Anda di halaman 1dari 5

A.

Hubungan Siklus Produksi dengan Sistem buku besar dan pelaporan


Siklus Produksi adalah serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pengolahan data
yang berkaitan dengan proses pembuatan produk dan terjadi secara terus-menerus.
Keberadaan system informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi, dengan
system informasi akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan
waktu kerja yang jelas.
Untuk dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam perancanaan produk
atau jasa yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut, dan bagaimana perencanaan
penyerapan dan alokasi sumber daya yang diperlukan, dan yang sangat penting adalah
bagaimana merencanakan dan mengendalikan biaya produksiserta evaluasi kinerja
terhadap produktifitas yang dihasikan.
Aktivitas siklus buku besar dan pelaporan di bagi menjadi empat yaitu,
pemuktakhiran (Update) rekening buku besar, pembukuan transaksi pengesuaian,
penyusunan laporan keuangan, penyusunan lapora manajerial. Penggunaan teknologi
memberikan peluang bagi penigkatan efisiensi dan elektivitas siklus buku besar dan
pelaporan dalam hal ketepatan waktu penaksiran buku besar, proses penutupan buku
bulanan, dan pembuatan laporan keuangan. Adapun ancaman dari prosedur pengendalian
internal yaitu: kesalahan dalam pemutahiran buku besar, akses ke buku besar secara tidak
sah, kehilangan atau kerusakan data buku besar.
Sedangkan, terdapat empat aktivitas dasar dalam siklus produksi. Akuntansi biaya
merupakan langkah terakhir dalam siklus produksi. Terdapat tiga tujuan dasar dari sistem
akuntansi biaya yaitu :
1. Memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja
dari operasi produksi. SIA didesain untuk mengumpulkan data real-time
mengenai kinerja aktivitas produksi agar pihak manajemen dapat membuat
keputusan tepat waktu.
2. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
menetapkan harga serta keputusan bauran produk. SIA mengumpulkan biaya
berdasarkan berbagai kategori dan kemudian membebankan biaya tersebut ke
produk & unit organisasi tertentu .
3. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung
persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan
perusahaan.
Sebagaian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya pesanan dan proses
untuk membebankan biaya produksi. Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke
batch produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu dan digunakan ketika produk atau jasa
yang dijual terdiri dari bagian-bagian yang dapat di identifikasikan secara terpisah.
Sebaliknya, Perhitungan biaya prosesmembebankan biaya ke setiap proses, dan
kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi. Digunakan
ketika produk atau jasa yang hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan unit
terpisah tidak dapat dengan mudah diidentifikasi.
Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses hanya mempengaruhi
metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke produk, bukan pada
metode pengumpulan data. Kedua sistem tersebut membutuhkan akumulasi dan
mengenai empat jenis biaya:
1. Data penggunaan bahan baku
Ketika produksi dimulai, penerbitan permintaan bahan baku memicu debit barang
dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke produksi. Jika bahan baku
tambahan diperlukan, debit yang lain dibuat untuk barang dalam proses.
2. Biaya tenaga kerja langsung
Kartu jam kerja (job-time ticket): sebuah dokumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai aktivitas tenaga kerja dengan mencatat jumlah
waktu seorang pekerja yang dikeluarkan dalam setiap tugas pekerjaan tertentu.
3. Penggunaan mesin dan peralatan
Ketika perusaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatiskan proses
produksi, proporsi yang lebih besar dari biaya produk yang terkait dengan mesin
dan peralatan yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
4. Biaya overhead pabrik
Overhead pabrik: seluruh biaya manufaktur yang secara ekonomis tidak layak
untuk melacak langsung terhadap pekerjaan atau proses tertentu.

Meningkatkan pengendalian dengan sistem perhitungan biaya berbasis aktivitas .


Perhitungan biaya berbasis aktivitas (activity-based costing - ABC): sistem biaya yang
dirancang untuk melacak biaya pada aktivitas yang menimbulkannya. Sistem perhitungan
biaya berbasis aktivitas berbeda dari sistem akuntansi biaya konvensional dalam tiga cara
yang penting:

1. Sistem biaya berbasis aktivitas berusaha secara langsung menelusuri proporsi


besar dari biaya overhead ke produk.
2. Sistem biaya berbasis aktivitas menggunakan sejumlah besar biaya pool untuk
mengakumulasi biaya tidak langsung (overhead pabrik). Sementara sebagian
besar sistem biaya tradisional menyatukan seluruh biaya overhead bersama-sama,
sistem perhitungan biaya berbasis aktivitas membedakan tiga
kategori overhead terpisah: a. Overhead yang terkait
dengan batch, b. Overhead yang terkait dengan produk, c.Overhead keseluruhan
perusahaan.
3. Sistem biaya berbasis aktivitas berupaya untuk merasionakan alokasi overhead ke
produk dengan mengidentifikasi pemicu biaya.
Desain sistem ERP untuk mendukung siklus produksi

Desain tersebut menunjukkan bagaimana sistem informasi siklus produksi


mengintegrasikan baik data operasional maupun keuangan dari banyak sumber.
Departemen teknik bertanggung jawab untuk mengembangkan spesifikasi produk.
File daftar bahan baku menyimpan informasi mengenai komponen-komponen
produk, dan file daftar operasi berisi informasi mengenai bagaimana untuk
pembuatan setiap produknya. Untuk mengembangkan spesifikasi tersebut,
departemen teknik mengakses dua file tersebut untuk memeriksa desain produk yang
sama. Departemen teknik juga mengakses buku besar dan file persediaan untuk
informasi mengenai perkiraan penjualan dan pesanan pelanggan. Departemen
perencanaan produksi menggunakan informasi tersebut plus data mengenai tingkat
persediaan saat ini untuk mengembangkan jadwal induk produksi dan membuat
catatan baru dalam file pesanan produksi untuk mengotorisasi produksi barang-
barang tertentu. Pada waktu yang sama,catatan baru ditambahkan pada file barang
dalam proses untuk menakumulasi data biaya. Permintaan bahan baku dikirimkan ke
departemen penyimpanan persediaan untuk mengotorisasi pengeluaran bahan baku.
Antarmuka computer-integrated manufacturing (CIM) mengirimkan instruksi
mendetail ke stasiun kerja pabrik. Antarmuka CIM tersebut juga mengumpulkan data
biaya dan operasional yang diguakan untuk memperbarui file barang dalam proses
dan pesanan produksi masing-masing. Lalu pada sistem pemrosesan permintaan akan
dibuat laporan status produksi pada penjualan, laporan status produksi pada
prencanaan produksi, akuntansi biaya pada akuntansi biaya, dan laporan knerja paxa
penyedia pabrik.

B. Contoh kasus
Kasus Integratif: Alpha Omega Electronics LeRoy Williams, wakil direktur utama
bagian produksi di AOE, khawatir dengan masalah yang terkait dengan perubahan misi
strategis perusahaan. Dua tahun yang lalu, pihak manajemen puncak AOE telah
memutuskan untuk menggeser strategi bisnis perusahaan dari posisi tradisionalnya
sebagai produsen berbiaya rendah untuk produk elektronik sehari-hari, ke arah strategi
diferensiasi produk. Sejak itu, AOE telah meningkatkan variasi ukuran, gaya, dan fitur
lini-lini produknya.Guna mendukung pergeseran dalam fokus strategis ini, AOE telah
menanamkan investasi besar pada otomatisasi. Akan tetapi, sistem akuntansi biaya AOE
belum diubah. Contohnya overhead pabrik masih dialokasikan berdasarkan jam tenaga
kerja langsung, walaupun otomatisasi telah secara drastis mengurangi jumlah tenaga
kerja langsung yang digunakan untuk membuat sebuah produk. Akibatnya, investasi
perlengkapan dan mesin baru menghasilkan peningkatan dramatis dalam tarif overhead
pabrik. Situasi ini telah menimbulkan masalah-masalah berikut:
1. Para supervisor produksi mengeluhkan tidak masuk akalnya sistem akuntansi
tersebut. Mereka diberi penalti karena melakukan investasi yang meningkatkan
efisiensi keseluruhan. Memang, dengan menggunakan perlengkapan baru yang
canggih tersebut harga pokok produksi beberapa produk kini lebih mahal. Akan
tetapi perlengkapan baru tersebut telah meningkatkan kemampuan produksi dan
secara simultan mengurangi produk cacat.
2. Para eksekutif bagian pemasaran dan desain produk memiliki semua informasi
harga pokok produk tetapi tidak dapat menggunakannya untuk menetapkan harga
atau untuk menetapkan potensi tingkat laba produk baru. Bahkan, beberapa
pesaing telah mulai memberikan harga pada produk mereka di bawah harga
pokok produk AOE.
3. Walaupun beberapa langkah telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas, sistem
akuntansi biaya tidak memberikan ukuran yang memadai untuk mengevaluasi
pengaruh langkah-langkah tersebut dan untuk menunjukkan area yang
membutuhkan perbaikan lebih lanjut. Bahkan, LeRoy merasa frustasi dengan
ketidakmampuannya untuk menghitung pengaruh peningkatan kualitas yang telah
terjadi.
4. Laporan kinerja terus berfokus terutama pada ukuran keuangan. Akan tetapi, para
manajer lini di pabrik mengeluh bahwa mereka membutuhkan informasi yang
lebih akurat dan tepat waktu atas aktivitas fisik, seperti unit yang diproduksi,
tingkat produk cacat, dan waktu produksi.
5. LeRoy frustasi karena pergerakan untuk produksi ramping tidak berhasil dengan
nyata mengurangi tingkat persediaan dalam tahun-tahun terakhir, tetapi laporan
keuangan berbasis GAAP tradisional menu jukkan bahwa ini telah secara
signifikan menurunkan probabilitas.
LeRoy telah menyampaikan kekhawatirannya pada Linda Spurgeon, direktur
utama AOE, yang setuju bahwa masalah-masalah tersebut sangat serius. Linda kemudian
mengadakan pertemuan dengan LeRoy, Ann Brandt, wakil direktur utama bagian sistem
informasi; dan Elizabeth Venko, kontroler AOE. Pada pertemuan tersebut, Elizabeth dan
Ann setuju untuk mempelajari bagaimana mengubah sistem akuntansi biaya perusahaan
agar dapat lebih akurat mencerminkan proses produksi AOE yang baru. Guna memulai
proyek ini, LeRoy setuju untuk mengantar Elizabeth dan Ann keliling pabrik agar mereka
dapat melihat dan memahami bagaimana teknologi baru telah memengaruhi aktivitas
siklus produksi.
Sebagaimana yang disarankan dalam kasus ini, kekurangan dalam sistem
informasi yang digunakan untuk mendukung aktivitas siklus produksi dapat menciptakan
masalah signifikan bagi sebuah perusahaan. Pengenalan teknologi baru dalam siklus
produksi mungkin memerlukan perubahan yang berkaitan dalam sistem akuntansi biaya
untuk buku besar dan pelaporan sebuah perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai