“TUNA GANDA”
Disusun Oleh:
2019 / 2020
A. Definisi Anak Tuna Ganda
Anak tuna ganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan
atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius, sehingga dia
tidak hanya dapat diatasi dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan
saja, melaiankan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang
dimiliki. Definisi anak tuna ganda menurut beberapa ahli :
a) Mereka yang dikelompok ke dalam kelainan ganda antara lain tuna grahita,
cerebral palsy, epilepsy.
b) Mereka yang termasuk mempunyai kondisi lain yang bertendensi ke arah kelainan
tuna grahita dengan kondisi-kondisi kelainan fungsi secara menyeluruh.
c) Dimulai sebelum berumur 18 tahun.
d) Kelainan terjadi secara terus menerus.
e) Kelainan ganda merupakan kelainan substansi kemampuan seseorang untuk
berfungsi secara normal dalam masyarakat.
Macam-macam Tuna Ganda :
Tunanetra-tunawicara.
Tunanetra-tunarungu.
Tunanetra-tunadaksa.
Tunanetra-tunagrahita.
Tunanetra-tunalaras.
Tunanetra-kesulitan belajar khusus
Dari sekian banyak kemungkinan kombinasi kelainan, ada beberapa kombinasi yang
paling sering muncul dibandingkan kombinasi kelainan-kelainan yang lainnya, yaitu:
Anak buta-tuli adalah seorang anak yang memiliki gangguan penglihatan dan
pendengaran, suatu gabungan yang menyebabkan problema komunikasi dan
problema perkembangan pendidikan lainnya yang berat sehingga tidak dapat
diberikan program pelayanan pendidikan baik di sekolah yang melayani untuk
anak-anak tuli maupun di sekolah yang melayani untuk anak-anak buta. Namun
demikian, bukan berarti anak buta-tuli harus dirampas haknya untuk mendapatkan
layan pendidikan. Dengan penangan yang baik dan tepat, anak-anak buta-tuli
masih bisa dididik dan berhasil.
E. Pencegahan / Pengobatan
Untuk mengatasi masalah anak tuna ganda diperlukan tindakan menggunakan pendekatan
multidisipliner yang terdiri dari:
Terapi wicara dan bahasa,
Terapi fisik,
Terapi okupasional.
F. Layanan Pendidikan Bagi Anak Tuna Ganda
1. Akademis
Pada masa lalu, tuna ganda secara rutin dipisahkan dari sekolah regular,bahkan
sekolah Khusus. Namun sejak tahun 80-an layanan pendidikan bagi anak tunaganda
semakin mendapat perhatian di tengah-tengah masyarakat, dengan mendirikan sekolah-
sekolah khusus. Demikian juga program-program pendidikan bagi anak tunaganda
semakin dikembangkan untuk anak usia sedini mungkin. setidak-tidaknya program
pendidikan lebih diorientasikan untuk meningkatkan kemandirian anak. Untuk menjaga
efekvitas program pendidikan, maka program seharusnya mengakes empat bidang utama,
yaitu bidang domestik, rekreasional, kemasyarakatan, dan vokasional. Hasil asesmen ini
mungkinkan dapat membantu dalam merumuskan tujuan yang lebih fungsional.
Sementara itu dengan pengajaran seharusnya mencakup, di antaranya: ekspresi
pilihan, komunikasi, pengembangan keterampilan fungsional, dan latihan keterampilan
sosial sesuai dengan usianya, menyadari akan kondisi obyektif anak anak tuna
ganda,maka pendekatan multidisipliner adalah penting. Oleh karena itu orang-orang yang
sesuai dalam mengatasi anak tuna ganda,seperti terapis bicara dan bahasa, terapis bicara
dan bahasa, terapi fisik dan okupasional seharusnya bekerjasama dengan guru-guru kelas,
guru-guru khusus dan orangtua, karena perlajuan yg lebih cocok untuk mengatasi anak-
anak tuna ganda berkenaan dengan masalah ketererampilan adalah memberikan layanan
yang terbaik daripada yang diberikan ditempat terapi yang terpisah. Untuk dapat
menjamin kemandirian anak tuna ganda dalam proses pembelajaran perlu didukung
dengan penataan kelas yang sesuai, alat bantu dalam meningkatan keterampilan
fungsionalnya.
Integrasi dengan anak seusia merupakan komponen lainnya yg penting.
Menghadiri sekolah regular dan berpartisipasi dalam kegiatan yang sama dengan anak-
anak normal adalah penting untuk pengembangkan keterampilan sosial dan persahabatan,
di samping dapat mendorong adanya perubahan sikap yg lebih positif.
2. Bina diri
Untuk mengatasi masalah anak tunaganda diperlukan tindakan menggunakan
pendekatan multidisipliner yang terdiri dari:
a. Terapi wicara dan bahasa, terapi didasarkan pada rencana berurut yang cermat.
Terapis wicara akan memilih ketrampilan komunikasi utama yang diajarkan dalam
beberapa cara: ’drill’ dan latihan, interaksi bermain, atau percakapan.
Kesulitan anak untuk berespon secara bertahap akan meningkat. Jadi anak diminta
berlatih memakai kata tunggal sebelum penggunaan frasa atau kalimat. Terapis
wicara dengan cermat dan hati-hati akan ’memberi hadiah’ (reward) respon-respon
yang benar. Anak akan diberitahu dengan jelas tentang respon apa yang benar dan apa
yang tidak. Ini disebut umpan balik, yang akan membantu anak dalam proses belajar.
Terapi diprogram dalam langkah-langkah kecil sehingga anak akan menerima banyak
’hadiah’, terutama pada awalnya. Secara bertahap, anak akan tertantang untuk maju
dan meningkatkan ketrampilan wicara dan bahasanya.
b. Terapis wicara akan mengembangkan relasi dengan anak anda. Anak akan menerima
dan mengikuti pelajaran dengan baik jika lingkungannya hangat dan mendukung
jalannya proses belajar. Terapis akan memakai permainan, hadiah/ ’reward’,
aktivitas-aktivitas bermain untuk menjaga rasa tertarik anak dan mendorong /
menstimulasi agar ia belajar.
c. Orang tua adalah peran kunci (terpenting) dalam proses terapi
Sebagai orang tua, anda mungkin akan diminta membantu mengamati anak di luar
sesi terapi dan juga membantu anak berlatih di rumah. Kadang anda akan perlu
belajar bagaimana berespon terhadap berbagai kesulitan berkomunikasi. Mungkin
anda diminta belajar bagaimana menjadi contoh / model dari bentuk-bentuk bicara
dan bahasa bagi anak anda. Terapis wicara akan mempersiapkan anda untuk aktivitas-
aktivitas ini dengan cara menyediakan informasi, tuntunan / petunjuk umum, atau
pelatihan ketrampilan spesifik. Anda juga dapat membantu dengan memastikan
kehadiran anak anda pada sesi-sesi terapi. Yang terpenting, anda dapat memberi
contoh sikap positif terhadap proses terapi.
d. Terapi fisik, seorang anak tuna ganda selain mempunyai perkembangan mental yang
kurang baik, ternyata juga mempunyai kondisi fisik kurang. Anak-anak dengan tuna
ganda akan lebih baik jika mendapatkan terapi fisik untuk menjaga keseimbangan
tubuh dan memperkuat otot. Dengan terapi ini, mereka tidak menemui masalah
apabila harus melakukan hal atau bergerak layaknya anak-anak normal.
e. Terapi okupasional, terapi okupasi berfokus untuk membentuk kemampuan hidup
sehari-hari. Karena kebanyakan penderita autisme mengalami perkembangan motorik
yang lambat, maka terapi okupasi sangatlah penting. Seorang terapis okupasi juga
dapat memberikan latihan sensorik terintegrasi, yaitu suatu teknik yang dapat
membantu penderita autisme untuk mengatasi hipersensitifitas terhadap suara, cahaya
maupun sentuhan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Tunaganda
http://husnul-widayanti.blogspot.com/2012/06/tunaganda.html
http://irdakusmiah.blogspot.com/2016/12/tuna-ganda.html