK sedikit,pasien juga mengatakan dalam 1 minggu
terakhir ini mengalami penurunan selera makan dan muntah , pasien tampak lemas dan pucat, kesadaran pasien
compos mentis, TD : 160/90 mmHg, HR : 88x/i, RR : 28x/i. T :36,90C.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


1. Pernah dirawat : ya tidak kapan :…… diagnosa :…………
2. Riwayat penyakit kronik dan menular ya tidak jenis……………………
Riwayat kontrol : .............................

Riwayat penggunaan obat :..............

3. Riwayat alergi:
Obat ya tidak jenis……………………
Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA
Makanan ya tidak jenis……………………

Lain-lain ya tidak jenis……………………

4. Riwayat operasi: ya tidak


- Kapan : ……………………
- Jenis operasi : ……………………

5. Lain-lain:
...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................................

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Ya tidak

- Jenis :………………….....................................................................................................................................
- Genogram :

PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


Perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan:

Alkohol ya tidak keterangan……….....................

Merokok ya tidak

keterangan…………………….........................................................

Obat ya tidak

keterangan…..............................................................………………

Olah raga ya tidak

keterangan…..........................................................…………………

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda tanda vital
S : 36,9 OC N : 88x/i T :160/90 mmHg RR : 28x/i

Kesadaran Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma

2. Sistem Pernafasan (B1)


a. RR: 28x/i
b. Keluhan: sesak nyeri waktu nafas orthopnea
Batuk produktif tidak produktif

Sekret:…….. Konsistensi :......................


Masalah Keperawatan :
Warna:.......... Bau :..................................
1. Pola Nafas Tidak
c. Penggunaan otot bantu nafas: Efektif
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
d. PCH ya tidak
e. Irama nafas teratur tidak teratur
f. Pleural Friction rub:.....................................................................................................................
g. Pola nafas Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes Biot
h. Suara nafas Cracles Ronki Wheezing
i. Alat bantu napas ya tidak

Jenis: Simple mask Flow 7 lpm

j. Penggunaan WSD:
- Jenis : .................................................................................................................................................................
- Jumlah cairan : ..................................................................................................................................................
- Undulasi :...................................................................................................................................................
- Tekanan : ..................................................................................................................................................

k. Tracheostomy: ya tidak
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
l. Lain-lain:
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................

3. Sistem Kardio vaskuler (B2)


a. TD : 160/90 mmHg
b. N : 88x/i Masalah Keperawatan :
c. Keluhan nyeri dada: ya tidak Tidak ada masalah
P :................................................................... keperawatan
Q :...................................................................
R :...................................................................
S :...................................................................
T :...................................................................
d. Irama jantung: reguler ireguler
e. Suara jantung: normal (S1/S2 tunggal) murmur
gallop lain-lain.....

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


f. Ictus Cordis: .............................................................................................................................................................
g. CRT : < 2 detik
h. Akral: hangat kering merah basah pucat
panas dingin
i. Sikulasi perifer: normal menurun
j. JVP :.................................
k. CVP :.................................
l. CTR :.................................
m. ECG & Interpretasinya:
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
n. Lain-lain :
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..........................................................................

4. Sistem Persyarafan (B3)


a. GCS : 15 (E4, M6, V5) Masalah Keperawatan :
b. Refleks fisiologis patella triceps biceps
c. Refleks patologis babinsky brudzinsky kernig Tidak ada masalah
Lain-lain keperawatan

d. Keluhan pusing ya tidak


P :...................................................................

Q :...................................................................

R :...................................................................

S :...................................................................

T :...................................................................

e. Pemeriksaan saraf kranial:


N1 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N2 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N3 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N4 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N5 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N6 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N7 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N8 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N9 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N10 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N11 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N12 : normal tidak Ket.: ……..............................................................

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


f. Pupil anisokor isokor Diameter: 3mm/3mm
g. Sclera anikterus ikterus
h. Konjunctiva ananemis anemis
i. Isitrahat/Tidur :................. Jam/Hari Gangguan tidur : ..............................................................
j. Lain-lain:
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................

5. Sistem perkemihan (B4)


a. Kebersihan genetalia: Bersih Kotor
b. Sekret: Ada Tidak
c. Ulkus: Ada Tidak
d. Kebersihan meatus uretra: Bersih Kotor
e. Keluhan kencing: Ada Tidak
Bila ada, jelaskan:
Pasien mengatakan seringterbangun pada malam hari untuk BAK, namun urin yang dikeluarkan sangat sedikit

f. Kemampuan berkemih:
Masalah Keperawatan:
Spontan Alat bantu, sebutkan: .................................................................................................
Jenis :............................................ 1. Kelebihan Volume
Ukuran :............................................ Cairan
Hari ke :............................................
2. Resiko Perfusi Renal
g. Produksi urine : 300 ml/jam
Warna : Kuning Pekat Tidak Efektif
Bau : Khas Urin
h. Kandung kemih : Membesar ya tidak
i. Nyeri tekan ya tidak
j. Intake cairan oral : 1250cc/hari parenteral : 200 cc/hari
k. Balance cairan:
 Cairan masuk
Oral : 1250 cc/hari ( Minum 1000 cc, Makan 50 cc, air metobolisme 200 cc/kgBB/24 jam)
Parenteral : 200 cc/ hari
Total : 1450 cc/ 24 jam
 Cairan keluar
Urin : 300ml/ jam
BAB : 100 cc
Muntah : 100 cc
IWL : 15 cc x 40 kg = (600 cc/kgBB/24jam)
Total : 1100 cc/24 jam
 BC=CM-CK
1450 cc – 1100 cc = 350 cc/24 jam

k. Lain-lain:
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


6. Sistem pencernaan (B5) Masalah Keperawatan :
a. TB : 152 cm` BB : 40 kg
b. IMT : 17,31 Interpretasi : BB Kurang 1. Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan
c. Mulut: bersih kotor berbau Tubuh
d. Membran mukosa: lembab kering stomatitis
e. Tenggorokan:
sakit menelan kesulitan menelan
pembesaran tonsil nyeri tekan
f. Abdomen: tegang kembung ascites
g. Nyeri tekan: ya tidak
h. Luka operasi: ada tidak
Tanggal operasi :................
Jenis operasi :................
Lokasi :................
Keadaan :................
Drain : ada tidak
- Jumlah :...................
- Warna :...................
- Kondisi area sekitar insersi :...................
i. Peristaltik: 20 x/menit
j. BAB: 1 x/hari Terakhir tanggal : 04 Oktober 2020
k. Konsistensi: keras lunak cair lendir/darah
l. Diet: padat lunak cair
m. Diet Khusus:
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
n. Nafsu makan: baik menurun Frekuensi: 3.x/hari
o. Porsi makan: habis tidak Keterangan: pasien merasa tidak nafsu makan,
mulut terasa pahit serta mengalami muntah, pasien hanya menghabiskan 3 sendok makan
p. Lain-lain:
Adanya penurunan BB, dengan BB awal 45 kg dan BB sekarang 40 kg

7. Sistem Penglihatan
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Masalah Keperawatan :

Tidak ada masalah


OD OS
keperawatan
Visus
Palpebra
Conjunctiva
Kornea
BMD
Pupil
Iris
Lensa
TIO

b. Keluhan nyeri ya tidak


Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA
P :...................................................................

Q :...................................................................

R :...................................................................

S :...................................................................

T :...................................................................

c. Luka operasi: ada tidak


Tanggal operasi :................
Jenis operasi :................
Lokasi :................
Keadaan :................
d. Pemeriksaan penunjang lain : .........................
e. Lain-lain :
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................

8. Sistem pendengaran
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Masalah Keperawatan :

OD OS Tidak ada
masalahkeperawatan
Aurcicula
MAE
Membran
Tymphani
Rinne
Weber
Swabach

b. Tes Audiometri
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................

c. Keluhan nyeri ya tidak


P :...................................................................

Q :...................................................................

R :...................................................................
Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA
S :...................................................................

T :...................................................................

d. Luka operasi: ada tidak


Tanggal operasi :................
Jenis operasi :................
Lokasi :................
Keadaan :................
e. Alat bantu dengar: .........................
f. Lain-lain :
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
8. Sistem muskuloskeletal (B6)
a. Pergerakan sendi: bebas terbatas
b. Kekuatan otot: 4 4 Masalah Keperawatan :
4 4
Tidak ada masalah
c. Kelainan ekstremitas: ya tidak keperawatan
d. Kelainan tulang belakang: ya tidak
Frankel: ................................................................................
e. Fraktur: ya tidak
- Jenis :...................
f. Traksi: ya tidak
- Jenis :...................
- Beban :...................
- Lama pemasangan :...................
g. Penggunaan spalk/gips: ya tidak
h. Keluhan nyeri: ya tidak
P :...................................................................
Q :...................................................................
R :...................................................................
S :...................................................................
T :...................................................................
i. Sirkulasi perifer: ..............................................
j. Kompartemen syndrome ya tidak
k. Kulit: ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
l. Turgor baik kurang jelek
m. Luka operasi: ada tidak
Tanggal operasi :................
Jenis operasi :................
Lokasi :................
Keadaan :................
Drain : ada tidak
- Jumlah :...................
- Warna :...................
- Kondisi area sekitar insersi :...................
n. ROM : 4 (Rentang 1-5)
o. Cardinal Sign : ................................................
p. Lain-lain:

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................

10. Sistem Integumen


a. Penilaian resiko decubitus
Aspek Yang Kriteria Penilaian Nilai
Dinilai
1 2 3 4

Persepsi Sensori Terbatas Sangat Terbatas Keterbatasan Tidak Ada


Sepenuhnya Ringan Gangguan

Kelembaban Terus Menerus Sangat Lembab Kadang2 Basah Jarang Basah


Basah

Aktifitas Bedfast Chairfast Kadang2 Jalan Lebih Sering


jalan

Mobilisasi Immobile Sangat Terbatas Keterbatasan Tidak Ada


Sepenuhnya Ringan Keterbatasan

Nutrisi Sangat Buruk Kemungkinan Adekuat Sangat Baik


Tidak Adekuat

Gesekan & Bermasalah Potensial Tidak


Pergeseran Bermasalah Menimbulkan
Masalah

NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan bahwa pasien beresiko Total Nilai
mengalami dekubisus (pressure ulcers)
(15 or 16 = low risk, 13 or 14 = moderate risk, 12 or less = high risk)

b. Warna
c. Pitting edema: +/- grade:................ Masalah Keperawatan :
d. Ekskoriasis: ya tidak
e. Psoriasis: ya tidak Tidak ada masalah
f. Pruritus: ya tidak keperawatan
g. Urtikaria: ya tidak
h. Lain-lain:
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................

11. Sistem Endokrin


a. Pembesaran tyroid: ya tidak Masalah Keperawatan :
b. Pembesaran kelenjar getah bening: ya tidak
c. Hipoglikemia: ya tidak Tidak ada masalah
d. Hiperglikemia: ya tidak keperawatan
e. Kondisi kaki DM
- Luka gangren ya tidak
Jenis ................................................................................................................
- Lama luka ...............................................................................................
- Warna ...............................................................................................
- Luas luka ...............................................................................................
- Kedalaman ...............................................................................................
- Kulit kaki ...............................................................................................
- Kuku kaki ...............................................................................................

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


- Telapak kaki ...............................................................................................
- Jari kaki ...............................................................................................
- Infeksi ya tidak
- Riwayat luka sebelumya ya tidak
Jika ya:
- Tahun :
- Jenis Luka :
- Lokasi :
- Riwayat amputasi sebelumya ya tidak
Jika ya:
- Tahun :
- Lokasi :
f. ABI : ....................................................
g. Lain-lain:
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................

Masalah keperawatan :
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya: Tidak ada masalah
............................................................................................................................... keperawatan
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya


Murung/diam gelisah tegang marah/menangis

c. Reaksi saat interaksi kooperatif tidak kooperatif curiga


d. Gangguan konsep diri:
...........................................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................................
e. Lain-lain:
...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

PERSONAL HYGIENE & KEBIASAAN


Masalah Keperawatan :
Jelaskan :
Tidak ada masalah
............................................................................................................................... keperawatan

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


.............................................................................................................................................................................................

PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah Masalah Keperawatan :
- Sebelum sakit sering kadang- kadang tidak pernah
- Selama sakit sering kadang- kadang tidak pernah Tidak ada masalah
keperawatan

b. Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah:


...............................................................................................................................

.........................................................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................................................

PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium,Radiologi, EKG, USG , dll)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemoglobin L9,6 g/dL 13,2-17,3
Leukosit N 12,7 3,8-10,6
Hematokrit L 20% 40-52
Eritrosit L 2,8 4,40-5,90
Trombosit 251 140-392
MCH 33 g/dL 26-34
MCHC 33 g/dL 32-36
MCV 98 FL 80-100
DIFT COUNT
Eosofil L 1,40 % 2-4
Basofil 0,30% 0-1
Netrofil H 82,60 % 50-70
Limfosit L 9,10 % 22-40
Monosit 6,60% 2-8
Kimia Klinik
Gds L 85 80-110
Ureum H 120 10-50
Kreatinin H 6,90 0,9-1,3

ANALISA GAS DARAH


pH 7,1 7,35 – 7,45
PCO2 28 35-45 mmHg
PO2 154 80 – 108 mmHg
HCO3 21 22 – 26 mEq/L
TCO2 4,2 22 – 29 mmol/L
Base excess -27,9 (-2) s.d (+3) mEq/L
SaO2 98,8 95 – 98 %

TERAPI

Ranitidine IV 2x50 mg
Furosemid IV 3x40 mg
Lucid p/o 3x20 mg
Chlorothiazide
Terapi O2 Simple mask 7 lpm

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


DATA TAMBAHAN LAIN :

................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................

Banda Aceh, 04 Oktober 2020

(Via Ultima Fhonna)

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


RESUME KASUS

Pasien dibawa ke Rumah Sakit Umum Banda Aceh oleh keluarga ke IGD pada tanggal 04
Oktober 2020 jam 15:00 WIB, kemudian pada jam 15.30 pasien dipindahkan ke ruang rawat inap,
dengan keluhan sulit bernafas, edema pada bagian kaki dan tangan, pasien dalam beberapa hari ini
BAK sedikit,pasien juga mengatakan dalam 1 minggu terakhir ini mengalami penurunan selera
makan dan muntah , pasien tampak lemas dan pucat, kesadaran pasien compos mentis, TD : 160/90
mmHg, HR : 88x/i, RR : 28x/i. T :36,9 0C. Pasien belum pernah dirawat dirumah sakit, dan tidak
memiliki riwayat alergi

Dari hasil pengkajian didapatkan data bahwasannya pasien mengalami edema pada bagian
eksermitas atas dan bawah. Pasien mengalami gangguan pernapasan dengan RR 28x/i, pernapasan
kusmaul, dan pasien menggunakan otot bantu diafragma. Pasien mengeluh pada malah hari sering
terbangun untuk BAK , namun urin yang dikeluarkan sangat sedikit dengan 300 ml/24 jam. Pasien
juga mengeluh muntah sehingga tidak nafsu makan, pasien mengalami penurunan BB dengan BB
awal 45kg, BB sekarang 40 kg. Pasien bau mulut, mukosa bibir kering, dan turgor kulitkurang baik.

Judgment Resume
Dari kasus diatas maka didapatkan 4 masalah keperawatan dengan masalah keperawatan
yang pertama adalah Hipervolemia hal ini terjadi jika natrium dan air tertahan didalam tubuh, yang
menyebabkan total cairan ekstraseluler akan meningkat dan tekanan kapiler ikut naik, sehingga
cairan ekstraseluler ini akan berpindah ke cairan interstitial yang akan menyebabkan volume cairan
interstitial naik dan akan mengakibatkan edema pada pasien sehingga terjadi kelebihan volume
cairan. Pada kasus gagal ginjal akut ini seseorang akan mengalami kelebihan volume cairan karena
ginjal telah gagal melakukan fungsinya pada proses filtrasi, disini telah terjadi kerusakan pada
bagian tubulus dan glomerulus, sehingga ginjal gagal dalam mempertahankan homeostasis cairan
dan elektrolit. Penumpukan cairan di dalam tubuh akan menyebabkan Edema. Dapat dilihat juga
salah satu manifestasi yang mendukung proses penumpukan cairan yaitu terjadinya oliguria, dimana
blance cairan terganggu yaitu lebih besar Input dari pada output. Dari hasil pengkajian ditemukan
data bahwasanya pasien mengalami edema pada bagian eksermitas, oliguria dan gangguan balance
cairan.
Masalah keperawatan ke 2 yaitu pola nafas tidak efektif, hal ini terjadi karena hiperventilasi
yang disebabkan oleh asidosis metabolik yang membuat peningkatan asam dalam darah. Pada
pasien gagal ginjal akut terjadi penumpukan asam karena fosfat dan sulfat tidak bisa dikeluarkan
oleh tubuh yang mengakibatkan penurunan pH dan keasaman meningkat, sehingga pasien
mengalami pernafasan kusmaul. Proses terjadinya pernafasan khsumaul ini juga berhubungan
Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA
dengan jumlah cairan yang terlalu bnyak di dalam darah, darah disini berfungsi untuk membawa
oksigen keseluruh tubuh, namun apabila kadar air lebih banyak didalam darah, maka jumlah O2
yang diangkut oleh darah semakin sedikit, hal ini akan mengganggu pernafasan karna kadar O2
didalam tubuh tidak tercukupi. Dari hasil pengkajian pasien mengalami sesak nafas dengan RR
28x/i dan pernafasan khsumaul.
Masalah keperawatan yang ke 3 yaitu defisit nutrisi atau nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
hal ini terjadi karena metabolik gastrointestinal terganggu yang disebabkan oleh asidosis metabolik,
atau peningkatan pH asam ,sehingga menyebabkan mual dan muntah yang membuat intake nutrisi
tidak adekuat karena pasien tidak nafsu makan, sehingga pemenuhan nutrisi jadi berkurang dan
tidak seimbang, BB pasien 40kg dan TB 152 cm IMT = 17,31 dengan interpretasi BB kurang. Mual
dan muntah juga merupakan manifestasi klinis yang akan dialami oleh penderita gagal ginjal akut.
Masalah keperawatan yang ke 4 adalah Resiko perfusi renal tidak efektif hal ini
berhubungan dengan sirkulasi darah ke ginjal bermasalah dimana suplai O2 kejaringan menurun
salah satu manifestasi nya adalah terjadinya peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh
resitensi cairan dan natrium sehingga akan mengganggu proses sirkulasi O2 yang di lakukan oleh
jantung. Manifestasi yang dapat dilihat juga yaitu terjadinya asidosi metabolik yang akan
mengganggu perfusi renal. Manifestasi klinis yang dapat dilihat juga yaitu hiperglikemia dimana
ginjal tidak mampu melakukan metabolisme karbohidrat. Dari hasil pengkajian didapatkan data
bahwasannya Warna Kulit pucat, Pernafasan Kusmaul, Produksi urin 300 ml/ 24 Jam, Peningkatan
tekanan darah 160 mmHg, Pasien terpasang O2 Nasal Kanul 4 lpm, Hemoglobin: 9,6 g/dl,
Hematokrit: 20%, Eritrosit: 2,8 Juta/mmk, Ureum: 120 mg/dl, Kreatinin: 6,90 mg/dl

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


PROGRAM PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA

ANALISIS DATA

Hari/
DATA MASALAH
Tgl/ Jam
Senin, 04 Data Subjektif: Hipervolemia (SDKI: D0022)
Oktober
1. Pasien mengatakan bengkak pada
2020
bagian kaki dan tangan
2. Pasien mengatakan sering BAK pada
malam hari
3. Pasien mengatakan urin yang
dikeluarkan sangat sedikit
4. Pasien mengatakan lemas
5. Pasien mengatakan bahwa tubuhnya
terasa semakin berat, kaku untuk
digerakkan

Data Objektif:

1. Terdapat Edema pada bagian


eksermitas atas dan bawah
2. GCS 15
3. Pasien mendapatkan terapi obat
Chlorothiazide
4. Balance Cairan
Cairan masuk
 1450 cc/ 24 jam
Cairan keluar
 1100 cc/24 jam
BC=CM-CK
1450 cc – 1100 cc = 350 cc/24 jam

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


Hasil Labolatorium:
1. Hemoglobin 9,6 g/dl
2. Kreatinin 6,90 mg/dl
3. Ureum Darah 120 mg/dl
TTV:
TD: 160/90 mmHg
HR: 88x/i
RR: 28 x/i
T: 36,9 OC
Senin, 04 Data Subjektif : Pola Nafas Tidak Efektif
Oktober (SDKI: D0005)
1. Pasien mengatakan kesulitan bernafas
2020
2. Pasien mengatakan sesak akan
bertambah saat melakukan kegiatan
dan aktivitas
3. Pasien mengatakan sesak jika tidak
memakai alat bantu napas
4. Pasien mengatakan terasa berat pada
saat menarik napas

Data Objektif:

1. Terpasang O2 Simple Mask 7 lpm


2. Pernafasan Kusmaul
3. pH: 7,1
4. Pernafasan cuping hidung
5. Tampak pernapasan ekspirasi
memanjang
6. Kesadaran composmentis
7. Penggunaan otot bantu diafragma
8. Pasien tampak sesak dan kesulitan
menarik nafas

TTV:
TD: 160/90 mmHg
HR: 88x/i
RR: 28 x/i

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


T: 36,9 OC

Senin, 04 Data Subjktif: Gangguan Eliminasi Urin


Oktober (SDKI: D.0040)
1. Pasien mengatakan urin nya bewarna
2020
kuning pekat
2. Pasien mengatakan urin yang
dikeluarkan sangat sedikit
3. Pasien mengatakan sering terbangun
tengah malam untuk BAK
4. Pasien mengatakan badan nya terasa
lemah

Data Objektif:

1. Pasien tampak lemas


2. Urine bewarna kuning pekat
3. Balance cairan 350 cc/24 jam
4. Edema pada bagian eksermitas
5. Kreatinin 6,90 mg/dl
6. Ureum Darah 120 mg/dl
7. pH: 7,1

TTV:
TD: 160/90 mmHg
HR: 88x/i
RR: 28 x/i
T: 36,9 OC

Senin, 04 Data Subjektif: Defisit Nutrisi (SDKI: D0019)


Oktober 1. Pasien mengatakan gejala yg
2020 dirasakan seperti muntah ±1 minggu
2. Pasien mengatakan tidak selera makan
3. Pasien mengatakan adanya penurunan
berat badan
BB awal : 45 kg
4. Pasien mengatakan mulut terasa pahit

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


5. Pasien mengatakan hanya
menghabiskan makanan 3 sendok
6. Pasien mengatakan badannya terasa
lemas

Data Objektif:
1. Ku baik
2. Kesadaran composmentis
3. Konjungtiva pucat
4. Turgor kulit kurang baik
5. Pasien terlihat lemas
6. Peristaltik 20x/i
7. Membran mukosa pucat
8. Hb: 9,6 g/dl
9. IMT: 17,31 dengan interprestasi BB
kurang
10. Adanya penurunan BB ,
BB Awal : 45 kg
BB Sekarang : 40 kg
TTV:
TD: 160/90 mmHg
HR: 88x/i
RR: 28 x/i
T: 36,9 OC
Senin, 04 Data Subjektif: Risiko Pefusi Renal Tidak
Oktober 1. Pasien Mengatakan lemas Efektif (SDKI: D.0016)
2020 2. Pasien mengatakan sering BAK
namun urin yang dikeluarkan sedikit
3. Pasien mengatakan kesulitan bernapas
tanpa alat bantu napas
4. Pasien mengatakan muntah

Data Objektif:
1. Pasien mengalami Oliguria
2. Warna Kulit pucat

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


3. Pernafasan Kusmaul
4. Produksi urin 300 ml/ 24 Jam
5. BC= 350 cc/24 jam
6. Peningkatan tekanan darah
160 mmHg
7. Pasien terpasang O2 Simple mask 7
lpm
8. Hemoglobin: 9,6 g/dl
9. Hematokrit: 20%
10. Eritrosit: 2,8 Juta/mmk
11. Ureum: 120 mg/dl
12. Kreatinin: 6,90 mg/dl

TTV:
HR: 88x/i
RR: 28 x/i
T: 36,9 OC

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

TANGGAL: 05 Oktober 2020

1. Hipervolemia (SDKI: D0022)


2. Pola Nafas Tidak Efektif (SDKI: D0005)
3. Gangguan Eliminasi Urin (SDKI: D0040)
4. Defisit Nutrisi (SDKI: D0019)
5. Risiko Pefusi Perifer Tidak Efektif (SDKI: D.0015)

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


RENCANA INTERVENSI

Hari/ Tgl/ DIAGNOSIS NOC NIC


No
Jam KEPERAWATAN (Nursing Outcome Classification) (Nursing Intervention Classification)
1. Senin, 05 Hiporvelemia (SDKI: D0022) NOC : SIKI: Manajemen Hipervolemia (I.03114)
Oktober 1. Electrolit and acid base balance Observasi:
2020 2. Fluid balance 1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis.
3. Hydration Ortopnea, dipsnea, edema, JVP/ CVP
meningkat refleks hepatojugular positif, suara
Setelah dilakukan asuhan keperawatan nafas tambahan
diharapkan kelebihan volume cairan 2. Identifikasi penyebab hipervolemia
dapat berkurang dengan 3. Monitor status hemodinamik
Kriteria Hasil: 4. Monitor intake dan output cairan
1. Terbebas dari edema 5. Monitor tanda hemokesentrasi (mis. Kadar
2. Bunyi nafas bersih natrium, BUN, hematokrit,berat jenis urine)
3. vital sign dalam batas normal 6. Monitor tanda peningkatan onkotik plasma
4. Terbebas dari kelelahan (misal kadar albumin dan protein meningkat
5. Turgor kulit normal 7. Monitor kecepatan infus secara ketat
6. Tidak ada oliguria 8. Monitor efek samping dieuretik (hipovelemia
7. Seimbang antara output dan input dan hipokalemia
8. Hasil Lab menunjukkan dalam batas Terapeutik:
normal 1. Timbang Berat Badan setiap hari pada waktu
a. Kreatinin (0,5-1,5 mg/dl) yang sama
Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA
b. Ureum (10-50 mg/dl) 2. Batasi asupan cairan dan garam
c. Hb: Lk (14-18 g/dl) Pr (12-16 g/dl) 3. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40o
d. PH: 7,35-7,45 Edukasi:
1. Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5
mL/kg/Jam dalam 6 jam
2. Anjurkan melapor jika BB bertambah >1kg
dalam sehari
3. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan
dan haluaran cairan
4. Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian diuretik
2. Kolaborasi penggantian kehilangan kalium
akibat diuretik
3. Kolaborasi pemberian continuous renal
replacement therapy (CRRT), jika perlu
2. Senin, 05 Pola Nafas Tidak Efektif NOC : SIKI: Pemantauan Respirasi (I.01014)
Oktober (SDKI: D0005) 1. Respiratory status : Ventilation Observasi:
2020 2. Respiratory status : Airway patency 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
3. Vital sign Status upaya napas
2. Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi, kussmaul).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


kepada pasien selama diharapkan 4. Auskultasi bunyi napas
ketidakefektifas pola napas dapat 5. Monitor saturasi oksigen
berkurang dengan 6. Monitor AGD
kriteria hasil : Terapeutik:
1. Frekuensi pernafasan dalam batas 1. Atur interval pemantauan respirasi sesuai
normal RR: 16-24 x/i kondisi pasien
2. irama nafas, frekuensi pernafasan 2. Dokumentasi hasil pemantauan
dalam rentang normal, tidak ada Edukasi:
suara nafas abnormal 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
3. Tanda Tanda vital dalam rentang 2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
normal Kolaborasi:
TD: 100-120 mmHg 1. Kolaborasi pemberian O2
HR: 60-100 x/i
RR: 16-24x/i
T: 36,5-37,4 OC
4. pH : 7,35-7,45
3. Senin, 05 Gangguan Eliminasi Urin NOC: SIKI:Manajemen Eliminasi Urin (I.04152)
Oktober (SDKI:D0040) 1. Kontinensia/ pengendalian urine Observasi:
2020 adekuat 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
2. Eliminasi urine terkontrol inkotinensia urine
2. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan atau inkontinensia urine
diharapkan Gangguan eliminasi urine 3. Monitor eliminasi urine (mis. Frekuensi,

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


teratasi dengan kriteria hasil: konsitensi, aroma, volume dan warna.
1. Tidak adanya infeksi pada saluran Terapeutik:
kemih 1. Catat waktu-waktu haluaran berkemih
2. Berkemih lebih dari 150 cc setiap 2. Batasi asupan cairan, jika perlu
kali ke bak 3. Ambil sampel urine tengah (midstream) atau
3. Eliminasi urin tidak terganggu : kultur
Bau, Jumlah, warna urine dalam Edukasi:
rentang yang diharapkan, tidak 1. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran
ada hematuria, disuria dan kemih
nokturia 2. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran
urine
3. Ajarkan mengambil spesimen urine midstream
4. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu
yang tepat untuk berekemih
5. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul/ berkemih
6. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
7. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
8. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra,
Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA
jika perlu
4. Senin, 05 Defisit Nutrisi (SDKI: NOC : SIKI: Manajemen Nutrisi (I.0311)
Oktober D0019) 1. Nutritional Status : food and Fluid Observasi:
2020 Intake 1. Identifikasi status nutrisi
2. Nutritional Status : nutrient Intake 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Weight control 3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dn jenis nutrien
Setelah dilakukan tindakan asuhan 5. Monitor asupan makanan
keperawatan diharapkan 6. Monitor berat badan
ketidakseimbangan nutrisi dapat teratasi 7. Monitor hasil pemeriksaan LAB
dengan Terapeutik:
Kriteria Hasil: 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
1. Asupan nutrisi adekuat perlu
2. Asupan makan dan cairan adekuat 2. Fasilitasi menentukan pedoman diet
3. Konjungtiva tidak pucat (mis.piramida makanan)
4. Hasil lab batas normal : 3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
a. HT : 40-52 % yang sesuai
b. Kreatinin (0,5-1,5 mg/dl) 4. Berikan makanan tinggi serat dan mencegah
c. Ureum (10-50 mg/dl) konstipasi
d. Hb: Lk (14-18 g/dl) Pr (12-16 5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
g/dl) protein
6. Hentikan pemberian makan melalui NGT jika
asupan oral dapat dipenuhi

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


Edukasi:
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang dipogramkan
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
5. Senin, 05 Resiko Perfusi Renal Tidak NOC: SIKI:`Pencegahan Syok (I.02068)
Oktober Efektif (D.0016) 1. Circulation status Observasi:
2020 2. Elektrolit and acid base balance 1. Monitor status kardiopulmonal (Frekuensi
3. Fluid balance nadi, kekuatan nadi, frekuensi nafas)
2. Monitor status oksigenasi (Oksimetri Nadi,
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dan AGD)
diharapkan tidak adanya tanda-tanda 3. Monitor status cairan(masukan dan haluaran,
Resiko Perfusi Renal Tidak Efektif turgor kulit, dan CRT)
dengan kriteria hasil 4. Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
1. Irama jantung normal Terapeutik:
2. Frekuensi napas normal 1. Berikan oksigen untuk mempertahankan
3. Kelemahan otot berkurang atau saturasi oksigen >94%
hilang 2. Pasang jalur IV jika perlu
4. Nausea berkurang 3. Pasang kateter urine untuk menilai produksi
5. Turgor kulit normal urine, jika perlu
6. Suara napas tambahan hilang atau 4. Lakukan skin test untuk mencegah reaksi

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA


berkurang alergi
7. Edema perifer berkurang atau hilang Edukasi:
8. Hasil lab batas normal: 1. Jelaskan penyebab/ faktor resiko syok
a. HT : 40-52 % 2. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
b. Kreatinin (0,5-1,5 mg/dl) Kolaborasi:
c. Ureum (10-50 mg/dl) 1. Kolaborasi pemberian IV, Jika perlu
d. Hb: Lk (14-18 g/dl) Pr (12-16
g/dl)

Program Profesi PSIK – FK UNIVERSITAS ABULYATAMA

Anda mungkin juga menyukai