Persiapan Pasien :
1. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk
2. Bila pasien tic!ak sadar :
a. Posisi miring
b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar
Pelaksanaan:
1. Perawat membaca catatan medis pasien
2. Memberiksan salam dan memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada pasien/ keluarga + inform concern
4. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan
5. Menjaga privasi pasien
6. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya.
7. Atur posisi klien terlentang / supinasi dengan kepala miring kearag
perawat atau posisi semi fowler
8. Perawat memakai sarung tangan
9. Mengkaji suara nafas, RR, nadi
10. Menghubungkan kateter penghisap dengan selang penghisap
( pertahankan tangan kanan tetap steril)
11. Menghidupkan mesin suction menggunakan tangan kiri
12. Mengatur tekanan sesuai klien
13. Memasukkan kateter penghisap ke dalam kom berisi aquades / NaCl
0,9% untuk cek fungsi alat penghisap dan mencegah trauma mukosa
14. Simpan suction dalam posisi aman ( tetap menjaga kesterilan )
15. Buka sambungan ventilator-ET/TT dengan tangan non dominan alu
sambungan selang dari ventilator dengan Test Lung
16. Masukan cairan NaCl sebanyak 5-10 cc ke dalam ET/TT lalu
smbungkan kembali dengan ventilator atau lakukan bantuan ventilasi
dengan Air bag (Baging) selama kurang lebih 6 detik
17. Buka sambungan ventilator-ET/TT dengan tangan non dominan, lalu
lakukan penghisapan (suctions)
18. Memasukkan ujung kateter dengan tangan kanan ke dalam ET/TT
sampai kerongkongan atau sejauh mungkin, selang tidak dalam
keadaan menghisap
19. Melepaskan jepitan dan menghisap lender dengan menarik dan
mengeluarkan kateter dengan perlahan-lahan dengan arah memutar,
lama penghisapan maksimal 15 detik
20. Memasang dan memberikan oksigen kembali
21. Membilas keteter dengan aqua/ NaCl 0,9% sampai bersih
22. Mengulang prosedur 18-22 sampai jalan napaas bebas dari lender
atau bunyi nafas tambahan hilang. Prosedur diulang tidak lebih dari
3x berturut-turut
23. Menghentikan prosedur bila klien menolak atau terjadi kebiru-
biruan/ ada sianosis
24. Mengobservasi tanda-tanda vital
25. Mematikan mesin dan melepas kateter dari selang penghisap,
kemudian memasukkan ke dalam kom berisi salvon
26. Evaluasi respon klien ( dengarkan bunyi nafas, periksa nadi, rr )
27. Mengatur posisi klien dengan nyaman
28. Membersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
29. Melepaskan sarung tangan dan menaruhnya pada bengkok
30. Perawat cuci tangan
Hal-hal yang diperhatikan :
1. Respon pasien
2. Ketepatan waktu
UNIT Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
TERKAIT
Ditetapkan oleh :
STANDAR Direktur RS
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONA 7 JUNI 2021
L
dr. Nur Setyawan E.
Penatalaksanaan
1. Perawat membaca rekam medik pasien
2. Mencuci tangan sebelum masuk ke pasien
3. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga pasien
4. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
5. Menjaga privasi pasien
6. Membawa alat-alat ke dekat pasien
7. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
8. Memasang perlak + pengalas pada daerah dada
9. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
10. Untuk menentukan insersi NGT, minta klien untuk rileks dan bernafas
normal dengan menutup hidung yang lain
11. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan :
Metode tradisional : ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun
teliga bawah dank e prosesus xifoideus di sternum
Metode hanson : mulapmula tandai 50 cm pada slang kemudian
lakukan pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang akan
dimasukkan pertengahan antara 50 cm dan tanda tradisional
12. Beri tanda pada panjang slang yang sudah diukur dengan
menggunakan plester
13. Oleskan jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm
14. Ingatkan klien bahwa slang akan dimasukkan dan int=struksikan klien
untuk mengatur posisi kepala ekstensi, masukkan selang melalui lubang
hidung yang telah ditentukan
15. Lanjutkan memasukkan selang sepanjang rongga hidung. Jika teras
agak tertahan. Putarlah slang dan jangan dipaksa untuk dimasukkan
16. Lanjutkan memasang selang sampai melewati nasofaring, setelah
melewatinya 3-4 cm anjurkan klien untuk menekuk leher dan menelan
17. Dorong klien untuk menelan dengan memberikan sedikit air minum
(jika perlu). Tekankan pentingnya bernafas lewat mulut
18. Jangan memaksakan slang untuk masuk. Jika ada hambatan atau klien
tersedak, sianosis, hentikan mendorong slang, periksa posisi slang di
belakang tenggorokan dengan menggunakan sudio lidah dan senter
19. Jika selelsai memasang NGT sampai ujung yang telah ditentukan,
anjurkan klien rileks dan bernafas normal
20. Periksa letak selang dengan :
Memasang spuit pada ujung NGT, memasang bagian diafragna
stetoskop pada perut dikuadran kiri atas klien ( lambung ) kemudian
suntikkan 10-20cc udara bersamaan dengan auskultasi abdomen
Mengaspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung
Memasukkan ujung bagian luar slang NGT kedalam mangkok yang
berisi air. Jika terdapat gelembung udara slang masuk kedalam
lambung
21. Oleskan alkojol pada ujung hidung klien dan biarkan sampai kering
22. Fiksasi slang dengan plester dan hindari penekanan pada hidung salah
satu ujungnya. Memasang ujung yang tidak dibelah pada batang hidung
klien dan silangkan plester pada slang yang keluat dari hidung
23. Tempelkan ujung NGT pada baju klien dengan memasang plester pada
ujungnya dan penitikan pada baju serta menutup NGT dengan spuit 10
cc
24. Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung tangan dilepas
25. Mendokumentasikan
UNIT Rawat Jalan, UGD, Rawat Inap
TERKAIT
Pelaksanaan:
1. Pasien disipakan dalam posisi semi fowler
2. Pasien yang gelisah, sebaiknya diikat tangan atau kakinya.
3. Bila pemberian makanan dilakukan melalui hidung, maka lubang
hidung harus dibersihkan dulu.
4. Serbet dipasang di dada pasien.
5. Bengkok (nierbekken) diletakkan dekat pasien.
6. Slang penduga lambung diukur dari epigastrium sampai ke hidung,
kehidung, kemudian belok ke telinga, selanjutnya diberi tanda (ujung
pipa pada arah epigastrium).
7. Ujung slang dilicinkan dengan air atau pelicin lain.
8. Bagian pangkal pipa diklem.
9. Selang dimasukkan perlahan-lahan sambil pasien disuruh menelannya
jika pasien sadar
pasien sadar).
10. Periksa apakah slang betul-betul masuk ke dalam lambung dengan cara
sebagai berikut :
a. Masukkan ujung slang sampai terandam dalam mangkok berisi air.
Klem dibuka dan dilipat. Perhatikan apakah ada gelembung atau
tidak. Jika tidak ada gelembung, berarti pipa berhasil masuk ke
epigastrium. Setelah itu pipa diklem lagi dan diangkat kembali.
b. Pada pasien dalam keadaan sangat payah atau BBLR, tempuh cara
mengisap isi lambung sedikit dengan spuit, Bila reaksi asam berarti
pipa
berhasil masuk ke dalarn epigastrium.
c. MasukKan udara uengan spuit dua atau tiga cc ke daiam lambung,
sambil mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi,
berarti pipa berhasil masuk ke epigastrium. Kemudian udara
tadi dikeluarkan kembali.
11. Setelah yakin bahwa slang masuk ke epigastrium, pasanglah corong
atau
spuit pada pangkal pipa.
12. Melalui corong masukkan air matang atau teh sekurang-kurangnya 15
cc.
Pada tahap permulaan, corong dimiringkan dan tuangkan makanan
melalui
pinggirnya. Setelah penuh, corong ditegakkan kembali.
13. Klem dibuka perlahan-lahan
14. Cairan selanj'jtnya dituangkan sebelum isi corong kosong.
15. Bila cairan tidak mengalir secara lancar, posisi pipa harus agak
ditinggikan.
Bila pasien harus minum obat, obat harus dilarutkan dan diberikan
sebelum
makanan habis.
16. Seteuh makanan habis, slang dibilas dengan air masak, kemudian
pangkal
slang segera diklem.
17. Jika slang makanan harus dipasang secara tetap, maka slang harus
diletakkan pada nipi dengan plester.
Perhatian :
1. Pada waktu memasukkan pipa (slang) penduga lambung atau
memasukkan
makanan, petugas harus memperhatikan keadaan umum pasien, apakah
cyanotis, batuk-batuk atau gelisah maka pemberian cairan
harus
dihentikan dulu.
2. Sebaiknya slang penduga lambung dipasang tetap, untuk mencegan
iritasi
dan bahaya serta menijurangi perasaan tidak nyaman.
3. Cegah masuknya udara ke dalam lambung sebab dapat menyebabkan
perut kembung. Pencegahan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Waktu memasukkan dan mencabut slang, pangkal slang harus
diklem.
b. Corong tidak boleh dibiarkan sampai kosong bila aakn
menuangkan cairan selanjutnya.
c. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering (tiap pemberian
tidak boleh lebih dari 600 cc) dan usahakan makanan dalam
keadaan segar dan hangat.
UNIT Rawat Inap
TERKAIT
MEMASANG INFUS
No.Dokumen No.Revisi Halaman
KEP.036.06.12 00 1/1
Ditetapkan oleh :
STANDAR Direktur RS
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 7 JUNI 2021
Tata cara pemasangan infus kepada pasien yang kekurangan cairan tubuh
PENGERTIAN
Memberikan cairan pada pasien yang memerlukan perawatan lanjut
TUJUAN Memberikan cairan dan elektrolit secara tepat dan akurat
Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolitdengan memperhatikan teknik
KEBIJAKAN
steril
PROSEDUR Peralatan :
1 Infus set 7 Verban
2 Kassa 8 Spalk
3 Cairan Infus 9 Plester
Sarung Tangan
4 (bersih dan Steril) 10 Perlak dan pengalas
5 Venvlon 11 Gunting
6 Kapas Alkohol 12 Torniket
Penatalaksanaan
1. Perawat membaca catatn medis
2. Perawat cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
3. Memberi motivasi pada pasien dan keluarga, bila keluarga dan pasien
setuju diberikan persetujuan tindakan medik.
4. Perawat memakai sarung tangan
5. Perlak dan pengalas dipasang.
6. Memeriksa ulang cairan yang akari diberikan.
7. Cairan digantungkan pada standar
8. Tutup botol cairan didesinfeksi dengan kapas alkohol lalu ditusukkan
slang
infus, kemudian alirkan simpai udara keluar.
9. Menentukan vena yang akan ditusuk.
10. Memasang tornikuet ditangan yang akan ditusuk
11. Menyarankan kepada pasien untuk menggenggam atau mengepakkan
tangan
12. Disinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 s/d 10 cm.
13. Menusuk jarum infus/abocath/scalpen pada vena yang telah
ditentukan.
14. Bila berhasil darah akan keluar, maka pembendungan dilepas, penjepit
dilonggarkan untuk melihat kelancaran cairan.
15. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester
kemudian mengatur tetesan.
16. Menutup bagian yang ditusuk dengan kasa steril
17. Gunakan spalk bila perlu.
18. Merapikan pasien dan mengatur senyaman mungkin.
19. Memperhatikan reaksi pasien.
20. Mencatat waktu pemasangan, jenis, jumlah tetesan.
21. Alat-alat dibereskan.
22. Perawat cuci tangan
UNIT UGD, Rawat Inap, Poli, Kebidanan
TERKAIT
Ditetapkan oleh :
STANDAR Direktur RS
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 7 JUNI 2021
Memasukkan selang karet atau plastic (selang kateter steril) melalui uretra
PENGERTIAN kedalam kandung kemih (vasika urinaria). Terdapat 2 jenis kateterisasi
perkemihan yaitu : kateter menetap dan intermiten.
a. Menghilangkan distensi kandung kemih
b. Mendapatkan spesimen urine
c. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu
TUJUAN
sepenuhnya dikosongkan
d. Memenuhi kebutuhan eliminasi urine pada pasien yang tidak dapat
kencing spontan
KEBIJAKAN Memenuhi kebutuhan eliminasi BAK dengan memperhatikan teknik steril
Persiapan pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak
PROSEDUR mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan perhatian serta
respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan.
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
Persiapan Alat :
1 Bak Instrumen berisi : 4 Perlak dan alasnya
a Folley Cateter 5 Cairan aquades/Nacl
b Urine bag 6 Plester
c Pinset Anatomi 7 Gunting verban
d Duk Steril 8 Bengkok
e Kassa steril yang diberi jelly 9 Korentang pada tempatnya
2 Sarung tangan steril 10 Sampiran
3 Kapas sublimat dalam kom tertutup
Pelaksanaan:
1. Memberi penjelasan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan, kemudian alat-alat didekatkan ke pasien
2. Memasang sampiran
3. Perawat mencuci tangan
4. Memasang pengalas/perlak dibawah bokong klien
5. Pakaian bagian bawah klien dikeataskan/dilepas, dengan posisi
klien
terlentang. Kaki sedikit dibuka. Bengkok diletakkan didekat bokong
klien
6. Membuka bak instrumen, pakai sarung tangan steril, pasang duk steril,
lalu bersihkan alat genitalia dengan kapas sublimat dengan
menggunakan pinset.
7. Membersihkan genitalia dengan cara : Penis dipegang dengan tangan
non dominan penis dibersihkan dengan menggunakan kapas sublimat
oleh tangan dominan dengan gerakan memutar dari meatus keluar.
Tindakan bisa dilakukan beberapa kali hingga bersih. Letakkan pinset
dalam bengkok
8. Membersihkan genitalia dengan cara : Penis dipegang dengan tangan
non dominan penis dibersihkan dengan menggunakan kapas sublimat
oleh tangan dominan dengan gerakan memutar dari meatus keluar.
Tindakan bisa dilakukan beberapa kali hingga bersih. Letakkan pinset
dalam bengkok
9. Membersihkan genitalia dengan cara : Penis dipegang dengan tangan
non dominan penis dibersihkan dengan menggunakan kapas sublimat
oleh tangan dominan dengan gerakan memutar dari meatus keluar.
Tindakan bisa dilakukan beberapa kali hingga bersih. Letakkan pinset
dalam bengkok
10. Mengambil kateter kemudian olesi dengan jelly. Masukkan kateter
kedalam uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-lahan dengan
menggunakan pinset sampai urine keluar.
11. Masukkan Cairan Nacl/aquades 20-30 cc atau sesuai ukuran yang
tertulis. Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat ditarik kateter terasa
tertahan berarti kateter sudah masuk pada kandung kemih
12. Melepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat disisi
tempat tidur
13. Fiksasi kateter
14. Lepaskan sarung
15. Pasien dirapihkan kembali
16. Alat dirapihkan kembali
17. Mencuci tangan
18. Melaksanakan dokumentasi
UNIT
UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap
TERKAIT
Memasukkan selang karet atau plastic (selang kateter steril) melalui uretra
PENGERTIAN
kedalam kandung kemih (vasika urinaria)
a. Menghilangkan distensi kandung kemih
b. Mendapatkan spesimen urine
c. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu
TUJUAN
sepenuhnya dikosongkan
d. Memenuhi kebutuhan eliminasi urine pada pasien yang tidak dapat
kencing spontan
KEBIJAKAN Memenuhi kebutuhan eliminasi BAK dengan memperhatikan teknik steril.
Persiapan pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak
PROSEDUR
mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan perhatian serta
respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan.
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
Siapkan alat :
1 Bak Instrumen berisi : 4 Perlak dan alasnya
a Folley Cateter 5 Cairan aquades/Nacl
b Urine bag 6 Plester
c Pinset Anatomi 7 Gunting verban
d Duk Steril 8 Bengkok
e Kassa steril yang diberi jelly 9 Korentang pada tempatnya
2 Sarung tangan steril 10 Sampiran
3 Kapas sublimat dalam kom tertutup
Pelaksanaan:
1. Member penjelasan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan, kemudin alat-alat didekatkan ke pasien. Dan memasang
sampiran
2. perawat mencuci tangan
3. memasang pengalas/perlak dibawah bokong klien
4. Pakaian bagian bawah klien dikeataskan/dilepas, dengan posisi
klien terlentang. Kaki sedikit dibuka. Bengkok diletakkan didekat
bokong klien
5. Membuka bak instrumen, memakai sarung tangan steril, pasang duk
steril, lalu membersihkan alat genitalia dengan kapas sublimat dengan
menggunakan pinset.
6. membersihkan genitalia dengan cara : dengan tangan nondominan
perawat membuka vulva kemudian tangan kanan memegang
pinset dan mengambil satu buah kapas sublimat. Selanjutnya bersihkan
labia mayora dari atas kebawah dimulai dari sebelah kiri lalu kanan,
kapas dibuang dalam nierbekken, kemudian bersihkan labia minora,
klitoris, dan anus. Letakkan pinset pada nierbekken
7. Mengambil kateter kemudian olesi dengan jelly. Masukkan kateter
kedalam uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-lahan dengan
menggunakan pinset sampai urine keluar. Masukkan Cairan
Nacl/aquades 20-30 cc atau sesuai ukuran yangtertulis. Tarik sedikit
kateter. Apabila pada saat ditarik kateter terasa tertahan berarti kateter
sudah masuk pada kandung kemih
8. Melepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat disisi
tempat tidur
9. Fiksasi kateter pada bagian sisi dalam paha klien
10. Pasien dirapihkan kembali
11. Alat dirapihkan kembali
12. Mencuci tangan
13. Melaksanakan dokumentasi
UNIT Rawat Inap, UGD, Rawat Jalan
TERKAIT
MEMASANG PEMBALUT PADA LUKA
No.Dokumen No.Revisi Halaman
KEP.079.06.12 00 1/1
PENGERTIAN Memasang pembalut atau penutup pada luka agar luka tidak terbuka
1. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka.
2. Mencegah terjadinya pencemaran oleh cairan dan kuman yang
berasal dari luka ke daerah sekitarnya.
3. Mencegah terjadinya infeksi silang
TUJUAN
4. Mengistirahatkan bagian yang luka atau sakit
5. Sebagai penahan pada bagian yang luka atau sakit.
6. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien dan orang lain.
Dilakukan pada : Pasien yang luka sesuai kebutuhan.
Pelaksanaan dilakukan setelah melakukan perawatan luka, pemasangan
KEBIJAKAN balutan luka dengan prinsip aseptic atau steril dan prinsip pencegahan
dan pengendalian infeksi melalui luka OP
PROSEDUR Persiapan alat:
1. Seperangkat peralatan steril dalam tempatnya (misalnya dalam duk steril)
yangterdiri dari;
a. Pinset anatomi
b. Pinset chirurgi
c. Pinset arteri
d. Gunting lurus
e. Kapas lidi
f. Kasa steril
g. Kasa penckan (deppers)
h. Mangkok Kecil
2. Peralatan tidak steril yang terdiri dari:
a. Gunting pembalut
b. Piaster
c. Bengkok (nierbekken)
d. Kain pembalut atau verband secukupnya
e. Obat-obat desinfektan dalam tempatnya (misalnya bethadin
solution, alcohol 70 %, Mercurochroom)
f. Obat luka sesuai kebutuhan dipersiapkan
3. Perawat memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
Pelaksanaan:
1. Perawat melakukan cuci tangan
2. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan steril
4. Perawat membersihkan Luka (termasuk benda-benda asing) dengan
memakai pinset dan kapas desinfektan dari arah dalam ke luar.
5. Perawat membuang Kapas kotor pada tempatnya
6. Perawat meletakkan Pinset yang sudah steril pada bengkok
(nierbekken)
7. Perawat mengobservasi keadaan luka
8. Perawat memberikan obat pada luka, selanjutnya menutup
secukupnya dengan kain kasa steril dengan menggunakan pinset
steril dan menjaga agar serat kasa tidak melekat pada luka.
9. Setelah perawat memberikan obat pada luka, luka dibalut atau
diplester dengan cara yang rapih.
10. Sesudah selesai perawat merapihkan pasien.
11. Perawat membersihkan, membereskan dan mengembalikkan ke
tempat semula.
UNIT UGD, Rawat Inap, Rawat Jalan
TERKAIT
PENATALAKSANAAN LUKA ROBEK
Ditetapkan oleh :
STANDAR Direktur RS
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONA 7 JUNI 2021
L
dr. Nur Setyawan E.
Ditetapkan oleh :
STANDAR Direktur RS
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONA 7 JUNI 2021
L
dr. Nur Setyawan E.
Pelaksanaan :
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
4. Memberikan kesempatan kepada klien/keluarga klien untuk
bertanya
5. Menjaga privasi klien
6. Mengatur posisi klien senyaman mungkin
7. Membasahi plester dengan alcohol dilakukan satu arah dari dalam
ke luar dan buka dengan menggunakan pinset dan dibuang ke
tempatnya
8. Membuka balutan dan membersihkan area luka
9. Menarik simpul jahitan sedikit keatas secara berhati-hati dengan
memakai pinset cirurgis, sehingga benang berada di salam kulit
kelihatan
10. Mengguting benang dan Tarik hati-hati buang ke kassa yang
disediakan
11. Bilas luka dengan menggunakan cairan NaCl
12. Luka ditutup secukupnya dengan kasa steril dan kering, lalu
diplester atau
dibalut.
13. Setelah selesai, pasien dirapihkan.
14. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula.
Perhatian:
1. Perhatikan tehnik septik dan aseptik
2. Hindari tindakan yang menimbulkan rasa sakit pada pasien
3. Mengangkat jahitan haius disesuaikan dengan jenis jahitan.
UNIT UGD, Rawat Inap, Rawat Jalan
TERKAIT
MENGGANTI BALUTAN
Ditetapkan oleh :
STANDAR Direktur RS
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONA 7 JUNI 2021
L
dr. Nur Setyawan E.
Menukar balutan atau penutup luka yang sudah kotor atau lama dengan
PENGERTIAN
penutup atau pembalut luka yang baru.
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien dan orang lain.
TUJUAN Dilakukan :
Pada setiap luka yang dibalut pada waktu-waktu tertentu atau bila
diperlukan
Mengganti balutan dilakukan dengan memegang prinsip aseptic dan
KEBIJAKAN
prinsip steril
PROSEDUR Persiapan :
Pelaksanaan :
1. Balutan lama dibuka dan dibuang ke tempatnya
2. Bekas plester dibersihkan dengan kapas alkohol
3. Luka dibersihkan dengan kapas yang dibasahi larutan desinfektan
dan
dilakukan satu arah dari dalam ke luar.
4. Kapas kotor dibuang ke tempatnya.
5. Pinset yang telah dipakai diletakkan pada bengkok (nierbekken).
6. Luka diberi obat yang telah ditentukan Luka ditutup secukupnya
dengan kain kasa steril dengan menggunakan pinsetsteril. Usahakan
serat kasa jangan melekat pada luka.
7. Luka dibalut atau diplester secara rapih
8. Setelah selesai pasien dirapihkan
9. Peralatan dibersihkan, dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke
tempat
semula.
Perhatian :
Perhatikan hal-hal sebagaimana di dalam perasat memasang pembalut
pada luka.
UNIT Rawat Inap, UGD, dan Poli Bedah
TERKAIT
Ditetapkan oleh :
STANDAR Direktur RS
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONA 7 JUNI 2021
L
dr. Nur Setyawan E.