Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KEPERAWATAN

SPEECH DELAY

OLEH:
TANIA PUTRI SALSABILLA
P201801070

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA KENDARI
LAPORAN PENDAHULUAN SPEECH DELAY
A. Definisi
Keterlambatan (speech delay) bicara dan Bahasa pada anak,
menggambarkan kemampuan (skil) anak yang berkembang, tetapi pada
tingkat yang lebih lambat dari anak-anak sebayanya sesuai dengan
tahapan tumbuh kembang anak. Masalah keterlambatan bicara dan
berbahasa ini bias ringan, sedang, atau berat.
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan
anak. Kemampuan berbahasa sensitive terhadap keterlambatan atau
kerusakan pada system lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif,
sensori motor, psikologis, emosi dan lingkungan di sekitar anak
(soetjinimgsih,2003).
Beberapa data menunjukkan angka kejadian anak dengan
keterlambatan bicara (speech delay) cukup tinggi. Gangguan komunikasi
dan gangguan perkembangan anak, terjadi sekitar 8%. Menurut NCHS,
berdasarkan atas laporan orang tua (diluar gangguan pendengaran dan
celah pada palatum) angka kejadiannya 0,9% pada anak di bawah umur 5
tahun dan 1,94% pada anak usia sampai 5 dengan 14 tahun. Dari hasil
evaluasi langsung terhadap anak usia sekolah , angka kejadiannya 3,8
kali lebih tinggi dari yang berdasarkan hasil wawancara. Berdasarkan hal
ini diperkirakan gangguan bicara dan Bahasa pada anak adalah sekitar
4% sampai dengan 5% (soetjiningsi,2003). Berdasarkan data kunjungan
pasien di ruang poli tumbuh kembang RS Dr.kariadi semarang selama
bulan juni sampai November 2004 dimana 100 dari 250 jumlah
kunjungan melakukanpemeriksaan Denver Developmental Screening
Test (DDST) dan dari 100 di temukan gangguan Bahasa sebanyak
(hiperaktif dan autisme). Hartanto (2011),menerangkan selama tahun
2007 di poliklinik tumbuh kembang anak RS Dr. kariadi semarang di
dapatkan 22,9% dari 436 kumjimgan baru dating dengan keluhan
terlambat bicara, 13 (2,98%) di antaranya di dapatkan gangguan
perkembangan Bahasa.
B. Etiologi
1. Factor genetic
Termasuk factor genetic antara lain adalah berbagai factor bawaan
yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa. Seperti
sindrom down, sindrom turner yang di sebabkan oleh kelainan
kromosom.
2. Factor lingkungan
3. Sosial ekonomi kurang
Anak dengan keluarga sosial ekonomi kurang akan mengalami
keterlambatan dalam berbahasa karena fasilitas berbahasa dan
Pendidikan yang rendah pulan dari orang tua.
4. Factor psikososial, antara lain: stimulasi, motifasi belajar, hukuman
yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang,
kualitas interaksi anak-orang tua.
5. Faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan
keluarga, Pendidikan ayaj/ibu, adat istiadat, norma-norma, agama,
urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi
prioritas kepentingan anak, anggaran, dan lain-lain
(soetjiningsih,1998).
C. Tansda dan gejala
1. Tanda dan gejala speech delay anak usia 1 tahun (12 bulan)
 Menggunakan Bahasa tubuh seperti melambaikan tangan “good
bay” atau menunjuk objek tertentu.
 Berlatih menggunakan beberapa konsonan
 Vokalisasi atau melalakukan komunikasi
2. Tanda dan gejala speech delay anak usia 1-2 tahun
 Tidak memanggil “mama” dan “dada”
 Tidak menjawab bila di katakana “tidak, halo, dan bye”
 Tidak memiliki satu atau tiga kata pada usia 12 bulan dan 15
kata pada usia 18 bulan
 Tidak mampu mengidenntifikasi bagian tubuh
 Kesulitan mengulang suara dan gerakan
 Lebih memilih menunjukkan gerakan daripada berbicara
verbal
3. Tanda dan gejala speech delay anak usia 2-5 tahun
 Tak mampu menyampaikan kata-kata atau frase secara
spontan
 Tak mampu mengikuti petunjuk dan perintah sederhana
 Kurang bunyi konsonan di awal atau akhir kata, seperti “aya”
(ayah), “uka” (buka)
 Tidak di pahami bicaranya oleh keluarga terdekat
 Tak mampu untuk membentuk 2 atau 3 kalimat sederhana
D. Patofisiologi
Proses produksi berlokasi pada area yang sama pada otak. Struktur untuk
pesan yang masuk ini di atur pada area Wernicke, pesan di teruskan
melalui fasikulus arkuatum ke area broca untuk penguraian dan
koordinasi verbalisasi pesan tersebut. Signal kemudian melewati korteks
motoric yang mengaktifkan otot-otot respirasi, fonasi, resonansi dan
artikulasi. Ini merupakan proses aktif pemilihan lambing dan formulasi
pesan. Proses encode di mulai dengan encode semantic yang dilanjutkan
dengan encode gramatika dan brakhir pada encode fonologi. Keseluruhan
proses encode ini terjadi di otak/pusat pembicara.
Di antara proses decode dan encode terdapat proses trasmisi, yaitu
pemindahan atau penyampaian kode atau di sebut kode Bahasa.
Transmisi terjadi antara mulut pembicara dan telinga pendengar. Proses
encode-decode di atas di simpulkan sebagai proses komunikasi. Dalam
proses perkembangan Bahasa, kemampuan menggunakan Bahasa reseptif
dan ekpresif haris berkembang dengan baik.
E. Kompikasi
1. Gangguan Bahasa ekspresif
2. Gangguan Bahasa reseptifekspresif
3. Gangguan phonological
4. Gagap
F. Pemeriksaan penunjang
1. TES BERA (Brainstem Evoked Response Auditory) atau ABR
(Audytory Brainstem Response)
Menguji kinerja seluruh alat pendengaran dari gendang telinga
( telinga luar) sampai ke otak. Cara kerjanya dengan memberikan
bunyi klik pada frekuensi yang berbeda-beda pada tingkat kekerasan
yang berbeda-beda pula responnya di tangkap langsung oleh sensor di
otak.
2. TES OAE (Oto Acoustic Emission)
Menguji kinerja alat pendengar dari gendang sampai rumah siput
tetapi terutama rumah siput. Cara kerjanya dengan memberikan nada
murni ke telinga dan menangkap responnya melalui perubahan
tekanan di saluran telingan. Tesnya juga tidak menyakitkan dan tidak
memerlukan respon aktif dari pasien serta obyektif.
3. Tes tympanometry
Menguji kinerja alat pendengar dari gendang sampi telinga tengah
(tulang sanggurdi). Caranya mirip dengan OAE tapi responnya dari
defleksi (perubahan gerak) gendang telinga. Tesnya juga tidak
menyakitkan, obyektif dan tidak perlu respon aktif dari pasien.
Biasanya di gunakan untuk mengeliminasi kemungkinan gangguan
telinga tengah jika hasil OAE menunjukkan respon negative.
4. Tes Audiometri
5. Pemeriksaan audiometry memerlukan : audiometer, ruang kedap
suara, dan pasien yang kooperatif. Ppemeriksaan standar yang adalah :
a. Audiometry nada murni, audiometry tutur
Audiometry nada murni adalah tes dasar untuk mengetahui ada
tidaknya gangguan pendengaran, selama tes, orang yang di tes
akan mendengar nada murni yang di berikan pada frekuensi yang
berbeda melalui sebuah handphone atau ear phone. Intensitas nada
berangsur-angsur di kurangi sampai ambang dengar, titik dimana
suara terkecil yang dapat di dengar akan di ketahui. Hasilnya di
tunjukkan dalam decibel (dB) dan di masukkan kebentuk
audiogram.
6. TES ASSR (Auditory Steady State Response)
Menguji kinerja seluruh alat pendengaran dari gendang telinga sampai
ke otak. Cara kerjanya seperti BERA tapi yang di berikan adalah nada
murni seperti layaknya tes audiometri. Namun tidak di perlukan
partisipasi aktif dari pasien karena respon langsung di catat oleh
sensor yang menangkap aktifitas otak. Tes ini tidak menyakitkan dan
tidak memerlukan respon aktif namun pasien harus diam dan tenang
dalam waktu yang cukup lama, kurang lebih 1 jam.
G. Penatalaksanaan
1. Terapi :
a. Terapi wicara
b. Terapi okupasi
2. Edukasi
a. Motivasi keluarga untuk menstimulasi Bahasa, bicara secara
intensif
b. Secara teratur membawa anak untuk mengikuti terapi
c. Konseling
H. Pathway

I. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya
stimulasi Bahasa
2. Gangguan komunikasi berhubungan dengan kerusakan fungsi alat-alat
artikulasi
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
pendengaran
4. Gangguan komunikasi berhubungan dengan hambatan Bahasa
5. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan anak
berkomunikasi
6. Gangguan komunikasi berhubungan dengan kecemasan
7. Gangguan komunikasi berhubungan dengan kurangnya kemampuan
memori dan kerusakan system saraf pusat
ASUHAN KEPERAWATAN SPEECH DELAY

Kasus :
An. Y berusia 3 tahun mengalami keterlambatan berkembang,
belum bias bicara dan anak tidak pernah menjawab bila di tanya
hanya memalingkan wajah dan diam, dan bila ingin sesuatu lebih
senang menunjuk daripada menyebutkan nama benda tersebut.

A.pengkajian

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Y
Usia : 3 tahun
Anak ke :3
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Alamat : jln. Subroto

IDENTITAS ORANG TUA


Nama : ibu : Ny. Diniyanti
Ayah: Tn. suryono
Umur : ibu : 31 tahun
Ayah : 35 tahun
Pendidikan : ibu : SLTA
Ayah: SLTA
Pekerjaan : Ibu : ibu rumah tangga
ayah : wiraswasta
Agama : ibu : islam
Ayah : islam

Suku : jawa / indonesia


Alamat : jln. subroto
Dx medis : developmental delay
Sumber informasi : orang tua

3. ALASAN DATANG KE RS
Anak umur 3 tahun belum bias bicara

4. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Anak terlambar perkembangannya , bicara tidak sempurna dan tidak
lengkap. Hanya bias mengatakan ‘moh, mam, mi’ bila ingin sesuatu
lebih senang menunjuk benda daripada menyebutkan nama benda
tersebut. Sampai saat ini anak belum bias berjalan, hanya lima
langkah cepat baru jatuh.
5. PEMERIKSAAN FISIK
1. Ukuran pertumbuhan
TB : 47 cm
BB : 10 kg
Lingkar kepala : 50 cm
Lingkar dada : 53 cm
Lingkar lengan : 17 cm ( kiri )
2. TTV : S : 370C
N : 96 x / m, kuat, teratur.
RR : 24 x / m

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : ibu mengatakan Stimulus lingkungan Komunikasi verbal
anak usia 3 tahun belum cedera / gangguan pada
bias bicara otak

Gangguan Bahasa
 Ekspresif
 Reseptik
Gangguan bicara
Hubungan sosial

DS :
 Ibu menanyakan Hubungan keluarga Cemas .
apakah penyebab Koping keluarga tak
turunan bias efektif
sembuh
 Ibu menanyakan Kurang pengetahuan
apakah ada
kemungkinan
anaknya bias
sembuh
DO :
 Ibu selalu
berulang-ulang
menanyakan hal
yang sama
 Pertanyaan di
jawab dengan
ragu-ragu

MODEL PENGEMBANGAN KECAKAPAN BERBAHASA ANAK YANG


TERLAMBAT BERBICARA (SPEECH DELAY)

Abstrak:Bahasa anak secara bertahap berkembang sesuai rangsangan yang


diberikan oleh orangtua, guru dan masyarakat. Perkembangan bahasa anak usia
4-6 tahun dapat dilihat melalui berbicara dengan lancar, penguasaan bahasa dan
penyampaian kata sudah lebih kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kasus anak terlambat berbicara, untuk mengetahui usaha-usaha
guru dan orangtua dalam mengatasi anak yang terlambat berbicara serta
merancang konsep model pengembangan kecakapan berbahasa anak yang
terlambat berbicara. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data terdiri atas: subjek (anak, guru,
orangtua dan terapis wicara). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dan
wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat anak terlambat
berbicara pada usia 4-6 tahun di lembaga PAUD Khalifah Aceh 2 dan PAUD Cinta
Ananda dengan jenis gangguan pada ekspresi bahasa (speech and languange
expresive disorder). Faktor-faktor yang mempengaruhi anak terlambat berbicara
terdiri atas: kecerdasan, penggunaan bahasa kedua, gaya bicara/model yang
ditiru, kesehatan, dan hubungan keluarga. Konsep model yang peneliti tawarkan
dalam penelitian ini berbentuk strategi/teknik untuk mengatasi anak terlambat
berbicara, yaitu: melatih anak berbicara dengan benar, pelan dan berulang-ulang,
saat berbicara selalu memperhatikan tata bahasa yang diucapkan, selalu
melibatkan anak berbicara pada setiap keadaan dengan memperbaiki
pengucapan anak yang masih keliru, dan menggunakan sistem several seperti
konsultasi rutin untuk mengetahui perkembangan anak pada dokter dan psikolog
anak. Simpulan dari penelitian ini, benar terdapat anak yang terlambat berbicara

Kata Kunci: keterlambatan yang dilakukan melalui pemberian


berbicara,perkembangan bahasa, rangsangan pendidikan untuk
konsep model membantu pertumbuhan dan
Pendidikan anak usia dini merupakan perkembangan jasmani dan rohani
salah satu upaya untuk merangsang agar anak memiliki kesiapan dalam
potensi yang ada dalam diri anak memasuNL SHQGLGLNDQ OHELK
serta dapat mengembangkan seluruh ODQMXW¥ Jurnal Ilmiah Mahasiswa
aspek perkembangan baik spritual, Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (1):36-
fisik motorik, kognitif, seni, bahasa 45 Agustus 2016 37 Hal ini sesuai
dan sosial-emosional. Berdasarkan dengan USPN, 2004 (Sujiono dan
Undang-undang Nomor 20 Tahun Sujiono, 2011:6). Kemampuan
2003 tentang Sistem Pendidikan berbicara anak akan dimulai dari
Nasional berkaitan dengan keluarga, sekolah dan lingkungan
Pendidikan Anak Usia Dini disebutkan masyarakat, keluarga adalah
pada Bab I pasal I ayat 14 ditegaskan ³PDGUDVDWXO XOOD¥ faktor utama
bahwa: ³3HQGLGLNDQ $QDN 8VLD penentu perkembangan anak dalam
'LQL adalah suatu upaya pembinaan segala hal, apabila keluarga terlambat
yang ditujukan kepada anak sejak dalam menstimulus kecakapan anak
lahir sampai dengan usia enam tahun dalam berbahasa maka akan
terhambat perkembangan
berbicaranya yang akan datang.
Sesuai permyataan Santrock
(2009:78) kemajuan bahasa yang
terjadi dalam masa kanak-kanak
awal, memberikan fondasi bagi
perkembangan anak selanjutnya
pada usia sekolah dasar. Manusia
pada hakikatnya tidak terlepas dari
berbicara dimanapun berada karena
merupakan alat untuk berinteraksi
dengan orang lain, dan memiliki
peranan yang penting dalam
mendukung perkembangan anak
dengan lingkungan, maka orang
dewasa khususnya orangtua harus
merangsang anak sejak usia dini agar
masa yang akan datang anak akan
mudah bergaul dan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Hal ini
sesuai dengan pernyataan
Bredekamp dan Copple, 1999
0XVILURK
EDKZD³VHODPDWDKXQtahun awal terdahulu peneliti di beberapa PAUD
prasekolah khusunya ditaman kanak- yang berada di Kota Banda Aceh
kanak interaksi dengan orang dewasa masih ditemukannya anak yang
dan penutur lain yang lebih tua mengalami keterlambatan dalam
memainkan peranan yang penting berbicara seperti: lamban dalam
dalam mendukung perkembangan mengutarakan isi hati dengan
kemampuan kalimat, berbicara tidak jelas,
EHUNRPXQLNDVLDQDN¥. Dengan gagap/cadel serta kesulitan dalam
menerapkan pembelajaran yang mengembangkan kosakata dalam
menyenangkan dan berfokus pada berkomunikasi. Hal tersebut terjadi
tahapan-tahapan perkembangan pada lembaga PAUD Khalifah Aceh 2
anak, maka akan mudah terbentuk yang beralamatJalan Daud Beureueh
potensi serta seluruh aspek-aspek No. 159 dan lembaga PAUD Terpadu
perkembangannya Menurut Jolongo, Cinta Ananda yang beralamat di Jalan
2007 (Dhieni, 2013: 5.3) T. Chik Dipineung Raya No. 49
PHQJDWDNDQ ³SDGD XVLD WDKXQ Gampong Pineung Kecamatan Syiah
DQDNWHODK menguasai hampir 800 Kuala, yang semestinya usia 4-6
kata dan siswa Preschool usia 6 tahun tahun anak sudah dapat berbicara
diperkirakan telah belajar bahasa 6 (berbahasa) dengan baik dan jelas
sampai 10 kata setiap harinya jika tetapi di lembaga PAUD ini masih
kemampuan mengucapkan tidak terdapat anak yang belum jelas
benar sesuai dengan waktunya, hal dalam berbicara serta ketidaktepatan
tersebut sangat tidak kata yang diucapkan. Dari uraian
menguntungkan bagi anak untuk diatas peneliti merasa tertarik
dapat menjadikan pembicara \ melakukan penelitian yang berjudul
DQJEDLN¥ Anak terlambat berbicara ³0RGHO 3HQJHPEDQJDQ .HFDNDSDQ
yang terganggu ialah penyampaian Berbahasa Anak yang Terlambat
bahasa secara lisannya sedangkan Berbicara (Speech Delay)¥
penerimaan bahasa dari luar sudah
memadai. Terlambatnya kemampuan
Teori Perkembangan Bahasa Bahasa
berbicara anak juga dapat
pada umumnya berfungsi untuk
menyebabkan anak kesulitan dalam
mengekspresikan keinginan baik
menyesuaikan diri dan bersosialisasi
dalam bentuk verbal maupun non
dengan lingkungan sekitarnya.
verbal Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Berdasarkan hasil pengamatan
Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (1):36- suara, dan dengan adanya
45 Agustus 2016 38 dan digunakan lingkungan, kebudayaan masyarakat
untuk bersosialisasi dengan akan memudahkan anak untuk lebih
masyarakat. Sesuai dengan banyak mengenal dan mengetahui
pernyataan Sonawat dan Jasmine pembendaharaan kata, serta
Maria Francis (Usman, 2015:3) fungsi keingintahuan anak yang melibatkan
bahasa ada lima yaitu: 1)bahasa intelektualnya untuk dapat
adalah alat untuk mengungkapkan berinteraksi dengan lingkungan sosial
keinginan; 2)bahasa merupakan alat yang dapat merangsang bahasa pada
mengungkapkan emosi; 3)bahasa dirinya.
adalah alat untuk mendapatkan
informasi; 4)bahasa adalah alat untuk Perkembangan Bahasa Bahasa
interaksi sosial; dan 5)bahasa adalah merupakan landasan seorang anak
alat identifikasi pribadi. Dapat untuk dapat mempelajari sesuatu
dipahami fungsi bahasa adalah suatu yang ada di lingkungannya. Sebelum
wujud perasaan dalam diri setiap anak belajar
manusia yang diekspresikan melalui pengetahuanpengetahuan lain, anak
pengungkapan keinginan, dan emosi, lebih dulu mampu berbahasa, hal ini
yang pada hakikatnya bahasa dikarenakan agar anak memahami
merupakan alat untuk dapat dengan baik lingkungan sosialnya.
berkomunikasi serta bersosialisasi Perkembangan bahasa anak seiring
dengan lingkungan. Usman (2015:7) bertambahnya usia akan jauh
mengemukakan tiga pandangan atau berkembang dan kompleks jika
teori dalam perkembangan bahasa lingkungan sekitar mendukung anak
anak. Teori tersebut adalah sebagai untuk banyak mengeluarkan suara
berikut: 1)teori nativis; 2)teori atau berbicara. Perkembangan
behavioristik; 3)teori kognitif; dan, bahasa anak dimulai sejak dilahirkan
4)teori vygotsky (Dhieni, 2013:2.15). kedunia yang ditandai dengan jeritan
Dapat dipahami bahwa bahasa tangisan saat dilahirkan, seiring
sebagai alat yang dapat membantu bertambahnya usia anak bunyi atau
anak dalam memecahkan suara yang dihasilkan oleh anak akan
permasalahan yang dihadapi dan bervariasi sesuai lingkungan yang
pada dasarnya semua anak telah mendorong anak untuk dapat
diberi karunia dari sang khalik untuk mengeluarkan suara. Menurut Yusuf
dapat mengeluarkan bunyi atau (2010:119) bahwa ³DQDN
GLWXQWXW XQWXN Penuntaskan dapat membantu anak untuk
atau menguasai empat tugas pokok kehidupan selanjutnya. Aspek-aspek
yang satu sama lainnya saling bahasa tersebut menurut Bromley,
barkaitan, apabila anak berhasil 1992 (Dhieni, 2013:1.14) terdapat
menuntaskan tugas yang satu maka empat aspek Jurnal Ilmiah Mahasiswa
berarti juga ia dapat menuntaskan Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (1):36-
tugasWXJDV \DQJ ODLQQ\ 45 Agustus 2016 39 bahasa,
D¥ .HHPSDW WXJDV LWX adalah yaitu:1)menyimak; 2)berbicara;
sebagai berikut: a)pemahaman, yaitu 3)membaca; dan 4)menulis. Anak
kemampuan memahami makna akan mahir berbicara apabila anak
ucapan orang lain; b)pengembangan sudah mampu menguasai konsep dari
perbendaharaan kata; c)penyusunan 4 keterampilan berbahasa
katakata menjadi kalimat; d)ucapan. (menyimak, berbicara, membaca, dan
Dapat dipahami bahwa bahasa yang menulis). Hal ini akan mudah anak
dimiliki anak secara bertahap akan dapatkan apabila rangsangan yang
berkembang sesuai dengan didapatkan oleh anak terpenuhi
rangsangan yang dilakukan orangtua sesuai perkembangannya.
dirumah, atau guru disekolah karena
pada dasarnya yang mempengaruhi Karakteristik Kemampuan Bahasa
perkembangan anak secara Anak Usia Dini Ciri-ciri kemampuan
keseluruhan adalah lingkungan bahasa anak usia dini berbeda-beda
dimana anak tersebut menetap dan pada setiap tingkatan usianya.
tinggal. Disamping itu pergaulan juga Menurut Jamaris, 2006 (Susanto,
menjadi faktor dimana anak dapat 2011:78) karakteristik kemampuan
berkomunikasi dengan baik dengan bahasa anak usia 4 tahun yaitu:
teman sepermainannya. a)terjadi perkembangan yang cepat
dalam kemampuan bahasa anak,
anak telah dapat menggunakan
kalimat dengan baik dan benar;
b)menguasai 90 persen dari fonem
dan sintaksis bahasa yang
Aspek Bahasa Aspek-aspek bahasa digunakannya c)dapat berpartisipasi
harus dimiliki oleh anak dalam dalam suatu percakapan, anak sudah
menunjang kemampuannya dalam dapat mendengar oranglain berbicara
mengekspresikan keinginannya serta dan menanggapi pembicaraan
tersebut. Dapat dipahami bahwa anak akan mengalami hambatan
anak yang berusia 4-5 tahun sudah dalam interaksi sosialnya.
mengalami perkembangan dalam
aspek bahasanya yang ditunjukkan
Jenis Terlambat Berbicara (Speech
dengan kemampuan anak
Delay) Keterlambatan dalam
berpartisipasi dalam suatu
berbicara memiliki jenis yang beda-
percakapan baik dengan teman
beda satu dengan yang lainnya yang
sebaya maupun orang dewasa
ditunjukkan dengan gangguan yang
disekitarnya.
dialami oleh anak. Jenisjenis
keterlambatan dalam berbicara pada
Keterlambatan Berbicara (Speech
anak usia dini tersebut menurut Van
Delay) Keterlambatan dalam
Tiel (Tsuraya 2013:25) antara lain: 1)
berbicara adalah suatu
Specific Language Impairment;
kecenderungan dimana anak sulit
2)Speech and Language Expressive
dalam mengekspresikan keinginan
Disorder; 3)Centrum Auditory
atau perasaan pada orang lain
Processing Disorder; 4)Pure Dysphatic
seperti, tidak mampu dalam
Development; 5)Gifted Visual Spatial
berbicara secara jelas, dan kurangnya
Learner; 6)Disynchronous
penguasaan kosa kata yang membuat
Developmental. Dari jenisSpeech
anak tersebut berbeda dengan anak
Delay di atas dapat dipahami anak
lain sesusianya. Menurut Hurlock
mengalami gangguan berbicara dan
(1978:194-196) EDKZD³apabila
gangguan bahasa selain disebabkan
tingkat perkembangan bicara berada
oleh faktor perkembangan anak, juga
dibawah tingkat kualitas
disebabkan oleh gangguan sensori,
perkembangan bicara anak yang
gangguan neorologis, intellegences,
umurnya sama yang dapat diketahui
kepribadian serta ketidakseimbangan
dari ketepatan kata, maka hubungan
perkembangan internal dan
sosial anak akan terhambat sama
ketidakseimbangan perkembangan
halnya apabila keterampilan bermain
eksternal anak. Hal ini yang
mereka dibawah keterampilan
melatarbelakangi perkembangan
bermain teman sebayanya¥.
bahasa dan berbicara pada anak usia
Maksudnya ialah apabila
dini menjadi terlambat.
perkembangan bahasa anak berbeda
dengan tingkat perkembangan Dampak perkembangan
bahasa anak lain seusianya maka Keterlambatan berbicara anak
memiliki dampak pada jenis kelamin. Sedangkan Yusuf
perkembangan anak selanjutnya. (2010:2) menambahkan satu faktor
Menurut Mangunsong (Tsuraya lagi yaitu faktor kesehatan.
2013:25) resiko perkembangan
METODE Penelitian ini tergolong jenis
terlambatbicara yaitu: 1)kemampuan
penelitian deskriptif kualitatif
konseptual dan prestasi pendidikan,
dikarenakan untuk mendapatkan
hal ini tidakmenunjukkan efek buruk
data yang akurat maka peneliti
pada perkembangan pendidikan dan
harusturun kelapangan dan berada
kognitif anakkarena tidak tergantung
disana serta berbaur langsung
pada pemahaman dan penggunaan
dengan subjek penelitian dalam
bahasa; 2)faktorpersonal dan sosial,
waktu yang cukup lama. Teknik
terlambat bicara menyebabkan resiko
pengumpulan data yang digunakan
negatif pada hubunganinterpersonal
dalam penelitian ini ialah observasi,
dan perkembangan konsep diri pada
wawancara dan
anak. Ketidakpahaman oranglain
dokumentasi.Sedangkan teknik
ketika berkomunikasi dapat
pengolahan data peneliti
menyebabkan rasa rendah diri pada
menggunakan tahap reduksi data,
anak.
dan penyajian data.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Perkembangan Bicara Anak Anak
Berdasarkan hasil observasi dan
yang terlambat berbicara disebabkan
wawancara pada subjek (anak, guru
oleh beberapa faktor yang
dan orangtua) diperoleh data
mempengaruhinya. Menurut Rumini
mengenai perkembangan bahasa
dan Siti Sundari (2004:43-44)
anak usia 4-6 tahun ditunjukkan
memaparkan sembilan faktor yang
dengan ciri-ciri belum mampu
mempengaruhi perkembangan bicara
memahami dan merespon teman
anak diantaranya: kecerdasan, jenis
sebaya, orangtua atau orang dewasa
disiplin, posisi urutan anak, besarnya
sekitarnya, cenderung tidak banyak
keluarga, status ekonomi sosial, ras,
berbicara (pendiam), pengucapan
berbahasa dua, suara yang sangat
kata dan penyusunan kalimat masih
gaduh, dan gaya bicara. Ditambahkan
keliru, belum mampu berbicara
menurut Hurlock (1978:186- 187)
dengan jelas,kaku, terbata-bata
faktor yang melatarbelakangi anak
karena kurangnya penguasaan
speech delay yaitu: anak kembar an
kosakata yang dimiliki,serta biasnya
penggunaan bahasa yang ditunjukkan metodetanya-jawab dengan anak,
dengan bingung dalam untuk melihat sejauh mana
mengekspresikan bahasa dalam perkembangan bahasa yang
bentuk lisan. Terdapat faktor yang ditunjukkan oleh anak. Usaha-usaha
melatarbelakangi subjekterlambat orangtua dalam mengembangkan
dalam berbicara diantaranya: faktor kecakapan berbicara anak terdiri
kecerdasan, jenis disiplin orangtua, atas: mengajak berbicara,
posisi urutan anak, anak kembar, memasukkan ke lembaga PAUD,
besarnya keluarga, status ekonomi bertanya disetiap kesempatan,
sosial, ras, penggunaan bahasa mengarahkan, memperbaiki kalimat
kedua, gaya bicara/model yang ditiru, yang salah, berbicara dengan pelan
jenis kelamin (sex), hubungan serta selalu menggunakan bahasa
keluarga, dan kesehatan. Dari yang jelas saat berbicara, konsultasi
keseluruhan faktor tersebut, faktor dengan dokter spesialis anak dan
yang paling signifikan yang psikolog anak.
mempengaruhi subjek terlambat
Pembahasan Berdasarkan hasil
berbicarayaitu: kecerdasan,
penelitian yang didapatkan di
penggunaan bahasa kedua, gaya
lapangan umumnya pada subjek
bicara/model yang ditiru, hubungan
penelitian menunjukkan adanya
keluarga dan faktor kesehatan.
ciriciri gangguan anak dalam
Penanganan yang dilakukan oleh guru
berbicara seperti: tidak banyak
didalam pembelajaran dalam
berbicara (cenderung pendiam),
mengatasi dan mengembangkan
belum mampu berbicara dengan
kecakapan anak dalam berbicara,
lancar, kurangnya penguasaan kosa
terdiri atas: berbicara dengan jelas
kata, pengucapan kata yang masih
dengan menunjukkan gerak mulut
keliru, pengungkapan kalimat yang
serta artikulasi yang tepat, dan
tidak jelas, cadel dan serta tidak
memperhatikan tata bahasa yang
dapat fokus (konsentrasi) pada waktu
diucapkan. Sedangkan usaha dan
yang telah ditentukan. Hal ini sesuai
metode yang digunakan guru ialah
dengan SHUQ\
terdiri atas: mengajak anak berbicara
DWDDQLQIRUPDQ³SDGDXPXPQ\
dengan cara bercerita, memperbaiki
DDQDN usia 2 tahun sudah mampu
pengucapan kata anak yang keliru,
berbicara jelas, tepat dan lugas
memberi kesempatan untuk anak
begitu juga sebaliknya jika pada usia
berbicara, dan menggunakan
tersebut anak belum cenderung menarik diri dari
mendapatkannya maka anak tersebut hubungan interaksi baik dengan
mengalami keterlambatan dalam teman sebaya maupun orang dewasa
berbicara NDWDJRULULQJDQ¥. yang ada disekitarnya. Sesuai dengan
pernyataan Hurlock (1978:190)
Identifikasi Kasus Speech Delay Ciri-
bahwa anak yang IQnya tinggi
ciri diatas termasuk jenis anak yang
biasanya lebih mudah, lebih tertarik,
mengalami gangguan pada ekspresi
dan lebih lancar berbicara ketimbang
bahasa (Speech and Languange
anak yang kurang cerdas, karena
Expresive Disorder) yang mana anak
kemampuan mereka berbicara, orang
akan mudah untuk memahami
dewasa dan teman sebaya
perkataan orang dewasa yang ada
mendorong mereka berbicara lebih
disekitarnya akan tetapi anak
banyak, ketimbang teman sebaya
mengalami kesulitan dalam
mereka yang kurang cerdas yang
merespon. Hal ini yang menyebabkan
biasanya kurang berminat ikut serta
anak sulit dalam mengekspresikan
dalam percakapan. Selanjutnya
perasaan mereka. Sesuai dengan
penggunaan bahasa kedua yang
pernyataan Santrock (2009:263)
menyebabkan anak bingung serta
bahwa bahasa ekspresif (Expresive
salah dalam mengekspresikan
Languange) melibatkan kemampuan
perasaan mereka terhadap teman
untuk menggunakan bahasa dalam
sebaya maupun orang dewasa yang
mengungkapkan pemikiran seseorang
ada disekitarnya sehingga
dan berkomunikasi dengan orang
menjadikan mereka menarik diri dari
lain, beberapa anak dapat dengan
lingkungan sosialnya. Sesuai dengan
mudah memahami apa yang
pernyataan Hurlock (1976:194)
dikatakan mereka, tetapi mereka
bahwa jika anak besar dalam rumah
mempunyai kesulitan ketika mereka
yang berbahasa dua yang keluarga
berusaha untuk merespon dan
tersebut tidak berbahasa ibu, kosa
mengungkapkan diri mereka sendiri.
kata bahasa ibu mereka mungkin
Faktor-faktor yang Mempengaruhi sangat terbatas pada waktu mereka
Perkembangan Berbicara Anak Faktor berbicara dengan orang-orang di luar
yang paling dominan yang rumah. Gaya bicara/model yang
menyebabkan anak terlambat ditiru subjek saat berada di sekolah
berbicara ialah faktor kecerdasan hal tidak sejalan dengan di rumah,
ini dikarenakan subjek penelitian dikarenakan pola pengasuhan yang
diterapkan di rumah cenderung bahwa anak yang sehat, lebih cepat
mengikuti kemauan anak serta belajar ketimbang anak yang tidak
penggunaan bahasa yang tidak sehat, karena motivasinya lebih kuat
konsisten yang menyebabkan anak untuk menjadi anggota kelompok
terlambat dalam berbicara. sosial dan berkomunikasi dengan
hubungan keluarga dan faktor anggota kelompo tersebut.
kesehatan. Hurlock (1976:185)
Usaha-usaha yang Dilakukan Guru
mengatakan bahwa agar anak tahu
dalam Mengatasi Anak yang
mengucapkan kata dengan betul, dan
Terlambat Berbicara (Speech Delay)
kemudian menggabungkannya
Guru bertugas untuk membimbing,
menjadi kalimat yang betul, maka
mengarahkan, merangsang
mereka harus memiliki model bicara
kemampuan, potensi serta minat dan
yang baik untuk ditiru. Hubungan
bakat yang ada dalam diri anak. Hal
keluarga umumnya subjek dengan
ini sesuai dengan penjelasan Mulyasa
orangtua yang sibuk bekerja akan
(Kadir dkk, 9) mengemukakan bahwa
memiliki waktu yang sedikit dalam
guru dalam membantu
menemani anak bermain serta
perkembangan anak mewujudkan
berinteraksi dengan anak. Hal ini
tujuan hidupnya secara optimal baik
sesuai dengan pernyataan Yusuf
dalam membimbing, mengajarkan
(2010:122) mengatakan bahwa
maupun mengarahkan, minat, bakat,
hubungan yang sehat antara
kemampuan dan potensi-potensi
orangtua dan anak (penuh perhatian,
yang dimiliki oleh anak tidak akan
dan kasih sayang dari orangtua),
berkembang secara optimal tanpa
memfasilitasi perkembangan bahasa
peran guru.
anak, sedangkan hubungan yang
tidak sehat mengakibatkan anak Usaha-usaha yang Dilakukan
mengalami kesulitan atau Orangtua dalam Mengatasi Anak
kelambatan dalam perkembangan yang Terlambat Berbicara (Speech
berbahasanya. Satu dari enam subjek Delay) Pendidikan pertama yang
penelitian menunjukkan adanya didapatkan oleh anak adalah
kelainan lain yang dialami selain pendidikan dari keluarga khususnya
terhambatnya kemampuan orangtua, hal ini dikarenakan
berbicaranya hal ini dapat dikatakan orangtua adalah yang pertama
anak tersebut katagori anak yang mengikuti tahapan perkembangan
tidak sehat. Hurlock (1976:186) anak sejak dalam kandungan sampai
dilahirkan hingga dengan anak tahun. Berdasarkan hal tersebut
tumbuh dan berkembang sampai konsep model ini bertujuan untuk
dewasa. Hal ini sesuai dengan mengembangkan kecakapan
pernyataan Soelaeman (1994:182) berbahasa anak yang terlambat
bahwa keluarga disebut sebagai berbicara. Target yang ingin dicapai
lingkungan pendidikan yang pertama dengan konsep model ini adalah anak
bukan sematamata karena alasan usia 4-6 tahun mampu berbicara
urutan atau alasan kronologis, sesuai dengan yang diharapkan
melainkan lebih-lebih bila ditinjau menurut Peraturan menteri
dari sudut intensitas dan kualitas Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
pengaruh yang diterima anak, serta Indonesia nomer 137 tahun 2014
dari sudut tanggungjawab yang tentang standar nasional Pendidikan
diemban orangtua sekaitan dengan Anak Usia Dini serta para pakar Anak
pendidikan anaknya. Konsep Model Usia Dini. B. Sasaran Sasaran-sasaran
Pengembangan Kecakapan Berbahasa yang ingin dicapai oleh konsep model
Anak yang Terlambat Berbicara ini, yaitu:
(Speech Delay) A. Maksud dan Tujuan
1. Guru dan orangtua memiliki cara
Maksud model penelitian ini adalah
dalam mengatasi anak yang
untuk menawarkan konsep model
terlambat berbicara
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Anak Usia Dini, 1 (1):36-45 Agustus 2. Guru dan orangtua memiliki
2016 43 pengembangan kecakapan alternatif baru dalam
berbahasa anak yang terlambat mengembangkan kecakapan
berbicara, berlandaskan berbahasa anak yang terlambat
pertimbangan dari teori-teori dan berbicara.
usahausaha guru serta orangtua yang B. Khalayak Sasaran Khalayak sasaran
didapatkan di lapangan. Maksud yang dijangkau dalam penelitian yaitu
tersebut akan tercapai melalui terdiri atas: 1)guru; 2)orangtua;
kegiatan-kegiatan yang kreatif, dan 3)anak dan; 4)masyarakat umum
penggunaan media dalam hal ini
adalah permainan edukatif yang C. Indikator Keberhasilan
dapat dilakukan oleh guru maupun Implementasi konsep model dinilai
orangtua dalam merangsang berhasil apabila dapat menciptakan
kecakapan berbicara anak yang keadaan-keadaan berikut ini: 1.
terlambat berbicara rentang usia 4-6 Orangtua menyadari bahwa
mengikuti perkembangan anak terlambat berbicara 1. Melatih anak
merupakan hal paling penting demi berbicara dengan benar, pelan dan
mewujudkan tumbuh kembang anak berulang-ulang. Hal ini sesuai dengan
secara optimal. 2. Orangtua memiliki teori Santrock (2009:74) mengatakan
kualitas waktu serta kemampuan bahwa di dalam atau di luar sekolah,
dalam mendeteksi tumbuh kembang dukungan terhadap perkembangan
anak khususnya perkembangan bahasa bahkan latihan dan ulangan
bahasa anak 3. Guru memiliki strategi merupakan kuncinya. 2. Saat
atau kemampuan dalam berbicara selalu memperhatikan tata
mengembangkan kecakapan bahasa yang diucapkan. Hal ini sesuai
berbahasa anak di sekolah 4. Fasilitas, dengan teori Roger Brown (Santrock
pengelolaan lingkungan serta sarana- 2009:73) mengatakan bahwa
prasarana termasuk alat permainan orangtua mendorong anak-
edukatif (APE), yang memadai akan
memudahkan guru maupun orangtua
dalam merangsang aspek-aspek
perkembangan anak khususnya aspek
bahasa anak.
D. Manfaat dan Hasil yang
Diharapkan Terdapat manfaat yang anak mereka untuk berbicara dengan
yang diharapkan dalam mewujudkan tata bahasa yang benar.
konsep model ini yaitu guru dan 3. Selalu melibatkan anak berbicara
orangtua lebih dini mengetahui pada setiap keadaan dengan
tumbuh kembang anak dan aspek- memperbaiki pengucapan anak yang
aspek perkembangan anak terutama masih keliru. Hal ini sesuai dengan
aspek perkembangan bahasa, melalui pernyataan Santrock (2009:74)
deteksi dini tumbuh kembang anak mengatakan bahwa anak-anak
baik melalui konsultasi dengan mendapatkan manfaat ketika
Dokter maupun Psikolog anak guna orangtua dan guru mereka secara
memperoleh informasi anak secara aktif melibatkan mereka dalam
optimal. percakapan, mengajukan pertanyaan
E. Strategi/Teknik sederhana yang kepada mereka, dan menekankan
dapat dilakukan oleh guru dan bahasa interaktif dibandingkan
orangtua dalam mengatasi anak yang bahasa direktif.
4. Penggunaan media teknologi yang dengan memperbaiki pengucapan
mendukung pembendaharaan kata anak yang masih keliru serta
anak-anak. Hal ini didukung oleh konsultasi rutin untuk mengetahui
Miller, 2001 (Santrock, 2009:79) perkembangan anak pada Dokter dan
terdapat tiga cara dalam mendukung Psikolog anak. Faktor-faktor yang
pembendaharaan kata anak-anak paling mempengaruhi anak terlambat
dengan menggunakan tiga jenis dalam berbicara usia 4-6 tahun
teknologi yaitu seperti: komputer, umumnya seperti: kecerdasan
buku audio, dan televisi pendidikan. menjadi salah satu faktor anak
5. Konsultasi rutin untuk mengetahui mengalami keterlambatan dalam
perkembangan anak pada Dokter dan berbicara dikarenakan umumnya
Psikolog anak. Pemaparan diatas subjek penelitian memiliki
merupakan konsep yang peneliti kecenderungan menyendiri dan
analisis sesuai dengan teoriteori yang kurang melibatkan diri dalam suatu
dapat memperkuat model percakapan. Penggunaan bahasa
pengembangan kecakapan berbahasa kedua (Second Langunge) merupakan
anak yang terlambat berbicara. penyebab anak mengalami
keterlambatan dalam berbicara.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Bahasa kedua yang dimaksud ialah
Anak yang mengalami keterlambatan
penggunaan bahasa Inggris, bahasa
dalam berbicara usia 4-6 tahun pada
Aceh dan bahasa Indonesia.
PAUD Khalifah Aceh 2 dan PAUD
Selanjutnya gaya bicara/model yang
Cinta Ananda menunjukkan ciri-ciri
ditiru menjadi salah satu faktor anak
sulit mengungkapkan ekspresi,
terlambat dalam berbicara
ketidaktepatan kata yang diucapkan
dikarenakan sikap atau perlakuan
serta penguasaan kosakata yang tidak
yang ditunjukkan oleh orang dewasa
mendukung. Usaha-usaha guru dan
di sekitar anak kurang baik atau tidak
orangtua yang dapat dilakukan dalam
sesuai. Hubungan keluarga menjadi
mengatasi anak terlambat dalam
salah satu faktor anak terlambat
berbicara diantaranya: melatih anak
dalam berbicara karena hubungan
berbicara dengan benar, pelan dan
yang sehat antar orangtua dan anak
berulang-ulang, saat berbicara selalu
salah satunya yaitu penuh perhatian
memperhatikan tata bahasa yang
serta membantu anak dalam
diucapkan, dan selalu melibatkan
mengembangkan kemampuan
anak berbicara pada setiap keadaan
berbahasanya (memfasilitasi
perkembangan bahasa anak) dan yang salah (keliru) b. Melatih anak
faktor kesehatan adalah faktor berbicara dengan benar, pelan dan
penyebab anak terlambat dalam berulang-ulang c. Melibatkan anak
berbicara karena apabila anak yang berbicara pada setiap keadaan d.
sehat maka anak akan mudah belajar Meluangkan waktu yang lebih lama
dibandingkan anak yang tidak sehat. bersama anak saat berada di rumah
Konsep model yang peneliti tawarkan e. Penggunaan media teknologi yang
dalam bentuk strategi/Teknik mendukung pembendaharaan kata
anak-anak f. Konsultasi mengenai
untuk mengatasi keterlambatan
perkembangan anak pada dokter dan
berbicara anak umumnya meliputi: a.
psikolog anak.
Tidak mengikuti pola bicara anak
Mengasah Kecerdasan (Stimulasi
Multiple Intellegences Anak Usia
Taman Kanak-Kanak). SUBDIT PGTK &
DAFTAR RUJUKAN PLB. Direktorat Pembinaan
Dhieni, Nurbiana dkk. 2013.Metode Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan
Pengembangan Bahasa.Tanggerang Tenaga Keperguruan Tinggi.
Selatan:Universitas Terbuka. Rumini, Sri dan Siti Sundari. 2004.
Hurlock B., Elizabeth.1978. Perkembangan anak dan remaja.
Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Jakarta: Rineka Cipta.
Erlangga. Kadir, Nining dkk. Peran Santrock W., John. (2009). Psikologi
Guru Dalam Mengembangkan Pendidikan. Jakarta: Salemba
Kemampuan berbahasa Pada Anak Humanika
Kelompok B Di Paud Bahari Desa
Soelaeman. 1994. Pendidikan dalam
Hutokalo Kecamatan Sumalata
Keluarga. Bandung: Alfabeta. Sujiono
Kabupaten Gorontalo Utara. Jurnal.
Nurani., Yuliani dan Bambang
Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini
Sujiono. 2010. Bermain Kreatif
Universitas Negeri Gorontalo.
Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta:
(http://kim.ung.ac.id/index.php/KIM
Indeks.
FIP/article/viewFile/3946/3922BAB I
diakses 06 Oktober 2015) Susanto, Ahmad. 2011.
Perkembangan Anak Usia Dini.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2004.
Jakarta: kencana.
Bermain Sambil Belajar Dan
Tsuraya, Inas. 2013. Kecemasan Pada
Orang Tua Yang Memiliki Anak
Terlambat Bicara (Speech Delay) Di
Rsud Dr. M. Ashari Pemalang. Skripsi,
(Online), Jilid 2 Vol 2. ISSN 2252-6358
(http://www.google.co.id/18524/1/1
550408058.pdf&sa=U&rct=j&ved=
0ahUKEwiZ19HG64jLAhWKco4K
He0SAJUQFggbMAA&sig2=nKOq
lQiYzKWwBfw0oo2stQ&usg=AF
QJCNFCxoEzNKoSSk9t7kah1jnQ3
FM3tg diakses 06 Oktober 2015).
Usman, Muhammad. 2015.
Perkembangan Bahasa Dalam
Bermain dan Permainan. Yogyakarta:
Deepublish (CV. Budi Utama).
Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi
perkembangan anak dan remaja.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
POSTER SPEECH DELAY

Anda mungkin juga menyukai