PEN D A HU L UA N
Kegiatan Belajar 1
Gambar 7.1.
Contoh Use Case Diagram Siklus Produksi
Gambar 7.2.
Contoh Use Case Scenario Siklus Produksi
Sistem Informasi Akuntansi
Gambar 7.3.
Contoh Activity Diagram Siklus Produksi
LAT IH A N
A. DESAIN PRODUK
metode JIT ini, kegiatan produksi terjadi sebagai tindak lanjut dari pesanan
pelanggan. Strategi ini memungkinkan pemasok merencanakan pengiriman
produk mereka pada waktu yang tepat saat dibutuhkan.
Dalam penjadwalan produksi akan dispesifikasi seberapa produk akan
diproduksi selama periode yang sudah direncanakan dan kapan proses
produksi tersebut harus dilakukan. Informasi mengenai pesanan pelanggan,
prediksi penjualan, dan tingkat persediaan barang jadi digunakan untuk
menetapkan tingkat produksi. Namun pada prakteknya, penjadwalan
produksi ini dapat saja diubah berdasarkan beberapa pertimbangan seperti
misalnya perubahan kondisi pasar.
Peran akuntan dalam aktivitas ini dapat membantu perusahaan untuk
memilih antara metode MRP atau JIT untuk melihat metode manakah yang
lebih tepat untuk perencanaan dan penjadwalan produksi perusahaan. Apabila
permintaan produk perusahaan dapat diprediksi dan produk yang diproduksi
memiliki siklus produksi yang panjang, maka pendekatan MRP dapat
digunakan. Sebaliknya apabila produk perusahaan dikarakterisasikan dengan
siklus hidup yang pendek, tingkat permintaan dari pelanggan yang tidak
dapat diprediksi, serta berdasarkan pengalaman sering terjadi kelebihan
persediaan maka metode JIT yang sebaiknya digunakan.
C. OPERASI PRODUKSI
D. AKUNTANSI BIAYA
Tiga tujuan utama dari sistem akuntansi biaya adalah sebagai berikut.
1. Memberikan informasi biaya yang berkaitan dengan proses perencanaan,
pengendalian, dan evaluasi kinerja operasi produksi. Untuk mencapai
tujuan ini, sistem informasi akuntansi harus didesain untuk
mengumpulkan data real time mengenai kinerja aktivitas produksi, agar
pihak manajemen dapat membuat keputusan yang tepat pada waktunya.
2. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan
dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
3. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk
menghitung persediaan serta harga pokok penjualan yang muncul di
laporan keuangan perusahaan. Untuk mencapai tujuan kedua dan ketiga,
sistem informasi akuntansi harus dapat mengumpulkan biaya
berdasarkan berbagai kategori dan kemudian membebankan biaya-biaya
tersebut ke produk tertentu dan unit organisasional tertentu.
1. bahan baku;
2. tenaga kerja langsung;
3. mesin dan peralatan;
4. overhead pabrik.
L AT IH A N
B
1.
eberapa risiko kelemahan yang biasanya ada dalam siklus produksi dan
upaya untuk mengatasinya sebagai berikut.
Desain produk yang kurang baik. Risiko ini dapat mengakibatkan
peningkatan biaya di beberapa lini. Misalnya biaya kerugian karena
sudah terlanjur dibeli, ternyata baru diketahui kemudian bahwa desain
produknya masih belum sempurna. Atau misalnya karena kerumitan
dalam perubahan proses produksi dari satu desain ke desain lainnya.
Desain produk dapat disempurnakan melalui pengumpulan data yang
akurat tentang hubungan antara komponen dengan barang jadi. Analisis
atas jaminan dan biaya perbaikan dapat mengidentifikasi penyebab
utama kegagalan produk.
2. Kelebihan atau kekurangan produksi. Kelebihan produksi dapat
mengakibatkan kelebihan pasokan barang atas permintaan jangka
pendek, hingga menciptakan potensi masalah arus kas karena sumber
daya terikat dalam persediaan. Sedangkan kekurangan produksi dapat
mengakibatkan kehilangan peluang penjualan dan ketidakpuasan
pelanggan.
Perencanaan produksi yang akurat seharusnya dapat mencegah risiko
kelebihan dan kekurangan produksi. Dibutuhkan prediksi penjualan yang
akurat disertai dengan data persediaan yang memadai untuk
merencanakan proses produksi yang baik. Biasanya risiko kelebihan atau
kekurangan produksi lebih sering terjadi pada produk yang baru
diproduksi. Persetujuan dan otorisasi yang memadai atas pemroduksian
produk adalah pengendalian lainnya untuk mencegah risiko ini.
3. Pencurian persediaan dan aktiva tetap juga menjadi risiko yang bisa
terjadi pada risiko ini. Efek jangka panjang dapat juga mengakibatkan
kesalahan dalam menganalisis kinerja keuangan dan dalam kasus
persediaan, dapat mengakibatkan kekurangan produksi.
Untuk menghindari risiko ini akses fisik harus dibatasi dan setiap
perpindahan produk harus didokumentasikan. Jadi, permintaan bahan
baku digunakan untuk mensahkan pelepasan bahan baku ke bagian
produksi. Apabila ada permintaan tambahan bahan baku di luar jumlah
yang sudah disebutkan dalam daftar bahan baku, juga harus
didokumentasikan dan disahkan oleh pegawai setingkat supervisor.
Dokumentasi perpindahan harus digunakan untuk mendokumentasikan
perpindahan persediaan, selanjutnya di berbagai tahap proses produksi.
Di samping itu, pengendalian akses yang baik dan uji kesesuaian adalah
hal penting untuk memastikan bahwa hanya personel yang berhak
sajalah yang memiliki akses secara langsung. Terakhir, pegawai yang
tidak merangkap dengan fungsi penyimpanan barang harus secara
periodik menghitung persediaan yang dimiliki, apabila ditemukan
perbedaan antara perhitungan fisik dan jumlah dalam pencatatan harus
diselidiki.
4. Pencatatan dan pemrosesan data aktivitas produksi yang tidak tepat dapat
menurunkan efektivitas penjadwalan produksi, dan mengganggu
kemampuan manajemen untuk mengawasi dan mengendalikan operasi
produksi. Misalnya ketidakakuratan dalam analisis data biaya dapat
mengakibatkan keputusan yang tidak tepat tentang produk mana yang
akan diproduksi dan bagaimana cara untuk menetapkan harga jual.
Prosedur pengendalian terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan
mengotomatisasikan pengumpulan data dengan memanfaatkan teknologi
informasi yang sekarang sudah banyak digunakan, seperti penggunaan
pemindai kode garis, pembaca kartu, dan media lainnya. Akan tetapi
untuk menghindari agar tidak sembarang orang bisa mengakses data-data
penting tersebut, pembatasan akses melalui username dan password
merupakan upaya pengawasan yang paling baik.
LAT IH A N
Glosarium