Anda di halaman 1dari 13

Sebelum kita mengenal lebih jauh tentang hipertensi, kita perlu mengetahui apa itu yang

dimaksud dengan tekanan darah. Menurut Nur Khasanah (2012), Tekanan darah adalah kekuatan

yang ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi seperti pompa, untuk mendorong agar darah

terus mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Hipertensi

2.1.1 Pengertian

Sebelum kita mengenal lebih jauh tentang hipertensi, kita perlu mengetahui apa itu yang

dimaksud dengan tekanan darah. Menurut Nur Khasanah (2012), Tekanan darah adalah kekuatan

yang ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi seperti pompa, untuk mendorong agar darah

terus mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Tekanan darah ini diperlukan agar

darah tetap mengalir dan mampu melawan gravitasi, serta hambatan dalam dinding pembuluh

darah. Tanpa adanya kekuatan memompa secara terus-menerus seperti ini dalam sistem

peredaran darah, darah segar tidak dapat terbawa ke otak dan seluruh jaringan tubuh. Peredaran

darah sendiri merupakan sistem tertutup. Artinya, setelah sampai di ujung jaringa, darah akan

kembali lagi ke jantung.

Tekanan darah dibagi menjadi dua, yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik. Angka lebih tinggi

yang diperoleh pada saat jantung berkontraksi disebut tekanan darah sistolik. Angka yang lebih

rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi disebut tekanan darah diastolik. Tekanan darah di

tulis sebagai tekanan darah sistolik garis miring tekanan diastolik. Misalnya, 120/80 mmHg

dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Artinya, angka tersebut menunjukkan tekanan darah

sistolik adalah 120 mmHg dan tekanan darah diastolik adalah 80 mmHg.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara

normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dari pada orang dewasa. Tekanan darah

juga dipengaruhi oleh aktifitas fisik. Tekanan darah akan lebih tinggi pada saat seseorang

melakukan aktifitas fisik dan lebih rendah ketika seseorang beristirahat. Tekanan darah dalam

satu hari juga berbeda. Tekanan darah paling tinggi terjadi di waktu pagi hari dan paling rendah

pada saat tidur di malam hari.

Hipertensi adalah gejala peningkatan tekanan darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan

nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Pada

penderita tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik.

Dikatakan tekanan darah tinggi jika tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau

tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Berdasarkan penelitian, pasien

dengan tekanan sistolik tinggi mempunyai risiko kematian 2,5 kali lebih tinggi dari pada pasien

dengan tekanan diastolik tinggi. Hal ini dikarenakan apabila tekanan sistolik tinggi, maka aliran

darah ke seluruh tubuh termasuk organ-organ vital juga terganggu (Nur Khasanah, 2012).

Hipertensi digolongkan menjadi dua tipe, yaitu hipertensi primer (esensial) dan hipertensi

sekunder (nonesensial). Hipertensi primer (esensial) adalah hipertensi yang penyebabnya tidak

diketahui, sedangkan hipertensi sekunder (nonesensial) adalah sebaliknya.

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi

Kategori Hipertensi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Frekuensi

Pemeriksaan

Normal < 120 < 80 Cek setahun sekali


Prehipertensi 120-139 80-90 Cek sebulan sekali

Hipertensi derajat I 140-150 90-99 Cek 2 minggu sekali

Hipertensi derajat II >160 > 100 Cek seminggu sekali

Sumber: Depkes 2007 dalam irawanti 2010

2.1.2 Etiologi

1) Toksin

Adalah zat-zat sisa pembuangan yang seharusnya dibuang karena bersifat racun dalam

keadaan biasa, hati kita akan mengeluarkan sisa-sisa pembuangan melalui usus dan kulit.

2) Faktor Genetik

Adanya faktor genetik keluarga akan menyebabkan keluarga tersebut mempunyai risiko

menderita hipertensi, individu dengan orang tua hipertensi mempunyai risiko lebih besar

untuk menderita hipertensi dari pada individu yang tidak mempunyai keluarga dengan

riwayat hipertensi.

3) Umur

Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur

seseorang, maka individu yang berumur diatas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan darah

lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg.

4) Jenis Kelamin

Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ dan hormon yang berbeda, laki-laki

mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal sedangkan pada

perempuan lebih rentan terhadap hipertensi ketika mereka berumur diatas 50 tahun.
5) Etnis

Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit putih,

belum diketahui secara pasti penyebabnya.

6) Stress

Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga

akan menstimulasi aktifitas saraf simpatetik. Adapun stress berhubungan dengan pekerjaan,

kelas social, ekonomi dan karakteristik personal.

7) Obesitas

Merupakan salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit berat

seperti salah satunya hipertensi.

8) Nutrisi

Asupan garam tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon natriouretik

yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah.

9) Merokok

Penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok menjadi salah satu faktor risiko hipertensi

yang dapat dimodifikasi. Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan untuk

disuplai ke otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin

meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri.

10) Konsumsi alkohol berlebih

Pengaruh alkohol terhadap kenaikan tekanan darah telah dibuktikan. Mekanisme

peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun, diduga peningkatan

kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah berperan

dalam menaikkan tekanan darah.


2.1.3 Gejala-Gejala

Menurut (Nur Khasanah, 2012). Gejala-gejala hipertensi adalah sebagai berikut:

1) Terasa nyeri di kepala berulang-ulang.

2) Jantung berdebar-debar ketika badan bergerak atau melakukan pekerjaan yang agak berat.

3) Perasaan lemah dan agak pusing.

4) Kadang-kadang terasa nyeri pada dada dan bahu kiri.

5) Sesak nafas di tengah dada yang dapat menyebar sampai leher dan rahang, pundak kiri atau

kanan, dan lengan bahkan sampai terasa tembus ke punggung.

6) Pada Kondisi yang parah, sering menyebabkan kehilangan kesadaran sesaat.

2.1.4 Komplikasi

Hipertensi dapat berpotensi menjadi komplikasi berbagai penyakit. Menurut buku Penyakit

Kardiovaskular karya Edward K. Chung dalam Meita Shanty, 2011. Komplikasi hipertensi di

antaranya adalah sebagai berikut:

1. Stroke

Stroke merupakan manifestasi gangguan saraf umum yang timbul mendadak dalam waktu

singkat akibat gangguan aliran darah ke otak karena penyumbatan (ischemic stroke) atau

perdarahan (hemorrogic stroke). Dengan kata lain, menurut cara terjadinya, stroke dibedakan

menjadi dua macam, yaitu stroke iskemik dan stroke hemorragik. Stroke hemorragik inilah yang

biasanya merupakan komplikasi hipertensi.


Pada stroke hemmorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang

normal dan darah merembas ke dalam suatu daerah otak dan kemudian merusaknya. Hampir

70% kasus stroke hemorragik terjadi pada penderita hipertensi.

2. Penyakit Jantung

Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah

dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah. Sebagai akibatnya, terjadi hipertrofi

ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini ditandai dengan ketebalan dinding

yang bertambah, fungsi ruang yang memburuk, dan dilatasi ruang jantung. Akan tetapi,

kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi

akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan “payah jantung”. Jantung semakin terancam seiring

parahya aterosklerosis koroner. Angina pectoris juga dapat terjadi karena gabungan penyakit

arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang bertambah akibat penambahan

massa miokard.

3. Ensefalopati (kerusakan otak)

Ensefalopati (Kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang

meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan

tekanan kapiler dan mendorong ke dalam ruang intersitium diseluruh susunan saraf pusat.

Neuron-neuron disekitarnya kolaps yang dapat menyebabkan ketulian, kebutaan dan tak jarang

juga koma serta kematian mendadak. Keterikatan antara kerusakan otak dengan hipertensi,

bahwa hipertensi berisiko 4 kali terhadap kerusakan otak dibandingkan dengan orang yang tidak

menderita hipertensi.
2.1.5 Patofisiologi

PENGARUH GENETIK FAKTOR LINGKUNGAN

DEFEK DALAM VASOKONSTRIKSI DEFEK DALAM


HEMOSTASIS
FUNGSIONAL PERTUMBUHAN DAN
NATRIUM GINJAL
STRUKTUR OTOT

POLOS PEMBULUH
Ekskresi natrium
kurang memadai

Retensi garam dan


air

Volume plasma dan


ECF
Hormon natriuretik
Reaktifitas Ketebalan

vaskular dinding
pembuluh

Resistensi perifer
total

HIPERTENSI

Gambar 2.2 Proses terjadinya hipertensi (Price & Wilson, 2002)

2.1.6 Penatalaksanaan

2.1.6.1 Terapi Non Farmakologi

1. Kurangi asupan garam pada semua jenis makanan

< 2,4 gram natrium/hari

2. Aromaterapi lemon dan relaksasi nafas dalam

Aromaterapi merupakan suatu metode yang menggunakan minyak essential oil untuk

meningkatkan kesehatan fisik dan mempengaruhi emosi seseorang. Aromaterapi lemon

memberi efek menenangkan dan mengangkat suasana hati. Menurut hustasoid (2006).
Teknik relaksasi nafas dalam,bertujuan menyadari serta memusatkan pikiran pada jalan

pernapasan.

3. Olahraga Teratur

Melakukan berenang, dan bersepeda. Dengan olahraga dinamis akan membantu terjadinya

pelebaran pembuluh darah, sehingga tekanan darah akan turun.

2. Hentikan kebiasaan merokok

Rokok merangsang saraf mengeluarkan hormon yang menyebabkan pegeruan pembuluh

darah, sehingga tekanan darah naik.

3. Kurangi kegemukan

Penurunan berat badan, jelas menurunkan tekanan darah. Penurunan ini tentunya

dilakukan dengan mengurangi masukan makanan kalori dan rajin olahraga

(mengeluarkan energi/kalori). Penurunan berat badan sebaiknya tidak memakai obat-

obatan, karena obat yang dapat membuat kurus badan pada umumnya adalah obat

perangsang yang akan menaikkan tekanan darah.

4. Hindari “stress”

Salah satu dari berbagai manifestasi stres adalah hipertensi.

5. Hindari konsumsi alkohol

6. Asupan kalium, magnesium, dan kalsium yang cukup.

7. Diet rendah lemak jenuh, tinggi serat, dan rendah kolestrol.

2.1.6.2 Terapi Farmakologi

1. Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati

hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air yang akan mengurangi volume
cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga menyebabkan

pelebaran pembuluh darah.

2. Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-

blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis. Sistem

saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stress.

3. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan tekanan

darah dengan cara melebarkan arteri.

Terapi obat pada penderita hipertensi menurut (Arizal, 2012) dimulai dengan salah satu obat

berikut:

1) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg per hari dengan dosis tunggal pada pagi hari (pada

hipertensi dalam kehamilan, hanya digunakan bila disertai hemokonsentrasi/udem paru)

2) Reserpin 0,1-0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal

3) Propanolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang dapat dinaikkan 20 mg dua kali sehari

(kontraindikasi untuk penderita asma)

4) Kaptopril 12,5-25 mg sebanyak dua sampai tiga kali sehari (kontraindikasi pada kehamilan

selama janin hidup dan penderita asma)

5) Nifedipin mulai dari 5 mg dua kali sehari, bisa dinaikkan 10 mg dua kali sehari
2.2 Konsep Aroma Terapi Lemon Dan Teknik Relaksasi Nafas Dalam

2.2.1 Perbedaan Aroma Terapi Lemon Dan Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Aroma terapi lemon merupakan suatu metode yang menggunakan minyak essential oil untuk

meningkatkan kesehatan pifik dan juga mempengaruhi emosi seseorang. Aroma terapi lemon

memberi efek menenangkan dan mengangkat suasana hati. Menurut hustasoid (2006), teknik

relaksasi nafas dalam bertujuan untuk menyadari serta memusatkan pikiran pada jalan

pernapasan.

2.2.2 Pengertian Aroma Terapi Lemon Dan Relaksasi Nafas Dalam

Aroma terapi merupakn salah satu teknik pengobatan dengan menggunaakan bau-bauan minyak

isensial aroma terapi. Aroma lemon dapat menghilangkan stress dengan aroma citrus segarnya

yang member efek segar, rilex dan menghilangkan stress. Saat pemberian aroma terapi, minyak

atsiri masuk dalam tubuh manusia melalui 3 jalan utama tubuh manusia yaitu ingesti, olfaksi,dan

inhalasi. ( koensoemardiah, 2009).

Teknik relaksasi nafas dalam merupak suatu teknik untuk melakukan nafas dalam, nafas lambat (

menahan insfirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan.

2.2.3 Manfaat Aroama Terapi Lemon Dan Relaksasi Nafas Dalam


Aromaterapi bermanfaat menenangkan dan mengangkat suasana hati, aroma terapinmemberikan

efek pada setiap individu. Tergantung pada usia, gaya hidup, dan bagaimana pemakai

menggunakannya. Efek aroma terapi akan lebih banyak lagi jika anda mengikuti pola seimbang.

Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran, minum air putih yang cukup, serta, berolahraga secara

rutin.

Relaksasi nafas dalam adalah teknik yang dapat dilakukan untuk mengurangi etegangan yang

dialami oleh individu dengan melemaskan otot-otot pada tubuh.

2.3 Evidence Based

1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Koensoemardiyah, (2009) Dengan judul “penerapan

aroma terapi lemon dan teknik relaksasi nafas dalam untuk penurunan tingkat stress pada

penderita hipertensi” Tentang penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi melalui aroma

terapi lemon dan relaksasi nafas dalam tingkat stress pada penderita hipertensi sebelum

diberikan aroma terapi lemon denagn relaksasi nafas dalam pada kelompok intervensi

sebagian besar kategori stress berat sebanyak 4 orang (40%), pada kelompok control sebagian

besar kategori stress sedang sebanyak 6 orang (60,0%) . tingkat stress pada penderita

hipertensi sesudah diberikan terapi aroma terapi lemon dan relaksasi nafas dalam pada

kelompok intervensi sebagian besar kategori normal sebanyak 7 orang (70%), sedangkan pada

kelompok control sebagian besar kategori stress ringan sebanyak 4 orang dan stress sedang

sebanyak 4 orang (40,0%). Ada pengaruh aroma terapi lemon dan relaksasi nafas dalam

terhadap penurunan tingkat stress pada penderita hipertensi diwilayah kerja puskesmas

gampingsleman Jogjakarta.
2. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu Diana, et. Dengan judul “Pengaruh Brisk

Walking Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Hipertensi Kategori I Di Puskesmas

Ngasrep”. Hasil dari penelitian ini adalah

Anda mungkin juga menyukai