Anda di halaman 1dari 87

PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP

PENURUNAN NYERI POST OPERASI BENIGNA

PROSTAT HIPERLASIA

Disusun Oleh:
Muhammad Nurul Sampurna
DA119029

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN MAMBA ’UL‘ULUM SURAKARTA
2022

i
ii
iii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ ....1


A.Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B.Perumusan Masalah ................................................................................................... 3
C.Tujuan Literature Review .......................................................................................... 3
D.Manfaat Literature Review ........................................................................................ 4
BAB II KONSEP TEORI ........................................................................................... 5
A.TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 5
B. KERANGKA TEORI ................................................................................................. 18
BAB III METODE LITERATURE REVIEW............................................................. 19
A.Strategi Pencarian Literature .................................................................................. 19
BAB IV HASIL LITERATURE REVIEW .................................................................. 25
A.Hasil Pencarian Artikel ......................................................................................................... 25
B.Hasil Literature Review ........................................................................................................ 25
BAB V PEMBAHASAN ........................................................................................... 27
A.Pembahasan ............................................................................................................................. 27
BAB VI PENUTUP ................................................................................................... 31
A.Kesimpulan .............................................................................................................................. 31
B.Saran ......................................................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 33

iv
DAFTAR TABEL

Table 1.1 Hasil anasia study……………………………………………………… 3

Table 2.1 Intervensi benigna prostat hyperplasia…………………………..……11

Tabel 3.1 Menilai Kualitas Artikel Berdasarkan Temuan Study Literatur…….....22

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................................................ 19

Gambar 2.2 Algoritma literature review menggunakan PRISMA Flow ............................. 21

Grafik 4.1 pemaparan artikel jurnal .................................................................................... 27

vi
PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP
PENURUNAN NYERI POST OPERASI
BENIGNA PROSTAT HIPERLASIA
Muhammad Nurul Sampurna1,Rejo2, Sri Sayekti Heni Sunaryanti3
Sekolah tinggi ilmu kesehatan mamba’ul ‘ulum surakarta
EMAIL: muhammadnurulsampurna@gmail.com
ABSTRAK
Latar belakang: Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu penyakit
pembesaran atau hipertrofi dari prostat. Hiperplasia merupakan pembesaran
ukuran sel (kualitas) dan diikuti oleh penambahan jumlah sel (kuantitas). Angka
kejadian BPH di Jawa Tengah secara mikroskopi dan anatomi sebesar 40% dan 90%
terjadi pada rentang usia 50-60 tahun dan 80-90 tahun. Tindakan yang sering
dilakukan untuk jangka panjang pada pasien BPH adalah dengan melakukan
pembedahan. salah satu tindakan pembedahan yang dilakukan adalah
Transurethral Resection Of The Prostat (TURP). Relaksasi Benson merupakan
relaksasi menggunakan teknik pernapasan yang biasa digunakan pada pasien yang
sedang mengalami nyeri atau mengalami kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan pengaruh tekhnik relaksasi benson terhadap penurunan nyeri pada
post operasi bph berdasarkan literature review Metode: Sumber literatur yang
digunakan minimal 2 data base (Google Scholar, pubmed). Hasil: Hasil yang
diperoleh dari tinjauan literatur ini adalah teknik relaksasi Benson efektif dalam
mengurangi nyeri pasca operasi benigna hiperlasia prostat hyperlasia
Kesimpulan: Penelitian telah membuktikan bahwa relaksasi Benson efektif untuk
mengurangi rasa nyeri pada pasien pasca operasi benigna prostat hyperlasia

Kata kunci: Relaksasi Benson,Nyeri,Benigna Prostat Hyperlasia(BPH)


Penulis
1 Mahasiswa STIKES Mamba’ul’ulum Surakarta
2. Dosen Pembimbing 1
3. Dosen Pembimbing 2

vii
THE EFFECT OF BENSON RELAXATION THERAPY ON LOSS
OF HIPERLASIAN PROSTATE BENIGNA PAIN
Muhammad Nurul Sampurna1, Rejo2, Sri Sayekti Heni Sunaryanti3
D III Nursing Study Program High School Of Health Science Mamba’Ul Ulum Surakarta
EMAIL: muhammadnurulsampurna@gmail.com
ABSTRACT:
Background: Benign Prostate Hyperplasia (BPH) is a disease of enlargement or
hypertrophy of the prostate. Hyperplasia is an increase in cell size (quality) and is
followed by an increase in the number of cells (quantity). The incidence of BPH in
Central Java microscopically and anatomically is 40% and 90% occurs in the age
range of 50-60 years and 80-90 years, respectively. The action that is often done
for the long term in BPH patients is to perform surgery. One of the surgical
procedures performed is Transurethral Resection Of The Prostate (TURP). Benson
relaxation is relaxation using breathing techniques commonly used in patients who
are experiencing pain or experiencing anxiety. This study aims to describe the effect
of Benson's relaxation technique on pain reduction in postoperative BPH based on
a literature review. Methods: Literature sources used at least 2 data bases (Google
Scholar, pubmed). Results: The results obtained from this literature review are
Benson relaxation techniques are effective in reducing postoperative
pain.Conclusion: Studies have proved that Benson's relaxation was effective for
reducing pain in post-op patients benigna hyperlasia prostate.

Keywords: Benson Relaxation, Pain, Benigna Prostate Hyperlasia (BPH) Author

1. Student of STIKES Mamba’ul’ Ulum Surakarta

2. Supervising lecturers 1

3. Supervising lecturers 2

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu penyakit pembesaran

atau hipertrofi dari prostat. Hiperplasia merupakan pembesaran ukuran sel

(kualitas) dan diikuti oleh penambahan jumlah sel (kuantitas), (Dewi &

Astriani, 2018).

Menurut WHO pada tahun 2012, diperkirakan bilangan penderita BPH

(Benigna Prostat Hyperplasia) adalah sebanyak 30 juta, bilangan ini hanya

pada kaum pria kerana wanita tidak mempunyai kalenjar prostat, maka oleh

sebab itu, BPH terjadi hanya pada kaum pria, (Aprina dkk., 2020).

Di dunia, hampir 30 juta pria menderita BPH pada usia 40 tahun sekitar

40%, usia 60-70 tahun meningkat menjadi 50% dan usia lebih dari 70 tahun

mencapai 90%. Diperkirakan sebanyak 60% pria usia lebih dari 80 tahun

memberikan gejala Lower Urinary Tract sympstons (LUTS). Di Amerika

Serikat, hampir 14 juta pria menderita BPH. Prevalensi dan kejadian BPH di

Amerika Serikat terus meningkat pada tahun 1994-2000 dan tahun 1998-2007.

Peningkatan jumlah insiden ini akan terus berlangsung sampai beberapa

dekade mendatang. Angka kejadian BPH di Jawa Tengah secara mikroskopi

dan anatomi sebesar 40% dan 90% terjadi pada rentang usia 50-60 tahun dan

80-90 tahun, (Arifianto dkk., 2019).

Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika

dan menghambat aliran urine. Keadaan ini menyebabkan peningkatan

1
Intravesikal untuk dapat mengeluarkan urin buli-buli harus berkontraksi lebih

kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus menerus tersebut

menyebabkan perubahan struktur dari buli-buli yang pasien rasakan sebagai

keluhan pada saluran kencing sebelah bawah atau urinary tract symtom

(LUST) yang dulu dikenal dengan gejala prostatismus, (Ningsih, 2021).

Hasil penelitian Apriliyana (2015), tentang Pemberian relaksasi benson

terhadap penurunan nyeri pada asuhan keperawatan Tn. W dengan paska bedah

Benigna Prostat Hiperplasia di RuangMawar II RSUD Dr. Moewardi

Surakarta menemukan bahwa ada penurunan intensitas nyeri dari hari pertama

dan kedua skala 5 menjadi 2 setelah di berikan relaksasi benson selama 2 hari

dengan durasi waktu 15 menit. Pemberian relaksasi benson merupakan

tindakan yang dilakukan secara sadar dengan cara nafas dalam dan lambat.

Nafas dalam dan lambat menstimulasi respon saraf otonom yaitu dengan

menggunakan respon saraf simpatik dan meningkatkan parasimpatis.

Stimulasi saraf simpati kmeningkatkan aktifitas tubuh sedangkan saraf para

simpatis lebih banyak menurunkan aktifitas tubuh sehingga dapat menurunkan

aktifitas, (Ningsih, 2021).

Pemberian terapi benson kepada responden yang seluruhnya beragama

Islam, maka terapi benson diberikan dengan cara membimbing responden

untuk berdoa seperti biasa dilakukan seperti menyebut nama Allah. Terapi

benson ini dengan mengucapkan Subhanallah (Mahasuci Allah),

Alhamdullilah (segala puji bagi Allah), Allahuakbar (Allah Maha Besar),

Lailaha-illallah (Tiada Tuhan selain Allah ) dengan nada suara rendah dan

2
berulang –ulang dalam waktu 15 menit. Pada proses meditasi terapi benson ini

konsentrasi pikiran dilakukan pada Allah secara terus menerus, tanpa henti dan

secara sadar serta dilakukan dengan totalitas baik kognitif atau emosional

terhadap Allah SWT. Terapi benson yang dilakukan pasien sebagai bentuk

relaksasi untuk mencegah stimulus nyeri masuk kedalam otak sangat

bermanfaat untuk membantu pasien mengontrol nyeri pasca operasi BPH,

(Arifianto dkk., 2019).

B. Perumusan Masalah

Table 1.1 Hasil Analisa sudty

Kriteria Inklusi (Artikel Eksklusi (Artikel


yang direview) yang tidak direview)

Population / Populasi Penderita Benigna Bukan spesifik penderita


Prostate Hiperplasia Benigna Prostate
Hiperplasia
Intervention / Tindakan Tekhnik relaksasi benson

Comparation/ Tindakan Tindakan farmakologis


Pembanding relaksasi
progresif
Outcomes / Hasil Kemandirian melakukan
yang diharapkan Tekhnik relaksasi
benson dan menurunnya
rasa nyeri
Publication Years/ Post-2018 Pre-2018
Tahun publikasi
Language/Bahasa Inggris, indonesia Selain inggris dan indonesia

1. Apa itu Benigna Prostate Hiperplasia?

2. Apa yang dimaksud terapi benson?

3. Bagaimana pengaruh terapi benson pada nyeri pasien post op BPH ?

C. Tujuan Literature Review

Pembahasan Ini Agar dapat menjelaskan pengertian Benigna Prostate

3
Hiperplasia, menjelaskan penyebab Benigna Prostate Hiperplasia, dan Agar

dapat menjelasakan cara mengatasi nyeri paska operasi Benigna Prostate

Hiperplasia.

D. Manfaat Literature Review

Literature review ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang

tehknik relaksasi benson dengan penurunan rasa nyeri pasca post operasi

Benigna Prostate Hiperplasia

Literature review ini diharapkan dapat jadi masukan bagi fasilitas

kesehatan untuk mengurangi nyeri paska post operasi benigna prostate

hiperlasia dengan menggunakan tehknik relaksasi benson

Dan bagi petugas kesehtan literature review ini juga bermanfaat bagi

masyarakat untuk meningkatkan pendidikan kesehatan tentanng tehknik

relaksasi benson kepada masyarakat walaupun tidak dalam pasca operasi

benigna prostate hiperlasi

4
BAB II

KONSEP TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Benigna Prostat Hiperplasia

a. Definisi

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) merupakan suatu penyakit

dimana terjadi pembesaran dari kelenjar prostat akibat hiperplasia

jinak dari sel-sel yang biasa terjadi pada laki-laki berusia lanjut.

(Arifianto et al., 2019) Benigna Prostate Hiperplasia adalah

pertumbuhan nodul-nodul fibroadenomatosa majemuk dalam prostat,

pertumbuhan tersebut dimulai dari bagian periuretral sebagai

proliferasi yang terbatas dan tumbuh dengan menekan kelenjar normal

yang tersisa. Jaringan hiperplastik terutama terdiri dari kelenjar

dengan stroma fibrosa dan otot polos yang jumlahnya berbeda- beda.

Proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan sehingga

perubahan pada saluran kemih juga terjadi secara perlahan-lahan

(Setiaman L, 2020).

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu penyakit

pembesaran atau hipertrofi dari prostat. Hiperplasia merupakan

pembesaran ukuran sel (kualitas) dan diikuti oleh penambahan jumlah

sel (kuantitas). BPH seringkali menyebabkan gangguan dalam

eliminasi urine karena pembesaran prostat dimulai dari bagian

periuretral sebagai proliferasi yang terbatas dan tumbuh dengan

5
menekan kelenjar normal yang tersisa. Penyebab BPH kemungkinan

berkaitan dengan penuaan dan disertai dengan perubahan hormon.

Dengan penuaan, kadar testosteron serum menurun dan kadar estrogen

serum meningkat. Terdapat teori bahwa rasio estrogen atau androgen

yang lebih tinggi akan merangsang hiperplasia jaringan prostat, (Dewi

& Astriani, 2018)

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah pemberasan

progresif dari kelenjar prostat, bersifat jinak disebabkan oleh

hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat yang

mengakibatkan penyumbatan uretra pars prostatika, (Muttaqin, 2015).

b. Etiologi

Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang

belum diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung

pada hormon androgen. Faktor lain yang erat kaitannya dengan BPH

adalah proses penuaan Ada beberapa factor kemungkinan penyebab

antara lain (Kemenkes RI, 2019):

1) Dihydrotestosteron

2) Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen

menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar prostat

mengalami hiperplasi

3) Perubahan keseimbangan hormon estrogen - testoteron

4) Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon

estrogen dan penurunan testosteron yang mengakibatkan

6
hiperplasi stroma.

5) Interaksi stroma - epitel

6) Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth

factor dan penurunan transforming growth factor beta

menyebabkan hiperplasi stroma dan epitel.

7) Berkurangnya sel yang mati

8) Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama

hidup stroma dan epitel dari kelenjar prostat.

9) Teori sel stem

10) Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit,

(Haeruni harun, 2019).

c. Patofisiologi

Hiperplasia prostat menyebabkan resistensi uretra sehingga

terjadi kompensasi pada fungsi kandung kemih. Obstruksi tersebut

mengganggu fungsi otot detrusor, ditambah dengan pengaruh usia

terhadap fungsi kandung kemih dan sistem saraf menyebabkan gejala

BPH yaitu sering berkemih, tidak dapat menahan berkemih, dan

berkemih pada malam hari. Hiperplasia prostat lebih dulu muncul

pada TZ periuretral di dalam atau disekitar sfingter prostat. Seiring

perjalanan BPH jumlah nodul kecil bertambah dan dapat ditemukan

pada hampir semua bagian TZ maupun zona periuretra, (Haeruni

Harun, 2019).

7
d. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien BPH antara lain

pembentukan batu kandung kemih. Prevalensi batu kandung kemih

pada pasien BPH adalah delapan kali lebih besar dibandingkan

dengan kontrol, tetapi tidak ditemukan peningkatan insiden batu

ginjal atau batu uretra. Inkontinensia urin dapat disebabkan intervensi

bedah BPH walaupun dapat pula disebabkan peregangan kandung

kemih berlebihan akibat BPH. Inkontinensia urin juga dihubungkan

dengan usia pasien lebih dari 50 tahun. Gangguan saluran kemih

bagian atas merupakan komplikasi BPH yang disebabkan

hidronefrosis. Azotemia terjadi pada sekitar 15%-30% pasien BPH.

Pada pasien BPH dapat juga terjadi hematuria dan pembentukan

bekuan darah, penelitian menunjukkan densitas pembuluh darah

mikro pada pasien BPH lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.

Komplikasi lain yaitu Infeksi saluran kemih dan dekompensasi

kandung kemih , ( Haeruni Harun,2019).

e. Penatalaksanaan

1) Menunggu dan memperhatikan

Banyak pasien dengan LUTS tidak mengeluhkan gejalanya,

pasien ini dapat diberikan penanganan non-medis dan non-bedah

yaitu menunggu dan memperhatikan. Penanganan yang termasuk

di dalamnya antara lain edukasi, penentraman, monitoring berkala

dan anjuran gaya hidup. Pasien yang melakukan hal ini apabila

8
tetap tidak ditangani lebih lanjut dapat menyebabkan retensi urin

akut dan komplikasi lain seperti insufisiensi ginjal. Sebagian

pasien akan mengalami perbaikan gejala sementara yang lain

gejalanya akan tetap stabil selama bertahun-tahun.

2) Pengobatan farmakologi

a) 5α-reductase adalah enzim yang mengkatalisis konversi

testosteron menjadi DHT. Inhibisi isoenzim 5αreductase tipe 1 dan

tipe 2 sebagai menyebabkan tingkat aktivitas metabolisme

intraprostatik menurun karena DHT diperlukan untuk

pertumbuhan prostat. Penurunan ukuran prostat dapat

memperbaiki gejala obstruksi saluran kemih

b) Pemberian α-blockers pada pasien dengan obstruksi BPH

berdasarkan teori bahwa gejala obstruksi disebabkan oleh

peningkatan tekanan otot polos prostat oleh reseptor αadrenergik.

α-blockers mengurangi tekanan pada otot polos prostat sehingga

diameter uretra pars prostat meningkat dan menurunkan

resistensi aliran urin.

3) Terapi bedah

Indikasi untuk pembedahan pada pasien BPH antara lain retensi

urin refrakter, retensi urin rekuren, hematuria refrakter rekuren yang

diterapi dengan 5-ARI, insufisiensi ginjal, batu kandung kemih,

infeksi saluran kemih dan peningkatan PVR urin. Pasien BPH

9
memiliki variabilitas individu yang besar dan batasan yang mendasari

intervensi pengobatan , ( Haeruni Harun, 2019).

f. Diagnosis

Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi penderita

Benign Prostat Hyperplasia disesuaikan dengan Berikut adalah uraian

dari masalah yang timbul bagi penderita benign prostat hyperplasia

menurut (Pratiwi, 2017), (Usolin dkk., 2018) yang disesuaikan dengan

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan indicator

diagnostic, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI), yaitu : Pre operasi :

1) Nyeri akut (D.0077)

2) Retensi urin (D.0050)

3) Gangguan Eliminasi urin (D.0040)

4) Ansietas (D.0080)

5) Gangguan pola tidur (D.0055)

6) Defisit pengetahuan (D.0111)

Post operasi :

1) Nyeri akut (D.0077)

2) Risiko Infeksi (D.0142)

3) Risiko perdarahan (D.0012)

10
g. Intervensi

Table 2.1 intervensi benigna prostat hyperlsia

No Diagnosis Tujuan dan Intervensi


kriteria hasil
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
berhubungan keperawatan selama ...x... (D.l.08238)
dengan agen diharapkan nyeri menurun Obsevasi Identifikasi lokasi,
pencedera dengan Kriteris hasil karakteristik,durasi, frekuensi,
fisiologis (D.L.08066) : kualitas, intensitas nyeri
Mis.Neoplasma 1) Kemampuan pasien untuk Identifikasi skala nyeri Identifikasi
( D.0077 ) menuntaskan aktivitas respons nyeri non verbal
menurun Keluhan nyeri Identifikasi factor yang
menurun memperberat dan memperingan
2) Pasien tampak meringis nyeri Identifikasi pengetahuan dan
menurun keyakinan tentang nyeri
3) Frekuensi nadi membaik Identifikasi pengaruh nyeri pada
4) Pola nafas membaik Tekanan kualitas hidup Monitor
darah membaik keberhasilan terapi komplementer
5) Fungsi berkemih membaik yang sudah di berikan Monitor
Perilaku membaik efek samping penggunaan
6) Pola tidur membaik analgesic
7) Fungsi berkemih membaik Terapeutik
8) Perilaku membaik Berikan Teknik nonfarmakologis
9) Pola tidur membaik untuk mengurangi rasa nyeri ( mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, Teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan) Fasilitasi istirahat
Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri Edukasi Jelaskan
penyebab, periode, dan pemicu
nyeri Jelaskan strategi meredakan
nyeri Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri Anjurkan
menggunakan analgetik secara
tepat Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2. Retensi urin Setelah dilakukan tindakan Manajemen eliminasi urine
berhubungan keperawatan selama ...x... (l.04152) Observasi Identifikasi
dengan kemampuan berkemih membaik penyebab retensi urine ( mis.
peningkatan Dengan kriteria hasil (L.03019) : Peningkatan tekanan uretra,
1) Sensasi berkemih meningkat kerusakan arkus reflek, disfungsi

11
tekanan uretra 2) Desakan kandung kemih neurologis, efek agen
(D.0050) menurun farmakologis) Monitor intake dan
3) Distensi kandung kemih output cairan Monitor distensi
menurun kandung kemih dengan
4) Berkemih tidak tuntas palpasi/perkusi Pasang kateter
menurun urine, jika perlu
5) Nocturia menurun
6) Dysuria menurun Terapeutik:
7) Frekuensi BAK membaik Catat waktu-waktu dan haluaran
8) Karakteristik urine membaik berkemih Batasi asupan cairan
Ambil sampel urine tengah
(midstream) atau kultur

Edukasi:
Jelaskan penyebab retensi urine
Anjurkan pasien atau keluarga
mencatat output urine Ajarkan
cara melakukan rangsangan
berkemih Anjurkan mengambil
posisi yang nyaman
Demontrasikan dan latih teknik
relaksasi (mis. Napas dalam,
peregangan, atau imajinasi
terbimbing)

Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat
suposutoria uretra, jika perlu
3. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Manajemen eliminasi urin &
eliminasi urin keperawatan selama ...x... katerisasi urine (l.04148)
berhubungan diharapkan pola eliminasi observasi identifikasi tanda dan
dengan kembali normal dengan kriteria gejala retensi atau inkontenensia
penurunan hasil (L.03019) : urine identifikasi factor yang
kapasitas 1) Sensasi berkemih meningkat menyebabkan retensi atau
kandung kemih 2) Desakan kandung kemih inkokntenensia urine monitor
(D.0040) menurun urine (mis. Frekuensi, konsistensi,
3) Distensi kandung kemih aroma, volume, dan warna )
menurun Terapeutik :
4) Berkemih tidak tuntas catat waktu-waktu dan haluaran
menurun berkemih batasi asupan cairan, jika
5) Nocturia menurun perlu
6) Dysuria menurun Edukasi :
ajarkan tanda dan gejala infeksi
saluran kemih ajarkan minum
yang cukup jika tidak ada
kontraindikasi jelaskan tujuan dan
prosedur pemasangan kateter urine
anjurkan menarik nafas saat insersi
selang urine kolaborasi:
kolaborasi pemberian obat
suposutoria uretra, jika perlu
4. Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas (l.09314)
berhubungan keperawatan selama ...x... Obeservasi identifikasi saat
dengan krisis diharapkan pasien tidak cemas tingkat ansietas berubah ( mis.
dengan kriteria hasil (L09093): Kondisi, waktu, stresor)

12
situasional 1) Perilaku gelisah menurun identifikasi kemampuan
(D.0080) 2) Perilaku tegang menurun mengambil mengambil keputusan
3) Frekuensi pernafasan monitor tanda-tanda ansietas (
menurun verbal dan nonverbal
4) Frekuensi nadi membaik Terapeutik:
menurun ciptakan suasana terapeutik untuk
5) Konsentrasi pola tidur menumbuhkan kepercayaan
membaik temani pasien untuk mengurangi
6) Pola berkemih membaik kecemasan, jika memungkinkan
gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan motivasi
mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
Edukasi :
Informasikan secara factual
mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis anjurkan
mengungkapkan perasaan dan
presepsi latih Teknik relaksasi
anjurkan keluarga untuk tetap
Bersama pasien, jika perlu latih
kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan latih
penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat

Kolaborasi:
kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
5. Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan Dukungan tidur (l.05174)
tidur selama ...x... keperawatan pasien Observasi identifikasi pola
berhubungan diharapkan pola tidur membaik aktivitas dan tidur Identifikasi
dengan dengan kriteria hasil (L.05045) : factor pengganggu tidur (fisik
nyeri/kolik 1) Keluhan sulit tidur membaik dan/atau psikologis) Identifikasi
(D.0055) 2) keluhan sering terjaga makanan atau minuman yang
3) keluhan tidak puas tidur menggangu tidur
4) keluhan pola tidur berubah Terapeutik:
menurun Modifikasi lingkungan Fasilitasi
5) keluhan istirahat tidak cukup penghilang stress jika perlu
menurun Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
Sesuaikan jadwal pemberian obat
dan/atau tindakan untuk
menunjang siklus tisur- terjaga
Edukasi:
Jelaskan pentingnnya tidur cukup
selama sakit Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
6. Defisit Setelah dilakukan tindakan Edukasi kesehatan (l.12383)
pengetahuan keperawatan selama ...x... Observasi Identifikasi kesiapan
berhubungan diharapkan tingkat pengetahuan dan kemampuan menerima
dengan kurang meningkat dengan kriteria hasil informasi Identifikasi bahaya
terpapar (L.12111) : keamanan di lingkungan (mis.
Fisik, biologi, dan kimia)

13
informasi 1) perilaku sesuai anjuran Terapeutik:
(D.0111) meningkat Sediakan materi dan media
2) kemampuan menjelaskan Pendidikan kesehatan Jadwalkan
pengetahuan tentang suatu Pendidikan kesehatan Berikan
topik meningkat kesempatan untuk bertanya
3) pertanyaan tentang masalah Edukasi:
yang dihadapi menurun Jelaskan factor risiko yang dapat
4) pertanyaan tentang masalah mempengaruhi kesehatan Ajarkan
yang dihadapi meninkat perilaku
5) perilaku membaik hidup sehat Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat

2. Pengertian nyeri

Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat

individual, sehingga tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang

sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon

atau perasaan yang identik pada individu. Hal tersebut yang menjadi dasar

bagi perawat untuk memberikan intervensi keperawatan dalam mengatasi

nyeri (Ningsih, 2021).

Nyeri menurut asosiasi internasional untuk penelitian nyeri

(International Association for The study of pain, IASP, 1979)

mendefnisikan nyeri sebagai suatu subjektif pengalaman emosional yang

tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual,

potensial, atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian saat terjadi

kerusakan (Aprina dkk., 2020).

Intensitas nyeri dapat diukur dengan menggunakan numerical rating

scale (NRS), verbal rating scale (VRS), visual analog scale (VAS) dan

faces rating scale. VAS (Visual Analogue Scale) telah digunakan sangat

luas dalam beberapa dasawarsa belakangan ini dalam penelitian terkait

14
dengan nyeri dengan hasil yang handal, valid dan konsisten.VAS adalah

suatu instrumen yang digunakan untuk menilai intensitas nyeri dengan

menggunakan sebuah tabel garis 10 cm dengan pembacaan skala 0–100

mm dengan rentangan makna

(Afifah, 2018).

15
3. Pengertian relaksasi benson

Relaksasi Benson merupakan relaksasi menggunakan teknik

pernapasan yang biasa digunakan di rumah sakit pada pasien yang sedang

mengalami nyeri atau mengalami kecemasan. Dan, pada relaksasi Benson

ada penambahan unsur keyakinan dalam bentuk kata-kata yang

merupakan rasa cemas yang sedang pasien alami. Kelebihan dari latihan

teknik relaksasi dibandingkan teknik lainnnya adalah lebih mudah

dilakukan dan tidak ada efek samping apapun (Ningsih, 2021).

Relaksasi Benson merupakan gabungan antara teknik respon relaksasi dan

sistem keyakinan individu/ faith factor difokuskan pada ungkapan tertentu

berupa nama-nama Tuhan atau kata yang memiliki makna menenangkan

bagi pasien itu sendiri yang diucapkan berulang-ulang dengan ritme

teratur. Keyakinan memiliki pengaruh fisik atau bahkan jiwa manusia

yaitu relevan serta berpengaruh dalam terapi dan pencegahan penyakit

(Arifianto dkk., 2019).

Teknik relaksasi saat ini terus dikembangkan menjadi beberapa teknik,

salah satunya adalah relaksasi benson. Relaksasi Benson adalah metode

teknik relaksasi yang diciptakan oleh Herbert Benson, seorang ahli

peneliti medis dari Fakultas Kedokteran Harvard yang mengkaji beberapa

manfaat doa dan meditasi bagi kesehatan. Relaksasi Benson merupakan

salah satu teknik relaksasi sederhana, mudah pelaksanaannya, dan tidak

memerlukan banyak biaya. Relaksasi ini merupakan gabungan antara

teknik respons relaksasi dan sistem keyakinan individu atau faith factor.

16
Fokus dari relaksasi ini pada ungkapan tertentu yang diucapkan berulang-

ulang dengan menggunakan ritme yang teratur disertai sikap yang pasrah.

Ungkapan yang digunakan dapat berupa nama-nama Tuhan atau kata-kata

yang memiliki makna menenangkan bagi pasien itu sendiri. Empat elemen

dasar agar teknik relaksasi benson berhasil dalam penerapannya adalah

lingkungan yang tenang, secara sadar pasien dapat mengendurkan otot-

ototnya, pasien dapat memusatkan diri selama 10-15 menit pada ungkapan

yang telah dipilih, dan pasien bersikap pasif terhadap pikiran-pikiran yang

mengganggu , (Dewi & Astriani, 2018).

17
B. Kerangka Teori

POST OP Benigna prostat Terapi Farmakologi


hyperlasia

Terapi Komplementer

Nyeri

Terapi murotal al quran

Menurun
Terapi relaksasi nafas dalam

Terapi Benson

Keterangan :

: Tidak Diteliti
: Diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori

18
BAB III

METODE LITERATURE REVIEW

A. Strategi Pencarian Literature

Penelusuran jurnal penelitian menggunakan database melalui

google scholar dengan menggunakan kata kunci: benigna prostrate hyperplasia

dan terapi benson lalu dikelompokan berdasarkan Pengaruh tekhnik terapi

relaksasi benson terhadap penurunan nyeri pada pasien post operasi benigna

prostrate hyperplasia

Sehingga jurnal yang diperoleh dalam google scolar :

1. The Effect of Benson Relaxation on Pain in Patients with Postoperative

Benign Prostate Hyperplesia (BPH) at Sobirin Hospital, Kabupaten Musi

Rawas, (Ningsih, 2021).

2. Efektifitas relaksasi benson terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

post operasi benigna prostat hyperplasia (bph), (Pujiarto dkk., 2018).

3. The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of Postoperative Pain

in Patients with Benign Prostat Hyperplasia at RSUD dr. H Soewondo

Kendal, (Arifianto dkk., 2019).

4. Pengaruh terapi relaksasi benson terhadap intensitas nyeri pasien post

operasi benigna prostat hyperplasia, (Dewi & Astriani, 2018).

5. Pengaruh Tekhnik Relaksasi Benson Terhadap Nyeri Pada Pasien Post

Operasi Benigna Prostat Hyperplasia, (Fauziyah dkk.,2021).

19
Database pubmed (7 ) Database google scholar (90)

Artikel diidentifikasi (n=97)

Eksklusi: publikasi > 5 tahun


terakhir, bukan bahasa inggris dan
indonesia ( 38)

Artikel diindentifikasi (n=59)

Eksklusi :

Artikel ganda (n=17)

Hasil disaring ( n=42)

Eksklusi:

Tidak relevan (n=22)

Artikel full text yang layak (n=20 )

Eksklusi:
Tidak menjawab
Pertanyaan penelitian
(n=15)

Artikel inklusi ( n=5)

Gambar 2.2 Algoritma literature review menggunakan PRISMA Flow

20
B. Analisa

Tabel 3.1 Menilai Kualitas Artikel Berdasarkan Temuan Studi Literatur

N Author/ Nama Judul Metode (sample Hasil/ Database


o penulis jurnal,vol /subjek Kesimplulan
(no), Tahun Penelitian, Artikel
,alamat Intrumental
doi/URL /Alat ukur,
jurnal Intervensi/jenis dan
waktu
1 Ningsih Anjani The Effect Metode penelitian khusunya Scholar
Journal, of Benson yang digunakan relaksasi
Tahun 2021, Relaxation adalah quasi benson yang
Volume 1, on Pain in eksperiment dapat
nomor 2 Patients menggunakan pre dan diterapkan
http://journal. with Post test design sebagai
pdmbengkul Postoperat dengan pengaruh terapi
u ive Benign relaksasi benson pendamping
.org/index.ph Prostate terhadap nyeri pada atau sebagai
p/anjani/artic Hyperplesi pasien post operasi bagian dari
l e/view/329 a (BPH)at benigna prostat intervensi
Sobirin hyperplesia (BPH) di keperawatan
Hospital, RS dalam
Kabupaten Sobirin Kabupaten pemberian
Musi Musi Rawas. Adapun asuhan
Rawas teknik yang keperawatan
digunakan dalam khususnya
penelitian ini adalah pada pasien
consecutive sampling yang
yaitu 10 orang. mengalami
nyeri pasca
operasi BPH
(Benigna
Prostat
Hyperplasia)
2 Pujiart Journal of Effecktifit Jenis penelitian yang Hasil Scholar
o, Nursing & as digunakan oleh penelitian
AdiBa Health, Relaksasi peneliti : penelitian yang
mbang Tahun 2018, Benson kepustakaan, waktu : dilakukan
Juliant Volume 3, Terhadap 20 April 2020 - 10 memperoleh
o, Eko Nomor 2, Penurunan Mei 2020, sumber hasil nilai p
Purno http://jurnal.p Intensitas data : 2 jurnal, metode volve sebesar
mo, oliteknikyak Nyeri Pada pengumpulan data 0,000 < 0,05
Roni p Pasien Post dokumentasi dan yang berarti
ermas.ac.id/i Operasi studi literatur, metode Ho ditolak
ndex.php/jnh Benigna analisa data : metode sedangkan
/ Prostat analisis deskriptif, Ha diterima,
article/view/ Hyperlasia prosedur penelitia : sehingga
80 (BPH) organize, synthesize, disimpulkan
identity ada pengaruh
terapi
relaksasi
Benson

21
terhadap
sekala nyeri
pada pasien
post operasi
Benigna
Prostat
Hyperplasia
(BPH).

3 Arifian Media The Effect of Metode Penelitian ini Hasil Scholar


to, Keperawatan Benson menggunakan penelitian
Arifian Indonesia, Relaxation rancangan diperoleh
to Tahun 2019, Technique eksperimen semu nilai p value
Aini, Volume 2, on a Scale (quasy experiment) sebesar 0,000
Dwi Nomer 1, Of dengan desain pre and < 0,05 yang
Nur https://schola Postoperati post test without berarti H0
Sari, r.archive.org/ ve Pain in control. ditolak
Novita work/azac3c Patients Populasi dalam sedangkan
Diana ulbfbc3hwz6 with Benign penelitian ini adalah Ha diterima,
Wulan 73wptnxru/a Prostat pasien post operasi sehingga
ccess/waybac Hyperplasia BPH sebanyak 32 disimpulkan
k/ at RSUD dr. pasien di Ruang Ada
https://jurnal. H Soewondo Kenanga RSUD dr. pengaruh
unimus.ac.id/ Kendal H Soewondo Kendal terapi
index.php/M pada bulan Juni relaksasi
KI/article/do sampai Agustus 2018 Benson
wnload/4509 yang diambil dengan terhadap
/ pdf menggunakan teknik skala nyeri
purposive sampling pada pasien
dengan menggunakan post operasi
Uji Non Parametrik Benigna
Wilcoxon Match Pair Prostat
Test karena sakala Hiperplasia
data ordinal.
Instrumen dalam
penelitian
menggunakan
koesioner, Lembar
observasi skala nyeri
dengan menggunakan
Numeric Rating
Scale, Stopwatch, dan
Teknik terapi
relaksasi Benson.

22
4. Dewi, Jurnal Pengaruh Metode Penelitian ini Hasil uji Scholar
Putu Kesehatan Terapi menggunakan Analisa data
Indah Midwinerslio Relaksasi penelitian Pra dengan
Sintya n Tahun Benson Eksperimen kemudian menggunaka
Astriai 2018, Terhadap dilakukan Post-Tes. n uji paired t-
, Ni Volume 2, Intensitas Instrumen penelitian test
Made Nomor 1, Nyeri ini menngunakan pre- menunjukan
Dwi https://ejourn Pasien test,Tahun penelitian bahwa hasil
Yunica al.stikesbulel Post ini 2016 di ruang sig. (2-tailed)
eng.ac.id/ind Operasi kamboja rsud atau nilai p
ex.php/Midw Benigna buleleng 0.000 dan
inerslion/arti Prostat nilai t hitung
cle/download Hyperlasia 9,283 > nilai
/ 4/6 ttabel 2,228
karena nilai p
lebih kecil
dari 0,05
(p<α) maka
hipotesis nol
(H0) ditolak
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa ada
pengaruh
terapi
relaksasi
benson
terhadap
intensitas
nyeri pasien
post operasi
BPH di
RuangKamb
oja RSUD
Kabupaten
Buleleng
5 Pujiart Jurnal Pengaruh Metode penelitian ini Hasil dari scholar
o, Adi Kesehatan Tekhnik yaitu pengumpulan ketiga artikel
Bamba Nasional, Relaksasi data yang dilakukan penelitian
ng Tahun 2021, Benson pencarian diatas
Juliant Volume 3, Terhadap menggunakan web, menunjukkan
o, Eko Nomor 2, Nyeri Pada yaitu web google nilai rata-rata
Purno https://jurnal. Pasien Post scholar dengan nyeri sebelum
mo, umpp.ac.id/in Operasi mengetikkan kata diberikan
Roni dex.php/prosi Benigna kunci “Relaksasi terapi relaksasi
ding/article/d Prostat Benson, Nyeri, Post benson 6,24
ownload/824/ Hyperplasia Operasi BPH” dan Sesudah
581 kemudian tiga artikel diberi kan
tersebut akan terapi relaksasi
diseleksi dan benson 2,07
dipaparkan struktur dengan
penulisan publikasi Analisa data p-
penelitian dan value 0,000.
dilakukan analisis. Sehingga

23
Kriteria inklusi dapat
pnelitian adalah klien disimpulkan
dengan nyeri post bahwa terdapat
operasi BPH dalam pengaruh
keadaan sadar atau terapi relaksasi
tidak dalam pengaruh benson
obat Anestesi, terhadap penu
sedangkan kriteria runan nyeri
ekslusif penelitian pasien post
adalah pasien yang operasi BPH.
tidak mau dilakukan
terapi relaksasi
benson

24
BAB IV

HASIL LITERATURE REVIEW

A. Hasil Pencarian Artikel

Proses pencarian artikel dengan database google scholar adalah 97

artikel, kemudian diidentifikasi lagi tahun publikasi artikel menjadi 5 tahun

terakhir, hasilnya menjadi 38 artikel. Dari 38 artikel yang didapat kemudian

diskring kembali, setelah diskrining didapatkan hasil 22 artikel yang relevan.

Setelah dilakukan skrining kelayakan tinggal tersisa 5 artikel yang sesuai

dengan topik Literature Review karena menjawab pertanyaan penelitian

B. Hasil Literature Review

Berikut ini pemaparan grafik yang didapatkan dalam artikel

Nyeri post op Benigna prostat hyperlasia


100% 100% 100% 100%100% 100%100%
100% 90% 88%
90% 83%
80%
70%
Presentase

60%
50%
40%
30% sebelum
20%
10% sesudah
0%
Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3 Artikel 4 Artikel 5
sebelum 100% 100% 100% 100% 100%
sesudah 90% 88% 83% 100% 100%
Tingkat keefektifan

Grafik 4.1 pemaparan artikel jurnal

1. Pada artikel ke 1 diketahui bahwa responden yang mengalami penurunan

skala nyeri setelah diberikan terapi relaksasi benson sebanyak 90% orang

dan (10%) responden, tidak ada peningkatan nyeri setelah diberikan terapi

25
relaksasi, sebelum dan setelah pemberian terapi relaksasi benson .

2. Berdasarkan hasil dari artikel kedua didapatkan responden yang

mengalami penurunan nyeri yaitu (88 %) responden yang mengalami

penurunan nyeri dari (100 %) responden

3. Dari hasil artikel ke 3 diketahui bahwa responden yang mengalami

penurunan skala nyeri setelah diberikan terapi relaksasi benson sebanyak

(84,3 %) responden , tidak ada peningkatan nyeri setelah diberikan terapi

relaksasi, sebelum dan setelah pemberian terapi relaksasi benson tidak

terjadi perubahan pada skala nyeri sebanyak (15,7%) responden.

4. Dari hasil artikel ke 4 diketahui bahwa 11 responden yang mengalami

nyeri , rata- rata nyeri 5,27( nyeri sedang), dan sesudah diberikan terapi

relaksasi benson dikethaui rata-rata nyeri tersebut berkurang menjadi 3,82(

nyeri ringan dan semua responden mengalami penurunan nyeri setelah

diberian relaksasi benson

5. artikel ke 5 menunjukan bahwa rata-rata nyeri post operasi BPH sebelum

diberikan terapi relaksasi benson 6,24 dan sesudah diberikan terapi

relaksasi benson 2,07 dari 43 bahwa dari 43 responden tersebut semuanya

mengalami penurunan nyeri

Sehingga kesimpulan dari 5 artikel diatas menyatakan bahwa

artikel ke 1 lebih efektif dalam hal menurunkan nyeri, dibandingkan ke

empat artikel lainnya dengan penurunan skala yaitu 4 yang sebelum nya

sebesar skala 8 Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri pada post

op benigna prostat hyperlasia dapat menurun.

26
BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu penyakit pembesaran atau

hipertrofi dari prostat. Hiperplasia merupakan pembesaran ukuran sel (kualitas)

dan diikuti oleh penambahan jumlah sel (kuantitas). BPH seringkali

menyebabkan gangguan dalam eliminasi urine karena pembesaran prostat yang

cenderung kearah depan atau menekan vesika urinaria (Fauziyah Dkk., 2021).

Tindakan yang sering dilakukan untuk jangka panjang pada pasien BPH

adalah denagn melakukan pembedahan. salah satu tindakan pembedahan yang

dilakukan adalah Transurethral Resection Of The Prostat (TURP) yang

prosedur pembedahanya memasukan resektoskopi melalui uretra untuk

mengeksisi dan mengekauterisasi atau mereseksi kelenjar prostat yang

mengalami obstruksi. prosedur tersebut menimbulkan nyeri pada luka bedah

post bedah (Pujiarto dkk 2018).

Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat

individual, sehingga tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama

dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon atau perasaan

yang identik pada individu. Hal tersebut yang menjadi dasar bagi perawat untuk

memberikan intervensi keperawatan dalam mengatasi nyeri, (Ningsih, 2021).

Tekhnik Relaksasi Benson menghambat aktifitas saraf simpatik yang

mengakibatkan penurunan terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan

selanjutnya otot-otot tubuh menjadi relaks sehingga menimbulkan perasaan

27
tenang dan nyaman

Efek relaksasi benson terhadap nyeri post operasi yaitu menghambat impuls

noxius pada sistem kontrol gerbang (gate control theory). Dalam teori kontrol

gerbang dari Melzaks dan Wallmengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur

atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.

Mekanisme pertahanan dapat ditemukan di sel-sel substansi gelatinosa di dalam

kornus dorsalis pada medula spinalis, talamus, dan sistem limbik. Teori ini

mengatakan bahwa impuls nyeri akan merangsang sel T di kornu dorsalis

kemudian naik menuju medula spinalis dan ke otak ketika gerbang pertahanan

terbuka sehingga nyeri dirasakan dan implus nyeri tidak dapat dirasakan atau

dihambat ketika gerbang pertahanan tertutup. Upaya untuk menutup pertahanan

tersebut merupakan terapi dasar dalam mengurangi nyeri. Ketika relaksasi

mengalihkan pikiran, talamus akan menengahi perhatian secara selektif ke

kortek prefrontal untuk merubah suara-suara terhadap rangsangan nyeri

sehingga menghambat impuls nyeri. Kemudian otak sebagai penghambat

impuls menutup pintu transmisi pada impuls noxius sehingga impuls nyeri tidak

dapat dirasakan atau dihambat, dan alur serabut saraf desenden melepaskan

opioid endogen seperti endorfin dan dimorfin sebagai penghambat nyeri alami

yang berasal dari tubuh. Neuromodulator ini menutup mekanisme pertahanan

dengan menghambat pelepasan substansi P , (Ningsih, 2021).

Hasil penelitian diperoleh nilai mean terhadap nyeri pada pasien post

operasi benigna prostat hyperplesia (BPH) di Rumah Sakit Dr. Sobirin

Kabupaten Musi Rawas sebelum relaksasi benson adalah 0,379 dengan standar

28
deviasi 1,197 dan setelah relaksasi benson adalah 0,233 dengan standar deviasi

0,738. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000, berarti < 0,05

(α) sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh relaksasi benson

terhadap nyeri pada pasien post operasi benigna prostat hyperplesia (BPH) di

RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas

Penelitian kedua yang dilakukan memperoleh hasil nilai p volve sebesar

0,000 < 0,05 yang berarti Ho ditolak sedangkan Ha diterima,

penelitian ketiga dari afrianto, Responden yang mengalami penurunan skala

nyeri setelah diberikan terapi relaksasi Benson sebanyak 27 responden, yang

tidak mengalami perubahan skala nyeri setelah diberikan terapi relaksasi benson

sebanyak 5 responden dan tidak ada responden yang mengalami peningkatan

skala nyeri setelah diberikan terapi relaksasi benson. Hasil uji wilcoxon

didapatkan hasil p value 0,00 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima dengan

demikian dikatakan ada pengaruh terapi relaksasi benson terhadap skala nyeri

pada pasien post operasi Benigna Prostat Hiperplasia diruang Kenanga RSUD

Dr. H Soewondo Kendal.

Di penelitian keempat diadapatkan bahwa dari 11 responden rata-rata

intensitas nyeri pasien post operasi BPH sebelum pemberian relaksasi benson

adalah 5,27 (nyeri sedang), Standar Deviation 0,786, dan Standar Error Mean

0,237. Dan setelah dilakukan pemberian relaksasi benson Hasil penelitian

menunjukan bahwa dari 11 responden rata-rata intensitas nyeri pasien post

operasi BPH sesudah pemberian relaksasi benson adalah 3,82 (nyeri ringan),

Standar Deviation 0,982, dan Standar Error Mean 0,296.

29
Dan penelitian kelima didapatkan bahwa sebelum diberikan terapi relaksasi

benson 6,24 dan sesudah diberikan terapi relaksasi benson 2,07 yang berarti

adanya penurunan nilai rata- rata nyeri sebelum dan sesudah diberikan terapi

relaksasi benson pada pasien post operasi BPH

Dan disimpulkan bahwa tekhnik relaksasi benson berpengaruh terhadap

penurunan nyeri pasca post op benigna prostat hiperlasia dari skala nyeri

sedang mnjadi nyeri ringan dikarenakan tekhnik relaksasi benson dapat

menghambat aktifitas saraf simpatik yang mengakibatkan penurunan terhadap

konsumsi oksigen oleh tubuh dan selanjutnya otot-otot tubuh menjadi relaks

sehingga menimbulkan perasaan tenang dan nyaman, dan juga dapat

melepaskan opioid endogen seperti endorfin dan dimorfin sebagai penghambat

nyeri alami yang berasal dari tubuh

30
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan akhir dari literature reviuw dari judul pengaruh tekhnik

relaksasi benson untuk mengurangi nyeri pada pasien post op benigna prostat

hiperlasia.

1. Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu penyakit pembesaran atau

hipertrofi dari prostat. Hiperplasia merupakan pembesaran ukuran sel

(kualitas) dan diikuti oleh penambahan jumlah sel (kuantitas) dan biasa

terjadi pada laki-laki berusia lanjut.

2. Relaksasi Benson merupakan relaksasi menggunakan teknik pernapasan yang

biasa digunakan di rumah sakit pada pasien yang sedang mengalami nyeri

atau mengalami kecemasan, Fokus relaksasi ini pada ungkapan tertentu yang

diucapkan berulang dengan menggunakan ritme yang teratur dan disertai

sikap pasrah. Ungkapan yang digunakan dapat berupa nama-nama tuhan atau

kata- kata yang memiliki makna menenangkan bagi pasien.

3. Dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh tekhnik relaksasi benson untuk

mengurangi nyeri terhadap pasien post op benigna prostat hiperlasia

dikarenakan tekhnik relaksasi benson dapat melepaskan opioid endogen seperti

endorfin dan dimorfin sebagai penghambat nyeri alami yang berasal dari

tubuh

31
B. Saran

1. Hasil dari Literature Review ini merekomendasikan bahwa tehnik relaksasi

benson berpengaruh tuntuk mengurangi nyeri terhadap pada pasien post op

benigna prostat hiperlasia.

2. Diharapkan bagi petugas kesehatan tekhnik relaksasi benson dapat digunakan

sebagai terapi pendamping atau sebagai bagian dari intervensi dalam

pemberian asuhan keperawatan khususnya pada pasien yang mengalami nyeri

pasca post op benigna prostat hiperlasia.

3. Diharapkan peneliti dapat mecari penegetahuan terbaru tentang tekhnik

relaksasi benson untuk mengurangi nyeri terhadap pasien post op benigna

prostat hiperlasia Sehingga hasil dalam literature review ini dapat bermanfaat

bagi penulis dan masyarakat begitu juga, agar bisa bermanfaat dalam

membantu melakukan penelitian

32
DAFTAR PUSTAKA

Afifah. (2020). Pengukuran Kuantitas Nyeri. Universitas Hasanuddin,


1(1),16.https://med.unhas.ac.id/fisioterapi/wpcontent/uploads/2016/12/Pen
gukuran-Kuantitas-Nyeri.pdf

Aprina, A., Yowanda, N. I., & Sunarsih, S. (2020). Relaksasi Progresif terhadap
Intensitas Nyeri Post Operasi BPH (Benigna Prostat Hyperplasia). Jurnal
Kesehatan, 8(2), 289. https://doi.org/10.26630/jk.v8i2.505

Arifianto, A., Aini, D. N., & Sari, N. D. W. (2019). The Effect of Benson Relaxation
Technique on a Scale of Postoperative Pain in Patients with Benign
Prostate hyperplasia at RSUD dr. H Soewondo Kendal. Media
Keperawatan Indonesia, 2(1), 1. https://doi.org/10.26714/mki.2.1.2019.1-9

DPP Tim Pokja SDKI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik Edisi 1. In Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Dewi, P. I. S., & Astriani, N. M. D. Y. (2018). Pengaruh Terapi Relaksasi Benson


terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi. Jurnal Kesehatan
Midwinerslion, 4(2), 46–50.

Fauziyah, I., Fajriah, N. N., & Faradisi, F. (2021). Prosiding Seminar Nasional
Kesehatan 2021 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Literature
Review : Pengaruh Batuk Efektif Untuk Prosiding Seminar Nasional
Kesehatan 2021 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pekajan. Seminar Kesehatan Nasional, 3(2),
1516–1523.

Haerani Harun. Medika Tadulako , Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 3


September 2019. Med Tadulako , J Ilm Kedokteran, Vol 6 No 3 Sept 2019.
2019;6(3):1-27

Ningsih, N. A. Y. E. S. A. (2021). ANJANI Journal : Health Sciences Study. 1(2), 41–


48.

Pujiarto, A. B., Julianto, E., & Purnomo, R. (2018). Efektifitas Relaksasi Benson
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Benigna
Prostat Hyperplasia (BPH). Journal of Nursing & Health, 3(2), 59–65.
http://jurnal.politeknikyakpermas.ac.id/index.php/jnh/article/view/80

Setiaman L, J. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Benigna Prostate


Hiperplasia Dengan Gangguan Nyeri Dalam Penerapan Teknik Relaksasi
Benson Di Tahun 2020. Karya Tulis Ilmiah, 24.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

33
Edisi 1. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

34
LEMBAR KONSULTASi TUGAS AKHIR KTI

KOMPETENSI :kwrmPeberst Bedo


kes.
NAMA PEMBIMBING S . Sti S«jekts ke unar yn P, .
TANDA
NO. HARITANGGAL| TOPIK DAN RINGKASAN BIMBIGAN
TANGAN
lengaan Judul t birmagn

tetnuart ottStemau K kT Sayekti Hehi SSkep Ng M.kes


NIDN.9613117403

2
s crua 2e kony BAG 1-3 SnSayekti HeniSSkep,ks Mkes
NIDN. 0613117403
konsud BAG \-4
*2t kerenjko Lee
TEmq
Pevi dcuabase nSyekti Henik SKep.Ns.L.Nes
NIDN. 0613117403
S konser teor
Pevisr Pembakajay
Penand arnan y
h Sayekti Heni S.SKepNsMKes
NIDND613117403
Peri PPT
5 23 mej lor Pexia
font
hSpekti Hemi SSKep.NM. Kes
NIDNIO613117403

6 1 Jum o | Lovisi 41C


Sid Sgyekti Heni 5.SKep.Ks,MKes
NIDNL 013117403
7
leui
1 i 202 Ent fenuC sESU kesetvmaOR.951311743
Aec Leul
Sia 5ayekti HMeniS SKep.NsM Kes
NIDN. 0613117403
DISUSUN OLEH
MUHAMMAAD NURUL SAMPURNA
DA119029
BAB 1 PENDAHULUAN

ž Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)


adalah suatu penyakit pembesaran atau
hipertrofi dari prostat. Hiperplasia
merupakan pembesaran ukuran sel
(kualitas) dan diikuti oleh penambahan
jumlah sel (kuantitas)
ž Angka kejadian BPH di Jawa Tengah
secara mikroskopi dan anatomi sebesar
40% dan 90% terjadi pada rentang usia
50-60 tahun dan 80-90 tahun
BAB 2 KONSEP TEORI
ž Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu
penyakit pembesaran atau hipertrofi dari prostat.
Hiperplasia merupakan pembesaran ukuran sel
(kualitas) dan diikuti oleh penambahan jumlah sel
(kuantitas).
ž Tindakan yang sering dilakukan untuk jangka
panjang pada pasien BPH adalah denagn
melakukan pembedahan. salah satu tindakan
pembedahan yang dilakukan adalah Transurethral
Resection Of The Prostat (TURP) yang prosedur
pembedahanya memasukan resektoskopi melalui
uretra untuk mengeksisi dan mengekauterisasi atau
mereseksi klenjar prostat yang mengalami obstruksi.
prosedur tersebut menimbulkan nyeri pada luka
bedah post bedah
ž Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan
bersifat individual, sehingga tidak ada dua individu yang
mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri
yang sama menghasilkan respon atau perasaan yang identik
pada individu
ž Relaksasi Benson adalah metode teknik relaksasi yang
diciptakan oleh Harbeter Benson, ia merupakan seorang ahli
peneliti medis dari fakultas kedokteran Havard yang mengkaji
beberapa manfaat dari doa dan meditasi bagi kesehatan.
Relaksasi Benson merupakan relaksasi menggunakan teknik
pernapasan yang biasa digunakan di rumah sakit pada pasien
yang sedang mengalami nyeri atau mengalami kecemasan.Dan,
pada relaksasi Benson ada penambahan unsur keyakinan
dalam bentuk kata-kata yang merupakan rasa cemas yang
sedang pasien alami.Fokus dari relaksasi ini pada ungkapan
tertentu yang diucapkan berulang-ulang dengan menggunakan
ritme yang teratur disertai sikap yang pasrah
BAB III METODE LITERATURE
REVIEW
ž The Effect of Benson Relaxation on Pain in Patients with
Postoperative Benign Prostate Hyperplesia (BPH) at Sobirin
Hospital, Kabupaten Musi Rawas(Ningsih, 2021)
ž EFEKTIFITAS RELAKSASI BENSON TERHADAP
PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST
OPERASI BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA (BPH)(Pujiarto
et al., 2018)
ž The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of
Postoperative Pain in Patients with Benign Prostat Hyperplasia
at RSUD dr. H Soewondo Kendal(Arifianto et al., 2019)
ž PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP
INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI BENIGNA
PROSTAT HYPERPLASIA(Dewi & Astriani, 2017)
ž Pengaruh Tekhnik Relaksasi Benson Terhadap Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Benigna Prostat Hyperplasia(Fauziyah et
al., 2021)
BAB IV
BENIGNA PROSTAT HYPERLASIA
120%
100%
80%
60%
PRESENTASE

40%
SEBELUM
20%
SESUDAH
0%
1

5
AL

AL

AL

AL

AL
N

N
R

R
JU

JU

JU

JU

JU

TINGKAT KEEFEKTIFAN
BAB V PEMBAHASAN
ž semua penelitian dapat disimpulkan
bahwa tekhnik relaksasi benson
berpengaruh terhadap penurunan nyeri
pasca post op benigna prostat hiperlasia
dan diharapkan tekhnik relaksasi
benson ini dapat menjadi masukan
terhadap perawat,bidan dan tenaga
kesehatan lainya.
BAB VI KESIMPULAN
ž Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu penyakit
pembesaran atau hipertrofi dari prostat. Hiperplasia merupakan
pembesaran ukuran sel (kualitas) dan diikuti oleh penambahan
jumlah sel (kuantitas) dan biasa terjadi pada laki-laki berusia
lanjut
ž Relaksasi Benson merupakan relaksasi menggunakan teknik
pernapasan yang biasa digunakan di rumah sakit pada pasien
yang sedang mengalami nyeri atau mengalami kecemasan,
Fokus relaksasi ini pada ungkapan tertentu yang diucapkan
berulang dengan menggunakan ritme yang teratur dan disertai
sikap pasrah. Ungkapan yang digunakan dapat berupa nama-
nama tuhan atau kata- kata yang memiliki makna menenangkan
bagi pasien
ž dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh tekhnik relaksasi
benson untuk mengurangi nyeri terhadap pasien post op
benigna prostat hiperlasia
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 2021
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Literature Review : Pengaruh Tekhnik Relaksasi


Benson Terhadap Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Benigna Prostat Hyperplasia

Andi Muhamad Wildan1*, Tri Sakti Wirotomo2, Siti Rofiqoh3


1,2,3
Program Studi Diploma Tiga Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Indonesia
*email:andiwildan212@gmail.com

Abstract
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) is a progressive enlargement of the prostate gland that
can be treated surgery, As a result of the surgery, the patient will usually feel pain. To
overcome it, Benson’s relaxation technique could be applied. This relaxation is an action to
free mentally and physically from tension and stress so that it can increase tolerance to pain.
This study aims to examine the effect of Benson’s relaxation technique on pain in patients
with postoperative benign prostate hyperplasia. Since it is a literature review, it has reviewed
three articles taken from Google scholar with Benson’s relaxation, pain, and postoperative
BPH as the keywords. Those articles are full-text, published in 2010-2020. The result stated
the average vaule of pain scalee was 6,24 before the treatment and it reduced into 2,07
after it, with the p-value 0,000. It proved the therapy has effectively reduced oain in patients
with postoperative benign prostate hyperplasia. Thus, nurses suggested applying this
therapy as an alternative to reduce the problem.
Keywords: Benson’s relaxation, pain, postoperative benign prostate hyperplasia
Abstrak
Benigna Prostat Hyperplasia (BPH) adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat yang
dapat diatasi dengan tindakan pembedahan. Akibat dari pembedahan dapat menimbulkan
nyeri. Pananganan nyeri salah satunya dengan relaksasi benson. Relaksasi Benson
merupakan suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stress
sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan pengaruh teknik relaksasi benson terhadap penurunan nyeri post operasi
BPH berdasarkan literature review. Desain karya tulis ilmiah berupa literature review dengan
jumlah tiga artikel yang diambil dari laman google scholar dengan kata kunci “relaksasi
benson, nyeri, post operasi BPH,” berupa artikel fulltex, terbit tahun 2010-2020. Hasil dari
tiga artikel menujukkan nilai rata-rata skala nyeri sebelum intervensi 6,24 setelah intervensi
2,07 dengan p-value 0,000. Simpulan Terapi Relaksasi Benson efektif untuk menurunkan
nyeri pasien post operasi BPH. Saran kepada perawat diharapkan dapat memberikan Teknik
Relaksasi Benson sebagai alternatif untuk menurunkan nyeri pada pasien post operasi BPH.
Kata kunci: Relaksasi Benson, Nyeri, Post Operasi BPH.

1. Pendahuluan
Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu penyakit pembesaran atau
hipertrofi dari prostat. Hiperplasia merupakan pembesaran ukuran sel (kualitas) dan
diikuti oleh penambahan jumlah sel (kuantitas). BPH seringkali menyebabkan
gangguan dalam eliminasi urine karena pembesaran prostat yang cenderung kearah
depan atau menekan vesika urinaria [1]. BPH merupakan suatu penyakit dimana
terjadi pembesaran dari kelenjar prostat akibat hyperplasia jinak dari sel-sel yang
biasa terjadi pada laki-laki berusia lanjut [2]. Kondisi patologis ini paling sering terjadi

Seminar Nasional Kesehatan, 2021 Page 1274


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 2021
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

pada pria lansia dan penyebab kedua yang paling sering ditemukan untuk intervensi
medispada pria di atas usia 50 tahun [3]. Prevalensi dan kejadian BPH di Amerika
serikat meningkat pada tahun 1994- 2000 dan tahun 1998-2007. Peningkatan jumlah
tersebut akan berlangsung sampai beberapa dekade mendatang [4]. Angka kejadian
BPH dijawa tengah didapatkan hasil sebesar 40% dan 90% terjadi pada usia 50-60
tahun [5].
Pada tahun 2015 terdapat 103 pasien post operasi BPH, tahun 2016 terdapat 132
pasien post operasi BPH danpada tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 156
pasien post operasi BPH, sedangkan data ditahun 2018 dari bulan Januari sampai
Maret 2018 terdapat 47 pasien yang menjalani post operasi BPH. Nyeri merupakan
perasaan yang tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Nyeri sering kali dikaitkan
dengan kerusakan pada tubuh yang merupakan peringatan terhadap adanya ancaman
yang bersifat aktual atau potensial, [6]. Tindakan pembedahan tersebut menyebabkan
rasa nyeri sehingga dapat menimbulkan komplikasi yang serius dan menghambat
proses pemulihan pasien jika tidak dilakukan manajemen nyeri dengan baik. Pasien
yang dilakukan tindakan operasi mengalami nyeri akut setelah operasi sekitar 80%.
Penatalaksanaannya dibagi menjadi dua yaitu penatalaksanaan secara farmakologis
dan non farmakologis. Penanganan Farmakologis menggunakan berbagai obat obat
seperti analgesik. Penanganan Non farmaklogis dapat dilakukan berbagai hal seperti
pemberian hipnotis diri dan relaksasi. Teknik relaksasi saat ini dikembangkan menjadi
beberapa teknik salah satunya adalah teknik relaksasi benson.
Relaksasi Benson merupakan teknik relaksasi sederhana, mudah pelaksanaannya, dan
tidak memerlukan banyak biaya. Relaksasi ini merupakan gabungan antara teknik
respons relaksasi dan sistem keyakinan individu atau faith factor [7].
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran
pengaruh terapi relaksasi benson terhadap nyeri pada pasien post operasi benigna
prostat hyperplasia (BPH) melalui review dari berbagai literatur (literature review).

2. Metode
Rancangan Karya tulis ilmiah ini adalah menggunakan metode Literature Review.
Metode Literature review adalah metode yang sistematis, ekplisit dan reproduksibel
untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan sintensis terhadap hasil karya penelitian dan
pemikiran yang sudah dihasilkan oleh para peneliti dan praktisi. [8]. Penulis melakukan
Literatur Review tentang “pengaruh tekhnik relaksasi benson terhadap nyeri pada
pasien post operasi benigna prostat hyperplasia”
Metode pengumpulan data karya tulis ilmiah ini pada penelitian dengan topik
“pengaruh tekhnik relaksasi benson terhadap nyeri pada pasien post operasi benigna
prostat hyperplasia” yang dilakukan pencarian menggunakan web, yaitu web google
scholar dengan mengetikkan kata kunci “Relaksasi Benson, Nyeri, Post Operasi BPH”
kemudian tiga artikel tersebut akan diseleksi dan dipaparkan struktur penulisan
publikasi penelitian dan dilakukan analisis.
Kriteria inklusi pnelitian adalah klien dengan nyeri post operasi BPH dalam
keadaan sadar atau tidak dalam pengaruh obat Anestesi, sedangkan kriteria ekslusif
penelitian adalah pasien yang tidak mau dilakukan terapi relaksasi benson.

Seminar Nasional Kesehatan, 2021 Page 1275


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 2021
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

3. Hasil dan Pembahasan


Hasil
Hasil literature review pada penulisan ini menampilkan Distribusi Karakteristik
responden, dari ketiga artikel didapatkan dua artikel memaparkan karakteristik tingkat
pendidikan responden, sedangkan artikel kesatu tidak memaparkan karakteristik
tingkat pendidikan. Karakteristik responden secara lengkap dapat dilihat dalam tabel
3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Distribusi Karakteristik responden Berdasarkan tingkat pendidikan
Karakteristik Artikel 2 Artikel 3 Total
N = 11 N = 32 N = 43
N % N % n %

Tidak 5 45,5 0 0 5 11,63

Sekolah

SD 4 36,3 17 53,1 21 48,84

SMP 2 18,2 7 21,9 9 20,93

SMA 0 0 5 15,6 5 11,63

Sarjana 0 0 3 9,4 3 6,97

Berdasarkan tabel 3.1 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden 43.


Responden dengan tingkat pendidikan Tidak Sekolah dengan responden 5 (11,63%),
tingkat pendidikan SMP dengan responden 9 (20,93%), tingkat pendidikan SD dengan
responden 21 (48,84%), tingkat pendidikan SMA dengan responden 5 (11,63), dan
yang berpendidikan sarjana yaitu 3 responden (6,97%). Berdasarkan tingkat
pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SD.

Tabel 3.2 Distribusi Tingkat Intensitas Nyeri berdasarkan Responden sebelum dan
sesudah di berikan terapi teknik relaksasi benson.

Artikel Variabel Relaksasi Mean p-value

Benson

Artikel 1 Sebelum diberikan 6,71 0,000

n= 30 Sesudah diberikan 1,53

Artikel 2 Sebelum diberikan 5,27 0,000

n= 11 Sesudah diberikan 3,82

Artikel 3 Sebelum diberikan 5,57 0,000

n= 5 Sesudah diberikan 1,43

Total Sebelum diberikan 6,24 P 0,000

n = 46 Sesudah diberikan 2,07

Seminar Nasional Kesehatan, 2021 Page 1276


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 2021
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Berdasarkan pada tabel 3.2 didapatkan rata-rata skala nyeri sebelum dan sesudah
diberikan terapi relaksasi benson pada artikel 1 didapatkan nilai rata-rata sebelum
diberikan terapi relaksasi benson sebesar 6,71 dan sesudah diberikan terapi relaksasi
benson sebesar 1,53 dengan p=0,000. Pada artikel 2 didapatkan nilai rata-rata sebelum
diberikan terapi relaksasi benson 5,27 dan sesudah diberikan terapi relaksasi benson
sebesar 3,82 p=0,000. Sedangkan pada artikel 3 didapatkan nilai rata-rata sebelum
diberikan terapi relaksasi bensonsebesar 5,57 dan sesudah diberikan terapi relaksasi
benson sebesar 1,43 p=0,000. Hasil dari ketiga artikel penelitian diatas menunjukkan
nilai rata-rata nyeri sebelum diberikan terapi relaksasi benson 6,24 dan sesudah
diberikan terapi relaksasi benson 2,07 dengan analisa data p-value 0,000. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terapi teknik relaksasi benson efektif untuk menurunkan nyeri
pada pasien fraktur tertutup.

Pembahasan
Hasil review berdasarkan tabel 3.1 didapatkan karakteristik tingkat pendidikan
responden. Pada artikel 1 keterbatasannya tidak memaparkan tingkat pendidikan. Pada
artikel 2 terdapat 11 responden mulai dari tingkat pendidikan Tidak Sekolah berjumlah
5 responden, SD berjumlah 4 responden, SMP berjumlah 2 responden. Pada artikel ke
3 terdapat 32 responden mulai dari tingkat pendidikan SD berjumlah 17 responden,
SMP berjumlah 7 responden, SMA berjumlah 5 responden, Sarjana berjumlah 3
responden. Berdasarkan kedua literature menujukkan responden sebagian besar
berpendidikan SD sedangakan sebagian kecil berpendidikan sarjana. [9] menyatakan
bahwa semakin tinggi pendidikan maka akan memacu pola hidup responden yang lebih
sehat. Hal ini sejalan dengan penelitian [10] menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka dia akan berperilaku positif karena pendidikan yang
diperoleh dapat meningkatkan pemahaman dalam diri seseorang.
Hasil review berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan bahwa rata-rata skala nyeri
setelah diberikan terapi relaksasi benson artikel 1 (1,53) artikel 2 (3,82) artikel 3 (1,43)
dengan rata-rata skala nyeri 2,07 yang merupakan kategori nyeri ringan. [6] tindakan
pembedahan dapat menyebabkan rasa nyeri sehingga dapat menimbulkan komplikasi
yang serius dan menghambat proses pemulihan pasien jika tidak dilakukan manejemn
nyeri dengan baik. Pasien yang dilakukan tindakan operasi mengalami nyeri akut
setelah operasi sekitar 80%. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian [11], yang
menjelaskan terdapat pengaruh yang signifikan pada teknik relaksasi benson terhadap
skala nyeri pada pasien post operasi.
Hasil dari ketiga artikel yang telah direview menunjukkan nilai rata-rata nyeri post
operasi BPH sebelum diberikan terapi relaksasi benson 6,24 dan sesudah diberikan
terapi relaksasi benson 2,07 yang berarti adanya penurunan nilai rata- rata nyeri
sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi benson pada pasien post operasi BPH.
Dapat disimpulkan dari penelitian ini adanya perbedaan yang signifikan antara skor
rata-rata dari sebelum dan setelah dilakukan intervensi.

4. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dari ketiga artikel
penelitian memiliki persamaan hasil yaitu relaksasi benson dapat menurunkan nyeri

Seminar Nasional Kesehatan, 2021 Page 1277


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 2021
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

pada pasien post operasi BPH. Hasil dari ketiga artikel penelitian diatas menunjukkan
nilai rata-rata nyeri sebelum diberikan terapi relaksasi benson 6,24 dan sesudah
diberikan terapi relaksasi benson 2,07 dengan analisa data p-value 0,000. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi relaksasi benson terhadap
penurunan nyeri pasien post operasi BPH.

Ucapan Terima Kasih


Dalam hal ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan artikel ini baik dukungan moral maupun
spiritual.

Referensi
[1] Prabowo & Pranata, (2014). “Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap
Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi Benigna Prostat Hyperplasia”. Jurnal
Kesehatan MIDWINERSLION. 3 (1), 12-16,2018.

[2] Samidah &Romadhon, (2015).”The Effect of Benson Relaxation Technique on a


Scale Of Postoperative Pain in Patients with Benign Prostat Hyperplasia.” Jurnal
Media Keperawatan Indonesia.2 (1), 1-9, 2019.

[3] Wijaya & Putra, 2013).”The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of
Postoperative Pain in Patients with Benign Prostat Hyperplasia.” Jurnal Media
Keperawatan Indonesia.2 (1), 1-9, 2019.

[4] Sampekalo, Manoarfa, & Salem, (2015).”The Effect of Benson Relaxation


Technique on a Scale Of Postoperative Pain in Patients with Benign Prostat
Hyperplasia.” Jurnal Media Keperawatan Indonesia.2 (1), 1-9, 2019.

[5] Amalia, (2010). ”The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of


Postoperative Pain in Patients with Benign Prostat Hyperplasia.” Jurnal Media
Keperawatan Indonesia.2 (1), 1-9,2019.

[6] Kneale & Peter, (2011).”The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale
Of Postoperative Pain in Patients with Benign Prostat Hyperplasia.” Jurnal Media
Keperawatan Indonesia.2 (1), 1-9, 2019.

[7] Solehati & Kosasih, (2015).”The Effect of Benson Relaxation Technique on a


Scale Of Postoperative Pain in Patients with Benign Prostat Hyperplasia.” Jurnal
Media Keperawatan Indonesia.2 (1), 1-9, 2019.

[8] Okoli & Schabram, (2010).A Guide to Connducting a Systematic Literature


Review of Information System Research. Sprout: Working papers on Information
System, 10(26). http://sprouts.aisnet.org/10-26

[9] Yusna (2010).Pengaruh Relaksasi Benson Dan Napas Dalam Terhadap Respon
Nyeri Pada Pasien Post Operasi TRUP Di RSUD Cengkareng Jakarta Barat

Seminar Nasional Kesehatan, 2021 Page 1278


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 2021
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

[10] Septiwi (2011).Pengaruh Relaksasi Benson Dan Napas Dalam Terhadap Respon
Nyeri Pada Pasien Post Operasi TRUP Di RSUD Cengkareng Jakarta Barat.

[11] Rasubala, Kumaat, & Mulyadi (2017), ”The Effect of Benson Relaxation
Technique on a Scale Of Postoperative Pain in Patients with Benign Prostat
Hyperplasia.” Jurnal Media Keperawatan Indonesia.2 (1), 1-9, 2019.

Seminar Nasional Kesehatan, 2021 Page 1279


Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 1, Maret 2018

PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP INTENSITAS NYERI


PASIEN POST OPERASI BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA

(The Effect of Benson Relaxation Therapy to Patients Post Surgery Pain Intensity Benign Prostate
HyperplasiaIn Kamboja Room General Hospital Buleleng)

Putu Indah Sintya Dewi1;Ni Made Dwi Yunica Astriani2


Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng
Email : indahsintya@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu penyakit pembesaran atau hipertrofi
dari prostat. Pembedahan terbuka (prostatectomy) adalah suatu tindakan pembedahan yang dilakukan
jika prostat terlalu besar diikuti oleh penyakit penyerta lainnya. Setiap tindakan pembedahan akan
timbul masalah infeksi luka akibat prosedur insisi. Luka ini akan merangsang terjadinya respon nyeri.
Penanganan non farmakologi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan terapi relaksasi benson.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh terapi relaksasi benson terhadap
intensitas nyeri pasien post operasi Benigna Prostat Hyperplasia di Ruang Kamboja RSUD Kabupaten
Buleleng. Metode: Jenis penelitian ini adalah Pra-Eksperimental One Group Pre-Post test design
dengan Uji Paired T-tes yang dilaksanakan di ruang Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng.
Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dengan teknik Acidental Sampling dengan jumlah
sampel 11 orang. Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan nilai p value 0,000 dimana p ˂ α (0,05) maka
Ha diterima. Kesimpulan: Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pemberian terapi relaksasi benson terhadap intensitas nyeri pasien post operasi benigna prostat
hyperplasia di ruang Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng.
Kata Kunci: terapi relaksasi benson, intensitas nyeri, pasien post operasi benigna prostat hyperplasia.

ABSTRACT
Background: Benign Prostate Hyperplasia (BPH) is a disease enlargement or hypertrophy of the
prostate. Open surgery (prostatectomy) is a surgery that is performed when the prostate is too large,
followed by other concomitant diseases. Each surgery will arise as a result of wound infection incision
procedures. These wounds will stimulate the pain response. Handling of non-pharmacological that
can be done is by benson relaxation therapy. The purpose of this study was to analyze the effect of
benson relaxation therapy to patients postoperative pain intensity Benign Prostate Hyperplasia in
Kamboja Room at Buleleng General Hospital. Methods: The study is a Pre-Experimental One Group
Pre-Post test design to test Paired t-tests were carried out in Cambodia space Buleleng General
Hospital. Collecting data using observation sheet with Acidental Sampling technique with a sample of
11 people. Results: From the results, p value 0.000 where p ˂ α (0.05) so Ha is received. Conclusion:
From the results obtained it can be concluded that there is the effect of benson relaxation therapy to
patients postoperative pain intensity Benign Prostatic Hyperplasia in Kamboja Room space Buleleng
General Hospital.

Keywords: benson relaxation therapy, intensity of pain, postoperative patients of benign prostatic
hyperplasia

PENDAHULUAN yang cenderung kearah depan atau menekan


Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) vesika urinaria (Prabowo & Pranata, 2014).
adalah suatu penyakit pembesaran atau Menurut Price & Wilson (2006) BPH
hipertrofi dari prostat. Hiperplasia merupakan adalah penyakit yang disebabkan oleh
pembesaran ukuran sel (kualitas) dan diikuti penuaan. Tanda klinis BPH biasanya muncul
oleh penambahan jumlah sel (kuantitas). BPH pada lebih dari 50% laki-laki yang berusia 50
seringkali menyebabkan gangguan dalam tahun ke atas. Hiperplasia prostatik adalah
eliminasi urine karena pembesaran prostat pertumbuhan nodul-nodul fibriadenomatosa
majemuk dalam prostat, pertumbuhan tersebut

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 12
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 1, Maret 2018

dimulai dari bagian periuretral sebagai biasa diberikan dalam rentang waktu 5- 15
proliferasi yang terbatas dan tumbuh dengan menit (Andarmoyo, 2013).
menekan kelenjar normal yang tersisa. Teknik relaksasi saat ini terus
Penyebab BPH kemungkinan berkaitan dengan dikembangkan menjadi beberapa teknik, salah
penuaan dan disertai dengan perubahan satunya adalah relaksasi benson. Relaksasi
hormon. Dengan penuaan, kadar testosteron Benson adalah metode teknik relaksasi yang
serum menurun dan kadar estrogen serum diciptakan oleh Herbert Benson, seorang ahli
meningkat. Terdapat teori bahwa rasio peneliti medis dari Fakultas Kedokteran
estrogen atau androgen yang lebih tinggi akan Harvard yang mengkaji beberapa manfaat doa
merangsang hiperplasia jaringan prostat. dan meditasi bagi kesehatan. Relaksasi Benson
Pembedahan terbuka (prostatectomy) merupakan salah satu teknik relaksasi
adalah suatu tindakan pembedahan yang sederhana, mudah pelaksanaannya, dan tidak
dilakukan jika prostat terlalu besar diikuti oleh memerlukan banyak biaya. Relaksasi ini
penyakit penyerta lainnya, dan adanya merupakan gabungan antara teknik respons
adenoma yang besar. Pembedahan relaksasi dan sistem keyakinan individu atau
direkomendasikan pada pasien BPH yang tidak faith factor. Fokus dari relaksasi ini pada
menunjukkan perbaikan setelah terapi ungkapan tertentu yang diucapkan berulang-
medikamentosa (Prabowo & Pranata, 2014). ulang dengan menggunakan ritme yang teratur
Menurut Potter & Perry (2006) setiap disertai sikap yang pasrah. Ungkapan yang
tindakan pembedahan akan timbul masalah digunakan dapat berupa nama-nama Tuhan
infeksi luka akibat prosedur insisi. Luka ini atau kata-kata yang memiliki makna
akan merangsang terjadinya respon nyeri. menenangkan bagi pasien itu sendiri. Empat
Nyeri merupakan perasaan yang tidak elemen dasar agar teknik relaksasi benson
menyenangkan bagi sebagian orang. Nyeri berhasil dalam penerapannya adalah
sering kali dikaitkan dengan kerusakan pada lingkungan yang tenang, secara sadar pasien
tubuh yang merupakan peringatan terhadap dapat mengendurkan otot-ototnya, pasien dapat
adanya ancaman yang bersifat aktual atau memusatkan diri selama 10-15menit pada
potensial. Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri ungkapan yang telah dipilih, dan pasien
merupakan salah satu kebutuhan dasar yang bersikap pasif terhadap pikiran-pikiran yang
merupakan tujuan diberikannya asuhan mengganggu(Solehati & Kosasih, 2015).
keperawatan pada pasien. Penting bagi perawat Berdasarkan studi pendahuluan tanggal
untuk memahami makna nyeri bagi setiap 5 Juni 2016 di Ruang Kamboja RSUD
individu. Kabupaten Buleleng didapatkan pasien bedah
Strategi penangan nyeri atau lebih dengan kategori prostatektomi meningkat
dikenal dengan manajemen nyeri adalah suatu setiap tahunnya. Pada tahun 2013 terdapat 105
tindakan untuk mengurangi nyeri. kasus, tahun 2014 meningkat menjadi 108
Penatalaksanaannya sendiri dibagi menjadi dua kasus, di tahun 2015 terdapat 112 kasus
yaitu penatalaksanaan nyeri farmakologi dan dengan Benigna Prostat Hiperplasia. Data di
non farmakologi. Manajemen nyeri dapat tahun 2016 pada bulan Januari saja terdapat 10
dilakukan oleh berbagai disiplin ilmu kasus. Masalah keperawatan utama yang
diantaranya adalah dokter, perawat, bidan, dihadapi pasien post operasi prostatektomi di
fisioterapis, pekerja sosial, dan masih banyak ruang Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng
lagi disiplin ilmu yang dapat melakukan adalah nyeri akut. Meskipun sudah diberikan
manajemen nyeri (Andarmoyo, 2013). tindakan manajemen nyeri dengan farmakalogi
Salah satu teknik yang sering 8 dari 10 pasien (80%) menyatakan masih
digunakan dalam penangan nyeri adalah teknik merasakan nyeri dengan intensitas sedang dan
relaksasi. Relaksasi adalah suatu tindakan 2 pasien (20%) menyatakan merasakan nyeri
untuk membebaskan mental dan fisik dari ringan. Dari hasil wawancara dengan salah
ketegangan dan stres sehingga dapat satu pasien post operasi prostatektomi
meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik diperoleh informasi bahwa setelah
relaksasi yang sederhana terdiri atas napas pembedahan klien menyatakan mengalami
abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. nyeri di sekitar luka post operasi. Selama
Pasien dapat memejamkan mata dan bernafas perawatan klien mendapatkan tindakan rawat
dengan perlahan dan nyaman. Irama yang luka dan obat-obatan yang digunakan untuk
konstan dapat dipertahankan dengan meringankan nyeri yang di rasakan tanpa ada
menghitung dalam hati dan lambat bersama penanganan dengan teknik non farmakologi.
setiap inhalasi dan ekshalasi. Terapi relaksasi

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 13
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 1, Maret 2018

Berdasarkan uraian di atas, peneliti sebelum pemberian relaksasi benson adalah


tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh 5,27 (nyeri sedang), Standar Deviation 0,786,
terapi relaksasi benson terhadap intensitas dan Standar Error Mean 0,237.
nyeri pasien post operasi benigna prostat Tabel 4 Kriteria Intensitas Nyeri pada Pasien
hyperplasia di ruang Kamboja RSUD Post Operasi BPH sesudah diberikan Relaksasi
Kabupaten Buleleng. Benson
Std. Std. Error
Data Mean N
METODE PENELITIAN Deviation Mean
Penelitian ini merupakan penelitian Pra Postest 3.82 11 .982 .296
Eksperimen yaitu menggunakan rancangan
One Group Pre-Test Post-Test dimana Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
penelitian ini dilakukan dengan cara bahwa rata-rata intensitas nyeri responden rata-
memberikan Pre-Test terlebih dahulu sebelum rata intensitas nyeri pasien post operasi BPH
diberikan intervensi, setelah itu diberikan sesudah pemberian relaksasi benson adalah
intervensi, kemudian dilakukan Post-Test. 3,82 (nyeri ringan), Standar Deviation 0,982,
dan Standar Error Mean 0,296.
HASIL PENELITIAN Tabel 5 Hasil Analisa Nilai Pre dan Post Test
1. Karakteristik Berdasarkan Umur Tabel dengan Uji Paired t-Test
1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Pasien Post Operasi BPH di ruang Kamboja
RSUD Kabupaten Buleleng
Variabel Umur Umur Mean Jumlah
Minimum Maximum (N)
Umur 51 76 64.91 11
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari uji yang dilakukan dengan
bahwa usia rata-rata responden adalah 64,91, menggunakan uji paired t-test menunjukan
dengan umur tertinggi yaitu 76 tahun dan bahwa hasil sig. (2-tailed) atau nilai p 0.000
terendah 51 tahun. dan nilai thitung 9,283 > nilai ttabel 2,228 karena
2. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<α) maka
Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan hipotesis nol (H0) ditolak sehingga dapat
Pendidikan Pasien Post Operasi BPH di ruang disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi
Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng relaksasi benson terhadap intensitas nyeri
Pendidikan Frekuensi Persentase (%) pasien post operasi BPH di Ruang Kamboja
TS (Tidak Sekolah) 5 45.5 RSUD Kabupaten Buleleng.
SD 4 36.4
SMP 2 18.2 PEMBAHASAN
Total 11 100 Sebelum diberikan terapi relaksasi benson
Dari tabel 2 karakteristik latar pada klien post operasi BPH di ruang Kamboja
belakang pendidikan responden sebagian besar RSUD Kabupaten Buleleng, peneliti
responden memiliki riwayat pendidikan tidak melakukan komunikasi untuk menumbuhkan
sekolah yaitu 5 orang (45,5%) dan sebagian hubungan saling percaya antara responden
kecil memiliki riwayat pendidikan SMP yaitu 2 dengan peneliti. Serta melakukan penilaian
orang (18,2%) dan 4 orang (36,4%) memiliki terhadap intensitas nyeri yang klien alami
riwayat pendidikan SD. dengan mengisi lembar observasi Bourbanis.
3. Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Dari skor yang diperoleh, didapatkan bahwa
Sesudah Diberikan Terapi dari 11 responden rata-rata intensitas nyeri
Tabel 3 Kriteria Intensitas Nyeri pada Pasien pasien post operasi BPH sebelum pemberian
Post Operasi BPH sebelum diberikan Relaksasi relaksasi benson adalah 5,27 (nyeri sedang),
Benson Standar Deviation 0,786, dan Standar Error
Std. Std. Error Mean 0,237.
Data Mean N
Deviation Mean Setelah diberikan terapi relaksasi
Pretest 5.27 11 .786 .237 benson selama 10 menit 2 kali dalam sehari
(pagi dan sore) selama 2-4 hari pada pasien
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan post operasi BPH, peneliti melakukan
bahwa rata-rata intensitas nyeri responden rata- penilaian terhadap intensitas nyeri dengan
rata intensitas nyeri pasien post operasi BPH menggunakan lembar observasi Bourbanis.

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 14
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 1, Maret 2018

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 11 spinalis, talamus, dan sistem limbik. Teori
responden rata-rata intensitas nyeri pasien post ini mengatakan bahwa impuls nyeri akan
operasi BPH sesudah pemberian relaksasi merangsang sel T di kornu dorsalis
benson adalah 3,82 (nyeri ringan), Standar kemudian naik menuju medula spinalis dan
Deviation 0,982, dan Standar Error Mean
ke otak ketika gerbang pertahanan terbuka
0,296.
sehingga nyeri dirasakan dan implus nyeri
Relaksasi benson adalah teknik
relaksasi yang diciptakan oleh Herbert Benson. tidak dapat dirasakan atau dihambat ketika
Relaksasi benson merupakan relaksasi yang gerbang pertahanan tertutup. Upaya untuk
menggabungkan antara teknik respons menutup pertahanan tersebut merupakan
relaksasi dan system keyakinan individu atau terapi dasar dalam mengurangi nyeri.
faith factor (difokuskan pada ungkapan Ketika relaksasi mengalihkan pikiran,
tertentu berupa nama-nama Tuhan, atau kata talamus akan menengahi perhatian secara
yang memiliki makna menenangkan bagi selektif ke kortek prefrontal untuk merubah
pasien itu sendiri) yang diucapkan berulang- suara-suara terhadap rangsangan nyeri
ulang dengan ritme teratur disertai sikap sehingga menghambat impuls nyeri.
pasrah. Relaksasi bertujuan untuk mengatasi Kemudian otak sebagai penghambat
atau mengurangi kecemasan, menurunkan
impuls menutup pintu transmisi pada
ketegangan otot dan tulang, serta secara tidak
langsung dapat mengurangi nyeri dan impuls noxius sehingga impuls nyeri tidak
menurunkan ketegangan yang berhubungan dapat dirasakan atau dihambat, dan alur
dengan fisiologi tubuh. Pelatihan relaksasi serabut saraf desenden melepaskan opioid
bertujuan untuk melatih pasien agar dapat endogen seperti endorfin dan dimorfin
mengkondisikan dirinya untuk mencapai suatu sebagai penghambat nyeri alami yang
keadaan rileks. Pada saat seseorang sedang berasal dari tubuh. Neuromodulator
mengalami ketegangan dan kecemasan, saraf inimenutup mekanisme pertahanan dengan
yang bekerja adalah system saraf simpatis menghambat pelepasan substansi P(Benson
(berperan dalam meningkatkan denyut dan Proctor, 2000 dalam Solehati &
jantung). Pada saat relaksasi yang bekerja
Kosasih, 2015).
adalah system saraf parasimpatis. Dengan
demikian, relaksasi dapat menekan rasa tegang
SIMPULAN DAN SARAN
dan rasa cemas dengan cara resiprok (saling
Simpulan
berbalasan) sehingga timbul counter
Berdasarkan dari hasil penelitian dan
conditioning dan penghilangan nyeri serta
pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan
kecemasan yang dialami seseorang (Solehati &
sebagai berikut:
Kosasih, 2015).
Sebelum diberikan Terapi Relaksasi
Hasil uji analisa data dengan
Benson padaklien post operasi BPH di Ruang
menggunakan uji paired t-test menunjukan
Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng rata-rata
bahwa nilai thitung > ttabel (9,283 > 2,228) dan
tingkat nyeri pada klien yang diukur
nilai p < α (0.000 < 0.05) dengan demikian
menggunakan lembar observasi Bourbanis
maka hipotesis nol (H0) ditolak, yang artinya
yaitu 5,27 (nyeri sedang), Standar Deviation
ada pengaruh terapi relaksasi benson terhadap
0,786, dan Standar Error Mean 0,237 dari 11
penurunan intensitas nyeri pasien post operasi sampel yang digunakan.
BPH di ruang Kamboja RSUD Kabupaten
Sesudah diberikan Terapi Relaksasi
Buleleng.
Benson padalansia klien post operasi BPH di
Efek relaksasi benson terhadap Ruang Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng
nyeri post operasi yaitu menghambat rata-rata tingkat nyeri pada klien yang diukur
impuls noxius pada sistem kontrol gerbang menggunakan lembar observasi Bourbanis
(gate control theory). Dalam teori kontrol yaitu 3,82 (nyeri ringan), Standar Deviation
gerbang dari Melzaks dan 0,982, dan Standar Error Mean 0,296 dari 11
Wallmengusulkan bahwa impuls nyeri responden.
dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme Hasil uji analisa data dengan
pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. menggunakan uji paired t-test menunjukan
Mekanisme pertahanan dapat ditemukan di bahwa hasil sig. (2-tailed) atau nilai p 0.000
dan nilai thitung 9,283 > nilai ttabel 2,228 karena
sel-sel substansi gelatinosa di dalam
nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<α) maka
kornus dorsalis pada medula

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 15
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 1, Maret 2018

hipotesis nol (H0) ditolak sehingga dapat DAFTAR PUSTAKA


disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi
relaksasi benson terhadap intensitas nyeri Andarmoyo, S. 2013. Konsep dan Proses
pasien post operasi BPH di Ruang Kamboja Keperawatan Nyeri. Cetakan pertama,
RSUD Kabupaten Buleleng. Jogjakarta: AR-Ruzz Media.
Saran
Penelitian ini diharapkan dapat Potter & Perry. 2006. Buku Ajar
menambah pengetahuan kepada peserta didik Fundamental Keperawatan :
tentang pengaruh terapi relaksasi benson Konsep, Proses dan Praktik. Volume
terhadap intensitas nyeri pasien post operasi 2. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku
Benigna Prostat Hyperplasia. Hasil penelitian Kedokteran EGC.
dan prosedur pelaksanaan teknik terapi
relaksasi benson dapat digunakan sebagai Prabowo & Pranata. 2014. Buku Ajar
masukan bagi perawat, bidan dan tenaga Asuhan Keperawatan Sistem
kesehatan lainnya dalam menangani intensitas Perkemihan. Yogyakarta: Nuha
nyeri pada pasien post operasi Benigna Prostat Medika.
Hyperplasia serta dapat digunakan sebagai
acuan dalam meningkatkan keterampilan Price & Wilson. 2006. Patofisiologi
perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya Konsep Klinis Proses-proses
dalam memberikan asuhan pada klien post Penyakit. Volume 2. Edisi
operasi Benigna Prostat Hyperplasia yang 6. Jakarta: Penerbit Buku
mengalami nyeri. Hasil dari penelitian ini Kedokteran EGC.
diharapkan dapat menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai pemberian terapi Solehati & Kosasih. 2015. Konsep &
relaksasi benson terhadap intensitas nyeri pada Aplikasi Relaksasi. Bandung:
pasien post operasi Benigna Prostat Refika Aditama.
Hyperplasia. Serta sebagai dasar ilmiah dalam
melakukan penelitian.

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 16
EFEKTIFITAS RELAKSASI BENSON TERHADAP
PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST
OPERASI BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA (BPH)
Adi Bambang Pujiarto1
Politeknik Yakpermas Banyumas, Diploma III Keperawatan
Email : jurnalyakpermas@gmail.com

Eko Julianto2
Politeknik Yakpermas Banyumas, Diploma III Keperawatan
Email : jurnalyakpermas@gmail.com

Roni Purnomo3
Politeknik Yakpermas Banyumas, Diploma III Keperawatan
Email : jurnalyakpermas@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang : Setiap tindakan pembedahan akan menimbulkan rasa nyeri, salah satu tindakan
non farmakologi untuk menangani nyeri adalah teknik relaksasi Benson.Tujuan : Untuk
mengetahuiapakah ada pengaruh dari relaksasi benson terhadap penurunan intensitas nyeri pada
pasien post operasi BPH.Metode : Desain yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah
ini adalah penelitian kepustakaan, sumber data sekunder dimana peneliti memperoleh sumber
utama dari literature-literatur yang berkaitan dengan fokus kajian dari tahun 2010-2019 dengan
menggunakan jurnal dan buku-buku yang membahas tentang relaksasi Benson, nyeri, dan
pembedahan BPH yang dijadikan sebagai refernsi, hanya dua jurnal yang dijadikan landasan
teori. Hasil ulasan literatur : jurnal pertama didapatkan hasil dari jumlah 32 responden dengan
keluhan nyeri, sebelum dilakukan relaksasi Benson nyeri ringan 9,4% dan nyeri sedang 90,6%
setelah dilakukan relaksasi Benson nyeri ringan 71,9% dan nyeri sedang 28% .sedangkan jurnakl
ke dua 11 responden rata rata intensitas nyeri post operasi BPH sebelum pemberian relaksasi
Benson adalah 5,27(nyeri sedang) sesudah dilakukan relaksasi Benson adalah 3,82 (nyeri ringan)
Kesimpulan : Terdapat pengaruh relkasasi Benson terhadap penurunan intensitas nyeri

Kata Kunci: : relksasi benson, nyeri, post operasi BPH

ABSTRACT
Background : any surgical action will cause pain, one of the non pharmakological actions to treat
pain is the benson relaxtion technique . Goal : Find out if there is any influence of the benson
relaxtion on the paint intensity of the paints post surgery Method : The design used in This
research is literature researchers, date sources are dwerived from secondary date where researchers
acquire the main sources of the literature realting to the focus of the study from 2010-2019 using
jurnals and books discussing the relaktion of benson , pain and BPH surgery that are used as the
basis of theory. Revewof the literature : the first journal obtained resoult from the number of 32
respondents with a pain. Prior to relaxtion benson mild pain of 9,4% and moderate pain of 90,6%
after the relaxtion benson’s mild pain was 71,95 and a moderate pain 28% . While and the scond
journal of 11 respondents average pain intensity patiens post surgery BPH befor the
administration of the benson was 5.27 after giving benson relaxtion is 3,825 mild pain Conclusioan
: there is a Benson realxtion influence on the decline of pain intensity

Keywords: relaxtion benson, pain, post surgery BPH.

ISSN 2502-1524 Page | 59


Adi Bambang Pujiarto : Efektifitas Relaksasi Benson Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Benigna Prostat Hyperplasia (BPH)

PENDAHULUAN TURP BPH pada tahun 2013 terdapat


Salah satu teknik yang sering sebanyak 179 kasus dan meningkat
digunakan dalam penangan nyeri pada tahun 2014 sebanyak 185 kasus.
adalah tehnik relaksasi. Relaksasi Sedangkan jumlah data sekunder di
adalah suatu tindakan untuk jawa tengah di yang diperoleh dari
membebaskan mental dan fisik dari peneliti dari rekam medis dalam 10
ketegangan dan steres sehingga dapat besar kasus dalam 3 bulan terahir, dari
meningkatkan toleransi terhadap bulan Agustus sampai November 2011
nyeri. Relaksasi sederhana terdiri atas di ruang Instalasi Bedah Sentral
napas abdomen dengan frekuensi Rumah Sakit Pku Muhammadiyah
lamabat berirama. Surakarta, kusus urology menempati
Teknik relaksasi saat ini terus urutan ke 3 setelah kasus obgyn dan
dikembangkan menjadi beberapa kasus bedah dengan jumlah 65 pasien.
teknik, salah satunya adalah teknik Dari data tersebut 45% adalah
relaksasi Benson. Relaksasi Benson tindakan operasi TURP BPH.
adalah metode teknik relaksasi yang Sedangkan di Bnyumas jumlah BPH
diciptakan oleh Harbeter Benson, ia yang dilakukan TURP tahun 2014 di
merupakan seorang ahli peneliti medis Rumah Sakit Prof. Dr. Margono
dari fakultas kedokteran Havard yang Soekarjo Purwokerto sejumlah 154
mengkaji beberapa manfaat dari doa penderita.
dan meditasi bagi kesehatan. Relaksasi Tindakan yang sering dilakukan
Benson merupakan salah satu teknik untuk jangka panjang pada pasien
relaksasi sederhana dan mudah BPH adalah denagn melakukan
pelaksaannya. Relaksasi ini pembedahan. salah satu tindakan
merupakan gabungan antara respon pembedahan yang dilakukan adalah
relaksasi dan sistem keyakinan Transurethral Resection Of The
individu. Fokus relaksasi ini pada Prostat (TURP) yang prosedur
ungkapan tertentu yang diucapkan pembedahanya memasukan
berulang dengan menggunakan ritme resektoskopi melalui uretra untuk
yang teratur dan disertai sikap pasrah. mengeksisi dan mengekauterisasi atau
Ungkapan yang digunakan dapat mereseksi klenjar prostat yang
berupa nama-nama tuhan atau kata- mengalami obstruksi. prosedur
kata yang memiliki makna tersebut menimbulkan nyeri pada luka
menenangkan bagi pasien. Terdapat bedah post bedah (Purnomo, 2011).
empat eleman dasar agar penerapan Menurut Potter & Perry (2009)
relaksasi Benson dapat berhasil yaitu setiap pembedahan akan timbul
lingkungan yang tenang, secara sadar masalah infeksi luka akibat prosedur
10-15 menit pada ungkapan yang telah insisi. Luka ini akan merangsang
dipilih, dan pasien bersikap pasif pada terjadinya respon nyeri. Nyeri
pikiran yang menggangu merupakan perasaan yang tidak
(Solehati&kosasih, 2015). menyenangkan bagi sebagian orang,
Angka kejadian pembedahan nyeri sering kali dikaitkan dengan
Transurethral Resection Of The kerusakan pada tubuh yang
Prostat (TURP) BPH di Indonesia di merupakan peringatan terhadap
RSUP Dr. M. Djamil Padang terdapat adanya ancaman yang bersifat aktual
peningkatan kasus yang dilakukan atau potensial.

ISSN 2502-1524 Page | 60


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 3 Nomer 2 2018 Halaman : 59-65

Strategi penanganan nyeri yang METODE PENELITIAN


lebih dikenal dengan manjemen nyeri Jenis penelitian yang digunakan
yaitu suatu tindakan untuk oleh peneliti : penelitian kepustakaan,
mengurangi nyeri. Penangan nyeri waktu : 20 April 2020 -10 Mei 2020,
dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber data : 2 jurnal, metode
penatalaksaan nyeri farmakologi dan pengumpulan data : dokumentasi dan
non farmakolgi (Andamaryomo 2013). studi literatur, metode analisa data :
Penelitian yang dilakukan oleh metode analisis deskriptif, prosedur
Putu Indah Sintya Dewi,dkk (2018), penelitian : organize, synthesize,
menjelaskan bahwa ada pengaruh identity.
terapi relaksasi Benson terhadap
penurunan intensitas nyeri pada HASIL
pasien pasca bedah benigna prostat Hasil penelitian yang sudah
hyperpalsia (BPH). Penelitian lain dilakukan oleh Arifianto ,Dewi Nur
yang menukung menurut Sueb,dkk Arifin, Novita Diana
(2018), menyimpulkan bahwa Wulansari(2019), pada jurnal yang
kombinasi terapi relaksasi Benson dan berjudul ” The Effect Relaxtion
pemberian analgestik dapat Technique On A Scale Of
menurunkan intensitas nyeri pada Postoperative Pain In Patient With
pasien pasca bedah TURP secara Benign Prostat Hyperplasia at RSUD
bermakna dibandingkan pada pasien dr. Soewondo Kendal “karakteristik
paska bedah TURP yang hanya responden berdasarkan umur
diberikan analgesik. Relaksasi Benson kelompok perlakuan 32 orang
sangat mudah diaplikasikan sehingga responden dari kelompok perlakuan
perawat bisa menggunakanya sebagai didapatkan data responden lebih
salah satu standar oprasional prosedur dominan usia diatas 60 yaitu 21
menejemen nyeri di ruang bedah. responden atau 65,6% dengan
Dismpaikan juga oleh Arifanto dkk pendidikan SD sebanyak 17
(2019), yaitu bahwa terdapat pengaruh responden atau 53,1%, dengan
relaksasi Benson terhadap sekala nyeri pekerjaan sebagai petani sebanyak 13
pada pasien post bedah benign prostat responden atau 40,6%, sedangkan
hyperplasia di ruang kenanga RSUD jurnal yang berjudul “Pengaruh
Dr. H Soewondo Kendal. Terapi Relaksasi Benson Terhadap
Dari penelitian diatas dapat Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi
disimpulkan bahwa relaksasi Benson Benigna Prostat Hyperplasia (BPH)”,
mempunyai manfaat penurunan menunjukkan bahwa usia responden
intensitas nyeri pada pasien pasca rata rata adalah 64,5% dengan umur
bedah benigna prostat hyperpalsia. tertinggi 76 tahun dan terendah 51
Pada kesempatan kali ini penelitian tahun dengan pendidikan terbanyak
akan berfokus pada bagaimanakah tidak sekolah dengan jumlah 5 atau
literatur review mengenai pengaruh 45%. Berdasarkan data kedua jurnal
relaksasi benson terhadap penurunan tersebut usia yang terkena BPH dan
intensitas nyeri pada pasien pasca dilakukan operasi di atas usia 40
bedah benigna prostat hyperpalsia. tahun, ini sesuai dengan teori dari
(Nursalam & Battica 2009) yaitu
umur sangat erat kaitanya dengan

ISSN 2502-1524 Page | 61


Adi Bambang Pujiarto : Efektifitas Relaksasi Benson Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Benigna Prostat Hyperplasia (BPH)

proses penuaan, perubahan karena setelah diberikan relaksasi nyeri


pengaruh umur yang sudah tua responden rata rata 3,82 (nyeri
menurunkan kemampuan bulibuli ringan),standar deviation 0,982, dan
dalam mempertahankan aliran urin standar error mean 0,296 . hal ini
pada proses adaptasi oleh adanya dapat diartikan bahwa ada pengaeruh
obstruksi karena adanya pembesaran relaksasi Benson terhadap penurunan
Benigna Prostat Hyperplasia (BPH) nyeri hal ini sesuai dengan teori dari
sehingga menimbulkan gejala. Sesuai Sunaryo dan Lestari (2015) yang
dengan bertambahnya umur, kadar menjelskan bahwa konsep dari Herbet
testoteron mulai menurun secara Benson apabila melakukan relaksasi
perlahan pada usia 30 tahun keatas selama 15 menit maka akan
dan turun lebih cepat pada usia 60 menyebabkan aktivitas saraf simpatik
tahun keatas. salah satu tindakan yang dihambat sedangkn saat pasien
biasa dilakukan untuk mengatasi hal relaksasi yang bekerja sistem saraf
tersebut yaitu pembedahan, parasimpatis yang akan menyebabkan
pembedahan yang dilakukan adalah penurunan terhadap konsumsi oksigen
Transurethral Resection Of The oleh tubuh selanjutnya otot-otot tubuh
Prostat (TURP) yang prosedur menjadi rileks sehingga menimbulkn
pembedahanya memasukan tenang dan nyaman dengan demikian
resektoskopi melalui uretra untuk relaksasi Benson menekan rasa nyeri.
mengeksisi dan mengekauterisasi atau Dari hasil penelitian dan sumber-
mereseksi klenjar prostat yang sumber yang terkait didapatkan
mengalami obstruksi. prosedur bahwa adanya pengaruh relasaski
tersebut menimbulkan nyeri pada luka Benson terhadap penurunan nyeri
bedah post bedah (Purnomo, 2011). pada pasien post operasi Benigna
Berdasarkan hasil penelitian Prostat Hyperplasia.
yang dilakukan Arifianto (2019)
sebelum pemberian tehnik relaksasi TABEL 1
Benson sebagian besar responden PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
mengalami nyeri sedang 29
responden (90,6%) dan setelah
pemberian terapi mengalmi
penurunan nyeri ringan sebanayak 23
responden (71,9%) yang tidak
mengalmi penurunan nyeri 5
responden, hasil uji wilcoxen
didapatkan hasil p valve 0,005< 0.05
maka ho ditolak dan ha diterima ini
menunjukan bahwa ada pengaruh
relaksasi benson terhadap
penuruanan nyeri . Sedangkan jurnal
dari Putu Indah Sintya Dewi (2018)
rata rata intensitas nyeri sebelum
pemberin relaksasi Benson adalah
5,27 (nyeri sedang) setandar deviation
0,786 dan standar error mean 0,237,

ISSN 2502-1524 Page | 62


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 3 Nomer 2 2018 Halaman : 59-65

pengetahuan tentang pengaruh


relaksasi Benson terhadap
penurunan nyeri pada pasien post
operasi Benigna Prostat
Hyperplasia (BPH).
2. Bagi penelitian lain
Hasil penelitian ini diharapkan
SIMPULAN
dapat menambah wawasan dan
Hasil penelitian yang dilakukan
menelaah literature tentang terapi
oleh Arifianto (2019), memperloeh
relaksai benson terhadap
hasil niali p volve sebesar 0,000 <
penurunan nyeri pada pasien post
0,05 yang berarti Ho ditolak
operasi BPH
sedangkan Ha diterima, sehingga
disimpulkan ada pengaruh terapi
relaksasi Benson terhadap sekala
nyeri pada pasien post operasi
Benigna Prostat Hyperplasia (BPH). UCAPAN TERIMA KASIH
Saya mengucapkan terimakasih
Hasil penelitian yang dilakukan
kepada:
oleh Putu Indah Sintya Dewi (2018)
1. Allah SWT yang memberikan
yaitu hasil uji analisa data dengan
rahmat dan hidayahnya sehingga
menggunakan uji Paird t-test
penulis dapat menyelsaikan karya
menunjukan bahwa hasil sig.(2 taild )
tulis ilmiah ini.
atau nilai p 0.000 dengan nilai thitung
2. Rahaju Ningtyas, S.kp., M.Kep
9.283> nilai thitung 2,228 karena nilai p
selaku Direktur Akademi
lebih kecil maka hipotesis nol Ho
Keperawatan Yakpermas
ditolak sehingga disimpulkan bahwa
Banyumas.
ada pengaruh relaksai Benson
3. Eko Julianto, A.Kep, Spd, M.Kes
terhadap penurunan nyeri pasien post
selaku pembimbing utama yang
operasi Benigna Prostat Hyperplasia
telah menyediakan waktu, tenaga,
(BPH) di ruang Kamboja RSUD Kab.
dan pikiran untuk mengarahkan
Buleleng
saya dalam penyusunan Karya
Dari hasil penelitian dan sumber-
Tulis Ilmiah ini.
sumber yang terkait didapatkan bahwa
4. Ns. Roni purnomo M.Kep selaku
adanya pengaruh terapi relaksasi
pembimbing pendamping yang
Benson terhadap sekala nyeri pada
telah menyediakan waktu, tenaga,
pasien post operasi Benigna Prostat
dan pikiran untuk mengarahkan
Hyperplasia (BPH)
saya dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
SARAN
5. Orang tua dan keluarga saya yang
Berdasarkan kesimpulan hasil
telah memberikan bantuan
penelitian, adapun saran yang penulis
dukungan material dan moral.
sampaikan adalah sebagai berikut:
6. Sahabat saya yang telah
1. Bagi institusi pendidikan
memberikan dukungan semangat
Hasil penelitian ini diharapkan
dan menyediakan waktu untuk
dapat menjadi sumber literatur
bertukar pikiran dalam
untuk menyusun materi
pembelajaran dan juga menambah

ISSN 2502-1524 Page | 63


Adi Bambang Pujiarto : Efektifitas Relaksasi Benson Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Benigna Prostat Hyperplasia (BPH)

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Tingkat Depresi Lanjut


ini. Usia Awal (Early Old Age)
Umur 60-70 tahun di UPT
DAFTAR PUSTAKA Pelayanan Sosial Lanjut
Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Usia Jember. [diakses pada
Proses Keperawatan Nyeri. tanggal 28 Oktober 2020]
Cetakan pertama, https://repository.unej.ac.id/
Jogjakarta: AR-Ruzz handle/123456789/3236
Media.
Judha, Muhamad, Sudarti, Fauziah.
Arifianto, A., Aini, D. N., & Sari, N. (2012). Teori Pengukuran
D. W. (2019). The Effect of Nyeri & Nyeri Persalinan.
Benson Relaxation Yogyakarta: Nuha Medika.
Technique on a Scale of
Postoperative Pain in Notoatmodjo,s. (2012) metodologi
Patients with Benign penelitian kesehatan.
Prostate hyperplasia at Jakarta: Rinka Cipta
RSUD dr. H Soewondo
Nursalam, & Batticaca, F. B. (2009).
Kendal. Media
Asuhan Keperawatan Pada
Keperawatan
Pasien Dengan Gangguan
Indonesia, 2(1), 1-9.
Sistem Perkemihan. Jakarta:
[diakses pada tanggal 28
Salemba Medika.
Oktober 2020]
https://jurnal.unimus.ac.id/i Nursalam (2011). Konsep Dan
ndex.php/MKI/article/view/ Penerapan Metodologi
4509 Penelitian Ilmu
Keperawatan.
Benson dan Proctor. (2009).
Jakarta:Salemba Medika
Keimanan yang
Menyembuhkan Dasar- Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009).
dasar Respon Relaksasi. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep,
Dewi, P. I. S., & Astriani, N. M. Y.
Proses dan Praktik. Jakarta:
(2018). Pengaruh Terapi
EGC.
Relaksasi Benson Terhadap
Intensitas N Pasien Post Purnomo, B. B. (2011). Dasar-Dasar
Operasi Benigna Prostat Urologi Edisi3. Jakarta:
Hyperplasia. Midwinerslion Sagung Seto.
Jurnal Kesehatan, 3(1), 12
16. [diakses pada tanggal 29 Solehati & Kosasih. (2015). Konsep &
Oktober 2020] Aplikasi Relaksasi.
http://ejournal.stikesbulelen Bandung: Refika Aditama.
g.ac.id/index.php/Midwiner
slion/article/view/4 Sueb, S., & Triwibowo, C. (2018).
Pengaruh Relaksasi Benson
Inayati, N. (2013). Pengaruh Teknik terhadap Penurunan Nyeri
Relaksasi Benson Terhadap Paska Bedah pada Pasien

ISSN 2502-1524 Page | 64


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 3 Nomer 2 2018 Halaman : 59-65

Transurethral Resection of
the Prostate. Jurnal
Keperawatan
Soedirman, 11(3), 186-191.
[diakses pada tanggal 28
Oktober 2020]
http://www.jks.fikes.unsoed
.ac.id/index.php/jks/article/v
iew/647
Sunaryo, T., & Lestari , S. (2015,
November). Pengaruh
Relaksasi Benson Terhadap
Penurunan Skala Nyeri
Dada Kiri Pada Pasien
Acute Myocardial Infarc DI
RS Dr Moewardi Surakarta
. Jurnal Terpadu Ilmu
Kesehatan, Volume 4, No 2,
82-196. Retrieved from
[diakses pada tanggal 28
Oktober 2020]
http://jurnal.poltekkessolo.a
c.id/index.php/Int/article/vie
wFile/138 /128
Wijayaningsih, K.S. (2013). Standar
Asuhan Keperawatan.
Yogyakarta: Trans Info
Medika

ISSN 2502-1524 Page | 65


Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang Gedung NRC Universitas Muhammadiyah
Semarang Phone: 02476740287, Fax: 02476740287 Email: mki@unimus.ac.id

The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of Postoperative


Pain in Patients with Benign Prostat Hyperplasia at RSUD dr. H Soewondo
Kendal

Arifianto1, Dwi Nur Aini2, Novita Diana Wulan Sari3


1,2,3 Health Science Institute of Widya Husada Semarang

Article Info Abstract


Article History: Background : Benign Prostate Hyperplasia (BPH) is a disease enlargement
Accepted February 13rd or hypertrophy of the prostate. Each surgery will arise as a result of wound
2019 incision procedures. Based on pre-study post operative patients with
benign prostate hyperplasia in Dr.H Soeowndo Kendal General Hospital 4
Key words: out of 5 patients said that after surgery they experienced pain around the
Benson Relaxation post operative .These wounds will stimulate the pain response Handling of
Technique; non-pharmacological that can be done is by Benson relaxation therapy. The
Pain Scale objective of this research there is an effect of Benson relaxation technique
on a scale of postoperative pain in patients with Benign Prostate
Hyperplasia at RSUD dr. H Soewondo Kendal. Methods : Design Research
use quasi experiment. designs with pre and post-test without a control
sample with 32 people. Relaxation Benson techniques are done taxable
income provision with analgesic duration of 8 hours. And after before
given relaxation techniques Benson carried measurement scale with a
numeric pain rating scale. Result : Results of Statistics Wilcoxon Sign
Rank test with confidence level of 95% (α = 0.05) and obtained p value
0.000 < 0.05. Conclusion : the result of this research there is an effect of
benson relaxation technique on a scale of postoperative pain in patients
with Benign Prostat Hyperplasia at RSUD dr. H Soewondo Kendal.

PENDAHULUAN sekitar 40%, usia 60-70 tahun meningkat


menjadi 50% dan usia lebih dari 70 tahun
Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) mencapai 90%. Diperkirakan sebanyak
merupakan suatu penyakit dimana terjadi 60% pria usia lebih dari 80 tahun
pembesaran dari kelenjar prostat akibat memberikan gejala Lower Urinary Tract
hiperplasia jinak dari sel-sel yang biasa sympstons (LUTS). Di Amerika Serikat,
terjadi pada laki-laki berusia lanjut (Bufa, hampir 14 juta pria menderita BPH.
2006 dalam Samidah & Romadhon, 2015). Prevalensi dan kejadian BPH di Amerika
Kondisi patologis ini paling sering terjadi Serikat terus meningkat pada tahun 1994-
pada pria lansia dan penyebab kedua yang 2000 dan tahun 1998-2007. Peningkatan
paling sering ditemukan untuk intervensi jumlah insiden ini akan terus berlangsung
medis pada pria di atas usia 50 tahun. sampai beberapa dekade mendatang
(Wijaya & Putra, 2013). Di dunia, hampir 30 (Sampekalo, Manoarfa, & Salem, 2015).
juta pria menderita BPH pada usia 40 tahun Angka kejadian BPH di Jawa Tengah secara

Corresponding author:
Arifianto
arif.dok82@gmail.com
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019
e-ISSN: 2615-1669
DOI:10.26714/mki.2.1.2019.1-9
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 1-9 2

mikroskopi dan anatomi sebesar 40% dan terdapat 132 pasien post operasi BPH dan
90% terjadi pada rentang usia 50-60 tahun pada tahun 2017 mengalami peningkatan
dan 80-90 tahun (Amalia , 2010). menjadi 156 pasien post operasi BPH,
Penatalaksanaan jangka panjang pada sedangkan data ditahun 2018 dari bulan
pasien dengan BPH adalah dengan Januari sampai Maret 2018 terdapat 47
melakukan pembedahan. Salah satu pasien yang menjalani post operasi BPH.
tindakan yang paling banyak dilakukan Masalah keperawatan utama yang muncul
pada pasien dengan BPH adalah tindakan pada pasien dengan post operasi BPH
pembedahan Transurethral Resection Of the adalah nyeri akut.
Prostate (TURP) yang prosedur
pembedahan dengan memasukkan Berdasarkan hasil wawancara 5 dari 7
resektoskopi melalui uretra untuk perawat mengatakan bahwa belum pernah
mengeksisi dan mengkauterisasi atau dilakukan terapi non farmakologi berupa
mereseksi kelenjar prostat yang mengalami terapi relaksasi Benson untuk menurunkan
obstruksi. Prosedur tersebut menimbulkan skala nyeri, pasien yang mengalami nyeri
luka bedah yang berakibat menimbulkan post operasi hanya diberikan terapi
nyeri pada luka post operasi. (Purnomo, relaksasi nafas dalam saja dan belum
2011) begitu efektif untuk menurukan skala nyeri.
Dari hasil wawancara 4 dari 5 pasien
Penatalaksanaan nyeri non farmakologi setelah operasi prostatectomy di peroleh
merupakan terapi pelengkap untuk informasi bahwa setelah pembedahan
mengurangi nyeri pasca bedah dan bukan pasien mengatakan mengalami nyeri di
sebagai pengganti utama terapi analgetik sekitar luka post operasi. Selama perawatan
yang telah diberikan (Anonimous 2007 pasien mendapatkan tindakan perawatan
dalam Datak, Yetti, & Hariyati, 2008) luka dan bila rasa nyeri kambuh perawat
Penatalaksanaan nonfarmakologi memberikan obat yang mampu
mencakup terapi agen fisik dan intervensi meringankan rasa nyeri.
perilaku kognitif. Salah satu intervensi
perilaku kognitif yang digunakan untuk METODOLOGI PENELITIAN
mengurangi nyeri pasca operasi adalah
relaksasi Benson. Relaksasi Benson Penelitian ini menggunakan rancangan
merupakan gabungan antara teknik respon eksperimen semu (quasy experiment)
relaksasi dan sistem keyakinan individu/ dengan desain pre and post test without
faith factor difokuskan pada ungkapan control. Populasi dalam penelitian ini adalah
tertentu berupa nama-nama Tuhan atau pasien post operasi BPH sebanyak 32
kata yang memiliki makna menenangkan pasien di Ruang Kenanga RSUD dr. H
bagi pasien itu sendiri yang diucapkan Soewondo Kendal pada bulan Juni sampai
berulang-ulang dengan ritme teratur. Agustus 2018 yang diambil dengan
Keyakinan memiliki pengaruh fisik atau menggunakan teknik purposive sampling
bahkan jiwa manusia yaitu relevan serta dengan menggunakan Uji Non Parametrik
berpengaruh dalam terapi dan pencegahan Wilcoxon Match Pair Test karena sakala data
penyakit. (Benson & Proctor 2000 dalam ordinal.
Solehati, & Kosasih, 2015).
Instrumen dalam penelitian menggunakan
Berdasarkan studi pendahuluan pada koesioner, Lembar observasi skala nyeri
tanggal 18 Maret 2018 di ruang Kenanga dengan menggunakan Numeric Rating Scale,
RSUD dr. H Soewondo Kendal didapatkan Stopwatch, dan Teknik terapi relaksasi
data pasien bedah dengan kategori Benson.
Prostatektomy mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Pada tahun 2015 terdapat
103 pasien post operasi BPH, tahun 2016
Arifianto / The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of Postoperative Pain in Patients with Benign
Prostat Hyperplasia at RSUD dr. H Soewondo Kendal
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 1-9 3

Etika penelitian meliputi Informent consen, Pengaruh Terapi Relaksasi Benson


Anonimity, Beneficiency, Justice, dan Terhadap Nyeri
Confidentiality.
Tabel 2
HASIL PENELITIAN Pengaruh Terapi Relaksasi Benson
Terhadap Nyeri, n = 32
Karakteristik Responden Tingkat Frekuensi Z hitung P-
Tabel 1 nyeri Value
Karakteristik Responden, n = 32 Negatif ranks 27 -4,618 0,000
Indikator f % Positif rank 0
Umur Ties 5
a. 40-60 tahun 11 34,4 Total 32
b. > 60 tahun 21 65,6
Pendidikan
a. SD 17 53,1 Responden yang mengalami penurunan
b. SMP 7 21,9 skala nyeri setelah diberikan terapi
c. SMA 5 15,6 relaksasi Benson sebanyak 27 responden,
d. Sarjana 3 9,4 yang tidak mengalami perubahan skala
Pekerjaan nyeri setelah diberikan terapi relaksasi
a. PNS 3 9,4
benson sebanyak 5 responden dan tidak
b. Swasta 5 15,6
ada responden yang mengalami
c. Petani 13 40,6
d. Nelayan 2 6,3 peningkatan skala nyeri setelah diberikan
e. Tidak bekerja 9 28,1 terapi relaksasi benson. Hasil uji wilcoxon
Nyeri Sebelum didapatkan hasil p value 0,00 < 0,05 maka
Intervensi H0 ditolak dan Ha diterima dengan demikian
a. Nyeri ringan 3 9,4 dikatakan ada pengaruh terapi relaksasi
b. Nyeri sedang 29 90,6 benson terhadap skala nyeri pada pasien
Nyeri Setelah post operasi Benigna Prostat Hiperplasia di
Intervensi ruang Kenanga RSUD Dr. H Soewondo
a. Nyeri ringan 23 71,9 Kendal.
b. Nyeri sedang 9 28,1
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa Hasil penelitian tentang umur responden
sebagian besar responden berusia >60 diketahui 21 orang (65,6%) berusia > 60
tahun sebanyak 21 responden (65,6%). tahun. Menurut Purnomo, 2011 terdapat
Pendidikan responden sebagian besar perubahan mikroskopik pada prostat laki-
berpendidikan SD sebanyak 17 responden laki yang berusia 30-40 tahun, bila
(53,1%). Pekerjaan responden sebagian perubahan mikroskopik ini berkembang
besar bekerja sebagai petani sebanyak 13 maka akan terjadi perubahan patologik
orang (40,6%). Sebagian besar responden anatomi yang terjadi pada laki-laki yang
mengalami nyeri sedang sebanyak 29 berusia 60 tahun, dan angka kejadiannya
responden (90,6%) sebelum pemberian sekitar 50% untuk usia > 60 tahun. Umur
terapi relaksasi benson. Sebagian besar sangat erat kaitannya dengan proses
responden mengalami nyeri ringan penuaan, penambahan usia akan
sebangak 23 responden (71,9%) setelah meningkatkan perubahan keseimbangan
diberikan terapi relaksasi benson. testosteron, kelemahan pada buli (otot
detrusor) dan penurunan fungsi persarafan.
Perubahan karena pengaruh umur yang
sudah tua menurunkan kemampuan buli-
buli dalam mempertahankan aliran urin

Arifianto / The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of Postoperative Pain in Patients with Benign
Prostat Hyperplasia at RSUD dr. H Soewondo Kendal
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 1-9 4

pada proses adaptasi oleh adanya obstruksi banyak menggunakan otot dibandingkan
karena pembesaran Benigna Prostat dengan pikiran. Fenomena di Indonesia
Hiperplasia sehingga menimbulkan gejala. petani menghabiskan waktu setiap
Sesuai dengan bertambahnya umur, kadar harinnya di sawah dengan mencangkul,
testoteron mulai menurun secara perlahan membajak sawah, mengangkat beban berat,
pada usia 30 tahun keatas dan turun lebih pekerjaan seperti ini dilakukan secara terus
cepat pada usia 60 tahun keatas (Nursalam menerus oleh petani sebagai rutinitas.
& Batticaca, 2009). Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Petani juga sering memiliki kebiasaan yang
oleh Setyawan, Saleh, & Arfan, 2016 yang buruk yaitu sering menahan kencing saat
menjelaskan bahawa kejadian Benigna bekerja akibatnnya terjadi Obstruksi urin
Prostat Hiperplasia di RSUD Dr. Soedarso yang akan berkembang secara perlahan-
Pontianak sebanyak 68,2% orang berusia lahan sehingga mengakibatkan aliran urin
60-74 tahun. tidak deras dan sesudah berkemih masih
ada urin yang menetes, Gejala iritasi ini
Tingkat pendidikan responden sebagian menyertai obstruksi urin dimana vesika
besar berpendidikan SD sebanyak 17 orang urinaria akan mengalami iritasi dari urin
(53,1%). Tingkat pendidikan merupakan yang tertahan didalamnya sehingga
salah satu faktor predisposisi seseorang merasa bahwa vesika
terbentuknnya tingkat pengetahuan. urinarianya tidak menjadi kosong. Proses
Notoatmodjo, 2012 menjelaskan bahwa pembesaran prostat akan terjadi secara
tingkat pendidikan seseorang berpengaruh perlahan-lahan sehingga perubahan pada
pada tingkat pengetahuan, sikap dan saluran kemih juga terjadi secara perlahan-
perilaku, termasuk berperilaku hidup sehat. lahan. Pada tahap awal setelah terjadi
Pendidikan responden yang banyak pada pembesaran prostat resistensi pada leher
sekolah dasar dapat mempengaruhi buli-buli dan daerah prostat meningkat,
pengetahuan dan perilaku dalam serta otot destrusor menebal dan
pencegahan Benigna Prostat Hiperplasia, merenggang sehingga timbul sakulasi atau
seperti mengurangi ataupun berhenti divertikel. (Purnomo, 2011).
mengkonsumsi kafein dan membiasakan
tidak minum apapun 2 jam sebelum tidur Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
supaya terhindar dari nocturia ataupun Wulandari & Asnindari, 2018 menjelaskan
berkemih sepanjang malam. Hasil ini bahwa 73,3 % responden yang mengalami
sejalan dengan hasil penelitian yang Benigna Prostat Hiperplasia di RSU PKU
dilakukan oleh Sukesih & Ros, 2017 Muhammadyah Bantul memiliki pekerjaan
menjelaskan bahwa 80% responden yang sebagai petani. Tingginnya angka kejadian
mengalami Prostat Benigna Hiperplasia Di BPH pada petani sering dikaitkan dengan
Ruang Bougenfile dan Mawar RSUD RAA usia. Hampir semua petani adalah berusia >
Soewondo Pati berpendidikan tidak tamat 60 tahun dimana semakin tinggi usia juga
SD - SD. semakin tinggi kejadian BPH.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui 13 Hasil penelitian karakteristik status


orang (40,6%) bekerja sebagai petani. perkawinan diketahui 75%, telah menikah.
Pekerjaan seseorang umumnnya memiliki Adanya hubungan Aktivitas seksual dan
dampak yang penting dalam upaya Hipertropi Prostat bisa saja terjadi, ini
meminimalisasi seseorang dalam terkena dikarenakan responden yang diteliti hampir
penyakit Benigna Prostat Hiperplasia. semuanya telah menikah, seseorang yang
Pekerjaan petani identik dengan pekerjaan telah menikah melakukan aktivitas seksual
yang cukup berat dibandingkan dengan yang dilakukan lebih dibandingkan yang
pekerjaan lainnya. Pekerjaan tersebut belum menikah sehingga resiko untuk
umumnnya menguras keringat karena lebih
Arifianto / The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of Postoperative Pain in Patients with Benign
Prostat Hyperplasia at RSUD dr. H Soewondo Kendal
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 1-9 5

terkena Hipertropi Prostat akan lebih besar tindakan operasi mengalami nyeri akut
dibandingkan yang belum menikah. setelah operasi sekitar 80%.

Penelitian ini sejalan dengan yang Menurut hasil penelitian pada intensitas
dilakukan oleh Setyawan, Saleh, & Arfan, nyeri responden sebelum diberi Terapi
2016 memperlihatkan bahwa ada hubungan Relaksasi Benson diketahui sebagaian besar
antara aktivitas seksual dengan kejadian responden mengalami nyeri pada skala
Benigna Prostat Hiperplasia yang beresiko sedang, hal ini karena setelah dilakukan
ialah dengan melakukan aktivitas sekual pembedahan dimana terjadi iritasi mukosa
dengan ejakulasi yang sering. kandung kemih atau terputusnnya jaringan
sehingga merangsang saraf diameter kecil
Skala Nyeri Pasien post Operasi Benigna menuju aferen yang mengakibatnya nyeri
Prostat Hiperplasia sebelum Diberi tersebut timbul. Hasil penelitian ini juga
Terapi Relaksasi Benson Pada Pasien sejalan dengan penelitian Wulandari &
Post Operasi Benigna Prostat Asnindari, (2018) diketahui bahwa
Hiperplasia di Ruang Kenanga RSUD Dr. intensitas nyeri post operasi TURP pada
H Soewondo Kendal pasien BPH di RS Muhammadiyah Bantul
mengalami nyeri ringan skala 3 (40%) dan
Berdasarkan hasil penelitian pada 32 nyeri Sedang Sakala 5 (33,3%). Penelitian
responden post operasi benigna prostat juga sejalan dengan penelitian Fitria &
hiperplasia sebelum diberi terapi relaksasi Ambarwati, (2015) dengan judul Efektifitas
benson diketahui 29 responden (90,6%) Teknik Relaksasi Progresif Terhadap
mengalami nyeri skala sedang sedangkan 3 Intensitas Nyeri Pasca Operasi Laparatomi
responden (9,4 %) mengalami nyeri ringan. di ruang Mawar II RSUD Dr. Moewardi Solo
Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah diketahui bahwa rata-rata mengalami nyeri
suatu penyakit pembesaran atau hipertrofi dengan kategori nyeri sedang sebelum
dari prostat. Hiperplasia merupakan diberikan intervensi adalah 5.93
pembesaran ukuran sel (kualitas) dan
diikuti oleh penambahan jumlah sel Salah satu cara untuk menurunkan skala
(kuantitas). BPH seringkali menyebabkan nyeri post operasi BPH yaitu memberikan
gangguan dalam eliminasi urine karena terapi relaksasi benson kepada pasien
pembesaran prostat yang cenderung kearah dimana terapi benson merupakan terapi
depan atau menekan vesika urinaria dengan cara non farmakologi dalam pain
(Pranata & Prabowo, 2014). management dan merupakan tindakan yang
dapat dilakukan perawat untuk
Menurut Potter & Perry (2009) setiap menyelesaikan permasalahan biologis
tindakan pembedahan akan timbul masalah pasien.
infeksi luka akibat prosedur insisi. Luka ini
akan merangsang terjadinya respon nyeri. Skala Nyeri Pasien post Operasi Benigna
Nyeri merupakan perasaan yang tidak Prostat Hiperplasia setelah Diberi
menyenangkan bagi sebagian orang. Nyeri Terapi Relaksasi Benson Pada Pasien
sering kali dikaitkan dengan kerusakan Post Operasi Benigna Prostat
pada tubuh yang merupakan peringatan Hyperplasia di Ruang Kenanga RSUD dr.
terhadapadanya ancaman yang bersifat H Soewondo Kendal
aktual atau potensial. Menurut Kneale &
Peter, (2011) Tindakan pembedahan Hasil penelitian skala nyeri pada responden
tersebut menyebabkan rasa nyeri sehingga setelah diberi terapi relaksasi benson
dapat menimbulkan komplikasi yang serius diketahui 23 responden (71,9 %)
dan menghambat proses pemulihan pasien mengalami nyeri skala ringan. Adanya
jika tidak dilakukan manajemen nyeri penurunan skala nyeri pada responden
dengan baik. Pasien yang dilakukan terjadi setelah diberikan terapi relaksasi
Arifianto / The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of Postoperative Pain in Patients with Benign
Prostat Hyperplasia at RSUD dr. H Soewondo Kendal
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 1-9 6

Benson selama 15 menit. Relaksasi benson perasaan tenang dan nyaman dengan
merupakan relaksasi yang menggabungkan demikian relaksasi dapat menekan rasa
antara teknik respons relaksasi dan system nyeri (Sunaryo & Lestari, 2015).
keyakinan individu atau faith factor
(difokuskan pada ungkapan tertentu berupa Pengaruh Terapi Relaksasi Benson
nama-nama Tuhan, atau kata yang memiliki Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Post
makna menenangkan bagi pasien itu Operasi Benigna Prostat Hiperplasia
sendiri) yang diucapkan berulang-mulang
dengan ritme teratur disertai sikap pasrah. Hasil penelitian diperoleh nilai p value
Relaksasi bertujuan untuk mengatasi atau sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti H 0 ditolak
mengurangi kecemasan, menurunkan sedangkan Ha diterima, sehingga
ketegangan otot dan tulang, serta secara disimpulkan Ada pengaruh terapi relaksasi
tidak langsung dapat mengurangi nyeri dan Benson terhadap skala nyeri pada pasien
menurunkan ketegangan yang post operasi Benigna Prostat Hiperplasia.
berhubungan dengan fisiologi tubuh.
Pelatihan relaksasi bertujuan untuk melatih Hasil penelitian juga diketahui bahwa
pasien agar dapat mengkondisikan dirinya responden mengalami penurunan skala
untuk mencapai suatu keadaan rileks. nyeri setalah diberikan terapi relaksasi
benson yaitu rata-rata nyeri responden
Pemberian terapi benson kepada responden sebelum diberikan terapi sebesar 5,00 dan
yang seluruhnya beragama Islam, maka setelah diberikan terapi relaksasi benson
terapi benson diberikan dengan cara rata-rata nyeri menurun menjadi 3,06. Hal
membimbing responden untuk berdoa ini sesuai dengan Solehati, & Kosasih,
seperti biasa dilakukan seperti menyebut (2015) menyatakan bahwa salah satu
nama Allah. Terapi benson ini dengan manfaat dari terapi relaksasi benson adalah
mengucapkan Subhanallah (Maha suci menurunkan nyeri. Bagi penderita yang
Allah), Alhamdullilah (segala puji bagi sangat membutuhkan teknik menurunkan
Allah), Allahuakbar (Allah Maha Besar), skala nyeri, terapi relaksasi benson terbukti
Lailaha-illallah (Tiada Tuhan selain Allah ) bekerja dengan cara menghambat saraf
dengan nada suara rendah dan berulang - simpatik dan mengakibatkan saraf
ulang dalam waktu 15 menit. Pada proses parasimpatik bekerja akibatnnya otot-otot
meditasi terapi benson ini konsentrasi tubuh menjadi rileks dan menekan rasa
pikiran dilakukan pada Allah secara terus nyeri pada pasien.
menerus, tanpa henti dan secara sadar
serta dilakukan dengan totalitas baik Hasil penelitian juga diketahui bahwa
kognitif atau emosional terhadap Allah responden yang mengalami penurunan
SWT. Terapi benson yang dilakukan pasien skala nyeri setelah diberikan terapi
sebagai bentuk relaksasi untuk mencegah relaksasi benson sebanyak 27 responden,
stimulus nyeri masuk kedalam otak sangat tidak ada peningkatan nyeri setelah
bermanfaat untuk membantu pasien diberikan terapi relaksasi, sebelum dan
mengontrol nyeri pasca operasi BPH. setelah pemberian terapi relaksasi benson
tidak terjadi perubahan pada skala nyeri
Konsep dari Herbert Benson apabila sebanyak 5 responden.
melakukan relaksasi selama 15 menit akan
menyebabkan aktivitas saraf simpatik Tidak adanya penurunan skala nyeri dari 5
dihambat sedangkan saat pasien relaksasi responden tersebut setelah melakukan
yang akan bekerja sistem saraf terapi Benson dapat dipengaruhi oleh
parasimpatis yang akan mengakibatkan beberapa faktor seperti, rasa kurang
penurunan terhadap konsumsi oksigen oleh percaya diri pada diri responden dan faktor
tubuh selanjutnnya otot – otot tubuh lingkungan. Hal ini karena pada saat
menjadi relaks sehingga menimbulkan dilakukan terapi benson, kondisi
Arifianto / The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of Postoperative Pain in Patients with Benign
Prostat Hyperplasia at RSUD dr. H Soewondo Kendal
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 1-9 7

lingkungan diruang Kenanga kurang Kandou Manado dan RS TK. III R.W.
kondusif karena pada saat peneliti Mongosidi Telling Manado.
membimbing responden melakukan
relaksasi keluarga responden yang sedang Relaksasi benson dikembangkan dari
tidak diteliti sedang bercakap-cakap dengan metode respon relaksasi dengan melibatkan
pasien lain, sehingga fokus responden yang faktor keyakinan (faith factor). Pasien
diteliti menjadi terganggu serta ada melakukan relaksasi dengan mengulang
responden yang tidak ditemani oleh kata atau kalimat yang sesuai dengan
anggota keluarga. Ketidak hadiran anggota keyakinan responden sehingga
keluarga menjadikan responden menjadi menghambat impuls noxius pada sistem
cemas, sehingga pelaksanaan terapi benson kontrol desending (gate control theory) dan
dengan melakukan dzikir menjadi kurang meningkatkan kontrol terhadap nyeri.
fokus. Hal inilah yang menyebabkan pada Responden yang semuanya beragama Islam
hasil penilaian skala nyeri post operasi malakukan terapi relaksasi Benson ini
kepada 5 responden tidak mengalami diwujudkan dengan melafalkan nama-nama
perubahan atau tetap. Allah sebagai dari rangkaian doa yang
mempunyai makna sebagai pengakuaan
Faktor yang diperkirakan oleh peneliti atas kebesaran Allah SWT. Pengakuan
adanya penurunan skala nyeri setelah sacara khafah seperti subbhanallah bahwa
diberikan terapi relaksasi Benson adalah memang benar Allah yang mempunyai sifat
sebagaian besar responden adalah berusia maha suci, mengucapkan alhamdullilah,
diatatas 60 tahun (lanjut usia), sehingga bahwa hanya Allah yan patut untuk dipuji,
responden memiliki kematangan spiritual Allahu akbar yaitu bahwa Allah Maha
yang baik sehingga memudahkan Besar atas segala ciptaanNya dan bacaan
pelaksananaan Relaksasi Benson dengan Lailaha-illallah (Tiada Tuhan selain Allah)
berikhtiar menyebut nama Allah. Menurut yang mampu memberikan pertolongan
Potter & Perry, (2009) setiap tindakan kepada makhlukNya. Oleh karena itu
pembedahan akan timbul masalah nyeri dengan pengucapan terapi ini maka
akibat prosedur insisi. Luka ini akan responden merasa menjadi lebih tenang
merangsang terjadinya respon nyeri. Nyeri dan nyaman. Menurut Purwanto dan
merupakan perasaan yang tidak Zulaikah (2009) dalam Solehati, & Kosasih,
menyenangkan bagi sebagian orang. Nyeri (2015), dengan menyebut nama Allah
sering kali dikaitkan dengan kerusakan berarti ingat kepada Allah, ingat ini tidak
pada tubuh yang merupakan peringatan hanya sekedar menyebut nama Allah dalam
terhadap adanya ancaman yang bersifat lisan atau dalam pikiran dan hati, akan
aktual atau potensial. Menurut Kneale & tetapi menyebut nama Allah yang dimaksud
Peter, (2011) tindakan pembedahan adalah ingat akan Zat, Sifat dan Perbuatan-
tersebut menyebabkan rasa nyeri sehingga Nya kemudian memasrahkan hidup dan
dapat menimbulkan komplikasi yang serius mati kepada-Nya. Sikap pasrah yang
dan menghambat proses pemulihan pasien mendasari menyebut nama Allah
jika tidak dilakukan manajemen nyeri merupakan sikap pasif yang mutlak
dengan baik. Pasien yang dilakukan dibutuhkan dalam relaksasi.
tindakan operasi mengalami nyeri akut
setelah operasi sekitar 80 %. Hasil Benson dan Proctor (2009) dalam Solehati,
penelitian ini memperkuat penelitian & Kosasih, (2015) mengatakan selain
Rasubala , Kumaat , & Mulyadi (2017), yang mengurangi nyeri pasca bedah, Relaksasi
menjelaskan terdapat pengaruh yang Benson menghambat aktifitas saraf
signifikan pada teknik relaksasi Benson simpatik yang mengakibatkan penurunan
terhadap skala nyeri pada pasien post terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan
operasi apendiksitis di RSUP. Prof. Dr. R.D. selanjutnya otot-otot tubuhmenjadi relaks
sehingga menimbulkan perasaan tenang
Arifianto / The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of Postoperative Pain in Patients with Benign
Prostat Hyperplasia at RSUD dr. H Soewondo Kendal
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 1-9 8

dan nyaman. Selain itu, Relaksasi Benson from


berfokus pada kata atau kalimat tertentu http://journal.akpergshwng.ac.id/index.php/
gsh/article/view/10/8
yang diucapkan berulang kali dengan ritme
teratur dan disertai sikap yang pasrah pada Haynes, A. B., Weiser, T. G., Berry, W. R., Lipsitz, S. R.,
Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai keyakinan Breizat, A. H., Dellinger, E. P., . . . Joseph, S.
pasien memiliki makna menenangkan. (2009, Januari 29). A Surgical Safety Checklist
Responden yang melakukan terapi Benson to Reduce Morbidity and Mortality in a Global
dengan melafalkan dzikir, maka syaraf Population. The New England Journal of
Medicine, 491-499. doi:DOI:
pusat dengan bekerja sesuai teori gate 10.1056/NEJMsa0810119
control, dimana aktivasi pusat otak yang
tinggi dapat menyebabkan gerbang sumsum Kneale, J. D., & Peter, S. D. (2011). Keperawatan
tulang menutup sehingga memodulasi dan Ortopedik dan Trauma. Jakarta: EGC.
mencegah input nyeri untuk masuk ke
pusat otak yang lebih tinggi untuk Notoatmodjo, S. (2012). Metode Untuk Ilmu
dinterpretasikan sebagai pengalaman nyeri Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
(Sitepu, 2009). Manfat dari terapi benson
Nursalam, & Batticaca, F. B. (2009). Asuhan
bukan saja sebagai penurun skala nyeri Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
tetapi juga dapat membatu dalam kualitas Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
tidur pasien. Penelitian Rambod,
Mohammadi, Pasyar, & Rafii, (2013) Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Buku Ajar
menjelaskan dengan pemberian terapi Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
benson dapat meningkatkan kualitas tidur dan Praktik. Jakarta: EGC.
pasien hemodialisa di rumah sakit Teheran
Pranata, A. E., & Prabowo, E. (2014). Asuhan
Iran. Keperawatan Sistem Perkemihan Edisi 1 Buku
Ajar. Yogyakarta: Nuha Medika.
Simpulan
Purnomo, B. B. (2011). Dasar-Dasar Urologi Edisi 3.
Terdapat pengaruh terapi relaksasi Benson Jakarta: Sagung Seto.
terhadap skala nyeri pada pasien post
operasi Benigna Prostat Hiperplasia di Rambod, M., Mohammadi, N. P., Pasyar, N., & Rafii, F.
(2013, Desember). The Effect of Benson's
Ruang Kenanga RSUD Dr. H Soewondo Relaxation Technique on the Quality of Sleep
Kendal. of Iranian Hemodialysis Patients: a
Randomized Trial. Journal Elsivier, Volume
REFERENSI 21(6), 577-584. doi:doi: 10.1016/j.ctim

Amalia , R. (2010). Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Rasubala , G. F., Kumaat , L. T., & Mulyadi . (2017,
Pembesaran Prostat Jinak (Studi Kasus di RS Februari). Pengaruh Tehnik Relaksasi Benson
Dr Kariadi, RS Sultan Agung, RS Roemani Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Post
Semarang). Prosiding Seminar Nasional (pp. Operasi DI RSUP Prof Dr. R.D Kandou dan RS
167-171). Semarang: LPPM UNIMUS TK. III R.W Mongonsisi Teling Manado. e-
Semarang. Retrieved from Journal Keperawatan (e-Kp), Volume 5(No 1).
http://jurnal.unimus.ac.id Retrieved from
https://media.neliti.com/media/publications
Datak, G., Yetti, K., & Hariyati, R. T. (2008). Efektifitas /108176-ID-pengaruh-teknik-relaksasi-
Relaksasi Benson Terhadap Nyeri Pasca benson-terhada.pdf
Bedah Pada Pasien Transurethral Resection Of
The Prostat. Jurnal Keperawatan Indonesia, Samidah, i., & Romadhon. (2015). Faktor-Faktor
12(3), 173-178. Retrieved from yang berhubungan Dengan Kejadian Benigna
http://jki.ui.ac.id Prostat Hyperplasia (BPH) Di Poli Urologi
RSUD Dr. M Yunus Bengkulu. Journal of
Fitria, C. N., & Ambarwati, R. D. (2015). Efektifitas Nursing and Public Health, Volume 3, No 1,
Tehnik Relaksasi Progresif Terhadap 61-68.
Intensitas Nyeri Pasca Operasi Laparatomi.
Jurnal Keperawatan GSH, 4, 1-8. Retrieved

Arifianto / The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of Postoperative Pain in Patients with Benign
Prostat Hyperplasia at RSUD dr. H Soewondo Kendal
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 1-9 9

Sampekalo, Manoarfa, & Salem. (2015). Angka Pati. Indonesia Jurnal Perawat, Vol 2, 30-34.
kejadian yang disebabkan oleh BPH di RSUD Retrieved from
Prof. Dr. R.D Kandu Manado. Jurnal e-Clinic http://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/ij
(eCl), 568-572. p/article/download/265/186

Setyawan, B., Saleh, I., & Arfan, I. (2016). Hubungan Sunaryo, T., & Lestari , S. (2015, November).
Gaya Hidup Dengan Kejadian Benigna Prostat Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap
Hyperplasia (Studi Di RSUD Dr. Soedarso Penurunan Skala Nyeri Dada Kiri Pada Pasien
Pontianak). LPPI Universitas Muhammadiyah Acute Myocardial Infarc DI RS Dr Moewardi
Pontianak, 1-19. Retrieved from Surakarta . Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan,
http://repository.unmuhpnk.ac.id/166/1/jur Volume 4, No 2, 82-196. Retrieved from
nal.pdf http://jurnal.poltekkes-
solo.ac.id/index.php/Int/article/viewFile/138
Sitepu, N. F. (2009). Effect of Zikir Meditation on Post /128
Operative Pain Among Muslim Patients
Undergoing Abdominal Surgery, Medan, Wijaya, S. A., & Putra, M. Y. (2013). Keperawatan
Indonesia. Prince of Songkla University. Medikal Bedah: Keperawatan Dewasa, Teori
Retrieved from Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
http://kb.psu.ac.th/psukb/bitstream/2010/5
953/1/313829.pdf Wulandari, A., & Asnindari, L. N. (2018). Pengaruh
Mobilisasi Dini Terhadap Nyeri Post Operasi
Solehati,, T., & Kosasih, C. E. (2015). Konsep & TURP Pada Pasien BPH Di RSU PKU
Aplikasi Relaksasi dalam Keperawatan Muhammadiyah Bantul. Jurnal Kebidanan dan
Maternitas. Bandung: Refika Aditama. Keperawatan Aisyiyah Universitas Aisyiyah
Yogyakarta, 1-13. Retrieved from
Sukesih, & Ros, E. M. (2017). Pengaruh Afirmasi http://digilib.unisayogya.ac.id/3929/1/NASP
Positif terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien UB%20BU%20ANI-1.pdf
Post Operasi BPH Di RSUD RAA Soewondo

Arifianto / The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of Postoperative Pain in Patients with Benign
Prostat Hyperplasia at RSUD dr. H Soewondo Kendal
ANJANI Journal: Health Sciences Study
Available online at : http://journal.pdmbengkulu.org/index.php/anjani
DOI: https://doi.org/10.37638/anjani.1.2.41-48

Pengaruh Relaksasi Benson terhadap Nyeri pada Pasien Post Operasi Benigna
Prostat Hyperplesia (BPH) di RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas
The Effect of Benson Relaxation on Pain in Patients with Postoperative Benign
Prostate Hyperplesia (BPH) at Sobirin Hospital, Kabupaten Musi Rawas

Novi Andayani1; Yeni Eliyanti2; Siska Ayu Ningsih2 Corresponding Author:


1,2
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 1
wiwin28saputra@gmail.com
(STIKES) Bhakti Husada Bengkulu

How to Cite :
Andayani, N., Eliyanti, Y., Ningsih, S. A. (2021). The Effect of Benson Relaxation on Pain in Patients with Postoperative Benign
Prostate Hyperplesia (BPH) at Sobirin Hospital, Kabupaten Musi Rawas. ANJANI Journal: Health Sciences Study, Vol. 1
No. 2 2021 page: 41–48. DOI: https://doi.org/10.37638/anjani.1.2.41-48

ABSTRAK
Intervensi atau tindakan mandiri keperawatan yang dapat dilakukan dalam mengurangi nyeri pada pasien dengan
ARTICLE HISTORY
post operasi BPH salah satunya yaitu dengan mengajarkan tehnik relakasasi Benson. Masalah penelitian adalah
Received [17 June 2021]
Revised [26 July 2021]
masih banyaknya pasien post operasi BPH dengan nyeri. Tujuan penelitian adalah diketahuinya pengaruh
Accepted [25 Agustus 2021] relaksasi benson terhadap nyeri pada pasien post operasi benigna prostat hyperplesia (BPH) di RS Sobirin
Kabupaten Musi Rawas. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment. Populasi sebanyak 94 orang
dan sampel penelitian sebanyak 10 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan data
primer dan sekunder. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data univariat dan bivariat dengan
metode statistik uji t pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini adalah rata-rata nyeri pada pasien post operasi
Kata Kunci : benigna prostat hyperplesia (BPH) sebelum dilakukan relaksasi benson di RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas adalah
Relaksasi Benson, Nyeri,
7,10. Rata-rata nyeri pada pasien post operasi benigna prostat hyperplesia (BPH) setelah dilakukan relaksasi
Benigna Prostat Hyperplesia
(BPH) benson di RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas adalah 4,90. Ada pengaruh relaksasi benson terhadap nyeri pada
pasien post operasi benigna prostat hyperplesia (BPH) di RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas dengan nilai p = 0,000,
Keywords : berarti < 0,05 (α). Perawat RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas dapat memberikan terapi non farmakologi khusunya
Benson Relaxation, Pain, relaksasi benson yang dapat diterapkan sebagai terapi pendamping atau sebagai bagian dari intervensi
Benigna Prostate Hyperplesia keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan khususnya pada pasien yang mengalami nyeri pasca operasi
(BPH)
BPH.

This is an open access article ABSTRACT


under the CC–BY-SA license Nursing interventions or independent actions that can be done in reducing pain in patients with BPH postoperative one of
which is by teaching Benson relakasasi techniques. The research problem is that there are still many postoperative BPH
patients with pain. The purpose of this study was to determine the effect of Benson's relaxation on pain in patients with
postoperative benign prostatic hyperplesia (BPH) at Sobirin Hospital Musi Rawas District. This type of research is a quasi
experiment. The population was 94 people and the study sample was 10 people. The type of data used in research is to
use primary and secondary data. Data analysis in this study used univariate and bivariate data analysis with the t test
statistic method at the 0.05 significance level. The results of this study were the average pain in patients with
postoperative benign prostatic hyperplesia (BPH) before benson relaxation at Sobirin Hospital Musi Rawas District was
7.10. The average pain in patients with postoperative benign prostatic hyperplesia (BPH) after benson relaxation at
Sobirin Hospital Musi Rawas District was 4.90. There is a benson relaxation effect on pain in patients with postoperative
benign prostatic hyperplesia (BPH) at Sobirin Hospital Musi Rawas District with a value of p = 0,000, meaning <0.05 (α).
Sobirin Hospital Musi Rawas Hospital nurses can provide non-pharmacological therapy especially Benson relaxation
which can be applied as companion therapy or as part of nursing interventions in the provision of nursing care especially
in patients who experience post-BPH pain.

PENDAHULUAN
Di dunia, hampir 30 juta pria menderita BPH pada usia 40 tahun sekitar 40%, usia 60-70
tahun meningkat menjadi 50% dan usia lebih dari 70 tahun mencapai 90%. Diperkirakan sebanyak
60% pria usia lebih dari 80 tahun memberikan gejala Lower Urinary Tract sympstons (LUTS). Di
Amerika Serikat, hampir 14 juta pria menderita BPH. Prevalensi dan kejadian BPH di Amerika Serikat
terus meningkat. Peningkatan jumlah insiden ini akan terus berlangsung sampai beberapa dekade
mendatang (Sampekalo, et al, 2015).

ANJANI Journal: Health Sciences Study, Vol. 1 No. 2 2021 page: 41–48 | 41
Vuichoud C (2015), prevalensi BPH meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. 50 %
dari pasien BPH berumur antara 50-60 tahun, dan hanya 8% dari pasien BPH yang berumur
dibawah 30 tahun. Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) merupakan suatu penyakit dimana terjadi
pembesaran dari kelenjar prostat akibat hiperplasia jinak dari sel-sel yang biasa terjadi pada laki-laki
berusia lanjut (Samidah & Romadhon, 2015). Kondisi patologis ini paling sering terjadi pada pria
lansia dan penyebab kedua yang paling sering ditemukan untuk intervensi medis pada pria di atas
usia 50 tahun. (Wijaya & Putra, 2013).
Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah pemberasan progresif dari kelenjar prostat,
bersifat jinak disebabkan oleh hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat yang
mengakibatkan penyumbatan uretra pars prostatika (Muttaqin, 2015). Pembesaran prostat
menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika dan menghambat aliran urine. Keadaan ini
menyebabkan peningkatan tekanan intravesikal untuk dapat mengeluarkan urin buli-buli harus
berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus menerus tersebut
menyebabkan perubahan struktur dari buli-buli yang pasien rasakan sebagai keluhan pada saluran
kencing sebelah bawah atau lower urinary tract symtomp (LUST) yang dulu dikenal dengan gejala
prostatismus (Purnomo, 2011).
Pembedahan kelenjar prostat pada pasien BPH bertujuan untuk menghilangkan obstruksi
aliran urin. Transurethral Resection of the Prostat (TURP) dan prostatektomi menjadi salah satu
pilihan tindakan pembedahan untuk mengatasi obstruksi saluran kemih (Smeltser & Bare, 2013).
Penangananan BPH dapat dilakukan dalam berbagai cara diantaranya lain watchfull waiting,
medikamentosa, dan tindakan pembedahan.
Penatalaksanaan jangka panjang pada pasien dengan BPH adalah dengan melakukan
pembedahan. Salah satu tindakan yang paling banyak dilakukan pada pasien dengan BPH adalah
tindakan pembedahan Transurethral Resection of the Prostate (TURP) yang prosedur pembedahan
dengan memasukkan resektoskopi melalui uretra untuk mengeksisi dan mengkauterisasi atau
mereseksi kelenjar prostat yang mengalami obstruksi. Prosedur tersebut menimbulkan luka bedah
yang berakibat menimbulkan nyeri pada luka post operasi (Purnomo, 2011).
Dalam sebuah studi terdapat 64 klien menjalani TURP bersamaan dengan operasi batu
kandung kemih atau vesicolithotomy. TRU Prostat merupakan prosedur pembedahan dengan
memasukkan resektoskopi melalui uretra untuk mengeksisi dan mengkauterisasi atau mengreksisi
kelenjar prostat yang obstruksi. Prosedur pembedahan TRU prostat menimbulkan luka bedah yang
akan mengeluarkan mediator nyeri dan menimbulkan nyeri paska bedah (Purnomo, 2011).
Masa pemulihan pasien post operasi membutuhkan waktu yang bervariasi. Dalam penelitian
Mulyono (2010), pemulihan pasien post operasi membutuhkan waktu rata-rata 72,45 menit. Pada
umumnya pasien akan merasakan nyeri yang hebat pada 2 jam pertama pasca operasi dikarenakan
pengaruh obat anastesi mulai hilang (Berman & Kozier, 2012).
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat individual, sehingga tidak
ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama
menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada individu. Hal tersebut yang menjadi dasar
bagi perawat untuk memberikan intervensi keperawatan dalam mengatasi nyeri (Asmadi, 2013).
Intervensi atau tindakan mandiri keperawatan yang dapat dilakukan dalam mengurangi
nyeri pada pasien dengan post operasi BPH salah satunya yaitu dengan mengajarkan tehnik
relakasasi Benson (Berman & Kozier, 2012). Nyeri dapat diatasi dengan penatalaksanaan nyeri yang
bertujuan untuk meringankan atau mengurangi rasa nyeri sampai tingkat kenyamanan yang
dirasakan oleh klien. Ada dua cara penatalaksanaan nyeri yaitu terapi farmakologis dan non-
farmakologis. Tindakan perawat untuk menghilangkan nyeri selain mengubah posisi, meditasi,
makan, dan membuat klien merasa nyaman yaitu mengajarkan teknik relaksasi (Potter & Perry,
2009).
Penatalaksanaan nyeri paska bedah yang tidak tepat dan akurat akan meningkatkan resiko
komplikasi, menambah biaya perawatan, memperpanjang hari rawat, memperlambat proses
penyembuhan (Vaughn, Wichowwski & Bosworth, 2009). Intervensi keperawatan yang dilakukan
perawat untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri paska bedah dilakukan pendekatan

42 | Novi Andayani, Yeni Eliyanti, Siska Ayu Ningsih (2021). The Effect of Benson Relaxation on...
farmakologis dan non farmakologis, terapi non farmakologis merupakan terapi paling lengkap
untuk mengurangi nyeri paska bedah dan bukan sebagai pengganti utama terapi analgesik yang
diberikan.
Penatalaksanaan nyeri non farmakologi merupakan terapi pelengkap untuk mengurangi
nyeri pasca bedah dan bukan sebagai pengganti utama terapi analgetik yang telah diberikan (Datak,
et al, 2008) Penatalaksanaan nonfarmakologi mencakup terapi agen fisik dan intervensi perilaku
kognitif. Salah satu intervensi perilaku kognitif yang digunakan untuk mengurangi nyeri pasca
operasi adalah relaksasi Benson. Relaksasi Benson merupakan gabungan antara teknik respon
relaksasi dan sistem keyakinan individu/ faith factor difokuskan pada ungkapan tertentu berupa
nama-nama Tuhan atau kata yang memiliki makna menenangkan bagi pasien itu sendiri yang
diucapkan berulang-ulang dengan ritme teratur. Keyakinan memiliki pengaruh fisik atau bahkan
jiwa manusia yaitu relevan serta berpengaruh dalam terapi dan pencegahan penyakit. (Solehati &
Kosasih, 2015).
Relaksasi adalah sebuah keadaan dimana seseorang terbebas dari tekanan dan kecemasan
atau kembalinya keseimbangan setelah terjadi gangguan. Secara fisiologis, keadaan relaksasi
ditandai dengan penurunan kadar epinefrin dan non epinefrin dalam darah, penurunan frekuensi
denyut jantung (sampai mencapai 24 kali per menit), penurunan tekanan darah, penurunan
ketegangan otot, metabolisme menurun, vasodilatasi dan peningkatan temperatur pada extermitas
(Rahmayati, 2010).
Relaksasi Benson merupakan relaksasi menggunakan teknik pernapasan yang biasa
digunakan di rumah sakit pada pasien yang sedang mengalami nyeri atau mengalami kecemasan.
Dan, pada relaksasi Benson ada penambahan unsur keyakinan dalam bentuk kata-kata yang
merupakan rasa cemas yang sedang pasien alami. Kelebihan dari latihan teknik relaksasi
dibandingkan teknik lainnnya adalah lebih mudah dilakukan dan tidak ada efek samping apapun
(Solehati & Kosasih, 2015).
Hasil penelitian Datak, et al, (2008), menyatakan bahwa relaksasi benson efektif untuk
mengurangi nyeri pasca bedah. Relaksasi benson dikembangkan dari metode respons relaksasi
dengan melibatkan faktor keyakinan (faith factor). Pasien malakukan relaksasi dengan
menggunakan kalimat atau kata yang sesuai dengan keyakinan responden sehingga menghambat
implus noxius pada system control descending (gate control theory) dan meningkatkan kontrol
terhadap nyeri.
Hasil penelitian Apriliyana (2015), tentang Pemberian relaksasi benson terhadap penurunan
nyeri pada asuhan keperawatan Tn. W dengan paska bedah Benigna Prostat Hiperplasia di Ruang
Mawar II RSUD Dr. Moewardi Surakarta menemukan bahwa ada penurunan intensitas nyeri dari
hari pertama dan kedua skala 5 menjadi 2 setelah di berikan relaksasi benson selama 2 hari dengan
durasi waktu 15 menit. Pemberian relaksasi benson merupakan tindakan yang dilakukan secara
sadar dengan cara nafas dalam dan lambat. Nafas dalam dan lambat menstimulasi respon saraf
otonom yaitu dengan menggunakan respon saraf simpatik dan meningkatkan parasimpatis.
Stimulasi saraf simpatik meningkatkan aktifitas tubuh sedangkan saraf parasimpatis lebih banyak
menurunkan aktifitas tubuh sehingga dapat menurunkan aktifitas.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dialkukan peneliti pada 20 Desember 2019 didapatkan
data pasien bedah dengan kategori Prostatektomy mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada
tahun 2017 terdapat 31 pasien post operasi BPH, tahun 2018 terdapat 89 pasien post operasi BPH
dan pada tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi 94 pasien post operasi BPH (RM RS Sobirin
Kabupaten Musi Rawas).
Berdasarkan hasil wawancara 7 orang perawat mengatakan bahwa belum pernah dilakukan
terapi non farmakologi berupa terapi relaksasi Benson untuk menurunkan skala nyeri, pasien yang
mengalami nyeri post operasi hanya diberikan terapi relaksasi nafas dalam saja dan belum begitu
efektif untuk menurukan skala nyeri. Dari hasil wawancara 4 dari 5 pasien setelah operasi
prostatectomy di peroleh informasi bahwa setelah pembedahan pasien mengatakan mengalami
nyeri di sekitar luka post operasi. Selama perawatan pasien mendapatkan tindakan perawatan luka
dan bila rasa nyeri kambuh perawat memberikan obat yang mampu meringankan rasa nyeri. Untuk

ANJANI Journal: Health Sciences Study, Vol. 1 No. 2 2021 page: 41–48 | 43
mengurangi rasa nyeri, klien biasanya mengubah posisi tubuh dan menyentuh daerah yang sakit.
Rasa nyeri ini mengakibatkan klien malas bergerak, selain itu klien hanya diberi terapi analgetik
untuk mengurangi rasa nyeri.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment menggunakan pre dan post test
design dengan pengaruh relaksasi benson terhadap nyeri pada pasien post operasi benigna prostat
hyperplesia (BPH) di RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas. Rancangan ini perlakuan akan dilakukan (X),
kemudian dilakukan pengukuran (observasi) atau pre dan post test (O2) (Notoatmodjo, 2015).
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah consecutive sampling yaitu 10 orang.

HASIL

Hasil Penelitian
Analisis ini dilakukan untuk mendapat gambaran distribusi frekuensi variabel yang diteliti
berdasarkan subjek penelitian. Variabel independen dalam penelitian ini relaksasi benson dan
variabel dependen adalah nyeri pada pasien post operasi BPH.
Tabel 1. Rata-Rata Nyeri Pada Pasien Post Operasi Benigna Prostat Hyperplesia (BPH) Sebelum
Dilakukan Relaksasi Benson Di RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas
Nyeri Pada Pasien Post Standar 95% Confidence
Minimum-
Operasi Benigna Prostat Mean Deviasi Interval
Maksimum
Hyperplesia (BPH)
Sebelum relaksasi benson 7.10 1.197 6.24 sampai 7.96 5-9

Sumber : Data Primer diolah tahun 2020

Berdasarkan tabel 1 di atas nyeri pada pasien post operasi benigna prostat hyperplesia (BPH)
sebelum relaksasi benson nilai nyeri terendah adalah 5 dan tertinggi 9.
Tabel 2. Rata-Rata Nyeri Pada Pasien Post Operasi Benigna Prostat Hyperplesia (BPH) Setelah
Dilakukan Relaksasi Benson Di RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas
Nyeri Pada Pasien Post Standar 95% Confidence
Operasi Benigna Prostat Deviasi Interval Minimum-
Mean
Hyperplesia (BPH) Maksimum

Setelah relaksasi benson 4.90 0.738 4.37 sampai 5.43 4-6

Sumber : Data Primer diolah tahun 2020

Berdasarkan tabel 2 di atas nyeri pada pasien post operasi benigna prostat hyperplesia (BPH)
setelah relaksasi benson nilai nyeri terendah adalah 4 dan tertinggi 6.

Tabel 3. Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Nyeri Pada Pasien Post Operasi Benigna Prostat
Hyperplesia (BPH) Di RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas

Nyeri Pada Pasien Post Operasi Benigna


SD SE P value
Prostat Hyperplesia (BPH)
Sebelum relaksasi benson 1.197 0.379
Setelah relaksasi benson 0.000
0.738 0.233

Sumber : Data Primer diolah tahun 2020

44 | Novi Andayani, Yeni Eliyanti, Siska Ayu Ningsih (2021). The Effect of Benson Relaxation on...
Berdasarkan tabel 3 di atas diperoleh nilai mean terhadap nyeri pada pasien post operasi
benigna prostat hyperplesia (BPH) di Rumah Sakit Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas sebelum
relaksasi benson adalah 0,379 dengan standar deviasi 1,197 dan setelah relaksasi benson adalah
0,233 dengan standar deviasi 0,738. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000, berarti
< 0,05 (α) sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh relaksasi benson terhadap nyeri
pada pasien post operasi benigna prostat hyperplesia (BPH) di RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas.

PEMBAHASAN
Tuntutan perkembangan IPTEK, Hasil penelitian diperoleh nilai mean terhadap nyeri pada
pasien post operasi benigna prostat hyperplesia (BPH) di Rumah Sakit Dr. Sobirin Kabupaten Musi
Rawas sebelum relaksasi benson adalah 0,379 dengan standar deviasi 1,197 dan setelah relaksasi
benson adalah 0,233 dengan standar deviasi 0,738. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p
= 0,000, berarti < 0,05 (α) sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh relaksasi benson
terhadap nyeri pada pasien post operasi benigna prostat hyperplesia (BPH) di RS Sobirin Kabupaten
Musi Rawas.
Salah satu cara untuk menurunkan skala nyeri post operasi BPH yaitu memberikan terapi
relaksasi benson kepada pasien dimana terapi benson merupakan terapi dengan cara non
farmakologi dalam pain management dan merupakan tindakan yang dapat dilakukan perawat
untuk menyelesaikan permasalahan biologis pasien.
Hasil penelitian juga diketahui bahwa responden mengalami penurunan skala nyeri setalah
diberikan terapi relaksasi benson yaitu rata-rata nyeri responden sebelum diberikan terapi sebesar
5,00 dan setelah diberikan terapi relaksasi benson rata-rata nyeri menurun menjadi 3,06. Hal ini
sesuai dengan Solehati, & Kosasih, (2015) menyatakan bahwa salah satu manfaat dari terapi
relaksasi benson adalah menurunkan nyeri. Bagi penderita yang sangat membutuhkan teknik
menurunkan skala nyeri, terapi relaksasi benson terbukti bekerja dengan cara menghambat saraf
simpatik dan mengakibatkan saraf parasimpatik bekerja akibatnnya otot-otot tubuh menjadi rileks
dan menekan rasa nyeri pada pasien.
Hasil penelitian juga diketahui bahwa responden yang mengalami penurunan skala nyeri
setelah diberikan terapi relaksasi benson sebanyak 9 orang, tidak ada peningkatan nyeri setelah
diberikan terapi relaksasi, sebelum dan setelah pemberian terapi relaksasi benson dan hanya 1
orang saja yang dengan hasil nyeri sama anatara sebe;lum dan setelah relaksasi benson.
Tidak adanya penurunan skala nyeri dari 1 responden tersebut setelah melakukan terapi
Benson dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, rasa kurang percaya diri pada diri
responden dan faktor lingkungan. Hal ini karena pada saat dilakukan terapi benson, kondisi
lingkungan diruang Kenanga kurang kondusif karena pada saat peneliti membimbing responden
melakukan relaksasi keluarga responden yang sedang tidak diteliti sedang bercakap-cakap dengan
pasien lain, sehingga fokus responden yang diteliti menjadi terganggu serta ada responden yang
tidak ditemani oleh anggota keluarga. Ketidak hadiran anggota keluarga menjadikan responden
menjadi cemas, sehingga pelaksanaan terapi benson dengan melakukan dzikir menjadi kurang
fokus. Hal inilah yang menyebabkan pada hasil penilaian skala nyeri post operasi kepada 5
responden tidak mengalami perubahan atau tetap.
peneliti pasien yang telah menjalani operasi BPH akan merasakan nyeri hal ini dikarenakan
tindakan yang dilakukan adalah mengiris kelenjar prostat selapis demi selapis sehingga
menyebabkan nyeri yang dirasakan pasien post operasi. Penanganan nyeri dapat menggunakan
terapi non farmologi sebagai pendamping terapi farmakologi, salah satunya adalah terapi relaksasi
progresif yang dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien post operasi BPH (Benigna Prostat
Hyperplasia) hal ini dikarenakan klien dapat merelaksasikan otototot selama latihan. Saat klien
mencapai relaksasi penuh, maka persepsi nyeri berkurang dan rasa cemas terhadap pengalaman
nyeri menjadi minimal selain itu terapi relaksasi progresif dapat menimbulkan efek rileks pada
pasien sehingga rasa tidak nyaman akibat nyeri post operasi menjadi berkurang dikarena efek rileks
tersebut.

ANJANI Journal: Health Sciences Study, Vol. 1 No. 2 2021 page: 41–48 | 45
Faktor yang diperkirakan oleh peneliti adanya penurunan skala nyeri setelah diberikan
terapi relaksasi Benson adalah sebagaian besar responden adalah berusia diatatas 60 tahun (lanjut
usia), sehingga responden memiliki kematangan spiritual yang baik sehingga memudahkan
pelaksananaan Relaksasi Benson dengan berikhtiar menyebut nama Allah. Menurut Potter & Perry,
(2009) setiap tindakan pembedahan akan timbul masalah nyeri akibat prosedur insisi. Luka ini akan
merangsang terjadinya respon nyeri. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan bagi
sebagian orang. Nyeri sering kali dikaitkan dengan kerusakan pada tubuh yang merupakan
peringatan terhadap adanya ancaman yang bersifat aktual atau potensial.
Berbeda-beda atau bervariasi dan menunjukan perubahan yang rerlatif kecil, dan reaksi
terhadap nyeri. Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagaian arti
nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan merusak dan lain-lain. Keadaan ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya,
lingkungan, dan pengalaman sensosri itu sendiri. Persepsi nyeri juga merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi nyeri dari setiap individu berbeda. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat
subjektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluatif kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh
faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor. Faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah
toleransi (Hidayat, 2006)
Kneale & Peter, (2011) tindakan pembedahan tersebut menyebabkan rasa nyeri sehingga
dapat menimbulkan komplikasi yang serius dan menghambat proses pemulihan pasien jika tidak
dilakukan manajemen nyeri dengan baik. Pasien yang dilakukan tindakan operasi mengalami nyeri
akut setelah operasi sekitar 80 %.
Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang kesehatan untuk
mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien. Manajemen nyeri yang tepat haruslah mencakup
penanganan secara keseluruhan, tidak hanya terbatas pada pendekatan farmakologi saja, karena
nyeri juga dipengaruhi oleh emosi dan tanggapan individu terhadap dirinya. Secara garis besar ada
dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen farmakologi dan manajemen non
farmakologi. Teknik farmakologi adalah cara yang paling efektif untuk menghilangkan nyeri
terutama untuk nyeri yang sangat hebat yang berlangsung selama berjam-jam atau bahkan berhari-
hari (Smeltzer and Bare, 2013). Pemberian analgesik dan pemberian narkotik untuk menghilangkan
nyeri tidak terlalu dianjurkan karena dapat mengaburkan diagnosa (Sjamsuhidayat, 2002). Metode
pereda nyeri non farmakologis biasanya mempunyai resiko yang sangat rendah. Meskipun tindakan
tersebut bukan merupakan pengganti untuk obat–obatan, tindakan tesebut mugkin diperlukan atau
sesuai untuk mempersingkat episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit
(Smeltzer and Bare, 2013).
Solehati, & Kosasih, (2015) mengatakan selain mengurangi nyeri pasca bedah, Relaksasi
Benson menghambat aktifitas saraf simpatik yang mengakibatkan penurunan terhadap konsumsi
oksigen oleh tubuh dan selanjutnya otot-otot tubuhmenjadi relaks sehingga menimbulkan perasaan
tenang dan nyaman. Selain itu, Relaksasi Benson berfokus pada kata atau kalimat tertentu yang
diucapkan berulang kali dengan ritme teratur dan disertai sikap yang pasrah pada Tuhan Yang
Maha Kuasa sesuai keyakinan pasien memiliki makna menenangkan. Responden yang melakukan
terapi Benson dengan melafalkan dzikir, maka syaraf pusat dengan bekerja sesuai teori gate control,
dimana aktivasi pusat otak yang tinggi dapat menyebabkan gerbang sumsum tulang menutup
sehingga memodulasi dan mencegah input nyeri untuk masuk ke pusat otak yang lebih tinggi untuk
dinterpretasikan sebagai pengalaman nyeri (Sitepu, 2009). Manfat dari terapi benson bukan saja
sebagai penurun skala nyeri tetapi juga dapat membatu dalam kualitas tidur pasien. Penelitian
Rambod, Mohammadi, Pasyar, & Rafii, (2013) menjelaskan dengan pemberian terapi benson dapat
meningkatkan kualitas tidur pasien hemodialisa di rumah sakit Teheran Iran.
Efek relaksasi benson terhadap nyeri post operasi yaitu menghambat impuls noxius pada
sistem kontrol gerbang (gate control theory). Dalam teori kontrol gerbang dari Melzaks dan
Wallmengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di
sepanjang sistem saraf pusat. Mekanisme pertahanan dapat ditemukan di sel-sel substansi
gelatinosa di dalam kornus dorsalis pada medula spinalis, talamus, dan sistem limbik. Teori ini

46 | Novi Andayani, Yeni Eliyanti, Siska Ayu Ningsih (2021). The Effect of Benson Relaxation on...
mengatakan bahwa impuls nyeri akan merangsang sel T di kornu dorsalis kemudian naik menuju
medula spinalis dan ke otak ketika gerbang pertahanan terbuka sehingga nyeri dirasakan dan
implus nyeri tidak dapat dirasakan atau dihambat ketika gerbang pertahanan tertutup. Upaya untuk
menutup pertahanan tersebut merupakan terapi dasar dalam mengurangi nyeri. Ketika relaksasi
mengalihkan pikiran, talamus akan menengahi perhatian secara selektif ke kortek prefrontal untuk
merubah suara-suara terhadap rangsangan nyeri sehingga menghambat impuls nyeri. Kemudian
otak sebagai penghambat impuls menutup pintu transmisi pada impuls noxius sehingga impuls
nyeri tidak dapat dirasakan atau dihambat, dan alur serabut saraf desenden melepaskan opioid
endogen seperti endorfin dan dimorfin sebagai penghambat nyeri alami yang berasal dari tubuh.
Neuromodulator inimenutup mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan substansi
P(Solehati & Kosasih, 2015).
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat pengaruh pada penurunan
intensitas nyeri setelah dilakukan terapi relaksasi progresif hal ini dikarenakan terapi relaksasi
progresif merupakan gabungan antara relaksasi pernafasan dan latihan otot yang dapat
menimbulkan relaksasi pada pasien sehingga pasien merasa nyaman dan nyeri yang dirasakan
berkurang. Setelah mengetahui bahwa terapi non farmakologi relaksasi progresif dapat
menurunkan intensitas nyeri diharapkan bagi pihak perawat RSUD Dr. H. Abdul Moeloek untuk
dapat memberikan terapi non farmakologi salah satunya adalah terapi relaksasi progresif yang
dapat diterapkan sebagai terapi pendamping selain terapi farmakologi atau sebagai bagian dari
intervensi keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan khususnya pada pasien yang
mengalami nyeri pasca operasi BPH (Benigna Prostat Hyperplasia), perawat hendaknya memberikan
pengarahan, membimbing, dan menganjurkan pasien untuk dapat melaksanakan relaksasi progresif
untuk mengatasi keluhan nyeri dan untuk pasien sebaiknya umempelajari berbagai tehnik
manajemen nyeri khususnya relaksasi progresif agar secara mandiri dapat mempraktekkan sendiri
ketika merasakan nyeri, sehingga nyeri dapat teralihkan dan bisa berkurang setelah melakukan
terapi relaksasi progresif.
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian Rasubala , Kumaat , & Mulyadi (2017), yang
menjelaskan terdapat pengaruh yang signifikan pada teknik relaksasi Benson terhadap skala nyeri
pada pasien post operasi apendiksitis di RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dan RS TK. III R.W.
Mongosidi Telling Manado.
Penelitian lain yang mendukung adalah Andika Sandi (2015) dengan judul Perbedaan
Intensitas Nyeri Setelah Dilakukan Tindakan Teknik Distraksi dan Relaksasi Pasien Post Sectio
Caesarea di Ruang Delima RSUD Dr. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Comparative. Menggunakan teknik
Accidental Sampling dengan besar sampel berjumlah 26 responden. Hasil penelitian menunjukan
bahwa nilai rata-rata intensitas nyeri terhadap responden setelah dilakukan teknik distraksi sebesar
2.69 dan setelah dilakukan teknik relaksasi progresif sebesar 4.69 dengan nilai p-value=0,00.

KESIMPULAN DAN SARAN


1. Rata-rata nyeri pada pasien post operasi benigna prostat hyperplesia (BPH) sebelum dilakukan
relaksasi benson di RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas adalah 7,10.
2. Rata-rata nyeri pada pasien post operasi benigna prostat hyperplesia (BPH) setelah dilakukan
relaksasi benson di RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas adalah 4,90.
3. Ada pengaruh relaksasi benson terhadap nyeri pada pasien post operasi benigna prostat
hyperplesia (BPH) di RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas dengan nilai p = 0,000, berarti < 0,05 (α).
Perawat RS Sobirin Kabupaten Musi Rawas dapat memberikan terapi non farmakologi
khusunya relaksasi benson yang dapat diterapkan sebagai terapi pendamping atau sebagai bagian
dari intervensi keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan khususnya pada pasien yang
mengalami nyeri pasca operasi BPH (Benigna Prostat Hyperplasia). Hasil penelitian dan prosedur
pelaksanaan teknik terapi relaksasi benson dapat digunakan sebagai masukan bagi perawat, bidan
dan tenaga kesehatan lainnya dalam menangani intensitas nyeri pada pasien post operasi Benigna

ANJANI Journal: Health Sciences Study, Vol. 1 No. 2 2021 page: 41–48 | 47
Prostat Hyperplasia serta dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan keterampilan
perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan pada klien post operasi
Benigna Prostat Hyperplasia yang mengalami nyeri. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan serta pengetahuan mengenai pemberian terapi relaksasi benson terhadap
intensitas nyeri pada pasien post operasi Benigna Prostat Hyperplasia.

DAFTAR PUSTAKA
Apriliyana. 2015. Pemberian Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Nyeri Pada Asuhan
Keperawatan Tn. W Dengan Paska Bedah Benigna Prostat Hiperplasia di Ruang Mawar II RSUD
Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan : Surakarta.
Asmadi. 2013. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. EGC.
Berman & Kozier. 2012. Buku Ajar Fundamental keperawatan Konsep, proses & Praktek. Edisi 5. Alih
bahasa : Eny,M., Esti, W., Devi, Y. Jakarta: EGC.
Datak, G., Yetti, K & Hariyati, S.T. 2008. Penurunan Nyeri Pasca Bedah TUR Prostat Melalui Relaksasi
Benson. Jurnal Keperawatan Indonesia.
Muttaqin. 2015. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal bedah. Jakarta :
Salemba medika
Notoatmodjo, S. 2015. Metode Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Potter, P. A., & Perry, A. G. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta: EGC.
Purnomo. 2011. Dasar-Dasar Urologi Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto
Rahmayati, Yeni, N. 2010. Pengaruh Guided Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien
Skizoafektif di RSJD Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sampekalo, Manoarfa, & Salem. 2015. Angka Kejadian yang Disebabkan oleh BPH di RSUD Prof. Dr.
R. D Kandu Manado Periode 2009-2013. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April
2015, h.568-572
Smeltzer, S & Bare, B. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Solehati, & Kosasih. 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi dalam Keperawatan Maternitas. Bandung :
PT Refika Aditama
Vaughn, F, Wichowski, H., & Bosworth. G. 2009. Does preoperative anxiety level predict
postoperative pain. AORN Jurnal, 85 (3), 589-604.
Vuichoud C. 2015. Benign prostatic hyperplasia: epidemiology, economics and evaluation. The
Canadian Journal of Urology. 22(1): 1-6
Wijaya, S. A., & Putra, M. Y. 2013. Keperawatan Medikal Bedah: Keperawatan Dewasa, Teori Contoh
Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.

48 | Novi Andayani, Yeni Eliyanti, Siska Ayu Ningsih (2021). The Effect of Benson Relaxation on...

Anda mungkin juga menyukai