Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah
(KMB) Pada Program Studi Profesi Ners
Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas laporan mengenai
aplikasi jurnal mengenai Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Pasien Benigna Prostat Hyperplasia di ruang mawar DI
RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
salah tugas mata kuliah Keperawatan Medikah Bedah (KMB) yang dibimbing
oleh pembimbing akademik ibu Nina Rosdiana, S.Kp., M.Kep Selain itu, laporan
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada, ibu Nina Rosdiana, S.Kp.,
M.Kep selaku dosen pembimbing akademik mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah (KMB). Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan berbagi sebagian pengetahuannya sehingga penyusun
dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Penyusun menyadari, laporan yang
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Tujuan..................................................................................... 2
A. Problem................................................................................... 4
B. Intervention............................................................................. 4
C. Comparison............................................................................. 4
D. Outcome.................................................................................. 4
E. Time........................................................................................ 5
B. Hasil........................................................................................ 23
BAB V DISKUSI............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
2
50% pria berusia diatas 50 tahun dengan angka harapan hidup rata-rata di
Indonesia yang sudah mencapai 65 tahun (Diana & Prasetyo, 2020).
Benigna Prostate Hiperplasia memiliki factor-factor yang yang dapat
memperberat bagi pasien antara lain adanya faktor diet, obesitas, aktifitas
fisik, merokok dan pil diet yang dapat meningkatkan keparahan terkait
benigna prostate hiperplasia dan risiko retensi urin akut. Keadaan ini
selanjutnya dapat menimbulkan infeksi pada kandung kemih. Jika sudah
terjadi infeksi, aliran air seni berhenti, untuk mengeluarkan air kencing harus
menggunakan kateter, yang akibatnya akan mengalami rasa nyeri (Gokce,
2016). Rasa ketidaknyamanan nyeri bagaimanapun keadaanya harus diatasi,
karena kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia. Seseorang yang
mengalami nyeri akan berdampak pada aktivitas sehari-hari dan istirahatnya.
Untuk mengatasai rasa nyeri terdapat berbagai macam cara diantaranya
penanganan secara non farmakologi manajemen nyeri dengan melakukan
teknik relaksasi nafas dalam.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan.
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi dalam darah
(Smeltzer & Bare, 2013).
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk menerapkan terapi
teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi masalah nyeri akut yang terjadi
pada Tn. E dengan begigna prostat hiperplasia (BPH) dengan penerapan
evidence base dilakukan selama 3 hari.
2. Tujuan
A. Problem
Tn. E mengeluh nyeri saat BAK
Dikarenakan terjadinya pembesaran kelenjar prostat yang mengalami
pembesaran sehingga menyumbat uretra dan menyebabkan terhambatnya
aliran urin keluar sehingga timbul rasa nyeri.
B. Intervention
Penerapan aplikasi jurnal ini adalah dengan melakukan teknik
relaksasi nafas dalam yang dilakukan 10-15 kali diselingi istirahat 5 kali.
Cara melakukannya dengan nafas dalam atau nafas lambat (menahan
inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara
perlahan atau dengan menarik nafas panjang melalui hidung, kemudian
menahan inspirasinya secara maksimal dan menghembuskan secara
perlahan-lahan melalui mulut seperti hendak meniup balon dengan
dilakukan secara berulang dengan ritme yang stabil.
C. Comparation
Jurnal : Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Skala Nyeri
Pada Pasien Post Operasi Benigna Prostat Hyperplasia RS Bhayangkara
Denpasar
Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa teknik relaksasi nafas dalam
berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post operasi
Benign Prostat Hyperplasia
D. Outcome
Hasil dari intervensi aplikasi jurnal evidance based practice dengan
menggunakan teknik relaksasi nafas dalam dapat mengurangi skala nyeri
pada pasien dengan Post operasi benigna prostat hyperplasia.
4
5
E. Time
Waktu yang dilakukan dalam penerapan intervensi relaksasi nafas
dalam dilakukan jika pasien sedang merasakan nyeri.
BAB III
TINJAUAN KASUS KELOLAAN
PENGKAJIAN
A. Identitas
Nama : Tn. E
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
No. Medrek : 17077567
Tanggal Masuk : 15 Oktober 2022
Tanggal Pengkajian : 17 Oktober 2022
Diagnosa Medis : BPH
Alamat : Kp. Panyaweuyan, Rt/Rw. 02/07, Kel.
Tanjungkarang, Kec.Cigalontang
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. E
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Hubungan dengan klien : Istri
Alamat : Kp. Panyaweuyan, Rt/Rw. 02/07, Kel.
Tanjungkarang, Kec.Cigalontang
C. Riwayat Penyakit Sekarang
- Keluhan Utama
Nyeri saat BAK
- Riwayat penyakit sekarang
6
7
Intravena
Jenis RL 20 tpm
Jml…cc/hari ± 2000 cc/hari
b. Output
- Jenis Urine, keringat Urine, keringat
- Jml…cc/hari Tidak terhitung ± 1500 cc/hari
3 Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi 1x/hari 1x/hari
- Konsistensi Lembek Lembek
- Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
- Keluhan - -
- Bantuan Mandiri Bantuan sebagian
total/Sebagian
b. BAK
- Frekuensi
- Konsistensi
- Warna
- Keluhan
- Bantuan
total/sebagian
4 Istirahat tidur
a. Lama tidur ± 8 jam ± 6 jam
b. Kesulitan Tidak ada Ada
c. Gangguan tidur Tidak ada Kebisingan
d. Kebiasaan sebelum Berdoa Berdoa
tidur
5 Personal hygien
a. Mandi
- Frekuensi 2 x/hari 1 x/hari waslap
- Bantuan total / Mandiri Bantuan
sebagian
9
E. Data Psikologis
Dari hasil observasi pasien tampak meringis kesakitan pada bagian
pinggang kanan, pasien terlihat ada tanda-tanda kecemasan, karena akan
segera dioperasi, pasien juga mengatakan ingin cepat sembuh dan segera
pulang
F. Data Sosial
Dari hasil observasi pasien terlihat berbaur dengan pasien lain, pada saat
dilakukan pengkajian oleh perawat dan dokter pasien sangat kooperatif
G. Data Spiritual
Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama islam. Aktivitas setiap hari
adalah ibadah sholat 5 waktu dan pasien mengganggap bahwa penyakitnya
merupakan sebuah ujian dari allah dan berusaha sebar dan tegar dalam
menghadapinya
H. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
2) Tanda-tanda vital
TD : 160 / 80 mmHg
P : 80 x/menit
R : 22 x/menit
S : 35,5OC
3) Kesadaran
a. Kualitatif : composmentis (CM)
b. Kuantitatif : E=4 M=6 V=5
10
4) Sistem Pernafasan
1) Inspeksi : bentuk dada simetris, pernafasan cuping hidung (-) retraksi
dinding dada (-)
2) Palpasi : premitus taktil kanan dan kiri sama
3) Perkusi : suara paru sonor
4) Auskultasi : vesikuler
5) Sistem Kardiovaskuler
1) Inspeksi : konjungtiva merah muda
2) Palpasi : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)
3) Perkusi : redup
4) Auskultasi : bunyi jantung normal / lup dup
6) Sistem pesyarafan
- tingkat kesadaran composmentis, anggota gerak normal tidak ada nyeri
tekan, nervus kranialis normal semua, kekuatan otot 5/5 dan 5/5,
mobilisasi aktif
7) Sistem Integumen
- Kulit sawo matang, edema (-) sianosis (-) benjolan dan luka (-) akral
hangat, turgor kulit elastis (-)
8) Sistem endokrin
- Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
9) Sistem Genoturia
- Tidak dikaji, saluran kencing terpasang kateter
I. Data Penunjang
1. Laboratorium
No CM : 17077567
No. Pendaftaran : 2210150031
Nama pasien : Tn. E
Umur / JK : 65 th 10 bl / LK
Alamat :Kp. Panyaweuyan, Cigalontang Kab. Tasikamalaya
No. SJP :-
Penjamin : Umum
11
Catatan :
Jam datang sample : 15.05
TAT : 11 menit
- TTV :
TD : 160 /80 mmHg
P : 80 x/menit
R : 22 x/menit
S : 35,5oC
2 DS : BPH Ansietas b.d
- Pasien mengatakan ancaman konsep diri
sedikit cemas Rencana operasi
- Pasien merasa takut
akan dioperasi Kurangnya pengetahuan
DO : Kurangnya informasi
- Pasien terlihat
murung Ansietas
- TTV :
TD : 160 /80 mmHg
P : 80 x/menit
R : 22 x/menit
S : 35,5oC
membaik Terapeutik
5. Fungsi berkemih 1. Berikan teknik nonfarmakologi
membaik untuk mengurangi nyeri (mis.
Tens, hipnotis, akupresur, terapi
musik, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Edukasi
1. Anjurkan memonitor secara
mandiri
2. Anjurkan teknik norfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
V. Implementasi Keperawatan
Dx.
No Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1 D.0077 09.00 1. MengIdentifikasi lokasi, S : Pasien mengeluh nyeri Hilda
karakteristik, durasi, BAK
frekuensi, kualitas, - Nyeri menjalar ke
intensitas nyeri belakang
09.05 2. Mengidentifikasi skala - Nyeri dirasakan seperti
nyeri ditusuk-tusuk
09.10 3. Mengidentifikasi faktor O : Pasien terlihat meringis
yang memperberat dan - Skala nyeri 3 (0-10)
memperingan nyeri - TTV
09.15
4. Memberikan teknik TD : 160/80 mmHg
nonfarmakologi untuk P : 80 x/menit
09.20 mengurangi nyeri R : 22 x/menit
5. Mengkontrol lingkungan S : 35,5oC
yang memperberat rasa A : nyeri akut b.d agen
nyeri (spt. Kebisingan dan pecedera fisiologis d.d
09.25 pencahayaan) mengeluh nyeri
6. Berkolaborasi pemberian P:
analgetik - Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
- Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (spt. Kebisingan
dan pencahayaan)
- Kolaborasi pemberian
15
analgetik
I:
- Mengidentifikasi
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas
nyeri
- Mengidentifikasi skala
nyeri
- Memberikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
(relaksasi nafas dalam)
- Mengkontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (spt. Kebisingan
dan pencahayaan)
- Berkolaborasi
pemberian analgetik
E : Masalah belum teratasi
R : Lanjutkan intervensi
2 D.0080 09.45 1. Mengidentifikasi saat S : Pasien mengatakan sedikit Hilda
tingkat ansietas berubah cemas
(mis. Kondisi, waktu, - Pasien merasa takut
stresor) akan dioperasi
09.47 2. Mengidentifikasi O : Pasien terlihat murung
kemampuan mengambil - TTV :
keputusan TD : 160/80 mmHg
09.55 3. Momonitor tanda-tanda P : 80 x/menit
ansietas R : 22 x/menit
4. Menemani pasien untuk S : 35,5oC
mengurangi kecemasan, A : Ansietas b.d ancaman
09.56 jika memungkinkan terhadap konsep diri d.d
5. Menganjurkan keluarga tampak tegang
untuk tetap bersama P:
09.57 pasien, jika perlu - Identifikasi saat tingkat
6. Melatih kegiatan ansietas berubah (mis.
pengalihan untuk Kondisi, waktu, stresor)
10.00 mengurangi ketegangan - Identifikasi kemampuan
7. Melatih teknik relaksasi mengambil keputusan
- Monitor tanda-tanda
ansietas
- Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien,
jika perlu
- Latih teknik relaksasi
I:
16
- Mengidentifikasi saat
tingkat ansietas berubah
(mis. Kondisi, waktu,
stresor)
- Mengidentifikasi
kemampuan mengambil
keputusan
- Momonitor tanda-tanda
ansietas
- Menganjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
- Melatih teknik relaksasi
E : Masalah belum teratasi
R : Lanjutkan intervensi
I:
- Mengidentifikasi skala
nyeri
17
- Mengidentifikasi faktor
yang memperberat dan
menperingan nyeri
- Memberikan teknik non
farmakologi (relaksasi
nafas dalam)
- Berkolaborasi pemberian
analgetik
2 D.0080 05.00 1. Mengidentifikasi tanda- S : Pasien mengatakan cemas
tanda ansietas sudah tidak ada
05.05 2. Menganjurkan keluarga - Megatakan perasaan
tetap bersama pasien takut (-)
05.10 3. Menganjurkan kegitan O : Pasien tidak tampak
pengalihan untuk gelisah
mengurangi ketegangan - TTV
05.15 4. Melatih teknik relaksasi TD : 150/80 mmHg
P : 75 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36oC
A : Ansietas b.d ancaman
terhadap konsep diri
d.d tampak tegang
P:
- Identifikasi tanda-tanda
ansietas
Hilda
- Anjurkan keluarga tetap
bersama pasien
- Anjurkan kegitan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- Latih teknik relaksasi
I:
- Mengidentifikasi tanda-
tanda ansietas
- Menganjurkan keluarga
tetap bersama pasien
- Menganjurkan kegitan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- Melatih teknik relaksasi
E : Masalah teratasi
R : Hentikan intervensi
ada
- Megatakan perasaan takut
berkurang
O : Pasien tidak tampak gelisah
- TTV
TD : 150/80 mmHg
P : 75 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36oC
A : Ansietas b.d ancaman terhadap konsep
diri d.d tampak tegang
P:
- Identifikasi tanda-tanda ansietas
- Anjurkan keluarga tetap bersama
pasien
- Anjurkan kegitan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- Latih teknik relaksasi
I:
1. Mengidentifikasi tanda-tanda
ansietas
Hasil : tidak tampak gelisah
2. Menganjurkan keluarga tetap
bersama pasien
Hasil : keluarga sangat perhatian
pada pasien sehingga selalu
ditemani oleh istri dan anaknya
3. Menganjurkan kegitan pengalihan
untuk mengurangi ketegangan
Hasil : setelah melakukan
pengkajian dan berkomunikasi
sangat kooperatif ketegangan
berkurang
4. Melatih teknik relaksasi
Hasil : pasien dapat mengikuti
latihan nafas dalam yang dapat
mengurangi rasa nyeri dan
ketegangan
E : Masalah teratasi
R : Hentikan intervensi
Paraf CI Klinik
BAB IV
HASIL APLIKASI JURNAL
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam yang merupakan tindakan terapi non
menjadi responden yaitu Tn.E dengan diagnosa medis BPH (Benigna Prostat
nafas dalam, demonstrasi cara melakukan relaksasi nafas dalam dan observasi
relaksasi nafas dalam. tindakan ini dilakukan kepada pasien selama 2 kali
(2010), yaitu :
rileks.
perlahan-lahan.
22
23
berkurang
10) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
B. Hasil
penurunan tingkat nyeri pada pasien Tn. E dan berpengaruh dalam menurunkan
skala nyeri dan dibuktikan selama 3 hari menunjukan bahwa nyeri yang dirasakan
klien mengalami penurunan, hal ini dikarenakan teknik relaksasi nafas dalam
Pada hari pertama, skala nyeri yang dialami pasien menunjukan pada skala
nyeri 3 dan di hari ketiga skala nyeri pasien menunjukkan pada skala 2.
BAB V
DISKUSI
Masalah keperawatan utama pada Tn. E adalah nyeri akut yang disebakan
dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar sehingga timbul nyeri saat
keperawatan nyeri akut dapat berupa intervensi mandiri dan kolaboratif. Beragam
mengatasi masalah nyeri akut salah satunya salah satunya dengan manajemen
dalam, massase, meditasi dan perilaku. Tujuan teknik relaksasi adalah mencapai
sisiologis, keadaan relaksasi ditandai dengan penurunan kadar epinefrin dan non
2010).
penurunan tingkat nyeri pada pasien Tn. E, berpengaruh dalam menurunkan skala
nyeri dan dibuktikan dari hasil evaluasi selama 3 hari skala nyeri pasien
berkurang. Hal ini dikarenakan teknik relaksasi nafas dalam dapat merilekskan
otot yang menunjang rasa nyeri. Pada awal pengkajian hari pertama, skala nyeri
24
25
yang dialami pasien menunjukan pada skala nyeri 3 dan di hari ketiga skala nyeri
relaksasi nafas dalam efektif mengatasi nyeri yang dirasakan oleh pasien.
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan
nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
nyeri yag dialami oleh individu dapat turun (Smeltzer & bare, 2013).
National Safety Council (2009), bahwa teknik relaksasi nafas dalam saat ini masih
menyatakan bahwa tujuan dari teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk
A. Simpulan
Pengkajian nyeri dilakukan dengan menggunakan skala numerik 0-10.
Intervensi penerapan jurnal yang dilakukan untuk mengatasi nyeri akut pada
pasien adalah dengan pemberian teknik relaksasi nafas dalam dilakukan
selama 2 kali selama 3 hari. Tindakan relaksasi nafas dalam dilakukan 10
kali diselingi istirahat setiap 5 kali.
Hasil evaluasi selama 3 hari skala nyeri pasien berkurang. Pada awal
pengkajian hari pertama, skala nyeri yang dialami pasien menunjukan pada
skala nyeri 3 dan di hari ketiga skala nyeri pasien menunjukkan pada skala
2. Artinya, tindakan non farmakologi terapi relaksasi nafas dalam efektif
mengatasi nyeri yang dirasakan oleh pasien.
B. Saran
Hasil dari tindakan intervensi jurnal ini dapat digunakan oleh perawat
sebagai alternatif dalam pemberian intervensi mandiri maupun keluarga
untuk latihan dirumah mengenai teknik relaksasi nafas dalam dapat
mengatasi masalah nyeri. Dan diharapkan pihak Rumah Sakit dapat
membuat SOP tentang management nyeri non farmalogi salah satunya
teknik relaksasi nafas dalam sehingga dapat menjadi alternatif pilihan yang
lain dalam mengatasi dan mengurangi rasa nyeri pada pasien.
26
DAFTAR PUSTAKA
27