Anda di halaman 1dari 9

PSIKOLOGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

“TUNA GANDA”

Disusun Oleh:

 Edwin Ferdinan (201610515039)


 Ika Sofi Ramdaniyanti (201610515193)

PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

2019 / 2020
A. Definisi Anak Tuna Ganda

Anak tuna ganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan
atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius, sehingga dia
tidak hanya dapat diatasi dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan
saja, melaiankan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang
dimiliki. Definisi anak tuna ganda menurut beberapa ahli :

1. Menurut Johnston dan Magrab 1976 : 7

Tuna ganda adalah mereka yang mempunyai kelainan perkembangan mencakup


kelompok yang mempunyai hambatan-hambatan perkembangan neorologis yang
disebabkan oleh satu atau dua kombinasi kelainan dalam kemampuan seperti intelegensi,
gerak, bahasa atau hubungan pribadi di masyarakat.

2. Menurut hukum di Amerika berdasarkan PL. 94-103

Anak-anak yang tergolong tunaganda adalah anak-anak yang mempunnyai masalah-


masalah jasmani, mental, atau emosional yang sangat berat atau kombinasi dari beberapa
masalah tersebut sehingga agar potensi mereka dapat berkembang secara maksimal
memerlukan pelayanan pendidiikan sosial, psikology, dan medis yang melebihi
pelayanan program pendidikan luar biasa secara umum. Definisi kelainan perkembangan
secara ganda diperjelas antara lain:

a) Mereka yang dikelompok ke dalam kelainan ganda antara lain tuna grahita,
cerebral palsy, epilepsy.
b) Mereka yang termasuk mempunyai kondisi lain yang bertendensi ke arah kelainan
tuna grahita dengan kondisi-kondisi kelainan fungsi secara menyeluruh.
c) Dimulai sebelum berumur 18 tahun.
d) Kelainan terjadi secara terus menerus.
e) Kelainan ganda merupakan kelainan substansi kemampuan seseorang untuk
berfungsi secara normal dalam masyarakat.
Macam-macam Tuna Ganda :

 Tunanetra-tunawicara.
 Tunanetra-tunarungu.
 Tunanetra-tunadaksa.
 Tunanetra-tunagrahita.
 Tunanetra-tunalaras.
 Tunanetra-kesulitan belajar khusus

B. Klasifikasi Tuna Ganda

Dari sekian banyak kemungkinan kombinasi kelainan, ada beberapa kombinasi yang
paling sering muncul dibandingkan kombinasi kelainan-kelainan yang lainnya, yaitu:

1. Kelainan Utama adalah Tuna Grahita


a. Tuna grahita dan cerbral palsy ada suatu kecenderungan untuk mengasumsikan
bahwa anak-anak cerbral palsy (CP) adalah anak-anak tuna grahita. Apapun
penyebabnya, baik karena genetik atau faktor lingkungan sehingga terjadi adanya
kerusakan pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan rusaknya cerbral cortex
sehingga menimbulkan tuna grahita. Namun demikian, hubungan tersebut tidak
berlaku secara umum. Sebagai contoh, hasil-hasil penelitian yang dilakukan
Holdman dan Freedheim terhadap seribu kasus klinik mediknya, hanya dijumpai
59% dari anak-anak CP yang dites adalah anak-anak tuna grahita (Kirk dan
Gallagher, 1988). Hopkins, Bice, dan Colton mendapatkan bahwa 49 % dari 992
anak CP yang dites adalah anak tuna grahita. Sementara itu, Stephen dan Hawks
memperkirakan bahwa antara 40-60% dari anak CP adalah anak tunagrahita.
b. Kombinasi Tunagrahita dan Tuna rungu Anak-anak tuna rungu mengalami
berbagai masalah dalam perkembangan bahasa dan komunikasi. Sementara itu,
anak-anak tuna grahita akan mengalami kelambanan dan keterlambatan dalam
belajar. Pada anak tuna ganda, bisa saja terjadi anak tersebut mengalami tuna
grahita yang sekaligus tuna rungu. Anak-anak yang demikian, mengalami
gangguan pendengaran, memiliki fungsi intelektual di bawah rata-rata dan
mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya. Dengan
demikian, adanya kombinasi dari ketiga keadaan tersebut menyebabkan anak-
anak tuna ganda memerlukan pelayanan yang lebih banyak dari pada anak-anak
yang mengalami tuna grahita atau tuna rungu saja. Diperkirakan bahwa antara
10%-15% anak di sekolah tuna grahita adalah anak-anak yang mengalami
gangguan pendengaran dan dalam persentase yang sama anak-anak di sekolah
tuna rungu adalah anak-anak tuna grahita.
c. Kombinasi Tunagrahita dan Masalah-masalah Perilaku, telah diketahui bahwa
terdapat hubungan antara tuna grahita dengan gangguan emosional. Anak-anak
yang mengalami tuna grahita berat ada kemungkinan besar juga memiliki
gangguan emosional. Yang tidak diketahui adalah banyaknya anak secara pasti
yang menampakkan kedua kelainan tersebut bersama-sama. Ada gejala-gejala
bahwa tunagrahita yang cukup kuat dan nyata yang menyertai atau bersama-sama
dengan gangguan emosional cenderung untuk diabaikan atau dikesampingkan. Ini
berarti bahwa bagi anak-anak retardasi mental, mereka tidak disarankan untuk
memperoleh pelayanan psikoterapi ataupun terapi perilaku, padahal perilaku-
perilaku yang aneh pada anak adalah merupakan gejala tunagrahita berat atau
yang sangat berat .

2. Kelainan Utama adalah Gangguan Perilaku


a. Autisme Autisme adalah suatu istilah atau nama yang digunakan untuk
menggambarkan perilaku yang aneh atau ganjil dan kelambatan perkembangan
sosial dan komunikasi yang berat.(Krik&Gallagher,1986:p 427). Anak yang
mengalami autisme sulit melakukan kontak mata dengan orang lain sehingga
memberikan kesan tidak peduli terhadap orang di sekitarnya. Kelainan utama
pada anak autistik adalah dalam hal komunikasi verbal. Mereka sering
mengulang kata-kata (echolalia) dan melakukan perbuatan yang selalu sama,
rutin dan dalam pola yang tertentu dan teratur.
b. Kombinasi Gangguan Perilaku dan Pendengaran Althshuler memperkirakan
bahwa antara satu sampai dengan tiga dari 10 anak tuna rungu anak-anak yang
memiliki masalah emosional. Para ahli yang konsisten memberikan pelayanan
kepada anak-anak yang mempunyai gangguan emosional dan yang sekaligus
tuli, cenderung memakai klasifikasi kondisi anak-anak itu sebagai kondisi yang
ringan, sedang dan berat. Anak-anak yang termasuk kondisi berat telah mereka
pindahkan dari sekolah-sekolah untuk anak tuna rungu karena guru-guru mereka
merasa`tidak mampu menangani perilakunya yang aneh.

3. Kelainan Utama Tuna Rungu dan Tuna Netra


Apabila satu dari dua kelainan utama itu yang menyebabkan anak mengalami
gangguan, maka dalam memberikan pelayanan pendidikan, indra yang masih baik
kondisinya memperoleh perhatian utama untuk difungsikan. Bagi anak yang tuli,
maka saluran penglihatan digunakan untuk membentuk sistem komunikasi
berdasarkan isyarat, ejaan jari dan membaca bibir. Bagi anak yang mengalami
gangguan penglihatan (buta), maka program pendidikan dikompensasikan melalui
alat pendengaran.

Anak buta-tuli adalah seorang anak yang memiliki gangguan penglihatan dan
pendengaran, suatu gabungan yang menyebabkan problema komunikasi dan
problema perkembangan pendidikan lainnya yang berat sehingga tidak dapat
diberikan program pelayanan pendidikan baik di sekolah yang melayani untuk
anak-anak tuli maupun di sekolah yang melayani untuk anak-anak buta. Namun
demikian, bukan berarti anak buta-tuli harus dirampas haknya untuk mendapatkan
layan pendidikan. Dengan penangan yang baik dan tepat, anak-anak buta-tuli
masih bisa dididik dan berhasil.

Anak-anak yang tergolong tunaganda seringkali memiliki kombinasi-kombinasi


ketidakmampuan yang tampak nyata maupun yang tidak begitu nyata dan
keduanya memerlukan penambahan-penambahan atau penyesuaian-penyesuaian
khusus dalam pendidikan mereka. Melalui program pengajaran yang sesuaiakan
memungkinkan mereka dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berguna,
bermakna, dan memuaskan pribadinya.
C. Penyebab Tuna Ganda
1) Faktor Prenatal :
Ketidak normalan kromosom yang menyebabkan masalah-masalah berat dalam
perkembangan fisik atau intelektual anak, komplikasi-komplikasi pada anak dalam
kandungan, ketidakcocokan Rh infeksi pada ibu, kekurangan gizi ibu yang sedang
mengadung, serta terlalu banyak menkonsumsi obat dan alkohol.
2) Faktor Natal :
Kelahiran prematur kekurangan oksigen pada saat kelahiran luka pada otak saat
kelahiran.
3) Faktor Pranatal :
Kepala mengalami kecelakaan kendaraan, jatuh dan mendapat pukulan atau siksaan
4) Nutrisi yang salah :
Anak tidak dirawat dengan baik, keracunan makanan atau penyakit tertentu yang
sama, sehingga dapat berpengaruh terhadap otak (meningitis atau encephalities).

D. Permasalahan Yang Mendominasi


 Kurang komunikasi atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi
 Perkembangan motorik dan fisiknya terlambat
 Seringkali menunjukan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan
 Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri
 Jarang berperilaku dan berinteraksi yang sifatnya kostruktif
 Kecenderungan lupa akan keterampilan yang sudah dikuasai
 Memiliki masalah dalam megeneralisasikan keterampilan dari suatu situasi ke
situasi lainnya.

E. Pencegahan / Pengobatan
Untuk mengatasi masalah anak tuna ganda diperlukan tindakan menggunakan pendekatan
multidisipliner yang terdiri dari:
 Terapi wicara dan bahasa,
 Terapi fisik,
 Terapi okupasional.
F. Layanan Pendidikan Bagi Anak Tuna Ganda
1. Akademis
Pada masa lalu, tuna ganda secara rutin dipisahkan dari sekolah regular,bahkan
sekolah Khusus. Namun sejak tahun 80-an layanan pendidikan bagi anak tunaganda
semakin mendapat perhatian di tengah-tengah masyarakat, dengan mendirikan sekolah-
sekolah khusus. Demikian juga program-program pendidikan bagi anak tunaganda
semakin dikembangkan untuk anak usia sedini mungkin. setidak-tidaknya program
pendidikan lebih diorientasikan untuk meningkatkan kemandirian anak. Untuk menjaga
efekvitas program pendidikan, maka program seharusnya mengakes empat bidang utama,
yaitu bidang domestik, rekreasional, kemasyarakatan, dan vokasional. Hasil asesmen ini
mungkinkan dapat membantu dalam merumuskan tujuan yang lebih fungsional.
Sementara itu dengan pengajaran seharusnya mencakup, di antaranya: ekspresi
pilihan, komunikasi, pengembangan keterampilan fungsional, dan latihan keterampilan
sosial sesuai dengan usianya, menyadari akan kondisi obyektif anak anak tuna
ganda,maka pendekatan multidisipliner adalah penting. Oleh karena itu orang-orang yang
sesuai dalam mengatasi anak tuna ganda,seperti terapis bicara dan bahasa, terapis bicara
dan bahasa, terapi fisik dan okupasional seharusnya bekerjasama dengan guru-guru kelas,
guru-guru khusus dan orangtua, karena perlajuan yg lebih cocok untuk mengatasi anak-
anak tuna ganda berkenaan dengan masalah ketererampilan adalah memberikan layanan
yang terbaik daripada yang diberikan ditempat terapi yang terpisah. Untuk dapat
menjamin kemandirian anak tuna ganda dalam proses pembelajaran perlu didukung
dengan penataan kelas yang sesuai, alat bantu dalam meningkatan keterampilan
fungsionalnya.
Integrasi dengan anak seusia merupakan komponen lainnya yg penting.
Menghadiri sekolah regular dan berpartisipasi dalam kegiatan yang sama dengan anak-
anak normal adalah penting untuk pengembangkan keterampilan sosial dan persahabatan,
di samping dapat mendorong adanya perubahan sikap yg lebih positif.

2. Bina diri
Untuk mengatasi masalah anak tunaganda diperlukan tindakan menggunakan
pendekatan multidisipliner yang terdiri dari:
a. Terapi wicara dan bahasa, terapi didasarkan pada rencana berurut yang cermat.
Terapis wicara akan memilih ketrampilan komunikasi utama yang diajarkan dalam
beberapa cara: ’drill’ dan latihan, interaksi bermain, atau percakapan.
Kesulitan anak untuk berespon secara bertahap akan meningkat. Jadi anak diminta
berlatih memakai kata tunggal sebelum penggunaan frasa atau kalimat. Terapis
wicara dengan cermat dan hati-hati akan ’memberi hadiah’ (reward) respon-respon
yang benar. Anak akan diberitahu dengan jelas tentang respon apa yang benar dan apa
yang tidak. Ini disebut umpan balik, yang akan membantu anak dalam proses belajar.
Terapi diprogram dalam langkah-langkah kecil sehingga anak akan menerima banyak
’hadiah’, terutama pada awalnya. Secara bertahap, anak akan tertantang untuk maju
dan meningkatkan ketrampilan wicara dan bahasanya.
b. Terapis wicara akan mengembangkan relasi dengan anak anda. Anak akan menerima
dan mengikuti pelajaran dengan baik jika lingkungannya hangat dan mendukung
jalannya proses belajar. Terapis akan memakai permainan, hadiah/ ’reward’,
aktivitas-aktivitas bermain untuk menjaga rasa tertarik anak dan mendorong /
menstimulasi agar ia belajar.
c. Orang tua adalah peran kunci (terpenting) dalam proses terapi
Sebagai orang tua, anda mungkin akan diminta membantu mengamati anak di luar
sesi terapi dan juga membantu anak berlatih di rumah. Kadang anda akan perlu
belajar bagaimana berespon terhadap berbagai kesulitan berkomunikasi. Mungkin
anda diminta belajar bagaimana menjadi contoh / model dari bentuk-bentuk bicara
dan bahasa bagi anak anda. Terapis wicara akan mempersiapkan anda untuk aktivitas-
aktivitas ini dengan cara menyediakan informasi, tuntunan / petunjuk umum, atau
pelatihan ketrampilan spesifik. Anda juga dapat membantu dengan memastikan
kehadiran anak anda pada sesi-sesi terapi. Yang terpenting, anda dapat memberi
contoh sikap positif terhadap proses terapi.
d. Terapi fisik, seorang anak tuna ganda selain mempunyai perkembangan mental yang
kurang baik, ternyata juga mempunyai kondisi fisik kurang. Anak-anak dengan tuna
ganda akan lebih baik jika mendapatkan terapi fisik untuk menjaga keseimbangan
tubuh dan memperkuat otot.  Dengan terapi ini, mereka tidak menemui masalah
apabila harus melakukan hal atau bergerak layaknya anak-anak normal.
e. Terapi okupasional, terapi okupasi berfokus untuk membentuk kemampuan hidup
sehari-hari. Karena kebanyakan penderita autisme mengalami perkembangan motorik
yang lambat, maka terapi okupasi sangatlah penting. Seorang terapis okupasi juga
dapat memberikan latihan sensorik terintegrasi, yaitu suatu teknik yang dapat
membantu penderita autisme untuk mengatasi hipersensitifitas terhadap suara, cahaya
maupun sentuhan.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tunaganda

http://husnul-widayanti.blogspot.com/2012/06/tunaganda.html

http://irdakusmiah.blogspot.com/2016/12/tuna-ganda.html

Anda mungkin juga menyukai