B. Contoh kasus
Kasus Integratif: Alpha Omega Electronics LeRoy Williams, wakil direktur utama
bagian produksi di AOE, khawatir dengan masalah yang terkait dengan perubahan misi
strategis perusahaan. Dua tahun yang lalu, pihak manajemen puncak AOE telah
memutuskan untuk menggeser strategi bisnis perusahaan dari posisi tradisionalnya
sebagai produsen berbiaya rendah untuk produk elektronik sehari-hari, ke arah strategi
diferensiasi produk. Sejak itu, AOE telah meningkatkan variasi ukuran, gaya, dan fitur
lini-lini produknya.Guna mendukung pergeseran dalam fokus strategis ini, AOE telah
menanamkan investasi besar pada otomatisasi. Akan tetapi, sistem akuntansi biaya AOE
belum diubah. Contohnya overhead pabrik masih dialokasikan berdasarkan jam tenaga
kerja langsung, walaupun otomatisasi telah secara drastis mengurangi jumlah tenaga
kerja langsung yang digunakan untuk membuat sebuah produk. Akibatnya, investasi
perlengkapan dan mesin baru menghasilkan peningkatan dramatis dalam tarif overhead
pabrik. Situasi ini telah menimbulkan masalah-masalah berikut:
1. Para supervisor produksi mengeluhkan tidak masuk akalnya sistem akuntansi
tersebut. Mereka diberi penalti karena melakukan investasi yang meningkatkan
efisiensi keseluruhan. Memang, dengan menggunakan perlengkapan baru yang
canggih tersebut harga pokok produksi beberapa produk kini lebih mahal. Akan
tetapi perlengkapan baru tersebut telah meningkatkan kemampuan produksi dan
secara simultan mengurangi produk cacat.
2. Para eksekutif bagian pemasaran dan desain produk memiliki semua informasi
harga pokok produk tetapi tidak dapat menggunakannya untuk menetapkan harga
atau untuk menetapkan potensi tingkat laba produk baru. Bahkan, beberapa
pesaing telah mulai memberikan harga pada produk mereka di bawah harga
pokok produk AOE.
3. Walaupun beberapa langkah telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas, sistem
akuntansi biaya tidak memberikan ukuran yang memadai untuk mengevaluasi
pengaruh langkah-langkah tersebut dan untuk menunjukkan area yang
membutuhkan perbaikan lebih lanjut. Bahkan, LeRoy merasa frustasi dengan
ketidakmampuannya untuk menghitung pengaruh peningkatan kualitas yang telah
terjadi.
4. Laporan kinerja terus berfokus terutama pada ukuran keuangan. Akan tetapi, para
manajer lini di pabrik mengeluh bahwa mereka membutuhkan informasi yang
lebih akurat dan tepat waktu atas aktivitas fisik, seperti unit yang diproduksi,
tingkat produk cacat, dan waktu produksi.
5. LeRoy frustasi karena pergerakan untuk produksi ramping tidak berhasil dengan
nyata mengurangi tingkat persediaan dalam tahun-tahun terakhir, tetapi laporan
keuangan berbasis GAAP tradisional menu jukkan bahwa ini telah secara
signifikan menurunkan probabilitas.
LeRoy telah menyampaikan kekhawatirannya pada Linda Spurgeon, direktur
utama AOE, yang setuju bahwa masalah-masalah tersebut sangat serius. Linda kemudian
mengadakan pertemuan dengan LeRoy, Ann Brandt, wakil direktur utama bagian sistem
informasi; dan Elizabeth Venko, kontroler AOE. Pada pertemuan tersebut, Elizabeth dan
Ann setuju untuk mempelajari bagaimana mengubah sistem akuntansi biaya perusahaan
agar dapat lebih akurat mencerminkan proses produksi AOE yang baru. Guna memulai
proyek ini, LeRoy setuju untuk mengantar Elizabeth dan Ann keliling pabrik agar mereka
dapat melihat dan memahami bagaimana teknologi baru telah memengaruhi aktivitas
siklus produksi.
Sebagaimana yang disarankan dalam kasus ini, kekurangan dalam sistem
informasi yang digunakan untuk mendukung aktivitas siklus produksi dapat menciptakan
masalah signifikan bagi sebuah perusahaan. Pengenalan teknologi baru dalam siklus
produksi mungkin memerlukan perubahan yang berkaitan dalam sistem akuntansi biaya
untuk buku besar dan pelaporan sebuah perusahaan.