Jawaban :
Production Cycle atau siklus produksi adalah sekumpulan aktivitas bisnis
yang terkait dengaan pemrosesan informasi operasi manufaktur barang atau
produk. Pada bab ini difokuskan pada aktivitas manufaktur atau produksi
barang atau produk. Siklus produksi diinisiasi oleh revenue cycle, dimana
data mengenai sales forecasting menjadi dasar aktivitas produksi yang
dilakukan. Pada akhirnya hasil dari siklus produksi adalah informasi
mengenai akuntansi biaya. Production cycle memiliki hubungan dengan
revenue cycle, expenditure cycle, manajemen, dan fungsi general ledger dan
reporting system. Dalam production cycle memiliki empat aktivitas dasar,
aktivitas dasar dalam expenditure cycle adalah sebagai berikut :
a. Product Design (Desain Produk)
Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang
memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan
secara simultan meminimalkan biaya produksi. Aktivitas perancangan
produk menciptakan dua dokumen utama yaitu daftar bahan baku/bill of
materials dan daftar operasi/operation list. Para akuntan dapat terlibat
dalam perancangan produk dengan cara para akuntan memberikan
informasi yang menunjukkan bagaimana berbagai desain dapat
mempengaruhi biaya produksi dan tingkat laba, memastikan bahwa SIA
dirancang untuk mengumpulkan dan memberikan informasi mengenai
biaya penyetelan mesin dan penanganan bahan baku yang terkait gengan
berbagai alternatif desain produk, serta dengan memberikan data
mengenai biaya perbaikan dan jaminan yang terkait dengan produk yang
ada dapat berguna untuk mendesain produk yang lebih baik.
b. Planning and scheduling (perencaaan dan penjadwalan)
Tujuan utama dari aktivitas ini adalah untuk rencana produksi yang cukup
efisien untuk memenuhi pesanan dan mengantisipasi permintaan jangka
pendek sekaligus dapat meminimalisir bahan baku dan barang
jadi.terdapat dua metode yang biasa dari perencaan produksi ialah:
- Perencanaan sumber daya produksi (MRP-II)
MRP-II adalah kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan baku
yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan
kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan
penjualan.
- Sistem produksi Just-in-time (JIT)
Tujuan produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
Jawaban :
Karyawan Kegiatan yang dilakukan
Staff
Dari departemen
Pengajuan dengan
mencantumkan
nomor, nama, target
pengajuan asset, dan
alasan pengajun
Manager
dan Menyetujui dan Jika nilai aset habis, Asset Penjadwalan
Menyetujui form pemusnahan
Diirektur menandatangani ajukan untuk sebelumnya
persetujuan pengajuan aset
GA di musnahkan
Jawaban:
a.
d. Berikut ini adalah gambar dari prinsip COBIT 5 yang kelima, yaitu Separating governance
from management. Konsep utama dari prinsip ini adalah memastikan bahwa struktur
governance dapat menentukan tujuan objektif perusahaan yang akan dicapai dan struktur
manajemen dapat merencanakan, membangun, menjalankan, dan memonitor aktivitas yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh governance. Jelaskan bagaimana prinsip
kelimat COBIT 5 ini dalam diterapkan dalam bidang produksi perusahaan!
Jawaban:
COBIT 5 didasari oleh 5 prinsip kunci dalam menjalankan governance dan management suatu
IT enterprise. Kelima prinsip COBIT 5 tersebut yaitu:
a. Prinsip COBIT 5 pertama : Meeting stakeholder needs
COBIT 5 terdiri atas proses-proses dan enabler untuk mendukung penciptaan nilai bisnis
melalui penerapan IT. Sebuah perusahaan dapat menyesuaikan COBIT 5 dengan konteks
perusahaan tersebut .
b. Prinsip COBIT 5 kedua : Covering the enterprise end-to-end COBIT 5 mengintegrasikan
pengelolaan IT perusahaan terhadap tatakelola perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena
- COBIT 5 mencakup seluruh fungsi dan proses yang ada di perusahaan. COBIT 5 tidak
hanya fokus pada fungsi IT, tapi menjadi teknologi dan informasi tersebut sebagai aset
yang berhubungan dengan aset-aset lain yang dikelola semua orang di dalam sebuah
perusahaan.
- COBIT 5 mempertimbangkan seluruh enabler dari governance dan management terkait
IT dalam sudut pandang perusahaan dan end-to-end. Artinya COBIT 5
mempertimbangkan seluruh entitas di perusahaan sebagai bagian yang saling
mempengaruhi.
c. Prinsip COBIT 5 ketiga : Applying a single, integrated framework
COBIT 5 selaras dengan standar-standar terkait yang biasanya memberi panduan untuk
sebagian dari aktivitas IT. COBIT 5 adalah framework yang membahas high level terkait
governance dan management dari IT perusahaan. COBIT 5 menyediakan panduan high
level dan panduan detailnya disediakan oleh standar-standar terkait lainnya.
d. Prinsip COBIT 5 keempat: Enabling a holistic approach
Governance dan management IT perusahaan yang efektif dan efisien membutuhkan
pendekatan yang bersifat menyeluruh, yaitu mempertimbangkan komponen - komponen
yang saling berinteraksi. COBIT 5 mendefiniskan sekumpulan enabler untuk mendukung
implementasi governance dan management sistem IT perusahaan secara komprehensif.
e. Prinsip COBIT 5 kelima : Separating governance from management
COBIT 5 memberikan pemisahan yang jelas antara management dan governance. Kedua
hal ini meliputi aktivitas yang berbeda,membutuhkan struktur organisasi yang berbeda dan
melayani tujuan yang berbeda.
Menurut COBIT 5, governance memastikan kebutuhan, kondisi dan pilihan dari stakeholder
dievaluasi untuk menentukan objektif dari perusahaan yang akan disepakati untuk dicapai.
Governance memberikan arah bagi penentuan prioritas dan pengambilan keputusan. Selain itu,
governance juga memonitor kinerja dan kesesuaian terhadap objektif yang telah disepakati.
Sementara, management meliputi aktivitas merencanakan, membangun, menjalankan dan me-
monitor aktivitas yang diselaraskan dengan arahan yang ditetapkan oleh organisasi governance
untuk mencapai objektif dari perusahaan.
e. Siklus pengeluaran atau expenditure terdiri dari beberapa aktivitas, yaitu pemesanan barang,
penerimaan barang, persetujuan invoice, pembayaran. Setiap aktivitas ini memiliki risikonya
masing-masing. Berikan pendapat Anda untuk setiap risiko berikut ini:
Jawaban:
a. Adanya pembelian barang dengan harga di atas harga rata-rata pasaran saat ini.
Jika ini terjadi, akibatnya perusahaan harus menanggung biaya ekstra untuk penyimpanan
barang dan lagian uang perusahaan akan macet dalam persediaan (mengurangi likuiditas
perusaahaan).
b. Adanya kesalahan hitung saat barang diterima.
Kesalahan dalam hal ini bisa menyebabkan suatu perusahaan ditagih terlalu besar atau
terlalu kecil dari utang yang seharusnya. Apabila perusahaan ditagih terlalu besar dari utang
yang sebenarnya mka perusahaan akan rugi, akan tetapi jika tagihannya lebih kecil maka
bisa jadi akan menguntungkan perusahaan. Namun tetap saja hal ini tidak baik karena
antara barang yang diterima dengan catatan tidak seimbang.
c. Adanya kesalahan pada invoice supplier.
Dalam hal ini contohnya ialah kesalahan dalam factor pemasok yaitu adanya faktur fiktif.
Faktur fiktif ini merugikan perusahaan karena perusahaan bisa jadi mengeluarkan kas untuk
faktur fiktif tersebut. Hal ini dapat dikendalikan dengan memverifikasi keakuratan faktur.
d. Adanya dobel pembayaran kepada supplier.
Administrasi yang tidak rapi bisa jadi membuat suatu perusahaan membayar satu faktur dua
kali, Tentu saja, jika ini terjadi maka perusahaan akan merugi karena kas perusahaan
menjadi tertahan di pemasok. Apalagi, jika administrasi pemasok juga tidak rapi, bisa jadi
perusahaan perlu melalui proses yang sangat sulit untuk bisa menarik kembali kas yang
terlanjur dikirim ke pemasok.
e. Adanya pencurian kas yang dilakukan oleh karyawan
Tentu saja jika cek kosong perusahaan dimanfaatkan oleh karyawan, maka perusahaan akan
rugi. Hal ini bisa dikendalikan dengan cara mengamankannya secara fisik, rajin mengontrol
anggaran arus kas, pembatasan akses terhadap komputer dan sebagainya.