Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn. S DENGAN HIPERTENSI DI


WISMA DAHLIA PSTW UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL

OLEH
RIRIT IKA PRIATNIE
Kp. 10.00700

PROGRAM STUDI PREFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
YOGYAKARTA
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn. S DENGAN HIPERTENSI DI
WISMA DAHLIA PSTW UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL

A. DEFISINI
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah
seseorang berada di atas angka normal yaitu 120/80 mmHg. Dikatakan sistolik
jika tekanan darah mencapai 120 mmHg atau lebih tinggi. Sedangkan
diastoliknya mencapai nilai 80 mmHg atau lebih tinggi. Hipertensi adalah kondisi
tekanan darah seseorang yang berada di atas batas-batas tekanan darah
normal (Susilo, 2011).
Menurut WHO dan Joint National Committee 7 (JNC 7) yang sering
digunakan untuk kriteria hipertensi di Indonesia disebutkan kriteria tekanan
darah orang dewasa sebagai berikut:

Sistolik Diastolik Kalsifikasi


≤139 ≤ 85 Normal
140-159 86-99 Hipertensi ringan
160-179 100-109 Hipertensi sedang
180-209 110-119 Hipertensi berat
≥210 ≥120 Hipertensi sangat berat
Sumber: AHA, Family Guide to Stroke

B. Penyebab hipertensi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaitu :
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi,
sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi. Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab
yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan kardiak output
atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik
Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau tranfortasi
Natrium.
b. Obesitas
Terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
c. Stres karena Lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan – perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya. 
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

C. PATOFISIOLOGI 
Tekanan darah yang meningkat pada penyakit hipertensi menyebabkan
aliran darah meningkat. Sehingga dalam pembuluh darah terjadi sclerosis yang
kemudian aliran darah tersebut menjadi statis (adanya retensi garam). Hal
tersebut menyebabkan peningkatan kerja jantung yang ditandai dengan
peningkatan kontraksi otot jantung sehingga otot jantung mengalami
pembesaran dan mengakibatkan penurunan cardiac output. Peningkatan
tekanan darah dapat menyebabkan sclerosis yang menimbulkan pengecilan
pembuluh darah. Jika dalam serebral terjadi peningkatan vaskuler (aliran darah)
karena adanya peningkatan ini menyebabkan aliran darah turun, sehingga suplai
darah ke otak kurang dan dapat terjadi nyeri.
Karena  suplai darah ke otak berkurang maka oksigen yang diedarkan
oleh darah ke otak menjadi berkurang pula, sehingga terjadi gangguan perfusi
jaringan. Dampak hipertensi pada ginjal terjadi vaskontriksi pembuluh darah
ginjal yang menyebabkan penurunan aliran darah. Hal ini menyebabkan rennin
(yang merupakan enzim yang disekresi oleh sel junkta glomerulus ginjal) bekerja
pada substratnya berupa pembentukan engiotensin peptida II yang berpengaruh
terhadap aldosteron untuk mengikat natrium dan air ke inter stisial, hal tersebut
mengakibatkan peningkatan volume cairan dalam tubuh. 

D. KOMPLIKASI HIPERTENSI
Menurut Soeharto (2004), hipertensi berpengaruh terhadap semua bagian
tubuh yang sangat penting adalah jantung, pembuluh darah, otak, ginjal dan
mata. Adapun komplikasi yang mungkin timbul pada penderita hipertensi adalah:
1. Kerusakan pembuluh darah
Tekanan darah yang tinggi secara terus-menerus menambah beban
pembuluh arteri perlahan-lahan. Arteri mengalami proses pengerasan,
menjadi tebal dan kaku, sehingga mengurangi elastisitasnya. Tekanan darah
yang terus-menerus tinggi dapat pula menyebabkan dinding arteri rusak atau
luka dan mendorong proses terbentuknya pengendapan plak pada arteri
koroner. Hal ini meningkatkan resistensi pada aliran darah yang menambah
naiknya tekanan darah yang menimbulkan plak yang akan memperparah
hipertensi yang menjadi salah satu risiko penyakit jantung koroner.
2. Pembesaran dan kegagalan jantung
Apabila tekanan darah tinggi dibiarkan tanpa perawatan yang tepat,
jamtung harus memompa dengan sangat kuat untuk mendorong darah
kedalam arteri, lama-kelamaan dinding otot jantung akan menjadi semakin
tebal. Jantung yang membesar abnormal akan menjadi kaku dan irama
denyutnya cendrung tidak teratur. Hal tersebut yang akan menyebabkan
pemompaan kurang efektif dan akhirnya akan menyebabkan kegagalan
jantung.
3. Stroke
Stroke merupakan terganggunya aliran darah di pembuluh arteri yang
menuju ke otak. Dalam salah satu terbitan, National Stroke Association USA
menjelaskan sebagai berikut:
a) Pembuluh arteri dan cabang-cabangnya menyuplai darah ke otak. Setiap
arteri menyuplai dari otak disuplai darah dari beberapa arteri.
b) Otak manusia terbagi menjadi beberapa bagian Setiap bagian mengontrol
pergerakan dan fungsi sensor tertentu. Kerusakan akibat stroke terhadap
bagian tertentu tersebut dapat mengakibatkan tidak dapat bergerak,
susah berbicara, serta kehilangan koordinasi.
c) Suatu plak yang timbul di arteri dan menganggu suplai darah ke otak
dapat menyebabkan stroke.
d) Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan saluran arteri di otak pecah
dan terjadi pedarahan pada otak.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laborat
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada
DM.
e. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
f. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu
ginjal,perbaikan ginjal.
F. PENATALAKSANAAN
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
2. Penatalaksanaan farmakologis.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin seperti catopril.

G. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Penurunan curah jantung berhubungan degan vasokontriksi
2. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler cerebral
3. Resiko cedera berhubungan kelemahan fisik
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi

H. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan degan vasokontriksi
Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung
Rencana Tindakan :
a. Pantau tekanan darah, ukur pada kedua tangan atau paha untuk evaluasi
awal
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
c. Amati warna kulit, kelembaban dan suhu
d. Berikan lingkungan yang tenang, kurangi aktivitas atau keributan
lingkungan
e. Anjurkan tehnik relaksasi, aktivitas pengalihan
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pengobatan
2. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler cerebral
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang
Rencana tindakan :
a. Kaji skala nyeri 
b. Kaji penyebab nyeri, catat penyebab, kualitas, regional dan waktu
c. Observasi tanda – tanda vital terutama tekanan darah
d. Berikan tindakan nonfarmakologik, misalnya : kompres dingin, pijat
punggung dan tehnik relaksasi.
e. Hilangkan / minimalkan aktivitas vasokokstriksi yang dapat meningkatkan
sakit kepala.
f. Bantu pasien dalam aktivitas
g. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian anagetik
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
Tujuan : Pengetahuan meningkat

Rencana Tindakan :

a. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar

b. Tetapkan dan nyatakan batas tekanan darah normal, jelaskan tentang


hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak.

c. Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor – faktor resiko kardiovaskuler.


Misalnya : obesitas, diet lemak, kolesterol, merokok dan minum alkoho

d. Bahas pentingnya menghentikan rokok, dan bantu pasien dalam rencana


untuk berhenti merokok

e. Jelaskan tentang obat yang diresepkan, rasional, dosis, efek samping.

f.

I. DAFTAR PUSTAKA
Abdul Farit, d. (2010). Faktor-faktor Risiko Hipertensi Sistolik Terisolasi pada
Lanjut Usia. Berita Kedokteran masyarakat , 26 (4). 171-178.
Sutrisna. 2013. Askep Pada
Hipertensi:Http://Dianrina89.Blogspot.Co.Id/2013/03/Askep-Pada-
Hipertensi.Html
Donie. 2014. Laporan Pendahuluan
Hipertensi :Http://Iyansasak.Blogspot.Co.Id/2014/01/Normal-0-False-False-
False-In-X-None-X.Html

Laporan Pendahuluan Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai