DI SUSUN OLEH :
CATUR LESMANA (113012016)
1
BAB I
PENDAHULUAN
dan ketersediaan oksigen sehingga dapat berfungsi dengan baik. Hal ini
suplai oksigen ke otot jantung. Apabila terjadi gangguan apapun dari salah
satu arteri koroner dapat menurunkan aliran darah dan penghantaran oksigen
kelainan pada jantung. Salah satunya adalah Infark Miokard Akut (IMA).
Infark Miokard Akut (IMA) adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi
Peran perawat rumah sakit dalam penanganan pasien IMA terdiri dari
mengajarkan hidup yang sehat untuk jantung. Pada saat terjadinya serangan
akut, pasien IMA harus mendapatkan penanganan segera. Pasien harus segera
dilakukan tirah baring/ imobilisasi untuk mengurangi beban kerja jantung dan
kebutuhan oksigen. Tinggikan kepala pasien dan longgarkan baju yang ketat
di sekitar leher. Pasien diberikan oksigen, jalur intravena (IV) dipasang, dan
2
edukator, dan perawat keluarga sangat diperlukan pasien untuk mengurangi
tingkat kesakitan pasien. Semakin baik peran yang dimainkan oleh keluarga
maka semakin baik pula hasil yang akan dicapai. Melihat betapa pentingnya
Mobilisasi Dini pada Pasien Pasca Infark Miokard Akut (IMA) dengan
keluarga didalamnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Penerapan Mobilisasi Dini pada Pasien Pasca Infark Miokard Akut
C. Tujuan
D. Manfaat
kebutuhan aktivitas.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Teori
Hawks, 2014).
Menurut Black dan Hawks (2014) penyebab IMA ada dua faktor,
plak, seperti ukuran dan konsistensi dari inti lipid serta kondisi
4
stres emosional berat, seperti kemarahan, serta peningkatan respon
sistem saraf simpatis dapat menyebabkan ruptur plak. Pada waktu yang
seperti paparan dingin dan waktu tertentu seperti pagi hari, juga dapat
respon sistem saraf simpatis yang tiba- tiba dan berhubungan dengan
mana saja, tetapi sebagian besar menyebar ke lengan kiri, leher, atau
nekrotik dengan menurunkan beban kerja jantung. (2) Terjadi mual dan
5
cemas disertai perasaan mendekati kematian sering terjadi, mungkin
COP turun
Intoleransi Kegagalan pompa
aktivitas jantung
Gangguan perfusi
jaringan
Gagal
jantung
jantung.
10
presentasi dapat berupa depresi segmen ST, inversi gelombang T,
pasien dipantau selama 12-24 jam. EKG diulang tiap 6 jam dan setiap
11
gangguan hantaran aterioventrikuler, sinus takikardia, kontraksi
aneurisma ventrikel.
dimulai ketika pasien masih dirawat inap dan berlanjut selama proses
fase I (rawat inap), fase II (segera setelah rawat jalan), fase III
setelah kondisi klinis stabil. Kriteria stabil yaitu apabila tidak ada
episode baru atau berulang nyeri dada selama 8 jam, tidak ada
12
tanda baru gagal jantung dekompensata, serta tidak ada perubahan
kekuatan, mintalah pasien duduk beberapa saat pada sisi tempat tidur
denyut jantung tidak boleh meningkat lebih dari 25% di atas kadar
atas normal.
13
Selama fase I, edukasi pasien dan keluarga mengenai pentingnya
mengizinkan pasien menjadi aktif lagi akan memicu serangan IMA dan
Fase II (segera setelah rawat jalan). Sebuah tim pada suatu fasilitas
perawat untuk mengawasi status fisiologi, latihan, serta diet tiap dua
interval 15 detik.
14
2. Pengkajian
Masing- masing gejala harus dievaluasi waktu dan durasinya serta faktor
a. Anamnesis
pasien.
b. Keluhan Utama
pingsan.
terjadi pada waktu yang sama setiap hari? Berapa sering nyeri
tersebut muncul?
15
Quality: Pengkajian terhadap karakteristik nyeri yang lazim
jenis nyeri, pola nyeri, serta jenis intervensi yang dapat memberikan
tidak nyaman.
obatan yang biasa diminum oleh pasien pada masa lalu yang masih
relevan.
e. Riwayat Keluarga
16
Perawat menanyakan situasi tempat bekerja dan lingkungannya.
sudah berapa lama, berapa batang per hari, dan jenis rokok.
g. Psikologis
h. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien terdiri atas keadaan umum dan B1- B6.
pusat.
17
B2 (Bleeding): Pemeriksaan B2 yang dilakukan dapat melalui
menggeliat.
adanya oliguria pada pasien IMA karena merupakan tanda awal dari
syok kardiogenik.
18
i. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Elektrokardiogram
waktu tertentu.
yang terkena. Bagi pria usia >40 tahun, STEMI ditegakkan jika
19
segmen ST, inversi gelombang T, gelombang T yang datar atau
(Tedjasukmana, 2010).
2) Pemeriksaan Laboratorium
20
31
IMA.
dari IMA dan tidak terpengaruh penyakit atau cedera pada otot
lain kecuali otot jantung. Peninggian ini akan tetap ada selama 5
hingga 7 hari.
3. Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai
kapiler
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Dispnea
21
31
takikardia, pH arteri meningkat/menurun, bunyi nafas
tambahan
Kriteria minor :
menurun.
ventilasi adekuat
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektf : Dipsnea
Kriteria minor :
1) Subjektif : Ortopnea
22
32
perubahan kontraktilitas
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Lelah
Kriteria minor :
1) Subjektif : -
bulan.
23
24
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
Kriteria minor :
1) Subjektif : -
e. Hipervolemia (D.0022)
dan/atau intraseluler.
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
dyspnea (PND)
24
25
Kriteria minor :
1) Subjektif : -
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : -
Kriteria minor :
intermiten)
34
26
sehari-hari
Penyebab : kelemahan
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
istirahat
Kriteria minor :
h. Ansietas (D.0080)
Kriteria mayor :
Kriteria minor :
tidak berdaya
4. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala bentuk treatment yang
klinis untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan (Tim Pokja SIKI
5. Pelaksanaan
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses
6. Evaluasi
(Padila, 2012).
31
42
32
42
A. Pengkajian
1) Identitas pasien
Nama : Ny.N
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Alamat : Sedati Sidoarjo
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Suku bangsa : Jawa Timur
Tanggal masuk : 20 April 2021
Tanggal pengkajian : 20 April 2021
Waktu : 09.00 WIB
Diagnose medis : IMA
B. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Nyeri Dada dan sulit untuk bernafas
2) Riwayat kesehatan sekarang
Sehari sebelum masuk RS pasien mengeluh sesak nafas dan dada terasa nyeri, Pasien
segera dibawa ke RS.
3) Riwayat penyakit dahulu
sebelumnya pasien pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DM.
4) Riwayat penyakit keluarga
Ayah Pasien dahulunya meninggal dunia karena sakit jantung
33
42
D.Analisa Data
Kemungkinan
Data Masalah
Penyebab
DS: klien mengeluh Pola Nafas tidak
sesak nafas Aterosklerosis/ efektif b.d sesak nafas
trombosis/ Kontriksi
DO: klien tampak sesak, arteri koronaria
RR: 30x/ mnt, SpO2
95%, diberi O2 8lpm
dengan masker, Aliran darah ke jantung
pernafasan dangkal menurun
Suplai dan
kebutuhan oksigen ke
jantung tidak seimbang
Ds : Pasien mengatakan Suplai dan Nyeri akut b.d gen
nyeri kebutuhan oksigen ke
pencedera fisiologis
Do : klien tampak jantung tidak seimbang
kesakitan, wajah Iskemia
menyeringai, pasiewn
menggeliat, skala nyeri 8 Sulai oksigen ke
miokard turun
Metabolisme an aerob
Penumpukan asam
laktat
Nyeri
34
42
35
42
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tanggal Jam Implementasi Paraf /Nama
Keperawatan
Memberikan oksigen 8
LPM
36
42
EVALUASI
Pola nafas tidak efektif Minggu,21 10:00 S : Pasien mengatakan sesak berkurang
b.d sesak April 2021 Tingkat kenyamanan terpenuhi
O : TTV dalam batas normal
S :37°C TD:110/80
RR :24x/m
N : 88x/m
SpO2 : 99 %
Klien merasa lebih nyaman
A : Masalah teratasi sebagian :
Klien mengatakan sesak berkurang
Klien merasa agak nyaman
P : Intervensi dilanjutkan :
Kaji secara berkala keadaan pola nafas
Pantau ttv pasien
Ingatkan kembali pasien untuk
memantau aktifitas
Nyeri akut b.d gen Minggu,21 17.50 S: Pasien mengatakan nyeri berkurang,
pencedera fisiologis April 2021 tingkat kenyamanan terpenuhi
Iskemia O : Skala nyeri 4
A : Masalah teratasi sebagian : klien
mengatakan nyeri berkurang, klien
merasa agak nyaman.
P : Intervensi dilanjutkan :
Kaji terus lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas dan
skala nyeri
Ingatkan kembali pasien untuk
melakukan teknik nonfarmakologi
bila nyeri kembali dirasakan
Lanjutkan pemberian obat sesuai advis
dokter.
37
42
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
dini pada pasien pasca IMA memberikan respon yang berbeda diantara
kedua pasien. Pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien pertama bisa dicapai
tercapai.
B. Saran
Bagi Pasien
Bagi Perawat
Perawat selalu memantau kondisi pasien pasca IMA. Hal ini supaya
secara langsung.
39
42
DAFTAR PUSTAKA
40