Anda di halaman 1dari 25

WORKSHOP EKSPANSI LAYANAN SEHATI TAHAP 3

8 MARET 2021
SeHATI
SeHATI (Strategi Hilang dan Tautkan Kembali) merupakan sebuah strategi
yang berfokus pada pasien yang bertujuan untuk memastikan setiap pasien
yang tidak akses ke layanan PDP mendapatkan intervensi di setiap fase
perawatan dan pengobatannya sehingga dapat meningkatkan angka retensi
pasien di layanan perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP) HIV.
Tujuan:
- Memastikan terdapat pertemuan rutin bulanan terkait retensi pasien yang
melibatkan petugas layanan dan komunitas.
- Memastikan setiap pasien yang tidak berkunjung ke layanan PDP
mendapatkan intervensi.
- Memperbaiki angka retensi perawatan dan pengobatan HIV.
SOP SeHATI
SOP ini menjelaskan strategi SeHATI
untuk melakukan penelusuran terhadap:
1. Pasien yang belum
inisiasi/memulai ART (pra-ART)
Pertemuan bulanan SeHATI: 2. Pasien yang melewatkan jadwal
1. Diinisiasi oleh PJ HIV di layanan kunjungan (miss-
2. Melibatkan Tim SeHATI yang appointments/MA)
terdiri dari: SOP SOP
SeHATI
3. Pasien Lost to Follow Up (LTFU)
1. Tim PDP (PJ HIV, dokter, Pertemuan Penelusuran
perawat, konselor, dan bulanan
RR)
2. Petugas pendamping dan
petugas penelusur
3. Tim SeHATI mendiskusikan
capaian layanan dan
mengidentifikasi daftar pasien
yang harus ditelusuri.
4. Menggunakan SeHATI Database
(untuk pencatatan oleh LSM) dan
ARK (pencatatan oleh Layanan)
sebagai alat bantu → mendorong
layanan untuk input dan
memperbaharui data sesering
mungkin.
SOP Pelacakan MA dan LTFU Puskesmas
Jatinegara
KUMULATIF HASIL PENELUSURAN SEHATI JAKARTA TIMUR
PERIODE FEBRUARI 2020 S/D JUNI 2021
Penelusuran Teridentifikasi Tidak ditemukan Belum bersedia
Bersedia tapi tidak datang Terapi kembali Meninggal Rujuk keluar

776

93
1,833 62
176
98
1,055
626

TOTAL PENELUSURAN HASIL PENELUSURAN HASIL TERIDENTIFIKASI

Sumber : ARK 6.0 update tarikan data tgl 6 Juli 2021


Terminologi
• Missed appointment (MA) adalah keadaan dimana pasien
melewatkan jadwal kunjungan pengambilan ARV di layanan PDP sejak
1 hari sampai dengan 28 hari sejak kunjungan yang dijadwalkan.
• Lost to follow up (LTFU) adalah pasien yang tidak mengunjungi
layanan PDP ≥ 1 bulan sejak kunjungan terakhir pengambilan obat
atau yang dinyatakan ‘Alpa’ ≥ 1 bulan oleh layanan.*
• Pasien prioritas adalah pasien yang belum inisiasi/memulai ART,
pasien yang hasil VL terakhir tidak tersupresi, Ibu hamil dan anak-
anak.**
*Definisi LTFU berbeda dengan yang selama ini diketahui, untuk menyederhanakan istilah pasien lost oleh karena di ARK menu Penelusuran, analisa
pasien alpa dan LTFU tidak dibedakan.
**Kategori pasien prioritas digunakan hanya bila jumlah pasien yang harus ditelusuri sangat banyak melebih kapasitas dan kemampuan layanan dan LSM.
Terminologi
• Petugas pendamping adalah petugas yang pada umumnya berasal
dari LSM dan/atau kader Fasyankes yang berperan mendampingi
pasien dalam proses perawatan dan pengobatan yang sudah disetujui
baik oleh pasien dan layanan PDP.
• Petugas penelusur adalah petugas yang berasal dari LSM yang
ditugaskan oleh Fasyankes untuk melakukan penelusuran pasien.
Pertemuan Bulanan SeHATI
Pertemuan Bulanan SeHATI
Prosedur
1.1 Persiapan
1. PJ HIV membuat jadwal pertemuan bulanan setiap bulan yang
bertempat di Fasyankes ‘atau secara virtual’. Koordinasi dilakukan di
setiap minggu pertama bulan berjalan dengan dibantu oleh petugas
RRO (fasilitator acara) dari JIP (Jaringan Indonesia Positif).
2. PJ HIV membuat undangan dengan mengundang Tim PDP, petugas
pendamping dan petugas penelusur LSM, serta Sudinkes wilayah
setempat.

Keterangan:
Tulisan berwarna merah sebagai tambahan atau adaptasi dari SOP sesuai konteks.
Prosedur Persiapan Terkait Jadwal dan Undangan
Pertemuan Bulanan Sehati

1 2 3

Layanan membuat jadwal pertemuan Koordinasi dilakukan disetiap minggu PJ HIV membuat undangan
setiap bulan yang bertempat di pertama bulan berjalan dibantu oleh dengan mengundang Tim PDP,
fasyankes atau secara virtual. petugas RRO JIP. petugas pendamping dan LSM serta Sudinkes
wilayah setempat.

Koordinasi antara layanan dan Tanggal pertemuan ditentukan oleh • Tim inti SeHATI adalah petugas PDP
penelusur LSM dilakukan via grup WA layanan dan dipastikan jeda waktu layanan dan LSM yang terlibat aktif
SeHATI. cukup dengan pertemuan penelusuran, bila LSM tidak aktif
sebelumnya agar waktu penelusuran sebaiknya tidak dilibatkan.
optimal. • Sudinkes tidak wajib untuk hadir dalam
pertemuan bulanan di tingkat
Fasyankes, dengan melakukan evaluasi
melalui pertemuan kuartal dan validasi
data penelusuran ARK.
Prosedur
3. H-1 sebelum pertemuan bulanan berlangsung, RR menggunakan ARK
untuk menghasilkan:
1. Daftar pasien yang belum inisiasi ART, pasien yang melewatkan jadwal
kunjungan, pasien LTFU selama 2 tahun terakhir (sejak 1 Januari 2018), melalui
fitur List Penelusuran.
2. RR memastikan daftar pasien untuk ditelusuri sudah sesuai dengan yang
tercatat di rekam medis pasien dengan terutama mencocokkan kelengkapan
nomor telepon dan alamat.
4. H-1 sebelum pertemuan, RR memproses Dashboard Penelusuran
melalui ARK dan diekspor ke bentuk PPT untuk dipresentasikan saat
pertemuan bulanan.
Prosedur
1.2 Pelaksanaan
1. Minimal peserta pertemuan evaluasi yang hadir adalah:
1. Layanan (PJ HIV dan RR)
2. Petugas Pendamping
3. Petugas Penelusur
2. Petugas LSM (Fasilitator JIP) memaparkan hasil penelusuran LSM menggunakan SeHATI database
3. PJ HIV memberikan paparan:
1. PPT Test and Treat bulan sebelumnya
2. Dashboard Penelusuran
4. RR memaparkan daftar pasien List Penelusuran yang perlu ditelusuri saat pertemuan.
5. Tim PDP dan LSM berdiskusi terkait daftar pasien yang perlu ditelusuri dengan melihat
kelengkapan informasi data (Nama, Nomor Telepon, dan Alamat Lengkap Rumah/hotspot).

Keterangan:
Tulisan berwarna merah sebagai tambahan atau adaptasi dari SOP sesuai konteks.
Prosedur
6. PJ HIV membagi daftar pasien untuk ditelusuri ke petugas
pendamping dan petugas penelusur dengan mempertimbangkan
apakah pasien sudah pernah didampingi atau belum.
7. PJ HIV memastikan agar seluruh pertemuan tercatat dalam notulen
singkat Notulensi Pertemuan Bulanan SeHATI. Dokumentasi kegiatan
dan pencatatan RTL akan dibantu oleh fasilitator JIP dan akan
disertakan dalam sistim SeHATI database.

Keterangan:
Tulisan berwarna merah sebagai tambahan atau adaptasi dari SOP sesuai konteks.
SOP Penelusuran SeHATI
Prosedur penelusuran oleh layanan PDP dan petugas pendamping/penelusur
6.1 Setiap Kunjungan Pasien
1. Dokter/Perawat/Konselor meminta nomor telpon dan alamat
rumah pasien di setiap kunjungan pasien ke layanan, dan pastikan
nomor telepon aktif dengan misscall.
2. RR memperbaharui inputan kelengkapan data telpon dan alamat
pasien di register ART setiap bulannya.
3. Dokter/Perawat/Konselor meminta persetujuan pendampingan dan
penelusuran kepada pasien baru dan pasien aktif atau yang datang
berkunjung. (Lihat Draft formulir Persetujuan)

Keterangan:
Strategi di atas untuk antisipasi bila pasien tersebut melewatkan jadwal kunjungan di waktu mendatang.
• Lembar Persetujuan dapat
diadopsi dan diadaptasi
sesuai konteks layanan
masing-masing.
• Lembar Persetujuan
bertujuan agar pasien
mendapatkan informasi
terkait mekanisme
penelusuran yang akan
dilakukan oleh tim layanan
termasuk LSM bila pasien
melewatkan jadwal
kunjungan tanpa informasi.
6.2 Proses
Penelusuran
• Layanan pesan singkat 1x,
tunggu balasan pada hari itu.
SMS/Whatsapp
• Pastikan nomor aktif.

• Bila SMS gagal, lanjut Telepon


maksimal keesokan harinya.
Telepon • Maksimal 3x di hari dan waktu
yang berbeda dalam waktu 3
hari.

Catatan: • Maksimal 2x di hari dan waktu


Penelusuran dilakukan s/d tahap maksimal yaitu
Kunjungan yang berbeda
kunjungan rumah. Bila data kontak pasien hanya rumah • Petugas diberi waktu 3x24 jam
berupa nomor telpon, maka penelusuran maksimal hari kerja untuk kunjungan
adalah melalui telpon.
6.4 dan 6.5
Tata cara telepon dan kunjungan rumah bagi LSM:
1. Pelajari data pasien
2. Selalu pastikan hanya membuka informasi kepada pasien, bukan
keluarga/tetangga/orang lain.
3. Petugas perkenalkan diri sebagai petugas dari Puskesmas, tanpa bilang
Poli HIV. (Layanan membuatkan surat tugas untuk LSM)
4. Pastikan meminta ijin kepada pasien.
5. Berikan informasi:
1. Pasien melewatkan jadwal kunjungan
2. Tanyakan kendala pasien untuk berobat
3. Berikan info manfaat minum obat segera dan patuh berobat
4. Tawarkan pendampingan untuk kembali akses layanan
5. Buat jadwal ke layanan maksimal dalam waktu 3 hari kerja
6. Rujuk keluar dan prosedurnya
Catatan: Petugas LSM akan melakukan pencatatan melalui SeHATI database secara real
time, dan hasil akan bisa diakses oleh layanan terkait dan Sudinkes.
Contoh surat tugas LSM

Catatan:
- Surat tugas dapat digunakan
LSM untuk menunjukkan bukti
penugasannya sebagai bagian
dari tim PDP kepada pasien.
- Surat tugas tidak memuat
informasi apapun tentang HIV.
Siapa yang
menelusuri?
• PJ HIV yang memegang otoritas
dalam menentukan petugas
penelusuran
• Petugas penelusur ditentukan
PJ HIV

dengan mempertimbangkan
petugas yang sedang/pernah
Petugas Layanan PDP
Petugas
pendamping/penelusur
mendampingi pasien.
• Saat ini ada petugas penelusur
JIP yang khusus ditugaskan
untuk menelusur. (materi
selanjutnya)
Kapan pasien
ditelusuri?
1. Bagi pasien yang belum inisiasi penelusuran dimulai segera
mungkin. Dorong pasien memulai ART <7 hari setelah diagnosis.
2. Pasien yang melewatkan jadwal kunjungan (MA/missed
appointments), penelusuran dimulai sejak hari ke-8 melewatkan
kunjungan.
3. Pasien LTFU, pasien segera ditelusuri saat terdapat namanya di list
penelusuran.
4. Pasien yang sudah pernah ditelusuri dan hasilnya tidak ditemukan
tidak lagi menjadi prioritas untuk penelusuran, kecuali terdapat
data kontak terbaru.
Tindak Lanjut Penelusuran
• Pasien yang menolak/belum bersedia tetap dapat ditelusuri dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan khusus dan berkoordinasi erat antara
layanan dan LSM.
• Bila pasien bersedia kembali, LSM memastikan pasien berkunjung ke layanan
dalam 3x24 jam kerja setelah pasien memberikan konfirmasi. Bila pasien tidak
berhasil datang, lanjutkan ke tahapan penelusuran selanjutnya (contoh. Telepon
→ Kunjungan Rumah).
• Pasien yang ditelusuri dan tidak ditemukan setelah upaya penelusuran maksimal
dilakukan tidak lagi menjadi prioritas untuk ditelusuri, tetapi akan tetap masuk
namanya di list penelusuran ARK dengan keterangan ‘tidak ditemukan’.
• Pasien yang ditemukan pindah layanan atau ingin RK: layanan memastikan
prosedur Rujuk Keluar secara administratif dilakukan dengan berkoordinasi
dengan layanan yang baru.
• Kategori Inaktif: Merupakan kumpulan pasien yang sudah ditelusuri dan tidak
ditemukan. Kategori ini akan muncul di Dashboard Penelusuran sebagai pasien
inaktif. → rincian dijelaskan di paparan ARK.
Hasil Penelusuran
1. Tidak Ditemukan (HP Tidak aktif, alamat tidak
sesuai) Tujuan dilakukan penelusuran
2. Ditemukan: bukan hanya membawa
a. Hidup (Penawaran Pendampingan): pasien Kembali ke pengobatan
a. Bersedia kembali ke layanan dan terapi kembali ARV, tetapi mengidentifikasi
sejumlah pasien yang
b. Bersedia kembali tetapi tidak kunjung datang ke layanan
meninggal, rujuk keluar,
c. Menolak/belum bersedia terapi kembali menolak dan tidak lagi bisa
b. Meninggal ditemukan.
c. Sudah atau ingin pindah pengobatan di Fasyankes
lain

Catatan! Petugas penelusur harus selalu menyertakan bukti berupa foto bersama pasien,
foto/share location lokasi/rumah yang ditemukan, foto kartu berobat ditempat lain,
foto/salinan surat kematian → SEMUA HARUS DENGAN IJIN TANPA MEMBUKA STATUS HIV
PASIEN KEPADA ORANG LAIN

Anda mungkin juga menyukai