Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

W
INFARK MIOKARD
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat 1

Disusun Oleh :

Nama : Alviogariska Yuda Saputri


NIM : A12020011
Kelas : 2A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Infark Miokard


Infark miokard merupakan kematian atau nekrosis jaringan miokard akibat
penurunan secara tiba-tiba aliran darah arteri koronaria ke jantung atau terjadinya
peningkatan kebutuhan oksigen secara tiba – tiba tanpa perfusi arteri koronaria yang
cukup. Infark miokard dapat disebabkan oleh penyempitan kritis arteri koronaria akibat
aterioklerosis atau oklusi arteri komplet akibat embolus atau thrombus. Penurunan aliran
darah koroner dapat disebabkan oleh syok, hemoragi dan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen pada jantung (Wahyuningsih, 2013).
Infark Miokard Akut atau yang biasa di kenal dengan IMA adalah suatu nekrosis
miokardium yang diakibatkan oleh ketidakadekuatan pasokan darah akibat dari sumbatan
akut pada arteri koroner. Sumbatan yang terjadi secara garis besar dikarenakan oleh
ruptur plak ateroma pada arteri koroner yang kemudian disusul dengan terjadinya
trombosis, vasokontriksi, reaksi inflamasi, dan mikroembiolisasi distal. Kadang – kadang
sumbatan akut ini terjadi disebabkan karena adanya spasme arteri koroner, emboli, atau
vaskulitis. (Perki dalam Muttaqin, 2014). Infark miokard mengarah pada proses rusaknya
jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak dapat mencukupi kebutuhan sehingga
aliran darah koroner berkurang (Engram dalam Wijaya, Putri, 2013).
Berdasarkan definisi yang dituliskan diatas infark miokard akut atau serangan
jantung secara mendadak dapat di artikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi secara
tiba – tiba berkurangnya atau tidak ada sama sekali aliran darah ke jantung, karena
diakibatkan adanya sumbatan atau obstruksi yang menyebabkan otot jantung mati karena
berkurangnya atau tidak adanya oksigen.

B. Etiologi
Menurut M.Black, Joyce 2014 Infark Miokard Akut memiliki beberapa penyebab
internal maupun eksternal diantranya adalah :
1. Adanya ruptur plak aterosklerosis yang rentan dan diikuti oleh pembentukan trombus.
2. Penyumbatan total pada arteri oleh trombus.
3. Aktifitas fisik yang berat.
4. Stress emosional yang berlebihan.
5. Peningkatan respon system saraf simpatis dapat menyebabkan rupture plak
6. Terpapar udara dingin pada waktu tertentu yang dapat menyebabkan pasien mengalami
rupture plak.

Ketika aliran darah berhenti secara mendadak, maka jaringan pada miokardium yang
biasanya mendapat suplai dari arteri akan mati secara mendadak, okulasi dapat
disebabkan oleh adanya spasme arteri hal tersebut merupakan faktor yang dapat memicu
serangan jantung pada pasien.

C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala Infark Miokard Akut pada setiap orang tidak sama, secara mayor
banyak serangan jantung yang berjalan lambat dengan tanda dan gelaja berupa nyeri
ringan dan perasaan tidak nyaman, bahkan ada orang yang tidak mengalami gejala sama
sekali atau biasa dikenal dengan Silent Heart Attack.
Tetapi secara umum serangan IMA ditandai dengan beberapa hal, diantaranya :
1. Nyeri dada yang secara mendadak dan berlangsung secara terus menerus, terletak
dibagian bawah sternum dan perut bagian atas, hal tersebut adalah gejala utama yang
biasanya muncul, nyeri yang dirasakan biasanya akan hadir semakin sering dan berat tak
tertahankan, rasa nyeri yang berat dan tajam, dapat menyebar kebahu dan lengan bagian
kiri seperti angina, nyeri yang terjadi muncul secara mendadak atau spontan (bukan
setelah bekerja berat atau adanya gangguan emosi) dan menetap selama beberapa jam
sampai beberapa hari juga tidak akan hilang meskipun dengan istirahat maupun adanya
pemberian nitrogliserin. (Brunner, Suddarth dalam Wijaya, Putri, 2013).
2. Nyeri yang juga disertai dengan sesak nafas dan nafas pendek, pucat, timbulnya
keringat dingin, mual, serta muntah. (Brunner, Suddarth dalam Wijaya, Putri, 2013).

D. Patofisiologi
Terjadinya Iskemia yang berlangsung selama 30 sampai 40 menit akan
menyebabkan terjadinya kerusakan seluler yang bersifat ireversible dan kematian otot
atau nekrosis. Bagian dari miokardium yang mengalami nekrosis atau kematian sel – sel
jaringan akan berhenti berkontraksi secara permanen.
Jaringan yang mengalami infark dikelilingi oleh suatu daerah iskemik yang memiliki
potensi dapat hidup. Luas daerah yang terjadi infark tergantung dari daerah iskemik
tersebut. Apabila pinggir – pinggir daerah mengalami proses nekrosis makan besar luas
daerah infark akan bertambah besar juga, sedangkan perbaikan iskemia akan
memperkecil daerah yang terjadi nekrosis tersebut.
Infark Miokard Akut lebih sering menyerang ventrikel kiri. Karena infark
digambarkan lebih lanjut sesuai letaknya pada dinding ventrikel, dengan contoh infark
miokardium anterior mengenai dinding anterior ventrikel kiri. Daerah lain yang dapat
terkena infark adalah bagian inferior, lateral, posterior dan septum. Otot pada jantung
yang mengalami infark akan mengalami perubahan selama berlangsungnya proses
penyembuhan.
Pertama, otot yang mengalami infark akan terlihat memar dan sianotik akibat
terputusnya aliran darah regional. Dalam waktu 24 jam maka, akan timbul edema pada
sel – sel , dan terjadi respon peradangan disertai infiltrasi leukosit. Enzim jantung akan
terlepas dari sel – sel pada hari kedua atau ketiga, hal tersebut menyebabkan degradasi
jaringan dan pembuangan semua serabut nekrotik. Selama fase ini berlangsung dinding
nekrotik akan berubah dan menjadi relatif tipis. Selanjutnya, pada minggu ke tiga akan
mulai terdapat jaringan parut pada otot jantung, semakin lama jaringan penyambung
fibrosa menggantikan otot yang terkena nekrosis dan akan mengalami penebalan secara
progresif, dan pada minggu ke 6 jaringan parut akan terbentuk dengan jelas. Infark
miokardium akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis kehilangan daya
kontraksi, sedangkan otot yang mengalami iskemia disekitarnya akan mengalami juga
gangguan daya kontrasi.
E. Pathway
Kontriksi arteri koronaria
Aliran darah ke jantung menurun

Oksigen menurun

Jaringan miocarad iskemik

Nekrose lebih dari 30 detik

Supplay dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang

Supplay oksigen ke miocard turun

Metabolosme an aerob
Seluler hipoksia

Timbunan asam laktat meningkat nyeri Integritas membran sel berubah

Kontraktilitas turun
Kontraktilitas turun Risiko
Fatique Cemas
penurunan
curah
jantung
Intoleransi aktivitas
ak

Kontraktilitas turun Kegagalan pompa jantung

Gagal jantung
Gangguan perfusi jaringan

Risiko kelebihan volume cairan


ekstravaskular
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang infark miokard akut sebagai berikut:
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Troponin
Troponin merupakan protein yanga ada didalam tubuh guna mengontrol interaksi
myosin dan aktin. Pada orang sehat Troponin I dan T dalam serum hampir tidak ada
atau (Negatif), sehingga jika ada peningakatn sedikit saja dapat digunakan sebagai
penanda adanya kerusakan pada miosit.
b. Creatine Kinase
Kreatinin Kinase ditemukan di jantung, otot rangka, otak dan organ lainya yang
memiliki fungsi sebagai produsen ATP, kadar serum enzim kreatinin kinase akan
meningkat jika pasien mengalami cedera pada salah satu jaringan tersebut. tetapi ada
3 komponen kreatinin kinase yang dapat meningkatkan spesifikasi diagnostik,
misalnya yang ditemukan di otot rangka dan otak, dan jantung. Kreatinin Kinase MB
(yang terlokalisasi di jantung) ditemukan sedikit dalam jaringan yang ada di luar
jantung, rahim, usus, prostat, diagfragma, dan lidah. Pada pasien normal terdapat
>2,5% kreatinin kinase yang berada didalam tubuh.
c. SGOT
Pemeriksaan SGOT akan meningkat dalam 6-12 jam, dan pucaknya dalam 24 jam
setelah terjadi serangan, dan akan kemali normal pada dalam 3-4 hari.
2. Pemeriksaan EKG
Terlihat adanya perubahan pada pemeriksaan EKG, yaitu gelombang Q yang nyata,
elevasi segmen ST, serta adanya gelombang T terbalik.
a) Adanya perubahan dapat dilihat pada hantaran yang terletak diatas daerah
mioardium yang sedang mengalami nekrosis.
b) Adanya ST semen dan terdapat gelombang T yang kembali normal, hanya
gelombang Q yang tetap bertahan sebagai bukti bahwa eletrokardiograp adanya
infark lama.
c) Pada 30% pasien yang didiagnosis dengan infark tidak terbentuk gelombang Q
(Price, Silvia dalam Putri 2014).
d) Kriteria EKG untuk infark miokard: (salah satu dari berikut)
- Elevasi ST >2 mm pada dua atau lebih leads dan atau > 1 mm pada dua atau
lebih limb leads.
- Gelombang Q >0.004 detik (1 persegi kecil).
3. Photo Thorak
Hasil dari photo thorak pada pasien Infark Miokard Akut ada 2 macam, yang pertama
bisa normal, dan yang kedua terdapat adanya pembesaran pada jantung dan diduga
adanya anurisma ventrikuler.
 SKENARIO KASUS
Laki-laki usia 52 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada menjalar
sampai bahu. Klien seorang perokok dan suka minum – minuman beralkohol. Hasil pengkajian
nyeri didapatkan nyeri bertambah saat aktifitas, seperti ditusuk, skala 7 dan terus menerus. Hasil
pemeriksaan TD 168/125 mmHg, N 103x/menit, RR 24x/menit dan SpO294% dengan
pemberian NRM 10 lpm. Hasil pemeriksaan gula darah 181 pada pukul 05.45 WIB. Pasien
mendapat terapi injeksi ranitidine 50 mg, ketorolac 30 mg, ondansentron 4 mg, fibrion 1.5 ml,
aspilet 80 mg, clopidogrel 75 mg, ISDN mg, lansoprazole 30 mg, sucralfate 500 mg. berikut
Hasil Laboratorium pada pasien.

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Leukosit 16,20 3,8-10,6 rb/ul
Eritrosit 5,94 4,4-5,9 juta/l
Eosinofil 1,0 2,0-4,0 %
Neotrofil 90,9 50-70,0 %
Limfosit 4,7 25,0-40,0 %
Creatinin 1,46 0,9-1,3 mg/dl
Cholesterol 379 0-200 mg/dl
Trigliserida 308,00 0-150 mg/dl
SGOT 167,00 0-50 u/l
SGPT 87,60 0-50 u/l
GDS 243 70-105 mg/dl
GDS 121 70-105 mg/dl

Hasil Pemeriksaan Ro Thoraks: Kesan Kardiomegali


Pemeriksaan EKG : Sinus Takikardia dengan stemi anteroseptal
ASUHAN KEPERAWATAN

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Klien
Nama : Tn. W
Usia : 52 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pemuda no. 5 Kebumen
Tanggal pengkajian : 22 Juni 2022
No RM : 123-456
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan mengeluh sesak nafas
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan mengeluh sesak nafas dan nyeri dada menjalar sampai bahu
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit dan belum pernah
dirawat di rumah sakit sebelumnya
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan didalam keluarga klien tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan klien

4. Pola Virginia Henderson


1. Nafas
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan bernafas dengan normal dengan RR :
16x/menit
Setelah Dikaji : Klien mengatakan sesak nafas dan klien dibantu
menggunakan alat oksigen, RR: 24x/menit.

2. Nutrisi
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan makan 3x sehari dengan jenis makanan
nasi, sayur, dan lauk. Minum 5-8 gelas perhari, terkadang minum susu atau kopi
Setelah Dikaji : Klien mengatakan makan 2x sehari dengan jenis makanan
yang lunak. Minum 3-4 gelas perhari.
3. Eliminasi
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan BAK normal 6-7 kali sehari kuning
jernih, BAB 1 kali sehari kuning kecoklatan.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan BAK normal 6-7 kali sehari kuning
jernih, BAB 3 kali sehari dengan bantuan keluarga.
4. Gerak dan Keseimbangan
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan dapat bergerak dengan bebas sesuai
keinginan dan tidak ada halangan.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan tidak nyaman ketika bergerak karena
nyeri dada yang menjalar ke bahu.
5. Istirahat dan Tidur
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan tidur selama 8 jam per hari dan jarang
tidur siang.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan tidur hanya 5 jam dan sering terbangun
karena merasa nyeri di dada nya.
6. Berpakaian
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan memilih dan memakai pakaian yang
disukainya sendiri.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan dalam memakai pakaian klien dibantu
keluarganya.
7. Mempertahankan Suhu Tubuh
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan jika di rumah hawanya panas biasanya
menggunakan kipas dan menggunakan pakaian yang tipis sehingga tidak merasa
kepanasan dan pada saat merasakan kedinginan klien memakai selimut.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan jika di rumah sakit hawanya lebih
dingin jadi klien lebih sering menggunakan selimut.
8. Personal Hygiene
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan melakukan semua kegiatan hygiene
sendiri. Memotong kuku 1 minggu sekali, mandi pagi dan sore dengan sabun, sikat
gigi sebelum dan setelah bangun tidur.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan sehari mandi 1 kali di atas tempat tidur
(Washlap), dan dibantu oleh keluarga dalam hal perawatan muka, rambut dan gigi.
9. Rasa Aman dan Nyaman
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan merasa aman dan nyaman saat di
rumah.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan kurang nyaman karena nyeri yang
dirasakan.
10. Berkomunikasi
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan bahwa dirinya mampu berkomunikasi
dengan baik dan lancar.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan bahwa dirinya bersikap apatis terhadap
sekitarnya.
11. Kebutuhan Spiritual
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan saat dirumah selalu menjalankan sholat
5 waktu.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan tetap melakukan sholat di tempat tidur
dan berdoa meminta kesembuhan.
12. Aktivitas dan Bekerja
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan sebelum sakit kesehariannya bekerja
sebagai tukang ojek.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan sejak sakit, klien hanya berbaring di
tempat tidur.
13. Bermain dan Rekreasi
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan sering mengobrol bersama teman –
teman yang sama sebagai tukang ojek.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan sejak sakit, klien hanya berbaring di
tempat tidur.

14. Kebutuhan Belajar


Sebelum Dikaji : Klien mengatakan sebelum sakit mendapatkan informasi-
informasi dari televisi.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan mendapatkan edukasi tentang
penyakitnya dari dokter dan perawat yang ada di rumah sakit.

B. DATA OBYEKTIF
Pengkajian Primer
a. Airway : Jalan napas tidak paten
b. Breathing : Dyspnea , RR: 24x/menit
c. Circulation : Terdapat Nadi Carotis, Nadi 103x/menit
d. Disability : GCS : E4V5M6
e. Exposure :-
Pengkajian nyeri
P : klien mengatakan nyeri bertambah bila beraktivitas
Q : klien mengatakan sakit seperti ditusuk-tusuk
R : klien mengatakan nyeri pada area dada menjalar sampai bahu
S : klien mengatakan kualitas nyeri pada skala 7
T : klien mengatakan nyeri dirasakan secara terus menerus
Tanda-Tanda Vital
TD : 168/125 mmHg
N : 103x/menit
RR : 24x/menit
S : 37°C
SPO2 : 94%

Pengkajian Head to Toe


Kepala : Kepala pasien tampak berbentuk mesosephal, simetris, rambut
hitam, kulit kepala bersih tidak ada ketombe
Muka : Muka pasien tampak simetris, warna sama dengan bagian tubuh
lain
Mata : Mata pasien tampak simetris kanan kiri, konjungtiva tidak anemis
Hidung : Hidung pasien tampak normal, simetris, tidak polip, bersih
Telinga : Telinga pasien tampah simestris, bersih
Leher :I : Tidak ada luka pada area leher
Pa : Nadi karotis teraba
Dada : I : Bentuk dada simetris, frekuensi napas 24 x/menit, penggunaan
otot bantu napas
Pa : Terdapat kelainan pada jantung (dada kiri)
A : Terdapat bunyi jantung tambahan
Abdomen :I : Tampak penggunaan otot-otot perut saat klien
bernafas
Pa : Tidak teraba adanya massa
Pe : Tidak kembung
A : Tidak terdengar bising usus
Ekstremitas : I : Tidak terdapat luka di ekstremitas atas maupun
bawah
Pa : Tidak teraba krepitasi pada area ekstremitas
Integumen :I : Tampak pucat dan berkeringat dingin

Pengkajian Psikososial
- Klien mengatakan cemas dengan kondisi tubuhnya
- Nadi : 103x/menit
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Leu kosit 16,20 3,8-10,6 rb/ul
Eritrosit 5,94 4,4-5,9 juta/l
Eosinofil 1,0 2,0-4,0 %
Neotrofil 90,9 50,0-70,0 %
Limfosit 4,7 25,0-40,0 %
Creatinin 1,46 0,9-1,3 mg/dl
Cholesterol 379 0-200 mg/dl
Tigliserida 308,00 0-150 mg/dl
SGOT 167,00 0-50 u/l
SGPT 87,60 0-50 u/l
GDS 243 70-105 mg/dl
GDS 121 70-105 mg/dl

D. Terapi Medis
No Jenis Obat Dosis Indikasi
1 NRM (Non – Rebreathing 10 lpm Untuk pasien yang mengalami
oxygen mask) kondisi medis akut yang masih
sadar penuh, bernapas spontan,
memiliki volume tidak yang
cukup, serta memerlukan
terapi oksigen konsentrasi
tinggi.
2 Inj Ranitidin 50 mg Mengobati gejala asam
lambung berlebih
3 Ketorolac 30 mg Untuk meredakan nyeri
4 Ondansentron 4 mg Untuk mencegah mual dan
muntah
5 Fibrion 1,5 ml Untuk pengobatan infark
miokard
6 Aspilet 80 mg Untuk meredakan nyeri
7 Clopidogrel 75 mg Untuk mencegah gumpalan
trombosit
8 ISDN 1 mg Untuk meredakan nyeri dada
9 Lansoprazole 30 mg Untuk menurunkan asam
lambung
10 Sucralflate 500 mg Untuk mengatasi tukak
lambung

E. ANALISA DATA
Data fokus Diagnosa
DS : Pasien mengatakan sesak napas dan nyeri dada Penurunan curah jantung
b.d perubahan
DO : kontraktilitas
Klien tampak pucat
Klien berakral dingin
TD : 168/125 mmHg
N : 103x/menit
RR : 24x/menit
S : 37°C
SPO2 : 94%
DS : Pasien mengatakan merasa nyeri dibagian dada yang Nyeri akut b.d agen
menjalar sampai bahu dengan skala nyeri 7, nyeri pencedera fisiologis
bertambah saat beraktivitas (miokard)
DO :
TD : 168/125 mmHg
N : 103x/menit
RR : 24x/menit
S : 37°C
SPO2 : 94%

Pengkajian PQRST
P : Klien mengatakan nyeri bertambah bila
beraktivitas
Q : Klien mengatakan sakit seperti ditusuk – tusuk
R : Klien mengatakan nyeri pada area dada
menjalar sampai bahu
S : Klien mengatakan kualitas nyeri pada skala 7
T : Klien mengatakan nyeri dirasakan secara terus
menerus

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
2 . Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (miokard)

G. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Data fokus Diagnosa Intervensi
Rabu, 22 Juni DS : Pasien Penurunan curah Tujuan :
2022 mengatakan sesak jantung b.d Setelah dilakukan tindakan
napas dan nyeri perubahan keperawatan 1x 24 jam,
dada kontraktilitas penurunan curah jantung
akan berkurang
DO : Kriteria hasil :
Klien tampak - Klien mengatakan dyspnea
pucat berkurang
Klien berakral - Klien mengatakan pucat
dingin berkurang
Pemeriksaan TTV - Klien mengatakan nyeri
TD : 168/125 dada berkurang
mmHg - Tekanan Darah dalam
N : rentang normal
103x/menit - Nadi dalam rentang normal
RR : 24x/menit
S : 37°C Intervensi :
SPO2 : 94% - Identifikasi tanda dan
gejala primer penurunan
curah jantung (dyspnea)
- Monitor tekanan darah
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor keluhan nyeri
dada
Terapeutik
-Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi
-Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
antiaritmia

Rabu, 22 Juni DS : Klien Nyeri akut b.d Tujuan :


2022 mengatakan nyeri agen pencedera Setelah dilakukan tindakan
dada menjalar fisiologis keperawatan, nyeri akan
sampai bahu (miokard) berkurang
dengan skala nyeri Kriteria hasil :
7, nyeri bertambah - Klien akan mengatakan
saat beraktivitas nyeri berkurang

DO : Intervensi :
Pemeriksaan TTV - Identifikasi skala nyeri
TD : 168/125 Edukasi
mmHg - Jelaskan penyebab nyeri
N : - Lakukan imobilisasi pada
103x/menit daerah bahu sampai lengan
RR : 24x/menit kanan
S : 37°C - Ajarkan teknik relaksasi
SPO2 : 94% Kolaborasi
- Kolaborasikan pemberian
Pengkajian analgetik
PQRST
P : klien
mengatakan nyeri
bertambah bila
beraktivitas
Q : klien
mengatakan sakit
seperti ditusuk-
tusuk
R : klien
mengatakan nyeri
pada area dada
menjalar sampai
bahu
S : klien
mengatakan
kualitas nyeri pada
skala 7
T : klien
mengatakan nyeri
dirasakan secara
terus menerus

H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Respon
Kep
Rabu, 22 Juni Penurunan 1. Identifikasi tanda dan gejala 1. Pasien kooperatif
2022 curah primer penurunan curah
2. Pasien kooperatif
jantung b.d jantung (dyspnea)
perubahan 2. Monitor tekanan darah 3. Pasien Kooperatif

kontraktilita 3. Monitor keluhan nyeri dada 4. Pasien mampu


s 4. Berikan oksigen untuk menerima penjelasan
mempertahankan saturasi dari perawat dengan
oksigen >90% baik
5. Anjurkan berhenti merokok
5. Pasien mampu
6. Kolaborasi pemberian
menerima penjelasan
antiaritmia
dari perawat dengan
baik

6. Perawat dan dokter


dapat bekerja sama
dengan baik untuk
pemberian obat

Rabu, 22 Juni Nyeri akut 1. Identifikasi skala nyeri 1. Pasien kooperatif


2022 b.d agen
pencedera 2. Jelaskan penyebab nyeri 2. Pasien mampu
fisiologis 3. Lakukan imobilisasi pada menerima
(miokard) daerah bahu sampai lengan penjelasan dari
kanan perawat dengan
4. Ajarkan teknik relaksasi baik
5. Kolaborasikan pemberian
3. Pasien mampu
analgetik
melakukan
anjuran dari
perawat dengan
baik

4. Pasien mampu
menerima
penjelasan dari
perawat dengan
baik

5. Perawat dan
dokter dapat
bekerja sama
dengan baik untuk
pemberian
analgetik

I. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Dx Catatan Perkembangan
Sabtu, 25 Juni 1 S: Pasien mengatakan sesak nafas
2022
O: TD : 140/110 mmHg
N : 98x/menit
RR : 21x/menit
S : 36,5°C
SPO2 : 97%
A: Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
P: Melanjutkan intervensi
1. Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan
curah jantung (dyspnea)
2. Monitor tekanan darah
3. Monitor keluhan nyeri dada
4. Kolaborasi pemberian antiaritmia
Sabtu, 25 Juni 2 S: Klien mengatakan nyeri dada menjalar sampai bahu
2022 dengan skala nyeri 5
O: Pemeriksaan TTV
TD : 140/110 mmHg
N : 98x/menit
RR : 21x/menit
S : 36,5°C
SPO2 : 97%

Pengkajian PQRST
P : klien mengatakan nyeri bertambah bila
beraktivitas
Q : klien mengatakan sakit seperti ditusuk – tusuk
R : klien mengatakan nyeri pada area dada menjalar
sampai bahu
S : klien mengatakan kualitas nyeri pada skala 5
T : klien mengatakan nyeri dirasakan secara terus
menerus
A: Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (miokard)
P: Melanjutkan intervensi
1. Identifikasi skala nyeri
2. Jelaskan penyebab nyeri
3. Lakukan imobilisasi pada daerah bahu sampai
lengan kanan
4. Ajarkan teknik relaksasi
Kolaborasikan pemberian analgetik

DAFTAR PUSTAKA

https://repository.um-surabaya.ac.id/3338/3/BAB_II_KTI.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/7110/4/Chapter2.pdf

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai