Anda di halaman 1dari 38

TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA PADA MALARIA

NARASUMBER : DR. RUSTAM. SP.PD PEMBIMBING : DR. EVA NURDIYANTARI

dr. Yhoga Timur Laga

Definisi

Malaria merupakan suatu penyakit akut maupun kronik, yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium dengan manifestasi klinis berupa demam, anemia dan pembesaran limpa.

Malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit

ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa

Etiologi
Parasit Malaria yang Terdapat di Indonesia dan Jenis Malarianya :

Plasmodium vivax ( malaria tertiana / Benign malaria ) Plasmodium falciparum ( malaria tropika / Malign malaria ) Plasmodium malariae ( malaria quartana ) Plasmodium ovale ( malaria ovale ) Plasmodium knowlesi

Yang paling sering dijumpai di Indonesia adalah Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum

P. malariae dapat ditemukan di provinsi Lampung, NTT, dan Papua

P. knowlesi dilaporkan pada tahun 2010 di Pulau Kalimantan dapat menginfeksi manusia dimana sebelumnya hanya menginfeksi hewan primata dan sampai saat

Plasmodium vivax dan P. ovale hanya menginfeksi sel darah merah muda yang jumlahnya hanya 2% dari seluruh jumlah sel darah merah P. malariae menginfeksi sel darah merah tua yang jumlahnya hanya 1% dari jumlah sel darah merah.

Sehingga anemia yang disebabkan oleh P. vivax , P. ovale dan P. malariae umumnya terjadi pada keadaan kronis.

Plasmodium falciparum menginfeksi semua jenis sel darah merah.

sehingga anemia dapat terjadi pada infeksi akut dan kronis.

Siklus Hidup

Pada waktu nyamuk anopheles infektif mengisap darah manusia, sporozoit yang berada dalam kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam peredaran darah selama kurang lebih 30 menit.

Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati.

Siklus ini disebut siklus eksoeritrositer yang berlangsung selama kurang lebih 2 minggu.

Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang memjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit.
Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps (kambuh).

Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecahmasuk ke dalam peredaran darah menginfeksi sel darah merah.

Di dalam sel darah merah, parasit tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (830 merozoit).

Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi skizon pecah merozoit keluar menginfeksi sel darah merah lainnya.

Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni.

Siklus inilah yang disebut dengan siklus eritrositer.

Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang menginfeksi sel darah merah membentuk stadium seksual yaitu gametosit jantan dan betina.

Siklus hidup pada nyamuk

Apabila nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit, di dalam tubuh nyamuk

gamet jantan dan gamet betina melakukan pembuahan menjadi zigot.


Zigot ini akan berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Di luar dinding lambung nyamuk ookinet ookista sporozoit yang nantinya akan bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.

Manifestasi klinis

Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria proxym) secara berurutan:

Periode dingin
Dimulai

dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering membungkus dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil, sering seluruh badan gemetar, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.

Periode panas
Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tubuh tetap tinggi, dapat sampai 40oC atau lebih, penderita membuka selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah dan dapat terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.

Periode berkeringat
Penderita

berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, penderita merasa capek dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.

Perjalanan infeksi malaria

Serangan primerkeadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan mulai terjadi serangan paroksismal yang terdiri dari dingin / menggigil , panas dan berkeringat Periode latent periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia selama terjadinya infeksi malaria di antara 2 keadaan paroksismal Recrudescense berulangnya gejala klinik & parasitemia dalam masa 8 minggu sesudah berakhirnya serangan primer parasit daur eritrosit msk dlm sirkulasi darah Recurrence berulangnya gejala klinik atau parasitemia setelah 24 minggu berakhirnya serangan primer

parasit daur eksoeritrosit masuk ke dalam sirkulasi darah

Relapse atau Rechute berulangnya gejala klinik atau parasitemia yang lebih lama dari waktu di antara serangan periodik dari infeksi primer yaitu setelah

Anemia

Terjadi karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi. Plasmodium vivax dan P. ovale hanya menginfeksi sel darah merah muda yang jumlahnya hanya 2% dari seluruh jumlah sel darah merah P. malariae menginfeksi sel darah merah tua yang jumlahnya hanya 1% dari jumlah sel darah merah.

Sehingga anemia yang disebabkan oleh P. vivax , P. ovale dan P. malariae umumnya terjadi pada keadaan kronis.

Plasmodium falciparum menginfeksi semua jenis sel darah merah, sehingga anemia dapat terjadi pada infeksi akut dan

Splenomegali

Limpa merupakan organ retikuloendothelial, dimana Plasmodium dihancurkan oleh sel-sel makrofag dan limfosit.
Penambahan

sel-sel radang ini akan menyebabkan limpa membesar Destruksi eritrosit dan perombakan eritrosit yg rusak di sistem rerikuloendotelial juga menyebabkan limpa membesar

Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang


Apus darah tebal


kualitatif kuantitatif

Apus darah tipis Rapid diagnostic test

Penatalaksanaan

Klasifikasi biologik OAM (Obat Anti Malaria)


1. 2. 3. 4. 5.

Skizontisida Jaringan Primer Skizontisida Jaringan Sekunder Skizontisida Darah Gametositosida Sporontosida

Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia, termasuk stadium gametosit. Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena bersifat iritasi lambung.

Oleh sebab itu penderita harus makan terlebih dahulu setiap akan minum obat anti malaria. Dosis pemberian obat sebaiknya berdasarkan berat badan.

Syarat OAM

aman dan toleran untuk semua umur; efektif dan cepat kerjanya; resisten dan/atau resistensi silang belum terjadi; dan harga murah dan terjangkau.

Saat ini yang digunakan program nasional adalah derivat artemisinin dengan golongan aminokuinolin, yaitu:

Fixed Dose Combination(FDC) yang terdiri atas Dihydroartemisinin dan Piperakuin (DHP). 1 (satu) tablet FDC mengandung 40 mg dihydroartemisinin dan 320 mg piperakuin. Obat ini diberikan per oral selama tiga hari dengan range dosis tunggal harian sebagai berikut:

Dihydroartemisinin dosis 2-4 mg/kgBB; Piperakuin dosis 1632mg/kgBB Artesunat Amodiakuin. Kemasan artesunat amodiakuin yang ada pada program pengendalian malaria dengan 3 blister, setiap blister terdiri dari 4 tablet artesunat @50 mg dan 4 tablet amodiakuin 150 mg.

Pengobatan malaria tanpa komplikasi

Pengobatan Malaria falsiparum dan Malaria vivaks

Amodiakuin basa = 10mg/kgBB Artesunat = 4mg/kgBB Primakuin = 0,75mg/kgBB (P. falciparum untuk hari I) Primakuin = 0,25 mg/kgBB (P. vivax selama 14 hari

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai