Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMASARAN DALAM ISLAM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur


dalam mata kuliah Manajemen Pemasaran Syariah

Di susun oleh: Kelompok 1


Rahmah Azzahra : 3622032
Nipa Arnila : 3622053

Dosen Pengampu :
Sherlly Rahmadani, RS. S.Pt, ME.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH KELAS B


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SJECH M. DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemasaran merupakan hal krusial dan penting yang sulit dipisahkan


dalam aktivitas bisnis. Pemasaran tidak hanya mendorong perusahaan untuk
meningkatkan penjualan melalui berbagai strategi menggunakan marketing mix
semata. Namun, dalam perspektif Islam, pemasaran mencakup aktivitas bisnis
untuk meningkatkan nilai tawar produk sesuai proses yang berdasarkan prinsip
akad muamalah Islami. Sehingga tidak hanya tujuan duniawi yang tercapai,
namun juga mendapat keberkahan di akhirat. Pemahaman mengenai pemasaran
dengan konteks syariah terasa semakin memudar karena kurangnya pengetahuan
dan stimulasi untuk mempelajari aspek ini. Tuntutan persaingan yang mendorong
pelaku usaha bisnis untuk mengerahkan seluruh kemampuannya untuk
memenangkan persaingan juga seringkali mengesampingkan nilai dan norma
agama di dalamnya. Perkembangan iklim syariah di Indonesia merupakan
momentum yang tepat untuk mendorong pemahaman dan ketertarikan pelaku
usaha agar dapat mengaplikasikan prinsip usaha berbasis syariah. Saat ini, sudah
banyak pelaku usaha yang mengembangkan pola bisnis berbasis syariah sehingga
dapat menjadi contoh bahwa pelaku bisnis sektor ini juga tidak kalah maju
dibandingkan sektor bisnis konvensional lainnya

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah


dari makalah ini adalah:

1. Bagaimana Konsep Pemasaran Dalam Islam?


2. Apa Pengertian Pemasaran Konvensional dan Pemasaran Syariah?
3. Bagaimana Konsep Dasar Pemasaran Islam?
4. Apa Tujuan Pemasaran Dalam Islam?
5. Apa Prinsip Pemasaran Dalam Islam?

1
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan


dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui Konsep Pemasaran Dalam Islam.


2. Mengetahui Pengertian Pemasaran Konvensional dan Pemasaran Syariah.
3. Mengetahui Konsep Dasar Pemasaran Islam.
4. Mengetahui Tujuan Pemasaran Dalam Islam.
5. Mengetahui Prinsip Pemasaran Dalam Islam.

2
BAB 1II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pemasaran Dalam Islam.

Pemasaran adalah bagian dari bisnis strategis dengan kegiatan utama untuk
menawarkan barang dan jasa kepada pasar yang ditargetkan. Inti kegiatan ini
adalah bagaimana membuat produk dapat terasa penting dan memenuhi harapan
serta kebutuhan pasar. Sehingga, nilai produk harus ditonjolkan dalam proses
pemasaran agar menarik perhatian konsumen.

Semakin berkembangnya pasar biasanya diiringi pula dengan semakin


ketatnya persaingan. Maka semakin banyak pula pemasar yang melakukan
kegiatan pemasaran dengan beraneka macam bentuk untuk tetap menarik minat
konsumen. Hal ini mendorong semakin berkembangnya ide, kreativitas, dan
gagasan untuk mengembangkan komunikasi pemasaran. Namun, kurangnya
pemahaman dan batasan membuat konsep pemasaran yang berkembang saat ini
kurang sesuai dengan konsep syariah. Padahal ketentuan dalam berdagang secara
syariah harus menjunjung tinggi nilai keislaman dengan menghindari tindakan
batil yang merugikan salah satu pihak. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT
yang artinya, “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS.An-Nisa
[4] ayat 29).

Konsep pemasaran dalam sudut pandang syariah menurut Amrin adalah


seluruh aktivitas bisnis yang mencakup kegiatan penciptaan, penawaran, dan
perubahan value sehingga memungkinkan pelakunya dapat bertumbuh serta
mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasi dengan kejujuran, keadilan,
keterbukaan, keikhlasan, sesuai proses yang berprinsip pada akad bermuamalah
Islami. Maka, konsep dan karakteristik pemasaran yang bertentangan dengan
nilai syariah, tidak etis, merugikan salah satu pihak dan tidak profesional perlu
dihindar untuk menjaga keberlangsungan bisnis sekaligus menjadikan bisnis

3
tidak hanya sekedar cara untuk memperoleh keuntungan untuk memenuhi
kebutuhan di dunia, namun juga untuk memperoleh keberkahan di akhirat.

Hal ini senada dengan QS. Al-Jatsiyah:18 yang artinya “Kemudian Kami
jadikan kamu berada di dalam suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu,
maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak mengetahui.”1

B. Pengertian Pemasaran Syariah dan Pemasaran Konvensional.

Kita sering mendengar kata pemasaran, sedangkan menurut Philip Kotler


pemasaran adalah suatu proses social yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain.

Pemasaran merupakan suatu proses perencanan dan menjalankan, harga,


promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaan yang mampu memuaskan individu dan organisasi.

Defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang pemasaran antara lain:

a) Menurut William j. Staton, pemasaran meliputi seluruh system yang


berhubungan dengan kegiatan untuk merencanakan dan menentukan
harga, shingga mempromosikan dan mendistribusikan barang atau
jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembel, baik yang actual
maupun potensial.
b) Menurut Philip Kotler memdefenisikan pemasaran adalah kegiatan
manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
manusia melalui proses pertukaran.
1. Pengertian Pemasaran Syariah.
Marketing Syari’ah adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari
suatu inisiator kepadastek holdernya,yang didalam keseluruhan

1
Diana Sari, dkk. Dasar Pemasaran Syariah. (Bandung: Oorange, 2011) Hal 12-13

4
prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis)
dalam Islam.
Ini artinya bahwa Syari’ah marketing, seluruh proses baik
proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai
(value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad
dan prinsip-prinsip muamalah yang islami.
Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan
prinsip-prinsip muamalah islami tidak terjadi dalam suatu transaksi
dalam pemasaran dapat dibolehkan.
Dalam Q.S Al – Ahzab 21 sebagai berikut:

Artinya: “sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullullah itu duri


tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah”. (Q.S.Al-Ahzab: 21).2

2. Pengertian Pemasaran Konvensional.


Konvensional adalah bagian dari kebiasaan dan suatu hal lampau
yang meliputi adat dan tradisionalitas. Maka pemasaran konvensional
adalah kegiatan pemasaran yang dilakukan setara langsung dan
menggunakan metode yang konvensional.
Sebagai contoh, seorang sales mobil menawarkan produknya
kepada calon pembeli di sebuah mall, kegiatan direct selling ini
merupakan bentuk dari pemasaran konvensional. Contoh lain dari
pemasaran konvensional antara lain personal selling, public relation,
memasang iklan di billboard, hingga mengadakan sebuah pameran.
Salah satu keuntungan pemasaran konvensional adalah calon
pembeli dapat langsung melihat dan mencoba produk yang ditawarkan
2
Nur Fadilah. “Pengertian, Konsep, dan Strategi Pemasaran Syari’ah”, Vol I, No 2, Thn 2020. Hlm
206-207.

5
sehingga dapat merasa lebih yakin untuk membeli produk yang
ditawarkan.
Maka dapat disimpulkan bahwa Pemasaran konvensional
merupakan pemasaran yang bebas nilai dan tidak mendasarkan pada nilai-
nilai ilahiah dalam segala aktivitas pemasarannya. Pemasar hanya lebih
fokus pada pencapaian target penjualan yang telah ditetapkan perusahaan.3

C.Konsep Dasar Pemasaran Islam

3
Nurul Huda, Dkk. “Pemasaran Syariah”.(Depok: Kencana. 2017) hlm 78

6
Konsep pemasaran dalam sudut pandang syariah menurut Amrin
(42006) adalah seluruh aktivitas bisnis yang mencakup kegiatan
penciptaan, penawaran, dan perubahan value sehingga memungkinkan
pelakunya dapat bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang
dilandasi dengan kejujuran, keadilan, keterbukaan, keikhlasan.
Inti karakter pemasaran syariah adalah memberikan kepuasan
kepada konsumen dan pemangku kepentingan lain yang terlibat, tidak saja
memenuhi kepuasan duniawi, tetapi juga kepuasan akhirat untuk mencapai
rida Allah SWT.
Konsep pemasaran Islam mencakup beberapa prinsip inti yang
mencerminkan nilai-nilai etika Islam. Beberapa aspek kunci dari konsep
pemasaran Islam melibatkan:
1.Keadilan dan Kesetaraan: Pemasaran Islam menekankan
pentingnya keadilan dalam transaksi bisnis dan memastikan kesetaraan
antara pihak-pihak yang terlibat.

2.Ketulusan dan Kejujuran: Prinsip ini menekankan pada kejujuran dalam


menyampaikan informasi produk atau layanan, menghindari praktik
penipuan atau manipulasi konsumen.

3.Kepedulian Sosial: Pemasaran Islam mendorong perusahaan untuk


berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan lingkungan,
mengintegrasikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai bagian dari
strategi pemasaran.

4.Transparansi: Transparansi dalam semua aspek bisnis, termasuk harga,


kualitas produk, dan proses5 produksi, merupakan nilai penting dalam
konsep pemasaran Islam.

4
Tamamudin,”Merefleksikan Teori Pemasaran ke Dalam Praktik Pemasaran
Syariah,” Jurnal Hukum Islam vol. 12, no. 2 (2014): h. 273-285.
5
Md. Mahabub Alom and Md.Shariful Haque.”Marketing. An Islamic
Prespective”, World journal of Social Sience, vol. 1, no. 3 (2011),h. 71-81

7
5.Penciptaan Nilai: Pemasaran Islam mengajarkan nilai-nilai tambahan
dalam menciptakan produk atau layanan, dengan memberikan manfaat
nyata bagi konsumen dan masyarakat.
Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini, konsep pemasaran
Islam bertujuan untuk membentuk bisnis yang lebih etis, berkelanjutan,
dan mendukung kesejahteraan bersama

Konsep dasar pemasaran melibatkan serangkaian ide pokok yang


membimbing perusahaan dalam memahami dan memenuhi kebutuhan
konsumen. Beberapa konsep dasar pemasaran meliputi:
1.Orientasi Konsumen: Fokus pada pemahaman mendalam terhadap
kebutuhan, keinginan, dan perilaku konsumen untuk menciptakan produk
atau layanan yang memuaskan mereka.
2.Nilai Pelanggan: Penekanan pada penciptaan nilai bagi konsumen
melalui produk atau layanan, yang diukur oleh kepuasan pelanggan dan
setia terhadap merek.
3.Pemasaran Terpadu: Mengkoordinasikan semua elemen pemasaran
(produk, harga, promosi, distribusi) untuk mencapai tujuan bersama dan
memberikan pesan konsisten kepada konsumen.
4.Orientasi Pasar: Memahami dinamika pasar dan bersaing berdasarkan
kebutuhan konsumen, sehingga dapat memberikan nilai yang lebih baik
daripada pesaing.
5.Keuntungan Jangka Panjang: Mengutamakan hubungan jangka panjang
dengan konsumen daripada fokus pada6 transaksi singkat, dengan harapan
menciptakan pelanggan setia
6.Pemasaran Sosial: Menyadari dampak produk atau layanan terhadap
masyarakat dan lingkungan, serta mempromosikan nilai-nilai yang positif
7.Pemahaman Lingkungan Bisnis: Memahami faktor-faktor eksternal
seperti tren pasar, persaingan, dan regulasi untuk merancang strategi
pemasaran yang relevan.

6
Dwi Fidhayani,Philip Kolter,et al, Marketing dan syariah Vol.9 No.1 Tahun
2018

8
8.Inovasi: Berfokus pada pengembangan produk baru dan inovasi sebagai
cara untuk tetap relevan dan memenuhi kebutuhan yang berkembang.

Dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep dasar ini, perusahaan


dapat mengembangkan strategi pemasaran yang efektif dan berkelanjutan
untuk mencapai tujuan bisnis mereka.

D.Tujuan Pemasaran Dalam Islam

Tujuan pemasaran yang utama ialah memberi kepuasan kepada


konsumen. Tujuan pemasaran bukan komersial atau mencari laba. Tapi tujuan
pertama ialah memberi kepuasan kepada konsumen, Dengan adanya tujuan

9
memberi kepuasan ini, 7maka kegiatan marketing meliputi berbagai lembaga
produsen.

Dikutip Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa, bahwa secara


umum pemasaran Islami adalah strategi bisnis, yang harus memayungi seluruh
aktivitas dalam sebuah perusahaan, meliputi seluruh proses, menciptakan,
menawarkan, pertukaran nilai, dari seorang produsen, atau satu perusahaan, atau
perorangan, yang sesuai

Tujuan pemasaran dalam Islam mencerminkan nilai-nilai etika dan


kemanusiaan yang diakui dalam ajaran agama. Beberapa tujuan pemasaran dalam
konteks Islam melibatkan:

1.Keseimbangan dan Keadilan: Menekankan keadilan dalam setiap aspek


bisnis, termasuk distribusi produk dan keuntungan. Tujuannya adalah
menciptakan keseimbangan yang adil di antara semua pihak yang terlibat.

2.Kesejahteraan Masyarakat: Pemasaran dalam Islam diarahkan untuk


memberikan manfaat tidak hanya bagi individu atau perusahaan, tetapi juga untuk
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Ini mencakup kontribusi pada
kehidupan sosial dan ekonomi.

3.Etika dan Kepedulian Sosial: Tujuan pemasaran Islam adalah


memastikan praktik bisnis yang etis, jujur, dan transparan. Perusahaan diharapkan
untuk peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan pemasaran
mereka.

4.Keseimbangan Antara Kepentingan Bisnis dan Kepentingan Umum:


Pemasaran dalam Islam menekankan 8pentingnya mencapai keseimbangan antara
mencapai keuntungan bisnis dan memperhatikan kepentingan umum. Ini
mencerminkan konsep maslahah atau kesejahteraan bersama.

7
Rusyidi Abubakar, Manajemen Pemasaran, ( Bandung: Alfabeta, 2018) hal.2
8
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Gelora
Aksara Pratama, 2016), hal .2

10
5.Penciptaan Nilai yang Berkelanjutan: Memastikan bahwa produk atau
layanan yang dipasarkan menciptakan nilai yang berkelanjutan, dengan
mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

6.Pemberdayaan Masyarakat: Mendorong pemberdayaan ekonomi dan


sosial masyarakat melalui penciptaan peluang usaha yang adil dan partisipasi yang
merata dalam kegiatan ekonomi.

7.Pemberdayaan Masyarakat: Mendorong pemberdayaan ekonomi dan


sosial masyarakat melalui penciptaan peluang usaha yang adil dan partisipasi yang
merata dalam kegiatan ekonomi.

8.Tanggung Jawab Sosial: Menetapkan tanggung jawab sosial perusahaan


untuk memberikan kontribusi positif pada masyarakat, termasuk mendukung
pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan masyarakat lainnya

9.Penciptaan Nilai yang Berkelanjutan: Memastikan bahwa produk atau


layanan yang dipasarkan menciptakan nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan yang
berkelanjutan, sesuai dengan prinsip keberlanjutan dalam Islam.

10.Pencegahan Praktik Riba dan Haram: Menetapkan tujuan untuk


menghindari praktik riba dan praktik bisnis yang dianggap haram, sesuai dengan
prinsip-prinsip hukum Islam.

11.Etika Pemasaran yang Tinggi: Menerapkan etika bisnis yang tinggi


dalam setiap aspek pemasaran, termasuk kejujuran, transparansi, dan integritas
dalam promosi dan distribusi produk.

12.Pencegahan Praktik Gharar dan Maisir: Menetapkan tujuan untuk


menghindari praktik gharar (ketidakpastian) dan maisir (perjudian) dalam
kegiatan pemasaran.

Dengan mengarahkan tujuan pemasaran sesuai dengan nilai-nilai Islam,


perusahaan diharapkan untuk berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang
adil, berkelanjutan, dan berorientasi kemanusiaan.

11
Dan mengedepankan tujuan-tujuan ini, pemasaran berbasis Islam
diharapkan dapat membentuk lingkungan bisnis yang sesuai dengan ajaran Islam,
berkontribusi pada kesejahteraan masy9arakat, dan menciptakan nilai tambah yang
berkelanjutan.10

E.Prinsip Pemasaran Dalam Islam


Prinsip pemasaran dalam Islam mencakup pedoman etika dan nilai-
nilai Islam yang harus diikuti dalam kegiatan pemasaran. Beberapa prinsip
pemasaran dalam Islam melibatkan

9
Basu Suwastu, Manajemen Penjualan: Edisi ketiga, ( Yogjakarta:BPFE:
Yogjakarta,1989), hal. 34-35
10
Philip Kotler, Marketing,Jilid 1, ( Jakarta: Erlangga,1987),hal.. 2

12
1.Keadilan: Prinsip utama dalam pemasaran Islam adalah keadilan.
Setiap transaksi bisnis dan pembagian keuntungan harus adil dan
seimbang, tanpa mengeksploitasi pihak lain.
2.Transparansi: Pemasaran Islam menekankan transparansi dalam
segala hal, termasuk informasi produk, harga, dan proses bisnis.
Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang jujur dan
akurat.
3.Ketulusan dan Kejujuran: Prinsip ini mendorong perusahaan
untuk berkomunikasi secara tulus dan jujur dalam promosi dan iklan,
menghindari praktik-praktik penipuan atau manipulasi.
4.Pemberdayaan Konsumen: Prinsip pemasaran Islam menekankan
pentingnya pemberdayaan konsumen dengan memberikan informasi yang
memadai, memahami kebutuhan mereka, dan memberikan kebebasan
pilihan.
5.Pertimbangan Lingkungan: Pemasaran dalam Islam harus
mempertimbangkan dampak lingkungan dari kegiatan bisnis.
Meminimalkan limbah dan merawat lingkungan adalah nilai penting.
6.Tanggung Jawab Sosial: Prinsip ini mendorong perusahaan untuk
aktif berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat, baik melalui inisiatif
sosial atau dukungan pada kebutuhan masyarakat.
7.Pencegahan Praktik Riba dan Haram: Pemasaran Islam harus
menghindari praktik riba dan kegiatan bisnis yang dianggap haram, sesuai
dengan hukum Islam.
8.Penciptaan Nilai Positif: Produk atau layanan yang dipasarkan
harus menciptakan nilai positif bagi konsumen dan masyarakat, bukan
hanya nilai finansial.
9.Penghargaan Terhadap Hak Kekayaan Intelektual: Prinsip ini
mendorong penghormatan terhadap hak kekayaan intelektual dan melarang
praktik pelanggaran hak cipta atau paten.

13
Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, pemasaran dalam Islam
diharapkan dapat menciptakan hubungan bisnis yang etis, berkelanjutan,
dan memberikan manfaat positif pada masyarakat.
Prinsip-prinsip di atas sejalan dengan upaya membangun sebuah
strategi pemasaran yang efektif, dimana suatu perusahaan menggunakan
variabel-variabel bauran pemasaran (marketing mix), yang meliputi:

1.Produk (product) : barang atau jasa yang ditawarkan.


2.Harga (price) : yang ditawarkan.
3.Saluran distribusi (placement) yang digunakan (grosir,
distributor, pengecer) agar produk tersebut tersedia bagi para pelanggan.
4.Promosi (promotion) : iklan, personal selling, promosi penjualan
dan publikasi.

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

14
Pemasaran adalah bagian dari bisnis strategis dengan kegiatan utama untuk
menawarkan barang dan jasa kepada pasar yang ditargetkan. Inti kegiatan ini
adalah bagaimana membuat produk dapat terasa penting dan memenuhi harapan
serta kebutuhan pasar. Sehingga, nilai produk harus ditonjolkan dalam proses
pemasaran agar menarik perhatian konsumen.

Sejak zaman Rasulullah Islam telah mengajarkan tentang cara


pemasaran yang sesuai dengan ajaran Islam, termasuk dalam ruang lingkup
bisnis. Disamping itu, Islam Mengajarkan untuk menjaga kualitas dan keberadaan
produk. Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas (Gharar) bagi
Pembeli. Secara umum konsep pemasaran syariah secara epistemologi bersifat
sharia-driven (digerakkan oleh syariah sebagai sumber hukum) yang berorientasi
guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta menciptakan value
bagi mereka selama tidak bertentangan dengan sumber utama di dalam Islam,
yakni Alquran dan Hadis.

SARAN
Dalam makalah ini tentunya ada banyak sekali koreksi dari para
pembaca, karena kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
yang dengan itu semua kami harapkan makalah ini akan menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Diana Sari, dkk. Dasar Pemasaran Syariah. (Bandung: Oorange, 2011) Hal 12-
13
Nur Fadilah. “Pengertian, Konsep, dan Strategi Pemasaran Syari’ah”, Vol I, No
2, Thn 2020. Hlm 206-207.

15
Nurul Huda, Dkk. “Pemasaran Syariah”.(Depok: Kencana. 2017) hlm 78
Tamamudin,”Merefleksikan Teori Pemasaran ke Dalam Praktik Pemasaran
Syariah,” Jurnal Hukum Islam vol. 12, no. 2 (2014): h. 273-285.
Md. Mahabub Alom and Md.Shariful Haque.”Marketing. An Islamic
Prespective”, World journal of Social Sience, vol. 1, no. 3 (2011),h. 71-81
Dwi Fidhayani,Philip Kolter,et al, Marketing dan syariah Vol.9 No.1 Tahun 2018
Rusyidi Abubakar, Manajemen Pemasaran, ( Bandung: Alfabeta, 2018) hal.2
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Gelora
Aksara Pratama, 2016), hal .2
Basu Suwastu, Manajemen Penjualan: Edisi ketiga, ( Yogjakarta:BPFE:
Yogjakarta,1989), hal. 34-35
Philip Kotler, Marketing,Jilid 1, ( Jakarta: Erlangga,1987),hal.. 2

16

Anda mungkin juga menyukai