Pembimbing Klinik
Eka Dafid Zakaria, S.Kep.,Ns
Oleh:
Mujaahidah Al Kariima
NIM. 22020121210055
Kelompok 5 Profesi Ners 38
Aritmia
Penurunan
Iskemia sel kontraktilitas
miokard
Infark
Miokard
Lanjutan....
Kompensasi RR meningkat
b) A: allergies
c) M: medications
dilakukan.
e) L: last meal
(Santoso, 2019)
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kaji keluhan pasien, observasi penampilan, postur dan posisi tubuh
pasien, kaji tingkat kesadaran pasien, kaji nilai tanda-tanda vital
pasien, kaji perilaku pasien, kaji kebutuhan dan kemampuan pasien,
kaji kemampuan komunikasi verbal, kaji adanya luka.
b. Tingkat Kesadaran
Penilaian tingkat kesadaran dilakukan dengan dua cara yaitu
kuantitatif dan kualitatif. Penilaian kuantitatif yaitu menggunakan
Glasgow Coma Scale, sedangkan kualitatif dengan menggunakan
penilaian composmentis, apatis, somnolen, delirium, sopor, dan
koma.
c. Kepala dan wajah
Kaji bentuk kepala, kaji ukuran bentuk pupil kanan-kiri dan reaksi
terhadap cahaya, periksa tajam penglihatan, palpasi kepala dan wajah
pasien jika dicurigai adanya jejas abnormal, periksa status hidrasi
melalui mukosa, perhatikan adanya ekspresi wajah yang asimetris
d. Leher
Kaji adanya deviasi trachea dan adanya cedera servikal, dan
pembengkakan kelenjar tiroid.
e. Dada
Periksa adanya jejas di area dada, perhatikan pergerakan dinding
dada, perhatikan ketidaksimetrisan dinding dada, palpasi adanya
nyeri, auskultasi suara napas tambahan (takipnea, bradipnea, cheyne-
stokes, kusmaul, apneu, hiperventilasi, dan ataksik) dan jantung
selain (bunyi jantung 1 dan 2).
f. Abdomen
Periksa adanya jejas di abdomen, auskultasi bising usus dan gangguan
aortic abdominalis, palpasi batas abdomen termasuk adanya massa
rigiditas dan bagian vasika urinaria, palpasi adanya nyeri tekan,
lakukan perkusi untuk memastikan adanya cairan atau udara.
g. Ekstremitas
Periksa adanya krepitas dan dislokasi, periksa nadi perifer, periksa
capillary refill time, periksa rentang gerak dan kekuatan otot, adanya
edema atau luka. (Santoso, 2019)
Pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada pasien dengan STEMI yakni:
E. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia) [D.0077]
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas [D.0008]
3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi [D.0005]
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen [D.0056]
(PPNI, 2016a)
F. Intervensi Keperawatan (PPNI, 2016b, 2016c)
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan Penurunan Curah Jantung
No. Diagnosa Keperawatan Intervensi Utama Intervensi Pendukung
1. Penurunan curah jantung 1. Perawatan Jantung 1. Code Management
berhubungan dengan a. Definisi 2. Edukasi rehabilitasi jantung
perubahan preload [D.0008] Mengidentifikasi, merawat dan membatasi komplikasi 3. Insersi intravena
Setelah dilakukan tindakan akibat ketidakseimbangan antara suplai dan konsumsi 4. Konsultasi
keperawatan, diharapkan oksigen miokard 5. Manajemen alat pacu
curah jantung (L.02008) b. Tindakan jantung permanen
meningkat, dengan kriteria 1) Observasi 6. Manajemen alat pacu
hasil: - Identifikasi tanda/gejala primer penurunan jantung sementara
a. Kekuatan nadi perifer curah jantung (meliputi dispnea, kelelahan, 7. Manajemen aritmia
meningkat edema, ortopnea, paroxysmal nocturnal 8. Manajemen cairan
b. Ejection fraction (EF) dyspnea, peningkatan CVP) 9. Manajemen elektrolit
meningkat - Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan 10. Manajemen elektrolit:
c. Cardiac index (CI) curah jantung (meliputi peningkatan berat hiperkalemia
meningkat badan, hepatomegali, distensi vena jugularis, 11. Manajemen elektrolit:
d. Stroke volume index palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit hiperkalsemia
(SVI) meningkat pucat) 12. Manajemen elektrolit:
e. Gambaran EKG aritmia - Monitor tekanan darah hipermagnesemia
menurun - Monitor intake dan output cairan
f. Takikardia menurun - Monitor saturasi oksigen 13. Manajemen elektrolit:
g. Lelah menurun - Monitor keluhan nyeri dada hipernatremia
h. Dispnea menurun - Monitor EKG 12 sadapan 14. Manajemen elektrolit:
i. Tekanan darah - Monitor aritmia hipokalemia
membaik - Monitor nilai laboratorium jantung 15. Manajemen elektrolit:
- Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi hipokalsemia
sebelum dan sesudah aktivitas 16. Manajemen elektrolit:
- Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi hipokalsemi
sebelum pemberian obat 17. Manajemen elektrolit:
2) Terapeutik hipomagnesimia
- Posisikan pasien semi fowler atau fowler 18. Manajemen elektrolit:
dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman hiponatremia
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi 19. Manajemen Nyeri
stress 20. Manajemen Overdosis
- Berikan dukungan emosional dan spiritual 21. Manajemen Perdarahan
- Berikan oksigen untuk mempertahankan Pervaginam Atepartum
saturasi oksigen >94% 22. Manajemen Perdarahan
3) Edukasi Pervaginam
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi Pascapersalinan
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap 23. Manajemen Spesimen
- untuk mengurangi rasa nyeri Darah
4) Kolaborasi 24. Manajemen Syok
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu 25. Manajemen Syok
Anafilaktik
26. Manajemen Syok
Hipovolemik
27. Manajemen Syok
Kardiogenik
28. Manajemen Syok
Neurogenik
29. Manajemen Syok
Obstruktif
30. Manajemen Syok Septik
31. Pemantauan Cairan
32. Pemantauan Elektrolit
33. Pemantauan Hemodinamik
Invasif
34. Pemantauan Neurologis
35. Pemantauan Tanda Vital
36. Pemberian Obat
37. Pemberian Obat Intravena
38. Pemberian Obat Oral
39. Pemberian Produk Darah
40. Pencegahan Perdarahan
41. Pengambilan Sampel Darah
Arteri
42. Pengambilan Sampel Darah
Vena
43. Pengontrolan Perdarahan
44. Perawatan Alat Topangan
Jantung Mekanik
45. Perawatan Sirkulasi
46. Rehabilitasi Jantung
47. Resusitasi Jantung Paru
48. Terapi Intravena
49. Terapi Oksigen
B. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanggal masuk : Senin, 25 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB
Tanggal pengkajian : Senin, 25 Oktober 2021 pukul 08.03 WIB
1. Identitas Pasien
Nama : Ny J
Tempat/ Tanggal lahir : Grobogan, 20 Maret 1974
No. RM : C894168
Umur : 47 Tahun 7 Bulan 4 Hari
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Karanggondang, Padang, Tanggungharjo, Grobogan
Pekerjaan : Petani
Dx medis : Recent STEMI Anteroseptal onset 3 hari Killip II,
TIMI 6/14
Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. B
Alamat : Karanggondang, Padang, Tanggungharjo, Grobogan
Hubungan dengan pasien : Anak
5. Pemeriksaan fisik
a. Kepala- wajah
Inspeksi : wajah simetris, kepala mesochepal, rambut berwarna hitam dan
beruban pendek sebahu, rambut tampak lepek, persebaran
rambut merata dan tidak terdapat luka.
Palpasi : tidak terdapat benjolan
b. Telinga
Inspeksi : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak ada cairan keluar,
tidak ada lesi, tidak tampak penggunaan alat bantu dengar.
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
c. Mata
Inspeksi : mata simetris, pupil isokor 3/3 mm, konjungtiva tidak
anemis.terdapat reflek terhadap cahaya, tidak tampak
menggunakan alat bantu penglihatan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
d. Mulut
Inspeksi : mukosa bibir sedikit kering, gigi lengkap, tidak ada perdarahan
gusi, tidak ada massa, tidak ada pembesaran tonsil, tidak
terdapat karies gigi, dan tidak terdapat penggunaan gigi palsu.
Palpasi :-
e. Hidung
Inspeksi : bentuk hidung simetris, tidak terdapat pembengkakan, tidak
tampak perdarahan dari hidung, tidak ada massa pada area
hidung.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
f. Leher
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak tampak adanya pembengkakan, tidak
terdapat peningkatan JVP
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak teraba
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada massa, tidak terdapat
gangguan menelan
g. Dada dan paru
Inspeksi : Pengembangan dada simetris, tidak ada lesi, tetampak
penggunaan otot nafas tambahan, tidak ada jejas
Palpasi : tidak teraba krepitasi/ benjolan dan nyeri tekan
Perkusi : batas paru normal, suara sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler, terdengar suara nafas tambahan ronkhi
basah halus di 1/3 basal, paru dan ronkhi basah kasar.
h. Jantung
Inspeksi : simetris, tidak tampak ictus kordis, tidak tampak pembesaran
jantung
Palpasi : tidak ada massa atau benjolan, ictus cordis teraba pada ICS 5
midclavikula sinistra.
Perkusi : batas jantung normal
Auskultrasi : tidak terdengar bising jantung, bunyi jantung S1 S2 reguler.
i. Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat jejas atau lesi, tidak terdapat distensi abdomen,
bentuk simetris, gerakan dinding perut normal
Auskultrasi : tidak terdapat bising usus
Palpasi : tidak terdapat massa abnormal, hepar/lien tidak teraba
Perkusi : timapani, kecuali area hepar: pekak.
j. Genitalia : tidak terkaji
k. Ekstremitas
1) ekstremitas atas : tidak tampak deformitas, sianosis, tidak terdapat lesi, tidak
terdapat edema, akral dingin
2) ektremitas bawah: tidak tampak deformitas, sianosis, tidak terdapat lesi,
tidak terdapat edema, akral dingin, jari kaki kiri 4 buah
6. Pemeriksaan Penunjang
• X Foto Thoraks AP Semierect (Asimetris, Inspirasi Kurang) Tanggal 25
Oktober 2021
Klinis : STEMI
COR : Apeks jantung bergeser ke laterocaudal
Pinggang jantung mendatar disertai elevasi main bronkus kiri
Pulmo : Corakan vaskular tampak meningkat disertai blurring vaskuler
Tampak konsolidasi disertai airbonkogram didalamnya pada
lapangan atas tengah bawah paru kanan dan perihiller kiri
Tampak bandlike opacity pada laterobasal hemithoraks kanan kiri
Diafragma kanan setinggi costa 8 posterior
Sinus costofrenikus kanan kiri suram
Kesan:
- Cardiomegaly (LV,LA)
- Edema pulmonum
- Efusi pleura dupleks
• X Foto Thoraks PA Erect (Asimetris, Inspirasi Kurang) Tanggal 25 Oktober
2021
Klinis : STEMI Anteroseptal
COR : Apeks jantung bergeser ke laterocaudal
Pinggang jantung mendatar disertai elevasi main bronkus kiri
Pulmo : Corakan vaskular masih tampak merapat dan meningkat disertai
blurring vaskuler yang berkurang dibandingkan sebelumnya
Masih tampak bercak pada lapangan tengah bawah paru kanan
yang berkurang dibandingkan sebelumnya
Diafragma kanan setinggi costa 8 posterior
Sinus costofrenikus kanan kiri lancip
Kesan:
- Konfigurasi jantung relatif sama (Cardiomegaly LV,LA)
- Edema pulmonum berkurang
- Gambaran bronkopneumonia dengan infiltrat berkurang
• EKG
EKG tanggal 25 Oktober 2021
Kesimpulan: irama sinus, 120 x/menit, LAD, Q wave V1-V6, II, III, aVF, ST
Elevasi V1-V4
• Laboratorium tanggal 25 Oktober 2021
Nilai
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Interpretasi
Normal
KIMIA KLINIK
BGA Kimia
Measured 37 C
pH 7.460 7.37-7.45 - Tinggi
pCO2 33.6 mmHg
PO2 126.4 83-108 mmHg Tinggi
Calculated Temp 36.2 C
FiO2 32.0 %
pH(T) 7.472 7.37-7.45 - Tinggi
PCO2(T) 32.4 35-45 mmHg Rendah
PO2(T) 121.5 83-108 mmHg Tinggi
HCO3- 23.3 22-29 mmol/L
TCO2 24.4 23-27 mmol/L
Beecf -0.5 mmol/L
BE (B) 0.2 (-2)-(+3) mmol/L
SO2c 98.7 94%-98% % Tinggi
A-aDO2 67.9 mmHg
RI 0.6 -
Glukosa sewaktu 105 80-160 mg/dL
Ureum 74 15-39 mg/dL Tinggi
Kreatinin 1.83 0.6-1.3 mg/dL Tinggi
Magnesium 0.90 0.74-0.99 mmol/L
Calcium 2.28 2.12-2.52 mmol/L
Elektrolit
Natrium 132 136-145 mmol/L Rendah
Kalium 3.2 3.5-5.0 mmol/L Rendah
Chlorida 95 95-105 mmol/L
HEMATOLOGI
Hematologi Paket
Hemoglobin 11.5 13,2 - 17,3 g/dL Rendah
Hematokrit 33.9 32 - 62 %
Eritrosit 4.38 4,4 - 5,9 10^6/uL Rendah
MCH 26.3 27 - 32 pg Rendah
MCV 77.4 76 - 96 fL
MCHC 33,9 29 - 36 g/dL
Leukosit 17.1 3,8 - 10,6 10^3uL Tinggi
Trombosit 378 150 - 400 10^3uL
RDW 13.1 11,6 - 14,8 %
MPV 10 4,00 - 11,00 fL
7. Terapi Medis
No. Medikasi Rute Efek Samping Indikasi Kontraindikasi
1. Fondaparinux Subcutan Umum: pencegahan venous hipersensitivitas, perdarahan
1x2.5 mg S - Anemia thromboembolic events aktif, endokarditis bakterial
- perdarahan (di berbagai(VTE) pada pasien yang akut, gangguan ginjal berat
tempat termasuk kasus jarang menjalani pembedahan (kreatinin klirens < 20
seperti perdarahan ortopedi mayor pada mL/menit).
intrakranial, intraserebral,
anggota badan bagian
retroperitoneal) bawah seperti fraktur
- purpura tulang pinggul, operasi
- hematoma penggantian lutut atau
- hematuria pinggul, pasien yang
- hemoptisis menjalani operasi perut
- perdarahan gusi yang berisiko komplikasi
tromboemboli, pasien
Tidak umum: yang berisiko komplikasi
- trombositopenia, tromboemboli karena
- trombositemia, penyakit akut,
- platelet abnormal, gangguan pengobatan akut deep
koagulasi, vein thrombosis (DVT),
- sakit kepala, pengobatan akut
- mual, pulmonary embolism
- muntah, (PE), pengobatan angina
- abnormalitas pada uji fungsi tidak stabil atau non-ST
hati, segmen elevasi infark
- peningkatan enzim hati, miokard (UA / NSTEMI)
- ruam, pada pasien kritis (<120
- pruritus, menit) manajemen
- wound secretion invasif [Intervensi
- demam, Koroner Perkutan (PCI)]
- udem perifer, tidak diindikasikan,
- anemia, pengobatan tambahan
- dispnea, dari ST segmen elevasi
- nyeri dada; infark miokard (STEMI)
- jarang: pada pasien yang sedang
- infeksi pada luka pasca melakukan pengobatan
operasi, dengan trombolitik
- reaksi alergi,
- hipokalemia,
- ansietas,
- bingung,
- pusing,
- somnolens,
- vertigo,
- hipotensi,
- dispnea,
- batuk,
- nyeri
- abdomen,
- dispepsia,
- gastritis,
- konstipasi,
- diare,
- bilirubinemia,
- reaksi pada lokasi injeksi,
- nyeri dada,
- nyeri kaki,
- letih,
- udema pada genital,
- kulit memerah,
- sinkop.
2. Ceftazidim 3x1 Injeksi - Mual - Infeksi akibat Pasien yang memiliki
gr - Muntah komplikasi operasi Riwayat hipersensitifitas
- Diare prostat terhadap antibiotik
- Sakit perut - Infeksi paru-paru cephalosporin
- Bengkak, merah, atau nyeri di - Infeksi tulang dan
daerah suntikan sendi, infeksi organ
dalam perut, atau
infeksi kulit yang
berat
- Meningitis atau
pneumonia
nosocomial
- Infeksi saluran kemih
3. OMZ 2x1 Injeksi - Ruam pada kulit Penyakit yang - Hipersensitif terhadap
- Urtikaria (kulit melepuh) disebabkan oleh asam omeprazole
- Mengantuk dan kelelahan lambung: - Pasien yang sedang
- Batuk, pusing, demam - Masalah perut dan mengonsumsi obat-obatan
- Nyeri sendi dan otot kerongkongan yang mengandung
- Depresi, halusinasi, dan - Sindrom Zollinger- rilpivirine, nelfinavir,
insomnia Ellison (masalah atazanavir
pencernaan langka
yang disebabkan
kemuculan tumor
pada pancreas atau
deodonum)
4. IVSP Furosemide Injeksi - Sangat umum: gangguan - Edema karena - Gagal ginjal dengan
5 mg/jam elektrolit, dehidrasi, penyakit jantung, anuria
hipovolemia, hipotensi, hati, dan ginjal - Prekoma dan koma
peningkatan kreatinin darah - Terapi tambahan hepatik
- Umum: hemokonsentrasi, pada edema - Defisiensi elektrolit
hipokloremia, hipokalemia, pulmonari akut dan - Hipovolemia
peningkatan kolesterol darah, edema otak yang - hipersensitifitas
peningkatan asam urat darah, diharapkan
gout, enselopati hepatic pada mendapat onset
pasien dengan penurunan diuresis yang kuat
fungsi hati, peningkatan dan cepat
volume urin.
- Tidak umum:
trombositopenia, reaksi alergi
pada kulit dan membran
mukus, penurunan toleransi
glukosa dan hiperglikemia,
gangguan pendengaran, mual,
pruritus, urtikaria, ruam,
dermatitis bulosa, eritema
multiformis, pemfigoid,
dermatitis eksfoliatif, purpura,
fotosensitivitas.
5. IVSP Morphine Injeksi - Kardiovaskular: bradikardia, Kondisi nyeri moderat - Hipersensitivitas terhadap
0.25 mcg/jam takikardia, hipertensi, hingga berat pada onset morphin
hipotensi, vasodilatasi akut maupun kronis - Pasien dengan depresi
- Gastrointestinal: haus, mulut napas dan tidak tersedia
kering, anoreksia alat resusitasi
- Metabolik dan endokrin: - Asma akut atau berat
hipogonadisme, penurunan - Keadaan hiperkarbia
bb, edema - Dicurigai atau pasti
- Hematologi dan limfatik: mengalami Ileus paralitik
anemia dan trombositopenia
- Musculoskeletal: agitasi,
ansietas, rasa tegang
- Pernapasan: cegukan,
hipoventilasi, perubahan suara
- Saraf: otot skeletal menjadi
kaku, penurunan densitas
tulang
- Dermatologi: kulit kering,
urtikaria
- Mata: nyeri, pandangan kabur,
ambliopia
6. Novorapid Injeksi - Hipoglikemia Diabetes tipe 1 dan 2 - Pasien dengan umur di
- Reaksi anafilaksi bawah 6-9 tahun
- Memiliki masalah ginjal
atau hati
- Memiliki masalah
adrenal, hipofisis, atau
kelenjar tiroid
- Mengubah pola diet
secara tiba-tiba
DO:
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien selalu fokus terhadap diri
sendiri akibat menahan nyeri
- Wajah pasien tampak menyeringai
- Pasien tampak gelisah
- Tanda tanda vital:
TD: 130/90 mmHg
Nadi: 100 x/menit
DO:
- Hasil pemeriksaan EKG
menunjukkan adanya Q wave V1-V6,
II, III, aVF, ST Elevasi V1-V4
- Tanda tanda vital:
TD: 130/90 mmHg
Nadi: 100 x/menit
Terapeutik
No. Dx. Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
2. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas (I.01011)
berhubungan dengan keperawatan selama 3 jam, diharapkan Observasi
Hambatan Upaya Pola nafas membaik (L.01004) , - Monitor pola nafas
Napas (Nyeri) dengan kriteria hasil: - Monitor bunyi nafas tambahan
• Dispnea menurun Terapeutik
• Penggunaan otot bantu napas - Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head tilt dan
penurun chin lift
- Posisikan semifowler
No. Dx. Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan
• Ortopnea menurun - Berikan oksigen tekanan 3 lpm
• Frekuensi napas membaik
• Kedalaman napas membaik Pemantauan respirasi (I. 01014)
Observasi:
- Monitor frekuesi, kedalaman, dan upaya nafas
- Monitor pola nafas
- Monitor adanya sumbatan jalan nafas
- Auskultasi bunyi nafas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
Terapeutik
- Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi klien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Penurunan Curah Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung (I.02075)
Jantung berhubungan keperawatan selama 3 jam, curah Observasi:
dengan Gangguan jantung meningkat (L.02008) dengan - Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
kriteria hasil:
Kontraktilitas - Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah
• Paroxysal nocturnal dyspnea
jantung
(PND) menurun
- Monitor tekanan darah
• Batuk menurun
- Monitor saturasi oksigen
• Tekanan darah membaik - Monitor keluhan nyeri dada
• Gambaran EKG aritmia menurun - Monitor EKG 12 sadapan
- Monitor aritmia
- Monitor nilai laboratorium jantung
No. Dx. Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan
- Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum
pemberian obat
Terapeutik
- Posisikan pasien semi fowler
- Berikan diet jantung yang sesuai
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup
sehat
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen
>94%
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian aritmia, jika perlu
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Ny. J
Usia : 47 tahun
Ruang : IGD
Tanggal No.Dx Jam Tindakan Keperawatan Respon Paraf
Senin, 25 3 08.02 • Melakukan pemeriksaan EKG S:- Mujaahidah
Oktober O: pasien tampak kooperatif ketika
2021 dilakukan pemeriksaan EKG
S: skala nyeri 6
G. Refleksi Diri
1) Personal Knowledge
Selama proses melakukan asuhan keperawatan pada pasien ini dari mulai pengkajian
hingga evaluasi keperawatan, saya mempelajari banyak hal utamanya terkait masalah
keperawatan utama penurunan curah jantung pada pasien dengan STEMI di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) dimana sangat dibutuhkan kecepatan dan ketepatan terkait
response time namun tetap mengkaji secara komprehensif sesuai dengan ketentuan
pengkajian pada pasien di IGD. Selain itu, saya juga menjadi lebih tahu dan lebih paham
kaitannya antara etiologi dan faktor risiko hingga perjalanan patofisiologi dari pasien
yang sebelumnya memiliki riwayat diabetes melitus dan hipertensi hingga akhirnya
mengalami sindrom korona akut STEMI. Tak lupa juga menjadi pengingat bagi saya
bahwa selain dibutuhkan kecepatan dan ketepatan kaitannya dengan response time, juga
harus ditanamkan bahwa diagnosa atau masalah keperawatan yang ditegakkan di IGD
berdasarkan urutan yang mengancam nyawa/tingkat kegawatan tertinggi terlebih
dahulu serta tak lupa batas melakukan implementasi keperawatan pada pasien di IGD
maksimal adalah 6 jam.
2) Estetika
Setelah menyelesaikan asuhan keperawatan hingga pembuatan dokumentasinya, saya
merasa lega atas apa yang sudah saya pelajari dan kerjakan sejauh ini. Namun hal
tersebut tidak lantas menjadikan saya lalai dan tidak belajar lebih lanjut. Saya masih
harus dan terus belajar untuk meningkatkan dan mengembangkan keilmuan lebih lanjut
untuk diri dan pengetahuan saya.
3) Etika
Selama proses melakukan asuhan keperawatan pada pasien ini, saya belajar banyak
terkait etika. Pertama, meskipun di Instalasi Gawat Darurat harus memperhatikan
response time untuk melakukan penanganan pada pasien tetapi tetap harus melakukan
edukasi serta informed consent kepada pasien dan/atau keluarga untuk
persetujuan/penolakan tindakan. Kemudian, ketika melakukan tindakan juga tetap
harus meminta izin terlebih dahulu kepada pasien meskipun pasien mungkin belum bisa
kooperatif. Kedua, etika ketika melakukan pengkajian juga menjadi perhatian khusus
karena harus memperhatikan terkait keluhan pasien dan kesediaan pasien dan/atau
keluarga untuk dilakukan pengkajian keperawatan. Etika selanjutnya yakni kepada
pembimbing baik pembimbing klinik maupun dosen pembimbing akademik terkait
bagaimana etika menghubungi, etika bersikap, etika berbicara, bersopan santun, etika
mengonsulkan tugas dan lain sebagainya.
SUMBER PUSTAKA