Anda di halaman 1dari 19

1

MAKALAH
STUDI HADIST EKONOMI
“PEMASARAN DALAM PERSPEKTIF HADITS NABI”
Dosen Pengampuh: Ida Ilmiah Mursidin, M.Ag

Oleh Kelompok 6
ST. NUR ATISA TAHIR : 2120203860202003
RABIYATUL ADAWIAH : 2120203860202005
MUHAMMAD RUSYDI NUGERAHA : 2120203860202012

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2023
2

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha


Pengasih lagi Maha Panyayang, puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga Kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemasaran Dalam Perspektif Hadits
Nabi”.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin. Terlepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dari makalah kami,
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima
segala saran maupun kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
tersebut. Akhir kata dari kami. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.

Parepare,
15 November 2023
3

kelompok 6
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ……………..………………………………………..... 1
DAFTAR ISI ………………………………...……………………………….. . 2
BAB I PENDAHULUAN …………………………….………………………..3
A. LATAR BELAKANG ……………………………………...………..... 4
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………...…..... 4
C. TUJUAN ……………………………………………………………...... 4
BAB II PEMBAHASAN ……………..……………………………………..... 5
A. Definisi Pemasaran dalam Konteks Islam……………………………… 5
B. Dalil Tentang Pemasaran …………….……………………................... 9
C. Nilai-nilai Islam dalam Pemasaran……………………………………... 12
D. Pemasaran Berbasis Kepemimpinan Nabi……………………………….15
BAB III PENUTUP …………………………..……………………………..... 18
A. Kesimpulan …………………………………………………………...... 18
B. Saran …………………………………………………………………... . 18
DAFTAR PUSTAKA ……………………...………………………………….. 19
4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai
kegiatannya dengan melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui
aktivitasyang melibatkan individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk
mencapai tujuan organisasi. Yang sering dilakukan adalah adanya kesadaranindividu
sebagai makhluk juga mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pibadi. Tujuan
pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi, bisa jugat idak selaras. Ketidak
selarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi atautujuan individu tidak tercapai.
untuk itu diperlukan suatu pengendali kerjasehingga tujuan individu bisa selaras
dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut adalah adanya
sistem pengendalian manajemen yang baik.

B. Rumusana masalah
Masalah yang akan dipecahkan memiliki beberapa rumusan sebagai
berikut :
1. Defenisi Pemasaran dalam Konteks Islam.
2. Dalil tentang Pemasaran.
3. Nilai-nilai Islam dalam Pemasaran.
4. Pemasaran Berbasis Kepemimpinan Nabi.
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Defenisi Pemasaran dalam Konteks Islam.?
2. Untuk Mengetahui Dalil tentang Pemasaran.?
3. Untuk Mengetahui Nilai-nilai Islam dalam Pemasaran.?
4. Untuk Mengetahui Pemasaran Berbasis Kepemimpinan Nabi?
5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pemasaran Dalam Konteks Islam
1. Pengertian Pemasaran dalam Islam
Menurut Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa, pemasaran Islami adalah
sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran,
dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad serta prinsip-prinsip al-Qur’an dan
hadis.1
Menurut Kertajaya sebagaimana dikutip Bukhari Alma dan Donni Juni
Priansa, bahwa secara umum pemasaran Islami adalah strategi bisnis, yang harus
memayungi seluruh aktivitas dalam sebuah perusahaan, meliputi seluruh proses,
menciptakan, menawarkan, pertukaran nilai, dari seorang produsen, atau satu
perusahaan, atau perorangan, yang sesuai dengan ajaran Islam 2.
Pemasaran suatu produk merupakan hal yang penting dilakukan oleh
pelaku ekonomi untuk mengenalkan keunggulan produk kepada konsumen,
mengembangkan pasar, dan memenangkan persaingan di tingkat pemasaran
syariah produk. Sebagus apapun suatu produk jika tidak dipasarkan maka tidak
akan memberi nilai manfaat kepada konsumen. Begitu pula tidak akan
memberikan profit yang menguntungkan bagi produsen karena tidak ada
konsumen yang menggunakannya.
Secara umum, pemasaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang
direncanakan oleh produsen untuk mencapai tujuan perusahaan melalui
pengembangan keunggulankeunggulan produk yang dimiliki dengan
menggunakan program atau kegiatan untuk melayani pasar. Ada pula yang
mengartikan pemasaran adalah suatu proses manajerial dalam rangka

1
Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah: Menanamkan Nilai dan Praktis
Syariah dalam Bisnis Kontemporer, Bandung: Alfabeta, hlm. 340
2
Ibid., hlm. 343
6

memperoleh tujuan yang ditetapkan melalui pertukaran secara imbal balik suatu
produk dan nilai dengan orang lain.5 Definisi lainnya, pemasaran merupakan
suatu proses berkelanjutan yang dimulai dari perencanaan, menerapkan konsep,
menentukan harga, membuat promosi, dan mendistribusikan sejumlah ide,
barang, serta jasa untuk menciptakan pertukaran nilai yang mampu memenuhi
target pencapaian tujuan dan sasaran yang diinginkan.
Pentingnya pasar dalam Islam tidak terlepas dari fungsi pasar sebagai
wadah bagi berlangsungnya kegiatan jual beli3. Keberadaan pasar yang terbuka
memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk ambil bagian dalam menentukan
harga, sehingga harga ditentukan oleh kemampuan riil masyarakat dalam
mengoptimalisasikan faktor produksi yang ada di dalamnya 4 . Konsep Islam
memahami bahwa pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan ekonomi bila
prinsip persaingan bebas dapat berlaku secara efektif 5 . Pasar syari’ah adalah
pasar yang emosional (emotional market) dimana orang tertarik karena alasan
keagamaan bukan karena keuntungan financial semata, tidak ada yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah ia mengandung nilai-nilai
ibadah. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An’am ayat 162:

‫ي‬ ِ ِ ‫قُل إِنَّ صَ ََل ِِت ونُس كِ ي و ََمْ يَاي وَمََ ِاِت َِّّلِلِ ر‬
َ ‫ب ا لْ عَ ا لَم‬ َ َ َ َ ُ َ ْ
Artinya:
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

3
Sukarno Wibowo dan Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2013, hlm. 201
4
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Yogyakarta: UII, 2008, hlm. 229
5
Mustafa Edwin Nasution, et. al., Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, Jakarta: Prenada Media Group,
2014, hlm. 160
7

Dalam Syari’ah marketing, bisnis yang disertai keikhlasan sematamata hanya


untuk mencari ridha Allah, maka bentuk transaksinya insyaAllah menjadi nilai
ibadah dihadapan Allah SWT. Ada beberapa sifat yang membuat Nabi
Muhammad berhasil dalam melakukan bisnis yaitu 6:

(a) Shiddiq (jujur atau benar) dalam berdagang Nabi Muhammad selalu
dikenal sebagai seorang pemasar yang jujur dan benar dalam
menginformasikan produknya.
(b) Amanah (atau dapat dipercaya) saat menjadi pedagang Nabi
Muhammad selalu mengembalikan hak milik atasannya, baik itu
berupa hasil penjualan maupun atau sisa barang.
(c) Fathanah (cerdas) dalam hal ini pemimpin yang mampu
memahami, menghayati, dan mengenal tugas dan tanggung jawab
bisnisnya dengan sangat baik.
(d) Tabligh (komunikatif) jika seorang pemasar harus mampu
menyampaikan keunggulan-keunggulan produk dengan menarik
dan tetap sasaran tanpa meninggalkan kejujuran dan kebenaran.

2. Prinsip-prinsip Etika yang Harus diperhatikan dalam Kegiatan


Pemasaran
a. Kehandalan dan Kejujuran
• Memastikan informasi yang disampaikan kepada konsumen
adalah akurat dan jujur.
• Menjauhi praktik-praktik penipuan atau manipulasi dalam
presentasi produk atau layanan.
b. Pelayanan Pelanggan yang Adil

6
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir syariah marketring, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2006,
hlm. 28.
8

• Memberikan pelayanan yang adil kepada semua pelanggan tanpa


diskriminasi.
• Menanggapi keluhan pelanggan dengan cepat dan secara
transparan.
c. Privasi Konsumen
• Melindungi privasi konsumen dengan tidak menyalahgunakan
atau mengungkapkan informasi pribadi tanpa izin.
• Mematuhi kebijakan privasi yang berlaku dan memberikan opsi
kepada konsumen terkait penggunaan data mereka.
d. Keadilan dalam Harga
• Menetapkan harga secara adil dan transparan, menghindari praktik
penipuan atau penjualan berlebihan.
• Tidak memanfaatkan situasi atau kebutuhan konsumen untuk
mendapatkan keuntungan yang tidak wajar.
e. Integritas dalam Iklan
• Menghindari iklan yang menyesatkan atau memberikan harapan
palsu.
• Tidak menggunakan taktik atau bahasa yang dapat menyesatkan
konsumen.
f. Tanggung Jawab Sosial
• Mengintegrasikan tanggung jawab sosial perusahaan dalam
kegiatan asaran.
• Memastikan bahwa produk atau layanan tidak merugikan
masyarakat atau lingkungan.
g. Keterlibatan Komunitas
• Membangun hubungan positif dengan komunitas lokal dan
mendukung inisiatif sosial yang bermanfaat.
• Berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan keberlanjutan.
9

h. Transparansi Bisnis
• Menyediakan informasi yang cukup kepada konsumen untuk
membuat keputusan yang informasional dan bijaksana.
• Tidak menyembunyikan informasi yang mungkin memengaruhi
keputusan pembelian.
i. Kepatuhan Hukum
• Mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku dalam
kegiatan pemasaran.
• Tidak terlibat dalam praktik-praktik yang melanggar aturan hukum
atau etika.
j. Komitmen terhadap Kualitas
• Memberikan produk atau layanan yang sesuai dengan standar
kualitas yang dijanjikan.
• Menanggapi dengan serius terhadap masalah kualitas dan
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.

B. DALIL TENTANG PEMASARAN


1. Al-Qur’an
• Surah Al-Baqarah Ayat 188:
10

Artinya: “Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan


jalan yang batil, Dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para
hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain
itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui”.

• Surah An-Nisa ayat 29:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu”.

2. Al-Hadist
• H.R Muslim
11

Artinya: Dari Anas bin Malik r.a berkata: Saya mendengar Rasulullah
Saw bersabda: Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya atau
dipanjangkan umurnya, maka bersilaturahmilah. (HR. Muslim)
• H.R At-Tirmidzi

Artinya: Dari Amr bin ‘Auf al-Muzani r.a dari ayahnya dari kakeknya
bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: Perdamaian diperbolehkan di
antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal
atau menghalalkan yang haram. Dan kaum muslimin boleh menentukan syarat
kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram. Abu Isa berkata hadits ini hasan shahih. (HR. at-Tirmidzi).
• H.R Ahmad

Artinya: Allah melaknat khamr, orang yang meminumnya, orang yang


menuangkannya, penjualnya, pembelinya, orang yang memerasnya, orang
yang mengambil hasil perasannya, orang yang mengantarnya dan orang yang
meminta diantarkan. (HR. Ahmad).
• H.R Bulkhari
12

Artinya: Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:


Sumpah palsu mendatangkan keluasan tetapi menghilangkan pekerjaan. Ibn
Fajar berkata: Menghapus keberkahan. (HR. Bukhari).

C. Nilai-nilai Islam dalam Pemasaran


Ada beberapa nilai karakteristik pemasaran Syari’ah yang dapat menjadi panduan
bagi para pemasar sebagai berikut :
1. Ketuhanan (Rabbaniyah)
Salah satu ciri khas pemasar syariah marketing yang tidak dimiliki pasar
konvensional yang dikenal selama ini adalah sifat yang religius. Kondisi ini tercipta
keterpaksaan tetapi berangkat dari kesadaran akan nilai religius, yang dipandang
penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok kedalam perbuatan
yang tidak merugikan orang lain. Jiwa seorang marketing syariah meyakini bahwa
hukum-hukum syariah yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang
paling adil, paling sempurna, paling selaras dalam bentuk kebaikan, paling dapat
mencegah segala kerusakan, paling mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan
kebatilan, dan menyebarluaskan kemaslahatan. Karena merasa cukup akan segala
kesempurnaan dan kebaikannya, diarela melaksanakannya dari hati yang paling
dalam, seorang syariah marketer menyakini bahwa Allah Swt selalu dekat dan
mengawasinya ketika dia sedang melaksanakan segala macam bentuk bisnis. Dan
Allah akan meminta pertanggungjawaban darinya atas pelaksanaan syariat tersebut
kelak dihari kiamat.
2. Etika ( Akhlaqiyyah )
Keistimewaan yang lain dari syariah marketer selain karena teistis (rabbaniyyah),
juga karena mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek
kegiatanya. Sifat etis ini merupakan turunan dari sifat teistis dieters. Dengsn
demikian marketing syariah adalah konsep yang sangat mengedepankan nilai-nilai
moral dan etika, tidak peduli apa pun agamanya.
13

Karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilaiyang bersifat universal, yang diajarkan
oleh semua agamanya. Untuk mencapai tujuan suci, Allah memberikan petunjuk
melalui para Rasulnya, Petunjuk tersebut meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan
manusia, baik akidah, akhlak, (moral, etika), maupun syariah. Dua komponen
pertama, akidah dan akhlak (moral, etika) bersifat konstan, keduanya tidak
mengalami perubahan apapun dengan berbedanya waktu dan tempat. Sedangkan
syariah senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf perbedaan manusia,
yang berbeda-beda sesuai dengan rasulnya masing-masing. Kesungguhan untuk
senantiasa hidup bersih lahir batin merupakan salah satu cara untuk meraih derajat
kemuliaan disisi Allah SWT.
Pebisnis muslim harus berpegang pada etika Islam, karena ia mampu membuat
bisnis sukses dan maju, agar menjadi orang yang saleh dalam melakukan amal
perbuatan dalam kapasitasnya sebagai khalifah dimuka bumi lain, dengan modal
budi pekerti uhur, pebisnis bisa sampai pada derajat yang tinggi. Allah melapangkan
hati makhluk-makhluknya untuk dirinya, dan Allah membukakan pintu rizki
untuknya yang tidak bisa dicapai kecuali mempunyai karakter yang luhur. Karena
dengan mempunyai karakter yang mulia, pembisnis akan menjadi orang yang lemah
lembut, ramah, wajahnya berseri-seri, tidak banyak berpaling, berbicara dengan
kata-kata baik dan mengasihi orang yang lebih kecil. Sedangkan salah satu bentuk
bisnis yang mengalami suatu masalah jika para pemasar kurang baik dan dianggap
bisa membawa kerugian suatu perusahaan7.
3. Realistis (Al-Waqi‟iyyah)
Syariah marketing bukanlah konsep yang tidak ekslusif, fanatis,anti-modernitas,
dan kaku, marketing syariah adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana
keluasan dan keluwesan syariah Islami yang melandasinya. Syariah marketer
bukanlah berarti para pemasar itu harus penampilan ala bangsa Arab dan
mengharamkan dasi karena dianggap merupakan simbol masyarakat barat, misalnya.

7
Asyraaf Muhammad Dawwabah, Op. Cit, h. 56
14

Para pemasar juga professional dengan penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja,
Ia tidak kaku, tidak ekslusif, tetapi sangat fleksibel dan luwes dalam bersikap dan
membawa kerugian suatu perusahaan. bergaul. Ia memahami dalam situasi
pergaulan di lingkungan yang sangat heterogen, dengan beragam suku, agama dan
ras.
Fleksibilitas atau kelonggaran sengaja diberikan oleh Allah SWT agar penerapan
syariah senantiasa realisties (al-waqi’iyyah) dan dapat mengikuti perkembangan
zaman. Kelonggaran bukanlah suatu kebetulan, melainkan kehendak Allah agar
syariah Islam senantiasa abadi dan kekal sehingga sesuai bagi setiap zaman, daerah,
dan keadaan apapun. Dalamsisi inilah, syariah marketing berada. Ia bergaul,
bersilaturahmi, melakukan transaksi bisnis di tengah-tengah realitas kemunafikan,
kecurangan, kebohongan, atau penipuan yang sudah biasa terjadi dalam dunia bisnis.
Akan tetapi syariah marketing berusaha tegar, istiqomah,dan menjadi cahaya
penerang di tengah-tengah kegelapan8.
4. Humanistis ( Al-Insaniyyah )
Keistimewaan marketing syariah yang lain adalah sikapnya humanistis universal.
Pengertian humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar
derajatnya terangkat, sifat manusia terjaga dan terangkat, sifat kemanusiaannya
terjaga dan terpelihara, serta sifat kehewananiannya terkekang dengan panduan
syariah. Dengan memiliki, nilai humanistis ia menjadi manusia yang terkontrol dan
seimbang. Bukan manusia yang serakah, yang menghalalkan segala cara untuk
meraih keuntungan yang sebesar- besarnnya. Bukan menjadi manusia yang bisa
bahagia di atas penderitaan orang atau manusia yang hatinya kering dengan
kepedulian sosial.
Syariat Islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa
menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan status. Hal inilah yang membuat
syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariat humanistis. Hal tersebut

8
Hermawan Kartajaya, Op.Cit. 35-37
15

dapat dikatakan prinsip ukhuwah insaniyyah (persaudaraan antar manusia). Syariat


Islam bukanlah syariat bangsa arab, walaupun Muhammad yang membawanya
adalah orang arab.
Sifat humanistis dan universal syariat Islam adalah prinsip ukhuwah insaniyah
(persaudaraan antara umat manusia). Islam tidak memperdulikan semua faktor yang
membeda-bedakan manusia asal daerah, warna kulit, maupun status sosial. Islam
mengarahkan serunya kepada seluruh manusia, bukan kepada sekelompok orang
tertentu, atas dasar ikatan persaudaran antar sesama manusia 9.

D. Pemasaran Berbasis Kepemimpinan Nabi


1. Strategi Produk
Produk dalam al-Qur’an dinyatakan dalam dua istilah, yaitu al-
thayyiat dan al-rizq. Kata at-tahyyibat digunakan 18 kali, sedangkan
kata al-rizq digunakan 20 kali. al-Thayyibat merujuk pada suatu yang
baik, yang murni dan baik, sesuatu yang bersih dan murni, sesuatu yang
baik dan menyeluruh serta makanan yang terbaik. al-Rizq merujuk pada
makanan yang diberkahi Tuhan, pemberian yang menyenangkan dan
ketetapan Tuhan. Menurut Islam, produk konsumen adalah
berdayaguna, materi yang dapat dikonsumsi yang bermanfaat yang
bernilai guna yang menghasilkan perbaikan material, moral, spiritual
bagi konsumen. Sesuatu yang tidak berdaya guna dan dilarang dalam
Islam bukan merupakan produk dalam pengertian Islam. Dalam barang
ekonomi konvensional adalah barang yang dapat dipertukarkan dan
berdaya guna secara moral.
Produk meliputi kualitas, keistimewaan, desain, gaya,
keanekaragaman, bentuk, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan
dan pengembalian. Kualitas didefinisikan oleh pelanggan. Kualitas

9
Hermawan Kartajaya, Op. Cit., h. 38-40.
16

merupakan seberapa baik produk sesuai dengan kebutuhan spesifik dari


pelanggan. Kesitimewaan merupakan karakteristik yang melengkapi
fungsi dasar produk. Desain merupakan totalitas keistimewaan yang
mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal
kebutuhan pelanggan. Gaya menggambarkan penampilan dan perasaan
itu bagi pelanggan. Produk fisik atau berwujud membutuhkan kemasan
agar tercipta manfaat-manfaat tertentu seperti misalnya perlindungan,
kemudahan, manfaat ekonomi dan promosi10.
2. Strategi Harga
Strategi harga yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW
berdasarkan prinsip suka sama suka. Dalam al-Qur’an dijelaskan
sebagai berikut: “hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku suka sama suka di antara kamu. Dan jangalah
kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah maha penyayang
kepadamu”11.
Strategi harga yang digunakan Rasulullah SAW yang lain
adalah prinsip tidak menyaingi harga orang lain dan tidak menyongsong
membeli barang sebelum dibawa ke pasar serta tidak berbohong. Dan
strategi lain yang diterapkan adalah dengan prinsip untuk membantu
orang lain. Nabi Muhammad pun menetapkan harga suatu barang yang
dijual walaupun dengan sahabat dan kerabat terdekatnya.

3. Strategi Tempat
Pemilihan Tempat, Nabi Muhammad SAW lebih menganjurkan
untuk berjual beli di pasar. Rasulullah bersabda: “janganlah kamu

10
M. Suyanto, Muhammad Business Strategy & Ethics (Etika dan Strategi Binsi Nabi
Muhammad SAW), (Yogyakarta: Andi Offset, 2008), hal. 263 8.
11
Q.S. An-Nisaa, (4), 29.
17

menjual menyaingi harga jual orang lain, dan janganlah kamu


menyongsong membeli barang dagangan sebelum dibawa ke pasar”. 10
Pada masa Rasulullah SAW orang banyan membeli makanan dari
rombongan orang-orang berkendaraan. Nabi Muhammad SAW
mengirim utusan kepada mereka supaya melarang mereka menjual
makanan di tempat mereka beli, sehingga mereka dipindahkan ke
tempat menjual makanan.
4. Strategi Promosi
Promosi yang dilakukan oleh Rasulullah SAW lebih
menekankan pada hubungan dengan pelanggan, meliputi
berpenampilan menawan, membangun relasi, mengutamakan
keberkahan, memahami pelanggan, mendapatkan kepercayaan,
memberikan pelayanan hebat, berkomunikasi, menjalin hubungan yang
bersifat pribadi, tanggap terhadap permasalahan, meciptakan perasaan
satu komunitas, berintegrasi, menciptakan keterlibatan dan
menawarkan pilihan12.
Penampilan Rasulullah ketika mempromosikan barang yang
dijual Sangat menawan dengan wajah yang tampan, muka yang ceria,
telapak tangan yang lembut dan bau keringat yang harum. Beliau
menyatakan bahwa membangun silaturrahim atau membangun relasi
merupakan kunci keberhasilan dalam pemasaran. Memahami
pelanggan dan lebih mengutamakan keberkahan.

12
Ibid, M. Suyanto, Muhammad Business ... hal. 273
18

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Kertajaya sebagaimana dikutip Bukhari Alma dan Donni Juni
Priansa, bahwa secara umum pemasaran Islami adalah strategi bisnis, yang
harus memayungi seluruh aktivitas dalam sebuah perusahaan, meliputi seluruh
proses, menciptakan, menawarkan, pertukaran nilai, dari seorang produsen,
atau satu perusahaan, atau perorangan, yang sesuai dengan ajaran Islam.
Secara umum, pemasaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang
direncanakan oleh produsen untuk mencapai tujuan perusahaan melalui
pengembangan keunggulankeunggulan produk yang dimiliki dengan
menggunakan program atau kegiatan untuk melayani pasar.

B. Saran
Setelah dilakukan analisis hadits di atas, penulis sadar bahwa mungkin ada
kesalahan entah pada penulisan, pemahaman pada hadits, ataupun pada kata-
kata yang kurang tepat. Oleh karena itu, penulis sangat berharap saran dan
ktitikan yang dapat mengembangkan karya tulis ini agar bisa membangun bagi
para pembaca untuk lebih bersemangat dalam mengkaji hadis.
19

DAFTAR PUSTAKA

Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah: Menanamkan
Nilai dan Praktis Syariah dalam Bisnis Kontemporer, Bandung: Alfabeta.
Ibid.
Sukarno Wibowo dan Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, Bandung: Pustaka Setia,
2013.
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Yogyakarta: UII, 2008.
Mustafa Edwin Nasution, et. al., Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, Jakarta:
Prenada Media Group, 2014.
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir syariah marketring, Bandung: PT
Mizan Pustaka, 2006.
Asyraaf Muhammad Dawwabah, Op. Cit.
Hermawan Kartajaya, Op. Cit
M. Suyanto, Muhammad Business Strategy & Ethics (Etika dan Strategi Binsi Nabi
Muhammad SAW), (Yogyakarta: Andi Offset, 2008).
Q.S. An-Nisaa, (4), 29.
Ibid, M. Suyanto, Muhammad Business.

Anda mungkin juga menyukai