Anda di halaman 1dari 17

ISSN 2828-9498 KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep

Filsafat Manajemen Pemasaran Syari’ah


(Dalam Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi)
Faizatul Fitriyah¹
(¹ Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Madura)

ABSTRAK

Kajian kepustakaan ini berusaha mengeksplorasi filsafat manajemen pemasa-


ran syari’ah dalam kajian ontologi, epistimologi dan aksiologi. Manajemen
pemasaran syari’ah berpedoman kepada prinsip-prinsip manajemen secara is-
lami yaitu perilaku, struktur organisasi dan sistem yang berlandaskan kepada
al-Qur’an dan as-Sunnah tentunya sesuai dengan prinsip syari’ah. Pemasaran
syari’ah dalam kajian ontologi menjelaskan bahwa ajaran islam mengharuskan
seorang muslim untuk mengkonsumsi atau menggunakan produk yang toyyib
(baik) saja. Produk yang menawarkan mashlahah dan berkah untuk kehidupan
tentu jauh lebih baik di bandingkan dengan produk yang dapat mendatangkan
keburukan bagi orang yang mengkonsumsi atau menggunakannya. Dimensi
produk seperti itulah yang di kaji pada konsep manajemen pemasaran syari’ah.
Dalam kajian epistimologi pemasaran syari’ah menjadi tiga level yaitu: islam
sebagai sebuah agama atau keyakinan, syari’ah sebagai aturan atau hukum,
halal sebagai aspek operasional atau teknis. Konsep kajian aksiologi berbicara
nilai-nilai dan etika dari suatu bidang ilmu. Dalam aksiologi pemasaran sya-
riah ini akan di bahas tentang konsep nilai pelanggan, maqashid syari’ah dan
pemasaran, riba dan prinsip pemasaran syari’ah.

Kata Kunci: Pemasaran, Ontologi , Epistimologi, Aksiologi

PENDAHULUAN dunia bisnis menuntut setiap perusahaan


Setiap menjalankan dunia usaha, untuk lebih dapat mengunggulkan segala
manajemen pemasaran merupakan kunci kemampuannya dalam memasarkan pro-
serta ujung tombak dari bisnis itu sendi- duk dan jasa yang di tawarkan. Menurut
ri, manajemen pemasaran tidak hanya Buchari Alma (2009 : 25 ) kegiatan dalam
berurusan dengan perusahaan saja akan sebuah usaha tersebut memerlukan suatu
tetapi juga berurusan dengan citra dan konsep pemasaran yang mendasar agar
cara bagaimana bisa mengambil hati dan efektif dan efisien sesuai dengan orien-
menarik pelanggan. Dunia usaha di dalam tasi perusahaan terhadap pasar. Tentun-
sebuah perusahaan akan berjalan lancar ya konsep pemasaran yang di rencanakan
apabila manajemen pemasarannya dike- harus dipikirkan secara matang agar ren-
lola dengan baik dan bisa membaca pel- cana dan penerapan pemasaran berjalan
uang yang ada. Tingkat persaingan dalam sesuai yang di harapkan.

BAPPEDA SUMENEP Volume 1 No. 1 Desember 2021 67


KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep ISSN 2828-9498

Pemasaran dapat di artikan sebagai italis-sekuler, dimana segala hal yang


sebuah disiplin bisnis strategis yang men- berlandaskan cara berpikir keagamaan
garahkan pada proses penciptaan, pen- serta-merta akan dianggap sebagai ses-
awaran dan perubahan dari nilai dari satu uatu yang tidak rasional. Memang praktisi
inisiator kepada stakeholdernya. Kegiatan bisnis dan pemasaran sebenarnya berges-
pemasaran sebenarnya merupakan suatu er dan mengalami transformasi dari level
kegiatan yang sangat mulia karena pada intelektual (rasional) ke emosional dan
kegiatan tersebut selalu memunculkan akhirnya ke pasar spiritual.
ide dan kreativitas untuk melakukan ap- Spiritual pemasaran merupakan
proach, inovatif, perubahan dan pemba- tingkatan tertinggi. Orang tidak sema-
haruan dalam banyak hal. Namun, ketika ta-mata menghitung untung atau rugi,
kegiatan tersebut mengalami disorienta- tidak terpengaruh lagi dengan hal yang
si dan cenderung mengejar keuntungan bersifat duniawi. Panggilan jiwalah yang
yang instan, maka terkadang kegiatan pe- mendorongnya, karena di dalamnya ter-
masaran yang mulia dan penuh etika itu kandung nilai-nilai spiritual. Selain itu
telah berubah dengan penipuan dan ma- dalam pemasaran syari’ah, bisnis yang
nipulasi. Fenomena itulah yang seringkali disertai keikhlasan semata-mata han-
di temui di lapangan. Para marketer da- ya untuk mencari keridhaan Allah SWT,
lam melakukan entertaint marketing selama maka seluruh bentuk transaksinya insya
ini banyak sekali melakukan penyimpangan Allah SWT menjadi ibadah dihadapan Al-
secara etika dan moral. Apabila fenomena lah SWT. Ini akan menjadi bibit dan mod-
itu terus dipertahankan maka akan meru- al dasar baginya untuk tumbuh menjadi
sak dunia peradaban pemasaran. bisnis yang besar, yang memiliki spiritual
Saat ini bisnis syariah sedang ban- brand, yang memiliki karisma, keunggu-
yak digandrungi, ada beberapa pendapat lan, dan keunikan yang tak tertandingi.
yang mengatakan pasar syariah adalah Suatu bisnis, sekalipun bergerak dalam
pasar yang emosional (emotional mar- bisnis yang berhubungan dengan agama,
ket) sedangkan pasar konvensional ada- jika tidak mampu memberikan kebaha-
lah pasar yang rasional (rational market). giaan kepada semua pihak, berarti belum
Maksudnya orang tertarik untuk berbisnis melaksanakan spiritual pemasaran. Se-
pada pasar syariah karena alasan-ala- baliknya jika dalam berbisnis kita sudah
san keagamaan (dalam hal ini agama mampu memberikan kebahagiaan, men-
Islam) yang lebih bersifat emosional, jalankan kejujuran dan keadilan, sesung-
bukan karena ingin mendapatkan keun- guhnya kita telah menjalankan spiritual pe-
tungan financial yang bersifat rasional. masaran, apapun bidang yang kita geluti.
Sebaliknya, pada pasar konvensional atau
non-syariah, orang ingin mendapatkan PEMBAHASAN
keuntungan yang sebesar-besarnya, tanpa 1. Filsafat Pengetahuan
terlalu peduli apakah bisnis yang digelu- Manajemen Pemasaran Syari’ah
tinya tersebut mungkin menyimpang atau Menurut Mary Parker Follett (da-
malah bertentangan dengan ajaran agama lam Hidayat, 2010 : 273), manajemen ada-
(Islam). lah seni untuk melakukan suatu kegiatan
Pernyataan ini sebenarnya tidak melalui orang lain (the art of getting things
sepenuhnya benar, karena membuat seo- done through people). Menurut Ali Muham-
lah-olah ada dikotomi antara pasar emo- mad Taufiq, manajemen adalah mengin-
sional dan pasar rasional. Cara berpikir vestasikan manusia untuk mengerjakan
seperti itu dilandasi oleh teori pemasa- kebaikan atau mengerjakan perbuatan
ran konvensional yang berpaham kap- yang bermanfaat melalui perantara ma-

68 Volume 1 No. 1 Desember 2021 BAPPEDA SUMENEP


ISSN 2828-9498 KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep

nusia. Pemikiran manajemen dalam Islam cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia
yaitu mengatur segala sesuatu agar dilak- Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
sanakan dengan baik, tepat dan terarah. (QS. Al-An’am:165). Ketiga: Sistem (Hi-
Bersumber dari nash-nash al-Qur’an dan dayat, 2010:276), sebagaimana di jelas-
hadist yang berasaskan pada nilai-nilai kan dalam al-Qur’an, Surat An-Nisaa’,
kemanusiaan yang berkembang dalam ayat 58 yang berbunyi: ”Sesungguhnya
masyarakat pada waktu itu. Allah SWT menyuruh kamu menyampaikan
Perbedaan dengan manajemen kon- amanat kepada yang berhak menerimanya,
vensional yang merupakan suatu sistem dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
yang aplikasinya bersifat bebas nilai dan hukum di antara manusia supaya kamu me-
hanya berorientasi pada pencapaian man- netapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
faat duniawi semata. Manajemen konven- SWT memberi pengajaran yang sebaik-bai-
sional ini berusaha diwarnai dengan nilai- knya kepadamu. Sesungguhnya Allah SWT
nilai, namun perjalanannya tidak mampu adalah Maha mendengar lagi maha meli-
sebab ia tidak bersumber dan berdasarkan hat.” (QS. An-Nisaa’: 58).
petunjuk syari’ah yang bersifat sempurna, Pemasaran merupakan filsafat
komprehensif, dan syarat dengan kebe- bisnis yang mengatakan bahwa pemuasan
naran (Hidayat, 2010:274). Negara islam kebutuhan konsumen merupakan syarat
pada masa Rasulullah SAW, Khulafaur Ra- ekonomi dan sosial bagi kelangsungan
syidin, Dinasti Umayyah dan Abbasiyah hidup organisasi. Penggunaan konsep
telah menjalankan fungsi-fungsi manaje- pemasaran yang jitu dapat ikut menun-
men; yaitu perencanaan (planning), pen- jang berhasilnya pelayanan yang diberi-
gorganisasian (organizing), pengarahan kan kepada konsumen. Pemasaran berarti
(actuating) dan pengawasan (controlling). aktivitas manusia yang berkaitan dengan
Manajemen dalam islam bersandar pada pasar. Sedangkan pasar merupakan tem-
ijtihad pemimpin dan umatnya, dengan pat atau wadah dimana terjadi transak-
catatan tidak boleh bertentangan dengan si antara pembeli dan penjual. Penger-
konsep dasar dan prinsip hukum yang ber- tian pemasaran menurut Basu Swastha
sumber dari al-Qur’an dan al-Hadist. (1995:214) adalah suatu sistem keseluru-
Prinsip-prinsip manajemen Isla- han dari kegiatan usaha yang dirancang
mi ada tiga yaitu (Hidayat, 2020 : 275); untuk merencanakan, menetapkan harga,
Pertama: Perilaku, sebagaimana yang di mempromosikan dan mendistribusikan
jelaskan dalam al-Qur’an, surat az-Zal- barang atau jasa, dan ide-ide yang dapat
zalah, ayat 7-8 yang berbunyi: ”Barang memuaskan keinginan pasar sasaran da-
siapa yang mengerjakan kebaikan seberat lam usaha mencapai tujuan organisasi.
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (bal- Menurut Philip Kotler (dalam
asannya). Dan barang siapa yang menger- Teguh, Rusli dan Molan 2002:265), men-
jakan kejahatan seberat dzarrahpun, nis- definisikan Marketing sebagai suatu pros-
caya dia akan melihat (balasannya) pula.” es sosial dan manajerial dan melalui proses
(QS. Az-Zalzalah: 7-8). Kedua: Struktur tersebut individu dan kelompok memper-
organisasi, yang sudah di jelaskan dalam oleh apa yang mereka butuhkan serta in-
al-Qur’an, Surat al-An’am, ayat 165 yang ginkan lewat penciptaan, dan pertukaran
berbunyi:”Dan Dia lah yang menjadikan timbal balik produk- produk dan nilai
kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia dengan orang lain. Sementara menurut
meninggikan sebahagian kamu atas seba- masyarakat umum pemasaran hanya mer-
hagian (yang lain) beberapa derajat, untuk upakan penjualan dan periklanan seperti
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya melalui surat kabar, televisi, selebaran,
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat dan lain sebagainya. Secara definitif kon-

BAPPEDA SUMENEP Volume 1 No. 1 Desember 2021 69


KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep ISSN 2828-9498

sep pemasaran menurut Angiopora Marius hidupan yang selalu tak terduga. Filsafat
(1999:38) menjelaskan bahwa kunci untuk mengajarkan kita untuk melakukan anal-
mencapai tujuan organisasi adalah pada isis, dan mengemukakan ide dengan jelas
penentuan kebutuhan dan keinginan dari serta rasional. Dengan belajar filsafat se-
pada pasar sasaran dan pada pemberian makin menjadikan orang mampu untuk
kepuasan yang diinginkan dengan lebih menjawab pertanyaan-pertanyaan men-
efektif dan efisien dari pada para pesaing. dasar manusia yang tidak terperangkap
Hermawan kertajaya (2006) memberi- dalam wewedang metode-metode khusus.
kan sebuah definisi tentang marketing Filsafat membantu manusia mendalami
syari’ah. Sebenarnya definisi ini adalah pertanyaan asasi manusia tentang mak-
tambahan atau perubahan dari defini- na realitas dan ruang lingkupnya (Adib,
si marketing yang telah ia berikan dalam 2018:40).
buku sebelumnya. Bahwa marketing ada-
lah merupakan strategi bisnis yang harus 2. Tinjauan Ontologi Pemasaran Syari’ah
memayungi seluruh aktifitas dalam se- Kata Ontologi berasal dari Yunani,
buah perusahaan yang meliputi seluruh yaitu onto yang artinya ada dan logos yang
proses, menciptakan, menawarkan, per- artinya ilmu. Dengan demikian, ontolo-
tukaran nilai dari seorang produsen atau gi dapat diartikan sebagai ilmu tentang
satu perusahaan, perorangan yang sesuai keberadaan. Ontologi merupakan salah
dengan ajaran islam. Menurut prinsip satu kajian kefilsafatan yang paling kuno
syariah, kegiatan pemasaran harus dilan- dan berasal dari Yunani. Menurut isti-
dasi semangat beribadah kepada Tuhan lah, Ontologi adalah ilmu hakekat yang
Sang Maha Pencipta, berusaha semaksi- menyelidiki alam nyata ini dan bagaima-
mal mungkin untuk kesejahteraan bersa- na keadaan yang sebenarnya (Jalaluddin,
ma, bukan untuk kepentingan golongan 1998:69). Ontologi adalah bagian filsafat
apalagi kepentingan sendiri. Rasulullah yang paling umum, atau merupakan ba-
SAW telah mengajarkan pada umatn- gian dari metafisika, dan metafisika mer-
ya untuk berdagang dengan menjunjung upakan salah satu bab dari filsafat. Obyek
tinggi etika keislaman. Dalam beraktivitas telaah ontologi adalah yang ada tidak ter-
ekonomi, umat Islam dilarang melakukan ikat pada satu perwujudan tertentu, on-
tindakan bathil. Namun harus melakukan tologi membahas tentang yang ada secara
kegiatan ekonomi yang dilakukan saling universal, yaitu berusaha mencari inti
ridho. yang dimuat setiap kenyataan yang meli-
Filsafat adalah aktivitas untuk puti segala realitas dalam semua bentukn-
berpikir secara mendalam tentang per- ya (Syafi’i, 2004:9).
tanyaan-pertanyaan besar dalam hidup Dapat kita analisis dari bauran pe-
manusia (apa tujuan hidup, apakah Tu- masaran yang menjadi taktik manajemen
han ada, bagaimana menata organisasi pemasaran. Bauran pemasaran tradisional
dan masyarakat, serta bagaimana hidup yang sudah kita ketahui bersama tersusun
yang baik), dan mencoba menjawabnya dari 4p, yaitu product (produk), price (har-
secara rasional, kritis, dan sistematis. Fil- ga), place (tempat), promotion (promosi).
safat sangat di perlukan untuk memikir- 4p bauran pemasaran ini di istilahkan oleh
kan suatu masalah secara mendalam dan Kotler dan Amstrong (2014) sebagai se-
kritis, membentuk argumen dalam bentuk buah program pemasaran untuk mengan-
lisan maupun tulisan secara sistematis tarkan nilai yang di inginkan kepada kon-
dan kritis, mengkomunikasikan ide secara sumen. Program pemasaran tersebut jika
efektif, dan mampu berpikir secara logis dilakukan dengan tanpa adanya sentuhan
dalam menangani masalah-masalah ke- nilai, maka implementasinya bisa jadi ku-

70 Volume 1 No. 1 Desember 2021 BAPPEDA SUMENEP


ISSN 2828-9498 KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep

rang maksimal atau bahkan merusak(Aji, masih saja mengkonsumsinya. Apa isti-
2019:18). lah yang lebih tepat untuk menggambar-
Kotler mendefinisikan sebagai kan keadaan ini selain kerusakan moral?
sesuatu baik barang maupun jasa yang Inilah salah satu penjelas statemen kami
dapat memuaskan keinginan dan kebu- sebelumnya dimana ajaran dalam buku
tuhan konsumen. Sebagai konsekuensin- manajemen pemasaran sekulerdapat
ya dari definisi tersebut adalah pemasar menciptakan suatu pasar yang tidak ber-
ataupun perusahaan bebas membuat atau moral (Aji, 2019:19).
menjual produk (barang dan jasa) apap- Masalah tidak terhenti sampai di-
un asal dapat memuaskan keinginan dan mensi produk saja, konsep manajemen
kebutuhan konsumen. Definisi tersebut pemasaran sekuler pada tiga bauran pe-
jelas tidak sejalan dengan prinsip-prinsip masaran lainnyapun dapat mengakibat-
syari’ah. Ajaran islam mengharuskan seo- kan rusaknya moral. Satu bauran pemasa-
rang muslim untuk mengkonsumsi atau ran setelah produk adalah harga. Harga
menggunakan produk yang toyyib (baik) dapat menentukan besarnya keuntungan
saja. Produk yang menawarkan mashlahah yang di dapat oleh perusahaan atau pema-
dan berkah untuk kehidupan tentu jauh sar, relatif kepada biaya yang di hasilkan.
lebih baik di banding produk yang dapat Semakin rendah biaya keseluruhan dari
mendatangkan keburukan bagi orang satu unit produk dan semakin mahal har-
yang mengkonsumsi atau menggunakan- ga yang di jual, maka semakin besar mar-
nya. Dimensi produk seperti itulah yang di gin keuntungan yang di dapatkan. Mahal
kaji pada konsep manajemen pemasaran atau murahnya harga yang di berikan oleh
syari’ah. perusahaan tergantung pada beberapa
Seperti contoh, konsumen mu- hal, malah satunya adalah merek.
lai dari usia muda sampai usia tua ban- Islam sendiri tidak menyebutkan
yak yang mengkonsimsi rokok. Rokok secara spesifik larangan untuk memberi-
itu sendiri adalah barang yang inelastis. kan hargayang lebih tinggi atau lebih mu-
Rokok termasuk barang inelastis maksud- rah dari harga pasar. Namun jika harga
nya adalah perubahan harga pada rokok tersebut berpotensi merusak pasar (ma-
tidak terlalu berpengaruh besar pada be- nusia), maka sepatutnya untuk dihindari .
sarnya permintaan rokok. Maknanya, jika seperti contoh, sebuah tas yang bermerek
harga rokok di naikkan sampai batas ter- (banded) dapat di jual seharga sebuah mo-
tinggipun akan ada saja konsumen yang bil baru, yaitu kisaran Rp.100 jutaan. Kon-
membelinya. Jika kita melihat pada sudut sekuensinya dalam hal ini berpengaruh
pandang manajemen pemasaran konven- pada gaya hidup seorang muslim menjadi
sional yang sekuler, hal ini akan di tang- lebih hedonis dan glamour, sehingga hil-
kap sebagai sebuah peluang pasar. Namun anglah kesederhanaan.
tidak bagi pemasar muslim yang mengede- Masalah di atas tidak berhubun-
pankan nilai-nilai syari’ah (kemaslahatan gan dengan mampu atau tidak mampu,
dan berkah). namun berhubungan dengan masalah
Memang penjualan rokok untuk etis atau tidak etis, moral atau tidak ber-
memenuhi kebutuhan perokok akan men- moral. Etiskah bagi seorang muslim atau
datangkan keuntungan penjualan, akan muslimah untuk menghabiskan uang
tetapi di satu sisi dapat mendatangkan sampai Rp. 100 juta hanya untuk mem-
kerusakan bagi manusia. Semua orang su- beli sebuah tas meskipun ia adalah seo-
dah tahu dan tidak menyangkal bahayan- rang yang mampu? Padahal disekelilingn-
ya rokok bagi kesehatan, namun pemasar ya masih banyak orang yang hidup dalam
masih saja menjualnya dan konsumen kemiskinan. Padahal uang tersebut dapat

BAPPEDA SUMENEP Volume 1 No. 1 Desember 2021 71


KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep ISSN 2828-9498

digunakan untuk beribadah kepada Allah Islam Ar-Rajhi yang praktiknya murni
SWT. Dengan demikian jelas pemberian tanpa riba di Saudi Arabia memiliki ke-
harga yang terlalu mahal dapat merusak hidupan yang kontras dengan rekening
seseorang dalam hal gaya hidup, sehing- hartanya. Dilaporkan bahwa kekayaan
ga ia dilalaikan dengan gaya hidup yang Sulaiman Ar-Rajhi mencapai US$ 6 miliar
hedonis dan glamour (Aji, 2019:19). Allah atau setara Rp.73 triliun. Namun, di usian-
SWT telah memperingatkan terkait gaya ya yang menginjak 93 tahun ia memilih
hidup seperti itu dalam al-Qur’an surat untuk hidup miskin. Seperti dilansir dil-
At-Takatsur ayat 1-8 yang artinya, “Ber- aman Forbes, seluruh kekayaanya dido-
megah-megahan telah melalaikan kamu, nasikan untuk kegiatan amal, baik dalam
sampai kamu masuk kedalam kubur. Seka- hal pemberantasan kelaparan maupun
li-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui maupun perbaikan pendidikan.ia ber-
(akibat perbuatanmu itu), kemudian seka- keyakinan bahwa seluruh kekayaan hany-
li-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui. alah milik Allah. Kekayaan yang dimiliki
Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengeta- manusia hanyalah titipan darinya sehing-
hui dengan pasti, niscaya kamu benar-benar ga tidak pantas di timbun sehingga tidak
akan melihat neraka jahim, kemudian kamu memikirkan kemaslahatan umat. Perilaku
benar-benar akan melihatnya dengan mata seperti itulah yang seharusnya di pelajari
kepala sendiri, kemudian kamu benar-benar dan dimiliki oleh para pebisnis dan pe-
akan ditanya pada hari itu tentang kenik- masaran islam. Nilai kesederhanaan dan
matan (yang megah di dunia itu)”. kezuhudan seperti itu tidak di ajarkan
Pada masa para sahabat Rasulullah dalam buku-buku manajemen pemasaran
masih hidup kondisi ekonomi para saha- konvensional yang bersifat bebas nilai.
bat Rasulullah SAW beragam, ada yang Penulis meyakini bahwa nilai-nilai
miskin juga ada yang kaya. Mereka yang syari’ah itu dapat berlaku universal tidak
kaya raya tidak lantas memanfaatkan lagi ekslusif tetapi inklusif. Maknanya,
kepentingan mereka untuk kepentingan manfaat yang didapatkan dari implemen-
hedonistis, namun untuk kepentingan tasi nilai-nilai syari’ah bukan hanya dira-
manusia. Tidak asing bagi kita kisah Abu sakan oleh masyarakat atau komonitas
Bakar Ash-Shiddiq yang rela mengha- beragamaislam saja, tetapi juga oleh mas-
biskan seluruh hartanya untuk membe- yarakat dan komunitas non islam. Konsep
baskan budak muslim. Begitu pula kon- seperti itu dikenal dengan konsep “Islam
stribusinya untuk setiap kegiatan dakwah rahmatan lil’alamin”(Aji, 2019:20-21).
islam. Sudah umum juga kisah Utsman
Bin Affan yang menggunakan hartanya 3. Tinjauan Epistemologi
untuk membeli sumur dari seorang Ya- Pemasaran Syari’ah
hudi. Satu indikasi keberkahan atas kepu- Epistemologi berasal dari kata
tusan pembelian yang dilakukan Utsman episteme yang berarti pengetahuan dan
Bin Affan Pada saat itu adalah masih ek- logos yang berarti ilmu. Jadi epistemolo-
sisnya sumur tersebut sampai saat ini dan gi adalah ilmu yang membahas tentang
masih bermanfaat bagi manusia. Semoga pemgetahuan dan cara memperolehnya
Allah merahmati para sahabat Rasulullah (Adib, 2018:82). Epistemologi juga di se-
Radhiyallahu’anhum(Aji, 2019:20). but sebagai teori ilmu pengetahuan yak-
Pada masa saat ini, umat islam ma- ni cabang filsafat yang membicarakan
sih belum kehilangan sosok yang dapat tentang cara memperoleh pengetahuan,
dijadikan figure dalam kesederhanaan hakikat pengetahuan dan sumber peng-
meskipun bergelimang harta. Sulaiman etahuan. Dengan kata lain, epistemologi
Ar-Rajhi, seorang billioner pendiri Bank adalah suatu cabang filsafat yang men-

72 Volume 1 No. 1 Desember 2021 BAPPEDA SUMENEP


ISSN 2828-9498 KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep

yoroti atau membahas tentang tata cara, nilai metafisika, moral, dan etika (Hara-
teknik, atau prosedur mendapatkan ilmu hap, 2011:161).
dan keilmuan. Epistemologi derivasin- Aspek pemasaran syari’ah dalam
ya dari bahasa Yunani yang berarti teori kajian epistemologi perlu dibahas, karena
ilmu pengetahuan. Epistemologi adalah untuk mengetahui perbedaan pemasaran
cabang ilmu filsafat yang menjelaskan syari’ah dengan pemasaran konvensional
masalah-masalah filosofis yang mengitari dari segi akarnya, bukan dari aspek oper-
teori ilmu pengetahuan (Adib, 2018:73). asionalnya. Sejauh ini yang kita ketahui
Epistemologi bertalian dengan buku pemasaran syari’ah lebih cenderung
definisi dan konsep-konsep ilmu, rag- berfokus pada aspek operasional, yaitu
am ilmu yang bersifat nisbi dan niscaya, terkait dengan halal haram (Aji, 2019:59).
dan relasi eksak antara ’alim (subjek) dan
ma’lum (objek). Dengan kata lain epis- 4. Model dasar pemasaran syari’ah
telologi bagian filsafat yang meneliti Pemasaran itu terbentuk dari
asal-usul, asumsi dasar, sifat-sifat dan strategi, taktik, juga pembentukan nilai
bagaimana memperoleh pengetahuan (value). Model dasar pemasaran konven-
menjadi penentu penting dalam menanya- sional tersebut berjalan atas kerangka
kan apa yang dapat kita ketahui sebelum epistemology dan juga aksiologi barat
menjelaskannya. Pertanyakan dulu secara yang sekuler dan juga melepaskan nilai-
kritis, baru di yakini, ragukan dulu bahwa nilai keagamaan dari kehidupan. Hal itu-
sesuatu itu ada, kalau terbukti ada, baru di lah yang menjadi kekurangan. Berbicara
jelaskan. Berpikir dulu baru di yakini atau ti- tentang pemasaran syari’ah tidak cukup
dak. Ragukan dulu baru di yakini atau tidak. hanya membahas tentang halal haram.
Pertanyaan utama epistemologi je- Halal ataupun haram sifatnya hanyalah
nis ini adalah, apa yang benar-benar su- operasional. Jika membahas tentang
dah kita ketahui dan bagaimana cara kita model pemasaran syari’ah harus dimulai
mengetahuinya? Epistemologi ini tidak dengan kerangka epistemologinya, yakni
peduli apakah batu di depan mata kita berbicara bagaimana ia di turunkan (Aji,
adalah penampakan atau bukan. Yang ia 2019:60).
urus adalah bahwa ada batu di depan mata
kita dan kita teliti secara sainstifik, kemu-
dian menentukan sebuah filsafat. Metode
ilmu yang saat ini di dominasi oleh empir-
isme dan positivisme merupakan kebosa-
nan pada metode Graco-Roman (Yunani
dan Romawi) di pelopori oleh aristoteles
yang berdasarkan rasionalisme (deduk-
tif) yang hanya di dominasi oleh perde-
batan-perdebatan sia-sia. Filosof islam
antara lain Al-Kindi (809-873), Al-Farabi Jika ditelisik kembali, epistemologi
(881-961), Ibnu Sina (980-1037), dan Ibnu sekuler berasal dari dua hal, yaitu akal dan
Rush (1126-1198) mengkritik ini serta empiris (pembuktian). Maknanya sesuatu
memperkenalkan metode empiris (induk- dapat dikatakan sebagai ilmu jika sesuai
tif) dengan memberikan tempat kepada dengan akal dan dapat di buktikan den-
Tuhan. Kemudian metode ini di bawa 700 gan empiris. Dalam epistemologi sekuler
Tahun oleh Francis Bacon (1561-1626) ke juga diyakini bahwa tidak ada kebenaran
Eropa dan menjadi metode ilmiah yang abadi. Semua kebenaran bersifat relatif.
kita ikuti sekarang, tetapi minus nilai- Sedangkan epistemologi syari’ah berfokus

BAPPEDA SUMENEP Volume 1 No. 1 Desember 2021 73


KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep ISSN 2828-9498

pada pemberi ilmu dan pencari ilmu. memudahkan dalam membedakan per-
Pemberi ilmu dalam hal ini adalah Allah bedaan antara pemasaran islam, islami,
melalui kalamnya di dalam al-Qur’an dan syari’ah dan halal. Istilah pemasaran ha-
di sampaikan kepada Rasulullah dalam lal jatuh pada level operasional saja, seh-
hadist yang shohih. Pencari ilmu dalam ingga pemasaran konvensional pun dapat
konteks ini adalah akal untuk memahami dikatakan sebagai pemasaran halal. Se-
al-Qur’an dan Sunnah dari pemberi ilmu. dangkan pemasaran syari’ah berada pada
Dengan demikian ilmu diturunkan tidak level aturan dan hukum yang jelas menja-
dari akal manusia, tetapi diturunkan dari di dasar pembeda dengan pemasaran kon-
Allah ta’ala sebagai pemberi ilmu. Kemu- vensional. Diatas semua ada islam pada
dian dikaji secara akal dan empiris oleh level agama atau keyakinan (Aji, 2019:62).
pencari ilmu, yaitu manusia(Aji, 2019:60-
61). Maka, seharusnya epistemologi ini Islam sebagai agama atau keyakinan
menjadi landasan paling awal dalam me- Islam sebagai agama dan keyakinan
nentukan strategi, taktik dan juga pencip- menjadi landasan paling awal dalam pira-
taan nilai pemasaran seperti di tampilkan mida epistemologi pemasaran syari’ah.
dalam gambar model dasar pemasaran Level ini yang lebih krusial, yang mem-
syari’ah. Dengan landasan epistemologi bedakan antara pemasaran syari’ah den-
inilah strategi, taktik dan nilaiyang diber- gan pemasaran konvensional. Pemasaran
ikan kepada konsumen dapat sesuai syari- konvensional jelas tidak mengakui agama
ah (Aji, 2019:61). apapun. Karena mereka meyakini bahwa
Sekarang pertanyaannya adalah, ilmu pengetahuan itu di dapatkan den-
apa dan bagaimana epistemologi syari’ah? gan menggunakan akal dan pembuktian
Bagaimana ilmu itu diturunkan menurut empiris. Mereka juga meyakini bahwa ti-
perspektif syari’ah? Kami membagi epis- dak ada kebenaran mutlak, kebenaran
temologi pemasaran syari’ah menjadi tiga menurut mereka bersifat relatif. Ajaran
level, seperti ditampilkan dalam gambar agama islam mengajarkan sebaliknya.
piramida epistemologi pemasaran syari’ah Yakni, kebenaran datangnya dari Allah
di bawah ini yaitu: Pertama; Islam sebagai dan Rasulnya bersifat mutlak. Akal atau
sebuah agama atau keyakinan. Kedua; pembuktian empiris datang mengikuti.
Syari’ah sebagai aturan atau hukum. Ke- Islam secara bahasa dapat ber-
tiga; Halal sebagai aspek operasional atau makna selamat, damai, suci, atau berser-
teknis. ah diri. Sedangkan secara istilah Syaikh
Muhammad bin Sulaiman mendefinisikan
islam dengan berserah diri kepada Allah
dengan mentauhidkannya, tunduk dan
patuh kepadanya dengan ketaatan, dan
berlepas diri dari perbuatan syirik dan
para pelakunya. Sehingga seorang muslim
adalah seorang yang menyerahkan dirinya
kepada Allah Ta’ala untuk taat dan patuh
terhadap aturannya serta meninggalkan
larangannya. Seorang muslim juga adalah
seorang yang cinta damai.
Dalam islam itu sendiri terdapat be-
berapa dimensi lagi, yaitu dimensi aqidah,
Pembagian aspek epistemolo- iman dan tauhid. Aqidah secara bahasa
gi pemasaran syari’ah seperti ini dapat maknanya adalah “Al-‘Aqdu” yang berarti

74 Volume 1 No. 1 Desember 2021 BAPPEDA SUMENEP


ISSN 2828-9498 KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep

kokoh, kuat dan erat. Secara istilah aqidah narkan dengan hati (tashdiqun bil qalbi),
maknanya adalah keyakinan yang kokoh kedua; Mengikrarkan dengan lisan (iqra-
terhadap sesuatu tanpa adanya keraguan. run bil lisan), ketiga; Mengamalkan den-
Aqidah yang benar di dalam agama islam gan anggota badan (‘aamalun bil arkan).
adalah aqidah yang bersumber dari al- Sedangkan secara istilah iman adalah
Qur’an dan as-Sunnah sesuai dengan pe- pembenaran, penetapan, pengamalan,
mahaman para sahabat Rasulullah SAW. serta ketundukan terhadap kebenaran
Para Ulama’ membagi perkara aqidah yang berasal dari wahyu (al-Qur’an dan
menjadi 8 cakupan agar lebih mudah al-Hadist). Para ulama’ sepakat bahwa
membedakan antara aqidah islam yang iman mencakup perkataan, dan perbua-
lurus dengan aqidah islam yang menyim- tan, perkataan hati dan lisan, perbuatan
pang, yaitu berkaitan dengan: 1. Rukun hati dan anggota badan. Di dalam islam
iman, 2. Cakupan iman, 3. Takfir ( peng- iman terbagi menjadi enam, yaitu (Aji,
kafiran), 4. Ketaatan kepada pemimpin, 2019:63) : 1. Iman kepada Allah SWT, 2.
5. Larangan mencela sahabat Rasulullah Iman kepada para Malaikat-Nya, 3. Iman
SAW, 6. Mencintai keluarga nabi (Ahlul kepada Kitab-Kitab-Nya, 4. Iman kepada
Bait), 7. Mengimani karomah para Wali- para Rasul-Nya, 5. Iman kepada hari akh-
yullah, 8. Berdalil dengan al-Qur’an dan ir, 6. Iman kepada takdir yang baik mau-
as-Sunnah berdasarkan pemahaman para pun yang buruk. Dapat dilihat sebelumya,
pendahuluh yang sholeh (Aji, 2019:63). bahwa perkara iman ini masuk kedalam
Delapan poin diatas membeda- perkara aqidah, dengan demikian seseo-
kan seseorang dengan aqidah yang lurus rang yang menyimpang kepada perkara
dan yang menyimpang. Misalnya banyak iman, maka aqidahnya juga menyimpang.
orang yang aqidahnya menyimpang dalam Perkara selanjutnya adalah Tauhid.
perkara takfir (pengkafiran). Yakni terla- Tauhid secara bahasa arab merupakan
lu mudah mengkafirkan orang lain yang bentuk masdar dari fi’il, wahhada yuwah-
masih muslim secara dhohir. Orang orang hidu, yang artinya menjadikan sesuatu
yang terlalu mudah dalam perkara takfir satu saja. Secara istilah, makna tauhid
sudah ada benih-benihnya pada zaman adalah menjadikan Allah sebagai satu-sa-
dahulu, orang-orang jenis ini di namakan tunya sesembahan yang benar dengan
oleh Rasulullah sebagai kelompok Kha- segala kekhususannya. Untuk memahami
warij, Rasulullah menyebutnya sebagai manusia dalam memahami tauhid, para
“kilabunnar” atau anjing neraka. Maka, ulama’ membagi tauhid menjadi tiga, yai-
orang-orang yang saat ini terlalu mudah tu: 1. Tauhid rububiyah, uluhiyyah, dan
mengkafirkan orang lain yang masih mus- asma’ wa shifat (Aji, 2019:64).
lim secara dhahir maka mereka meny- Tauhid rububiyah adalah menge-
impan pemikiran dan aqidah khawarij. sakan Allah dalam kejadian-kejadian
Orang-orang yang mencela kepada para yang hanya bisa dilakukan oleh Allah,
sahabat yang mulia adalah orang-orang serta menyatakan dengan tegas bahwa
yang aqidahnya sesat dan menyimpang. Allah Ta’ala adalah Rabb, Raja, dan Pen-
Orang-orang yang seperti ini hampir di cipta semua makhluk, dan Allahlah yang
pastikan memiliki aqidah Syiah Rafidhah. mengatur dan mengubah keadaan mere-
Aqidah seorang muslim yang lurus ada- ka. Mengimani tauhid rububiyah berarti
lah menghormati para sahabat Rasulullah mengimani bahwa Allahlah yang maha
SAW. mengatur alam semesta ini, yang mem-
Setelah aqidah, perkara lainnya beri rezeki, yang mendatangkan bencana
adalah iman. Iman dapat di definisikan dan seterusnya. Allahlah yang maha kuasa
menjadi tiga, yaitu: pertama; Membe- atas segala sesuatu. dalil tentang rububi-

BAPPEDA SUMENEP Volume 1 No. 1 Desember 2021 75


KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep ISSN 2828-9498

yah dalam firman Allah sebagai berikut pertolongan” (QS.Al-Fatihah:5). ”sungguh


yang tercantum dalam QS. Al-An’am:1 telah kami utus Rasul untuk setiap umat
yang berbunyi: ’’segala puji bagi Allah dengan tujuan untuk mengatakan: ‘Sem-
yang telah menciptakan langit dan bumi bshlah Allah Saja dan jauhilah Thagut”
dan mengadakan gelap dan terang” (QS. (QS.An-Nahl:36).
Al-An’am:1). Tauhid rububiyah ini juga Di antara ketiga tauhid, tauhid
di imani oleh orang-orang kafir Quraisy uluhiyah adalah tauhid yang paling di
seperti Abu Jahal dan kawan-kawannya. tekankan karena tauhid ini adalah misi
mereka beriman bahwa Allahlah yang semua Rasul yang Allah utus ke dunia.
maha kuasa. Hanya Allahlah yang men- Di samping ada tauhid yang juga harus
datangkan rezeki dan mendatangkan bala di jadikan perhatian, yaitu tauhid asma’
bencana. Dalilnya adalah sebagai berikut: wa shifat. Tauhid asma’ wa shifat adalah
’’sungguh jika kamu bertanya kepada mere- mentauhidkan Allah SWT dalam peneta-
ka (orang-orang kafir jahiliyah), ‘siapa yang pan nama (asma’) dan sifat Allah, yaitu
telah menciptakan mereka?’, niscaya mereka sesuai yang ia tetapkan bagi dirinya dalam
akan menjawab Allah’”. (QS. Az-Zukhruf: Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW.
87). ”Sungguh jika kamu bertanya kepada Cara bertauhid asma wa shifat Allah ialah
mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’sia- dengan menetapkan nama dan sifat Allah
pa yang telah menciptakan langit dan bumi sesuai yang Allah tetapkan bagi dirinya
serta menjalankan matahari juga bulan?’, dan menafikan nama dan sifat yang Allah
niscaya mereka akan menjawab ’Allah’”. nafikan dari dirinya, dengan tanpa tahrif,
(QS. Al-Ankabut:61). Yang menjadi per- takyif, tasybih dan tafwidh.
tanyaan adalah, jika orang kafir Quraisy Tahrif maknanya adalah memaling-
beriman bahwa Allah ta’ala adalah tuhan kan makna ayat atau hadist tentang nama
yang maha kuasa, lantas mengapa Allah dan sifat Allah dari makna aslinya menjadi
dan Rasulnya masih memerangi mereka? makna lainyang batil. Contoh tahrif ada-
Maka jawabannya adalah karena mereka lah dengan memalingkan makna ”istawa”
tidak beriman dengan tauhid yang beri- (bersemayam) menjadi ”istaula” (men-
kutnya, yaitu Tauhid Uluhiyah dan Tauhid guasai). Ta’thil adalah mengingkari dan
Ibadah (Aji, 2019:65). menolak sebagian sifat-sifat Allah. Con-
Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Iba- toh dari ta’thil adalah dengan menolak
dah adalah mentauhidkan Allah dalam bahwa Allah berada diatas dan percaya Al-
segala bentuk peribadahan baik yang dho- lah Ta’ala ada dimana-mana. Takyif ada-
hir (nampak) maupun yang bathin (tidak lah menggambarkan hakikat wujud Allah.
nampak). Ibadah bermakna segala sesuatu Contohnya adalah dengan mencoba mem-
yang di cintai oleh Allah maknanya adalah bayangkan tangan dan kaki Allah Ta’ala.
segala sesuatu yang di perintah oleh Allah Tasybih adalah menyerupakan sifat-si-
dan Rasulnya untuk dikerjakan dan dijan- fat Allah dengan sifat makhluknya. Misal
jikan balasan berupa pahala jika melaku- yang baru-baru ini sedang hangat den-
kannya. Sehingga jika ada seseorang yang gan adanya oknum ustadz yang mensifati
mengerjakan suatu amalan yang di yakini Allah dengan sifat maha keren dan gaul.
mendatangkan keberkahan atau kemasla- Sifat keren dan gaul adalah sifat makh-
hatan tanpa adanya perintah dari Allah luk (manusia). Maha suci Allah dari pe-
SWT dan Rasulnya, maka ia tidak ber- nisbatan sifat dengan tasybih seperti itu.
tauhid dengan tauhid uluhiyah. Dalil un- Yang terakhir adalah tafwidh, yaitu tidak
tuk tauhid uluhiyah adalah firman Allah menolak nama atau sifat Allah namun en-
SWT: ”hanya engkau yang kami sembah, ggan menetapkan maknanya. Contoh dari
dan hanya kepada engkaulah kami meminta tafwidh adalah dengan meyakini bahwa

76 Volume 1 No. 1 Desember 2021 BAPPEDA SUMENEP


ISSN 2828-9498 KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep

Allah Ta’ala ber istiwa di atas arsy, tetapi dari Allah Ta’ala kemudian dikaji dengan
tidak boleh menetapkan makna istiwa itu akal dan empiris oleh manusia.
sendiri (Aji, 2019:66). As-Sunnah itu sendiri secara eti-
Ketiga perkara yang sudah di se- mologi atau bahasa maknanya adalah
butkan, yaitu aqidah, iman dan tauhid metode atau jalan, kebiasaan, syari’at, dan
adalah perkara-perkara dasar dalam ag- adat. Adapun secara istilah syari’ah, mak-
ama islam yang jika dilanggar maka kuali- na As-Sunnah perlu di bedakan berdasar-
tas keislamannya pun menjadi berkurang. kan konteksnya. Dalam konteks ilmu fiq-
Salah dalam perkara dasar ini, dapat juga ih. Sunnah bermakna amal atau perbuatan
berdampak pada praktik atau operasion- yang dianjurkan oleh syari’at namun tidak
al aktivitas pemasaran. Misalnya orang mencapai derajat wajib dan harus, yang
yang sudah rusak aqidahnya dalam per- apabila di kerjakan mendapat pahala dan
kara pencelaan kepada sahabat Rasulul- jika di tinggalkan maka tidak berdosa.
lah SAW. Kemudian membuat program Adapun dalam konteks ilmu had-
program wisata ke iran yang merupakan ist, as-Sunnah memiliki makna lain, yaitu
pusat kaum Syiah Rafidhah, para pencela segala sesuatu yang disandarkan kepa-
sahabat Rasulullah yang mulia. Contoh da Rasulullah, baik itu berupa perkata-
lainnya adalah dengan menjual jimat- an, perbuatan dan ketetapan, maupun
jimat.mereka menganggap hal tersebut sifat perangai atau sifat fisik, baik sebe-
halal, sedangkan orang yang lurus islam- lum di utus menjadi nabi atau Rasul, atau
nya menganggap hal tersebut haram. setelahnya. Makna as-Sunnah yang di
maksudkan dalam epistemologi pemasa-
5. Syari’ah sebagai aturan atau hukum ran syari’ah adalah makna dalam konteks
Pada level berikutnya dalam pira- ilmu hadist (Aji, 2019:67).
mida epistemologi pemasaran syari’aha-
dalah syari’ah sebagai aturan atau hukum. 6. Halal sebagai operasional atau teknis
Secara bahasa kata syari’ah sering dimak- Halal secara bahasa artinya adalah
nai sebagai aturan atau hukum islam. di bolehkan, sedangkan haram adalah ti-
Syari’ah sebagai aturan atau hukum dalam dak diperbolehkan. Secara istilah halal
epistemologi pemasaran syari’ah adalah bermakna segala sesuatu yang dibole-
konsekuensi dari islam sebagai sebuah ag- hkan oleh Allah dan Rasulnya melalui
ama atau keyakinan. Sumber aturan atau al-Qur’an dan As-Sunnah. Agar mudah
hokum dalam islam secara umum berasal dipahami hukum halal dan haram (fikih)
dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. al-Qur’an harus di bedakan konteksnya. Antara kon-
sebagai sumber primer dan as-Sunnah se- teks muamalah dan konteks ibadah.untuk
bagai sumber sekunder. lebih mudah membedakan, para Ulama’
Al-Qur’an menjadi sumber prim- kemudian membuat kaidah untuk keduan-
er dalam aturan syari’ah adalah karena ya. Kaidah dalam konteks ibadah adalah,
al-Qur’an adalah kalamullah (firman Al- ”hukum asal semua ibadah adalah haram,
lah), bukan makhluk Allah Ta’ala. Telah sampai ada dalil yang memerintahkann-
disebutkan sebelumnya bahwa perbedaan ya”. Sehingga dia ditanya apa hukum asal
antara pemasaran konvensional dan sya- dari sholat dzuhur? Jawabannya adalah
riah yaitu dimana pada epistemologi pe- haram. Namun karena adanya perintah
masaran konvensioanal yang dijadikan untuk melaksanakan sholat dzuhur, maka
rujukan adalah akal dan empiris. Tidak perkara tersebut jadi diperbolehkan.
ada kebenaran yang bersifat mutlak atau Dalam konteks muamalah,
absolut. Sedangkan dalam epistemologi kaidahnya adalah ”hukum asal segala
pemasaran syari’ah, ilmu itu di turunkan hal (termasuk perkara muamalah) adalah

BAPPEDA SUMENEP Volume 1 No. 1 Desember 2021 77


KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep ISSN 2828-9498

boleh dilakukan (halal), sampai ada dalil si atau nilai yang membicarakan tentang
yang melarangnya”. Manajemen pemasa- orientasi atau nilai suatu kehidupan. Ak-
ran, bisnis, serta fungsi manajemen lain- siologi di sebut juga teori nilai, karena ia
nya dalam hal ini termasuk perkara mua- dapat menjadi sarana orientasi manusia
malah, sehingga hukum asalnya adalah di dalam usaha menjawab suatu pertanyaan
bolehkan, sampai ada kasus tertentu yang yang amat fundamental, yakni bagaima-
membuat perkara menjadi haram. na manusia harus hidup dan bertindak?
Kita ambil contoh misalnya perusa- (Adib, 2018 : 76) Teori aksiologi ini kemu-
haan Walls yang menjual ice cream. Pada dian melahirkan etika dan estetika. Den-
poin ini kita katakan bahwa menjual ice gan kata lain, aksiologi adalah ilmu yang
cream hukum asalnya adalah dibolehkan, menyoroti masalah nilai dan kegunaan
asalkan ice cream tersebut tidak men- ilmu pengetahuan itu. Secara moral dapat
gandung bahan yang di haramkan dan di di lihat apakah nilai dan kegunaan ilmu
jual dengan cara yang tidak diharamkan. itu berguna untuk kualitas kesejahteraan
Sehingga dapat kita katakana, juga Walls dan kemaslahatan manusia atau tidak.
dalam hal ini telah melakukan pemasaran Landasan aksiologi adalah berhubungan
halal, namun belum tentu melakukan pe- dengan penggunaan ilmu tersebut da-
masaran syari’ah. Kenapa? Karena untuk lam rangka memenuhi kebutuhan hid-
dapat dikatakan melaksanakan pemasaran up manusia. Dengan perkataan lain, apa
syari’ah, prinsip inti pemasaran suatu pe- yang dapat di sumbangkan ilmu terhadap
rusahaan harus berjalan di atas jalan atau pengembangan ilmuitu dalam meningkat-
aturan syari’ah. kan kualitas hidup manusia.
Namun belum tentu juga peru- Ilmu pengetahuan ini hanya alat
sahaan yang berjalan di atas prinsip pe- (means) dan bukan tujuan (ends). Sub-
masaran syari’ah otomatis melakukan tansi ilmu itu bebas nilai (value-free), ter-
pemasaran halal. Karena halal atau haram gantung pada pemakaiannya. Karena itu
sifatnya adalah operasional, sebagai kon- sangat di hawatirkan dan berbahaya jika
sekuensi dari syari’ah itu tadi. Bisa jadi ilmu dan pengetahuan yang sarat mua-
perusahaan yang berjalan di atas konsep tan negatif di kendalikan dan jatuhnya ke
pemasaran syari’ah melakukan pemasaran orang-orang yang berakal picik, sempit,
non halal karena keterbatasan ilmu yang sektarian; berjiwa kerdil, kumut dan jahat,
di miliki. Misalnya dalam perkara rantai bertangan besi dan kotor. Sekarang coba
pasok atau supply chain. Ada keadaan ter- kita lihat di berbagai bidang terjadi krisis,
tentu dimana pengusaha atau perusahaan kemiskinan dan lain sebagainya. Tujuan
tidak mengetahui daging yang di beli dari dasarnya adalah menemukan kebenaran
pemasok ternyata daging bangkai (tidak di atas fakta yang ada atau sedapat mungkin
sembelih dengan cara syari’ah), atau ter- sada kepastian kebenaran ilmiah. Konsep
campur dengan daging yang diharamkan aksiologi berbicara nilai-nilai dan etika
misalnya seperti babi. Untuk itulah, pem- dari suatu bidang ilmu. Dalam aksiologi
bahasan pada level ini sifatnya luas dan pemasaran syariah ini akan di bahas ten-
sangat teknis. Dari sinilah kemudian ada tang konsep nilai pelanggan, maqashid
beberapa istilah, misalnya halal branding, syari’ah dan pemasaran, riba dan prinsip
halal advertising, halal supply chain, halal pemasaran syari’ah.
food, halal tourism dan seterusnya.
8.Nilai pelanggan (Costumer Value)
7. Tinjauan Aksiologi Pemasaran Syari’ah Nilai dalam pemasaran berbeda
Aksiologi adalah cabang filsafat dengan nilai ilmu pasti. Dalam ilmu pas-
yang membicarakan tentang orienta- ti, nilai dari 1+1 itu sudah pasti 2, jika di

78 Volume 1 No. 1 Desember 2021 BAPPEDA SUMENEP


ISSN 2828-9498 KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep

jawab 3 maka salah. Sedangkan dalam 28.000. total seharga Rp. 55.000.
pemasaran, nilai disini bersifat perseptu- Namun jika ditanya lebih memilih
al yang sangat bergantung pada persepsi mana antara beli kopi dan roti di warung
konsumen. Nilai suatu produk bisa tinggi kopi dan di ekologi? Banyak yang kemu-
atau rendah tidak bisa di tentukan den- dian lebih memilih di ekologi (tergan-
gan pasti. Bisa jadi ada suatu produkyang tung segmen pasarnya). Konsumen mem-
rasanya enaktapi tidak lebih laku dari persepsikan nilai yang lebih jika membeli
produk yang rasanya relative tidak enak. kopi dan roti di ekologi jika di bandingkan
Bisa jadi juga ada produk yang harganya dengan membeli di warung kopi. Nilai
murah namun tidak lebih laris dari produk apakah itu? Jawabannya adalah nilai dari
yang harganya lebih mahal. Mengapa bisa pengalaman. Yakni pengalaman mera-
seperti itu? Jawabannya karena semua sakan suasana yang cozy, nyaman untuk
bergantung dari persepsi konsumen (Aji, menyendiri atau hangout. Bahkan kece-
2019:88). patan wifi bisa mencapai 50 Mbps. Kon-
Maka kalau kalau di rumuskan nilai sumen mempersepsikan Rp. 55.000 ada-
yang dipersepsikan konsumen itu ada- lah harga yang lebih murah dibandingkan
lah persepsi manfaat dari suatu produk dengan manfaat yang mereka dapatkan.
dikurangi dengan persepsi biaya yang di
bebankan kepada konsumen. Maknanya, Maqashid syari’ah dan Manajemen pe-
suatu produk dapat dikatakan bernilai masaran
jika konsumen menpersepsikan manfaat Setiap aturan baik berupa anjuran
dari produk tersebut lebih besar di band- maupun larangan di dalam agama islam
ing biayanya. Sehingga, jika ada makanan pasti memiliki tujuan dan maksud. Tujuan
yang rasanya enak tapi tidak lebih laku dan maksud dari adanya aturan dalam
di banding makanan yang tidak enak, hal hukum islam tersebut di istilahkan den-
tersebut bisa saja terjadi karena makanan gan Maqashid Syari’ah. Maqashid syari’ah
yang relative tidak enak menawarkan nilai inilah yang kemudian menjadikan nilai-
yang lenih. Oleh karenanya, konsumen- nilai islam dapat diterapkandan berlaku
pun akan mempersepsikan manfaat yang secara universal kepada seluruh makhluk
lenih dibanding makanan yang relatif leb- hidup tanpa memandang latar belakang.
ih enak. Hukum-hukum dalam syari’at islam dapat
dikategorikan menjadi tiga kelompok be-
sar (Alserhan, 2011):
Pertama; Halal (dibolehkan), Se-
suatu yang dihalalkan maknanya adalah
Contoh: kopi dan roti. Jika kita beli sege- sesuatu yang secara syari’at (aturan ag-
las kopi di Burjo atau warkop ama islam) dibolehkan dengan memper-
(warung kopi) harganya ku- timbangkan dalil al-Qur’an dan al-Hadist
rang lebih Rp.2000 dan har- shahih (valid). Istilah halal juga dapat di
ga sebungkus roti kurang lebig sematkan pada pemasaran sehingga men-
Rp.5000, total harganya Rp.7000 jadi manajemen pemasaran halal, namun
. total harga yang jauh lebih mu- karena pertimbangan standarisasi, buku
rah dibandingkan dengan harga ini menggunakan istilah manajemen pe-
produk serupa yang ditawarkan masaran islami. Halal itu sendiri dapat di
kafe ekologi, di condongcatur, klasifikasikan menjadi tiga tingkat, ber-
Yogyakarta. Harga secangkir dasarkan tingkatan terendah sampai tert-
kopi di sana kisaran Rp. 25.000- inggi, yaitu: a. makruh b. mandub c. wajib.
30.000, dan harga roti kisaran Rp. Kedua; Makruh secara bahasa ada-

BAPPEDA SUMENEP Volume 1 No. 1 Desember 2021 79


KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep ISSN 2828-9498

lah di benci, tidak di inginkan, tidak di an- syari’ah ini berdampak signifikan pada
jurkan dalam agama. Mandub artinya disu- praktik dalam suatu perusahaan, terkhu-
kai namun tidak di wajibkan, atau dapat sus dalam kaitannya dengan pemasaran
juga diartikan sebagai segala sesuatu yang kepada konsumen beragama islam. Peru-
diperintahkan oleh syari’ah secara tidak sahaan meskipun bukan berlatar belakang
tegas, jika seseorang tidak mengerjakan islami harus memperhatikan status pro-
sesuatu yang bersifat mandub maka ti- duk yang ingin di jual kepada konsumen
dak mendapatkan dosa. Tingkatan paling muslim, staus tempat transaksi berjual-
tinggi dari halal adalah wajib yang artinya an, penetapan harga yang diberikan serta
harus dikerjakan. Berbeda dengan kedua cara-cara dalam melakukan promosi ke-
klasifikasi halal sebelumnya, pada perkara pada konsumen muslim.
wajib, jika seseorang tidak mengerjakan- Konsumen beragama islam san-
nya maka akan mendapatkan dosa. Inilah gat memperhatikan status hukum (halal,
inti dari halal, tanpa ini suatu perusahaan musytabih dan haram) dari suatu produk
tidak dapat dikatakan sebagai perusahaan atau jasa. Produk yang haram tidak akan
yang mengikuti syari’ah. Sebagai kon- mendapat tempat pada pasar muslim. Se-
sekuensinya, perusahaan harus melaku- baliknya jika perusahaan menjual produk
kan perkara yang wajib dalam aktivitasnya yang halal, sebuah produk tidak hanya
seperti mengedepankan kejujuran, trans- akan mendapat tempat pada pasar muslim
parasi, keadilan dan seterusnya. namun jiuga pasar non muslim. Di Malay-
Musytabih adalah perkara yang sia, sebuah penelitian yang dilakukan oleh
masih meragukan. Yang diragukan adalah Rezai, Mohamed dan Shamsudin (2012)
status halal dan haramnya. Oleh karena menunjukkan bahwa non muslimmema-
sifatnya yang masih diragukan tersebut, hami bahwa produk-produk dengan label
maka setiap individu harus menghindari halal berkaitan dengan kesehatan pro-
untuk mengerjakan sesuatu yang M u s y - dukdan keramahan terhadap lingkungan.
tabih. Secara lebih luas perusahaan ha- Maknanya, bagi non muslim di Malaysia
rus menghindari diri agar tidak menger- produk halal adalah produk yang sehat
jakan sesuatu yang Musytabih. Misalnya, dan ramah lingkungan (hijau).
perkara-perkara yang berkaitan dengan Tidak hanya pada masalah
keuangan. Perusahaan tidak boleh ber- makanan, konsumen muslim juga mem-
mudah-mudahan didalamnya. Seringnya perhatikan status halal haram suatu pro-
sesuatu yang berkaitan dengan keuangan duk pada industry pariwisata. Banyak
erat berkaitan dengan kedzaliman. Negara non muslim yang mulai mengali-
Haram yang artinya tidak diper- hkan strategi pariwisata mereka kea rah
bolehkan atau seluruh perkara yang dila- halal Tourism agar dapat menarik tur-
rangdalam agama islam. Jika dikerjakan is beragama islam. Di area asia tenggara
mendapatkan dosa. Besar kecilnya dosa ada Singapura, kemudian Jepang dan New
tergantung pada jenis perkara haram Zeland yang memiliki keseriusan dalam
yang dilakukan. Dosa paling besar adalah mengembangkan halal Tourism.
melakukan kesyirikan atau menyekutu- Produk dan status hukumnya
kan Allah dengan sesuatu apapun. Dosa makruh dan musytabih secara umum akan
ini dapat mengakibatkan pelakunya kelu- sulit dipasarkan kepada konsumen mus-
ar dari agama islam. Maka dalam konteks lim. Meskipun semuanya bergantung pada
bisnis, perusahaan harus menjaga diri dari tingkat pemahamandan relegiusitas kon-
setiap aktivitas yang mengarah kepada sumen muslim itu sendiri. Faktanya saat
kesyirikan. ini khususnya di Indonesia barang yang
Ketiga klasifikasi hukum dalam makruh dan musytabih seperti rokok ada

80 Volume 1 No. 1 Desember 2021 BAPPEDA SUMENEP


ISSN 2828-9498 KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep

juga yang meyakini statusnya haram na- standar yang jelas sehingga kesimpulan
mun permintaan ini tidak surut. moralnya tidak sama.
Jika kita kembalikan kepada kepada maqa- Termasuk pada prinsip kesatuan
shid syari’ah akan dapat terlihat hikmahn- didalam agama islam adalah tidak diper-
ya. Sesuatu dianjurkan atau dilarang dalam bolehkannya perlakuan diskriminatif
agama islam itu ada maksudnya. Den- antara sesame pelaku pasar.tidak boleh
gan memasarka produk halal masyarakat membeda-bedakan dalam suku, warna
memiliki peluang lebih besar terhindar kulit, jenis kelamin bahkan agama, da-
dari penyakitdan kerusakan lingkungan. lam hal perlakuan yang berkaitan dengan
Dengan konsep maqashid syari’ah pada kejujuran. Kejujuran diterapkan kepada
pemasaran dapat tercipta sebuah pasar semua pelaku pasar tanpa pandang latar
yang lebih beretika dan berkeadilan teru- belakang, perbedaan latar belakang ada-
tama dalam hal bagaimana sebuah produk lah suatu keniscayaan, sehingga tidak
dipasarkan. boleh membeda-bedakan dalam urusan
bisnis pada konteks tersebut. Manusia
9. Prinsip pemasaran syari’ah adalah satu kesatuan, yang membedakan
Sebuah sistem tidak akan berjalan adalah ketaqwaan di mata Allah SWT.
efektif tanpa kontrol orang yang men- Tanpa prinsip keimanan juga tidak
jalankan sistem tersebut. Agar dapat men- mungkin seorang pelaku bisnis mau meng-
gontrol sistem di butuhkan prinsip-prin- hindari diri dari godaan dan kesulitan. Se-
sip yang melandasi sebuah system tadi. suai dengan sifat naluriahnya, manusia
Alserhan (2011) menuliskan enam prinsip akan lebih suka pada sesuatu yang dekat
yang mengatur sistem etika islami yaitu: kepada hawa nafsuh. Maknanya, manusia
kesatuan, keimanan dan kewalian (Aji, akan lebih suka dan lebih mudah menger-
2019:97). jakansesuatu yang mudah dan menggoda.
Kesatuan adalah prinsip utama Oleh karena sifat naluriah manusia yang
yang membedakan antara sistem etika seperti itu, maka untuk terlepas dari sifat
islam dan etika sekularisme. Dalam eti- naluriah itu dibutuhkan keimanan yang
ka sekularisme moral ditentukan dengan kuat.
tanpa standar yang sama. Standar mor- Prinsip selanjutnya yang harus ada
al bersifat kontekstual bergantung pada agar system etika islam dapat berjalan
berbagai macam faktor,seperti rasional- adalah prinsip kewalian/khilafah. Istilah
itas, perasaan dan budaya. Agama tidak ini mungkin terdengar asing bagi telinga
bpleh dijadikan sumberkeputusan karena masyarakat kita. Trusteeship asal kata dari
sekulerisme adalah paham yang meyakini Trustee yang bermakna seseorang atau
bahwa kehidupan harus dipisahkan dari pihak yang di percaya untuk memegang
nilai agama. Maka tidak heran jika standar wewenang terkait apapun untuk di distri-
moral (benar atau salah) dalam perspektif busikan manfaatnya kepada masyarakat
sekularisme berbeda-beda. banyak.
Melakukan hubungan seksual an- Sumber daya yang menjadi pembe-
tara dua pasangan yang tidak memiliki rian Allah tidak boleh di sia-siakan atau
legalitas hubungan pernikahan dipandang dimanfaatkan untuk kepentingan individu
bermoral di Negara barat jika menggu- atau kelompok tertentu. Manusia di muka
nakan system etika sekulerisme. Namun bumi ini bukanlah pemilik dari sumber
di saat yang bersamaan juga dapat dipan- daya yang ada di bumi. Manusia adalah
dang sebagai tidak bermoral dan tidak wali yang yang dititipkan sumber daya,
dapt diterima dinegara lain. Sistem eti- sehingga wali ini wajib menjaga sumber
ka sekulerisme tidak memiliki kesatuan daya sehingga dapat di manfaatkan oleh

BAPPEDA SUMENEP Volume 1 No. 1 Desember 2021 81


KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep ISSN 2828-9498

masyarakat sekitar. Prinsip yang terakhir adalah prin-


Berbicara tentang keseimbangan, sip kebebasan. Seoramg muslim bebas
Islam tidak melarang seorang pebisnis melakukan apapun sebagai kholifah di
untuk mengambil keuntungan dalam per- muka bumi ini. Namun kebebasan yang
niagaan. Namun hal tersebut tidak boleh dimaksudkan bukanlah kebebasan seperti
dijadikan sebagai motivasi paling utama hewan didalam hutanyang tidak memili-
dalam berbisnis. Motivasi utama dalam ki aturan. Kebebasan yang di maksudkan
berbisnis yang harus dimiliki adalah mo- adalah kebebasan dalam koridor aturan
tivasi untuk memberikan manfaat kepada syari’ah. Seorang pebisnis atau pemasar
masyarakat. Tanpa prinsip keseimbangan bebas melakukan atau membuat keputu-
system etika islam juga sulit di implemen- san apapun dalam bisnis selama tidak me-
tasikan. Ketiadaan prinsip ini membuat langgar aturan syariah. Islam tidak pernah
seseorang berlebih-lebihan atau bermu- melanggar seorang muslim untuk ber-
dah- mudahan dalam mengerjakan ses- bisnis dengan non muslim. Agama islam
uatu. bermudah-mudahan dalam mening- adalah agama yang mudah dan aturannya
galkan al-Qur’an dan al-Hadist atau dapat diterima secara rasional oleh semua
mungkin terlalu kaku dan ekstrim dalam kalangan, meskipun oleh kalangan non
mengamalkan tanpa mempertimbangkan muslim. Dengan mengimplementasikan
konteks. aturan Allah seseorang tidak akan kehil-
Prinsip selanjutnya yang di butuh- angan kebebasannya, namun justru aturan
kan sebagai kontrol sistem etika islami Allah akan mengurangi keegoisannya dan
adalah prinsip keadilan. keadilan adalah meningkat motivasinya untuk memberi-
tema utama dalam agama islam. Seseo- kan manfaat kepada orang banyak. Setiap
rang yang beriman diperintahkan oleh Al- kebebasan selalu berkaitan dengan akunt-
lah SWT untuk selalu berlaku adil. Prinsip abilitas. Apapun yang dikerjakan seseo-
keadilan di dalam agama islam berlaku rang nanti akan di pertanggung jawabkan
kepada seluruh manusia tanpa meman- di akhirat di hadapan Allah SWT.
dang latar belakang apapun, termasuk ag-
ama. Seorang muslim tidak diperbolehkan Kesimpulan
berlaku tidak adil kepada rekan bisnisnya Manajemen pemasaran syari’ah
yang non muslim. Jika kepada non muslim lebih tepat di gunakan karena mengand-
saja di perintahkan berlaku adil, maka ter- ung makna luas secara epistemologi se-
lebih lagi kepada sesame muslim. Dalam hingga dapat terbedakan dengan konsep
menuntukan nilai harga suatu barang mis- pemasaran konvensional. Konsep pe-
alnya ilmu sekuler melalui ekonomi kon- masaran manajemen syari’ah tidak ekslu-
vensioanal mengatakan harga yang adil sif untuk konsumen atau produsen yang
adalah harga yang terbentuk dari interaksi beragama islam saja. Dengan memahami
antara permintaan dan penawaran. Tetapi konsep syari’ah pada pemasaran, dihara-
menurut pemasaran islami harga biarlah pkan praktik pemasaran dapat memberi-
ditentukan oleh interaksi di dalam pasar. kan tambahan nilai yang baik kepada kon-
Justru ketika harga suatu barang ditetap- sumen rumah tangga berupa produk dan
kan bukan dari interaksi pasar, aka nada harga yang adil. Kepada produsen berupa
pihak yang mendzalimi. Pirinsip keadilan optimalisasi pangsa pasar. Begitu pula
adalah di mana tidak ada satupun pihak kepada pemerintah yakni untuk mencip-
yang terdzalimi, maka jika ada satu pihak takan pasar yang sehat secara kompetisi
yang terdzalimi meskipun pihak lainnya yang bermoral dan berkeadilan universal.
di untungkan hal ini melanggar prinsip Dengan memahami epistemologi
keadilan dalam islam. syari’ah dapat dipahami perbedaan an-

82 Volume 1 No. 1 Desember 2021 BAPPEDA SUMENEP


ISSN 2828-9498 KARATON: Jurnal Pembangunan Sumenep

tara pemasaran islam yang identik den- Aji Hendy Mustiko Aji. 2019. Manajemen
gan pemasaran islam sebagai agama dan Pemasaran Syari’ah Teori Dan Prak-
keyakinan, pemasaran syari’ah yang yang tik. Yogyakarta:UPP STIM YKPN.
levelnya pada aturan atau metode, dan Alma H. Buchari dan Donni Juni Priansa.
pemasaran halal yang berada pada level 2009. Manajemen Bisnis Syari’ah.
operasional. Pemasaran yang halal belum Bandung: ALFABETA.
tentu syari’ah. Kemudian dapat di sim- Hidayat Mohammad. 2010. An Introduc-
pulkan juga bahwa orientasi utama dari tion The Sharia Economic Pengan-
pemasaran syari’ah adalah syari’ah itu tar Ekonomi Syariah. Jakarta: Zikrul
sendiri, bukan pasar (market). Selanjut- Hakim.
nya, nilai bagi pelanggan syari’ah adalah Inu Kencana Syafi’i. 2004. Pengantar Fil-
nilai bagi pelanggan yang sesuai dengan safat. Bandung: Refika Aditama.
etika bisnis syari’ah. Nilai adalah selisih Marius, Angipora. 1999. Dasar- dasar Pe-
antara persepsi manfaat atau biaya dalam masaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
hal ini harus di sesuaikan dengan sesuatu Persada.
yang di anggap manfaat dan biaya sesuai Rusli, dan Benjamin Molan. 2002. Ma-
etika bisnis syari’ah. najemen pemasaran jilid dua edisi
milennium. Terjemahan oleh Hendra
Daftar Pustaka Teguh, Ronny, dari Marketing Man-
Abdullah Idi , Jalaluddin. 1998. Filsafat agement.10th ed.(2000), Jakarta:
Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Penhallindo
Pratama. S. Harahap, Sofyan. 2011. Etika Bisnis da-
Adib H. Mohammad. 2018. Filsafat Ilmu lam Perspektif Islam. Jakarta: Sa-
Ontologi Epistemologi, Aksiologi dan lemba Empat.
Logika Ilmu Pengetahuan. Yogyakar- Swastha, Basu. 1995. Pengantar Bisnis
ta: Pustaka Pelajar. Modern. Yogyakarta : Liberty.

BAPPEDA SUMENEP Volume 1 No. 1 Desember 2021 83

Anda mungkin juga menyukai