Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN MALARIA

DOSEN PENGAMPU :

DWI SULITYAWATI, S.SiT,M.Kes

DISUSUN OLEH :

RHIZKYA AMANDHA YUNASTRI

191101059

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG

PRODI D-III TK 2 A KEPERAWATAN

2021/2022
A. PENGERTIAN

Malaria adalah penyakit infeksi yangdisebabkan oleh parasit plasmodium yanghidup dan
berkembang biak di dalam seldarah manusia. Penyakit ini secara alami
ditularkan melalui gigitan nyamukanopheles betina. Malaria adalahpenyakit yang
bersifatakutmaupunkronik yang di sebabkanoleh protozoa genus plasmodium yang di
tandaidengandemam, anemia dan splenomegaly (mansjoer,2001,hal 406). Malaria
adalaninfeksi parasite padaseldarahmerah yang di sebabkanolehsuatu protozoa spesies
plasmodium yang ditularkankepadamanusiamelalui air liurnyamuk (corwin 2000 hal.125).
malaria di sebabkanoleh plasmodium. Malaria padamanusia di sebabkanoleh 4 spesies
plasmodium yang berbedayakni, p. falciparum, p. malariae, p ovaledan p. vivax. (WHO
2010).

B. ETIOLOGI

Penyakit malaria ini di sebabkanoleh parasite plasmodium. Species plasmodium


padamanusiaadalah :

1. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika


2. Plasmodium vivax, penyebab malaria tetiana
3. Plasmodium malariae, penyebab malaria malariae (quartana)
4. Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale. Jenisinijarangsekali di jumpaibanyak di
afrika.

Masainkubasi

Masainkubasibervariasipadaspesiesantara 9-30 hari,


gigitannyamukdanmunculnyagejalaklinismasainkubasidapat di
bedakanberdasarkanpenyebabnya.

a. Plasmodium flasciparumantara 12 hari


b. Plasmodium vivaxantara 13-17 hari
c. Plasmodium ovaleantara 13-17 hari
d. Plasmodium malariaeantara 28-30 hari.

Masainkubasi malaria jugatergantungdariintensitasinfeksi, pengobatan yang sudahpernah di


dapatlansebelumnyadanderajatimunitaspenjamu (soegijanto, 2004 : 6). Plasmodium adalah
parasite yang termasukvilum protozoa kelassprozoa. Terdapat 4
spesiesplamosiumpadamanusiayaitu, plasmodium vivaxmenimbulkan malaria
tetianaringan .plasmodiumfacilfarummenimbulkan malaria tertian berat, malaria
pernisiosadanblackwaterfaver. Plasmodium malariaemenimbulkan malaria kuartanadan
plasmodium ovalemenimbulkan malaria ovale. Keempatspesies plasmodium
tersebutdapatdibedakandenganmembandingkanbentukskizon, bentuktrofozit,
bentukgametosit, yang terdapat di dalamdaerahperifermaupunbentuk pre-
eritroristikdariskizon yang terdapatdalamselparenkimhati.

C. TANDA DAN GEJALA

Pada anamnesis dinyatakangejalapenyakitdanriwayatberpergiankedaerah endemic malaria,


gejaladantanda yang dapat di temukanadalah:

a. Demam

Demampada malaria di tandaidenganadanyaparoksisme yang


berhubungandenganperkembangan parasite malaria dalamseldarahmerah.
Puncakseranganpanasterjadibersamaandenganlepasnyamerozoit-
merozoitkedalamperedarandarah (proses sporulasi) untukbeberapaharipertama.
Serangandemampada malaria terdiridari 3:

1. Stadium dingin, mulaimenggigildanperasaandingin .nadicepattetapilemah, bibirdanjari-


jaripucatkebiruan (sianotik).
Kulitnyakeringdanpucatpenderitamungkinmuntahdanpadaanakseringterjadikejang.
Periodeiniberlangsungselama 15 menit-1jam.
2. Stadium demam, penderitamengalamiserangandemam. Mukapenderitamerah,
kulitnyakeringdandirasakansangatpanassepertiterbakar, sakitkepalabertambahkeras,
dansering di sertaidengan rasa mualataumuntahmuntahnadipeneritamenjadikuatkembali.
Biasanyapenderitamerasasangathausdansuhubadan bias meningkatsampai 410C.
stadiuminiberlangsung 24 jam.
3. Stadium berkeringat, penderitaberkeringatbanyaksekalisampaimembahasitempattidur,
namunsuhubadanpadefaseiniturundengancepatkadang-kadangsampai di bawah normal.
Biasanyapenderitatertidurnyenyakdansangatterjaga,iamerasalemahtapitanpagejala.
Penderitaakanmerasasehatdandapatmelakukanpekerjaansepertibiasa.
Tetapisebenarnyapenyakitinimasihbersarang, stadium iniberlangsungselama 2-4 jam.

b. Splenomegaly

Merupakangejalakhas malaria kronis. Limpamengalamikongesti, menghitam,


danmenjadikeraskarenatimbunanpigmeneritrosit parasite danjaringanikat yang bertambah.

c. Anemia

Derajat anemia tergantungspesiespenyebab, yang paling beratadalah anemia karena p.


falciparum anemia di sebabkanoleh:

1. Penghancureritrosit yang berlebihan


2. Eritrosit normal tidakdapathidup lama (reduced survival time)
3. Gangguanpembentukaneritrositkarenadepresieritropoesisdalam sum-sum tulang
(diseritropoesis)

d. Icterus

ikterus disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar. Malaria laten adalah
masa pasien di luar masa serangan demam periode ini terjadi bila parasit tidak
dapat ditemukan dalam darah tepi, tetapi stadium eksoeritrosit masih bertahan
dalam jaringan hati

e. Relaps

relaps adalah timbulnya gejala infeksi setelah serangan pertama. relaps dapat
bersifat:
1) relaps jangka pendek (rekrudesensi), dapat timbul 8 minggu setelahserangan pertama
hilang karena parasit dalam eritrosit yang berkembangbiak.

2) relaps jangka panjang (rekurensi), dapat muncul 24 minggu atau lebih


setelah serangan pertama hilang karena parasit eksoeritrosit hati masuk ke
darah dan berkembang biak.

D. PATOFISIOLOGI

Gejala malaria timbul saat pecahnyaeritrosit yang mengandung parasit. Demammulai timbul
bersamaan pecahnya skizondarah yang mengeluarkan macam-macamantigen. Antigen ini
akan merangsangmakrofag, monosit atau limfosit yangkapiler terganggu sehingga melekat
padaendotel kapiler karena terdapat penonjolanmembran eritrosit. Setelah terjadipenumpukan
sel dan bahan-bahan pecahansel maka aliran kapiler terhambat dantimbul hipoksia jaringan,
terjadi gangguanpada integritas kapiler dan dapat terjadiperembesan cairan bukan
perdarahankejaringan sekitarnya dan dapatmenimbulkan malaria cerebral, edema
paru, gagal ginjal dan malobsorsi usus.
E. PATHWAY

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium

Anemia pada malaria dapatterjadiakutmaupunkronik, padakeadaanakutterjadipenurunan yang


cepatdrhb.

2. Diagnosis

Diagnosis malaria seringmemerlukananamnesa yang


tepatdaripenderitatentangasalpenderitaapakahdaerah endemic malaria,
riwayatberpergiankedaerah malaria, riwayatpengobatankuratipmaupunpreventip

3. Pemeriksaantesdarahuntuk malaria
- Tetesanpreparatdarahtebal
- Tetesanpreparatdarah tipis
4. Tes antigen : p-ftest
5. Tesserologi
6. Pemeriksaanpcr (polymerase chain reaction) pemeriksaaninfeksi

G. KOMPLIKASI
a. Academia / acidosis :phdarah<>resiptory distress.
b. Anemia berat
c. Gagalginjalakut
d. Edema paru non kardiogenik
e. Hipoglikemi
f. Gagalsirkulasiatausyok
g. Perdarahanspontandarihidungataugusi,
salurancernadandisertaikelainanlaboratorikadanyagangguankogulasiintravaskuler.
h. Kejangberulanglebihdari 2 kali/ 24 jam
i. Makroskopikhemoglobinuriolehkarenainfeksi malaria akut (bukankarenaobatati
malaria/kelainaneritrosit (kekurangan G-6 PD))
j. Diagnose post-mortem denganditemukan parasite yang padatpadapembuluhdarahkapiler.

H. PENATALAKSANAAN

Pengobatan malaria dapatdilakukandenganmemberikanobatantimalari. Obat anti malaria


dapat di bagidalam 9 golonganyaitu :

1. Kuini (kina)
2. Mepakrin
3. Klorokuin, amodiakuin
4. Proguanil, klorproguanil
5. Primakuin
6. Pirimetamin
7. Sulfondan sulfonamide
8. Kuinolin methanol
9. Antibiotic

Berdasarkansuseptibilitasberbagaimacam stadium parasite malaria terhadapobat antimalarial,


makaobat antimalarial dapatjuga di bagidalam 5 golonganyaitu :

1. Skizontisidajaringan primer yang dapatmembunuh parasite stadium


praeritrostikdalamhati.
2. Skizontisidajaringansekunderdapatmembunuh parasite sikluseksoeritrositik p
3. Skizontisidadarah yang membunuh parasite stadium eritrositik, yang
berhubungandenganpenyakitakutdisertaigejalaklinik
4. Gematositosida yang akanmenghancurkansemuabentukseksualtermasukgametosit p
5. Sporontosida yang
dapatmencegahataumenghambatgametositdalamdarahuntukmembentukookistadansporoz
oitdalamnyamuk anopheles. Obat-obatan yang
termasukgolonganiniadalahprimakuindanproguanil.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Dasar data pengkajian

a. Aktivitas/ istirahat
gejala : keletihan, kelemahan malaise umum
tanda : takik kardiak kelemahan otot dan penurunan kekuaatan.
b. sirkulasi
Tanda : tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat dan cepat (fase
demam) kulit hangat, diuresis (diaphoresis) karena vasolidasi. Pucat dan lembab (vaso
kontriksi), hipovolemia, penurunan aliran darah.
c. Eliminasi
Gejala : diare, atau konstipasi, penurunan haluaran urine
Tanda: distensi abdomen
d. Makanan dan cairan
Gejala : anoreksia mual dan muntah
Tanda : gelisah, ketakutan, kacau mental, dan penurunan masa otot penurunan haluaran
urine, konsentrasi urine
e. Neuro sensori
Gejala : sakit kepala, pusing, dan pingsan
Tanda : gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau koma
f. Pernapasan
Gejala: napas pendek pada istirahat dan aktivitas
g. Penyuluhan atau pembelajaran
Gejala : masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal,keracunan alkhohol, riwayat
splenektomi, baru saja menjalani operasi/prosedur invasif, luka traumatik.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan tanda dan gejala yang timbul
dapat diuraikan seperti di bawah ini :

a. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan (D.0019)


b. Hipetermia berhubungan dengan proses penyakit (D.0130)
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan (D.0055)

INTERVENSI KEPERAWATAN

rencana keperawatan berdasarkan masing masing diagnosa:

a. Defisit nutrisi (I.03119)


Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis natrien
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
Terapeutik
- Lakukan oral hyegine sebelum makan
- Sajikan makanan yang menarik dan suhu yang pas
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk jika mampu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
b. Hipertermia (I.15506)
observasi
- Identifikasi penyebab hipertermia
- Monitor suhu tubuh
- Monitor kadar elektrolit
- Monitor haluaran urine
- Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi tubuh
- Berikan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasikan cairan elektrolit intravena
c. Gangguan pola tidur (I.09265 )
Observasi
- identifikasi pola aktivitas dan tidur
- identifikasi faktor penggang tidur
- identifikasi makanan dan minuman yang menggangu tidur
terapeutik
- modifikasi lingkungan
- batasi tidur siang, jika perlu
- fasilitasi menghilang kan stres sebelum tidur
- tetapkan jadwal tidur rutin
edukasi
- jelaskan pentingnya tidur cukup saat sakit
- anjurkan menepati waktu tidur
- anjurkan menghindari makanan dan minuman yang mengganggu tidur.

DAFTAR ISI

https://www.slideshare.net/tiger_mask/laporan-pendahuluan-malaria-lp

teukuromiimansyahputra. Volume 11 nomor 2 agustus 2011.

pdf-lp-malaria-pada-anak_compress.pdf
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi
1. Jakarta:DPP PPNI

JURNAL REFERENSI

ABSTRAK
Latar belakang: Malaria merupakan masalah kesehatan utama yang mempengaruhi
semua kelompok umur individu yag dapat menyebabkan kematian dan kecacatan.
Malaria menyebar melalui gigitan nyamuk yang telah tepapar infeksi parasite. Hanya
dengan satu gigitan saja, infeksi ini dapat menyebabkan kematian pada seseorang.
Upaya pencegahan dengan cara deteksi dini malaria diharapkan mampu menekan
angka kematian dan kesakitan akibat malaria. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan
tindakan preventif dengan cara skrining atau deteksi dini malaria pada masyarakat di
Desa Bang Haji wilayah kerja Puskesmas Sekayun Kabupaten Bengkulu tengah.
Metode : pengukuran Mass Blood Survey (MBS) malaria menggunakan Rapid
Diagnostic Test (RDT). Sasaran pemeriksaan Rapid Test adalah masyarakat di Desa
Bang Haji yang merupakan Desa endemis malaria di wilayah kerja Puskesmas
Sekayun, Pemeriksaan dilaksanakan di Balai Desa. Hasil : hasil pengukuran
menggunakan RDT menunjukan dari 215 orang masyarakat yang dilakukan tes,
terdapat 1 orang warga yang positif mengalami malaria (0,46%). Simpulan : hasil
skrining menggunakan pengukuran MBS malaria menggunakan RDT didapakan 1
orang positif Malaria Plasmodium Vivax. Skrining yang dilakukan pada masyarakat di
Desa Bang Haji wilayah kerja puskesmas Sekayun diharapkan dapat meningkatkan
keswapadaan bagi semua pihak, karena penularan malaria sangat cepat terjadi.
Kata Kunci : Mass Blood Survey, Malaria, Puskesmas

PENDAHULUAN
Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat utama yang menyerang
manusia terutama di daerah tropis dan subtropics serta dapat menginfeksi semua umur
(Lario, Bidjuni, & Onibala, 2016). Malaria masih menjadi ancaman status kesehatan
terutama pada masyarakat di daerah terpencil. Karena malaria dapat menyebabkan
komplikasi, kecacatan, dan, kematian (Kementerian Kesehatan RI, 2017). World
malaria report (2019) menyatakan bahwa pada tahun 2018 terdapat 228 juta kasus
malaria terjadi di seluruh dunia, sebagian besar kasus malaria berada di wilayah Afrika
(93%), Asia Tenggara (3.4%), dan Mediternaia Timur (2.1%). Wilayah Asia Tenggara
terus mengalami penurunan insiden dari 17 kasus penyakit/1000 populasi menjadi lia
kasus pada tahun 2018 (World malaria report, 2019).
Indonesia merupakan bagian Negara Asia Tenggara yang masih memiliki kasus
Malaria. Dalam rangka pengendalian penyakit malaria, banyak hal yang sudah maupun
sedang dilakukan baik dalam skala global maupun nasional. Malaria merupakan salah
satu indikator dari target Pembangunan Milenium (MDGs), dimana ditergetkan untuk
mengehntikan penyebaran dan mengurangi inisden malaria yang dilihat dari indikator
menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat malaria (Kementerian Kesehatan RI,
2011). Untuk menekan angka kejadian malaria, pemerintah mengupayakan agar
seluruh rumah tangga di daerah endemis mendapatkan pendidikan kesehatan,
sosialisasi yang baik, serta pembagian kelambu anti nyamuk gratis dengan tujuan
mencegah terjadinya infeksi yang meluas. Hal tersebut menjadikan target Renstra
Pemerintah untuk menurunkan menjadi 1 per 1000 penduduk setiap tahunnya
(Kemenkes RI, 2017).
Komitmen untuk mengendalikan peyakit malaria diharapkan menjadi perhatian
semua pihak, baik nasional, regional, maupun internasional sebagaimana yang telah
disepakati bersama pada pertemua World Health Assembly (WHA) ke-60 pada tahun
2007 di Geneva tentang eliminasi Malaria. Komitmen eliminasi malaria di dukung
oleh Menteri Dalam Negeri melalui Surat Rdaran Mendagri N0.443.41/465/SJ tahun
2010 tentang pelaksanaan program malaria dalam eliminasi di Indonesia (Kementerian
Kesehatan RI, 2017).
Puskesmas Sekayun Bengkulu Tengah merupakan salah satu pusat pelayanan
kesehatan bagi masyarakat sekitar Kecamatan Bang Haji. Pemilihan Puskesmas ini
sebagai lokasi pengabdian masyarakat dikarenakan Puskesmas Sekayun memiliki
angka kejadian kasus malaria paling tinggi diantara 22 Puskesmas yang ada di
Kabupaten Bengkulu Tengah, salah satu Desa dengan angka kejadian paling tinggi ada
di Desa Bang Haji. (Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun : 2019).
Pelayanan Puskesmas Sekayun telah dilakukan dengan baik, yakni terlihat jelas
dengan adanya papan alur pelayanan yang di tempel (Herizon et al, 2012). Pasien yang
datang berkunjung dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti poli umum, poli ibu
dan anak, serta poli gigi. Permasalahan utama yang masih dialami oleh puskesmas ini
adalah masih banyaknya angka kejadian kasus positif malaria, data tahun 2019
terdapat 36 kasus positif malaria di seluruh wilayah kerja Puskesmas Sekayun. Kondisi
demografis wilayah kerja Puskesmas Sekayun yang sebagian besar wilayah
perkebunan, hutan dan rawa juga menjadikan wilayah ini menjadi daerah endemisitas
malaria. Upaya promotif sebelumnya telah dilakukan oleh pihak Puskesmas yaitu
dengan memberikan penyuluhan kesehatan mengenai malaria bersama dengan kader
secara rutin. Tetap perlu dilakukan tindakan nyata agar dapat menurunkan angka
kejadian malaria supaya dapat mengurangi komplikasi dan kematian akibat penyakit
malaria tersebut.
Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan skrining malaria menggunakan Rapid
Diagnostic Test (RDT) pada masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas
Sekayun Bengkulu tengah.
METODE
Pengabdian masyarakat ini ditujukan kepada seluruh masyarakat Desa
Banghaji yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sekayun Bengkulu Tengah
berjumlah 215 orang. Tim pengabdian masyarakat bekerjasama dengan puskesmas dan
kader yang ditunjuk untuk mengumpulkan warga di salah satu balai desa tersebut
untuk melakukan pemeriksaan. Tidak terdapat kriteria khusus dalam penentuan
sampel, karena seluruh warga mempunyai kesempatan yang sama untu datang. Dasar
dilakukan skrining pada masyarakat ini adalah sebelumnya pada tahun 2019 terdapat36
kasus positif malaria di seluruh wilayah kerja Puskesmas Sekayun. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan metode deskriptif sederhana. Pengambilan data
hanya dilakukan satu kali pengukuran. Instrument yang digunakan adalah Rapid
Diagnostic Test (RDT) dan lembar pencatatan yang berisi form register yang akan
dilakukan MBS. Form register skrining terdiri dari nama warga, alamat, umur, jenis
kelamin, hasil RDT, dan tanda tangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden disajikan pada tabel 1 berikut;
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin

Tabel 1. Karakteristikrespondenberdasarkanumurdanjeniskelamin
Karakteristikf %
Usia (tahun)
37 17,2
< 5 tahun
5-11 th 41 19,06
12-25 th 49 22,79
26-65 th 79 36,7
>65 tahun
Jeniskelamin 9 4,18
Laki-laki
30 13,95
perempuan 185 86,05
Jumlah215 100Tabel 1 menjelaskanbahwasebagianbesarrespondenberusia 26-65
tahunsebanyak 79 orang (36,7%) dansebagiankecilberumur>65 tahunsebanyak 9 orang
(4,18%). Dan sebagianbesarrespondenberjeniskelaminperempuansebanyak 185
orang (86,04%).HasilRapid Diagnostic Test (RDT) yang dilakukanpadamasyarakat di
wilayahkerjaPuskesmasSekayun Bengkulu Tengah dijabarkanpadatabel di bawah
ini.Tabel 2. Distribusi data Rapid Diagnostic Test (RDT) padamasyarakat di wilayah
kerjaPuskesmasSekayun Bengkulu Tengah BulanJanuari 2019
Tabel 2. Distribusi data Rapid Diagnostic Test (RDT) pada masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Sekayun Bengkulu Tengah Bulan Januari 2019
HasilRDTf %Positif 1 0,47
Negative 214 99,53
Jumlah 215 100
Tabel diatas menjelaskan bahwa dari 215 orang yang dilakukan RDT, hanya 1
orang (0,47%) yang hasilnya menunjukan positif, sedangkan 214 orang (99,53%)
negative. Hasil RDT positive 1 orang berjenis kelamin laki-laki dengan usia 3 tahun.
Tindak lanjut dari temuan adalah melaporkan ke Puskesmas yang kemudian tim
Puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologis dan akan dilaporkan ke tim Dinas
Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah.
Hasil penelitian menunjukan kelompok umur yang paling banyak dilakukan tes
adalah usia produktif yaitu rentang usia 26-65 tahun sebanyak 79 orang (36,7%). Jenis
kelamin perempuan pada hasil survey ini menunjukan persentase yang tinggi sebanyak
185 orang (86,05%). Saat dilakukan skrining ditemukan paling banyak adalah usia
produktif dan berjenis kelamin wanita. Hal ini dikarenakan kesadaran mereka sendiri
untuk datang selain itu ada peran besar dari Kader Puskesmas dalam mengerakan
masyakarkat untuk melakukan pemeriksaan di Balai Desa. Sebagian besar wanita di
Desa Banghaji adalah ibu rumah tangga. Wawancara dengan beberapa resonden
wanita usia produktif menyatakan bahwa suami mereka tidak ikut skrining karena
masih bekerja di kebun maupun sawah. Hasil penelitian Lario, Bidjuni, & Onibala,
2016 menyebutkan bahwa responden yang di ukur adalah usia produktif sebanyak 40
orang (64.5%) dan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 34 orang
(54.8%) dan sebagian besar terinfeksi Malaria Plasmodium Vivax 37 orang (59,7%).
Hasil analisis data dan intepretasi pada responden berjumlah 215 orang yang dilakukan
RDT menunjukan hanya satu yang positive, sedangkan yang lainnya negative. Tim
pengmas dan Puskesmas Sekayun hanya menggunakan RDT, untuk pemeriksaan slide
akan di rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki tenaga Mikrokopis. Skrining menunjukan
salah satu pasien positive malaria berjenis kelamin laki-laki usia tiga tahun. Sejalan
dengan pendapat Sopi & Patanduk, (2015) dalam studi literature reviewnya
menyimpulkan bahwa kasus malaria banyak terjadi pada anak di bawah lima tahun
Sari & Ambarita (2012) menyatakan bahwa Provinsi Bengkulu mempunyai prevalensi
malaria pada anak yang tinggi sebesar 20.75 %. Plasmodium vivax merupakan jenis
malaria yang di temukan dalam skrining. Sesuai dengan penelitian Sitorus, Oktarina
and Ambarita (2011) dari 17 orang anak usia 0-9 tahun yang diperiksa sediaan darah
jari untuk malaria, ditemukan 3 orang positif malaria jenis Palsmodium Vivax. Hal
inididukung oleh (Murwati, Atikah, & Susiwati, 2017) bahwa pada 35 responden yang
teridentifikasi malaria di salah satu Puskesmas Kota Bengkulu menunjukan bahwa
semua termasuk jenis malaria Plasmodium Vivax. Hasil wawancara pada ibu yang
mempunyai anak dengan hasil skrining positif, didapatkan data kondisi lingkungan
rumah tempat tinggal masih banyak pohon sawit, hal tersebut memungkinkan malaria
dapat berkembang biak dengan cepat karena kondisi lingkungan yang lembab.
Pernyataan tersebut di dukung oleh pendapat Sitorus et al., (2011) Beberapa penyebab
adalah riwayat kehamilan ibu, pelayanan ANC yang diperoleh ibu selama kehamilan,
pendidikan ibu, tingkat ekonomi keluarga, dan faktor lingkungan tempat tinggal yaitu
dekat dengan perkebunan maupun hutan.
Sesuai dengan instruksi Kementerian Kesehatan mengenai penggunaan alat
ukur kejadian malaria sebagai suatau indikator, maka pada tahun 2007 upaya untuk
mengendalikan dan menanggulangi penyakit malaria di Indonesia menggunakan API
(Annual Parasite Incidence). Setiap kejadian malaria yang dilaporkan harus dibuktikan
dengan hasil pemeriksaan sediaan darah seperti Polymerase Chain Rection (PCR) dan
RDT. RDT digunakan sebagai panduan untuk menentukan diagnosa dan memberikan
ketepatan dalam pengobatan malaria. Sedangkan untuk kasus positif malaria harus
diberikan obat kombinasi berbasis artemisinin atau ACT (Artemisinin-based
Combination Theapies) (Kemenkes RI, 2011). WHO memberikan rekomendasi terkait
manajemen kasus malaria berdasakan parasite-based diagnosis (Kemenkes RI, 2017).
Di Indonesia masih umum dilakukan RDT (Rapid Diagnostic Test) untuk melakukan
pemeriksaan mikroskopik sediaan darah dan tes diagnosis cepat malaria (Murwati et
al, 2017). Diagnosis dan deteksi dini yang cepat dan tepat merupakan salah satu solusi
untuk mengendalikan penyebaran infeksi dan mengurangi kematian akibat penyakit
ini.
SIMPULAN
Pencegahan malaria pada suatu wilayah dapat dilakukan dengan beberapa cara
seperti RDT. Tujuan dari pemeriksaan RDT adalah memberikan bukti keberadaan
parasite malaria dalam darah manusia. karena sesuai dengan pedoman WHO bahwa
pasien yang dicurigai malaria harus dilakukan pemeriksaan dengan uji hapusan darahtipis
dan hapusan darah tebal (RDT) dan yang hanya positif menerima pengobatan anti
malaria.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat STIKES
Tri Mandiri Sakti Bengkulu bekerja sama dengan Puskesmas Sekayun Bengkulu
Tengah menunjukan bahwa hanya satu posiif dari 215 orang yang dilakukan
pemeriksaan RDT di Desa Banghaji Bengkulu Tengah.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan
pengabdian masyarakat dan penyusunan artikel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Bengkulu Tengah (2019)
Herizon , Peb and Jarto , Tarigan and Suratman, Suratman (2012) Analisis Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Sekayun Kecamatan Bang Haji Kabupaten Bengkulu
Tengah. Undergraduated thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIB.
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Epidemiologi Malaria di Indonesia. Pusat Data
Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 1.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Buku Saku Penatalaksanaan Malaria (Vol. 53).
Jakarta. Retrieved from
http://www.pdpersi.co.id/kanalpersi/data/elibrary/bukusaku_malaria.pdf
Lario, J. S. C., Bidjuni, H., & Onibala, F. (2016). Hubungan karakteristik dan perilaku
masyarakat dengan kejadian malaria di rumah sakit sinar kasih tentena kabupaten
poso provinsi sulawesi tengah. Ejournal Keperawatan, 4(1).
Murwati, Atikah, T. G., & Susiwati, S. (2017). Identification of Plasmodium in
Patients of Malaria in. Journal of Nursing and Public Helth, 5(1), 46–51.
Sari, R. M., & Ambarita, L. P. (2012). Karakteristik masyarakat penderita malaria di
Propinsi Bengkulu. Loka Litbang P2B2 Baturaja. Baturaja.
Sitorus, H., Oktarina, R., & Ambarita, L. P. (2011). Malaria Pada Anak Di Desa Pagar
Desa (Pemukiman Suku Anak Dalam) Di Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi
Sumatera Selatan. Media Litbang Kesehatan.
https://doi.org/10.22435/mpk.v21i1Mar.111.
Sopi, I. I. P. B., & Patanduk, Y. (2015). Malaria pada Anak di Bawah Umur Lima
Tahun Malaria in Children under Five Years Old. Jurnal Vektor Penyakit, 9(2),
65–71

Anda mungkin juga menyukai