Anda di halaman 1dari 8

Asuhan Keperawatan Gangguan dengan Etiologi Tidak Diketeahui

“Autisme”

Disusun Oleh:
Anjani permtasari
180210069

Pengesahan:

Feny Kusumadewi, S.Kep,M.Kep

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten


Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
2020
A. AUTISME

Autisme adalah gangguan perkembangan kompleks pada fungsi otak yang


disertai dengan defisit intelektual dan perilaku dalam rentang dan keparahan yang
luas. Autisme dimanifestasikan selama masa bayi dan awal masa kanak-kanak
terutama sejak usia 18 sampai 30 bulan. Autisme terjadi pada 1:2500 anak, sekitar
empat kali lebih sering pada lelaki dibanding perempuan (meskipun perempuan
biasanya terkena lebih parah). Dan tidak berhubungan dengan tingkat sosioekonomi,
rasa tau gaya hidup orang tua .

B. ETIOLOGI
Etiologi autisme tidak diketahui. Akan tetapi, terdapat bukti kuat yang
menyokong penyebab autisme dapat memiliki elektroensefalogram abnormal, kejang
epileptic, keterlambatan perkembangan dominasi tangan,refleks primitif
menetap,abnormalitas metabolik ( serotonin darah meningkat ) dan hipoplasia vermal
sereberal ( bagian otak yang telibat dalam regulasi gerakan dan beberapa aspek
memori ).
Terdapat juga bukti kuat berbasis genetic bahwa anak kembar memiliki pola
bawaan autosom resesif secara konsisten. Studi yang dilakukan pada anak kembar
menunjukan sangat tingginya kokondars ( sifat bawaan yang terdapat pada dua orang
saudara yang memiliki karakteristik sama ) yaitu 96% untuk kembar monozigot
( identil ) dan 24% konkordans untuk kembar dizigot ( non-identik ). Selain itu,
antara 5% sampai 16% lelaki penderita autisme positif memiliki kromosom X fragile (
lihat sindrom X fragile , Bab 19 )
C. MANIFESTASI KLINIS AUTISME
1 Hubungan sosial dan perilaku
 Isolasi interpersonal ekstrem
 Perhatian yang intens dan abnormal untuk mempertahankan kesamaan
 Tidak berekasi terhadap momongan dan gendongan
 Tidak berespons terhadap rangsang verbal
 Kelekatan yang aneh terhadap benda mekanis
 Perilaku aneh yang berulang, seperti menekan-nekan tombol lampu
untuk menghidup dan memtikan
 Sulit ditangani pasif atau mudah marah
 Sering temper tantrum dan/atau perilaku merusakdiri

2 Perkembangan
 Retardasi mental ,biasanya berat
 Keterampilan motorik kasar dapat berkembang
 Normal sampai hiperaktif
 Bisa memiliki kemampuan luar bisa
 Respons menghisap dan makan buruk

3 Bahasa
 Bicara ekolalia ( latah ) atau parrot ( pengulangan kata-kata yang
diucapkan kepada mereka secara otomatis )
 Pronominal terbalik ( cenderung menggunakan “ kamu “ untuk “ saya”
)
 Penggunaan kata-kata harfiah dan konkret ( mis , “ dalam” untuk arti
“pintu “

4 Proses sensoris/persepsi
 Defisit sensoris meskipun penglihatan dan pendengar utuh bertindak
 Bertindak seakan-akan tuli, terapi dapat sangat sensitif terhadap suara
 Hiposesitif atau hipersensitif terhadap nyeri
 Memiliki aversi ( rasa tidak sengaja ) terhadap sentuhan .

D. PROGNOSIS
Autisme biasanya merupakan kondisi ketidakmampuan yang berat tetapi ada
laporan bahwa anak-anak mengalami kemajuan dalam penguasaan keterampilan
bahasa dan komunikasi dengan orang lain ( Rapin 1997 ). Beberapa anak pada
akhirnya dapat mencapai kemandirian, tetapi sebagian besar anak memerlukan
pengawasan ,seumur hidup dari orang dewasa perburukan gejala psikiatrik terjadi
pada sekitar setengah anak selama masa remaja, dengan anak perempuan memiliki
kecenderungan mengalami perburukan terus-menerus.
Pengenalan perilaku sehubungan dengan autisme sejak dini sangat kritis agar
dapat menerapkan intervensi dan keterlibatan keluarga yang tepat. Prognosis paling
baik terdapat pada anak-anak yang telah memiliki perkembangan bicara komunikatif
pada usia 6 tahun dan IQ di atas 50 pada saat diagnose ditegakan.
E. PERTIMBANGAN KEPERAWATAN
Intervensi terapeutik untuk anak-anak penderita autisme merupakan wilayah
khusus yang melibatkan profesional terlatih meskipun tidak ada penyembuhan untuk
autisme, berbagai terapi telah digunakan hasil yang paling menjanjikan adalah melalui
program modifikasi perilaku yang dilakukan secara intensif dan tekstruktur, secara.
Umum, tujuan penanganan adalah meningkatkan penguatan positif,meningkatkan
kesadaran sosial terhadap orang lain, mengajari keterampilan komunikasi verbal, dan
mengurangi perilaku yang tidak dapat diterima. Memberikan rutinitas terstruktur
untuk diikuti anak merupakan kunci dalam penatalaksanan autisme.

Apabila anak ini dirawat di rumah sakit, orang tua sangat penting
merencanakan asuhan dan idealnya harus tinggal bersama anak sesering mungkin.
Perawat harus memahami bahwa tidak semua anak penderita autisme sama dan bahwa
mereka akan memerlukan pengkajian dan penatalaksanaan individual. Mengurangi
simulasi dengan menggunakan ruang pribadi, menghindari distraksi suara dan visual
yang berlebihan, dan mendorong orang tua untuk membawakan barang-barang yang
sangat penting bagi anak dapat mengurangi gangguan akibat rawat inap karena kontak
fisik sering menjenykelkan anak ini maka menggendong dan kontak mata perlu
dibatasi untuk menghindari ledakan perilaku. Harus hati-hati saat melakukan
prosedur, memberi obat, atau memberi makan anak, karena mereka susah makan
sampai kelaparan sendiri atau melakukan muntah untuk menghindari makan atau
mengulum makanan, menelan semua benda yang bisa atau tidak bisa dimakan, sperti
thermometer.
Mereka perlu diperkenalkan kepada situasi baru secara perlahan , kunjungan
pemberi asuhan dibuat singkat jika mungkin karena anak ini mengalami kesulitan
mengatur perilaku dan mengarahka kembali energi mereka, maka segala Sesuatu yang
dikerjakan mereka perlu diperintah secara langsung. Komunikasi harus sesuai dengan
tingkat perkembangan anak, singkat dan konkret. Hanya satu permintaan diberikan
pada satu kesempatan, seperti “ duduk ditempat tidur”.

F. DUKUNGAN KELUARGA
Orang tua memerlukan ahli untuk konsultasi dini dalam riwayat penyakitnya
dan harus dirujuk ke AUTISM SOCIETY OI AMERICA (ASA) . ASA
menyediakan informasi mengenai edukasi, program dan teknik penanganan, serta
fasilitas seperti : berkemah, dan rumah kelompok. Ada juga kelompok sibling yang
dinamakan SHARE ( Sibilings helping persons with autism through resources
and energy ). Sumber daya yang sangat membantu lainnya adalah departemen
kesehatan mental lokal dan nasional serta henday ( disabilitas ) perkembangan
organisasi ini meyediakan program penting untuk anak autistic dan program dala
sekolah di seluruh wilayah amerika serikat. Ketika anak mendekati masa dewasa dan
orang tua menjadi semakin tua, keluarga mungkin memerlukan bantuan untuk
mencari fasilitas penempatan jangka panjang.
ASUHAN KEPERAWATAN AUTISME

1. PENGKAJIAN
a. Hasilkan riwayat kesehatan, perhatikan keterlambatan atau kemunduran dalam
keterampilan perkembangan, khususnya kemampuan berbicara dan bahasa. Anak
itu mungkin membisukan, hanya mengucapkan suara (bukan kata-kata), atau
mengulangi kata atau frasa berulang-ulang.
b. Orang tua dapat melaporkan bahwa bayi atau balitamenghabiskan berjam-jam
dalam aktivitas berulang dan menunjukkan perilaku motorik dan stereotip yang
aneh. Bayi itu bisa menahan pelukan, kurang matakontak, bersikap acuh tak acuh
terhadap sentuhan atau kasih sayang, dan memiliki sedikit perubahan dalam
ekspresi wajah.
c. Balita dapat menunjukkan hiperaktif, agresi, amarah, atau perilakU melukai diri
sendiri, seperti membenturkan kepala atau menggigit tangan. Sejarah jugA dapat
mengungkapkan hipersensitivitas untuk disentuh atauhiposensitivitas terhadap
nyeri.
d. Menilai status fungsional anak, termasuk perilaku, nutrisi, tidur, bicara dan bahasa,
kebutuhan pendidikan,dan keterbatasan perkembangan atau neurologis (Inglese,
2009). Bantu dengan penyaringan, menggunakan alat penyaringan autisme yang
disetujui seperti:
 Daftar Periksa untuk Autisme pada Balita (CHAT)
 Daftar Periksa Modifikasi untuk Autisme pada Balita (M-CHAT)
 Kuesioner Komunikasi Sosial (SCQ)

e. Tes Pemeriksaan Gangguan Perkembangan Pervasif-II (PDDST-II)


 Lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh.
 Amati bayi atau balita karena kurangnya kontak mata, kegagalan melihat
benda-benda runcingoleh penguji, kegagalan untuk menunjuk pada dirinya
sendiri, kegagalan untuk membiarkan kebutuhannya diketahui, kegiatan
bermain yang gigih, danperilaku yang tidak biasa seperti mengepak tangan
atau berputar. Ukur parameter pertumbuhan, khususnya yang memperhatikan
lingkar kepala(makrosefali atau mikrosefali dapa dikaitkan dengan ASD).
 Perhatikan keberadaan telinga yang besar, menonjol, atau diputar ke
belakang.
 Periksa kulit apakah ada lesi hipo atau hiperpigmentasi.
 Perhatikan asimetri fungsi saraf atau palsy, hipertonia, hipotonia, perubahan
f. dalam refleks tendon yang dalam, berjalan kaki, gaya berjalan yang longgar, atau
koordinasi yang buruk. Dapatkan hasil skrining pendengaran dan pastikan lead
ituskrining telah dilakukan.
 Tidak mengoceh dalam 12 bulan
 Tidak menunjuk atau menggunakan gerakan selama 12 bulan
 Tidak ada satu kata pun dalam 16 bulan
 Tidak ada ucapan dua kata dalam 24 bulan
 Kehilangan bahasa atau keterampilan sosial pada usia berapa pun (Smith,
Segal, & Hutman, 2010)

Anda mungkin juga menyukai