Anda di halaman 1dari 11

SYARIAH MARKETING STRATEGY AND TACTIC II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Pengertian Marketing .............................................................................................2
B. Marketing Syariah ..................................................................................................2
C. Strategi Pemasaran..................................................................................................4
D. Macam-Macam Strategi Pemasaran ........................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................8
A. Kesimpulan .............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Islam, pemasaran adalah disipilin bisnis strategi yang mengarahkan proses
penciptaan, penawaran dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholder-nya.
Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi semangat beribadah kepada
Tuhan Sang Maha Pencipta, berusaha semaksimal mungkin untuk kesejahteraan bersama,
bukan untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan sendiri.
Al-Quran juga mengatur kegiatan kehidupan atau muamalah. Juga etika perdagangan,
penjualan atau pemasaran. Salah satu ayat Al-Quran yang dipedomani sebagai etika
marketing adalah QS. Al-Baqarah. Surat kedua dalam Al-Quran ini terdiri atas 286 ayat,
6.221 kata dan 25.500 huruf, dan tergolong surat Madaniyah. Sebagian besar ayat dalam
surat ini diturunkan pada permulaan hijrah, kecuali ayat 281 yang diturunkan di Mina saat
peristiwa Haji Wada’. Surat ini yang terpanjang dalam Al-Quran. Dinamakan AlBaqarah
Yang artinya sapi betina, Surat ini juga dinamakan Fustatul Qur’an (Puncak Al-Quran)
karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain. Dinamakan
juga surat Alif Lam Mim karena dimulai dengan huruf Arab Alif Lam dan Mim. Ayat 1-2
Al-Baqarah berarti: “Kitab ini (Al-Quran) tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa.”
Ayat tersebut sangat relevan untuk dipedomani dalam pelaksanaan tugas marketing,
sebab marketing merupakan bagian sangat penting dari mesin perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Marketing?
2. Apakah Yang Di Maksud Dengan Marketing Syariah?
3. Bagaimanakah Strategi Pemasaran?
4. Apa Saja Macam-Macam Strategi Pemasaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Dari Marketing.
2. Memaparkan Apa itu Marketing Syariah.
3. Mengetahui Bagaimanakah Strategi Pemasaran.
4. Mengetahui Macam-Macam Dari Strategi Pemasaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Marketing
Istilah Pemasaran (Marketing), sudah sangat dikenal pada kalangan pebisnis.
Marketing memiliki peran penting dalam peta bisnis suatu perusahaan dan berkontribusi
terhadap strategi produk. Perusahaan baik berskala nasional ataupun internasional
membutuhkan seorang marketer yang handal untuk memasarkan produk atau jasa,
sehingga dengan mudah menarik minat masyarakat untuk menggunakan produk atau
jasanya.
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.1
Marwan mengutip dalam buku Mc. Carty yang berjudul “Basic Marketing” fifti
edition berpendapat bahwa: “Pemasaran (marketing) menyangkut perencanaan secara
efisien konsumenan sumber-sumber dan pendistribusian barang dan jasa dari produsen
ke konsumen, sehingga tujuan kedua pihak (produsen dan konsumen) tercapai. Lebih
tegas lagi ia menyatakan bahwa pemasaran menunjukkan performance kegiatan bisnis
yang menyangkut penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen, untuk
memuaskan konsumen dan mencapai tujuan produsen.2

B. Marketing Syariah
1. Pengertian Marketing Syariah
Pemasaran dalam Islam adalah bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam,
dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal terlarang dalam ketentuan
syariah. Sedangkan menurut Kertajaya dan Sula, Syariah marketing adalah sebuah
disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan
value dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya
sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.3
Definisi ini didasarkan pada salah satu ketentuan dalam bisnis Islam yang tertuang
dalam kaidah fiqih yang mengatakan, “Al-muslimuna ‘ala syurutihim illa syarthan

1 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2002), 15


2 Marwan Asri, Marketing (Yogyakarta: UPP-AMP YKNPN, 1991), 14.
3 Hermawan Kertajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing. Hlm. 09

2
harrama halalan aw ahalla haraman” (kaum muslimin terikat dengan kesepakatan-
kesepakatan bisnis yang mereka buat, kecuali kesepakatan yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram). Selain itu, kaidah fiqih lain mengatakan “ Al-
ashlu fil-muamalah al-ibahah illa ayyadulla dalilun ‘ala tahrimiha” (pada dasarnya
semua bentuk muamalah [bisnis] boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya).
Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi dengan beribadah
kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, dan berusaha semaksimal mungkin untuk
kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan diri
sendiri. Selain itu juga Islam memandang bahwa pemasaran sebagai jual beli yang harus
dipajang dan ditunjukkan keistimewaan-keistimewaannya dan kelemahan-kelemahan
dari barang tersebut agar pihak lain tertarik membelinya. Firman Allah SWT dalam al-
Qur‟an QS. At-Taubah: 111, Dalam sebuah hadits juga disebutkan: “Ketahuilah bahwa
surga adalah barang dagangan Allah, dan ketahuilah bahwa barang-barang dari surga
mahal harganya.” (HR. atTirmidzi)4
2. Manajemen Marketing Syariah
Manajemen marketing syariah adalah sebagai suatu ilmu memilih pasar sasaran dan
mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,
menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai yang unggul kepada pelanggan dengan
berorientasi pada ketentuan-ketentuan syariah.5 Manajemen dalam organisasi bisnis
(perusahaan) merupakan suatu proses aktivitas penentuan dan pencapaian tujuan bisnis
melalui pelaksanaan empat fungsi dasar, yaitu POAC (planning, organizing, actuating,
dan controlling) dalam penggunaan sumber daya organisasi. Oleh karena itu, aplikasi
manajemen organisasi perusahaan hakikatnya adalah juga amal perbuatan SDM
organisasi perusahaan yang bersangkutan. Dalam konteks di atas, Islam menggariskan
hakikat amal perbuatan manusia harus berorientasi pada pencapaian ridha Allah. Hal ini
seperti dinyatakan oleh Imam Fudhail bin Iyadh, dalam menafsirkan surat Al-Mulk ayat
2 : “Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu siapa yang
paling baik amalnya. Dialah Maha Perkasa dan Maha Pengampun.” Ayat ini
mensyaratkan dipenuhinya dua syarat sekaligus, yaitu niat yang ikhlas dan cara yang
harus sesuai dengan syariat Islam. Bila perbuatan manusia memenuhi dua syarat itu
sekaligus, maka amal itu tergolong baik (ahsanul amal), yaitu amal terbaik di sisi Allah.

4 Basyar Iwad Ma‟ruf, Jami‟ul Kabir-Sunan Tirmidzi, juz 04 (Beirut-Darul Gharab, 1998), 214
5 Didin Hafidhuddin & Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek (Jakarta: Gema Insani, 2003), 10

3
Dengan demikian, keberadaan manajemen organisasi harus dipandang pula sebagai suatu
sarana untuk memudahkan implementasi Islam dalam kegiatan organisasi tersebut.6
Manajemen dari sudut syariah telah dikemukakan oleh Ahmad Ibrahim Abu Sinn
dalam bukunya al idarah fi al Islam. Ia mengatakan bahwa standar manajemen syariah
memiliki empat fungsi standar yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengawasan (controlling) serta pengarahan (actuating). Fungsi manajemen
adalah menjalankan suatu roda organisasi, baik sosial, pemerintahan, business,
perdagangan, perindustrian maupun kelompok-kelompok lainnya. Pada dasarnya fungsi
manajemen tak dapat dipisahkan dalam menjalankan suatu organisasi. Perluasan fungsi
manajemen tersebut dikarenakan bahwa manajemen tidak bisa lepas dari unsur-unsur
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan dilengkapi pengawasan yang memadai.
Untuk menjalankan fungsi manajemen, didalamnya diperlukan struktur. Struktur ini
menyangkut kinerja yang jelas sehingga manajemen berjalan dengan baik dan akan
mendapatkan hasil yang optimal.

C. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya
pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan
lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga
faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu :
1) Daur hidup produk. Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup,
yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap
kemunduran.
2) Posisi persaingan perusahaan di pasar. Strategi pemasaran harus disesuaikan
dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang,
mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.
3) Situasi ekonomi. Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi
dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau
inflasi tinggi.
 Posisi persaingan perusahaan di pasar.
1) Situasi ekonomi.
Pelaksanaan strategi ini di bagi kedalam:
a. Strategi Produk
6 Ibid, 12

4
Dalam strategi produk yang perlu diingat adalah yang berkaitan dengan produk yang
utuh, mulai dari nama produk, isi atau pembungkus. Karena strategi produk berkaitan
dengan produk secara keseluruhan, sebelum kita membicarakan lebih jauh, kita harus
mengenal produk. Dalam artian sederhana produk dikatakan sesuatu
yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.7 Produk adalah sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi sehingga dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.8
b. Strategi Harga
Harga merupakan sejumlah nilai (didalam mata uang) yang harus dibayar konsumen
untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan. Penentuan harga
merupakan sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu
penyebab laku tidaknya produk yang ditawarkan. Adapun tujuan penentuan harga oleh
suatu perusahaan secara umum adalah sebagai berikut:
 Untuk bertahan hidup,
Tujuannya adalah agar produk atau jasa yang ditawarkan laku di pasaran
dengan harga yang murah, tetapi masih dalam kondisi yang menguntungkan.
 Untuk memkasimalkan laba,
Penentuan harga bertujuan agar penjualan meningkat sehingga laba menjadi
maksimal. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah.
 Untuk memperbesar market share,
Yaitu untuk memperluas jumlah tingkat konsumen.
 Mutu produk
Tujuan mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa
produk atau jasa yanag ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dari kualitas
pesaing.

 Karena pesaing
Bertujuan agar harga yang ditawarkan lebih kompetitif
dibandingkan harga yang ditawarkan pesaing. Artinya dapat melebihi pesaing
untuk produk tertentu.9
Dalam industri perbankan syari’ah tidak menganggap pesaing sebagai pihak yang
harus dikalahkan atau bahkan dimaikan. Tetapi konsepnya adalah agar setiap perusahaan

7 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), 173


8 Philip Kotler, dkk, Manajemen Pemasaran…, 22
9 Kasmir, Kewirausahaan…, 173-177

5
mampu memacu dirinya untuk menjadi lebih baik tanpa harus menjatuhkan pesaingnya.
Pesaing merupakan mitra kita dalam turut meyukseskan alikasi eknomi syari’ah di
lapangan, dan bukan sebagai lawan yang harus dimatikan.10
c. Strategi tempat distribusi
Distribusi adalah cara perusahaan menyalurkan barangnya. Mulai dari perusahaan
sampai ke tangan konsumen akhir. Strategi distribusi penting dalam upaya perusahaan
melayani konsumen tepat waktu dan tepat sasaran, Fungsi saluran distribusi adalah
sebagai berikut:
a) Fungsi transaksi.
b) Fungsi logistik.
c) Fungsi fasilitas.
Faktor yang mempengaruhi strategi distribusi tersebut adalah:
a) Pertimbangan pembeli.
b) Karakteristik produk.
c) Faktor produsen atau pertimbangan pengawasan dan keuangan.11
d. Strategi Promosi
Promosi adalah suatu teknik komunikasi yang dirancang untuk mendistribusi
konsumen Perusahaan menggunakan metode promosi untuk menyampaikan empat hal
kepada calon konsumen yaitu membuat mereka sadar terhadap keberadaan suatu produk,
membuat mereka mengenal lebih jauh, membujuk mereka untuk menyukai produk, dan
akhirnya membujuk mereka untuk membeli produk. Tujuan dari kegiatan promosi adalah
untuk meningkatkan penjualan. Kegiatan promosi yang banyak dipakai untuk barang
konsumsi adalah:
a) Promosi penjualan
b) Periklanan12
Produk (product) adalah segala sesuatu yang ditawarkan didalam suatu pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan dan dikonsumsi sehingga dapat memuaskan konsumen.
Produk dapat berupa kombinasi barang-barang dan jasa perusahaan yang ditunjukan
kepada target pasarnya.13

10 Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing, Mark Plus &Co. (Bandung: Mizan
Pustaka, 2006).
11 Kasmir, Kewirausahaan…, 182
12 Rheinald Kasali, Model Kewirausahaan (Jakarta Selatan: Hikmah, 2010), 157
13 Basu Swastha, Dharmesta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Mod,ern (Yogyakarta: Liberty, 2012), 176

6
D. Macam-Macam Strategi Pemasaran
1. Strategi kebutuhan primer. Strategi-strategi pemasaran untuk merancang kebutuah primer
yaitu:
a) Menambah jumlah pemakai dan
b) Meningkatkan jumlah pembeli.
2. Strategi kebutuhan selektif. Dengan cara:
a) Mempertahankan pelanggan, misalnya:
 Memelihara kepuasan pelanggan
 Menyederhanakan proses pembelian
 Mengurangi daya tarik atau jelang untuk beralih merk
b) Menjaring pelanggan (Acquistion Strategier), misalnya:
 Mengambil posisi berhadapan (head – to heas positioning)
 Mengambil posisi berbeda (differentiated positin)
Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu:
a. Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai.
b. Merangsang kebutuhan primer dengan memperbesar tingkat pembelian.
c. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan yang ada.
d. Merangsang kebutuhgan selektif dengan menjaring pelanggan baru.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

7
Dari beberapa uraian diatas mengenai syariah marketing strategy and tactic, sedikit
banyaknya kami dapat memberikan beberapa catatan penting berupa kesimpulan, yaitu :
Pemasaran (Marketing) adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,
dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Marketing
Syari’ah adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stek holdernya, yang didalam
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam
Islam.
Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan
strategi dalam pemasaran yaitu : Daur hidup produk, posisi persaingan perusahaan di pasar,
situasi ekonomi. Adapun macam-macam strategi pemasaran : Strategi kebutuhan primer, dan
strategi kebutuhan selektif.

DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha, Dharmesta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Mod,ern (Yogyakarta:


Liberty, 2012), 176.

8
Basyar Iwad Ma‟ruf, Jami‟ul Kabir-Sunan Tirmidzi, juz 04 (Beirut-Darul Gharab, 1998),
214.
Didin Hafidhuddin & Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek (Jakarta: Gema
Insani, 2003), 10.
Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing, Mark Plus &Co.
(Bandung: Mizan Pustaka, 2006).
Hermawan Kertajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing. Hlm. 09.
Ibid, 12.
Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), 173
Kasmir, Kewirausahaan…, 173-177.
Kasmir, Kewirausahaan…, 182.
Marwan Asri, Marketing (Yogyakarta: UPP-AMP YKNPN, 1991), 14.
Philip Kotler, dkk, Manajemen Pemasaran…, 22.
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2002), 15.
Rheinald Kasali, Model Kewirausahaan (Jakarta Selatan: Hikmah, 2010), 157.

Anda mungkin juga menyukai