TINJAUAN TEORI
Turana, 2009).
2.1.2. Klasifikasi
1. Stroke Hemorargik
7
8
2. Stroke Iskemik
b. Stroke Lakunar
dan arteri karotis interna. Para pasien stroke ini mungkin sudah
2.2.1. Etiologi
1. Thrombosis Cerebral.
biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.
11
otak :
a. Atherosklerosis
aliran darah.
2. Emboli
otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli
timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat
menimbulkan emboli :
Desease.(RHD)
b. Myokard infark
c. Fibrilasi
embolus-embolus kecil.
3. Haemorhagi
herniasi otak.
vena.
4. Hypoksia Umum
5. Hipoksia setempat
2.2.2.Manifestasi Klinis
kerusakan dan ukuran daerah otak yang terkena selain bergantung pula
v. Sulit bicara.
1. Kehilangan motoric
2. Kehilangan komunikasi
komunikasi, misalnya :
15
3. Gangguan Persepsi
dari sisi tubuh yang sakit dan mengabaikan sisi/ruang yang sakit
tersebut.
a. Stroke iskemik
Ada peringatan
16
b. Stroke perdarahan
1.1.6. Patofisiologi
dari pembuluh darah diluar otak yang tersangkut di arteri otak. Saat
atheroma fragmen lemak yang akan terlepas dan terbawa darah hingga
intrakranial dan akan menimbulkan nyeri. Salah satu cara sel otak
kimiawi dan listrik di sel otak lain dengan melekat ke suatu molekul di
tersebut.
diri karena tidak bisa menggerakkan tubuh untuk merawat diri sendiri,
komunikasi.
1.1.7. Pathway/Kerangka Teori Stroke
Menjadi kapur/mengandung
Faktor Penimbunan lemak/kolesterol Lemak yang sudah nekrotik kolesterol dengan infiltrasi
pencetus/etiologi yang meningkat dalam darah dan berdegenerasi limfosit (trombus)
Resiko ketidakefektifan
Peningkatan TIK Edema cerebral
perfusi jaringan otak
19
Arteri carotis interna Arteri vertebra basilaris Arteri cerebri media
Kerusakan komunikasi
verbal
Resiko Jatuh Gangguan perubahan persepsi
sensori Hambatan mobilitas fisik Tirah baring lama
20
Penurunan fungsi N.X Luka dekubitus
(vagus), N.IX(glosovaringeus)
Disfagia
Anoreksia
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
21
22
1.1.8. Komplikasi
2. Disritmia jantung.
3. Kontraktur.
atropi.
8. Malnutrisi
1. Angiografi serebral
2. Elektro encefalography
3. Sinar x tengorak
4. Ultrasonography Doppler
5. CT-Scan
adanya infark.
6. MRI
arachnois/perdarahan intracranial.
yang meluas.
24
8. Pemeriksaan Laboratorium
inflamasi.
kerusakan jaringan otak tidak meluas. Pada stadium ini, pasien diberi
itu, dilakukan tindakan juga terapi fisik, okupasi, wicara dan psikologis
terhadap pasien dan keluarga serta tata cara perawatan pasien yang
1. Terapi Umum
oral.
spectrum luas.
2. Terapi Khusus
malformation, AVM).
1. Terapi Umum
Letakkan kepala pasien pada posisi 300, kepala dan dada pada
intermittent).
nasogastric.
2-3 hari pertama. Hipoglikemia (kadar gula darah <60 mg% atau
2. Terapi Khusus
2. Penatalaksanaan komplikasi.
4. Prevensi sekunder.
(Hidayat, 2015).
dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang
motoric dan sensorik. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis,
yaitu :
tulang.
1. Gaya hidup.
2. Proses Penyakit/Cedera
3. Kebudayaan.
4. Tingkat Energi
lain pada :
1. Integumentary
2. Musculoskeletal
Kelemahan
Kontraktur
Jatuh
3. Saraf
Deprivasi sensori
4. Endokrin
b. Metabolisme berkurang
c. Intolerans aktivitas
5. Kardiovaskular
b. Thrombi
c. Emboli
Stroke
Serangan jantung
Penghentian pernapasan
d. Hipotensi ortostatis
6. Pernapasan
a. Pneumonia
7. Pencernaan
a. Anoreksia
b. Konstipasi
8. Perkemihan
9. Psikososial
a. Stres
b. Interupsi tidur
c. Depresi
d. Isolasi social
g. Gangguan seksualitas
33
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
kesadaran.
kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, selain itu
6. Pengkajian psikososiospiritual
7. Pemeriksan Fisik
1. Keadaan Umum
tidak bisa bicara dan pada vital sign tekanan darah meningkat
2. B1 (Breathing)
kiri.
3. B2 (Blood)
4. B3 (Brain)
(Arif, 2012).
yang sehat.
tuli persepsi.
dan trapezius.
dari otak.
satu sisi)
0.
respons normal.
41
normal.
5. B4 (Bladder)
6. B5 (Bowel)
7. B6 (Bone)
kerusakan pada neuron motor atas pada sisi yang berlawanan dari
(paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang
adalah tanda yang lain. Pada kulit, jika klien kekurangan oksigen
kulit akan buruk. Selain itu, perlu juga dikaji beberapa tanda
otak
4. Nyeri akut
penglihatan