Anda di halaman 1dari 34

Workplane FARMAKOLOGI

SIMULASI PEMBERIAN OBAT

NUR AISA SARAFINA


03_B02_2007101010184

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021/2022
Krim Betametasone 0,1%

Penggolongan Obat kortikosteroid


obat

Indikasi obat untuk mengatasi peradangan pada kulit yang disebabkan oleh
sejumlah kondisi, seperti eksim, reaksi alergi, atau psoriasis.

Sediaan dosis krim, gel salep

Kontra  Hipersensitifitas pada kortikosteroid lainnya dan bahan


indikasi  campurannya
 Lesi kulit oleh virus, bakteri, jamur, dan infeksi parasit
 Tidak boleh diberikan pada lesi kulit akibat reaksi vaksin,
biasanya vaksin tuberkulosis.

Interaksi  Penurunan efektivitas insulin atau obat antidiabetes lain, termasuk


Potensial  metformin
 Peningkatan efektivitas betametason topikal jika digunakan
dengan ritonavir atau itraconazole 

Efek samping  Kulit terasa gatal


 Kemerahan di kulit
 kulit kering
 Rasa terbakar pada kulit
 Kulit melepuh
Krim Ketoconazole 2%

Penggolongan obat antijamur


obat

Indikasi obat untuk mengatasi infeksi jamur. Obat ini berfungsi untuk mengatasi
beragam jenis infeksi jamur di kulit, seperti panu, kurap, kutu air, dan
infeksi jamur di bagian tubuh lain, seperti kandidiasis pada vagina.

Sediaan dosis tersedia dalam bentuk krim 2%, tablet 200 mg, dan sampo

Kontra hipersensifitas
indikasi 

Interaksi  Ritonavir dan atorvastatin: mengonsumsi ketoconazole dengan


Potensial  ritonavir dan atorvastatin meningkatkan risiko semakin kuatnya
efek samping dari ketoconazole.
 Obat penghilang rasa sakit (buprenorphine, fentanyl, atau
oxycodone): jika obat-obatan tersebut dikonsumsi bersamaan
dengan ketoconazole berpotensi memperlambat pernapasan.
 Antikoagulan (rivaroxaban, dabigatran, atau warfarin): obat-
obatan pengencer darah yang dikombinasikan dengan
ketoconazole meningkatkan risiko pendarahan.
 Obat penyakit jantung (felodipine atau nisoldipine): ketoconazole
yang digabung dengan obat jantung memicu terjadinya
pembengkakan di lengan, kaki, dan risiko gagal jantung.
 Tamsulosin: meminum tamsulosin dengan ketoconazole
menimbulkan efek samping seperti pusing, sakit kepala, dan
tekanan darah rendah
 Digoxin: obat digoxin yang dikonsumsi dengan ketoconazole
menyebabkan sakit kepala, pusing, dan sakit perut.
 Obat antipsikotik (aripiprazole, buspirone, haloperidol,
quetiapine, dan risperidone): gejala seperti pusing, sakit kepala,
dan mengantuk atau lemas dapat terjadi jika ketoconazole
berinteraksi dengan obat antipsikotik.
 Obat tekanan darah (sildenafil, tadanafil, dan vardenafil): efek
yang mungkin terjadi apabila ketoconazole digabung dengan obat
tekanan darah adalah denyut jantung menurun, tekanan darah
rendah, dan pusing.
 Obat disfungsi ereksi (sildenafil, tadalafil, vardenafil):
mengonsumsi ketoconazole dengan obat disfungsi ereksi mungkin
dapat menimbulkan sakit kepala, sakit perut, dan nyeri otot.
 Obat antivirus (indinavir, maraviroc, dan saquinavir): jika Anda
menjalani pengobatan antivirus dan mengonsumsi obat ini secara
bersamaan, kemungkinan dapat timbul sakit perut, mual, dan sakit
kepala.

Efek samping bengkak, gatal, iritasi, kering dan kemerahan pada daerah yang diobati

Salep Sodium fusidat 2%

Penggolongan topikal antibiotik


obat

Indikasi mengobati infeksi kulit dan jaringan lunak yang ringan sampai
sedang, misalnya impetigo contagiosa, folicullitis superfisial,
erythrasma, furunkulosis, abses, paronychia, sycosis barbae,
hidradenitis axillaris, dan luka traumatis yang terinfeksi.

Sediaan dosis  Salep asam fusidat: 20 mg/g


 Tablet asam fusidat: 250 mg
 Bubuk untuk suntikan: 500 mg

Kontra Obat ini tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus, seperti
indikasi  pilek dan flu.

Interaksi belum ditemukan interaksi obat yang dapat terjadi bila fusidic acid
Potensial  digunakan bersama dengan obat-obatan lain.

Efek samping Skin rash, urticaria, iritasi


Salep Gentamisin sulfat 0,1%

Penggolongan Antibiotik
obat

Indikasi untuk mengobati infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri.

Sediaan dosis Injeksi, tetes (tincture), krim, dan salep

Kontra Hipersensitif, infusiensi ginjal


indikasi 

Interaksi
Gentamicin berpotensi menimbulkan interaksi dengan sejumlah obat jika
Potensial 
digunakan bersamaan. Berikut ini adalah beberapa interaksi yang dapat
terjadi:

 Menurunkan efek BCG vaccine live dan typhoid vaccine live.


 Meningkatkan risiko terjadinya gangguan ginjal, jika digunakan
bersama cispalastin, obat golongan ciclosporin, diuretik loop,
amphotericin B, dan cisplatin.
 Meningkatkan efek samping gentamicin, jika digunakan bersama
obat golongan antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen,
indometasin, dan naproxen.

Efek samping Penggunaan topikal antibiotik gentamisin dapat menyebabkan iritasi yang
bersifat sementara, biasanya ditandai dengan kulit kemerahan dan gatal.
Kemungkinan terjadinya fotosensitisasi pernah dilaporkan pada beberapa
pasien. Penggunaan antibiotik gentamisin topikal dalam jangka panjang
dapat menyebabkan jamur atau bakteri yang kebal tumbuh berlebihan.

Salep Mupirocin 2%

Penggolongan Antibiotik
obat
Indikasi
 mengatasi impetigo dan infeksi kulit akibat Staphylococcus
aureus, Streptococcus pyogenes,  atau Streptococcus spp. Mupirocin
bekerja dengan menghambat kerja dari enzim soleucyl-tRNA
synthetase yang diperlukan oleh bakteri untuk tumbuh dan
berkembang. Dengan begitu, bakteri akan berhenti tumbuh dan akhirnya
mati.

Sediaan dosis Salep dan krim (cream)

Kontra Hipersnsitif terhadap mupirocin


indikasi 

Interaksi Belum diketahui interaksi obat yang dapat terjadi bila mupirocin
Potensial  digunakan dengan obat-obatan lain. Namun, untuk mencegah terjadinya
efek interaksi yang tidak diinginkan, pastikan untuk memberi tahu dokter
jika Anda sedang atau akan mengonsumsi obat-obatan tertentu bersamaan
dengan mupirocin.

Efek samping  Kulit terasa terbakar atau tersengat


 Kulit terasa kering dan gatal
 Kulit berwarna kemerahan atau ruam muncul pada kulit
 Kulit terasa sakit ketika disentuh
 Area yang terinfeksi mengeluarkan lebih banyak cairan
 Mual

Nystatin Drops 100.000 IU

Penggolongan Obat Anti Jamur


obat

Indikasi mengobati infeksi jamur pada mulut. Obat ini menghambat perumbuhan
jamur dengan cara mempengaruhi permeabilitas dinding sel jamur
sehingga jamur dapat mati.

Sediaan dosis Salep, cairan suspensi, tablet minum, dan tablet vagina

Kontra hipersensivitas
indikasi 

Interaksi
Tidak diketahui secara pasti interaksi obat yang muncul jika nystatin
Potensial 
digunakan bersamaan dengan obat lainnya. Namun, nystatin dapat
menyebabkan efek interaksi ringan bila digunakan dengan produk ragi
yang dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisiae.
Hindari penggunaan nystatin dengan produk ragi terebut. Jika Anda
sedang atau akan menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal,
pastikan untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu.

Efek samping Diare, rasa tidak nyaman pada gastrointestinal, mul dan muntah (dosis
besar)

Metilprednisolon 4 mg

Penggolongan kortikosteroid
obat

Indikasi sebagai antiinflamasi atau imunosupresan, tatalaksana status asmatikus,


reaksi penolakan pada transplantasi organ, dan kondisi alergi.

Sediaan dosis tablet 4 mg, 8 mg, dan 16 mg, obat oles, dan injeksi

Kontra hipersensitif, idiopathic thrombocytopenic purpura, bayi prematur, infeksi


indikasi  jamur sistemik, pemberian secara intratekal (sumsum tulang belakang)

Interaksi Penggunaan methylprednisolone bersama obat lain dapat menimbulkan


Potensial  beberapa efek interaksi obat, seperti:

Peningkatan resiko terjadinya kejang jika digunakan dengan cyclosporin


Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan
amphotericin B atau diuretik
Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan dengan digoxin
Peningkatan risiko terjadinya gangguan pencernaan jika digunakan dengan
aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid
Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan antibiotik
makrolida, ketoconazole, erythromycin, rifampicin, dan barbiturat
Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat warfarin
Penurunan efektivitas methylprednisolone, jika digunakan dengan
cholestyramine dan hormon estrogen
Penurunan efektivitas obat isoniazid dan obat antidiabetes
Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin influenza atau vaksin
BCG

Efek samping agitasi, pusing, mengurangi jumlah urin, sakit kepala, iritasi, napas pendek,
penambahan berat badan, denyut jantung tidak beraturan, penglihatan
terganggu, napas bermasalah ketika istirahat

Klindamisin 300 mg

Penggolongan Antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri


obat

Indikasi
Infeksi gram negatif yang serius atau berat, disebabkan oleh organisme yang

peka antara lain strep, pneumokokus dan staph, termasuk bakteri anaerob

Infeksi serius akibat bakteri anaerob atau bakteri aerob gram positif. Infeksi
serius saluran nafas (emfiema, pnemonitis anaerob, abses paru), infeksi
serius jaringan lunak dan kulit, septikemia, infeksi intra-abdomen
(peritonitis, abses intra-abdomen), infeksi ginekologi (endometritis, selulitis
pelvis pasca operasi vagina, abses tuboovarium non-gonokokal, salpingitis,
atau inflamasi pelvis ketika diberikan bersamaan dengan antibiotik untuk
bakteri aerob gram negatif), servisitis karena Chlamydia trachomatis, infeksi
mulut (abses periodontal, periodontitis), terapi toksoplasmik ensefalitis pada
pasien dengan AIDS (kombinasi bersama pirimetamin). Klindamisin dapat
menjadi pilihan untuk pasien alergi golongan penisilin.
Sediaan dosis

Clindamycin kapsul

 Dewasa
150-300 mg tiap 6 jam. Dosis maksimum per kali minum 450 mg
dan dosis maksimum perhari 1,8 g. Infeksi lebih serius : 300 - 450
mg tiap 6 jam.
 Anak
3-6 mg/kgBB tiap 6 jam. Bila berat badan anak kurang dari 10 kg,
dosis yang diberikan minimal 37,5 mg tiap 8 jam.

Kontra Hipersensitivitas.
indikasi 

Interaksi Eritromisin: kemungkinan memiliki efek antagonis. Golongan penghambat


Potensial  neuromuskular: mengubah mekanisme kerja dari obat golongan tersebut.

Efek samping Umum: kolitis pseudomembran, diare, nyeri abdomen, gangguan pada tes
fungsi hati, ruam makulopapular. Tidak umum: eosinofilia, dysgeusia,
hipotensi, cardiorespiratory arrest, mual, muntah, urtikaria, pada pemberian
injeksi: nyeri dan abses. Jarang: eritema multiforme, poliartritis, pruritus.

Cetirizin 10 mg

Penggolongan Antihistamin (obat keras)


obat

Indikasi Kondisi alergi seperti rinitis perenial, rinitis alergi dan urtikaria

idiopatik kronik.

Sediaan dosis sediaan Tablet 10 mg : Dewasa dan anak diatas 12 tahun =


1 tablet/hari dan sediaan cair (sirup atau drop) kemasan 10 mg/ml

Kontra Riwayat hipersensitifitas terhadap cetirizine dan ibu menyusui dan Ibu
indikasi  hamil
Interaksi Cetirizine Hj 10 mg tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat-
Potensial  obatan seperti: Lorazepam, asma teofilin, alkohol, duloxetine,
alprazolam, zolpidem

Efek samping Sakit kepala, pusing, mengantuk, agitasi, mulut kering, rasa tak enak
pada gigi, reaksi hipersensitivitas.

Clorfeniramin maleat 4 mg

Penggolongan antihistamin
ob
at

Indikasi gejala alergi seperti hay fever, urtikaria; pengobatan darurat reaksi
anafilaktik.

Sediaan dosis oral: 4 mg tiap 4-6 jam; maksimal 24 mg/hari. Anak di bawah 1 tahun tidak
dianjurkan; 1-2 tahun 1 mg 2 kali sehari; 2-5 tahun 1 mg tiap 4-6 jam,
maksimal 6 mg/hari; 6-12 tahun 2 mg tiap 4-6 jam, maksimal 12 mg/hari.
Injeksi subkutan atau intramuskular: 10-20 mg, diulang bila perlu maksimal
40 mg dalam 24 jam.Injeksi intravena lambat, lebih dari 1 menit: 10-20 mg
dilarutkan dalam spuit dengan 5-10 ml darah atau dengan NaCl steril 0,9%
atau air khusus untuk injeksi.

Kontra Pasien glaukoma sudut sempit, Pasien obstruksi leher kandung kemih.
indikasi  Pasien hipertrofi prostat.Pasien tukak lambung stenosis. Pasien serangan
asma akut.

Interaksi Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain,
Potensial  sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak
dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang
membahayakan tubuh.

Efek samping  Sakit kepala


 Kantuk
 Pusing
 Mual
 Muntah
 Selera makan berkurang
 Sembelit atau konstipasi
 Mulut, hidung, dan tenggorokan kering

Azithromysin 500 mg

Penggolongan Antibiotik Makrolida


obat

Indikasi Azithromycin indikasi untuk berbagai jenis penyakit infeksi, seperti infeksi
saluran napas, kulit, dan infeksi genital dengan dosis bergantung pada jenis
penyakit.

Sediaan dosis Dosis azithromycin dalam bentuk obat kapsul dan tablet untuk pasien
dewasa adalah 500 mg pada hari pertama, diikuti dengan 250 mg sekali
sehari pada hari ke-2 hingga ke-5.

Dosis azithromycin dalam bentuk obat suspensi untuk pasien 6 tahun ke atas
adalah 10 mg/kgBB pada hari pertama, diikuti dengan 5 mg/kgBB/hari pada
hari ke-2 hingga ke-5.

Dosis azithromycin dalam bentuk suntik untuk pasien dewasa adalah 500
mg, 1 kali sehari, selama setidaknya 2 hari. Dilanjutkan dengan bentuk
tablet atau kapsul 500 mg selama 7-10 hari.

Dosis azithromycin dalam bentuk obat tetes mata untuk pasien dewasa dan
anak di atas 1 tahun adalah 1 tetes ke mata, 2 kali sehari, selama 2 hari.
Kemudian, dilanjutkan dengan 1 tetes, sekali sehari, selama 5 hari.

Kontra Azithromycin dikontraindikasikan pada pasien yang mengalami


indikasi  hipersensitivitas terhadap azithromycin, erythromycin, dan antibiotik
golongan makrolid lainnya. Azithromycin juga kontraindikasi pada pasien
dengan riwayat ikterus kolestasis atau disfungsi hepatik akibat penggunaan
azithromycin sebelumnya.

Interaksi - Peningkatan risiko terjadinya perdarahan, jika digunakan dengan obat


Potensial  antikoagulan seperti warfarin.
    - Peningkatan risiko terjadinya perpanjangan interval QT, jika digunakan
bersama obat antiaritmia, seperti quinidine, amiodarone, dan terfenadine,
serta obat diuretik

Efek samping Mual, muntah, kembung, diare, gangguan pendengran, nefritis intertisal,
vertigo, kejang, fungsi hati abnormal, sakit kepala

Levofloxacin 750 mg
Penggolongan antbiotik golongan quinolon
obat

Indikasi mengobati penyakit akibat infeksi bakteri, seperti pneumonia, sinusitis,


prostatitis, konjungtivitis, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit.

Sediaan dosis  Levofloxacin oral (tablet dan sirup)


Dosis: 250-500 mg per hari. Durasi pengobatan bervariasi mulai dari
3 hari hingga 8 minggu.
 Levofloxacin tetes mata
Dosis: 1-2 tetes tiap 2 jam (maksimal 8 kali per hari) selama 1-2 hari
pertama. Hari ke-3 sampai ke-5, frekuensi menurun menjadi 1-2
tetes, 4 kali sehari

Kontra hipersensitivitas terhadap levofloksasin dan antimikroba golongan kuinolon,


indikasi  epilepsi, riwayat gangguan tendon terkait pemberian florokuinolon, anak
atau remaja, kehamilan, menyusui

Interaksi berpotensi membentuk kelat bersama ion logam (Al, Cu, Zn, Mg, Ca),
Potensial  antasida mengandung aluminium atau magnesium dan obat mengandung
besi menurunkan absorpsi levofloksasin, penggunaan bersama AINS dengan
kuinolon dapat meningkatkan risiko stimulasi SSP dan serangan kejang,
gangguan glukosa darah, termasuk hiperglikemia dan hipoglikemia jika
diberikan bersama obat antidiabetik, levofloksasin dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis, sehingga dapat
memberikan hasil negatif palsu pada diagnosis bakteri tuberkulosis.

Efek samping  Perubahan volume dan warna urine.


 Nyeri atau pembengkakan otot, tendon, dan sendi.
 Kesemutan atau mati rasa.
 Dada terasa nyeri.
 Gangguan indra penglihatan, perasa, pencium, atau pendengaran.
 Diare berat atau terdapat darah pada tinja.
 Halusinasi.

Amoksisilin 500 mg

Penggolongan Antibiotik Beta laktam golongan penisilin 


obat

Indikasi Amoxicillin diindikasikan untuk mengatasi infeksi pada 


saluran pencernaan, saluran pernafasan, infeksi gigi, infeksi 
saluran kemih, infeksi bronchitis, pneumonia, dan dermam 
tifoid
Sediaan dosis Tiap tablet mengandung Amoxicillin 500 mg
Dosis dewasa : 500 mg tiap 8 jam

Kontra Amoksisilin tidak boleh diberikan pada pasien yang pernah 


indikasi  mengalami alergi terhadap antibiotik amoksisilin dan penisilin.

Interaksi Beberapa interaksi obat yang diberikan bersamaan dengan 


Potensial  amoxicillin, antara lain:
 Pemakaian obat Amoxicillin bersama dengan antikoagulan
(pengencer darah) dapat meningkatkan efek obat pengencer darah,
sehingga berpotensi menyebabkan perdarahan.
 Pemakaian bersama dengan allopurinol dapat meningkatkan risiko
alergi terhadap amoxicillin. Pemakaian bersama dengan probenecid
meningkatkan kadar amoxicillin dalam darah.
 Antibiotik chloramphenicol, macrolides, sulfonamide, dan
tetracycline, dapat mempengaruhi efek amoxicillin dalam 
membunuh bakteri (MIMS, 2017).

Efek samping Mual dan muntah, mengalami diare, sakit kepala, dan 
ruam kemerahan

Klorokuin fosfat 500 mg

Penggolongan Anti malaria kelompok  derivat 4-aminokuinolin


obat

Indikasi Sebagai terapi malaria, juga untuk amebiasis ekstraintestinal, serta sebagai
antiinflamasi pada rheumatoid artritis dan lupus eritematosus sistemik.
Chloroquine juga memiliki efek antiviral sehingga dapat diindikasikan
untuk terapi infeksi beberapa virus, diantaranya coronavirus, flavivirus,
dan retrovirus.

Sediaan dosis Tablet 250 mg fosfat yang setara 150 mg basa

Kontra pasien alergi terhadap komponen 4-aminoquinolin, juga pada pasien


indikasi  dengan riwayat gangguan retina atau perubahan lapang pandang, psoriasis,
dan porphyria

Interaksi Antasida, kaolin, simetidin, ampisisilin, siklosporin, mefloquin dapat


Potensial  mengganggu absorpsi dan metabolisme

Efek samping Nyeri kepala ringan, Gangguan pencernaan, Gangguan penglihatan,


Gangguan Kardiovaskuler, Gatal, pusing, vertigo, diplopia, mual, muntah,
dan nyeri perut
Oseltamivir 75 mg

Penggolongan Antivirus
obat

Indikasi Influenza akut tanpa komplikasi, dan untuk COVID - 19

Sediaan dosis Kapsul 75 mg 

Kontra Hipersensitif 
indikasi 

Interaksi Belum diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan bisa dengan amoxicilin,
Potensial  aspirin, antasida, cimetidine, amantadine.

Efek samping Rash, dermatitis, mual, muntah, sakit kepala, gangguan neuropsikiatri
seperti halusinasi.

Favipiravir 200 mg

Penggolongan antivirus
obat

Indikasi untuk mengatasi beberapa jenis virus influenza,seperti influenza A, yang


menyebabkan flu burung dan flu babi, influenza B, dan influenza C. 

Sediaan dosis dosis 1.600 mg sebanyak 2 kali sehari pada hari pertama, dilanjutkan
dengan 600 mg sebanyak 2 kali sehari pada hari ke-2 hingga hari ke-5.

Kontra penggunaan favipiravir adalah pada pasien hipersensitif terhadap


indikasi  favipiravir atau komponen lain dalam obat ini. Selain itu kehamilan adalah
kontraindikasi lain dari pemberian obat ini.

Interaksi  Penurunan efektivitas amiodarone, atorvastatin, lovastatin,


Potensial  carbamazepine, chloroquine, cisapride, diclofenac, diltiazem,
enzalutamide, erlotinib, ethinylestradiol, dan ifosfamide
 Penurunan efektivitas ketamine, ketorolac, ibuprofen, piroxicam,
lansoprazole, omeprazole, methadone, nicardipine, naproxen,
repaglinide, sorafenib, teofilin, tretinoin, verapamil, dan warfarin
Efek samping
Efek samping favipiravir diantaranya berupa efek samping hepatik dengan
peningkatan enzim, gastrointestinal seperti diare, mual, muntah, dan nyeri
abdomen, gangguan hematologi, respiratorik, metabolik, hipersensitivitas,
serta efek samping lain seperti vertigo, ekimosis, pandangan kabur, dan
polip tonsil.

Asiklovir

Penggolongan antivirus
obat

Indikasi Obat ini digunakan membantu mengatasi infeksi yang dipicu oleh
pertumbuhan virus, seperti herpes simpleks, cacar air, serta herpes zoster.

Sediaan dosis Tablet: Acyclovir 200 mg; Acyclovir 400 mg.


Krim : 5 gram

Kontra Hindari penggunaan obat pada orang yang memiliki alergi atau
indikasi  hipersensitif terhadap Acyclovir.

Interaksi Obat Acyclovir tidak boleh digunakan bersamaan dengan beberapa obat
Potensial  berikut:

 Probenecid, cimetidine, dan mikofenolat mofetil, dapat menaikkan


konsentrasi Acyclovir dalam plasma darah.
 Obat yang memengaruhi fisiologi ginjal (misalnya ciclosporin,
tacrolimus, dll), dapat meningkatkan efek nefrotoksik.

Efek samping Sejumlah efek samping yang dapat terjadi selama penggunaan Acyclovir
meliputi:

 Mual muntah.
 Nyeri perut.
 Diare.
 Pusing, sakit kepala.
 Ruam kulit.
 Urtikaria.
 Kebingungan.
 Halusinasi.  
 Mengantuk
 Gagal ginjal akut.
 Peningkatan enzim hati (reversibel).
 Peningkatan kadar ureum dan kreatinin.
 Berpotensi fatal: sindrom hemolitik uremik pada pasien dengan
gangguan sistem imun.

Pirantel Pamoat 250 mg

Penggolongan suatu tetrahidropirimidin, zat antihelmintik, derivat pirimidin.


obat

Indikasi Indikasi utama pirantel pamoat adalah untuk infeksi nematoda, 

Sediaan dosis dosis dasar dewasa dan anak adalah sebesar 11 mg/kgBB per oral dosis
tunggal, dosis maksimum 1 g.

Kontra Kontraindikasi pirantel pamoat jika terdapat riwayat hipersensitivitas


indikasi  dengan obat ini, atau komponennya. Pirantel pamoat juga
dikontraindikasikan pada pasien yang mengalami obstruksi intestinal. 
Penyakit hepar juga merupakan kontraindikasi terhadap obat ini, dan
peringatan diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hati yang
mengonsumsi obat ini.

Interaksi pirantel pamoat dan piperazin : efeknya berlawanan pada membran


Potensial  potensial sel otot askariasis, dapat bekerja antagonistik mutualistik

Efek samping hilangnya nafsu makan, kejang perut, mual, muntah, diare, sakit kepala,
pusing, rasa mengantuk, sukar tidur, dan merah-merah pada kulit.

Ivermektin 12 mg

Penggolongan Obat antelmintik atau antiparasit 


obat

Indikasi infeksi Strongylodiasis usus karena parasit cacing Strongyloides


stercoralis. Obat ini juga dindikasikan untuk infeksi Onchocerciasis yang
disebabkan oleh parasit Onchocerca volvulus.
Sediaan dosis Obat Oral :
Strongyloidiasis:
 Dewasa: 200 mkg/kg selama 1-2 hari.
 Anak BB >15 kg: Sama seperti dosis dewasa.
Onchocerciasis: 
 Dewasa: 150 mkg/kg sebagai dosis tunggal. Lakukan perawatan
setiap 3-12 bulan sampai gejala hilang sepenuhnya.
 Anak >15 kg: Sama seperti dosis dewasa.
Obat Topikal :
Dosis obat Ivermectin dalam sediaan krim atau losion: 
Pedikulosis Kepala (Kutu Kepala)
 Dewasa: Sebagai lotion 0,5%: Oleskan secukupnya ke rambut dan
kulit kepala kering sebagai dosis tunggal, lalu biarkan selama 10
menit. Bilas hingga bersih
 Anak >6 Bulan: Sama seperti dosis dewasa.
Rosacea
 Dewasa: Sebagai krim 1%: Oleskan ke kulit dengan gejala rosacea
secukupnya 1 kali sehari hingga 4 bulan. Ulangi perawatan tersebut
jika diperlukan.
 Anak: Tidak ada data untuk dosis anak. 

Kontra Jangan gunakan obat ini bila Anda memiliki riwayat hipersensitif atau
indikasi  alergi dengan Ivermectin. 

Interaksi  Meningkatkan konsentrasi serum bila digunakan bersama inhibitor


Potensial  P-glikoprotein.
 Menurunkan konsentrasi serum bila digunakan bersama dengan
penginduksi P-glikoprotein. 
 Mengurangi efek antikoagulan antagonis vitamin K (misalnya
warfarin). 
 Mengurangi efek terapeutik lactobacillus dan estriol.

Efek samping  Menyebabkan pusing atau terasa ingin pingsan. Maka dari itu,
harus berhati-hati seperti berdiri perlahan setelah duduk atau berbaring,
serta hati-hati saat naik-turun tangga. 
 Reaksi Mazzotti, seperti edema, pruritus, ruam urtikaria, demam,
sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, takikardia, limfadenitis,
artralgia, sinovitis, dan hipotensi ortostatik.
 Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, diare,
gangguan makan, atau sembelit. 
 Merasa gugup, pusing, kelelahan, tremor, vertigo, atau astenia. 
 Masalah kulit seperti gatal, iritasi, dermatitis kontak, eritema, atau
sensasi terbakar pada kulit setelah memakan Ivermectin topikal.

Vitamin C 500 mg

Penggolongan Vitamin
obat

Indikasi Membantu memenuhi kebutuhan vitamin C dan membantu menjaga daya


tahan tubuh.

Sediaan dosis Vitamin C tablet


 Dewasa: 250 mg per hari, dalam 4 dosis terbagi.
 Anak-anak: 100 mg per hari, dalam 3 dosis terbagi. Dilanjutkan
100 mg per hari sampai gejala reda (1-3 bulan)
Vitamin C suntik
 Dewasa: 200 mg per hari.
 Anak usia 5 bulan – 1 tahun: 50 mg per hari.
 Anak usia 1 tahun – 11 tahun: 100 mg per hari.
 Anak usia lebih dari 11 tahun: 200 mg per hari.

Kontra Sebelum mengonsumsi vitamin C, perlu diperhatikan bahwa pengguna


indikasi  tidak pernah memiliki reaksi alergi pada penggunaan suplemen vitamin C
atau alergi terhadap bahan inaktif dalam suplemen (seperti kacang atau
kedelai). Pada pasien yang memiliki alergi terhadap sulfit juga perlu
diperhatikan karena beberapa sediaan vitamin C mengandung sulfit.

Interaksi Vitamin C dapat berinteraksi dengan amphetamine dan obat sejenis seperti
Potensial  dextroamphetamine atau benzphetamine, dan juga dengan deferoxamine.
Vitamin C akan menurunkan kadar dalam darah amphetamine dan obat
sejenisnya sehingga efektivitasnya menurun.

Vitamin C dosis tinggi akan meningkatkan kadar besi pada pasien yang
mendapat deferoxamine. Penggunaan vitamin C dosis tinggi (lebih dari
200 mg/hari) atau penggunaan jangka panjang dilaporkan dapat
menyebabkan disfungsi ventrikel kiri

Efek samping Nyeri, kelemahan atau perasaan lelah berlebih, rasa menggigil, demam,
diare.

Rifampisin 450 mg
Dexamethason 0,5 mg

Penggolongan Obat steroid


obat

Indikasi Menangani berbagai kondisi peradangan, reaksi alergi, penyakit autoimun,


multiple myeloma, dan menangani COVID-19 yang bergejala berat

Sediaan dosis Dewasa: Dosis awal 0,5–9 mg per hari yang di bagi ke dalam beberapa kali
pemberian. Dosis maksimal 1,5 mg per hari.
Anak-anak: Dosis awal 0,02–0,3 mg/kgBB per hari, dibagi ke dalam 3–4
konsumsi. Dosis akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan respons
pasien.

Kontra Kontraindikasi dexamethasone adalah pada kasus hipersensitivitas, infeksi


indikasi  akut yang tidak diobati, dan adanya infeksi jamur. Penggunaan pada pasien
tuberkulosis juga perlu berhati-hati karena dapat membuat infeksi aktif
kembali. Sementara itu, peringatan penggunaan dexamethasone adalah
pada pasien dengan ulkus peptikum.

Interaksi
Potensial 

Efek samping Efek samping utama dexamethasone adalah supresi aksis HPA
(Hipotalamus-pituitari-adrenal), sedangkan interaksi obat terjadi dengan
obat yang menginduksi enzim CYP3A4.

Parasetamol 500 mg

Penggolongan obat analgesik dan antipiretik


obat

Indikasi meredakan gejala demam dan nyeri pada berbagai penyakit seperti demam
dengue, tifoid, dan infeksi saluran kemih.

Sediaan dosis 325-650 mg, 500 mg

Kontra Kontraindikasi paracetamol adalah pada pasien dengan riwayat


indikasi  hipersensitivitas dan penyakit hepar aktif derajat berat. Penggunaan
paracetamol, terutama dalam jangka panjang, perlu diperhatikan pada
pasien dengan: Penyakit hepar kronis dekompensata. Hipovolemia berat.

Interaksi  Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakandengan


Potensial  warfarin
 Penurunan kadar paracetamol dalam darah jika digunakan dengan
carbamazepine, colestiramine, phenobarbital, phenytoin, atau
primidone
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat busulfan
 Peningkatan penyerapan paracetamol jika digunakan dengan
metoclopramide,domperidone, chloramphenicol, atau probenecid
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan hati jika digunakan
dengan isoniazid

Selain itu, jika paracetamol digunakan bersama alkohol maka bisa


meningkatkan risiko terjadinya kerusakan hati.

Efek samping  Sakit kepala


 Mual atau muntah
 Sulit tidur
 Perut bagian atas terasa sakit
 Urin berwarna gelap
 Lelah yang tidak biasa
 Penyakit kuning

Amoksisilin

Penggolongan antibiotik
obat

Indikasi Secara umum, indikasi amoxicillin adalah pada keadaan otitis media akut,
infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran kemih, infeksi Helicobacter
pylori, dan abses dental

Sediaan dosis Kaplet, kapsul, sirop kering, suspensi, dan serbuk injeksi

Kontra  Kontraindikasi dan peringatan penggunaan amoxicillin yang paling


indikasi  utama adalah pada pasien dengan gangguan ginjal dan pasien
dengan riwayat hipersensitifitas terhadap obat ini
 Pasien dengan riwayat alergi terhadap derivat penisilin lainnya

Interaksi
Potensial 

Efek samping Efek samping amoxicillin yang umum terjadi adalah mual, muntah, diare,
dan staining pada gigi yang bersifat sementara. Penggunaan dalam jangka
waktu panjang sering menyebabkan tumbuhnya jamur, baik oral thrush
atau infeksi jamur pada vagina.

Ampisillin

Penggolongan antibiotik penisilin


obat

Indikasi infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, infeksi pada mulut (lihat
keterangan di atas), bronkitis, uncomplicated community- acquired
pneumonia, infeksi Haemophillus influenza, salmonellosis invasif; listerial
meningitis.

Sediaan dosis Kaplet, kapsul, sirop kering, suspensi, dan serbuk injeksi

Kontra hipersensitivitas terhadap penisilin


indikasi 

Interaksi  Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksi tifus, vaksin


Potensial  BCG, atau vaksin kolera
 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan bila digunakan dengan
warfarin
 Peningkatan risiko munculnya ruam kulit jika digunakan dengan
allopurinol
 Penurunan efektivitas ampicillin jika digunakan bersama
chloroquine, doxycycline, chloramphenicol, erythromycin, atau
tetracycline
 Penurunan kadar ampicillin jika digunakan bersama obat golongan
proton pump inhibitor, seperti lansoprazole atau omeprazole
 Penurunan efektivitas pil KB
 Peningkatan kadar methotrexate

Efek samping  Diare


 Mual
 Muntah

Azitromisin

Penggolongan antibiotik mikrolida


obat
Indikasi infeksi-infeksi yang disebabkan oleh organisme yang peka, infeksi saluran
nafas atas (tonsillitis, pharingitis), infeksi saluran nafas bawah (bronchitis,
pneumonia), infeksi kulit & jaringan lunak, penyakit hubungan seksual
(Sexually Transmitted Disease), urethritis, cervicitis yang berkaitan dengan
Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum dan Neisseria
gonorrhoea.

Sediaan dosis Tablet, kapsul, suspensi, tetes mata, dan suntik.

Kontra gangguan fungsi hati.


indikasi 

Interaksi  Peningkatan kadar digoxin, ciclosporin, terfenadine, dan colchicine


Potensial  di dalam darah.
 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan, jika digunakan dengan
obat antikoagulan seperti warfarin.
 Peningkatan risiko terjadinya perpanjangan interval QT, jika
digunakan bersama obat antiaritmia, seperti quinidine, amiodarone,
dan terfenadine, serta obat diuretik.

Efek samping  Sakit kepala


 Mual
 Muntah
 Sakit perut
 Diare
 Penurunan kemampuan pendengaran atau tuli.
 Pandangan kabur atau kelopak mata sulit terangkat.
 Kesulitan menelan atau berbicara.
 Kelemahan pada otot.
 Detak jantung yang cepat dan tidak teratur.
 Gangguan hati yang ditandai dengan kelelahan, mual dan muntah
yang parah, serta mata dan kulit yang berwarna

Kloramfenikol

Penggolongan antibiotik
obat

Indikasi pengobatan topikal terhadap infeksi superfisial pada telinga luar dan
infeksi superfisial pada mata
Sediaan dosis Tablet, kapsul, sirop, obat tetes, salep, dan suntik

Kontra wanita hamil, menyusui dan pasien porfiria.


indikasi 

Interaksi  Penurunan efektivitas chloramphenicol dalam membasmi bakteri,


Potensial  bila digunakan bersama rifampicin dan phenobarbital.
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang fatal, jika
digunakan bersama obat yang bisa menekan fungsi sumsum tulang.
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping phenytoin, ciclosporin,
dan tacrolimus.
 Penurunan efektivitas ceftazidime, cynacobalamin (vitamin B12),
dan beberapa vaksin hidup, seperti vaksin BCG, vaksin kolera, dan
vaksin tifoid.
 Penurunan efektivitas antibiotik lain, seperti ceftriaxone, dalam
mengatasi infeksi bakteri.
 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan, bila digunakan bersama
warfarin.
 Peningkatan efek obat antidiabetes golongan sulfonilurea, seperti
gliclazide, glipizide, atau gliquidone, sehingga dapat terjadi
hipoglikemia.

Efek samping  Pusing


 Sakit kepala
 Mual atau muntah
 Diare
 Kebingungan atau linglung
 Sariawan
 Sensasi tersengat pada mata atau telinga
 Pandangan kabur
 Mudah memar
 Mudah terkena infeksi
 Merasa sangat lemas atau lelah
 Sulit bernapas

Cefotaksim

Penggolongan sefalosporin generasi ketiga


obat
Indikasi  Indikasi cefotaxime di antaranya untuk penatalaksanaan infeksi
saluran pernapasan bawah, infeksi genitourinari, infeksi ginekologi,
bakteremia atau sepsis, gonorrhea, infeksi kulit, infeksi intra
abdomen, infeksi pada tulang atau sendi, dan infeksi pada sistem
saraf pusat.
 Selain itu, cefotaxime juga dapat digunakan sebagai antibiotik
profilaksis sebelum tindakan pembedahan, seperti histerektomi
abdomen atau vagina, pembedahan pada saluran pencernaan dan
genitourinari. Untuk mencapai hasil yang efektif, antibiotik
diberikan dalam 30 – 90 menit sebelum tindakan.

Sediaan dosis Serbuk 500 mg, 1 mg, dan 2 mg

Kontra Kontraindikasi cefotaxime adalah pada pasien dengan riwayat alergi, dan
indikasi  harus berhati-hati digunakan pada pasien dengan abnormalitas darah atau
riwayat hipersensitivitas terhadap penicillin.
Cefotaxime tidak dapat diberikan pada pasien yang memiliki alergi
terhadap cefotaxime atau komponennya. Pasien dengan riwayat alergi
terhadap antibiotik sefalosporin lainnya juga sebaiknya tidak diberikan
cefotaxime

Interaksi  Penggunaan cefotaxime bersamaan dengan obat yang juga bersifat


Potensial  nefrotoksik, seperti golongan aminoglikosida atau diuretik poten
perlu dihindari. Pemberian cefotaxime bersamaan dengan vaksin
juga akan menurunkan efektivitas vaksin, terutama vaksin hidup
seperti BCG dan tifoid. Pemberian vaksin disarankan 3 hari setelah
dosisi terakhir cefotaxime diberikan atau 7 hari sebelum pemberian
cefotaxime dosis pertama.
 Pemberiannya bersama kontrasepsi oral juga akan menurunkan
efektivitas kontrasepsi sehingga disarankan untuk mengganti
antibiotik atau menggunakan kontrasepsi non hormonal selama
penggunaan antibiotik
 Penggunaan antibiotik golongan sefalosporin, termasuk cefotaxime
bersamaan dengan warfarin akan meningkatkan risiko perdarahan.
Pengawasan nilai INR secara berkala pada pasien yang
menggunakan warfarin dan antibiotik perlu dilakukan. Pemeriksaan
ini dilakukan 1 minggu setelah pemberian antibiotik dosis pertama
 Pemberian cefotaxime dengan antibiotik yang bersifat
bakteriostatik, seperti tetrasiklin, eritromisin, dan kloramfenikol,
perlu dihindari karena dapat menimbulkan efek antagonis.

Efek samping Pemberian cefotaxime melalui injeksi dapat menimbulkan reaksi inflamasi,
nyeri, indurasi, maupun kram pada bagian yang disuntikkan. Selain reaksi
lokal, efek samping lain yang sering ditemukan adalah reaksi
hipersensitivitas dengan gejala ruam, gatal, demam, dan eosinofilia.
Urtikaria dan anafilaksis juga dapat muncul pasca pemberian cefotaxime,
namun persentasenya lebih jarang

Ceftriakson

Penggolongan Antiinfeksi, Antibiotika beta laktam 4


obat

Indikasi Indikasi ceftriaxone adalah untuk mengatasi infeksi bakteri gram negatif
maupun gram positif. Dosis ceftriaxone yang diberikan biasanya berkisar
antara 1–2 gram per 12 atau 24 jam, tergantung pada penyakit dan tingkat
keparahan infeksi. Dosis maksimal yang dapat diberikan adalah 4
gram/hari.

Sediaan dosis serbuk injeksi dengan kekuatan 1 gram/vial.

Kontra Ceftriaxone dikontraindikasikan pada individu yang memiliki riwayat


indikasi  hipersensitivitas terhadap obat ini atau obat golongan sefalosporin lainnya.
Ceftriaxone juga kontraindikasi pada bayi prematur berusia koreksi < 41
minggu, atau > 41 minggu dengan ikterus, hipoalbuminemia, atau asidosis.
Ceftriaxone sebaiknya tidak diberikan pada neonatus dengan
hiperbilirubinemia sebab ceftriaxone menggantikan bilirubin pada area
pelekatan albumin dan meningkatkan bilirubin tak terkonjugasi.
Pemberian ceftriaxone bersamaan dengan pelarut kalsium atau pada
neonatus yang menerima nutrisi parenteral infus yang mengandung
preparat kalsium juga dikontraindikasikan karena ceftriaxone dan kalsium
dapat bereaksi membentuk presipitat. Pemberiannya pada kasus ini telah
dilaporkan menimbulkan toksisitas hingga kematian pada neonatus.

Interaksi Interaksi ceftriaxone dengan obat lain dapat menurunkan efek terapi,
Potensial  meningkatkan toksisitas obat, dan meningkatkan efek obat.

 Menurunkan efek terapi vaksin: vaksin BCG, vaksin kolera, vaksin


tifoid
 Meningkatkan toksisitas obat: garam kalsium, ringer laktat
 Meningkatkan efek antikoagulan: antagonis vitamin k (warfarin)
 Meningkatkan konsentrasi obat: probenecid
 Meningkatkan nefrotoksisitas obat: aminoglikosida

Interaksi Cefriaxone dengan larutan yang mengandung kalsium akan


menyebabkan ceftriaxone berikatan dengan kalsium dan dapat membentuk
presipitat. Sehingga pemakaian pelarut yang mengandung kalsium, seperti
Ringer laktat, untuk ceftriaxone tidak dianjurkan. Nutrisi parenteral total
yang memiliki kandungan kalsium sebaiknya tidak diberikan bersamaan
dengan ceftriaxone.

Efek samping Terdapat beberapa efek samping yang dilaporkan pada penggunaan
ceftriaxone walaupun insidensinya minimal :

 Reaksi lokal: nyeri, indurasi dan nyeri tekan di area injeksi, flebitis.
 Hipersensitivitas: pruritus, demam.
 Hematologi: eosinophilia trombositosis, leukopenia, anemia,
neutropenia.
 Gastrointestinal: diare, mual-muntah, disgeusia.
 Hepatobilier: peningkatan SGOT, SGPT, alkaline fosfatase, dan
bilirubin.
 Renal: peningkatan kadar blood urea nitrogen dan kreatinin,
terdapatnya silinder pada urin.
 Sistem saraf pusat: nyeri kepala, pusing.
 Genitourinari: moniliasis, vaginitis.

Cefadroksil

Penggolongan Antibakteri/Antibiotik
obat

Indikasi Indikasi cefadroxil adalah untuk infeksi kulit, infeksi saluran kemih, abses
jaringan lunak, selulitis, faringitis, tonsillitis, infeksi telinga, gonorrhea,
serta infeksi pascaoperasi. Cefadroxil dilaporkan efektif untuk infeksi
yang disebabkan oleh kokus gram positif, seperti Staphylococcus
(termasuk golongan resisten penisilinase), Streptococcus, serta
Pneumococcus. Cefadroxil juga dapat digunakan untuk jenis bakteri gram
negatif tertentu, seperti E.coli, Klebsiella pneumonia, Moraxella
catarrhalis, dan Proteus mirabilis. Beberapa bakteri kokus anaerobik,
yaitu Peptococcus dan Peptosreptococcus juga dapat diobati dengan obat
ini.

Sediaan dosis  kapsul dengan kekuatan 250 mg dan 500 mg


 sirup kering dengan kekuatan 125 mg/5 ml dan 250 mg/5 ml

Kontra Pemberian cefadroxil perlu diperhatikan pada penderita yang memiliki


indikasi  riwayat alergi terhadap golongan penisilin, sefalosporin, atau betalaktam.
Pada kejadian yang sangat jarang, pasien dengan alergi penisilin dan
betalaktam dapat memiliki alergi terhadap golongan sefalosporin. Dahulu,
hal ini diduga disebabkan oleh adanya reaksi silang, namun berbagai studi
berhasil menyangkal anggapan ini. Alergi penisilin sesungguhnya sangat
jarang, dan hanya meningkatkan sedikit risiko alergi terhadap obat lain.
Apabila reaksi alergi terjadi, konsumsi obat harus segera dihentikan dan
pasien perlu mendapatkan tata laksana segera.
Konsumsi cefadroxil dapat menyebabkan terganggunya flora normal pada
saluran pencernaan sehingga mengakibatkan pertumbuhan bakteri patogen
Clostridium difficile. Bakteri C. difficile dapat menyebabkan keluhan
diare hingga kolitis yang dapat mengancam jiwa (Clostridium difficile
associated diarrhea atau CDAD) akibat produksi toksin A dan B dari
bakteri tersebut. Keluhan biasa terjadi dalam dua bulan setelah pemberian
cefadroxil.

Interaksi Cefadroxil dapat berinteraksi dengan berbagai obat yang menyebabkan


Potensial  efek antagonistik, meningkatkan potensi efek samping obat-obat tertentu,
serta mengurangi atau meningkatkan efek terapeutik dari obat.
Menurunkan Konsentrasi Obat
Cefadroxil yang dikonsumsi bersama dengan antibiotik golongan
bakteriostatik lain dapat menyebabkan efek antagonis yang mengurangi
efikasi obat. Contoh antibiotik yang bersifat bakteriostatik adalah
eritromisin, tetrasiklin, chloramphenicol, dan sulfonamid.
Konsumsi bersama dengan kolestiramin menyebabkan berkurangnya efek
cefadroxil karena bioavailabilitas yang berkurang.
Konsumsi bersama dengan vaksin tifoid, vaksin BCG, dan Na pikosulfat
dapat menyebabkan berkurangnya efek terapeutik dari ketiga obat
tersebut.
Meningkatkan Konsentrasi Obat
Konsumsi bersama dengan obat probenesid meningkatkan konsentrasi
cefadroxil dalam serum.
Penggunaan cefadroxil bersama dengan kontrasepsi oral atau vitamin K
dapat meningkatkan efek dari kontrasepsi dan vitamin K
Meningkatkan Potensi Efek Samping
Penggunaan bersama dengan beberapa obat dapat menyebabkan efek
toksik yang berbahaya bagi ginjal. Obat-obat tersebut, antara lain loop
diuretic dosis tinggi, antibiotik golongan polimiksin B, aminoglikosida,
dan colistin.
 

Efek samping Efek samping dari konsumsi cefadroxil dapat melibatkan berbagai sistem,
antara lain saluran pencernaan, disfungsi hepar, genitalia, serta reaksi
hipersensitivitas yang dapat mengancam jiwa.
Efek samping yang melibatkan saluran pencernaan, antara lain dyspepsia,
mual, muntah, dan diare. Cefadroxil juga dapat menyebabkan gejala
colitis pseudomembran. Hal ini disebabkan penekanan bakteri baik usus
yang menyebabkan pertumbuhan C. difficile yang tidak terkendali.
Konsumsi cefadroxil juga dapat menyebabkan disfungsi hepar yang
ditunjukkan dengan peningkatan enzim hepar, peningkatan LDH,
kolestasis, dan gagal hepar. Namun kondisi gagal hepar jarang terjadi.
Reaksi hipersensitivitas bisa terjadi dalam berbagai manifestasi, mulai
dari munculnya ruam, urtikaria, angioedema, pruritus, hingga reaksi
anafilaksis atau sindrom steven-johnson.
Efek samping urogenital antara lain vaginitis, pruritus genital, atau
moniliasis genital, walaupun efek samping ini sangat jarang dilaporkan.
Efek samping lainnya adalah:

 Hematologi : agranulositosis, trombositopenia, eosinophilia,


pansitopenia, neutropenia, anemia aplastik atau anemia hemolitik
 Ginjal : peningkatan blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin
 Perdarahan dan pemanjangan prothrombin time
 Kejang
 Eritema multiforme, arthralgia, serum sickness

Cefixime

Penggolongan Obat antibiotik


obat

Indikasi mengobati infeksi saluran pernapasan, infeksi tenggorokan dan


amandel, infeksi pada telinga, infeksi saluran kemih, dan infeksi
manular seksual, seperti gonore

Sediaan dosis Tablet, tablet kunyah (chewable), kapsul, kaplet, dan sirop

Kontra Riwayat syok dan hipersensitivitas terhadap sefalosporin


indikasi 

Interaksi
Ada beberapa efek interaksi yang bisa timbul jika cefixime digunakan
Potensial 
bersama dengan obat lain, di antaranya:

 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama


obat antikoagulan, seperti warfarin
 Peningkatan kadar cefixime jika digunakan
bersama nifedipine atau probenecid
 Peningkatan kadar carbamazepine di dalam darah
 Penurunan efektivitas vaksin yang berasal dari bakteri hidup,
seperti vaksin BCG, vaksin tifus, atauvaksin kolera

Efek samping  Sakit kepala atau pusing


 Mual atau muntah
 Sakit perut atau kembung
 Diare

Ciprofloxacin

Penggolongan Antibiotik
obat

Indikasi
untuk mengatasi berbagai jenis infeksi bakteri. Obat ciprofloxacin
mengandung bahan aktif ciprofloxacin Hcl yang memiliki cara kerja
menghentikan pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, obat ini bukan
digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan virus,
seperti common cold (batuk pilek biasa) atau flu.

Sediaan dosis Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, suntikan, dan tetes mata.

Kontra Hipersensitif terhadap Ciprofloxacin dan Fluoroquinolon lain. Hamil dan


indikasi  menyusui. Penggunaan bersamaan dengan tizanidine.

Interaksi
Berikut ini beberapa interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan
Potensial 
ciprofloxacin dengan obat lain:

 Meningkatnya risiko epilepsi dan serangan jantung, jika


digunakan dengan teofilin.
 Meningkatnya risiko kejang, jika digunakan dengan obat
antiinflamasi nonsteroid.
 Meningkatnya risiko hipotensi, jika diberikan bersama dengan
obat penenang.
 Meningkatnya risiko gangguan jantung, jika digunakan dengan
obat antiaritmia, antibiotik makrolid, cisapride, dan obat
antipsikotik.
 Meningkatkanya efek samping ciprofloxacin, jika digunakan
dengan probenecid dan ciclosporin.
 Meningkatnya efek samping methotrexate, clozapine, ropinirole,
phenytoin, warfarin, dan vitamin K.

Efek samping  Sakit maag


 Mual dan muntah
 Diare
 Sakit kepala
 Sulit tidur
 Vagina terasa gatal atau keputihan

Levofloxacin

Penggolongan Antibiotik
obat

Indikasi mengobati penyakit akibat infeksi bakteri, seperti pneumonia,


sinusitis, prostatitis, konjungtivitis, infeksi saluran kemih, dan infeksi
kulit.

Sediaan dosis Obat antibiotik ini tersedia dalam bentuk tablet, sirup, dan tetes
mata

Kontra Hipersensitif terhadap levofloksasin dan fluorokuinolon lain. Hamil dan


indikasi 
laktasi. Anak <12 tahun

Interaksi
Ada beberapa interaksi yang mungkin terjadi jika menggunakan
Potensial 
levofloxacin bersamaan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:

 Menurunkan penyerapan levofloxacin jika digunakan bersama


dengan suplemen besi, seng, dan obat antasida.
 Meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada sistem saraf pusat
dan kejang, jika digunakan bersama obat yang bisa mempengaruhi
ambang kejang, seperti teofilin dan obat golongan NSAID.
 Meningkatkan risiko kerusakan tendon jika digunakan bersama
obat golongan kortikosteroid.
 Meningkatkan risiko pemanjangan interval QT jika digunakan
bersama obat golongan antiaritmia.
 Memengaruhi pemeriksaan laboratorium, seperti tes urin untuk
obat golongan opioid.

Efek samping  Gangguan pencernaan, seperti diare dan sembelit.


 Mual dan muntah.
 Pusing, sakit kepala, dan gangguan tidur.

Amikasin

Penggolongan antibiotik aminoglikosida


obat

Indikasi untuk infeksi gram negatif berat, seperti pneumonia yang berkaitan dengan
ventilator, endoftalmitis, dan sepsis. Selain itu, Amikacin bisa juga
digunakan untuk infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan
bakteri gram negatif yang resisten terhadap antibiotik lain, serta untuk TB
MDR (Multi Drug Resistant Tuberculosis).

Sediaan dosis Dalam bentuk vial dan ampul dengan kekuatan sebagai berikut : 125
mg/ml dalam ampul 2 ml. 125 mg/ml dalam vial 2 ml. 250 mg/ml dalam
ampul 2 ml.
Neonatus:
Dosis awal 10 mg/kgBB/hari yang diikuti dengan 7,5 mg/kgBB setiap 12
jam.
Dewasa, anak-anak dan bayi dengan fungsi ginjal normal:
15 mg/kgBB/hari terbagi 2-3 kali pemberian (pada orang dewasa sebesar
500 mg dua kali sehari).
 
Pemberian intravena:
Dewasa: 500 mg amikasin ke dalam 100-200 ml NaCl 0,9% atau Dekstrosa
5% dan diinfuskan selama 30-60 menit.
Anak-anak: volume infus tergantung kebutuhan , periode infus 30-60
menit.
Bayi: volume infus tergantung pada kebutuhan, periode infus 1-2 jam.
Infeksi yang mengancam kehidupan dan atau disebabkan pseudomonas
dosis amikasin dapat diberikan 500 mg setiap 8 jam. Dosis maksimum 1,5
g/hari dan pemberian tidak boleh lebih dari 10 hari. Dosis total maksimum
untuk dewasa: 15 g.

Kontra Amikacin tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki riwayat
indikasi  hipersensitivitas terhadap obat amikacin atau golongan aminoglikosida
lain. Amikacin juga tidak boleh diberikan pada pasien myasthenia gravis.

Interaksi - Obat-obat ototoksik, nefrotoksik dan neurotoksik.


Potensial  - Hindari penggunaan bersamaan dengan obat-obat diuretik kerja cepat
terutama pemberian secara IV (asam etakrinat dan furosemid) karena dapat
meningkatkan risiko ototoksisitas.

Efek samping Efek ototoksisitas amikacin dapat timbul dalam bentuk tuli sensorineural
frekuensi tinggi bilateral permanen dan hipofungsi vestibular temporer.
Tuli permanen terjadi karena kerusakan sel sensorik pada telinga dalam.

Gentamisin

Penggolongan antibiotik aminoglikosida


obat

Indikasi pada infeksi mata, otitis eksterna, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit.

Sediaan dosis Dalam bentuk sediaan topikal dan injeksi.


Injeksi intratekal: 1 mg/hari, dapat dinaikkan sampai 5 mg/hari disertai
pemberian intramuskular 2-4 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi tiap 8
jam. Profilaksis endokarditis pada dewasa 120 mg. Untuk anak di bawah
5 tahun 2 mg/kg bb.
Topikal : Dewasa: 0,3%, 1-2 tetes, maksimal 6 kali sehari. Anak-anak:
0,3%, 1-2 tetes, maksimal 6 kali sehari.

Kontra Gentamicin dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat


indikasi  hipersensitivitas terhadap gentamicin maupun obat golongan
aminoglikosida lainnya akibat kecenderungan reaksi sensitivitas silang
pada obat golongan aminoglikosida. Obat ini mengandung sodium
metabisulfite. Reaksi alergi ringan hingga anafilaksis dapat timbul dipicu
sulfite tersebut.

Interaksi Ada beberapa obat yang tidak bisa digunakan secara bersamaan atau
Potensial 
dikombinasikan dengan obat lainnya karena akan menyebabkan adanya

interaksi. Jika Gentamicin Sulfate digunakan secara bersamaan dengan

obat lain, maka kemungkinan interaksi yang terjadi meliputi :

1. Penurunan efek BCG Vaccine Live dan Typhoid Vaccine Live.


2. Peningkatan resiko terjadinya gangguan ginjal jika digunakan
bersama dengan cisplatin, obat golongan cyclosporin, diuretik
loop, amphotericin B, dan cisplatin.
3. Peningkatan efek samping Gentamicin Sulfate jika digunakan
bersama dengan obat golongan antiinflamasi non steroid seperti
ibuprofen, indometasin, dan naproxen.

Efek samping gangguan vestibular, neuropati perifer, atau peningkatan kadar kreatinin
transien.

Anda mungkin juga menyukai