Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan manusia akan berakhir ketika Malaikat Izroil datang
untuk mencabut nyawa manusia. Mati adalah akhir dari kehidupan
manusia didunia, tapi kematian itu merupakan titik pangkal kehidupan
manusia diakherat. Kehidupan didunia itu ibarat orang mencari bekal
untuk kehidupan yang lebih lama dan kekal. Manusia tidak akan pernah
mengerti hakekat kehidupan jika ia tidak mau mengingat arti dan hakekat
kematian. Allah berfirman “Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan
mati” (Q:S Ali-Imran 185). Berdasarkan firman allah ini telah jelas
bahwa manusia pasti akan menghadapi kematian kapanpun, dimanapun
dan dalam keadaan apapun. Orang yang pintar adalah orang yang bisa
mengingat mati dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengingat
kematian manusia akan lebih bijak dan berhati-hati dalam menungkatkan
keimanan dan ketawaan pada Allah SWT. Rosulluloh SAW bersabda
”banyak-banyaklah mengingat mati sebab mengingat mati itu
menhapuskan dosa dan mengkikis ambisi seseorang terhadap dunia serta
cukuplah mati sebagai pemberi paeringatan” (H.R Bukhori Muslim).
Keutamaan mengingat mati akan menghilangkan kenikmatan
kehidupan didunia. Dengan mengingat maut dengan sendirinya akan
menimbulkan ketidak senangan terhadap dunia yang sarat dengan tipu
daya dan mendorong manusia untuk melakukan persiapan bagi
kehidupan di akherat. Sedangkan kelalaian terhadap maut akan
mendorong manusia untuk tenggelam dalam nafsu duniawi. Rosulluloh
SAW bersabda ”kematian adalah hadiah yang sangat berharga bagi orang
yang beriman”. (HR Muslim). Dunia ibarat sebuah penjara bagi orang
yang beriman artinya ia akan terus menerus berada dalam situasi dan
kondisi yang sulit akan menyiksa jiwanya karna perjuanganya dan
penolakannya terhadap nafsunya sendiri. Kematian adalah keterbebasan
jiwa dan menjadi yang tak ternilai (Al-Ghozali, 2000:27)

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 1


Allah SWT berfirman ”Dimana saja kamu berada kematian akan
mendapatkan kamu kendati pun kamu berada dalam benteng yang tinggi
dan kokoh”. (Q.S An-Nisa:78). Jika ditinjau dari firman Allah SWT ini
maka kematian sesorang tempatnya hanya allah yang tau dan dimanapun
manusia berada walaupun ia akan lari dari kematian pasti allah akan tetap
mencabut nyawa manusia tersebut. Mati tidak mengenal batas usia dan
tempat. Manusia harus siap jika ajal menjemput.
Manusia dalam keadaan rugi ketika dalam kehidupannya hanya
menyibukkan dengan urusan dunia tanpa menyiapkan bekal yang cukup
untuk kehidupan yang abadi diakherat kelak. Diharapakan dengan
mengingat kematian diharapkan manusia akan mengerti hakekat
kehidupan, dengan demikian dalam kehidupan sehari-hari akan selalu
mendekatkan diri pada Allah SWT dengan iman dan taqwa yang
istiqomah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang menjadi dasar dalam Al- Quran dan Al-Hadist agar
manusia dapat memahami arti kematian?
2. Bagaiman etika menghadapi kematian?
3. Bagaimana tata cara merawat jenazah?

BAB II

PEMBAHASAN

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 2


A. Kematian menurut dalam Pandangan ISLAM
Islam memberikan ajaran bahwa semua yang hidup pasti akan
menemui ajal atau kematian. Kematian tidak akan bisa dicegah dan
dielakkan. Umur seseorang ada yang dipanjangkan dan sebaliknya
dipendekkan. Bahkan, panjang atau pendek umur seseorang berada pada
wilayah takdir Allah. Tidak akan ada seorangpun yang mengetahui tentang
kepastian umur itu.
Oleh karena itulah,seorang muslim tatkala mendengar berita
kematian, maka dianjurkan untuk segera mengucapkan inna lillahi wa inna
ilaihi roojiuun, atau bahwa sesuangguhnya semua itu adalah milik Allah
dan akan kembali kepada-Nya. Kematian seharusnya dianggap sebagai
sesuatu yang lazim. Semua makhluk berasal dari Allah, dan pada saatnya
akan kembali. Seseorang yang menemui ajalnya, maka artinya, ia telah
kembali ke asalnya, yaitu Dzat Yang Maha Pencipta.
Menurut agama Islam, seseorang yang menemui ajalnya atau
mati dianggap tidak masalah. Peritiwa itu adalah lazim terjadi, atau hal
biasa, dan bahkan harus terjadi. Seseorang yang meninggal dunia dalam
keadalaan muslim dianggap tidak ada masalah yang perlu dikhawatirkan
atau ditakutkan. Kematian itu baru melahirkan masalah, manakala
seseorang tatkala meninggal dunia tersebut dalam keadaan tidak sebagai
seorang yang beriman.
Seseorang yang meninggal dunia dalam keadaan beriman, maka
dijanjikan oleh Allah akan ditempatkan pada tempat yang mulia. Peristiwa
kematian hanya dimaknai sebatas berpindah tempat, yaitu dari kehidupan
di dunia kemudian beralih ke alam kubur dan berlanjut ke alam yang lebih
kekal, yaitu akherat. Bagi siapapun, yang beriman dan bertaqwa,
dijanjikan oleh Allah akan mendapatkan kebahagiaan yang tidak terputus-
putus. Oleh karena itu, kematian tidak perlu dianggap menjadi sebuah
persoalan.

Firman Allah :

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 3


"Katakanlah: Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-
orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke
tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji
apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam
hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-
orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang
para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):
“Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang
sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah
(perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan
diri terhadap ayat-ayat-Nya." (QS Al-An’am 6:93)"
(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam
keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah
diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu
kejahatan pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu-pintu
neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat
orang-orang yang menyombongkan diri itu." (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)
B. Etika meghadapi kematian

1. Kematian Adalah Kepastian


Betapa banyak berita kematian yang sampai di telinga kita,
mungkin mengkhabarkan bahwa tetangga kita, kerabat kita, saudara
kita atau teman kita telah meninggal dunia, menghadap Allah Ta’ala.
Akan tetapi betapa sedikit dari diri kita yang mampu mengambil
pelajaran dari kenyataan tersebut. Saudaraku, kita tidak memungkiri
bahwa datangnya kematian itu adalah pasti. Tidak ada manusia yang
hidup abadi. Realita telah membuktikannya. Allah Ta’ala telah
berfirman.
“Setiap jiwa pasti akan mengalami kematian, dan kelak pada
hari kiamat saja lah balasan atas pahalamu akan disempurnakan,

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 4


barang siapa yang dijauhkan oleh Allah Ta’ala dari neraka dan
dimasukkan oleh Allah Ta’ala ke dalam surga, sungguh dia adalah
orang yang beruntung (sukses).” (QS. Ali Imran : 185)
Allah Ta’ala juga telah berfirman,
“Katakanlah (wahai Muhammad) sesungguhnya kematian
yang kalian lari darinya pasti akan mendatangi kalian, kemudian
kalian akan dikembalikan kepada Dzat Yang Maha Mengetahui apa
yang tersembunyi dan apa yang nampak, kemudian Allah Ta’ala akan
memberitahukan kepada kalian setiap amalan yang dahulu kalian
pernah kerjakan.” (QS. Al Jumu’ah : 8)
Saudaraku, kematian itu milik setiap manusia. Semuanya akan
menjumpai kematian pada saatnya. Entah di belahan bumi mana kah
manusia itu berada, entah bagaimanapun keadaanya, laki-laki atau
perempuan kah, kaya atau miskin kah, tua atau muda kah, semuanya
akan mati jika sudah tiba saatnya. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan bagi tiap-tiap jiwa sudah ditetapkan waktu
(kematiannya), jika telah tiba waktu kematian, tidak akan bisa mereka
mengundurkannya ataupun mempercepat, meskipun hanya sesaat”
(QS. Al A’raf :34)
Saudaraku, silakan berlindung di tempat manapun, tempat yang
sekiranya adalah tempat paling aman menjadi persembunyian.
Mungkin kita bisa lari dari kejaran musuh, selamat dari kejaran
binatang buas, lolos dari kepungan bencana alam. Namun, kematian itu
tetap akan menjemput diri kita, jika Allah Ta’ala sudah menetapkan.
Allah Ta’alaberfirman,
“Dan dimanapun kalian berada, niscaya kematian itu akan
mendatangi kalian, meskipun kalian berlindung di balik benteng yang
sangat kokoh.” (QS. An Nisa : 78)
2. Kematian Adalah Rahasia Sang Pencipta
Kematian manusia sudah Allah Ta’ala tetapkan atas setiap
hamba-Nya sejak awal penciptaan manusia. Rasulullahshallallahu

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 5


‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya proses penciptaan
manusia di dalam perut ibu, berlangsung selama 40 hari dalam bentuk
air mani, kemudian menjadi segumpal darah yang menggantung
selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging selama 40 hari
juga. Kemudian Allah mengutus seorang malaikat untuk meniupkan
ruh pada janin tersebut, dan diperintahkan untuk mencatat empat
ketetapan : rezekinya, kematiannya, amalannya, dan akhir
kehidupannya, menjadi orang bahagia ataukah orang yang celaka….”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Allah Ta’ala telah berfirman,
“Sesungguhnya di sisi Allah sajalah pengetahuan tentang
(kapankah) datangnya hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan air
hujan, dan Dia lah yang mengetahui tentang apa yang ada di dalam
rahim, dan tidak ada seorang pun yang mengetahui (dengan pasti)
apa yang akan dia kerjakan esok hari, dan tidak ada seorang pun
yang mengetahui di bumi manakah dia akan mati..” (QS. Luqman :
34)
Saudaraku, jika kita tidak tahu di bumi manakah kita akan mati,
di waktu kapan kah kita akan meninggal, dan dengan cara apakah kita
akan mengakhiri kehidupan dunia ini, masih kah kita merasa aman dari
intaian kematian…? Siapa yang bisa menjamin bahwa kita bisa
menghirup segarnya udara pagi esok hari…? Siapa yang bisa
menjamin kita bisa tertawa esok hari…? Atau…. siapa tahu sebentar
lagi giliran kematian Anda wahai Saudaraku…

Di manakah saudara-saudara kita yang telah meninggal saat


ini…? Yang beberapa waktu silam masih sempat tertawa dan bercanda
bersama kita… Saat ini mereka sendiri di tengah gelapnya himpitan
kuburan… Berbahagialah mereka yang meninggal dengan membawa
amalan sholeh… dan sungguh celaka mereka yang meninggal dengan
membawa dosa dan kemaksiatan…

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 6


3. Faidah Mengingat Kematian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan dunia”.
Kemudian para shahabat bertanya. “Wahai Rasulullah apakah itu
pemutus kelezatan dunia?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab, “Kematian” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul
Iman, hadits dari shahabat Abu Hurairah)
Ad Daqaaq rahimahullahu mengatakan, “Barangsiapa yang
banyak mengingat kematian, maka akan dianugerahi oleh Allah tiga
keutamaan, [1] bersegera dalam bertaubat, [2] giat dan semangat dalam
beribadah kepada Allah, [3] rasaqana’ah dalam hati (menerima setiap
pemberian Allah)” (Al Qiyamah Ash Shugra, Syaikh Dr. Umar
Sulaiman Al Asyqar)
4. Bersegera dalam Bertaubat
Sudah dapat dipastikan bahwa manusia adalah makhluk yang
banyak dosa dan kemaksiatan. Seorang manusia yang banyak
mengingat kematian, dirinya sadar bahwa kematian senantiasa
mengintai. Dia tidak ingin menghadap AllahTa’ala dengan membawa
setumpuk dosa yang akan mendatangkan kemurkaan Allah Ta’ala. Dia
akan sesegera mungkin bertaubat atas dosa dan kesalahannya, kembali
kepada Allah Ta’ala. Allah telah berfirman,
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah bagi orang-
orang yang mengerjakan keburukan dikarenakan kebodohannya,
kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang
diterima taubatnya oleh Allah, dan Allah Maha Mengetahui dan Maha
Bijaksana” (QS. An Nisa : 17)
Maksud dari berbuat keburukan karena kebodohan dalam ayat
di atas, bukanlah kebodohan seorang yang tidak mengetahui sama
sekali bahwa apa yang dia kerjakan merupakan sebuah keburukan.
Orang yang berbuat buruk dan tidak mengetahui sama sekali tidak
akan dihukum oleh Allah. Akan tetapi yang dimaksud kebodohan di

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 7


sini adalah seseorang yang mengetahui bahwa apa yang dia lakukan
adalah keburukan, namun dia tetap saja melakukannya lantaran dirinya
dikuasai oleh hawa nafsu. Inilah makna kebodohan dalam ayat di atas.
(Syarah Qowaidul Arba’ Syaikh Sholeh Fauzan).
Allah Ta’ala berfirman, “Dan bersegeralah menuju ampunan
dari Rabb kalian dan menuju surga yang luasnya seluas langit dan
bumi, yang telah dipersiapkan (oleh Allah) bagi orang-orang ynag
bertaqwa” (QS. Ali Imran : 133)
5. Giat dan Semangat dalam Beribadah kepada Allah
Seorang yang banyak mengingat kematian, akan senantiasa
memanfaatkan waktunya untuk beribadah kepada AllahTa’ala. Suatu
ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada
Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, “Jadilah engkau di dunia
ini bagaikan seorang yang asing atau seorang yang sedang menempuh
perjalanan yang jauh”,mendengar sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam ini, lantas Abdullah ibnu Umar berkata, “Jika
engkau berada di sore hari jangan engkau tunggu datangnya pagi
hari, jika engkau berada di pagi hari jangan engkau tunggu
datangnya sore hari, pergunakanlah waktu sehatmu (dalam ketaatan
kepada Allah) sebelum datangnya waktu sakitmu, dan pergunakanlah
waktu hidupmu sebelum kematian datang menjemputmu.” (HR.
Bukhari)
6. Rasa Qana’ah di Dalam Hati
Allah Ta’ala akan menanamkan rasa qana’ah di dalam hati
seseorang yang banyak mengingat kematian. Rasa qana’ahyang
membuat seseorang merasa cukup terhadap setiap pemberian
Allah Ta’ala, bagaimanapun dan berapa pun pemberian Allah. Suatu
saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan nasehat
kepada Abu Dzar. Abu Dzar berkata,
“Kekasihku yakni Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam memerintah tujuh perkara padaku, (di antaranya): Beliau

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 8


memerintahkanku agar mencintai orang miskin dan dekat dengan
mereka, dan beliau memerintahkan aku agar melihat orang yang
berada di bawahku (dalam masalah harta dan dunia), juga supaya aku
tidak memperhatikan orang yang berada di atasku.” (HR. Ahmad.
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Seseorang yang banyak mengingat kematian, meyakini bahwa
segala pemberian Allah dari perbendaharaan dunia adalah titipan dari
Allah. Seluruhnya akan diambil kembali oleh Allah, dan akan dimintai
pertanggung jawaban oleh Allah Ta’ala atas seluruh pemberian
tersebut. Nas’alullaha al afiyah.
7. Kehidupan setelah Kematian
“Saudaraku, seandainya kematian merupakan tempat
peristirahatan yang tenang dari seluruh keluh kesah hidup manusia di
dunia niscaya kematian merupakan suatu kabar gembira yang dinanti-
natikan bagi setiap manusia. Akan tetapi kenyataannya berbeda setelah
kematian itu ada pertanggung jawaban dan ada kehidupan- kehidupan
yang sebenarnya.”

Diantara keimanan kepada hari kiamat adalah meyakini bahwa


setelah kematian ini ada kehidupan. Semuanya akan berlanjut ke alam
kubur kemudian ke alam akhirat. Di sana ada pengadilan
Allah Ta’ala yang Maha Adil. Semua manusia akan diadili,
mempertanggungjawabkan setiap amalan yang dia perbuat.
Allah Ta’ala berfirman,

“Barangsiapa yang berbuat kebaikan meskipun sekecil biji


dzarah, niscaya dia akan melihat hasilnya, dan barang siapa yang
berbuat keburukan meskipun sekecil biji dzarah, niscaya dia akan
melihat akibatnya” (QS. Al Zalzalah: 7-8)

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 9


Terakhir Saudaraku, jadilah orang yang cerdas. Orang yang
cerdas dalam memandang hakikat kehidupan di dunia ini. Abdullah
Ibnu Umar dia pernah berkata, ‘Aku bersama Rosulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada beliau,
kemudian mengucapkan salam kepada beliau, lalu dia berkata, ‘Wahai
Rasulullah, manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?’.
Beliau menjawab, ‘Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.’ Dia
berkata lagi, ‘Manakah di antara kaum mukminin yang paling
cerdas?’. Beliau menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat kematian
di antara mereka, dan yang paling baik persiapannya setelah
kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdas.’” (HR. Ibnu Majah)
C. Tata Cara Mengurus Jenazah
1. Hal-hal yang harus dilakukan setelah seseorang meninggal.
Apabila menjumpai seseorang yang telah menghembuskan nafasnya
yang terakhir, maka diharuskan untuk melakukan hal-hal seperti
berikut:
a. Segera memejamkan mata sang mayat dan mendoakannya.
b. Menutup seluruh badan sang mayat dengan pakaian selain yang
dikenakannya..
c. Menyegerakan pengurusan jenazah hingga proses pemakamannya
bila telah nyata kematiannya.
2. Memandikan mayat
Apabila seorang meninggal dunia, maka wajib bagi sekelompok
muslim untuk segera memandikannya. Dalam memandikan mayat,
hendaknya menjaga hal-hal sebagai berikut:
a. Memandikan tiga kali lebih sesuai dengan yang dibutuhkan.
b. Hendaklah memandikan dengan hitungan ganjil (3 kali, 5 kali, 7
kali, dan seterusnya).
c. Hendaklah air yang digunakan untuk memandikan dicampurkan
dengan sabun atau sejenisnya.

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 10


d. Pada akhir memandikannya hendaknya mencampuri airnya dengan
parfum, kapur barus, atau sejenisnya.
e. Menguraikan rambutnya.
f. Memulai memandikannya dari sebelah kanan, dan anggota badan
yang dibasuh ketika berwudhu.
g. Hendaklah yang memandikan mayat laki-laki adalah orang laki-
laki, dan yang yang memandikan mayat perempuan adalah orang-
orang perempuan.
h. Cara memandikannya dengan menggunakan kain pembersih atau
semisalnya. Lalu digosok-gosokkan di bawah kain penutup, setelah
pakaiannya dilepaskan. Dianjurkan untuk memotong kukunya
jenazah, mencukur bulu ketiak dan kemaluan, menyisir rambut
jenazah. Lalu menyekanya dengan handuk.

3. Mengkafani jenazah.
Setelah usai memandikan jenazah, maka diwajibkan
mengkafaninya. Kafan yang digunakan utuk membungkus jenazah
hendaklah mencukupi untuk menutup seluruh tubuhnya. Mengkafani
jenazah dilakukan dengan cara: dianjurkan mengkafani dengan 3 helai
kain kafan yang berwarna putih bagi jenazah laki-laki, dan 5 helai
kain kafan untuk jenazah perempuan. Kain kafan tersebut dibubuhi
wewangian kemudian membalut jenazah dengan kain kafan tersebut.
Pada lapis yang pertama dibubuhi wewangian khusus,
kemudian letakkan jenazah diatas kafan tersebut dalam posisi
terlentang. Lalu letakkan kapas yang telah dibubuhi wewangian pada
selakangan jenazah. Hendaklah menyediakan kain yang telah dibubuhi
kapas untuk menutupi aurat jenazah dengan melilitkannya (seperti
popok) kemudian hendaklah membubuhi wewangian pada lekuk
wajah jenazah. Kemudian lembaran pertama dilipat dari sebelah kanan
terlebih dahulu, menyusul lembaran kedua dan ketiga seperti halnya
lembaran yang pertama. Kemudian menambatkan tali-tali pengikatnya

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 11


yang berjumlah tujuh utas tali. Lalu gulung lebihan kain kafan pada
ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas ikatannya, kemudian lipat
kea rah kaki dan arah kepala.
Jenazah wanita dikafani dengan lima helai kain yaitu kain
sarung untuk menutupi bagian bawahnya, kerudung untuk menutupi
bagian kepalanya, baju kurung (yang terbuka sisi kanan dan kirinya)
serta dua helai kain yang digunakan untuk menutupi sekujur tubuhnya.
4. Menyolatkan jenazah
Mensholatkan jenazah orang Islam adalah fardhu kifayah.
Mensholatkan jenazah dengan cara sebagai berikut:
a. Imam hendaklah berdiri setentang dengan kepala jenazah, apabila
jenazahnya laki-laki, dan berdiri tepat pada bagian tengah jenazah
apabila jenazahnya perempuan.
b. Kemudian imam takbir empat kali. Setelah takbir pertama,
membaca taawudz, kemudian surat al-fatihah.
c. Pada takbir kedua, membaca sholawat nabi sebagaimana yang
biasa dibaca dalam tashyahud.
d. Kemudian setelah takbir ketiga, membaca doa. Setelah takbir
keempat juga membaca doa lalu mengucapkan sekali salam
kekanan. Pada setiap takbir mengangkat kedua tangan.
5. Penguburan Jenazah
a. Menguburkan jenazah dengan cara memasukkan jenazah ke liang
lahat dari arah kaki kuburan, lalu diturunkan kedalam liang kubur
secara perlahan, jika tidak memungkinkan boleh menurunkan dari
arah kiblat. Dalam meletakkan jenazah kedalam liang kubur,
hendaknya membaringkan jenazah dengan posisi lambung kanan
dibawah dan wajahnya menghadap kea rah kiblat. Sementara
kepala dan kedua kainya bertumpu pada sisi kanan dan
menghadap kiblat.
Dimustahabkan (disukai) bagi orang yang mengantar jenazah ke
pemakaman untuk melemparkan tiga kali genggaman tanah

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 12


dengan kedua tangannya usai penutupan liang lahatnya. Hal-hal
yang disunahkan sesudah pemakaman jenazah adalah seperti
berikut:
Pertama: meninggikan kuburan sekadar sejengkal dari permukaan
tanah dan tidak diratakan dengan tanah, agar dikenali makamnya
dan tidak ditelantarkan.
Kedua: hendaknya gundukan tanah lebihan dibentuk seperti
punuk.
Ketiga: hendaknya memberi tanda pada makam dengan batu atau
sejenisnya agar diketahui bagi keluarganya.
Keempat: hendaklah salah seorang berdiri di samping kuburan
jenazah untuk memohonkan kemantapan dalam menjawab setiap
Tanya dalam kubur dan ampunan bagi jenazah, seraya menyuruh
kepada yang hadir untuk melakukan hal yang sama.
6. Mempraktikkan Tata Cara Pengurusan Jenazah:
a. Memandikan jenazah
Hukum memandikan jenazah adalah fardlu kifayah, artinya
kewajiban ini dibebankan kepada semua mukalaf di tempat itu,
tetapi apabila dilakukan oleh sebagian orang, gugurlah kewajiban
seluruh mukalaf.
Berkaitan dengan memandikan jenazah, berikut dibahas mengenai
syarat memandikan jenazah, orang yang memandikan jenazah, dan
tata cara memandikan jenazah.
 Syarat memandikan jenazah
Ketika memandikan jenazah, tidak semua orang boleh
hadir. Mereka yang hadir aadalah orang yang diperlukan
kehadirannya. Oleh sebab itu, ada syarat tertentu yang
harus diperhatikan, antara lain :
1) Orang muslim, berakal, dan balig cukup umur.
2) Orang yang wajib memandikan jenazah wajib niat.

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 13


3) Orang jujur, saleh, dan dapat dipercaya. Hal itu
dimaksudkan agar orang itu hanya menyiarkan mana-
man yang baik dan menutupi mana-man yang jelek
tentang si mayat.
 Orang yang utama memandikan jenazah.
1) Untuk jenazah laki-laki, orang yang utama
memandikan adalah orang yang diberi wasiat,
kemudian bapak, kakek, keluarga terdekat, mahram
dari pihak laki-laki, dan boleh juga istrinya.
2) Untuk jenazah perempuan, yang memandikan adalah
ibunya, neneknya, atau keluarga terdekat dari pihak
wanita serta suaminya.
3) Jika jenazah anak laki-laki, boleh perempuan
memandikannya. Jika anak perempuan boleh laki-laki
memandikannya,
4) Jika perempuan yang mati dan semuanya yang hidup
laki-laki dan tidak ada suaminya atau sebaliknya,
jenazah tersebut tidak dimandikan, tetapi
ditayamumkan oleh salah seorang dari mereka dengan
memakai lapis tangan. Rosulullah saw bersabda
sebagai berikut.:
“Jika seseorang perempuan meninggal di lingkungan
laki-laki dan tidak ada perempuan lain atau laki-laki
meninggal di lingkungan perempuan-perempuan dan
tidak ada laki-laki selainnya maka hendaklah mayat-
mayat itu ditayamumkan, lalu dimakamkan. Keduanya
itu sama halnya dengan orang yang tidak mendapatkan
air.(HR. Abu Dawud dan al-Baihaqi)”
 Tata cara memandikan jenazah
1) Ambil kain penutup dan gantikan dengan kain basahan
sehingga aurat utamanya tidak kelihatan.

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 14


2) Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.
3) Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari
segala kotoran.
4) Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh
badannya dan tekan perutnya perlahan-lahan jika
jenazah tidak hamil.
5) Tinggiakan kepala jenazah agar air tidak mengalir ke
arah kepala.
6) Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain
basah ke mulut jenazah, gosok giginya, dan bersihkan
hidungnya. Kemudian, wudlukan seperti wudlu untuk
sholat.
7) Siramkan air ke tubuh yang sebelah kanan dahulu.
Kemudian ke sebelah kirinya.
8) Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya
yang terakhir dicampur dengan wangi-wangian.
9) Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik
dan menggosok anggota tubuhnya.
10) Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke
seluruh tubuhnya, itulah yang wajib. Sunnah
mengulanginya beberapa kali dalam bilangan ganjil.
11) Jika keluar najis dari jenazah itu setelah dimandikan
dari badannya, wajib dibuang dan dimandikan kembali.
Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak perlu untuk
diulang mandinya, tetapi cukup untuk membuang
najisnya saja.
12) Keringkan tubuh jenazah setelah dimandiakan dengan
kain atau handuk sehingga tidak membasahi kafannya.
13) Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-
wangian yang tidak mengandung alkohol. Pembaerian

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 15


wewangian untuk jenazah sebaiknya menggunakan
kapur barus.
b. Mengafani jenazah
Mengafani jenazah adalah menutupi atau membungkus
jenazah dengan sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau
hanya sehelai kain. Hukum mengafani jenazah muslim dan bukan
mati syahid adalah fardlu kifayah.
Dalam mengafani jenazah, terdapat hal-hal yang
disunnahkan, antara lain:
1) Kain yang digunakan hendaklah bagus, bersih, dan
menutupi seluruh tubuh.
2) Kain kafan hendaklah berwarnah putih.
3) Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis,
sedengkan perempuan lima lapis.
4) Sebelum digunakan untuk membungkus, kain kafan
hendaknya diberi wangi-wangian.
5) Tidak berlebihan dalam mengafani jenazah.
 Cara mengafani jenazah laki-laki
1) Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling
bawah lebih lebar dan luas. Sebaiknya masing-masing helai
diberi kapur barus.
2) Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan di atas kain kafan memanjang lalu ditaburi dengan
wangi-wangian.
3) Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih
mengeluarkan kotoran dengan kapas.
4) Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas,
kemudian ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan
selembar demi selembar dengan cara yang lembut.

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 16


5) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya
dibawah kain kafan tiga atau lima ikatan. Lepaskan ikatan
setelah dibaringkan di liang lahat.
6) Jika kain kafan tidak cukup menutupi seleruh badan
jenazah, tutupkanlah bagian auratnya. Bagian kaki yang
terbuka boleh ditutup dengan rerumputan atau daun kayu
atau kertas dan semisalnya. Jika tidak ada kain kafan
kecuali sekadar untuk menutup auratnya saja, tutuplah
dengan apa saja yang ada. Jika banyak jenazah dan kain
kafannya sedikit, boleh dikafankan dua atau tiga orang
dalam satu kain kafan. Kemudian, kuburkan dalam satu
liang lahat, sebagaimana dilakukan terhadap syuhadak
dalam perang uhud/
 Cara mengafani jenazah perempuan
Kain kafan perempuan terdiri atas lima lembar kain kafan
putih, yaitu:
1) Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi
seluruh badannya yang lebih lebar.
2) Lembar kedua untuk kerudung kepala.
3) Lembar ketiga untuk baju kurung.
4) Lembar keempat untuk menutup pinggang hingga kaki.
5) Lembar kelima untuk pinggul dan pahanya.
 Mengafani jenazah perempuan sebagai berikut:
1) Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk
masing-masing bagian dengan tertib. Kemudian angkatlah
jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkna
diatas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-
wangian atau dengan kapur barus.
2) Tutup lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan
kotoran dengan kapas.
3) Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 17


4) Pakaikan sarung ( cukup disobek saja, tidak di jahit )
5) Pakaikan baju kurungnya (cukup disobek saja, tidak di
jahit )
6) Dandanilah rambutnya tiga dandanan, lalu julurkan
kebelakang.
7) Pakaikan penutup kepalanya ( kerudung )
8) Membungkusnya dengan lembar kain terakhir dengan cara
menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulung
ke dalam. Setelah itu, ikat dengan sobekan pinggir kain
kafan yang setelahnya telah disiapkan di bagian bawah
kain kafan, tiga atau lima ikatan, dan ddilepaskan ikatanya
setelah diletakkan di dalam liang lahat. Setelah itu, siap
untuk di sholatkan.
c. Menyalatkan jenazah
Telah disepakati para ulama bahwa menyalatkan jenazah
hukumnya adalah fardlu kifayah. Seperti yang diriwayatkan oleh
Rasulullah.

‫صلواعلى موتاكم‬
Artinya:
Sholatilah oranng yang meninggal dunia diantaramu. (HR.Ibnu
Majah dari Jabir bin Abdillah)
Sholat jenazah mempunyai rukun-rukun yang apabila salah satu
diantaranya tidak dipenuhi maka ia batal dan tiadak dianggap sah
oleh syarak. Diantara rukun menyalatkan jenazah sebagai berikut:
1) Berniat menyalatkan jenazah
sebelum menyalatkan jenazah, hendaklah wudlu terlebih
dahulu seperti sholat biasa. Kemudian, berniat hendak
menyolatkan jenazah.

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 18


Niat menegakkan sholat jenazah karena Allah swt baik jenazah
laki-laki, perempuan maupun anak-anak (hadir atau gaib ).
Niat dibaca dalam hati.
2) Takbir empat kali.
 Takbir pertama untuk melakukan sholat dengan
mengangkat tangan dilanjutkan membaca surat al-Fatiha.
 Mengangkat tangan untuk takbir kedua. Lalu membaca
shalawat berikut
.
‫اللهللم صللل علللى محمللدوععلى ال محمللد كماصللليت علللى ابراهيللم وعلللى ال‬
‫ كماباركت علللى ابراهيللم وعلللى ال‬.‫ابراهيم وبارك على محمدوعلى ال محمد‬
‫ فى العالمين انك حميدمجيد‬.‫ابراهيم‬.
Artinya:
Ya Allah limpahkanlah rahmad kepada Muhammad dan
keluarganya, sebagaimana telah Engkau beri rahmad
kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, dan limpahkanlah
keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya,
sebagaimana telah Engkau beri keberkahan kepada Nabi
Ibrahim dan keluarganya. Di seluruh ala mini, engkaulah
yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
 Mengangkat tangan untuk takbir ketiga, lalu mendoakan si
jenazah. Dengan do’a seperti berikut

‫اللهم اغفرله وارحمه وعللافه واعللف عنلله واكرمنزللله ووسللع مللدخله واغسللله‬
‫بماءوثللللج وبردونقللله ملللن الخطاياكملللاينقى الثلللوب البيلللض ملللن اللللدنس‬
‫وابدلهداراخيرامن داره واهلخيرامن اهله وقه فتنة القبروعذاب النار‬.

Artinya :
Ya Allah, ampunilah dia, berilah dia rahmad dan
kesejahteraan, maafkanlah dia, hormatilah kedatangannya,

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 19


luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah dia dengan air
dan salju serta smbun. Bersihkanlah dia dari segala
dosanya, sebagaimana kain putih yang bersih dari segala
kotoran, gantilah buat dia rumah yang lebih baik dari
rumahnya yang dahulu, gantilah buat dia ahli keluarganya
yang lebih baik dari pada ahli keluarganya yang dahulu,
peliharalah dia dari bencana kubur dan siksa api neraka.
 Mengangkat tangan dan takbir keempat, lalu diam sejenak
atau membaca doa. Doa merupakan rukun sholat jenazah
yang telh disepakati para fukaha. Disunnahkan doa setelah
takbir keempat, meskipun seseorang telah berdoa setelah
takbir . doa untuk jenazah laki-laki seperti berikut

‫اللهم ل تحرمنااجرهولتفتنابعده واغفرلناوله‬

Artinya :

Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari mendapat


pahalanya, janganlah Engkau jadikan fitnah kami setelah
dia tiada, ampunilah kami dan dia.
 Mengucapkan salam
Berdiri bagi yang kuasa
Berdiri merupakan rukun menyalatkan jenazah menurut
jumhur ulama. Oleh sebab itu, tidak sah menyalatkan
jenazah sambil berkendaraan.
d. Menguburkan jenazah
Setelah disholatkan, jenazah segera dikuburkan. Jenazah
sebaiknya dipikul oleh empat orang jamaah. Sebelum proses
penguburan sebaiknya lubanng kubur dipersiapkan terlebih
dahulu, dengan kedalaman minimal 2 m agar bau tubuh yang
membusuk tidak tercium ke atas dan untuk menjaga

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 20


kehormatannya sebagai manusia. Selanjutnya, secara perlahan
jenazah dimasukkan ke dalam kubur di tempatkan pada lubang
lahat, dengan dimiringkan ke arah kiblat. Selanjutnya, tali
pengikat jenazah bagian kepala dan kaki dibuka agar menyentuh
tanah langsung.
Agar posisi jenazah tidak berubah, sebaiknya diberi
ganjalan dengan bulatan tanah atau bulatan tanah kecil.
Selanjutnya, lubang tanah ditutup dengan kayu atau bambu
sehingga waktu penimbunan tubuh jenazah tidak terkena dengan
tanah

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 21


Manusia harus dapat mengahayati akan makna yang terkandung
dalan Q.S Ali-Imron : 185 yang bunyinya ”kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. Sehingga manusia akan
mengerti akan makna hidup itu sebenarnya.
Rasulullah Saw.bersabda, “Kematian adalah hadiah yang sangat
berharga bagi orang beriman.” Ini beliau katakan karena “dunia adalah
penjara bagi orang beriman, “ yang dia terus-menerus berada dalam situasi
dan kondisi sulit yang akan menyiksa jiwanya, dan juga karena
perjuangannya maupun penolakannya terhadap hawa nafsunya sendiri .
Baginya, kematian adalah keterbebasan ini dan hal ini menjadi “hadiah
yang tak ternilai”.
B. Saran
1. Hendaknya manusia mengingat siapa yang menciptakannya sehingga
manusia dalam menjalani hidup lebih berhati-hati, karena dengan
mengingat mati dia akan mengetahui hakekat kehidupan yang
sebenarnya.
2. Hendaknya seorang muslim yang beriman selalu meningkatkan iman
dan ketaqwaanya sebagai bekal untuk menghadapi kematian.
3. Manusia diharapkan mampu menjaga hati dan pikirannya dari nafsu
duniawi sehingga kemakrifatan hati akan terbuka untuk selalu
mendapatakan cahaya illahi dalam hidupnya.

Manusia Dan Kematian Serta Tata Cara Merawat Jenazah 22

Anda mungkin juga menyukai