DISUSUN OLEH
NIM 2021040371
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan keperawatan gawat darurat yang berjudul Laporan pendahuluan keperawatan gawat darurat
pada pasien dengan infark miokard di IGD RS Bina Sehat Jember. Yang disusun oleh: Dwi Meyrin
Hari :………………..
Tanggal : ………………
Mahasiswa
Ns. Cahya Tribagus Hidayat, S. Kep.M Kes Abdul Khodir Jaelani, S.Kep Ners
NIDN: 0731018602 NIK: 626.2012.59
LAPORAN PENDAHULUAN
OLD MIOKAD INFAR (OMI)
1. Pengertian
Terdapat banyak permasalahan pada system kardiovaskuler, antara lain
penyakit coroner (arteriosclerosis, iskemia, angina pectoris dan infark miokard). Old
Miokard Infark terjadi karna adanya sumbatan disebabkan oleh pla aliran darah
kearingan jantung yang telah kronis (Utami, 2012)
2. Etiologi
- Fator Penyebab
Penyebab dari infark miocard menurut Udjati (2010), dalam Utami (2012) adalah
Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2 ke
bagian distal terhambat., sel otot jantung bagian distal mengalami hipoksia iskhemik
infark, kemudian serat otot menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah, hemoglobin
menjadi tereduksi secara total dan menjadi berwarna biru gelap, dinding arteri
menjadi permeable,terjadilah edmatosa sel, sehingga sel mati.Hipoksia yang terjadi
pada jaringan otot jantung memaksa seluntuk melakukan metabolisme CO2
(metabolisme anaerob), sehingga menghasilkan asam laktat dan juga merangsang
pengeluaran zat-zat iritatif lainnya seperti histamine, kinin, atau enzim proteolitik
sleuler merangsang ujung-ujung syaraf reseptor nyeri di otot jantung, impuls nyeri
dihantarkan melalui serat saraf aferen simpatis, kemudian dihantarkan ke thalamus,
korteks serebri, serat saraf aferen, dan dipersepsikan nyeri. Perangsangan syaraf
simpatis yang berlebihan akan menyebabkan :
Aterosklerosis
Trombosis
Konstriksi arteri koronaria
Oksigen turun
Gangguan perfusi
jaringan Gagal jantung
1. Keperawatan
a. Berikan oksigen yang memadai sesuai kebutuhan klien
b. Pasang monitor kontinyu EKG
c. Pasien dikondisikan bed est utuk menurunkan kerja jantung
d. Pemasangan iv line untuk memudahakan pemasukan obat obatan
e. Pembatasan cairan, monitor intake dan output
2. Terapi Medis
a. Diberikannya antiplatelet, aspirin atau clopidogrel
b. Pemberian nitroglycerin (vasodilator) untuk menurnkan beban kerja jantung
dnga cara menurunkan preload, pada angina nitroliserin aan menguragi nyeri,
sedangkan tidak menimbulkan efek demikian pada infark
c. Morpin, anti nyeri
d. Heparin ati koagulan piihan pertama untk mencegah thrombus
e. Streptokinase diberikan untuk melarutkan thrombus yang terbentuk arteri
coroner, diperlukan monitoring ketat
8. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG : adanya Q wave patholigis
2. Laboratorium peemeriksaan enzim jantung
1. CPKMB/ CPK (creatinine inase MB/creatinine phospokinase), akan
meningkat
2. LDH/HBDH (Lactate Dehydrogenase), akan meningkat,
3. Troponin T, komplks proein yang terdapat di filamen tipis jantung akan
meningkat beberapa jam sampai dengan 14 hari
4. SGOT (Serum Glutamic Oxalo-acetic Transaminase), Terdapat terutama di
jantung, otot skelet, otak, hati dan ginjalDilepaskan oleh sel otot miokard
yang rusak atau mati.
9. Komplikasi
Ada beberapa macam kompikasi yang ditimbulkan (Utari, 2012):
1. Aritmia
2. Renjatan Kardiogenik
3. Gagal jantung kii
4. Gagal venrikel kanan
5. Emboli dan Infark paru
6. Emboi dari sistemik
7. Sumbatn Pembuluh darah otak
8. Rupture Jantung
9. Disfugsi dan rupture mskulus papilaris
TINJAUAN TEORI ASUHAN KPERAWATAN PADA
1. Pengkajian
a. Identitas klien : berisikan nama, usia alamat, suku, jenis kelamin. Usia >40
memiliki factor resiko yang lebih tinggi terkena infark miokard
b. Keluhan utama : nyeri dada, sesak, tidak sadar
c. Riwayt penyakit sekarang : Riwayat dari timbulnya gejala sampai dibawa ke igd
d. Riwayat penyakit dahulu, kolesterol, DM, hipertensi, Riwayat sakit jantung
sebelumnya dapat menjadipemiu terjadi serang jantung saat ini
e. Pengkajian fisik
Pengkajian Primer
a. Airways
1) Sumbatan atau penumpukan secret.
2) Wheezing atau krekles.
3) Kepatenan jalan nafas.
b. Breathing
1) Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat.
2) RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal.
3) Ronchi, krekles.
4) Ekspansi dada tidak penuh.
5) Penggunaan otot bantu nafas.
c. Circulation
1) Nadi lemah, tidak teratur.
2) Capillary refill.
3) Takikardi.
4) TD meningkat / menurun.
5) Edema.
6) Gelisah.
7) Akral dingin.
8) Kulit pucat, sianosis.
9) Output urine menurun.
d. Disability
Status mental : Tingkat kesadaran secara kualitatif dengan Glascow Coma Scale
(GCS) dan secara kwantitatif yaitu Compos mentis : Sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya. Apatis : keadaan
kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan kehidupan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh. Somnolen : keadaan kesadaran yang mau tidur saja.
Dapat dibangunkan dengan rangsang nyeri, tetapi jatuh tidur lagi. Delirium :
keadaan kacau motorik yang sangat, memberontak, berteriak-teriak, dan tidak
sadar terhadap orang lain, tempat, dan waktu. Sopor/semi koma : keadaan
kesadaran yang menyerupai koma,reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan
rangsang nyeri. Koma : keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak
dapat dibangunkan dengan rangsang apapun.
e. Exposure
Keadaan kulit, seperti turgor / kelainan pada kulit dsn keadaan ketidaknyamanan
(nyeri) dengan pengkajian PQRST.
Pengkajian Sekunder
a. AMPLE
1) Alergi : Riwayat pasien tentang alergi yang dimungkinkan pemicu
terjadinya penyakitnya.
2) Medikasi : Berisi tentang pengobatan terakhir yang diminum sebelum sakit
terjadi (Pengobatan rutin maupun accidental).
3) Past Illness : Penyakit terakhir yang diderita klien, yang dimungkinkan
menjadi penyebab atau pemicu terjadinya sakit sekarang.
4) Last Meal : Makanan terakhir yang dimakan klien.
5) Environment/ Event : Pengkajian environment digunakan jika pasien
dengan kasus Non Trauma dan Event untuk pasien Trauma.
2. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen injury biologis (iskemia jaringan sekunder
terhadap sumbatan arteri).
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas.
3. Gangguan Pertukaran gas berhubugan dengan penyumbatan coronary, supai o2
tidak memadai
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan, iskemik, kerusakan otot jantung,
penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria.
5. Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan
perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik,
penurunan protein plasma.
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai oksigen
miocard dan kebutuhan, adanya iskemik / nekrotik jaringan miocard ditandai
dengan gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya
disritmia, kelemahan umum.
7. Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis.
3. Perencanaan
2. Terapiutik
3. Edukasi
4. Kolaborasi
3. Edukasi
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
B. Evaluasi Keperawatan
Merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi merupakan tindakan elektual
untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose
keperawatan, rencana tindakan, dan penatalaksanaannya sudah berhasil dicapai. Hasil dari
evaluasi dibagi menjadi 3 yaitu masalah teratasi, masalah teratasi sebagian, dan masalah
belum teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical
Nursing. Mosby: ELSIVER
Utami Fitri, (2012), Asuhan Keperawatan Pada Ny. D Dengan Old Miokard Infark
(Omi)Di Intensive Care Unit Rumah Sakit Uum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro
Sragen.