Disusun Oleh :
Fitri
NIM.2314120047
Kulya
NIM.2314120115
Meki Puspa
NIM.2314120119
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang harus dilakukan
oleh perusahaan. Secara historis, kemunculan kajian pemasaran dimulai sejak
berkembangnya teori-teori ekonomi kapitalis dan sosialis tentang pertumbuhan
budaya konsumsi. Meskipun kemunculan dan pertumbuhan kajian pemasaran
dimulai pada tahun 1900-an, namun pada dasarnya kajian ini telah ada sejak
kapitalisme industri yang didasarkan pada teori pasar bebas dan invisible hand
Adam Smith, pandangan Karl Max tentang masyarakat sosial, dan konsep
manusia ekonomi rasional (rational economic man) Max Weber (Alom &
Haque, 2017). Oleh karena itu, konsep pemasaran selalu didominasi oleh
paradigma materialistik, kepuasan individu, dan maksimalisasi kekayaan dan
kepuasan keinginan.
Menurut Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa, pemasaran Islami adalah
sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholders-nya,
yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad serta prinsip-prinsip al-
Qur'an dan hadis, Menurut Kertajaya sebagaimana dikutip Bukhari Alma dan
Donni funi Priana, bahwa secara umum pemasaran Islami adalah strategi
bisnis, yang harus memayungi seluruh aktivitas dalam sebuah perusahaan,
meliputi seluruh proses, menciptakan, menawarkan, pertukaran nilai, dari
seorang produsen, atau satu penahan, atau perorangan, yang sesuai dengan
ajaran Islam.
Pentingnya pasar dalam Islam tidak terlepas dari fungsi pasar sebagai
wadah bagi berlangsungnya kegiatan jual beli. Keberadaan pasar yang terbuka
memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk ambil bagian dalam
menentukan harga, sehingga harga ditentukan oleh kemampuan rill masyarakat
dalam mengoptimalisasikan faktor produksi, yang ada di dalamnya. Konsep
Islam memahami bahwa pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan
ekonomi bila prinsip persaingan beban dapat berlaku secara efektif.
1
Dan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pemasaran adalah salah satu
kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai
ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor
penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan
konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan
konsumsi.
B. Rumusan Masalah
1. Pemasaran menurut islam
2. Strategi pemasaran dalam islam
3. Bentuk pemasaran islam
4. Nilai-nilai pemasaran islam
5. Karakteristik pemasaran islam
6. Berbisnis cara nabi Muhammad SAW
7. Karaktersitik manajemen bisnis Rasulullah SAW
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pemasaran menurut islam
2. Mengetahui strategi pemasaran dalam islam
3. Mengetahui bentuk pemasaran islam
4. Mengetahui nilai-nilai pemasaran islam
5. Mengetahui karakteristik pemasaran islam
6. Mengetahui berbisnis cara nabi Muhammad SAW
7. Mengetahui karaktersitik manajemen bisnis Rasulullah SAW
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemasaran menurut islam
Pemasaran menurut Islam adalah pendekatan pemasaran yang
berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah Islam, etika, dan nilai-nilai agama
Islam. Prinsip-prinsip pemasaran dalam Islam mencakup berbagai aspek,
termasuk etika bisnis, keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab sosial. Dengan
pemasaran islami, seluruh proses tidak boleh ada yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip Islam. Hal tersebut telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
tentang kegiatan perdagangan yang berpegang teguh pada kebenaran,
kejujuran, dan sikap amanah, serta dapat tetap memperoleh keuntungan.
Berikut adalah beberapa aspek penting pemasaran menurut Islam:
1. Kesesuaian dengan Syariah: Pemasaran menurut Islam harus mematuhi
prinsip-prinsip syariah Islam. Ini berarti menghindari praktik-praktik yang
diharamkan oleh agama, seperti riba (bunga), alkohol, daging babi, dan lain-
lain.
2. Keadilan dan Keterbukaan: Pemasaran Islam menekankan pentingnya
keadilan dalam bertransaksi. Harga dan syarat-syarat yang diajukan kepada
pelanggan harus adil dan transparan.
3. Kualitas dan Kepuasan Pelanggan: Produk atau layanan yang dipasarkan
harus berkualitas tinggi dan memenuhi harapan pelanggan. Islam mendorong
pelaku bisnis untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan dan
memastikan kepuasan mereka.
4. Etika dalam Periklanan: Pemasaran Islam menuntut periklanan yang jujur
dan etis. Tidak boleh ada pembohongan, manipulasi, atau penipuan dalam
promosi produk atau layanan.
5. Penghindaran Eksploitasi: Pemasaran Islam mengharamkan praktik
eksploitasi dalam berbisnis. Ini termasuk penjualan paksa, penipuan, atau
eksploitasi konsumen dalam bentuk apapun.
3
6. Tanggung Jawab Sosial: Pemasaran Islam mendorong tanggung jawab
sosial perusahaan. Pelaku bisnis diharapkan untuk berkontribusi pada
kesejahteraan masyarakat, termasuk melalui amal dan filantropi.
7. Pendidikan dan Kesadaran Konsumen: Pemasaran Islam bisa mencakup
pendidikan dan kesadaran konsumen tentang produk dan layanan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam.
8. Penghormatan terhadap Budaya Lokal: Dalam pemasaran internasional,
penting untuk menghormati budaya dan nilai-nilai lokal sesuai dengan ajaran
Islam.
Pemasaran menurut Islam tidak hanya tentang mencari keuntungan
semata, melainkan juga tentang menjalankan bisnis dengan etika dan integritas
yang tinggi, serta mematuhi prinsip-prinsip agama Islam dalam semua aspek
bisnisnya. Ini adalah pendekatan yang berorientasi pada keadilan, kualitas, dan
tanggung jawab sosial.
4
6. Kepedulian terhadap Kesejahteraan Pelanggan: Pastikan bahwa produk
atau layanan yang Anda tawarkan memberikan manfaat yang sesuai dengan
ekspektasi pelanggan dan tidak membahayakan mereka.
7. Etika dalam Periklanan: Pastikan iklan Anda tidak menyesatkan atau
menimbulkan kesalahpahaman kepada pelanggan. Hindari memanipulasi
gambar atau informasi untuk meningkatkan penjualan.
8. Layanan Pelanggan yang Baik: Berikan layanan pelanggan yang baik dan
tanggap terhadap kebutuhan pelanggan Anda.
9. Berpikir Jangka Panjang: Fokus pada pembangunan hubungan jangka
panjang dengan pelanggan daripada sekadar mencari keuntungan cepat.
10. Amal dan Kebaikan: Pertimbangkan untuk menyumbangkan sebagian
keuntungan Anda kepada amal atau kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
11. Penggunaan Media Sosial yang Etis: Jika Anda menggunakan media
sosial dalam pemasaran, pastikan konten Anda tidak melanggar nilai-nilai
Islam, seperti menghindari gambar-gambar yang tidak sesuai.
12. Taqwa dan Kesadaran Allah: Selalu ingat untuk menjalankan bisnis
Anda dengan takwa (kesadaran akan Allah) dan menjauhi segala bentuk dosa
atau pelanggaran etika Islam.
Dalam konteks pemasaran Islam, integritas, moralitas, dan kepatuhan
terhadap hukum Islam adalah kunci. Pastikan bahwa strategi pemasaran Anda
mencerminkan nilai-nilai tersebut dan memberikan manfaat yang baik kepada
masyarakat.
5
2. Pemasaran Produk Halal: Produk yang dipasarkan haruslah halal (boleh
dikonsumsi dalam Islam). Ini berarti produk tersebut tidak boleh mengandung
bahan-bahan haram seperti alkohol atau daging babi. Sertifikasi halal dapat
digunakan untuk memverifikasi kehalalan produk.
3. Pemasaran yang Berkelanjutan: Pemasaran dalam Islam harus
mempertimbangkan keberlanjutan dan dampak lingkungan. Memaksimalkan
keuntungan tidak boleh dilakukan dengan merusak lingkungan atau
mengabaikan tanggung jawab sosial.
4. Pemasaran Berbasis Kualitas: Pemasaran dalam Islam seharusnya
berfokus pada kualitas produk atau layanan. Produk atau layanan yang
berkualitas akan mendapatkan reputasi yang baik dalam masyarakat.
5. Pemasaran Berbasis Harga yang Adil: Harga yang ditetapkan untuk
produk atau layanan haruslah wajar dan adil. Tidak boleh ada penipuan atau
pengeksploitasian dalam penetapan harga.
6. Pemasaran Berbasis Kepuasan Pelanggan: Memastikan kepuasan
pelanggan adalah salah satu prinsip pemasaran dalam Islam. Pelanggan harus
diberikan pelayanan terbaik dan produk yang memenuhi harapan mereka.
7. Pemasaran Berbasis Edukasi: Pemasar dapat mengedukasi konsumen
tentang produk atau layanan yang ditawarkan, termasuk manfaatnya, cara
penggunaan yang benar, dan informasi yang relevan. Pendidikan konsumen
merupakan bagian penting dari pemasaran Islam.
8. Pemasaran Sosial: Pemasar dapat memberikan kontribusi positif pada
masyarakat melalui pemasaran sosial. Ini bisa mencakup dukungan untuk
proyek-proyek sosial, sumbangan amal, atau berbagai bentuk kegiatan yang
bermanfaat bagi masyarakat.
9. Pemasaran Digital: Dalam era digital, pemasaran online dan media sosial
dapat digunakan untuk mencapai audiens yang lebih luas dengan mematuhi
prinsip-prinsip etika Islam dalam komunikasi dan transaksi online.
10. Pemasaran Koperatif: Bisnis dalam Islam dianjurkan untuk menjalin
kemitraan dan kerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya untuk saling
mendukung dan menguntungkan.
6
11. Pemasaran Transparan: Pemasaran harus dilakukan secara transparan,
dengan menyediakan informasi yang jelas tentang produk, harga, dan syarat-
syarat pembelian kepada konsumen.
12. Pemasaran Berbasis Nilai-Nilai Islam: Pemasaran juga dapat
mencerminkan nilai-nilai Islam, seperti keramahan, saling menghormati, dan
kepedulian terhadap kebutuhan dan aspirasi konsumen.
Pemasaran dalam Islam bukan hanya tentang mencari keuntungan
finansial, tetapi juga tentang memastikan bahwa bisnis dan aktivitas pemasaran
mencerminkan nilai-nilai moral dan etika Islam yang tinggi. Dengan
menjalankan prinsip-prinsip ini, pemasaran dapat menjadi sarana untuk
mencapai tujuan yang bermanfaat bagi individu dan masyarakat secara
keseluruhan.
7
5. Kepuasan Pelanggan (Ridha Pelanggan): Memastikan bahwa konsumen
puas dengan produk atau layanan yang ditawarkan adalah nilai penting dalam
pemasaran Islam.
6. Kepedulian Sosial (Ihsan Sosial): Pemasar dalam Islam diharapkan untuk
peduli terhadap kebutuhan sosial dan kontribusi positif pada masyarakat. Ini
bisa berupa sumbangan amal atau dukungan terhadap proyek-proyek sosial.
7. Transparansi (Shuhud): Pemasar harus transparan dalam semua aktivitas
bisnis mereka, termasuk penetapan harga, spesifikasi produk, dan syarat-syarat
pembelian.
8. Keramahan (Ihsan): Melayani konsumen dengan keramahan dan
kesopanan adalah nilai yang dihargai dalam Islam.
9. Pemberdayaan Konsumen (Tawakkul): Pemasaran dalam Islam sebaiknya
memberdayakan konsumen dengan memberikan informasi yang mereka
butuhkan untuk membuat keputusan yang bijak.
10. Kerjasama (Ta'awun): Kerjasama dengan pemangku kepentingan
lainnya, seperti mitra bisnis, adalah nilai penting dalam pemasaran Islam.
11. Pemberian Sumbangan (Zakat): Pemasar Muslim juga dianjurkan untuk
memberikan sebagian dari keuntungan mereka sebagai zakat, yang merupakan
bentuk sumbangan sosial untuk membantu yang membutuhkan.
12. Penghindaran Penipuan (Tadlis): Praktik penipuan, termasuk
mengelabui konsumen atau pesaing, dilarang dalam pemasaran Islam.
13. Penghargaan Terhadap Keberagaman (Tasamuh): Pemasaran Islam
menghargai keberagaman dalam masyarakat dan tidak diskriminatif terhadap
siapa pun.
14. Kepedulian Lingkungan (Hifzh al-Bi'ah): Pemasaran harus
mempertimbangkan dampak lingkungan dari produk atau layanan yang
ditawarkan dan berusaha untuk mengurangi dampak negatifnya.
15. Pemasaran Berbasis Nilai-Nilai Islam: Nilai-nilai Islam seperti
kesederhanaan, kesucian, dan kesabaran dapat tercermin dalam pemasaran
Islam.
8
Nilai-nilai ini membentuk dasar bagi pemasaran yang etis dan bermanfaat
dalam konteks Islam. Pemasar yang mematuhi nilai-nilai ini diharapkan dapat
membangun bisnis yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif pada
masyarakat.
9
8. Inovasi dan Kreativitas: Pemasaran Islam dapat mencakup inovasi dan
kreativitas dalam pengembangan produk dan layanan yang sesuai dengan
kebutuhan umat Islam.
9. Kerjasama antara Pelaku Bisnis: Pelaku bisnis dalam pemasaran Islam
sering kali bekerja sama dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang sesuai
dengan nilai-nilai Islam.
10. Respek terhadap Kebudayaan dan Keanekaragaman: Pemasaran Islam
harus menghormati keberagaman budaya dan keyakinan dalam pasar global.
Dalam esensi, pemasaran Islam lebih dari sekadar strategi bisnis; itu
adalah pendekatan yang mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama
Islam dalam setiap aspek aktivitas bisnisnya.
10
Islam mendorong transaksi yang adil dan menghindari praktik yang dapat
merugikan pihak yang lebih lemah.
5. Berkomitmen pada Keadilan: Nabi Muhammad SAW sangat menekankan
pentingnya keadilan dalam semua aspek kehidupan, termasuk bisnis. Bisnis
yang adil dan tanpa penipuan merupakan prinsip yang sangat dianjurkan dalam
Islam.
6. Berbagi Keuntungan: Beliau juga mendorong konsep berbagi keuntungan.
Dalam beberapa transaksi bisnis, Nabi Muhammad SAW mengizinkan bagi
pihak yang terlibat untuk bersepakat pada pembagian keuntungan tertentu,
selama kesepakatan itu adil dan transparan.
7. Bekerja Keras: Nabi Muhammad SAW adalah contoh kerja keras. Beliau
memahami bahwa keberhasilan dalam bisnis memerlukan usaha yang sungguh-
sungguh dan ketekunan.
8. Bersikap Sederhana: Nabi Muhammad SAW hidup dengan sederhana dan
tidak mewah dalam gaya hidupnya. Ini adalah contoh bagaimana seseorang
harus bersikap sederhana dalam mengelola keuangan dan bisnisnya.
9. Berdakwah dalam Bisnis: Setelah menerima wahyu, Nabi Muhammad
SAW terus berdagang, tetapi sekarang dengan tujuan yang lebih besar, yaitu
menyebarkan Islam. Ini menunjukkan bahwa bisnis juga dapat digunakan
sebagai sarana untuk berdakwah dan berbuat baik kepada sesama.
10. Doa dan Kepercayaan pada Allah: Nabi Muhammad SAW selalu
mengandalkan doa dan kepercayaan pada Allah dalam setiap aspek hidupnya,
termasuk bisnis. Ini adalah prinsip penting dalam berbisnis menurut ajaran
Islam.
Penting untuk diingat bahwa prinsip-prinsip ini berlaku untuk berbisnis
secara Islam dan dapat menjadi panduan bagi mereka yang ingin menjalankan
bisnis dengan nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran agama.
11
berbagai aspek kehidupan dan bisnis. Beberapa karakteristik manajemen bisnis
Rasulullah SAW yang patut dicontoh adalah:
1. Kejujuran dan Kepercayaan (Trustworthiness): Rasulullah SAW
terkenal dengan julukan "Al-Amin" yang berarti "Orang yang Terpercaya."
Kejujuran dan kepercayaan adalah nilai inti dalam bisnis yang memberikan
dasar yang kuat untuk membangun hubungan baik dengan pelanggan, mitra
bisnis, dan karyawan.
2. Etika Bisnis: Beliau mendorong praktik bisnis yang etis, termasuk larangan
riba (bunga), penipuan, dan penindasan dalam perdagangan. Etika bisnis yang
kuat adalah dasar dari manajemen bisnis yang berkelanjutan dan berkeadilan.
3. Kepemimpinan yang Teladan: Rasulullah SAW adalah seorang pemimpin
yang teladan. Ia selalu menjalani prinsip-prinsip yang diajarkannya,
memberikan contoh yang baik bagi para pengikutnya, dan menginspirasi
mereka untuk mengikuti jejak yang benar.
4. Kemampuan Beradaptasi: Beliau memiliki kemampuan untuk beradaptasi
dengan perubahan dan tantangan yang muncul. Ini termasuk menghadapi
situasi ekonomi yang berubah-ubah dan mengambil langkah-langkah yang
bijaksana untuk mengatasi kesulitan.
5. Pengambilan Keputusan yang Bijaksana: Rasulullah SAW dikenal
sebagai pemimpin yang bijaksana dalam mengambil keputusan. Keputusan
bisnis yang diambil berdasarkan pertimbangan matang dan kesejahteraan umat
menjadi prioritas utama.
6. Pemberdayaan dan Keterlibatan Karyawan: Beliau melibatkan para
sahabatnya dalam pengambilan keputusan dan memberikan tanggung jawab
kepada mereka. Ini menciptakan rasa kepemilikan dan komitmen yang kuat
dari karyawan.
7. Fokus pada Pelayanan Masyarakat: Rasulullah SAW selalu
mengutamakan pelayanan kepada masyarakat. Bisnis yang dibangun oleh
beliau selalu berfokus pada kepentingan masyarakat, bukan hanya keuntungan
pribadi.
12
8. Pemahaman yang Mendalam tentang Pasar: Rasulullah SAW memiliki
pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan keinginan pasar serta
mampu memenuhi mereka melalui produk dan layanan yang ditawarkan.
9. Keterbukaan terhadap Inovasi: Beliau tidak takut untuk menerima ide-ide
baru dan inovasi yang dapat meningkatkan bisnis dan pelayanan kepada umat.
10. Perencanaan yang Matang: Rasulullah SAW selalu merencanakan
dengan matang langkah-langkahnya, termasuk perencanaan ekonomi, sosial,
dan politik.
Karakteristik manajemen bisnis Rasulullah SAW ini merupakan contoh
yang sangat berharga bagi para pengusaha dan pemimpin bisnis modern yang
ingin mengembangkan bisnis mereka dengan berlandaskan etika dan nilai-nilai
kebaikan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka
penyusun mohon kritik dan saran, guna perbaikan untuk masa yang akan
datang.
14
DAFTAR PUSTAKA
Sandikci, Ozlem, dan Gillian Rice. (2010) "Handbook of Islamic Marketing."
Edward Elgar Publishing.
"Business Model of Prophet Muhammad: Success Model for the Muslim Business
World" oleh Muhammad Mansoor Yousuf, tahun 2018.
"Business Ethics in Islam" oleh Dr. Rafik Issa Beekun, tahun 1996.
15