Anda di halaman 1dari 19

JURNAL

DASAR-DASAR PEMASARAN SYARIAH DAN


IMPLEMENTASINYA DALAM BISNIS
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Marketing Syariah

Dosen Pengampu:
Dr. Budi Kolistiawan, S.Pd., M.E.I.

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. Ardia Putri Eka Pratitis (126101212107)

2. Ayu Zulfa Umaroh (126101212109)

3. Chalisa Aszahra (126101212112)

4. Mahardika Eka Putra Setiawan (126101212126)

HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

FEBRUARI 2024
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

DASAR-DASAR PEMASARAN SYARIAH DAN


IMPLEMENTASINYA DALAM BISNIS

Ardia Putri Eka Pratitis, Ayu Zulfa Umaroh,


Chalisa Aszahra, Mahardika Eka Putra Setiawan
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
E-mail: ardiapurt@gmail.com , zulfafa551@gmail.com ,
chalisaaszahra154@gmail.com , mekaputra36@gmail.com

ABSTRAK

Pemasaran syariah meliputi penciptaan, penawaran, dan pertukaran nilai produk


yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Implementasi pemasaran syariah dalam
bisnis melibatkan strategi untuk memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah dan memastikan kepuasan konsumen dengan produk atau
jasa yang ditawarkan, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam bisnis sangatlah
penting untuk membangun organisasi/institusi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. Ini melibatkan sistem umpan balik yang bersifat transparan. Transparansi
ini memeriksa tentang kepuasan akan terpenuhinya kebutuhan. Dengan memahami
dasar-dasar pemasaran syariah dan mengimplementasikannya dalam bisnis,
perusahaan dapat menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk atau
jasa dengan memperhatikan nilai-nilai syariah, serta memastikan kepuasan
konsumen sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Keyword: Pemasaran syariah, Bisnis, Dasar-dasar, Implementasi, Tujuan.

1
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam pengelolaan bisnis termasuk bisnis yang menerapkan prinsip
syariah, memerlukan kinerja pemasaran. Pemasaran adalah front (garda)
depan dari suatu bisnis. Pemasaran memiliki definisi kerja dari suatu proses
bisnis sehingga mencapai produk dan nilai - nilai produk tersebut kepada
konsumen. Pemasaran dalam dunia bisnis bukan merupakan suatu konsep
yang hanya mengandalkan instrumen seperti marketing mix, targeting,
positioning serta branding semata. Namun pembayaran telah jauh
berkembang kearah yang lebih dewasa dan tumbuh seperti new wave
marketing. Dengan demikian dalam memasarkan sebuah produk, peran dari
seluruh stakeholder perusahaan dalam hal ini adalah marketing sangat
diperlukan. Dibutuhkan kemampuan maksimal dalam hal ini adalah strategi
pemasaran yang baik sehingga suatu unit bisnis dapat meningkatkan laba
operasional.1

2. Tujuan Penelitian
Yaitu menjadi landasan untuk mengembangkan pemahaman yang
lebih mendalam tentang dasar-dasar pemasaran yang sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah.

3. Rumusan Masalah
1) Bagaimana pengertian pemasaran syariah?
2) Bagaimana pengertian bisnis syariah?
3) Apa saja dasar-dasar pemasaran syariah?
4) Bagaimana implementasi dasar-dasar pemasaran syariah dalam bisnis?
5) Apa saja tujuan dari pemasaran syariah dalam bisnis?

1
Ahmad Miftah, MENGENAL MARKETING DAN MARKETERS SYARIAH, Vol. 6, No. 2, 2015, hlm. 15.

2
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

4. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif analisis. Sumber data diperoleh dari sumber sekunder
baik berupa buku, jurnal, publikasi ilmiah, dan sumber lain yang relevan.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pemasaran Syariah
Menurut Kotler, pemasaran (marketing) adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan
pertukaran (exchange).2 Definisi ini berdasrakan konsep-konsep inti, seperti
kebutuhan, keinginan, dan permintaan, produk-produk (barang-barang,
layanan dan ide), value, biaya dan kepuasan, pertukaran dan transaksi,
hubungan dan jaringan, pasar dan para pemasar.
Pemasaran sendiri adalah salah satu bentuk muamalah yang
dibenarkan dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya
terpelihara dari hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah. Kata
“syariah” berasal dari kata syara‟a al-syai‟a yang berarti “menerangkan”
atau menjelaskan sesuatu. Atau, berasal dari kata syir‟ah yang berarti
“suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air secara langsung
sehingga orang yang mengambilnya tidak memerlukan bantuan alat lain”.
Pengertian syariah menurut pandangan Islam sangatlah luas dan
komprehensif (al-syumul). Di dalamnya mengandung makna mengatur
seluruh aspek kehidupan, mulai dari aspek ibadah (hubungan manusia
dengan Tuhannya), aspek keluarga (nikah, talak, nafkah, wasiat, warisan,
aspek bisnis (perdagangan, industri, perbankan, asuransi, utang-piutang,
pemasaran, hibah), aspek ekonomi (permodalan, zakat, bait al-maal, fa‟i,
ghanimah), aspek hukum dan pradilan, aspek Undang-Undang hingga
hubungan antar negara.

2
Philips Khotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: SMTG Desa Putra, 2002), hlm. 9.

3
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

Maka, Syariah Marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis


yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari
satu inisiator kepada stakeholders nya yang dalam keseluruhan prosesnya
sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam islam. Ini
artinya bahwa dalam syariah marketing seluruh proses, baik proses
penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value) tidak
boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip
muamalah yang Islami.
Definisi di atas, didasarkan pada salah satu ketentuan dalam bisnis
Islami yang tertuang dalam kaidah fiqih yang mengatakan, “al-
muslimuuna,alaa syuruuthihim illa syarthan harroma halaalan aw ahalla
haraaman” (kaum muslimin terikat dengan kesepakatan-kesepakatan bisnis
yang mereka buat, kecuali kesepakatan yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram). Selain itu, kaidah fiqih lain mengatakan “al-
ashlu fil muaamalahtil ibahah illah ayyadulla daliilun,alaa tahriimihaa”
(pada dasarnya semua bentuk muamalah (bisnis) boleh dilakukan kecuali
ada dalil yang mengharamkan).3

2. Pengertian Bisnis Syariah


Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Hal-hal yang terjadi dalam
kegiatan ini adalah tukar menukar, jual beli, memproduksi-memasarkan,
bekerja-memperkerjakan, serta interaksi manusiawi lainnya, dengan tujuan
memperoleh keuntungan.4 Dalam kegiatan perdagangan (bisnis), pelaku
usaha atau pebisnis dan konsumen (pemakai barang dan jasa) sama-sama
mempunyai kebutuhan dan kepentingan. Pelaku usaha harus memiliki
tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
Untuk itu sangat diperlukan aturan-aturan dan nilai-nilai yang mengatur
kegiatan bisnis tersebut agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan dan

3
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, hlm. 22-27.
4
Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta : Kanisius.

4
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

dieksploitasi baik pihak konsumen, karyawan maupun siapa saja yang ikut
terlibat dalam kegiatan bisnis tersebut.
Secara historis kata bisnis berasal dari bahasa inggris yaitu
“business”, dari kata dasar “busy” yang artinya “sibuk”. Sibuk dalam
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam kamus bahasa Indonesia bisnis merupakan usaha dagang; usaha
komersial.5 Bisnis mempunyai dua pengertian yang berbeda, yaitu yang
pertama bisnis adalah sebuah perusahaan sedangkan pengertian yang kedua
bisnis adalah sebuah kegiatan.6 Secara etimologi, bisnis mempunyai arti
dimana seseorang atau sekelompok dalam keadaan yang sibuk dan
menghasilkan keuntungan atau profit bagi dirinya atau kelompok. Dari
pengertian-pengertian bahasa demikian, bisnis memperlihatkan dirinya
sebagai aktivitas riil ekonomi yang secara sederhana dilakukan dengan cara
jual beli atau pertukaran barang dan jasa.7 Bisnis juga dapat dikatakan
sebagai sebuah kegiatan yang terorganisir karena didalam bisnis ada banyak
kegiatan yang dilakukan. Kegiatan dimulai dengan input berupa mengelola
barang lalu di proses setelah itu menghasilkan output berupa barang
setengah jadi atau barang jadi.8
Sedangkan pengertian dari bisnis syariah adalah kegiatan usaha
dengan menjual produk agar memperoleh keuntungan dengan berlandaskan
pada syariat. Kata syariah berarti ketentuan atau ketetapan yang telah
digariskan oleh agama Islam. Maksud bisnis sesuai syariat Islam adalah
tidak hanya berfokus pada aktivitas jual beli saja. Namun juga
memperhatikan konsep halal, akhlak berdagang, produk yang
diperjualbelikan, akad dan ibadah muamalah dalam berwirausaha.9

5
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008, h.
208.
6
Husein Umar, Business An Introduction, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000, h. 3.
7
Muhammad dan R. Luqman Faurori, Visi Al-Qu’an Tentang Etika dan Bisnis, Jakarta: Salemba
Diniyah, 2002, h. 60.
8
Wikipedia, “Bisnis”, https://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis, diakses pada hari senin 14 November
2016.
9
Redaksi OCBC NISP, “Bisnis Syariah”, https://www.ocbc.id/id/article/2021/06/02/bisnis-
syariah, diakses pada hari minggu 18 Februari 2024.

5
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

3. Dasar-Dasar Pemasaran Syariah


Pemasaran Syariah adalah konsep yang mengintegrasikan prinsip
prinsip dasar syariah dalam kegiatan pemasaran. Dasar dasar pemasaran
syariah dapat dibedakan menjadi beberapa aspek:
1) Sistem Pemasaran Islami
Pada dasarnya, sistem pemasaran syariah mengikuti prinsip-
prinsip yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW yang
mencakup menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal,
menjaga harta dan menjaga keturunan.10

2) Prinsip Dasar Syariah Marketing


a. Etika Pemasaran
Pemasaran syariah didasarkan pada prinsip-prinsip
etika Islam seperti kejujuran, keadilan dan keberkahan. Etika
pemasaran dalam Islam menekankan pentingnya menjaga
integritas, transparansi dan keadilan dalam semua aspek
pemasaran.
b. Pemenuhan Kebutuhan
Pemasaran syariah bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen dengan cara yang halal dan sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Produk dan layanan yang
ditawarkan harus memenuhi standar syariah dan
memberikan manfaat yang baik bagi konsumen.
c. Penghindaran Riba
Pemasaran syariah menghindari praktik riba dalam
transaksi keuangan seperti bank syariah menawarkan produk
dan layanan keuangan seperti pembiayaan syariah dan
investasi yang sesuai dengan prinsip syariah.

10
Hermawan Kartajaya, Syariah Marketing, (Mizania, 2006).

6
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

d. Transparansi
Pemasaran syariah menekankan pentingnya
transparansi dalam memberikan informasi kepada
konsumen. Perusahaan syariah harus memberikan informasi
yang jelas, jujur dan akurat tentang produk dan layanan yang
mereka tawarkan.
e. Kepedulian Sosial
Pemasaran syariah mendorong perusahaan untuk
memiliki kepedulian sosial dan memberikan manfaat bagi
masyarakat secara luas. Prinsip-prinsip syariah mendorong
perusahaan untuk berkontribusi pada kesejahteraan sosial
dan lingkungan.
f. Kualitas Produk
Pemasaran syariah menekankan pentingnya kualitas
produk yang baik. Produk yang ditawarkan harus memenuhi
standar kualitas yang tinggi dan memberikan manfaat yang
nyata bagi konsumen.
g. Pemasaran Berbasis Nilai
Pemasaran syariah juga melibatkan pemasaran
berbasis nilai-nilai Islam. Perusahaan harus mempromosikan
nilai-nilai kebaikan seperti keadilan, kejujuran dan
keberkahan dalam semua aspek pemasaran mereka.11

3) Strategi Pemasaran
Pemasaran syariah mencakup segala aspek yang melibatkan
pemasaran, seperti:
a. Segmentasi pasar, yaitu identifikasi pasar yang sesuai
dengan produk atau layanan yang diberikan,

11
Afwan Rifqi Muhammad, Karakterisitik dan Prinsip Pemasaran Syariah (Marketing Syariah),
(HES UNIDA GONTOR, 2019).

7
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

b. Target pasar, yaitu menentukan konsumen yang sesuai


dengan produk atau layanan yang diberikan,
c. Posisi pasar, yaitu menentukan posisi produk atau
layanan dalam pasar,
d. Penggunaan media, yaitu menggunakan media yang
sesuai dengan prinsip prinsip syariah.

4) Analisis Maqashid Syariah


Maqashid syariah merujuk pada tujuan tujuan atau prinsip
dasar dalam hukum Islam yang bertujuan untuk mencapai
kesejahteraan dan keadilan bagi individu dan masyarakat.
Pemasaran syariah yang sesuai dengan maqashid syariah akan
memastikan bahwa kegiatan pemasaran tersebut tidak hanya
mencapai tujuan ekonomis, tapi juga selaras dengan nilai-nilai
etika dan moral Islam serta memberikan manfaat positif bagi
individu dan masyarakat.

5) Efektivitas Strategi Pemasaran


Peningkatan efektivitas pemasaran bisa dicapai dengan
menggunakan strategi pemasaran yang mutakir. Dengan
menempatkan produk atau brand yang tepat, produk atau brand
tersebut dapat lebih berhasil di pasar dibandingkan produk atau
layanan dari pesaing. Meskipun dengan menggunakan sstrategi
yang paling bagus, tenaga pemasar harus menjalankan
programnya dengan benar untuk dapat mencapai hasil yang luar
biasa.12

12
Hermawan Kartajaya, Syariah Marketing, (Mizania, 2006).

8
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

4. Implementasi Dasar-Dasar Pemasaran Syariah dalam Bisnis


1) Berbisnis Cara Nabi Muhammad Saw
a. Nabi Muhammad sebagai Syariah Marketer
Nabi Muhammad bukan saja sebagai seorang pedagang,
beliau adalah seorang nabi dengan segala kebesaran dan
kemuliannya. Nabi Muhammad sangat menganjurkan umatnya
berbisnis (berdagang), karena berbisnis dapat menimbulkan
kemandirian dan kesejahteraan bagi keluarga tanpa tergantung atau
menjadi beban orang lain. Beliau pernah betkata, “Berdaganglah
kamu, sebab dari sepuluh bagian penghidupan, sembilan
diantaranya dihasilkan dari berdagang.” Al-Quran juga memberi
motivasi untuk berbisnis pada ayat berikut:
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu.” (QS Al-Baqarah : 198)
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”
(QS Al-Baqarah : 275)

b. Nabi Muhammad sebagai Pedagang Profesional


Dalam transaksi bisnisnya sebagai pedagang professional
tidak ada tawar menawar dan pertengkaran antara Muhammad dan
para pelanggannya, sebagaimana sering disaksikan pada waktu
itudi pasar-pasar sepanjang jazirah Arab. Segala permasalahan
antara Muhammad dengan pelanggannya selalu diselesaikan
dengan adil dan jujur, tetapi bahkan tetap meletakkan prinsip-
prinsip dasar untuk hubungan dagang yang adil dan jujur tersebut.
Disini terlihat bahwa beliau tidak hanya bekerja secara
professional, tetapi sikap profesionalisme beliau praktikkan pula
ketika telah dilantik menjadi Nabi. Beliau memimpin sahabat-
sahabatnya dengan prinsip-prinsip profesionalisme; memberinya
tugas sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki.

9
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

Tidak bersifat KKN, semuanya berjalan dengan professional dan


tentunya dengan tuntunan Allah.

c. Nabi Muhammad sebagai Pebisnis yang Jujur


Nabi Muhammad benar-benar mengikuti prinsip-prinsip
perdagangan yang adil dalam transaksi-transaksinya. Beliau telah
mengikis habis transaksi-transaksi dagang dari segala macam
praktik yang mengandung unsur penipuan, riba, judi, gharar,
keraguan, eksploitasi, pengambilan untung yang berlebihan dan
pasar gelap. Beliau juga melakukan standardisasi timbangan dan
ukuran, serta melarang orang-orang menggunakan timbangan dan
ukuran lain yang tidak dapat dijadikan pegangan standar.
Nabi Muhammad juga mengatakan, “pedagang, pada hari
kebangkitan akan dibangkitkan sebagai pelaku kejahatan, kecuali
mereka yang bertakwa kepada Allah, jujur, dan selalu berkata
benar” (HR.Al Tirmidzi, Ibn Majah, dan Al Darimi).

d. Nabi Muhammad Menghindari Bisnis Haram


Nabi Muhammad melarang beberapa jenis perdagangan,
baik karena sistemnya maupun karena ada unsur-unsur yang
diharamkan didalamnya. Memperjual-belikan benda-benda yang
dilarang dalam Al-Quran adalah haram. AlQuran, misalnya,
melarang mengkonsumsi daging babi, darah, bangkai dan alcohol,
sebagaimana yang tercantum dalam QS Al-Baqarah:175

10
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

e. Muhammad dengan Penghasilan Halal


“Barang yang bersih” berarti sehat dan diperoleh dengan
cara yang halal. Karena itu apa yang dihasilkannya pun menjadi
halal.13

2) Menerapkan etika pemasar bisnis Islam


Prinsip-prinsip pemasaran Islami ada sembilan menurut Abdullah
Gymnastiar dan Hermawan Kertajaya adalah:
a. Memiliki Kepribadian Spiritual (Takwa)
Semua kegiatan bisnis hendaklah selaras dengan moralitas
dan nilai utama yang digariskan Al-Quran. Dalam Al-Quran
telah menegaskan bahwa setiap tindakan dan transaksi
hendaknya ditunjukan untuk tujuan hidup yang lebih mulia.
Umat muslim diprintahkan untuk mencari kebahagian akherat
dengan cara menggunakan nikmat yang Allah karuniakan
kepadanya dengan jalan yang sebaik-baiknya. Seorang muslim
diperintahkan untuk selalu memliki kesadaran tentang Allah
(ingat Allah, dzikrul-lah) meskipun ia sedang sibuk mengurusi
kekayaanya.

b. Berprilaku Baik dan Simpatik (Shidiq)


Berperilaku baik, sopan santun dalam pergaulan adalah
pondasi dasar dan inti dari kebaikan tingkah laku. Al-Quran juga
mengharuskan pemelukanya untuk berlaku sopan dalam setiap
hal bahkan dalam melakukan transaksi bisnis dengan orang-
orang yang bodoh (Sufaha’), tetap harus bebricara dengan
ucapan yang baik.

13
Widya permata, Pemasaran Syariah,
https://www.academia.edu/34863963/PEMASARAN_SYARIAH, diakses pada hari minggu 18
Februari 2024.

11
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

c. Berlaku adil (Al-Adl)


Pada dasarnya kompetitor akan memperbesar pasar, sebab
tanpa kompetitor industri tidak dapat berkembang dan
kompetitor ini perlu diikuti mana yang bagus dan mana yang
jelek, dimana kompetitor yang bagus perlu ditiru. Islam telah
mengharamkan setiap hubungan bisnis yang mengandung ke
dzaliman dan mewajibkan terpenuhinya keadilan yang
terselipkan dalam setiap hubungan dagang dan kontrak-kontrak
bisnis. Oleh karena itu, Islam melarang bai al-gharar (jual beli
yang tidak jelas sifat-sifat barang yang ditransaksikan atau
dijual belikan) karena mengandung unsur ketidakjelasan yang
membahayakan atau erugikan salah satu pihak yang melakukan
transaksi.

d. Bersikap Melayani dan Rendah Hati (Khidmah)


Sikap melayani merupakan sikap utama dari seseorang
pemasar. Tanpa sikap melayani, yang melekat dalam
keperibadiannya, dia bukanlah seorang yang berjiwa pemasar.
Melekat dalam sikap melayani ini adalah sikap sopan, santun,
dan rendah hati. Orang yang beriman diperintahkan untuk selalu
bermurah hati, sopan dan bersahabat saat berelasi dengan mitra
bisnisnya.

e. Tanggap terhadap perubahan


Selalu ada perubahan dalam kegiatan perindustrian,
sehingga langkah bisnis akan terus berubah untuk
menyesuaikan dengan pasar. Kompetisi yang semakin sengit
tidak dapat dihindari, arus globalisasi dan teknologi akan
membuat pelanggan semakin pintar dan selektif sehingga jika
kita tidak sensitif terhadap perubahan maka kita akan
kehilangan pelanggan.

12
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

f. Berbuat yang terbaik dari sisi produk dan harga


Dalam konsep pemasaran islami, tidak diperbolehkan
menjual barang jelek dengan harga yang tinggi, hal ini
dikarenakan pemasaran islami adalah pemasaran yang fair
dimana harga sesuai dengan barang/produk.

g. Rela sama rela dan adanya hak khiyar pada pembeli (hak
pembatalan terhadap transaksi)
Pada prinsip ini, marketer yang mendapatkan pelanggan
haruslah memelihara hubungan yang baik dengan mereka. Dan
dipastikan pelanggan puas terhadap pelayanan yang diberikan,
sehingga pelanggan menjadi lebih royal. Dengan arti lain keep
the costumer, namun keep the costumer saja tidaklah cukup,
perlu pula grow the costumer, yaitu value yang diberikan kepada
pelanggan perlu ditingkatkan sehingga dengan bertambahnya
pelayanan, pelanggan juga akan mengikuti pertambahan
tersebut.

h. Menepati janji dan Tidak curang (Tahfif)


Dalam pemasaran islami tadlis sangatlah dilarang, seperti
penipuan menyangkut kuantitas, kualitas, dan waktu
penyerahan barang dan harga. Amanah bermakna keinginan
untuk memenuhi sesuatu sesuai dengan ketentuan. Secara
umum, amanah dari Allah SWT kepada manusia itu ada dua,
yaitu Ibadah dan Khilafah. Dan juga Amanah merupakan
sebuah kpercayaan yang dipercayakan kepadamu agar orang
yang memahaminya percaya dan yakin karena unsur
kepercayaan sangat penting dalam sebuah bisnis dan hendaklah
selalu bertaqwa kepada Allah SWT.

13
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

i. Berorientasi pada kualitas dan tidak suka menjelek-jelekan


(Ghibah)
Tugas seorang marketer adalah selalu meningkatkan QCD
agar tidak kehilangan pelanggan. QCD yang dimaksud adalah
quality, cost, dan delivery. Bagi syariah marketer atau marketing
syariah, ghibah adalah perbuatan sia-sia, dan membuang-buang
waktu. Akan lebih baik baginya jika menumpahkan seluruh
waktunya untuk bekerja secara professional, menempatkan
semua prospeknya sebagai sahabat yang baik, dan karenanya ia
harus memperlihatkan terlebih dahulu bagaimana menjadi
sahabat yang baik, berbudi pekerti, dan memiliki akhlaq
kharimah (akhlak yang mulia). Orang yang memiliki akhlaq
kharimah pasti disenangi semua orang, dan orang sering
mengenangnya karena kebaikan prilakunya tersebut.14

3) Menggunakan variabel-variabel bauran pemasaran (marketing


mix)
a. Produk (product): barang atau jasa yang ditawarkan.
Implementasi pada produk, barang dan jasa yang ditawarkan
adalah yang berkualitas atau sesuai dengan yang dijanjikan.

b. Harga (price): yang ditawarkan. Implementasinya yaitu ada


variabel harga, terhadap pelanggan akan disajikan harga yang
kompetitif.

c. Saluran distribusi (placement) yang digunakan (grosir,


distributor, pengecer) agar produk tersebut tersedia bagi para
pelanggan. Implementasinya pada saluran distribusi, pebisnis

14
Jefri Heri Sofyan, IMPLEMENTASI STRATEGI PEMASARAN SYARIAH PADA SIMPLY HOMY GUEST
HOUSE YOGYAKARTA, Universitas Islam Indonesia, Hal 1-26.

14
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

muslim sekali-kali tidak akan pernah melakukan tindakan


kezaliman terhadap pesaing lainnya.

d. Promosi (promotion): iklan, personal selling, promosi penjualan


dan publikasi. Pada promosi ini implementasinya dengan
pebisnis muslim juga akan menghindari iklan porno, bohong
dan promosi yang menghalalkan segala cara.15

5. Tujuan Pemasaran Syariah dalam Bisnis


Pemasaran syariah atau marketing syariah adalah sebuah disiplin
bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan
perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholders, yang dalam
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip syariah.
Dalam bisnis syariah, terdapat beberapa tujuan dasar yang menjadi fokus
utama. Berikut adalah beberapa tujuan dasar pemasaran syariah dalam
bisnis:
1. Mengutamakan Kepuasan Pelanggan: Memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan dengan menyediakan produk atau jasa
yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hal ini melibatkan
pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai Islam dan
kebutuhan pelanggan yang beragam.
2. Menghasilkan Keuntungan yang Halal: Pemasaran syariah tidak
hanya bertujuan untuk mencapai keuntungan finansial semata,
tetapi juga untuk memastikan bahwa keuntungan tersebut
diperoleh melalui transaksi yang halal dan sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah. Hal ini melibatkan pemilihan produk
atau jasa yang halal, serta menjaga integritas dan kejujuran
dalam setiap aspek bisnis.

15
Afwan Rifqi Muhammad, Karakterisitik dan Prinsip Pemasaran Syariah (Marketing Syariah),
(HES UNIDA GONTOR, 2019).

15
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

3. Mengedepankan Keadilan dan Keseimbangan: Pemasaran


syariah bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara
kepentingan bisnis dan kepentingan masyarakat secara
keseluruhan. Hal ini melibatkan pengelolaan bisnis yang
bertanggung jawab, menjaga keadilan dalam transaksi, dan
memberikan manfaat yang merata kepada semua pihak yang
terlibat.
4. Menghormati Prinsip-Prinsip Syariah: Pemasaran syariah
bertujuan untuk menjalankan bisnis sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah yang meliputi larangan riba, gharar (ketidak
pastian), maysir (perjudian), dan haram lainnya. Hal ini
melibatkan pemilihan produk atau jasa yang halal, serta menjaga
integritas dan kejujuran dalam setiap aspek bisnis.
5. Mengedukasi dan Meningkatkan Kesadaran: Pemasaran syariah
juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang prinsip -
prinsip syariah dan manfaat dari produk atau jasa yang sesuai
dengan prinsip-prinsip tersebut. Hal ini melibatkan upaya dalam
menyampaikan informasi yang jelas dan transparan kepada
pelanggan.16
6. Untuk mencari keseimbangan pasar, antara buyer’s market dan
seller’s market, mendistribusikan barang dan jasa dari daerah
surplus ke daerah minus, dan produsen ke konsumen, dari
pemilik barang dan jasa ke calon konsumen.17

C. KESIMPULAN
Syariah Marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang
menhgarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari satu
inisiator kepada stakeholders nya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai

16
Hestanto, Pemasaran Syariah, https://www.hestanto.web.id/pemasaran-syariah/ diakses pada
hari minggu 18 Februari 2024
17
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2004), Hlm. 5.

16
Jurnal Ilmiah Dasar-Dasar Pemasaran/Marketing Syariah

dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam islam. Ini artinya
bahwa dalam syariah marketing seluruh proses, baik proses penciptaan, proses
penawaran, maupun proses perubahan nilai (value) tidak boleh ada hal-hal yang
bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami.
Bisnis syariah adalah kegiatan usaha dengan menjual produk agar
memperoleh keuntungan dengan berlandaskan pada syariat. Kata syariah berarti
ketentuan atau ketetapan yang telah digariskan oleh agama Islam. Maksud
bisnis sesuai syariat Islam adalah tidak hanya berfokus pada aktivitas jual beli
saja. Namun juga memperhatikan konsep halal, akhlak berdagang, produk yang
diperjual belikan, akad dan ibadah muamalah dalam berwirausaha.

17
DAFTAR PUSTAKA

Miftah, Ahmad, MENGENAL MARKETING DAN MARKETERS SYARIAH, Vol. 6,


No. 2, 2015.
Khotler, Philips, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: SMTG Desa Putra, 2002).
Kartajaya, Hermawan dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing
Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Yogyakarta : Kanisius, 2000).
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008).
Umar, Husein, Business An Introduction, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2000).
Muhammad dan Luqman Faurori, Visi Al-Qu’an Tentang Etika dan Bisnis, (Jakarta:
Salemba Diniyah, 2002).
Wikipedia, Bisnis, https://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis , diakses pada hari senin 14
November 2016.
Redaksi OCBC NISP, Bisnis Syariah,
https://www.ocbc.id/id/article/2021/06/02/bisnis-syariah , diakses pada hari
minggu 18 Februari 2024.
Kartajaya, Hermawan, Syariah Marketing, (Mizania, 2006).
Muhammad, Afwan Rifqi, Karakterisitik dan Prinsip Pemasaran Syariah
(Marketing Syariah), (HES UNIDA GONTOR, 2019).
Permata, Widya, Pemasaran Syariah,
https://www.academia.edu/34863963/PEMASARAN_SYARIAH , diakses
pada hari minggu 18 Februari 2024.
Sofyan, Jefri Heri, IMPLEMENTASI STRATEGI PEMASARAN SYARIAH PADA
SIMPLY HOMY GUEST HOUSE YOGYAKARTA, Universitas Islam
Indonesia.
Hestanto, Pemasaran Syariah, https://www.hestanto.web.id/pemasaran-syariah/
diakses pada hari minggu 18 Februari 2024.
Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta,
2004).

18

Anda mungkin juga menyukai