Anda di halaman 1dari 15

NAMA : ARYASIH, S.

Pd
NPM : 229018495180

LK 2.2 Penentuan Solusi

No. Eksplorasi Alternatif Solusi Analisis Alternatif Solusi yang Relevan Analisis Penentuan Solusi
Solusi
1. Kajian Literatur Berdasarkan hasil eksplorasi Penerapan Model Saya memilih model
1. Menurut Penelitian Firosalia
alternatif solusi dari kajian literatur Pembelajaran Problem pembelajaran PBL karena
Kristin (2016), Hasil analisis meta
dan hasil wawancara kepada guru, Based Learning (PBL) pada model pembelajaran
menunjukkan bahwa model
kepala sekolah, rekan sejawat, untuk meningkatkan PBL peserta didik diajak
discovery learning mampu untuk menyelesaikan
pengawas sekolah serta pakar, maka hasil belajar siswa pada
meningkatkan hasil belajar siswa permasalahan yang disajikan
diperoleh hasil alternatif solusi mata pelajaran IPS
mulai dari yang terendah 9% oleh guru. Dalam prosesnya
sebagai berikut: mereka akan dibiasakan
sampai yang tertinggi 27% dengan
1. Penerapan model pembelajaran untuk berpikir kritis, hal ini
rata-rata 17,8%. Kristin, Firosalia.
Discovery Learning akan mempermudah mereka
"Analisis model pembelajaran 2. Penerapan model pembelajaran
discovery learning dalam untuk memahami materi
Inquiry sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa 3. Penerapan model pembelajaran
meningkatkan hasil belajar
SD." Jurnal Pendidikan Dasar Problem Based Learning (PBL) siswa.
Perkhasa: Jurnal Penelitian 4. Penerapan model pembelajaran
Hal ini sejalan dengan kajian
Pendidikan Dasar 2.1 (2016): 90-98. Projeck Based Learning (PjBL) literatur :
2. Menurut Kurnia, Rifai, Nurhayati, 5. Penerapan model pembelajaran 1. Lidnillah (2013), Model
2015) ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe make a match. pembelajaran PBL
problem based learning (PBL)
yaitu menerapkan pembelajaran adalah pembelajaran yang
yang kontekstual, masalah yang menitik beratkan kepada
disajikan dapat memotivasi siswa peserta didik sebagai
peserta didik untuk belajar, pembelajar serta terhadap
pembelajaran integritas yaitu permasalahan yang
pembelajaran termotivasi dengan
otentik atau relevan yang
masalah yang tidak terbatas,
peserta didik terlibat secara aktif akan dipecahkan dengan
dalam pembelajaran, kolaborasi menggunakan seluruh
kerja, peserta didik memiliki pengetahuan yang
berbagai keterampilan, dimilikinya atau dari
pengalaman, dan berbagai konsep. sumber-sumber lainnya.
Model pembelajaran problem based Penerapan model problem
learning menjadikan masalah
based learning (PBL)
autentik sebagai fokus
pembelajaran yang bertujuan agar dengan media konkret
siswa mampu menyelesaikan dapat menjadi upaya
masalah tersebut, sehingga siswa dalam meningkatkan
terlatih untuk berpikir kritis dan hasil belajar. Hal ini
berpikir tingkat tinggi . Kurnia, U., karena model problem
Rifai, H., & Nurhayati, N. 2015. based learning (PBL)
Efektivitas Penggunaan Gambar pada memunculkan masalah
Brosur dalam Model Pembelajaran sebagai langkah awal
Problem Based Learning untuk
mengumpulkan dan
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika
mengintegrasikan
Kelas Xi Sman 5 Padang. Pillar Of
Physics Education, 6 (2). pengetahuan baru.
3. Menurut Penelitian Hadist Awalia 2. Menurut Shoimin (2016),
Fauzia, Berdasarkan hasil analisis kelebihan dari model
yang tersaji, dapat disimpulkan pembelajaran Problem
bahwa pembelajaran dengan model Based Learning (PBL)
problem based learning (PBL) adalah :
dapat meningkatkan hasil belajar  model pembelajaran
matematika peserta didik. inovatif yang memberikan
Peningkatan hasil belajar dari yang kondisi belajar aktif
terendah 5 % sampai yang tertinggi kepada peserta didik.
40%, dengan rata-rata 22,9%.  Peserta didik dilatih
Rata-rata hasil belajar peserta untuk memiliki
didik sebelum penelitian tindakan kemampuan
kelas adalah 65, 042 dan setelah memecahkan masalah
dilakukan penelitian tindakan dalam keadaan nyata.
kelas dengan penerapan model  Mempunyai kemampuan
problem based learning terjadi membangun
peningkatan menjadi 79,808%. pengetahuannya sendiri
Fauzia, Hadist Awalia. "Penerapan melalui aktivitas belajar.
model pembelajaran problem based  Terjadi aktivitas ilmiah
learning untuk meningkatkan hasil pada peserta didik
belajar matematika SD." Primary: melalui kerja kelompok.
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah  Peserta didik terbiasa
Dasar 7.1 (2018): 40-47. menggunakan sumber-
4. Menurut Buck Institute For sumber pengetahuan,
Education (BIE) dalam Trianto baik dari perpustakaan,
(2014:41) PjBL (Project Based internet, wawancara, dan
Learning) adalah pembelajaran observasi
yang melibatkan siswa dalam  Peserta didik memiliki
kegiatan pembelajaran baik dalam kemampuan menilai
memecahkan suatu permsalahan kemajuan belajarnya
dan memberikan peluang bagi sendiri.
siswa untuk lebih  Peserta didik memiliki
mengekspresikan kreatifitas kemampuan untuk
mereka sehingga dapat melakukan komunikasi
meningkatkan hasil belajar dan ilmiah dalam kegiatan
kreatifitas siswa. diskusi atau presentasi
5. Menurut Penelitian Rudi Salam, hasil pekerjaan mereka
Model pembelajaran inkuiri
sosial dapat digunakan dalam Sedangkan Kekurangan
mengatasi permasalahan model PBL adalah :
pembelajaran yang kurang aktif  Dalam suatu kelas yang
dalam kegiatan belajar siswa di memiliki tingkat
kelas. Model pembelajaran keragaman peserta didik
inkuiri sosial dapat memancing yang tinggi akan terjadi
siswa untuk lebih mandiri, kesulitan dalam
berpikir kritis, mampu pembagian tugas.
memecahkan masalah, dan
berpartisipasi aktif sehingga Pemilihan model
aktivitas siswa dan hasil belajar pembelajaran PBL sebagai
siswa di kelas akan meningkat
solusi untuk meningkatkan
serta siswamerasa termotivasi
dan senang dalam belajar. hasil belajar siswa juga
Salam, Rudi. "Model pembelajaran dikuatkan oleh hasil
inkuiri sosial dalam pembelajaran wawancara yang dilakukan
IPS." HARMONY: Jurnal kepada guru (Bapak Uray
Pembelajaran IPS Dan PkN 2.1 Yandi, S.Pd) bahwa Model
(2017): 7-12. pembelajaran PBL bisa
menjadi solusi
6. NN Riayanti dan M. Husni meningkatkan hasil belajar
Abdullah (2018) Menjelaskan siswa karena siswa menjadi
bahwa model pembelajaran
terlatih menyelesaikan
kooperatif tipe make a match
sendiri permasalahan yang
dapat digunakan sebagai alternatif dihadapinya. Kemudian
model pembelajaran yang dapat didukung oleh pernyataan
meningkatkan minat belajar siswa pakar (Bapak Ijang Kurnia,
untuk mengikuti pembelajaran di
M.Pd) bahwa Model
kelas serta juga memiliki dampak
positif terhadap kemajuan hasil Pembelajaran PBL dapat
belajar siswa. diterapkan di sekolah untuk
file:///C:/Users/ACER/Downlo mendorong siswa aktif,
ads/23607-27830-1-PB.pdf kreatif dan inovatif.

7. Menurut hasil penelitian Lalu Jadi kesimpulannya adalah


Muhzar (2020) secara garis besar jika Model Pembelajaran
penggunaan pembinaan PBL diterapkan, maka
berkelanjutan dalam menyusun
akan mengembangkan
RPP ini sudah dapat memberi
respon positif yang intinya dapat kemampuan berpikir kritis
meningkatkan kemampuan guru siswa dalam memecahkan
dalam menyusun Rencana suatu masalah yang
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diberikan oleh guru. Selain
secara mandiri. Hal ini dapat itu, penerapan model
dibuktikan dengan nilai yang problem based learning ini,
diperoleh guru dalam menyusun
siswa dapat merasakan
RPP. Pada siklus I diperoleh nilai
rata-rata sebesar 67,5 dan siklus II manfaat pembelajaran
diperoleh nilai rata-rata klasikal karena masalah yang
sebesar 78,1, ini membuktikan dihadapkan kepada anak
bahwa terjadi peningkatan yang dikaitkan dengan kehidupan
signifikan dengan adanya nyata, hal ini dapat
pembinaan berkelanjutan. Muhzar, meningkatkan motivasi dan
Lalu. "Meningkatkan Kemampuan hasil belajar siswa.
Guru dalam Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Jika Model pembelajaran
Dengan Pembinaan Berkelanjutan PBL tidak diterapkan
SD Negeri 2 Sengkol Kecamatan maka: siswa cenderung
Pujut Kabupaten Lombok Tengah menjadi pasif dan hanya
Semester Genap Tahun Pelajaran menunggu pengetahuan
20182019." JISIP (Jurnal Ilmu
dari guru saja, tanpa ada
Sosial dan Pendidikan) 4.1 (2020).
usaha untuk mencari solusi
Hasil Wawancara dari permasalahan yang
1. Guru (Riki Risandi, S.Pd) dihadapi sehingga hasil
 Untuk meracang pembelajaran, belajarnya menjadi rendah
perlu diperhatikan model
pembelajaran yang cocok
diterapkan di kelas sesuai
dengan kondisi lingkungan
sekolah
 Guru harus sering ikut
workshop/seminar
pengembangan diri

2. Kepala Sekolah (Mustajah, S,Pd)


 Guru hendaknya merancang
pembelajaran sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan
materi ajar yang akan
disampaikan
 Desain pembelajaran inovatif
dapat dilakukan dengan
menerapkan model
pembelajaran misalnya model
Cooperative Learning
 guru harus aktif secara mandiri
untuk mengembangkan
kemampuanya
3. Rekan Sejawat (Nurul Qalbi, S.Pd)
 Guru harus merancang
pembelajaran yang terpusat
pada peserta didik, sehingga
peserta didik dapat menemukan
sendiri pengetahuannya.
 Model Discovery learning dapat
diterapkan untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar
peserta didik

4. Pengawas Sekolah (H. Kris Yanto,


M.Pd)
 Suvervisi oleh kepala sekolah
harus rutin dilakukan
 Sekolah harus mempunyai
program pengembangan diri
berkelanjutan

5. Pakar Pendidikan (Ijang Kurnia,


M.Pd)
 Dalam merancang pembelajaran,
guru perlu memahami
karakteristik peserta didik yang
beragam, perencaanaan harus
sesuai dengan kebutuhan,
bakat, dan kemampuan peserta
didik. Hal ini dapat dicapai
dengan menerapkan berbagai
model pembelajaran. Salah
satunya adalah PBL (Problem
Based Learning)
 Perlunya pembinaan dari kepala
sekolah maupun pengawas
sekolah tentang kompetensi
paedagogis guru

2. Kajian Literatur Berdasarkan hasil eksplorasi Penerapan Model Saya


memilih model
1. Menurut Sri Sumaryati ( 2013): alternatif solusi dari kajian literatur pembelajaran pembelajaran Cooperative
Pelatihan model pembelajaran dan hasil wawancara kepada guru, Cooperative Learning Learning tipe NHT
inovatif untuk guru di SMK kepala sekolah, rekan sejawat, tipe NHT (Numbered (Numbered Heads
Bhinneka karya I Boyolali ini Heads Together) Together) karena
pengawas sekolah serta pakar, maka
merupakan salah satu upaya pembelajaran ini melibatkan
diperoleh hasil alternatif solusi
untuk meningkatkan banyak siswa dalam
sebagai berikut: menelaah materi yang
profesionalisme guru,
khususnya dalam kemampuan tercakup dalam pelajaran
dan keterampilan 1. Penerapan model pembelajaran dan mengecek pemahaman
menggunakan model-model Problem Based Learning (PBL) mereka dalam isi
pembelajaran yang inovatif. 2. Penerapan model pembelajaran pembelajaran tersebut.
2. Menurut Penelitian Hadist Projeck Based Learning (PjBL) Selain itu dapat
3. Pelaksanaan Model Pembelajaran
Awalia Fauzia, Berdasarkan Cooperative Learning tipe NHT memberikan kesempatan
hasil analisis yang tersaji, 4. Penerapan model Contextual kepada siswa untuk saling
dapat disimpulkan bahwa Teaching and Learning (CTL). membagi ide – ide dan
pembelajaran dengan model mempertimbangkan
problem based learning (PBL) jawaban yang paling tepat,
dapat meningkatkan hasil selain itu juga mendorong
belajar matematika peserta siswa untuk meningkatkan
didik. Peningkatan hasil belajar semangat bekerja sama.
dari yang terendah 5 % sampai Model pembelajaran ini juga
yang tertinggi 40%, dengan mudah diterapkan karena
rata-rata 22,9%. Rata-rata hasil sintaks nya tidak rumit.
belajar peserta didik sebelum Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian tindakan kelas kajian literatur yang saya
adalah 65, 042 dan setelah rujuk yaitu:
dilakukan penelitian tindakan 1. Menurut Yazid Sofyan
kelas dengan penerapan model dan Andi Agustang
problem based learning terjadi (2018), Model
peningkatan menjadi 79,808%.
pembelajaran NHT
Fauzia, Hadist Awalia.
"Penerapan model merupakan model yang
pembelajaran problem based mengutamakan proses
learning untuk meningkatkan pembelajaran yang
hasil belajar matematika mendorong siswa untuk
SD." Primary: Jurnal Pendidikan bekerjasama serta
Guru Sekolah Dasar 7.1 (2018): partisipasi dalam
40-47.
berkelompok sehingga
3. Menurut Buck Institute For
Education (BIE) dalam Trianto mampu meningkatkan
(2014:41) PjBL (Project Based keaktifan siswa, model
Learning) adalah pembelajaran ini menuntut siswa
yang melibatkan siswa dalam beraktifitas yang
kegiatan pembelajaran baik langkah-langkahnya
dalam memecahkan suatu dimulai dengan proses
permsalahan dan memberikan
numbering, pengajuan
peluang bagi siswa untuk lebih
mengekspresikan kreatifitas pertanyaan, berpikir
mereka sehingga dapat bersama kemudian
meningkatkan hasil belajar dan pemberian jawaban.
kreatifitas siswa. model ini juga mampu
4. K.Ginting (2013) Menjelaskan sebagai merupakan
salah satu model pembelajaran strategi yang
yang dapat digunakan guru menempatkan siswa
untuk mengembangkan belajar dalam kelompok
kemampuan anak memecahkan dengan tingkat
masalah adalah model kemampuan atau jenis
Contextual Teaching and kelamin atau latar
Learning (CTL). Sebuah model belakang yang berbeda.
yang mendorong siswa untuk Pembelajaran harus
dapat mengkonstruksikan menekankan kerjasama
pengetahuan dibenak mereka dalam kelompok untuk
sendiri. Dengan model ini, mencapai tujuan yang
diharapkan proses sama. Oleh sebab itu
pembelajaran berlangsung penanaman kompetensi
alamiah dalam bentuk kegiatan kerjasama sangat
siswa bekerja dan mengalami diperlukan, antara lain
bukan transfer pengetahuan menghargai pendapat
dari guru ke siswa. Melalui orang lain, mendorong
proses belajar yang mengalami berpartisipasi, berani
sendiri, menemukan sendiri, bertanya, mendorong
maka anak menjadi senang, teman untuk bertanya,
sehinga tumbuhlah minat mengambil giliran dan
untuk belajar. Sehingga, berbagai tugas. Sofyan,
melalui model pembelajaran Yazid, and Andi Agustang.
CTL ini, diharapkan siswa "Penerapan Model
memiliki minat belajar yang Pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT (Numbered Heads
tinggi terhadap IPS, aktivitas
Together) Terhadap Keaktifan
siswa di kelas meningkat dan
Belajar Siswa Kelas XI Ips 1
siswa memperoleh hasil belajar SMAN 8 Makassar." Jurnal
yang optimal. Sosialisasi: Jurnal Hasil
5. Menurut Slavin dalam Isjoni Pemikiran, Penelitian dan
(2010:15) Pembelajaran Pengembangan Keilmuan
Kooperatif Tipe NHT adalah Sosiologi Pendidikan (2018):
suatu model pembelajaran 158-165.
dimana siswa dalam kelompok 2. Menurut Anita Lie,
kecil terdiri 4-6 orang, siswa (2003:58) model
belajar dan bekerja secara kooperatif tipe
kolaboratif dengan struktur Numbered Heads
kelompok yang heterogen Together memiliki
kelebihan yaitu
Hasil Wawancara memberikan kesempatan
1. Guru (Riki Risandi, S.Pd) kepada siswa untuk
 Guru harus sering ikut saling membagi ide–ide
workshop/seminar dan mempertimbangkan
pengembangan diri
 Guru harus mencari jawaban yang paling
banyak referensi tentang tepat, selain itu juga
model pembelajaran mendorong siswa untuk
2. Kepala Sekolah (Mustajah, meningkatkan semangat
S,Pd)
kerja sama. Model
 Guru memilih model
pembelajaran yang sesuai kooperatif tipe NHT
dengan kondisi peserta dapat digunakan dalam
didik semua mata pelajaran
 guru harus aktif secara dan untuk semua
mandiri untuk tingkatan
memperkaya wawasan 3. Kelemahan dari model
tentang model
pembelajaran pembelajaran kooperatif
3. Rekan Sejawat (Nurul Qalbi, tipe NHT menurut
S.Pd) Hamdhani (2011:90)
 Guru harus berusaha antara lain :
sendiri dengan membaca
(a) kemungkinan nomor
literatur tentang model
pembelajaran yang dipanggil akan
 Guru ikut pelatihan secara dipanggil lagi oleh guru
mandiri melalui webinar (b) tidak semua anggota
tentang model pembelajaran kelompok dipanggil oleh
4. Pengawas Sekolah (H. Kris
Yanto, M.Pd) guru.
 Guru harus aktif dalam
mencari sumber Pemilihan model
pengetahuan tentang model
pembelajaran Cooperative
pembelajaran
Learning tipe NHT
 Kegiatan MGMP perlu di (Numbered Heads
aktifkan kembali Together) juga dikuatkan
oleh hasil wawancara
5. Pakar Pendidikan (Ijang dengan kepala sekolah (Ibu
Kurnia, M.Pd)
Mustajah, S.Pd) bahwa
Guru perlu melakukan
model pembelajaran
inovasi dengan mencoba
menerapkan berbagai model kooperatif tipe NHT dapat
pembelajaran yang sesuai diterapkan terutama untuk
dengan karakteristik materi meningkatkan keaktifan
dan peserta didik, dengan siswa. Selain itu model ini
mengkaji sintaks nya terlebih mudah diterapkan, siswa
dahulu kemudian juga termotivasi untuk
menimbang, model menyampaikan
pembelajaran apa yang cocok pendapatnya. Kemudian
diterapkan. didukung juga oleh
pernyataan pakar (Bapak
Ijang Kurnia, M.Pd) bahwa
guru sebaiknya
menggunakan model
pembelajaran yang telah
dikuasai sintaksnya.

Jadi kesimpulannya adalah


jika model pembelajaran
Cooperative Learning tipe
NHT (Numbered Heads
Together) diterapkan,
maka dapat:
 meningkatkan prestasi
belajar siswa
 mampu memperdalam
pamahaman siswa
 memberikan pengalaman
yang menyenangkan
dalam belajar
 mengembangkan sikap
positif siswa berupa rasa
ingin tahu dan rasa
percaya diri.

jika model pembelajaran


Cooperative Learning tipe
NHT (Numbered Heads
Together) tidak
diterapkan, maka :
 Siswa tidak dapat
mengembangkan
kemampuan
bekerjasama dalam
menyelesaikan
persoalan
 Siswa tidak aktif
dikelas karena tidak
diberi stimulus untuk
mengungkapkan
pendapatnya
 Pemahaman siswa
terhadap materi tidak
maksimal karena
siswa hanya
mendengar tanpa
terlibat langsung

Anda mungkin juga menyukai