Anda di halaman 1dari 42

“LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN

KEPERAWATAN PADA ANAK


BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU
AUTISME”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
HESTI (P00320022154)
FEREN (P00320022182)
SAIYAH (P00320022161)
HASTITA BIRA (P00320022176)
VERONIKA (P00320022185)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
PRODI DIII KEPERAWATAN BUTON
T.A 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam Pendidikan Luar Biasa kita banyak mengenal macam-macam Anak
Berkebutuhan Khusus. Salah satunya adalah anak Autisme. Anak Autisme
juga merupakan pribadi individu yang harus diberi pendidikan baik itu
keterampilan, maupun secara akademik. Permasalahan yang ada dilapangan
terkadang setiap orang tidak mengetahui tentang anak Autisme tersebut.
Oleh kerena itu kita harus kaji lebih dalam tentang anak Autisme. Dalam
pengkajian tersebut kita butuh banyak informasi mengenai siapa anak
Autisme, penyebabnya dan lainnya. Dengan adanya bantuan baik itu
pendidikan secara umum. Dalam masyarakat nantinya anak-anak tersebut
dapat lebih mandiri dan anak-anak tersebut dapat mengembangkan potensi
yang ada dan dimilikinya yang selama ini terpendam karena ia belum bisa
mandiri. Oleh karena itu, makalah ini nantinya dapat membantu kita
mengetahui anak Autisme tersebut.
Latar Belakang
Autisme didapatkan pada sekitar 20 per 10.000 penduduk, dan pria lebih
sering dari wanita dengan perbandingan 4:1, namun anak perempuan yang
terkena akan menunjukkan gejala yang lebih berat. Beberapa penyakit
sistemik, infeksi dan neurologis menunjukkan gejala-gejala seperti-austik
atau memberi kecenderungan penderita pada perkembangan gejala austik.
Juga ditemukan peningkatan yang berhubungan dengan kejang.
Rumusan Masalah
a. Bagaimana Laporan pendahuluan pada anak berkebutuhan khusus yaitu autisme?
1. Definisi ?
2. Etiologi ?
3. Prefelensi atau factor resiko?
4. Patofisiologi ?
5. Manefestasi klinik?
6. Pemeriksaan penunjang ?
7. Penatalaksaan?
b. Asuhan keperawatan pada anak berkebutuhan khusus yaitu autisme?
1. Pengkajian Keperawatan?
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi dan luaran keperawatan?
4. Implementasi keperawatan?
5. Evaluasi Keperawatan?
Tujuan
a. Untuk mengetahui Laporan pendahuluan pada anak berkebutuhan khusus yaitu autisme
1. Definisi
2. Etiologi
3. Prefelensi atau factor resiko
4. Patofisiologi
5. Manefestasi klinik
6. Pemeriksaan penunjang
7. Penatalaksaan
b. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan pada anak berkebutuhan khusus yaitu autisme
1. Pengkajian Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi dan luaran keperawatan
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

 Definisi
Secara harfiah autisme berasal dari kata autos (diri) sedangkan isme (paham/aliran). Autisme secara
etimologi adalah anak yang memiliki gangguan perkembangan dalam dunianya sendiri.
 Anak autisme dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu:
a. Segi pendidikan : anak autisme adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan komunikasi,
sosial, perilaku pada anak sesuai dengan kriteria DSM-IV sehingga anak ini memerlukan
penanganan/layanan pendidikan secara khusus sejak dini.
b. Segi medis: anak autisme adalah anak yang mengalami gangguan/kelainan otak yang menyebabkan
gangguan perkembangan komunikasi, sosial, perilaku sesuai dengan kriteria DSM-IV sehingga anak ini
memerlukan penanganan/terapi secara klinis.
c. Segi psikologi: anak autisme adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang berat bisa
ketahui sebelum usia 3 tahun, aspek komunikasi sosial, perilaku, bahasa sehingga anak perlu adanya
penanganan secara psikologis.
d. Segi sosial: anak autisme adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan berat dari beberapa
aspek komunikasi, bahasa, interaksi sosial, sehingga anak ini memerlukan bimbingan keterampilan sosial
agar dapat menyesuaikan dengan lingkungannya.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

 Autisme dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian berdasarkan gejalanya. Sering kali
pengklasifikasian disimpulkan setelah anak didiagnosa autis. Klasifikasi ini dapat diberikan melalui
Childhood Autism Rating Scale (CARS). Pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:
1) Autis Ringan
Pada kondisi ini anak autis masih menunjukkan adanya kontak mata walaupun tidak berlangsung lama.
Anak autis ini dapat memberikan sedikit respon ketika dipanggil namanya, menunjukkan ekspresi-
ekspresi muka, dan dalam berkomunikasi dua arah meskipun terjadinya hanya sesekali.
2) Autis Sedang
Pada kondisi ini anak autis masih menunjukkan sedikit kontak mata namun tidak memberikan respon
ketika namanya dipanggil. Tindakan agresif atau hiperaktif, menyakiti diri sendiri, acuh, dan gangguan
motorik yang stereopik cenderung agak sulit untuk dikendalikan tetapi masih bisa dikendalikan.
3) Autis Berat
Anak autis yang berada pada kategori ini menunjukkan tindakan-tindakan yang sangat tidak terkendali.
Biasanya anak autis memukul-mukulkan kepalanya ke tembok secara berulang-ulang dan terus menerus
tanpa henti. Ketika orang tua berusaha mencegah, namun anak tidak memberikan respon dan tetap
melakukannya, bahkan dalam kondisi berada di pelukan orang tuanya, anak autis tetap memukul-
mukulkan kepalanya. Anak baru berhenti setelah merasa kelelahan kemudian langsung tertidur
(Mujiyanti, 2011).
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

 Etiologi
Penyebab autisme menurut banyak pakar telah disepakat bahwa pada otak anak autisme
dijumpai suatu kelainan pada otaknya. Apa sebabnya sampai timbul kelainan tersebut memang
belum dapat dipastikan. Banyak teori yang diajukan oleh para pakar, kekurangan nutrisi dan
oksigenasi, serta akibat polusi udara, air dan makanan. Diyakini bahwa ganguan tersebut terjadi
pada fase pembentukan organ (organogenesis) yaitu pada usia kehamilan antara 0 ± 4 bulan.
Organ otak sendiri baru terbentuk pada usia kehamilan setelah 15 minggu.
Dari penelitian yang dilakukan oleh para pakar dari banyak negara diketemukan beberapa fakta
yaitu 43% penyandang autisme mempunyai kelainan pada lobus parietalis otaknya, yang
menyebabkan anak cuek terhadap lingkungannya. Kelainan juga ditemukan pada otak kecil
(cerebellum), terutama pada lobus ke VI dan VII. Otak kecil bertanggung jawab atas proses
sensoris, daya ingat, berfikir, belajar berbahasa dan proses atensi (perhatian). Juga didapatkan
jumlah sel Purkinye di otak kecil yang sangat sedikit, sehingga terjadi gangguan keseimbangan
serotonin dan dopamine, akibatnya terjadi gangguan atau kekacauan impuls di otak.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

 Faktor Resiko
Adapun beberapa factor resiko penyakit autism yaitu:
1. Memiliki kelainan genetik atau kromosom tertentu, seperti sindrom fragile X dan tuberous
sclerosis
2. Memiliki keluarga dengan riwayat autism
3. Terlahir secara premature
4. Terlahir dari kedua orang tua yang berusia lebih dari 40 tahun
5. Terlahir dari ibu yang mengonsumsi minuman beralkohol atau obat-obatan tertentu,
terutama obat epilepsi, selama masa kehamilan
6. Berat badan lahir rendah (BBLR)
7. Paparan logam berat dan polusi
8. Infeksi pada masa kehamilan, seperti rubella yang dapat menyebabkan kerusakan
jaringan saraf janin
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

 Patofisiologi
Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut untuk mengalirkan
impuls listrik (akson) serta serabut untuk menerima impuls listrik (dendrit). Sel
saraf terdapat di lapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks). Akson
dibungkus selaput bernama mielin, terletak di bagian otak berwarna putih. Sel
saraf berhubungan satu sama lain lewat sinaps.
Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan. Pada trimester
ketiga, pembentukan sel saraf berhenti dan dimulai pembentukan akson, dendrit,
dan sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun. Setelah anak
lahir, terjadi proses pengaturan pertumbuhan otak berupa bertambah dan
berkurangnya struktur akson, dendrit, dan sinaps. Proses ini dipengaruhi secara
genetik melalui sejumlah zat kimia yang dikenal sebagai brain growth factors dan
proses belajar anak.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

 Manefestasi Klinik
1. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal
Meliputi kemampuan berbahasa dan mengalami keterlambatan atau sama
sekali tidak dapat bicara. Menggunakan kata-kata tanpa menghubungkannya
dengan arti yang lazim digunakan. Berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat. Kata-
katanya tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Tidak mengerti atau tidak
menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai. Ekolalia (meniru atau
membeo), meniru kata, kalimat atau lagu tanpa tahu artinya. Bicara monoton
seperti robot.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

2. Gangguan dalam bidang interaksi social


Meliputi gangguan menolak atau menghindar untuk bertatap muka. Tidak
menoleh bila dipanggil, sehingga sering diduga tuli. Merasa tidak senang atau
menolak dipeluk. Bila menginginkan sesuatu, menarik tangan orang yang
terdekat dan berharap orang tersebut melakukan sesuatu untuknnya. Tidak
berbagi kesenangan dengan orang lain. Saat bermain bila didekati malah
menjauh.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

3. Gangguan dalam bermain


Diantaranya bermain sangat monoton dan aneh, misalnya menderetkan sabun
menjadi satu deretan yang panjang, memutar bola pada mobil dan mengamati
dengan seksama dalam jangka waktu lama. Ada kedekatan dengan benda
tertentu seperti kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang dibawa
kemana saja dia pergi. Bila senang satu mainan tidak mau mainan lainnya.
Tidak menyukai boneka, gelang karet, baterai atau benda lainnya. Tidak
spontan, reflaks dan tidak berimajinasi dalam bermain. Tidak dapat meniru
tindakan temannya dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura-
pura. Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar
atau angin yang bergerak. Perilaku yang ritualistik sering terjadi, sulit
mengubah rutinitas sehari-hari, misalnya bila bermain harus melakukan
urut-urutan tertentu, bila bepergian harus melalui rute yang sama.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

4. Gangguan perilaku
Dilihat dari gejala sering dianggap sebagi anak yang senang kerapian harus
menempatkan barang tertentu pada tempatnya. Anak dapat terlihat
hiperaktif misalnya bila masuk dalam rumah yang baru pertama kali ia
datangi, ia akan membuka semua pintu, berjalan kesana kemari dan berlari-
lari tentu arah. Mengulang suatu gerakan tertentu (menggerakkan tangannya
seperti burung terbang). Ia juga sering menyakiti dirinya sendiri seperti
memukul kepala di dinding. Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat
pasif (pendiam), duduk diam bengong denagn tatap mata kosong. Marah
tanpa alasan yang masuk akal. Amat sangat menaruh perhatian pada satu
benda, ide, aktifitas ataupun orang. Tidak dapat menunjukkan akal sehatnya.
Dapat sangat agresif ke orang lain atau dirinya sendiri. Gangguan kognitif
tidur, gangguan makan dan gangguan perilaku lainnya.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

5. Gangguan perasaan dan emosi


Dapat dilihat dari perilaku tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah tanpa
sebab nyata. Sering mengamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama bila
tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, bahkan bisa menjadi agresif
dan merusak. Tidak dapt berbagi perasaan (empati) dengan anak lain.
6. Gangguan dalam persepsi sensori
Meliputi perasaan sensitif terhadap cahaya (penglihata), pendengaran,
sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat.
Menggigit, menjilat atau mencium mainan atau benda apa saja. Bila
mendengar suara keras, menutup telinga. Menangis setiap kali dicuci
rambutnya. Merasakan tidak nyaman bila diberi pakaian tertentu. Tidak
menyukai pelukan, bila digendong sering merosot atau melepaskan diri dari
pelukan.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

7. Intelegensi
Dengan uji psikologi konvensional termasuk dalam retardasi secara
fungsional. Kecerdasan sering diukur melalui perkembangan nonverbal,
karena terdapat gangguan bahasa. Didapatkan IQ dibawah 70 dari 70%
penderita, dan dibawah 50 dari 50%. Namun sekitar 5% mempunyai IQ
diatas 100. Anak autis sulit melakukan tugas yang melibatkan pemikiran
simbolis atau empati. Namun ada yang mempunyai kemampuan yang
menonjol di suatu bidang, misalnya matematika atau kemampuan memori.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

 Pemeriksaan Penunjang
Autisme sebagai spektrum gangguan maka gejala-gejalanya dapat menjadi bukti
dari berbagai kombinasi gangguan perkembangan. Bila tes-tes secara behavioral
maupun komunikasi tidak dapat mendeteksi adanya autisme, maka beberapa
instrumen screening yang saat ini telah berkembang dapat digunakan untuk
mendiagnosa autisme:
 Childhood Autism Rating Scale (CARS): skala peringkat autisme masa kanak-
kanak yang dibuat oleh Eric Schopler di awal tahun 1970 yang didasarkan
pada pengamatan perilaku. Alat menggunakan skala hingga 15; anak
dievaluasi berdasarkan hubungannya dengan orang, penggunaan gerakan
tubuh, adaptasi terhadap perubahan, kemampuan mendengar dan komunikasi
verbal
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

 The Checklis for Autism in Toddlers (CHAT): berupa daftar pemeriksaan


autisme pada masa balita yang digunakan untuk mendeteksi anak berumur 18
bulan, dikembangkan oleh Simon Baron Cohen di awal tahun 1990-an.
 The Autism Screening Questionare: adalah daftar pertanyaan yang terdiri dari
40 skala item yang digunakan pada anak dia atas usia 4 tahun untuk
mengevaluasi kemampuan komunikasi dan sosial mereka
 The Screening Test for Autism in Two-Years Old: tes screening autisme bagi
anak usia 2 tahun yang dikembangkan oleh Wendy Stone di Vanderbilt
didasarkan pada 3 bidang kemampuan anak, yaitu; bermain, imitasi motor
dan konsentrasi.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

 Penatalaksaan
Penatalaksanaan dibagi dua yaitu penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan
keperawatan:
a. Penatalaksaan Medis
Kimia otak yang kadarnya abnormal pada penyandang autis adalah serotonin
5-hydroxytryptamine (5-HT), yaitu neurotransmiter atau penghantar sinyal di
sel-sel saraf. Sekitar 30-50 persen penyandang autis mempunyai kadar
serotonin tinggi dalam darah. Kadar norepinefrin, dopamin, dan serotonin 5-
HT pada anak normal dalam keadaan stabil dan saling berhubungan. Akan
tetapi, tidak demikian pada penyandang autis. Terapi psikofarmakologi tidak
mengubah riwayat keadaan atau perjalanan gangguan autistik, tetapi efektif
mengurangi perilaku autistik seperti hiperaktivitas, penarikan diri,
stereotipik, menyakiti diri sendiri, agresivitas dan gangguan tidur.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

b. Penatalaksaan Keperawatan
Penatalaksanaan pada autisme bertujuan untuk:
1) Terapi wicara : membantu anak melancarkan otot-otot mulut sehingga
membantu anak berbicara yang lebih baik.
2) Terapi okupasi : untuk melatih motorik halus anak
3) Terapi perilaku : anak autis seringkali merasa frustasi. Teman-temannya
seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan
kebutuhannya, mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan
sentuhan. Maka tak heran mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku
terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negative tersebut dan
mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin
anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

 Pengkajian Keperawatan
a. Identitas klien
Meliputi nama anak, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, suku bangsa,
tanggal, jam masuk RS, nomor registrasi, dan diagnosis medis.
b. Riwayat Kesehatan
• Riwayat kesehatan sekarang
• Riwayat kesehatan dahulu (ketika anak dalam kandungan)
1) Sering terpapar zat toksik, seperti timbal.
2) Cidera otak
• Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan apakah ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit serupa
dengan klien dan apakah ada riwayat penyakit bawaan atau keturunan. Biasanya
pada anak autis ada riwayat penyakit keturunan.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

c. Status perkembangan anak.


• Anak kurang merespon orang lain.
• Anak sulit fokus pada objek dan sulit mengenali bagian tubuh.
• Anak mengalami kesulitan dalam belajar.
• Anak sulit menggunakan ekspresi non verbal.
• Keterbatasan kognitif.
d. Pemeriksaan fisik
• Anak tertarik pada sentuhan (menyentuh/sentuhan).
• Terdapat ekolalia.
• Sulit fokus pada objek semula bila anak berpaling ke objek lain.
• Anak tertarik pada suara tapi bukan pada makna benda tersebut.
• Peka terhadap bau.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

e. Psikososial
• Menarik diri dan tidak responsif terhadap orang tua
• Memiliki sikap menolak perubahan secara ekstrem
• Keterikatan yang tidak pada tempatnya dengan objek
• Perilaku menstimulasi diri
• Pola tidur tidak teratur
• Permainan stereotip
• Perilaku destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain
• Tantrum yang sering
• Peka terhadap suara-suara yang lembut bukan pada suatu pembicaraan
• Kemampuan bertutur kata menurun
• Menolak mengkonsumsi makanan yang tidak halus
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

f. Neurologis
• Respons yang tidak sesuai terhadap stimulus
• Refleks mengisap buruk
• Tidak mampu menangis ketika lapar

 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Tumbuh Kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik
2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan neuromukuler
3. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan hambatan perkembangan/
maturasi
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

 Intervensi keperawatan dan luaran keperawatan


1. Dx : gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidamampuan fisik
a. Luaran Keperawatan (SLKI)
1. Tujuan: status perkembangan membaik
2. Kriteria hasil :
a. Keterampilan/ perilaku sesuai dengan usia meningkat skor ( 5)
b. Kemampuan melakukan kemampuan diri meningkat skor (5)
c. Respon sosial meningkat skor (5)
d. Kontak mata meningkat skor (5)
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

b. Intervensi keperawatan (SIKI): perawatan Perkembangan


1. Observasi :
a. Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
b. Identifikasi syarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan anak
2. Teraupeutik :
a. Pertahankan lingkungsn yang mendukung perkembangan optimal
b. Motivasi anak berinteraksi dengan anak lain
c. Sediakan aktivitas yang memotivasi anak berinteraksi dengan anak lainnya
d. Fasilitasi anak berbagai dengan bergantian atau bergilir
e. Dukung anak mengekspresikan diri melalui pengharapan positif atau umpan balik atas
usahanya
f. Pertahankan kenyamanan anak
g. Fasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan secara mandiri(mis. Makan, sikat gigi,
cuci tangan, memakai baju)
h. Dukung partisipasi anak disekolah, ekstrakulikuler dan aktivitas komunitas
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

3. Edukasi :
a. Jelaskan orang tua dan atau pengasuh tentang melistone perkembangan
anak dan perilaku anak
b. Anjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya
c. Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
d. Ajarkan anak Teknik asertif
4. Kolaborasi :
Rujuk untuk konseling, jika perlu
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

2. Dx : Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan neuromukuler


a. Luaran Keperawatan (SLKI)
1. Tujuan : komunikasi verbal meningkat
2. Kriterian hasil :
a. Kemampuan bicara meningkat skor (5)
b. Kemampuan mendengar meningkat skor (5)
c. Kesesuaian kespresi wajah/tubuh meningkat skor (5)
d. Kontak mata meningkat skor (5)
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

b. Intervensi Keperawatan (SIKI) : Promosi Komunikasi : defisit bicara


1. Observasi :
a. Monitor kecepatan, tekanan, kualitas, volume, dan diksi bicara
b. Monitor proses kognitif, anatomis, fisiologis yang berkaitan dengan bicara
(mis. Memori, pendengaran, dan Bahasa)
c. Monitor frustasi, marag, depresi, atau hal lain yang menganggu bicara
d. Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

2. Terapeutik :
a. Gunakan metode komunikasi alternatif (mis. Menulis, mata berkedip,
papan komunikasi dengan gambar dan huruf, isyarat tangan, dan
computer)
b. Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan (mis. Berdiri didepan pasien,
dengarkan dengan seksama tunjukkan satu gagasan atau pemikiran
sekaligus, bicaralah dengan perlahan sambal menghindari teriakan,
gunakan komunikasi tertulis, atau meminta bantuan keluarga untuk
memahami ucapan pasien)
c. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan
d. Ulangi apa yang disampaikan pasien
e. Berikan dukungan psikologis
f. Gunakan juru bicara, jika perlu
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

3. Edukasi :
1. Anjurkan berbicara perlahan
2. Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif anatomis, dan fisiologis yang
berhubungan dengan kemampuan bicara
4. Kolaborasi :
Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
3. Dx: Gangguan interaksi sosial berhubungan hambatan perkembangan/maturasi
a. Luaran Keperawatan (SLKI)
1. Tujuan : interaksi sosial meningkat
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

2. Kriteria Hasil :
a. Perasaan nyaman dengan situasi sosial meningkat skor (5)
b. Perasaan mudah menerima atau mengkomunikasikan perasaan meningkat
skor (5)
c. Responsif pada orang lain meningkat skor (5)
d. Minat melakukan kontak fisik meningkat skor (5)
e. Minat melalukan kontak emosi meningkat skor (5)
f. Ekspresi wajah responsif meningkat skor (5)
g. Kooperatif dalam bermain dengan sebaya meningkat skor (5)
h. Perilaku sesuai usia meningkat skor (5)
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

b. Intervensi Keperawatan (SIKI) : Modifikasi perilaku keterampilan sosial


1. Observasi :
a. Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan sosial
b. Identifikasi focus pelatihan keterampilan sosial
2. Terapeutik :
a. Motivasi untuk melatih keterampilan sosial
b. Beri umpan balik positif (mis. Pujian atau penghargaan) terhadap kemampuan sosialisasi
c. Libatkan keluarga selama latihan keterampilan sosial, jika perlu
3. Edukasi :
a. Jelaskan tujuan melatih keterampilan sosial
b. Jelaskan respon konsekuensi keterampilan sosial
c. Anjurkan mengungkapkan perasaan akibat masalah yang dialami
d. Anjurkan mengevaluasi pencapaian setiap interaksi
e. Edukasi keluarga untuk dukungan keterampilan sosial
f. Latih keterampilan sosial secara bertahap
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

 Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien
secara optimal. Pada tahap ini perawat menerapkan pengetahuan intelektual,
kemampuan hubungan antar manusia (komunikasi) dan kemampuan teknis
keperawatan, penemuan perubahan pada pertahanan daya tahan tubuh, pencegahan
komplikasi, penemuan perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien dengan
lingkungan, implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman dan
keselamatan klien.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS YAITU AUTISME

 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana mengenai kesehatan klien
dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan bertujuan untuk
mengatasi pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan. Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan dengan menggunakan
pendekatan SOAP (Asmadi, 2019).
a. S (Subyektif) : data berdasarkan keluhan yang disampaikan pasien setelah dilakukan
tindakan.
b. O (Obyektif) : data berdasarkan hasil pengukuran (observasi langsung kepeda pasien dan
yang dirasakan pasien setelah melakukan tindakan).
c. A (Analisis) : masalah keperawatan yang terjadi jika terjadi perubahan status klien dalam
sata subyektif dan obyektif.
d. P (Planning) : perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan atau dihentikan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
 Autis suatu gangguan perkembangan yang sangat kompleks, yang secara klinis ditandai oleh gejala –
gejala diantaranya kualitas yang kurang dalam kemampuan interaksi sosial dan emosional, kualitas
yang kurang dalam kemampuan komunikasi timbal balik, dan minat yang terbatas, perilaku tak
wajar, disertai gerakan-gerakan berulang tanpa tujuan (stereotipik). Selain itu tampak pula adanya
respon tak wajar terhadap pengalaman sensorik, yang terlihat sebelum usia 3 tahun. Sampai saat ini
penyebab pasti autis belum diketahui, tetapi beberapa hal yang dapat memicu adanya perubahan
genetika dan kromosom, dianggap sebagai faktor yang berhubungan dengan kejadian autis pada anak,
perkembangan otak yang tidak normal atau tidak seperti biasanya dapat menyebabkan terjadinya
perubahan pada neurotransmitter, dan akhirnya dapat menyebabkan adanya perubahan perilaku
pada penderita. Dalam kemampuan intelektual anak autis tidak mengalami keterbelakangan, tetapi
pada hubungan sosial dan respon anak terhadap dunia luar, anak sangat kurang. Anak cenderung asik
dengan dunianya sendiri. Dan cenderung suka mengamati hal – hal kecil yang bagi orang lain tidak
menarik, tapi bagi anak autis menjadi sesuatu yang menarik.
 Terapi perilaku sangat dibutuhkan untuk melatih anak bisa hidup dengan normal seperti anak pada
umumnya, dan melatih anak untuk bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Saran
 Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi mahasiswa-mahasiswi
keperawatan dapat memahami asuhan keperawatan pada anak berkebutuhan khusus autisme dan
bagi orang tua yang memiliki anak autisme.
DAFTAR PUSTAKA
 Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC.
 Sacharin, RM. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC.
 Behrman, Kliegman, Arvin. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Jakarta: EGC.
 Anonim. Http:// www.Dikdasmen.Com/Pendidikan anak Autisme.Html
 Soetjiningsih. 1994. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: FK Udayana.
 Yupi, Supartini. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
 Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan 2. Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika
 PPNI, 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.
DPP PPNI. Jakarta.
 Nugraheni,SA. (2012). Menguak Belantara Autisme. Bulettin Psikologi. 20(1-2): 9-17.
 Http://www.journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/download/11944/8798
 https://www.academia.edu/37923443/ASKEP_PADA_ANAK_AUTISME
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai