Latar Belakang
Sepanjang sejarah manusia, ada yang memenuhi kebutuhannya, ada yang meminta dan
ada yang menyediakan. Pemasaran telah mendapat banyak perhatian baik dari perusahaan,
institusi maupun negara. Pergeseran kualitas baik dari perusahaan, institusi, dan antar negara.
Berbagai organisasi yang terlibat dalam pemasaran, seperti instansi pemerintah, kelompok
agama, melihat pemasaran sebagai cara baru untuk berhubungan dengan masyarakat umum.
Pada awal sejarahnya, pemasaran ini dilakukan melalui pertukaran barang (barter) dan
selanjutnya berkembang menjadi pemasaran modern melalui ekonomi uang. Membandingkan
masyarakat yang masih sederhana dengan masyarakat yang maju mengungkapkan perbedaan,
terutama dalam sifat dan kemajuan ekonomi.
Dalam masyarakat yang masih sederhana, orang berusaha menghasilkan apa yang mereka
dan keluarga mereka butuhkan. Tidak ada produksi untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
Faktanya, terutama karena faktor alam, komoditas tertentu melimpah di beberapa tempat dan
jarang tersedia di tempat lain. Situasi ini juga membutuhkan keterampilan orang-orang tertentu
di tempat-tempat tertentu. Misalnya, ikan di pantai relatif lebih banyak, tetapi buah di gunung
relatif lebih banyak. Untuk itu produsen dan konsumen perlu memiliki keterampilan untuk saling
memenuhi kebutuhan antara produsen dan konsumen yang memiliki produk berbeda di lokasi
terpencil atau lokasi yang berbeda. Pemasaran khususnya jual beli dengan cara barter memang
sulit. Uang digunakan sebagai alat tukar atau perantara. Seseorang yang melakukan kegiatan
menawarkan barang atau jasa melakukan kegiatan pemasaran.
Pemasaran umumnya dipandang sebagai tempat mencari untung, menipu orang, dan
pedagang barang dagangan untuk merayu keinginan orang. Begitu banyak konsumen yang
ditelan oleh orang-orang jahat, tetapi itu tidak terjadi jika Anda menggunakan rofes pemasaran
yang Islami. Pada dasarnya, bagi umat Islam, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita seperti
apa rofes pemasaran Islami itu. Namun, rofes pemasaran Islami belum begitu dikenal karena
rofes pemasaran tradisional sudah rofessi daging di masyarakat. Hal ini juga menjadi pelajaran
untuk mengenalkan rofess dan lebih mengembangkan rofes pemasaran di masyarakat.
Dalam Islam, pemasaran adalah bidang bisnis strategis yang mengarahkan proses
penciptaan, penyampaian, dan perubahan nilai dari inisiator kepada pemangku kepentingan.
Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi semangat beribadah kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan harus dilakukan sejauh mungkin untuk kepentingan rofess, bukan untuk
kepentingan kelompok apalagi untuk diri sendiri. Al-Quran juga mengontrol aktivitas kehidupan
dan Muamara. Juga, Etika dalam Perdagangan, Penjualan, atau Pemasaran.
Kata-kata Syi’ah dan Syari’ah mengacu pada tempat yang digunakan sebagai sarana
langsung air minum, tanpa bantuan alat lain. Pemasaran adalah bentuk Muamalah yang
dibenarkan dalam Islam, dan selama semua transaksi dilindungi dari surat-surat yang dilarang
oleh ketentuan Syariah, kontrak dan prinsip Muammara atau berbisnis dalam Islam. Jadi
marketing syari’ah adalah gabungan dari marketing konvesional dengan hukum islam.
Kemudian, pada tingkat emosional, kemampuan pemasar untuk memahami emosi dan
perasaan pelanggan mereka penting. Di sini pelanggan dipandang sebagai manusia yang utuh
dengan perasaan dan emosi. Spiritual marketing adalah orang tingkat tinggi yang tidak lagi
membiarkan dirinya dipengaruhi oleh hal-hal duniawi yang menjadi panggilan jiwa, serta
menghitung untung rugi. Hal ini dianjurkan karena mengandung nilai-nilai spiritual. Apalagi
keikhlasan mengiringi bisnis ini dalam pemasaran syariah, segala macam perdagangan, insya
Allah dan ibadah di hadapan Allah, hanya untuk mencari keridhaan Allah, ini adalah bisnis
besar yang ditumbuhkan modalnya Menjadi benih dan modal dasar untuk.. .dengan sikap
spiritual yang besar.
Ada 4 karakteristik syari’ah marketing menurut Kartajaya dan sula yang dapat menjadi
panduan bagi para marketers sebagai berikut:
1. Teistis (rabbaniyyah): Jiwa seseorang dari marketer Syariah percaya bahwa hukum –
hukum Syariah teistik atau ketuhanan adalah yang paling adil, paling sempurna, paling
selaras dengan segala bentuk kebaikan, paling terhindar dari segala bentuk bahaya, dan
paling benar, bisa menghancurkan kebohongan dan menyebarkan manfaat.
2. Etis (aklhaqiyyah): Keunggulan lain dari marketer Syariah adalah selain bersifat teistis
(rabbaniyyah) juga sangat menekankan pada persoalan moral etika dalam segala aspek
kegiatannya karena nilai moral dan etika merupakan nilai universal atau diajarkan oleh
semua agama.
3. Realistis (al-waqi’iyyah): Syariah Marketer adalah konsep pemasaran yang fleksibel,
dengan keluasan dan keluwesan yang mendasari Syariah Islamiyah. Seorang syariah
marketer adalah seorang pemasar rofessional dengan penampilan yang bersih, rapi dan
sederhana, terlepas dari model atau gaya berpakaian, dan mengutamakan nilai-nilai
agama, ketakwaan, dan aspek moral dalam pekerjaannya kejujuran dalam segala upaya
pemasaran.
4. Humanistis (insaniyyah): Keistimewaan lain dari pemasar Syariah adalah sifat
kemanusiaan universal mereka. Dengan kata lain, syariat diciptakan untuk semua
manusia agar derajatnya ditinggikan, kemanusiaannya dipelihara dan dibina, dan sifat
binatangnya dikendalikan dalam kehidupannya. Hukum Islam dibuat untuk orang-orang
sesuai dengan kemampuannya, tanpa memandang ras, warna kulit, kebangsaan atau
status. Inilah yang menjadikan Syariah bersifat universal, Syariah manusiawi yang
universal.
- Memasukkan unsur Syariah ke semua elemen dan proses pemasaran agar sesuai syariat
dagang islam.
- Mengingat bahwa semua kegiatan pemasaran adalah ibadah, kepuasan tertinggi yang
dicari produsen dan konsumen adalah memperoleh keridhaan Allah.
- Memajukan terciptanya kesejahteraan dan terciptanya keadilan bagi semua, peran rakyat
sebagai khalifah di muka bumi.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Hardius Usman, dkk, Islamic Marketing : Sebuah Pengantar, Depok : Rajawali, 2020.
Huda, Nurul, et al. Pemasaran Syariah: Terori & Aplikasi. Kencana, 2017.
Muhammad Asnan. Pemasaran syariah: teori, filosofi & isu-isu kontemporer. 2017.
Fadilah Nur Pengertian, Konsep, dan Strategi Pemasaran Syari’ah 2020.
R.Lujanto, Moh.Muzwir Dasar Filosofi marketing syari’ah.
Kotler, Philip, Marketing Management Millenium Edition (Tenth Edition, Prentice-Hall Inc, New
Jersey, 2001).