PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia akan berakhir ketika Malaikat Izroil datang
untuk mencabut nyawa manusia. Mati adalah akhir dari kehidupan
manusia didunia, tapi kematian itu merupakan titik pangkal kehidupan
manusia diakherat. Kehidupan didunia itu ibarat orang mencari bekal
untuk kehidupan yang lebih lama dan kekal. Manusia tidak akan pernah
mengerti hakekat kehidupan jika ia tidak mau mengingat arti dan hakekat
kematian. Allah berfirman “Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan
mati” (Q:S Ali-Imran 185). Berdasarkan firman allah ini telah jelas
bahwa manusia pasti akan menghadapi kematian kapanpun, dimanapun
dan dalam keadaan apapun. Orang yang pintar adalah orang yang bisa
mengingat mati dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengingat
kematian manusia akan lebih bijak dan berhati-hati dalam menungkatkan
keimanan dan ketawaan pada Allah SWT. Rosulluloh SAW bersabda
”banyak-banyaklah mengingat mati sebab mengingat mati itu
menhapuskan dosa dan mengkikis ambisi seseorang terhadap dunia serta
cukuplah mati sebagai pemberi paeringatan” (H.R Bukhori Muslim).
Keutamaan mengingat mati akan menghilangkan kenikmatan
kehidupan didunia. Dengan mengingat maut dengan sendirinya akan
menimbulkan ketidak senangan terhadap dunia yang sarat dengan tipu
daya dan mendorong manusia untuk melakukan persiapan bagi
kehidupan di akherat. Sedangkan kelalaian terhadap maut akan
mendorong manusia untuk tenggelam dalam nafsu duniawi. Rosulluloh
SAW bersabda ”kematian adalah hadiah yang sangat berharga bagi orang
yang beriman”. (HR Muslim). Dunia ibarat sebuah penjara bagi orang
yang beriman artinya ia akan terus menerus berada dalam situasi dan
kondisi yang sulit akan menyiksa jiwanya karna perjuanganya dan
penolakannya terhadap nafsunya sendiri. Kematian adalah keterbebasan
jiwa dan menjadi yang tak ternilai (Al-Ghozali, 2000:27)
BAB II
PEMBAHASAN
Firman Allah :
3. Mengkafani jenazah.
Setelah usai memandikan jenazah, maka diwajibkan
mengkafaninya. Kafan yang digunakan utuk membungkus jenazah
hendaklah mencukupi untuk menutup seluruh tubuhnya. Mengkafani
jenazah dilakukan dengan cara: dianjurkan mengkafani dengan 3 helai
kain kafan yang berwarna putih bagi jenazah laki-laki, dan 5 helai
kain kafan untuk jenazah perempuan. Kain kafan tersebut dibubuhi
wewangian kemudian membalut jenazah dengan kain kafan tersebut.
Pada lapis yang pertama dibubuhi wewangian khusus,
kemudian letakkan jenazah diatas kafan tersebut dalam posisi
terlentang. Lalu letakkan kapas yang telah dibubuhi wewangian pada
selakangan jenazah. Hendaklah menyediakan kain yang telah dibubuhi
kapas untuk menutupi aurat jenazah dengan melilitkannya (seperti
popok) kemudian hendaklah membubuhi wewangian pada lekuk
wajah jenazah. Kemudian lembaran pertama dilipat dari sebelah kanan
terlebih dahulu, menyusul lembaran kedua dan ketiga seperti halnya
lembaran yang pertama. Kemudian menambatkan tali-tali pengikatnya
صلواعلى موتاكم
Artinya:
Sholatilah oranng yang meninggal dunia diantaramu. (HR.Ibnu
Majah dari Jabir bin Abdillah)
Sholat jenazah mempunyai rukun-rukun yang apabila salah satu
diantaranya tidak dipenuhi maka ia batal dan tiadak dianggap sah
oleh syarak. Diantara rukun menyalatkan jenazah sebagai berikut:
1) Berniat menyalatkan jenazah
sebelum menyalatkan jenazah, hendaklah wudlu terlebih
dahulu seperti sholat biasa. Kemudian, berniat hendak
menyolatkan jenazah.
اللهم اغفرله وارحمه وعللافه واعللف عنلله واكرمنزللله ووسللع مللدخله واغسللله
بماءوثللللج وبردونقللله ملللن الخطاياكملللاينقى الثلللوب البيلللض ملللن اللللدنس
وابدلهداراخيرامن داره واهلخيرامن اهله وقه فتنة القبروعذاب النار.
Artinya :
Ya Allah, ampunilah dia, berilah dia rahmad dan
kesejahteraan, maafkanlah dia, hormatilah kedatangannya,
Artinya :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan