DISUSUN OLEH :
RENITA AMELIA
202303079
Telah Disahkan :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Akademik
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Infark miokard non ST- elevasi atau Non ST Segment Elevation Myocardial
Infarction (NSTEMI)
Oklusi sebagian dari arteri koroner tanpa melibatkan seluruh ketebalan miokardium,
sehingga tidak ada elevasi segmen ST pada EKG.
D. Pathofisiologis dan Pathway Keperawatan
Terjadinya Iskemia yang berlangsung selama 30 sampai 40 menit akan menyebabkan
terjadinya kerusakan seluler yang bersifat ireversible dan kematian otot atau nekrosis.
Bagian dari miokardium yang mengalami nekrosis atau kematian sel sel jaringan akan
berhenti berkntraksi secara permanen. Jarngan yang mengalami infark dikelilingi oleh suatu
daerah iskemik yang memiliki potensi dapat hidup. Luas daerah yang terjadi infark
tergantung dari daerah iskemik tersebut. apabila pinggir pinggir daerah mengalami proses
nekrosis makan besar luas daerah infark akan bertambah besar juga, sedangkan perbaikan
iskemia akan memperkecil daerah yang terjadi nekrosis tersebut. Infark Miokard Akut lebih
sering mneyerang ventrikel kiri. Karena infark digambarkan lebih lanjut sesuai letaknya
pada dinding ventrikel, dengan contoh ifark miokardium anterior mengenai dindinng
anterior ventrikel kiri. (Darwis et al., 2023)
Daerah lain yang dapat terkena infark adalah bagian inferior, lateral, posterior dan
septum. Otot pada jantung yang mengalami infark akan mengalami perubahan selama
berlangusngnya proses penyembuhan. Pertama, otot yang megalami infrak akan terlihat
memar dan sianotik akibat terputsnya aliran darah regional. Dalam waktu 24 jam maka, akan
timbul edema pada sel sel, dan terjadi respon peradangan disertai infiltrasi leukosit. Enzim
jantung akan terlepas dari sel sel pada hari kedua atau ketiga, hal tersebut menyebabkan
degradasi jaringan dan pembuangan semua serabut nekrotik. Selama fase ini berlangsun
dinding nekrotik akan berubah dan menjadi relatif tipis. Selanjutnya, pada minggu ke tiga
akan mulai terdapat jaringan parut pada otot jantung, semakin lama jaringan penyambung
fibrosa menggantikan otot yang terkena nekrosis dan akan mengalami penebalan secara
progresif, dan pada minggu ke 6 jaringan parut akan terbentuk dengan jelas. Infark
miokardium akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis kehilangan daya
kontraksi, sedangkan otot yang mengalami iskemia disekitarnya akan mengalami juga
gangguan daya kontrasi. Secara fungsional infark miokar akut akan menyebabkan banyak
perubahan, antara lain : (Winanda et al., 2019)
1. Daya kontraksi menurun.
2. Gerakan dinding abnormal.
3. Perubahan daya kembang dinding ventrikel.
4. Pengurangan curah secungkup.
5. Pengurangan fraksi ejeksi.
6. Peningkatan volume akhir sistole.
7. Peningkatan akhir volume diastolic ventrikel.
8. Peningkatan tekanan akhir diastolic ventrikel kiri.
PHATWAY
Nekrosis
a) Nyeri akut
Gejala dan tanda nyeri menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017) adalah
sebagai berikut:
a. Gejala dan Tanda Mayor
1) Subjektif : mengeluh nyeri
2) Objektif : tampak meringis, bersikap protektif (mis. waspada, posisi
menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, dan sulit tidur.
b. Gejala dan Tanda Minor
1) Subjektif : tidak tersedia
2) Objektif : tekanan darah meningkat, pola napas berubah,
nafsu makan berubah, proses berfikir terganggu, menarik diri, berfokus
pada diri sendiri, dan diaphoresis.
C. Ganguan Pertukaran Gas. D0003
1. Definisi :
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau eleminasi karbondioksida pada
membran alveolus-kapiler.
2. Penyebab :
1. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
2. Perubahan membran alveolus-kapiler.
3. Gejala dan Tanda
a. Tanda Mayor
1) Subjektif :
a) Dispnea.
2) Objektif :
b. Tanda Minor
1) Subjektif :
a) Pusing.
b) Penglihatan kabur.
2) Objektif :
a) Sianosis.
b) Diaforesis.
c) Gelisah.
d) Napas cuping hidung.
e) Pola napas abnormal (cepat / lambat, regular/iregular, dalam/dangkal)
f) Warna kulit abnormal (mis. pucat, kebiruan).
g) Kesadaran menurun.
J. Intervensi Keperawatan
SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia.
SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia
SDKI DPP PPNI,(2018) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia
Amrullah, S., Rosjidi, C., Dhesa, D., Wurjatmiko, A., & Hasrima. (2022). Faktor Resiko
Penyakit Infark Miokard Akut di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari. Jurnal
Ilmiah Karya Kesehatan, 02(02), 21–29.
https://stikesks-kendari.e-journal.id/JIKK/article/view/445/295
Darwis, I., Hartopo, A. B., & Sarwiko, M. G. (2023). Manajemen Pasien Infark Miokardium
Akut dengan Elevasi Segmen ST (IMA-EST) Anterior Onset Lebih dari 48 Jam tanpa
Tindakan Reperfusi di Bangsal Perawatan Jantung. Jurnal Kedokteran Unila, 7(1), 25–36.
Winanda, D., Prabowo, W. C., & Rusli, R. (2019). Pola Pengobatan Pada Pasien Infark Miokard
Akut Di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Proceeding of Mulawarman
Pharmaceuticals Conferences, 10, 94–99. https://doi.org/10.25026/mpc.v10i1.369
Yelvita, F. S. (2022). No Title–2003 ,)8.5.2017(12 , הארץ.הכי קשה לראות את מה שבאמת לנגד העינים
2005.