KELAS : B02
Identifikasi Istilah:
1. Sephalgia:
- (nadya) Cephalgia adalah istilah medis dari nyeri kepala atau sakit kepala. cephalgia berasal dari
bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu cephalo dan algos. cephalo memiliki art kepala,
sedangkan algos memiliki arti nyeri. cephalgia dapat menimbulkan gangguan pada pola tidur, pola
makan, menyebabkan depresi sampai kecemasan pada penderitanya. Cephalgia biasanya ditandai
dengan nyeri kepala ringan maupun berat,nyeri seperti diikat, tidak berdenyut, nyeri tidak terpusat
pada satu titik, terjadi secara spontan, vertigo, dan adanya gangguan konsentrasi.
- (ardia) rasa tidak mengenakkan atau nyeri di daerah atas kepala dari orbital sampai daerah
belakang kepala
- (khalissa) sediaan darah tepi yang membutuhkan sedikit darah dan telihat lebih jelas,parasite lebih
utuh,morfologi lebih jelas, dan spesies dapat ditentukan
- (faris) Teknik pemeriksaan sampel darah yang dilihat melalui mikroskop.apusan darah tipis untuk
mengidentifikan spesies apa dari plasmodium.morfologi lebih jelas ,lebih mudah menentukan
stadium apa dari parasite
- (anisa) Apusan darah tipis : Sediaan apus darah tepi adalah suatu cara yang sampai saat ini masih
digunakan pada pemeriksaan di laboratorium. Prinsip pemeriksaan sediaan apus ini adalah dengan
meneteskan darah lalu dipaparkan di atas objek glass, kemudian dilakukan pengecatan dan diperiksa
dibawah mikroskop. Tujuan pemeriksaan apusan darah:
Evaluasi morfologi dari sel darah tepi (eritrosit, trombosit, dan leukosit)
Memperkirakan jumlah leukosit dan trombosit
Identifikasi parasit (misal : malaria. Microfilaria, dan Trypanosoma)
3. Splenomegaly
- (nadhil) pembesaran limpa yang bisa disebabkan oleh berbagai penyakit atau infeksi.berat limpa
bisa mencapai 2 kg atau lebih.
- (sarah) bisa disebabkan oleh infeksi viral,bakteri,parasite. Bisa terjadi pada penderita kanker.gejala
biasanya tidak ada.menyebabkan nyeri di perut kiri atas ke pundak kiri.juga mengalami penurunan
fungsi pada limpa
- (Raihan) limpa untuk menghancurkan eritrosit rusak. Pada malaria, limpa akan membesar karena
banyaknya eritrosit yang rusak akibat parasit
- (alsa) ukuran normal limpa 11-20 cm dengan berat 500 gram. Berat pada splenomegaly bisa
mencapai 2 kg
4. Malaise
- (shafira) suatu istilah untuk menggambarkan suatu kondisi tubuh lemas,tidak nyaman,sedang sakit.
Bukan suatu penyakit tapi gejala dari suatu penyakit.
- (sarah) gejala tambahan dari aktivitasyang dilakukan, misalnya kurang makan,terlalu stress.
- (anisa) Malaise : perasaan lelah, tidak nyaman. Malaise adalah istilah medis untuk
menggambarkan perasaan lelah, tidak nyaman, dan kurang enak badan yang tidak
diketahui apa penyebabnya. Gejala malaise adalah rasa lelah, lemas, perasaan tidak
nyaman pada tubuh tanpa penyebab pasti. Malaise merupakan tanda bahwa seseorang
menderita penyakit atau kondisi medis tertentu; misalnya di bronkitis, fibromyalgia,
mononukleosis, anemia berat, gagal jantung kongestif, PPOK, dan radang sendi.
Malaise dapat muncul dengan cepat atau berkembang secara perlahan. Keluhan ini juga
dapat terjadi untuk waktu yang lama, tergantung jenis penyakit yang diderita.
- (nadya) istilah medis untuk menggambarkan perasaan lelah, tidak nyaman, dan kurang enak badan
yang tidak diketahui apa penyebabnya. Kondisi ini bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari
penyakit tertentu dan bisa berlangsung selama beberapa minggu hingga bertahun-tahun.
5. Konjungtiva pucat:
- (Raihan) : aktivitas otot yang sifatnya involunter untuk meningkatkan metabolisme produksi
panas.sebagai kompensasi tubuh jika terjadi infeksi.
- (sarah) : keadaan ini membuat sesorang tidak nyaman karena tubuh akan meningkatkan
metabolisme 200%-500%. Akan menyebabkan peningkatan TIK, peningkatan produksi CO2
- (anisa) :Menggigil : kondisi medis berupa perasaan dingin pada tubuh yang bisa muncul tanpa
sebab. Perasaan kedinginan ini dapat terjadi ketika otot-otot berkontraksi dan meregang secara
cepat untuk meningkatkan suhu tubuh. Menggigil juga bisa disertai demam atau menjadi pertanda
akan terjadinya demam
7. hematokrit
- (Vannisa) hematokrit adalah perbandingan jumlah eritrosit terhadap volume darah keseluruhan
dalam satuan persen. Normal hematokrit pria dewasa 38,8-50% , Wanita dewasa 34,9-44,5%, anak-
anak 33-38%.
- (khalissa) hematokrit adalah kadar sel darah merah dalam darah. Jika kadar rendah biasa
mengalami anemia. Jika kadanya tinggi biasanay pada pasien perokok dan mengidap penyakit
jantung bawaan
8. hemoglobin
- (faris) molekul protein pada eritrosit sebagai media transport oksigen dari paru-paru ke jaringan
tubuh. Kadar normal ditentukan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Normal pria dewasa 13-17 g/dl,
- (shafira) suatu molekul yang terdiri dari kandungan heme dan rantai peptide globin. Heme terdiri
dati atom besi dan globin terdiri dari asam amino.
IDENTIFIKASI MASALAH
- (anisa) Malaria merupakan penyakit infeksi akut hingga kronik yang disebabkan oleh
spesies Plasmodium, ditandai dengan panas tinggi bersifat intermiten, anemia, dan
hepatosplenomegali. Untuk memastikan diagnosis diperlukan pemeriksaan darah tepi
(apusan tebal atau tipis) untuk konfirmasi adanya parasite Plasmodium.
Pada kasus ini pasien didiagnosa dengan malaria vivax. Dasar penegakkan diagnosanya
adalah adanya serangan demam dengan interval tertentu (paroksisme), diselingi periode
bebas demam (periode laten). Pada pasien ini didapatkan riwayat demam 7 hari dengan
tiga stadium berurutan khas malaria yaitu stadium dingin dimana pasien menggigil,
stadium demam dimana suhu tubuh pasien meningkat disertai nyeri kepala (cephalgia)
wajah pucat, tidak nafsu makan, nyeri otot, dan malaise, dan stadium berkeringat
dimana timbul gejala berkeringat dan suhu tubuh menurun.
Gejala klinis malaria merupakan petunjuk yang penting dalam diagnosis malaria.
Manifestasi klinis malaria sangat khas dengan adanya serangan demam yang intermiten,
anemia dan splenomegali. Selain itu, pada infeksi malaria terdapat gejala klasik malaria
akut yang sering di sebut Trias Malaria, secara berurutan : Periode dingin: Stadium ini
mulai biasanya menutup tubuhnya dengan selimut yang tersedia. Nadi cepat tetapi
lemah. Bibir dan jari pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat. Stadium ini berlangsung
antara lima belas menit sampai satu jam. diikuti meningkatnya temperatur. Periode
demam: Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan.
Suhu badan dapat meningkat sampai 40°C atau lebih. Muka merah, kulit kering dan
dengan menggigil, kulit dingin dan kering, sakit kepala, nadi cepat, respirasi meningkat,
muntah-muntah dan dapat terjadi syok (tekanan darah turun) bahkan sampai terjadi
kejang (pada anak). Stadium ini berlangsung lebih lama dari periode dingin, antara 2
sampai 4 jam.
Gejala-gejala yang disebutkan di atas tidak selalu sama pada setiap penderita,
tergantung pada spesies parasit dan umur dari penderita, gejala klinis yang berat
biasanya terjadi pada malaria tropika/ falciparum. Hal ini disebabkan oleh adanya
kecenderungan parasit (bentuk trofozoit dan skizon). Untuk berkumpul pada pembuluh
darah organ tubuh seperti otak, hati dan ginjal sehingga menyebabkan tersumbatnya
pembuluh darah pada organ[1]organ tubuh tersebut.
Pada pemeriksaan fisik yang didapatkan meliputi adanya tanda anemia seperti
konjungtiva anemis, kulit pucat disertai splenomegali. Hepatomegali dan splenomegali
terjadi akibat peningkatan proses produksi dan penghancuran eritrosit dan sel-sel darah
lainnya yang terlibat dalam respon imun terhadap Plasmodium di hepar dan limpa yang
merupakan organ retikuloendotelial.
Dari pemeriksaan penunjang ditemukan penurunan Hb yang menimbulkan manifestasi
anemia, disertai peningkatan leukosit yang mengarah adanya peningkatan sistem imun
disertai penurunan trombosit yang bisa mengarah pada gangguan integritas kapiler.
Anemia terjadi karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi maupun yang tidak
terinfeksi.
Pada pemeriksaan yang telah dilakukan ditemukan adanya parasit malaria berupa
Plasmodium vivax.
- (faris) Pada siklus eritrositer, ketika eritrosit pecah dan keluar merozoit. Merozoite ke
aliran darah bersama zat-zat racun lain menyebabkan demam. Demam malaria khas
timbul periodic bergantung pada waktu sporulasi.
Menggigil terjadi saat keluarnya skizon
Berkeringat (stadium sudoris) penderita merasa sehat setelah berkeringat. 2-3 hari
kemudian merasa sakit Kembali.
Pembesaran limpa adalah gejala khas pada infeksi kronis.
- (Raihan) Maluku adalah daerah endemis malaria. Malaria merupakan penyakit infeksi
disebabkan oleh plasmodium yang dibawa anopheles betina.
Sporozoite menyebar ke saliva nyamuk dan nyamuk menggigit pasien dan menularkan
malaria tersebut.
- (Nadya) Pasien datang dengan keluhan utama demam tinggi yang sudah berlangsung
dalam 8 hari. Demam sendiri berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi dua, yaitu
demam akibat infeksi dan demam akibat non-infeksi. Demam dengan penyebab non-
infeksi biasanya akan berlangsung cenderung lama (kronik) mulai dari berminggu-
minggu hingga berbulan-bulan, sedangkan pada demam dengan penyebab infeksi,
biasanya terjadi secara akut dalam kurun waktu 1-8 hari atau seminggu. Pada pasien
didapat keluhan demam selama 8 hari, maka dapat diagnosa dapat dikerucutkan menuju
demam dengan penyebab infeksi. Demam juga klasifikasikan berdasarkan polanya.
1. Demam Kontinu, yaitu suhu di atas normal sepanjang hari dan konstan, perbedaan
suhu tiap waktu hanya variasi <1 derajat celcius. Biasanya didapatkan pada
penderita pneumonia lobar, tifoid, ISK, TBC< endocarditis, penyakit jamur,dll
2. Demam intermittent, yaitu suhu naik di suatu periode kemudian turun kenormal,
dan berulang pada suatu periode tertentu. Biasanya khas didapatkan pada malaria
(quotidian, tertiana, kuartana).
3. Pola demam remiten, iaitu suhu diatas normal sepanjang hari, tetapi mengalami
naik turun, biasanya didapatkan pada pasien dengan endokarditis.
4. Demam undulasi, yaitu demam naik turun selama 1 bulan, terdapat periode demam
tinggi hingga menggigil, kemudian normal, dan terus berulang. Demam bisa terjadi
berbulan-bulan (6-9 bulan) . Biasanya didapatkan pada pasien brucellosis, namun
demam ini tergolong jarang.
5. Demam relapsing/Periodik/Siklik, yaitu demam yang sering berulang, beberapa hari-
minggu suhu menjadi normal kembali. Didapatkan pada pasien malaria, kolangitis,
rat-bite, demam Pel Ebstein (Pada LH).
Pada pasien di skenario, ditemukan demam intermittent, yaitu tertiana karena terjadi setiap
3 hari sekali.
2. Bagaimana mekanisme demam yang terjadi hilang timbul dan sering muncul sore hari pada -
pasien?
- (nadhil) siklus plasmodium ada 2 :aseksual dan seksual
Parasite masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk berupa sporozoite lalu jadi
skizon.
Skizon pecah ,ada yg dorman, yg pecah mengelurakan merozoite masuk ke pembuluh
darah dan menyebabkan demam dan menginfeksi eritrosit.
Lamanya demam bergantung lamanya siklus eritrositer.
- (said) demam mencapai 38C, memberi tanda system imun sedang berjuang melawan
mikroorganisme yang menyerang kita.
Demam terjadi pada siklus eritrositer.
STRUKTURISASI
Learning Objective
1. Epidemiologi dari malaria
- (nadhil) penyakit dengan penyebaran yg luas di dunia dan endemis di daerah tropis dan
subtropic. 90% kematian di afrika.malaria terbanyak di jawa timur adalah di kabupaten
trenggalek.
Ada 3 faktor penyebab :
a. Plasmodium
b. Faktor host :nyamuk anopheles (definitif) dan manusia (intermediet)
c. Environment:berperan dalam factor pertumbuhan vector
- (Raihan) pada 2018,228 juta kasus malaria secara global.94% di afrika.plasmodium
falciparum dan plasmodium vivax adalah penyebab malaria paling banyak. Insidensi
malaria menurun dari 75 ke 50 kasus per seribu orang.
Daerah dki Jakarta dan jawa timur bebas dari kasus malaria.
- (faris)
Pada 2018 diperkirakan penduduk 3,2 miliar resiko terkena malaria 214 juta kasus baru,
58% terjadi di afrika asia tenggara 10% mediterania 2%. Berdasarkan API 2012 terdapat
tertinggi di indonesia bagian timur ( papua, maluku) dan kalimantan (kalimantan
tengah). Berdasarkan RISKESDAS memang terjadi penurunan dari 2013-2018 ada tiga
daerah dengan kasus tertinggi papua,kalbar,dan maluku.berdasarkan WHO 2017 masih
ada wilayah di papua yang masih terkonfirmasi menderita malaria.Beberapa kabupaten
di NTT sumba barat,tengah,dan timur, daerah dengan indensitas yang tinggi. Ada
beberapa provinsi yang bebas malaria yaitu jakarta,bali,dan jawa timur.
Mortalitas 2010-2018 kejadian kematian oleh malaria . terjadi pada anak yang berusia
dibawah 5 tahun. Untuk asia tenggara mengalami penurunan. Who menargetkan
mortalitas 90% di tahun 2030 (mengalami penurunan).
Derajat endemitas dapat diukur dengan : pengukuran, metode dari sias kanan-ke costae
kiri. API jumlah sedian darah yang terdapat plasmodium.Daerah hiperendemik 50-70%
dana daerah dengan >70%.
Laporan WHO 2005 jumlah kasus di seluruh dunia 300-500 juta orang. Sebagian besar
anak-anak dibawah 5 tahun. Dengan jumlah negara endemis 107 negara. Untuk
indonesia masih menjadi negara endemis malaria terutama di daerah di luar jawa.
Derajat endemisitas dapat diukur dengan berbagai cara seperti angka limpa, angka
parasite dan angka sporozit. Yang disebut dengan angka malariometri.
Survey malariometri adalah sala satu cara mengetahui tingkat endemisitas dan
prevalensi malaria. Tujuannya ialah : menilai endemisitas malaria, parasite rate dan
mengetahui jenis plasmodium di daerah tersebut
Malaria di suatu daerah dapat ditemukan secara:
Autokton: Siklus hidup malaria dapat berlangsung karena adanya manusia yang rentan,
nyamuk dapat menjadi vektor dan ada parasitnya.
Impor: Infeksinya berasal dari luar daerah (daerah endemik malaria)
Introduksi: Adanya kasus kedua yang berasal dari kasus impor
Reintroduksi: Kasus malaria muncul kembali yang sebelumnya sudah dilakukan eradikasi
malaria
Induksi: Kasus berasal dari transfusi darah, suntikan atau kongenital yang tercemar
malaria
- (khalissa) Situasi malaria di suatu daerah dapat ditentukan melalui kegiatan surveilans
epidemiologi, yaitu suatu pengamatan yang berkelanjutan atas adanya penyebaran dan
kecenderungan suatu penyakit melalui pengumpulan data yang sistematis.
Pengamatan terkait kasus malaria dapat dilakukan secara rutin melalui Passive Case
Detection (PCD) oleh fasilitas kesehatan yang ada di daerah tersebut atau melalui
Active Case Detection (ACD) oleh petugas khusus.
Dimana terlihat adanya kecenderungan penurunan yang bermakna dari jumlah
kasus positif malaria dan API (Annual Paracite Incidence) yang dilaporkan tahun
2010-2020.
Pada 2010 kasus positif malaria di Indonesia mencapai 465,7 ribu, sementara pada
2020 kasus positif menurun menjadi 235,7 ribu. Tak hanya itu, penurunan kasus
malaria juga diikuti dengan penurunan Annual Parasite Incidence (API) yang pada
2010 mencapai 1,96 dan 2020 mencapai 0,87.Namun, penurunan ini cenderung
stagnan di tahun 2014 sampai 2019. Akan tetapi, secara keseluruhan terjadi
penurunan kasus malaria di hampir seluruh provinsi di Indonesia dari tahun 2015-
2020
Di sisi lain, jumlah wilayah di Indonesia yang berhasil melakukan eliminasi malaria
bertambah. Pada tahun 2019 kabupaten/kota yang berhasil mengeliminasi malaria
sebanyak 300, di tahun 2020 bertambah menjadi 318.
Berdasarkan capaian endemisitas per provinsi tahun 2020 terdapat 3 provinsi yang
telah mencapai 100% eliminasi malaria, antara lain DKI Jakarta, Jawa Timur, dan
Bali. Sementara provinsi dengan wilayahnya yang belum mencapai eliminasi malaria
yakni Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Tahun 2020 masih ada 23 kabupaten/kota yang endemis malarianya masih tinggi,
21 kabupaten/kota endemis sedang, dan 152 kabupaten/kota endemis rendah.
Untuk mencapai Indonesia Bebas Malaria 2030 atau Eliminasi Malaria Nasional
pemerintah pada tahun 2021 mentargetkan sebanyak 345 kabupaten/kota yang
mencapai eliminasi malaria. Untuk mencapai target ini, perlu dilakukan intensifikasi
pelaksanaan penanggulangan malaria secara terpadu dan menyeluruh.
Pencapaian Indonesia Bebas Malaria 2030 didahului dengan pencapaian daerah
bebas malaria tingkat Provinsi dan sebelum itu seluruh kabupaten/kota di Indonesia
harus sudah mencapai bebas malaria.
Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai Kawasan Timur Indonesia pertama yang
kabupaten/kotanya berhasil mencapai eliminasi malaria. Ada 3 kabupaten/kota
yang berhasil eliminasi malaria yakni Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai
Timur, dan Kota Kupang.
Dimana Kabupaten Manggarai berhasil capai eliminasi malaria pada tahun 2019,
sementara Kabupaten Manggarai Timur dan Kota Kupang berhasil eliminasi malaria
pada tahun 2020.
Selain itu terdapat 14 kabupaten/kota di NTT dengan endemis rendah, 2
kabupaten/kota endemis sedang, dan 3 kabupaten/kota endemis tinggi. Kabupaten
endemis tinggi malaria masih terkonsentrasi di Pulau Sumba.
- (sarah) situasi malaria di suatu daerah ditentukan pengamatan berkelanjutan melalui
pengumpulan data sistematis.passive case detection (pcd) atau active case
detection(acd ) oleh petugas khusus.
Slide positivity rate adalah persentase sediaan darah yang positif
2. Siklus hidup
- (Alsa) berlangsung secara seksual (Sporogoni) pada nyamuk dan aseksual (skkizogoni)
pada manusia.
Aseksual ada 4 :skizogoni,eritrositik,eksoeritrositik,gametogonia
Ada 2 macam sporozoite :menetap pada tempat terntentu (hipnozoit) dan
- (nisa) Siklus hidup parasit plasmodium terjadi di tubuh manusia dan nyamuk Anopheles
betina. Ada dua siklus hidup plasmodium dalam berkembang biak yaitu siklus sporogoni
(seksual) dan schizogony (tahap aseksual).
a. Siklus hidup plasmodium di tubuh manusia (siklus aseksual) Parasit yang masuk dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terifeksi (sporozoid) akan menginfeksi sel
di hati dan akan melakukan replikasi aseksual menjadi schizon, schizon akan pecah dan
menghasilkan banyak merozoid biasanya sekitar 2000-40.000 tergantung dari jenis
spesies, menjadi matur “merozoid” terjadi 10-14 hari sampai beberapa siklus (siklus
eksoeritrositic). . Merozoid selanjutnya akan menyebar ke dalam aliran darah dan
menginfeksi sel darah merah, pada P.vivax dan P. ovale tidak semua parasit menyebar ke
aliran darah ada yang dorman di hati dan dapat aktif kembali. Merozoit yang
menginfeksi sel darah merah akan berkembang menjadi parasit dengan bentuk cincin
karena adanya vakuola di dalam sel parasit sehingga sel inti berada di tepi (tropozoit).
Tropozoit matur bentunya lebih besar sehingga bentuk cincin terlihat jelas. Tropozoit
kemudian bereplikasi aseksual dengan pembelahan inti menjadi schizon yang terdiri dari
10-30 inti bergantung species parasitnya. Schizon yang telah matur akan pecah dan
melepaskan banyak merozoid baru yang akan menginfeksi sel darah merah lainnya
(siklus eritrositer). Siklus replikasi menyebabkan banyak eritrosit yang pecah dan rusak,
berulangnya replikasi dan kerusakan menyebabkan timbulnya gejala klinis. Periode sejak
gigitan nyamuk yang infektif sampai timbulnya gejala klinis dikenal sebagai masa
inkubasi intrinsik. Setelah beberapa kali bereplikasi, beberapa tropozoid berkembang
menjadi gamet jantan (mikrogametosit) dan betina (makrogamet) pada tahap inilah
parasit akan terbawa nyamuk saat menghisap darah manusia yang terinfeksi dan akan
berkembang di dalam tubuh nyamuk.
zigot berkembang dan memanjang menjadi ookinete yang akan menembus dinding
lambung (midgut) selanjutnya menjadi ookista. Ookista yang telah matur akan pecah
menghasikan ribuan sporozoid baru yang akan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk
termasuk kelenjar ludah. Proses perkembangan dari zigot sampai sporozoid
membutuhkan waktu 12-14 hari disebut masa inkubasi ekstrinsik.
3. Klasifikasi
- (Vannisa)
Klasifikasi Parasit Malaria Menurut World Health Organization (WHO) malaria dapat
diklasifikasikan menjadi 5 yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium
ovale, Plasmodium malariae dan Plasmodium knowlesi.
a. Plasmodium falciparum
Plasmodium falsiparum merupakan jenis yang paling berbahaya karena siklus
perkembangan yang cepat merusak sel darah merah dan dapat menyumbat
aliran darah sehingga dapat mengakibatkan anemia dan cerebral. Malaria ini
dapat berkembang dengan baik di daerah tropis dan sub tropis, dan
mendominasi di beberapa negara seperti Afrika dan Indonesia.
b. Plasmodium vivax
Plasmodium ini tersebar di daerah tropis dan sub-tropis seluruh dunia. Hidup
pada sel darah merah, siklus seksual terjadi pada 48 jam. Menyebabkan penyakit
tertian yang ringan dimana demam terjadi setiap tiga hari. Parasit ini bisa
dorman di hati manusia “hipnozoid” dan dapat kambuh setelah beberapa bulan
bahkan tahun.
c. Plasmodium ovale
Plasmodium ovale banyak ditemukan di Afrika terutama Afrika Barat dan pulau-
pulau di Pasifik Barat, morfologi mirip Plasmodium vivax. Menyebabkan malaria
ovale atau malaria tertiana benigna ovale, dapat dorman dihati manusia.
d. Plasmodium malariae
Menyebabkan malaria malariae atau malaria kuartana. Siklus di sel darah merah
terjadi selama 72 jam dan menimbulkan demam setiap empat hari
e. Plasmodium knowlesi
Parasit ini merupakan kasus baru yang hanya ditemukan di Asia Tenggara,
penularannya melalui monyet (monyet berekor panjang, monyet berekor coil)
dan babi yang terinfeksi. Siklus perkembangannya sangat cepat bereplikasi 24
jam dan dapat menjadi sangat parah. P. knowlesi dapat menyerupai baik
Plasmodium falciparum atau Plasmodium malariae.
Seorang penderita dapat dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium, infeksi
demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Infeksi campuran
Plasmodium falciparum dengan vivax atau malariae merupakan infeksi yang
paling sering terjadi.
Skor Coma Acidosis Malaria berasal dari hasil analisis penelitian SEAQUAMAT, penelitian
terbesar mengenai malaria berat di wilayah Asia Tenggara. Skoring ini memiliki tiga jenis
skor yang dapat digunakan sesuai dengan parameter yang dapat dihitung di fasilitas
kesehatan yang bersangkutan. Skor CAM (0-4) dihitung sebagai skor base deficit (0-2)
ditambah skor GCS (0-2). Bicarbonate-based CAM score (0-4) dihitung sebagai skor
bikarbonat (0-2) ditambah skor GCS (0-2). Respiratory rate-based CAM score (0-4)
dihitung sebagai skor laju pernapasan (0-2) ditambah skor GCS (0-2). Semakin tinggi skor
maka semakin buruk prognosis pasien. Skor <2 menunjukkan tingkat harapan hidup yang
lebih tinggi. Dari ketiga skor ini, skor BCAM hampir setara dengan CAM untuk
memprediksikan mortalitas. Namun skor RCAM lebih inferior terhadap skor CAM. Jika
terjadi kerusakan sawar darah otak akibat sitoadheren dan sekuestrasi maka prognosis
semakin buruk karena disertai malaria serebral.
7. Diagnosis banding
- (Nadya) Demam merupakan salah satu gejala malaria yang menonjol dan menjadi trias
dari malaria, akan tetapi demam juga dijumpai pada hampir semua penyakit infeksi
virus, bakteri, dll. Perlu diperhatikan juga pada daerah hiperendemik sering dijumpai
penderita dengan imunitas tinggi, sehingga tidak menunjukkan gejala klinis.
Pada malaria berat, diagnosis banding akan tergantung dengan manifestasi malaria
beratnya.
● Malaria dengan ikterus -> demam tifoid dengan hepatitis, kolesistitis, abses hati, dan
leptospirosis.
● Pada malaria serebral -> infeksi otak lainnya, seperti meningitis, tifoid ensefalopati,
tripanosomiasis.
● Penurunan kesadaran dan koma -> gangguan metabolik (diabetes, uremi), gangguan
serebrovaskular (stroke), eklampsia, epilepsi, dan tumor otak.
- (Azel) Diagnosis banding malaria berat antara lain: stroke, meningitis, ensefalitis,
ensfalopati, tiroid, leptospirosis, penumonia, hepatitis virus akut, Yellow Fever, dengue
shock syndrome, glomerulonefritis akut, sepsis, koma metabolik, eklampsia dan
intoksikasi.
- (alsa) demam dengue,demam typhoid,leptospirosis
1. Pengendalian vektor
Bisa menggunakan larvasida untuk memberantas jentik-jentik.
Semprot insektisida untuk membasmi nyamuk dewasa.
Penggunaan pembunuh serangga yang mengandung DEET (10-35%) atau picaridin 7%.
2. Proteksi personal/Personal Protection Adalah suatu tindakan yang dapat melindungi
orang terhadap infeksi, seperti :
Menghindari gigitan nyamuk pada waktu puncak nyamuk mengisap (petang dan
matahari terbenam).
Penggunaan jala bed (kelambu) yang direndam insektisida sebelumnya, kawat nyamuk,
penolak serangga.
Memakai baju yang cocok dan tertutup.
Penggunaan obat-obat profilaksis jika ingin bepergian ke daerah endemis.
3. Vaksin Malaria Parasit malaria mempunyai siklus hidup yang komplek, sehingga vaksin
berbeda-beda untuk setiap stadium, seperti :
Stadium aseksual eksoeritrositik Cara kerjanya menghambat terjadinya gejala klinis
maupun transmisi penyakit di daerah endemis. Contohnya, circumsporozoite protein
(CSP), Thrombospondin-related adhesion protein (TRAP), Liver stage antigen (LSA).
Stadium aseksual eritrositik Cara kerjanya menghambat terjadinya infeksi parasit
terhadap eritrosit, mengeliminasi parasit dalam eritrosit dan mencegah terjadinya
sekuesterasi parasit di kapiler organ dalam sehingga dapat mencegah terjadinya malaria
berat. Contohnya, merozoite surface protein (MSP), ring infected erythrocyte surface
antigen (RESA), apical membrane antigen-1 (AMA-1).
Stadium seksual Cara kerjanya menghambat atau mengurangi transmisi malaria di
suatu daerah. Contohnya, Pfs 28 dan Pfs 25.
SINTESIS
Malaria adalah penyakit infeksi yang menyerang sel darah merah yang disebabkan plasmodium dan
ditularkan nyamuk anopheles.5 spesies plasmodium yaitu plasmodium ovale,plasmodium
vivax,plasmodium falciparum,plasmodium malariae,plasmodium knowlesi. Plasmodium falciparum
dan plasmodium vivax menjadi ancaman terbesar. Plasmodium falciparum merupakan malaria yang
paling berbahaya dapat menyebabkan malaria berat ,sementara plasmodium vivax tersebar paling
luas, terutama di asia.Jika tidak ditangani dengan cepat,dapat menyebabkan komplikasi hingga
kematian. Tidak hanya tatalaksana,tetapi edukasi masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.