PENYAKIT HIPERTENSI
NIM : 18.037
UNAAHA
TAHUN 2020
1
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT HIPERTENSI
2
Penyebab yaitu : pengunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
cusing dan hipertensi yang berhubngan dengan kehamilan.
1. Hipertensi di mana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan / atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90
mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi di mana tekanan diastolic lebih besar
dari 160 mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya pada
perubahan perubahan pada :
3
4. Patofisiologi
Tekanan darah tinggi selain dipengaruhi oleh keturunan juga disebabkan oleh
beberapa factor seperti peningkatan aktifitas tonus simpatis.gangguan sirkulasi.
Peningkan aktifitas tonus simpatis,menyebabkan vasokontraksi. Sedangkan
mekanisme pasti hipertensi pada lanjut usia belum sepenuhnya jelas, efek utama dari
penuaan norml terhadap system kardivaskuler meliputi perubahan aorta dan
pembuluh darah besar meningkat dan menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler
perifer,yang kemudian tahanan perifer meningkat. Factor lain yang juga berpengaruh
terhadap hipertensi yaitu kegemukan,yang akan mengakibatkan penimbun kolesterol
sehingga menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa
darah.rokok terdapat zat-zat seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap
melalui rokok.yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel
pembuluh darah arteri dsan mengakibtakan proses ateroskelosis dan tekanan darah
4
tinggi.komsumsi alcohol berlebihn dapat meningkatkan sel darah merah serta
kekentalan darah perperan dalam menaikan tekanan darah.
Kelainan fungsi ginjal dimana ginjal tidak mampu membuang sejumlah garam dan air
dari dalam tubuh.volume darah dalam tubuh meningkat,sehingga tekanan darah juga
meningkat.jika penyebabnya adalah feokromositoma,maka didalam urine bias
ditemukan adanya bahan-bahan hasil penguraian hormone (Rohaendi 2008)
5
Faktor predisposisi : jenis kelamin,merokok,stress, kurang
olah raga,genetic,alcohol,konsentrasi,garam, obesites Aliran darah makin cepat keseluruh
Beban kerja jantung
tubuh sedangkan nutrisi dalam sel
sudah mencukupi kebutuhan
Kerusakan vaskuler pembuluh darah HIPERTENSI Tekanan sistemik darah
Perubahan struktur Perubahan situasi Krisis situasional Metode kopig tidak efektif
6
Retensi Na Edema Intoleransi aktivitas
5. Manifestasi klinik
Manifestasi klinis yang di temukan pada penderita hipertensi yaitu :
a. Sakit kepala
b. Jantung berdebar debar
c. Sulit bernafas setelah berkerja keras atau mengangkat beban berat
d. Mudah lelah
e. Penglihatan kabur
f. Wajah memerah
g. Hidung berdarah
h. Sering buang air kecil terutama pada malam hari ( Ruhyanudin , 2007)
7
h. Kesadaran menurun
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada kasus hipertensi cukup beragam dan banyak di
modifikasi oleh berbagai masyarakat dan juga di bedakan berdasarkan :
Hipertensi indikasi khusus yaitu menggunakan obat anti hipertensi lainya
seperti diuretic, penghambat EKA, ARB, dan antogenesis Ca sesuai yang di
perlukan.
Hipertensi derajat 1 dengan tekanan darah sistolik 140-149 mmHg dan
tekanan diastolic 90-99 mmHg umumnya di berikan diuretic gol thaizide. Bisa
di pertimbangkan pemberian penghambat EKA, ARB, Antagonis Ca atau
kombinasi
Hipertensi derajat 2 dengan tekanan darah sistolik besar sama dengan 160
mmHg dan tekanan diastolic 100-109 mmHg umumnya di berikan kombinai 2
macam obat biasanya diuretic gol thaizide dan penghambat EKA, atau ARB.
Namun jika sasaran tekanan darah tidak tercapai maka optimalkan dosis atau
penambahan jenis obat sampai target tekanan darah tercapai dan selalu
melakukan konsultasi pada spesialis hipertensi.
c. Pemeriksaan penunjang
8
a. Photo dada
b. CT scan
c. EKG
d. Pemeriksaan laboratorium : Hb/Ht, BUN
2. Diagnosa keperawatan
miokard.
diderita klien.
penyakit.
9
C.INTERVENSI KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIANGOSA KEPERAWATAN
DX DAN KOLABORASI TUJUAN(NOC) INTERVENSI(NIC)
1 Resiko tinggi terhadap penurunan NOC : NIC :
curah jantung berhubungan Cardiac Pump effectiveness Cardiac Care
dengan peningkatan afterload, Circulation Status Evaluasi adanya nyeri dada
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas Vital Sign Status ( intensitas,lokasi, durasi)
ventrikuler, iskemia miokard Kriteria Hasil: Catat adanya disritmia jantung
Tanda Vital dalam rentang Catat adanya tanda dan gejala
normal (Tekanan darah, penurunan cardiac putput
Nadi, respirasi) Monitor status kardiovaskuler
Dapat mentoleransi Monitor status pernafasan yang
aktivitas, tidak ada menandakan gagal jantung
kelelahan Monitor abdomen sebagai indicator
Tidak ada edema paru, penurunan perfusi
perifer, dan tidak ada Monitor balance cairan
asites Monitor adanya perubahan tekanan
Tidak ada penurunan kesadaran darah
Monitor respon pasien terhadap efek
pengobatan antiaritmia
Atur periode latihan dan istirahat untuk
menghindari kelelahan
Monitor toleransi aktivitas pasien
Monitor adanya dyspneu, fatigue,
tekipneu dan ortopneu
Anjurkan untuk menurunkan stress
10
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban
kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan
nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
11
3 Nyeri akut berhubungan dengan NOC : NIC :
peningkatan tekanan vaskuler Pain Level, Pain Management
serebral Pain control, Lakukan pengkajian nyeri secara
Comfort level komprehensif termasuk lokasi,
Kriteria Hasil : karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
Mampu mengontrol nyeri dan faktor presipitasi
(tahu penyebab nyeri, Observasi reaksi nonverbal dari
mampu menggunakan ketidaknyamanan
tehnik nonfarmakologi Gunakan teknik komunikasi terapeutik
untuk mengurangi nyeri, untuk mengetahui pengalaman nyeri
mencari bantuan) pasien
Melaporkan bahwa nyeri Kaji kultur yang mempengaruhi respon
berkurang dengan nyeri
menggunakan manajemen Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
nyeri Evaluasi bersama pasien dan tim
Mamampu mengenali nyeri kesehatan lain tentang ketidakefektifan
(skala, intensitas, frekuensi kontrol nyeri masa lampau
dan tanda nyeri) Bantu pasien dan keluarga untuk
Menyatakan rasa nyaman mencari dan menemukan dukungan
setelah nyeri berkurang Kontrol lingkungan yang dapat
Tanda vital dalam rentang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
normal pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan
inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri sebelum pemberian
obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM
12
untuk pengobatan nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
13
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang
dan atau proses pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
Dukung pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang
tepat
Instruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang
tepat
1. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah sebuah fase di mana perawat melakukan
intervensi keperawatan yang sudah di rencanakan sebelumnya. Berdasarkan
terminology NIC implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan yang
merupakan tindakan keperawatan khusus yang di gunakan untuk melakukan
intervensi ( Menurut kozier 2010)
2. Evaluasi
Evalusi keperawatan adalah fase kelima atau terakhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi dapat berupa evalusi struktur, proses dan hasil evaluasi terdiri dari evaluasi
formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama program berlangsung. Sedangkan
evaluasi sumatif di lakukan setelah program selesai dan mendapapatkan informasi
efektifitas pengambilan keputusan. Evaluasi asuhan keperawatan di dokuentasikan
dalam bentuk SOAP ( Subjek, objek, assessment, planning). Evaluasi yang di
14
harapkan sesuai dengan masalah yang klien hadapi yang telah di buat pada
perencanaan tujuan fan criteria hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
15
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,
16