W
INFARK MIOKARD
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat 1
Disusun Oleh :
B. Etiologi
Menurut M.Black, Joyce 2014 Infark Miokard Akut memiliki beberapa penyebab
internal maupun eksternal diantranya adalah :
1. Adanya ruptur plak aterosklerosis yang rentan dan diikuti oleh pembentukan trombus.
2. Penyumbatan total pada arteri oleh trombus.
3. Aktifitas fisik yang berat.
4. Stress emosional yang berlebihan.
5. Peningkatan respon system saraf simpatis dapat menyebabkan rupture plak
6. Terpapar udara dingin pada waktu tertentu yang dapat menyebabkan pasien mengalami
rupture plak.
Ketika aliran darah berhenti secara mendadak, maka jaringan pada miokardium yang
biasanya mendapat suplai dari arteri akan mati secara mendadak, okulasi dapat
disebabkan oleh adanya spasme arteri hal tersebut merupakan faktor yang dapat memicu
serangan jantung pada pasien.
C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala Infark Miokard Akut pada setiap orang tidak sama, secara mayor
banyak serangan jantung yang berjalan lambat dengan tanda dan gelaja berupa nyeri
ringan dan perasaan tidak nyaman, bahkan ada orang yang tidak mengalami gejala sama
sekali atau biasa dikenal dengan Silent Heart Attack.
Tetapi secara umum serangan IMA ditandai dengan beberapa hal, diantaranya :
1. Nyeri dada yang secara mendadak dan berlangsung secara terus menerus, terletak
dibagian bawah sternum dan perut bagian atas, hal tersebut adalah gejala utama yang
biasanya muncul, nyeri yang dirasakan biasanya akan hadir semakin sering dan berat tak
tertahankan, rasa nyeri yang berat dan tajam, dapat menyebar kebahu dan lengan bagian
kiri seperti angina, nyeri yang terjadi muncul secara mendadak atau spontan (bukan
setelah bekerja berat atau adanya gangguan emosi) dan menetap selama beberapa jam
sampai beberapa hari juga tidak akan hilang meskipun dengan istirahat maupun adanya
pemberian nitrogliserin. (Brunner, Suddarth dalam Wijaya, Putri, 2013).
2. Nyeri yang juga disertai dengan sesak nafas dan nafas pendek, pucat, timbulnya
keringat dingin, mual, serta muntah. (Brunner, Suddarth dalam Wijaya, Putri, 2013).
D. Patofisiologi
Terjadinya Iskemia yang berlangsung selama 30 sampai 40 menit akan
menyebabkan terjadinya kerusakan seluler yang bersifat ireversible dan kematian otot
atau nekrosis. Bagian dari miokardium yang mengalami nekrosis atau kematian sel – sel
jaringan akan berhenti berkontraksi secara permanen.
Jaringan yang mengalami infark dikelilingi oleh suatu daerah iskemik yang memiliki
potensi dapat hidup. Luas daerah yang terjadi infark tergantung dari daerah iskemik
tersebut. Apabila pinggir – pinggir daerah mengalami proses nekrosis makan besar luas
daerah infark akan bertambah besar juga, sedangkan perbaikan iskemia akan
memperkecil daerah yang terjadi nekrosis tersebut.
Infark Miokard Akut lebih sering menyerang ventrikel kiri. Karena infark
digambarkan lebih lanjut sesuai letaknya pada dinding ventrikel, dengan contoh infark
miokardium anterior mengenai dinding anterior ventrikel kiri. Daerah lain yang dapat
terkena infark adalah bagian inferior, lateral, posterior dan septum. Otot pada jantung
yang mengalami infark akan mengalami perubahan selama berlangsungnya proses
penyembuhan.
Pertama, otot yang mengalami infark akan terlihat memar dan sianotik akibat
terputusnya aliran darah regional. Dalam waktu 24 jam maka, akan timbul edema pada
sel – sel , dan terjadi respon peradangan disertai infiltrasi leukosit. Enzim jantung akan
terlepas dari sel – sel pada hari kedua atau ketiga, hal tersebut menyebabkan degradasi
jaringan dan pembuangan semua serabut nekrotik. Selama fase ini berlangsung dinding
nekrotik akan berubah dan menjadi relatif tipis. Selanjutnya, pada minggu ke tiga akan
mulai terdapat jaringan parut pada otot jantung, semakin lama jaringan penyambung
fibrosa menggantikan otot yang terkena nekrosis dan akan mengalami penebalan secara
progresif, dan pada minggu ke 6 jaringan parut akan terbentuk dengan jelas. Infark
miokardium akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis kehilangan daya
kontraksi, sedangkan otot yang mengalami iskemia disekitarnya akan mengalami juga
gangguan daya kontrasi.
E. Pathway
Kontriksi arteri koronaria
Aliran darah ke jantung menurun
Oksigen menurun
Metabolosme an aerob
Seluler hipoksia
Kontraktilitas turun
Kontraktilitas turun Risiko
Fatique Cemas
penurunan
curah
jantung
Intoleransi aktivitas
ak
Gagal jantung
Gangguan perfusi jaringan
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Klien
Nama : Tn. W
Usia : 52 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pemuda no. 5 Kebumen
Tanggal pengkajian : 22 Juni 2022
No RM : 123-456
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan mengeluh sesak nafas
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan mengeluh sesak nafas dan nyeri dada menjalar sampai bahu
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit dan belum pernah
dirawat di rumah sakit sebelumnya
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan didalam keluarga klien tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan klien
2. Nutrisi
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan makan 3x sehari dengan jenis makanan
nasi, sayur, dan lauk. Minum 5-8 gelas perhari, terkadang minum susu atau kopi
Setelah Dikaji : Klien mengatakan makan 2x sehari dengan jenis makanan
yang lunak. Minum 3-4 gelas perhari.
3. Eliminasi
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan BAK normal 6-7 kali sehari kuning
jernih, BAB 1 kali sehari kuning kecoklatan.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan BAK normal 6-7 kali sehari kuning
jernih, BAB 3 kali sehari dengan bantuan keluarga.
4. Gerak dan Keseimbangan
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan dapat bergerak dengan bebas sesuai
keinginan dan tidak ada halangan.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan tidak nyaman ketika bergerak karena
nyeri dada yang menjalar ke bahu.
5. Istirahat dan Tidur
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan tidur selama 8 jam per hari dan jarang
tidur siang.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan tidur hanya 5 jam dan sering terbangun
karena merasa nyeri di dada nya.
6. Berpakaian
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan memilih dan memakai pakaian yang
disukainya sendiri.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan dalam memakai pakaian klien dibantu
keluarganya.
7. Mempertahankan Suhu Tubuh
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan jika di rumah hawanya panas biasanya
menggunakan kipas dan menggunakan pakaian yang tipis sehingga tidak merasa
kepanasan dan pada saat merasakan kedinginan klien memakai selimut.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan jika di rumah sakit hawanya lebih
dingin jadi klien lebih sering menggunakan selimut.
8. Personal Hygiene
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan melakukan semua kegiatan hygiene
sendiri. Memotong kuku 1 minggu sekali, mandi pagi dan sore dengan sabun, sikat
gigi sebelum dan setelah bangun tidur.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan sehari mandi 1 kali di atas tempat tidur
(Washlap), dan dibantu oleh keluarga dalam hal perawatan muka, rambut dan gigi.
9. Rasa Aman dan Nyaman
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan merasa aman dan nyaman saat di
rumah.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan kurang nyaman karena nyeri yang
dirasakan.
10. Berkomunikasi
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan bahwa dirinya mampu berkomunikasi
dengan baik dan lancar.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan bahwa dirinya bersikap apatis terhadap
sekitarnya.
11. Kebutuhan Spiritual
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan saat dirumah selalu menjalankan sholat
5 waktu.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan tetap melakukan sholat di tempat tidur
dan berdoa meminta kesembuhan.
12. Aktivitas dan Bekerja
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan sebelum sakit kesehariannya bekerja
sebagai tukang ojek.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan sejak sakit, klien hanya berbaring di
tempat tidur.
13. Bermain dan Rekreasi
Sebelum Dikaji : Klien mengatakan sering mengobrol bersama teman –
teman yang sama sebagai tukang ojek.
Setelah Dikaji : Klien mengatakan sejak sakit, klien hanya berbaring di
tempat tidur.
B. DATA OBYEKTIF
Pengkajian Primer
a. Airway : Jalan napas tidak paten
b. Breathing : Dyspnea , RR: 24x/menit
c. Circulation : Terdapat Nadi Carotis, Nadi 103x/menit
d. Disability : GCS : E4V5M6
e. Exposure :-
Pengkajian nyeri
P : klien mengatakan nyeri bertambah bila beraktivitas
Q : klien mengatakan sakit seperti ditusuk-tusuk
R : klien mengatakan nyeri pada area dada menjalar sampai bahu
S : klien mengatakan kualitas nyeri pada skala 7
T : klien mengatakan nyeri dirasakan secara terus menerus
Tanda-Tanda Vital
TD : 168/125 mmHg
N : 103x/menit
RR : 24x/menit
S : 37°C
SPO2 : 94%
Pengkajian Psikososial
- Klien mengatakan cemas dengan kondisi tubuhnya
- Nadi : 103x/menit
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Leu kosit 16,20 3,8-10,6 rb/ul
Eritrosit 5,94 4,4-5,9 juta/l
Eosinofil 1,0 2,0-4,0 %
Neotrofil 90,9 50,0-70,0 %
Limfosit 4,7 25,0-40,0 %
Creatinin 1,46 0,9-1,3 mg/dl
Cholesterol 379 0-200 mg/dl
Tigliserida 308,00 0-150 mg/dl
SGOT 167,00 0-50 u/l
SGPT 87,60 0-50 u/l
GDS 243 70-105 mg/dl
GDS 121 70-105 mg/dl
D. Terapi Medis
No Jenis Obat Dosis Indikasi
1 NRM (Non – Rebreathing 10 lpm Untuk pasien yang mengalami
oxygen mask) kondisi medis akut yang masih
sadar penuh, bernapas spontan,
memiliki volume tidak yang
cukup, serta memerlukan
terapi oksigen konsentrasi
tinggi.
2 Inj Ranitidin 50 mg Mengobati gejala asam
lambung berlebih
3 Ketorolac 30 mg Untuk meredakan nyeri
4 Ondansentron 4 mg Untuk mencegah mual dan
muntah
5 Fibrion 1,5 ml Untuk pengobatan infark
miokard
6 Aspilet 80 mg Untuk meredakan nyeri
7 Clopidogrel 75 mg Untuk mencegah gumpalan
trombosit
8 ISDN 1 mg Untuk meredakan nyeri dada
9 Lansoprazole 30 mg Untuk menurunkan asam
lambung
10 Sucralflate 500 mg Untuk mengatasi tukak
lambung
E. ANALISA DATA
Data fokus Diagnosa
DS : Pasien mengatakan sesak napas dan nyeri dada Penurunan curah jantung
b.d perubahan
DO : kontraktilitas
Klien tampak pucat
Klien berakral dingin
TD : 168/125 mmHg
N : 103x/menit
RR : 24x/menit
S : 37°C
SPO2 : 94%
DS : Pasien mengatakan merasa nyeri dibagian dada yang Nyeri akut b.d agen
menjalar sampai bahu dengan skala nyeri 7, nyeri pencedera fisiologis
bertambah saat beraktivitas (miokard)
DO :
TD : 168/125 mmHg
N : 103x/menit
RR : 24x/menit
S : 37°C
SPO2 : 94%
Pengkajian PQRST
P : Klien mengatakan nyeri bertambah bila
beraktivitas
Q : Klien mengatakan sakit seperti ditusuk – tusuk
R : Klien mengatakan nyeri pada area dada
menjalar sampai bahu
S : Klien mengatakan kualitas nyeri pada skala 7
T : Klien mengatakan nyeri dirasakan secara terus
menerus
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
2 . Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (miokard)
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Data fokus Diagnosa Intervensi
Rabu, 22 Juni DS : Pasien Penurunan curah Tujuan :
2022 mengatakan sesak jantung b.d Setelah dilakukan tindakan
napas dan nyeri perubahan keperawatan 1x 24 jam,
dada kontraktilitas penurunan curah jantung
akan berkurang
DO : Kriteria hasil :
Klien tampak - Klien mengatakan dyspnea
pucat berkurang
Klien berakral - Klien mengatakan pucat
dingin berkurang
Pemeriksaan TTV - Klien mengatakan nyeri
TD : 168/125 dada berkurang
mmHg - Tekanan Darah dalam
N : rentang normal
103x/menit - Nadi dalam rentang normal
RR : 24x/menit
S : 37°C Intervensi :
SPO2 : 94% - Identifikasi tanda dan
gejala primer penurunan
curah jantung (dyspnea)
- Monitor tekanan darah
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor keluhan nyeri
dada
Terapeutik
-Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi
-Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
antiaritmia
DO : Intervensi :
Pemeriksaan TTV - Identifikasi skala nyeri
TD : 168/125 Edukasi
mmHg - Jelaskan penyebab nyeri
N : - Lakukan imobilisasi pada
103x/menit daerah bahu sampai lengan
RR : 24x/menit kanan
S : 37°C - Ajarkan teknik relaksasi
SPO2 : 94% Kolaborasi
- Kolaborasikan pemberian
Pengkajian analgetik
PQRST
P : klien
mengatakan nyeri
bertambah bila
beraktivitas
Q : klien
mengatakan sakit
seperti ditusuk-
tusuk
R : klien
mengatakan nyeri
pada area dada
menjalar sampai
bahu
S : klien
mengatakan
kualitas nyeri pada
skala 7
T : klien
mengatakan nyeri
dirasakan secara
terus menerus
H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Respon
Kep
Rabu, 22 Juni Penurunan 1. Identifikasi tanda dan gejala 1. Pasien kooperatif
2022 curah primer penurunan curah
2. Pasien kooperatif
jantung b.d jantung (dyspnea)
perubahan 2. Monitor tekanan darah 3. Pasien Kooperatif
4. Pasien mampu
menerima
penjelasan dari
perawat dengan
baik
5. Perawat dan
dokter dapat
bekerja sama
dengan baik untuk
pemberian
analgetik
I. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Dx Catatan Perkembangan
Sabtu, 25 Juni 1 S: Pasien mengatakan sesak nafas
2022
O: TD : 140/110 mmHg
N : 98x/menit
RR : 21x/menit
S : 36,5°C
SPO2 : 97%
A: Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
P: Melanjutkan intervensi
1. Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan
curah jantung (dyspnea)
2. Monitor tekanan darah
3. Monitor keluhan nyeri dada
4. Kolaborasi pemberian antiaritmia
Sabtu, 25 Juni 2 S: Klien mengatakan nyeri dada menjalar sampai bahu
2022 dengan skala nyeri 5
O: Pemeriksaan TTV
TD : 140/110 mmHg
N : 98x/menit
RR : 21x/menit
S : 36,5°C
SPO2 : 97%
Pengkajian PQRST
P : klien mengatakan nyeri bertambah bila
beraktivitas
Q : klien mengatakan sakit seperti ditusuk – tusuk
R : klien mengatakan nyeri pada area dada menjalar
sampai bahu
S : klien mengatakan kualitas nyeri pada skala 5
T : klien mengatakan nyeri dirasakan secara terus
menerus
A: Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (miokard)
P: Melanjutkan intervensi
1. Identifikasi skala nyeri
2. Jelaskan penyebab nyeri
3. Lakukan imobilisasi pada daerah bahu sampai
lengan kanan
4. Ajarkan teknik relaksasi
Kolaborasikan pemberian analgetik
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.um-surabaya.ac.id/3338/3/BAB_II_KTI.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/7110/4/Chapter2.pdf
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.