Anda di halaman 1dari 18

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan secara menyeluruh
yang mengakibatkan hambatan dalam kemampuan sosialisasi, komunikasi, dan
juga perilaku. Gangguan yang dialami anak autis adalah gangguan dalam bidang
interaksi sosial, gangguan dalam bidang komunikasi (verbal dan non-verbal),
gangguan dalam bidang perilaku, gangguan dalam bidang perasaan atau emosi,
dan gangguan dalam bidang persepsi-sensorik.
Autisme adalah gangguan perkembangan yang mencakup bidang
komunikasi, interaksi, serta pelilaku yang luts dan berat, dengan gejalanya mulai
nampak sebelum anak berusia 3 tahun. Meskipun terlihat tidak wajar dan tidak
bisa diterima di khalayak umum, terkadang anak autis memiliki kemampuan
spesifik melebihi anak-anak seusianya. Sebagian besar penderita autisme, yaitu
sekitar 75% termasuk dalam kategori keterlambatan mental. Tetapi sejumlah
10% dari mereka malah digolongkan sebagai orang jenius. Orang-orang
semacam ini memiliki kemampuan luar biasa dalam berhitung, musik, atau seni.
Autisme terjadi pada 5 dari setiap kelahiran, di mana jumlah penderita
laki-laki empat kali besar dibandingkan penderita wanita. Gejala-gejala autisme
mulai tampak yang paling awal dalam kehidupan mereka. Gejala-gejala tersebut
tampak ketika bayi menolak sentuhan orang tuanya, tidak merespon kehadiran
orang tuanya, dan melakukan kebiasaankebiasazm lainnya yang tidak dilakukan
Oleh bayi-bayi normal pada umumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Apakah yang dimaksud dengan autisme?


2. Apakah etiologi dari autisme?
3. Apakah manifestasi klinis dari autisme?

1
4. Bagaimana patofisiologi dari autisme?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostic dari autisme?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari autisme?
7. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada autisme?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu
1. Untuk mengetahui definisi autisme
2. Untuk mengetahui etiologi autisme
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari autisme
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari autisme
5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari autisme
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari autisme
7. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatn pada autisme

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP PENYAKIT AUTISME

2.1.1 Autisme
Autisme adalah gangguan perkembangan saraf dengan gejala yang timbul
yang jelas sepanjang umur pasien. Autism Spectmm Disorde (ASD) ditandai
dengan interaksi scrial dan komunikasi yang terhambat dan menyimpang, serta
kumoulan aktivitas dan minat yang terbatas.
Autisme adalah ketidak mampuan perkembangan yang biasanya terlihat
sebelum usia dua setengan tahun dan ditandai dengan gangguan pada wicara,
bahasa, mobilitas, persepsi dan hubungan interpersonal. Anak yang autisme
biasanya tiak memiliki kesadaran terhadap orang lain dan gagal membangun
hubungan intervxrsonal, bahkan dengan orang tuanya.
Kaplan & Sadock (2010) menyatakan bahwa gangguan autistik ( dahulu
disebut autisme infantile dini, autisme masa kanak-kanak atau autisme kanner)
ditandai dengan interaksi soasial timbal balik yang menyimpang keterampilan
komunikasi yang terlambat dan menyimpang, serta kumpulan aktivita dan minat
yang terbatas. Gangguan autisme 4 hingga 5 kali lebih sering packi anak laki-
laki dibandingkan anak petempuan. Anak peæmpuan dengan gangguan autistik
lebih besar kemungkinannya memiliki retradasi mental.

2.12 Etiologi Autisme

Peningkatan jumlah penderita autisme yang tajam menimbulkan berbagai


pertanyaan mengenai penyebab gangguan tersebut. Hingga Saat ini ada betxrapa
peny&b autisme yang dikembangkan oleh beberapa ahli yaitu (Kaplan dan
Sadock, 2014):

3
1. Faktor Psikogalik

Ketika autisme peltama kali ditemukan tahun 1943 oleh Leo Kanner,
autisme diperkirakan disebabkan pola asuh yang salah Kasus-kasus perdana
banyak ditemukan pada keluarga kelas menengah dan berpendidikan yang
orang tuanya bersikap dingin dan kaku pada anak. Kanner beranggapan
sikap keluarga tersebut kurang meberikan stimulasi bagi perkembangan
komunikasi anak yang akhimya menghambat perkembangan kemampuan
komuniksi dan interaksi soaial anak.

2. Faktor Biologis dan Lingkungan


Seperti gangguan perkembangan lainnya, autisme dipandang sebagai
gangguan yang memiliki banyak s&l. dan antara satu kasus dengan kasus
lainnya penyebab bisa tidak sama. Penelitian tentang faktor maumjukkan
adanya kelainan atau keterlambatan dalam tahap perkembangan anak autis
sellingga autisme kanudim digolcmgm ganggunn dalam
perkembangan yang mendasari pengklasifikasian.
3. Faktor Genetik

Pada beberapa survey, antara 2-4% saudara kandung anak autistik


juga mengalami gangguan autistik. Laporan klien mengesankan bahwa pada
keluarga yang memiliki anggota autistic, anggota non autistiknya
mempunyai kejadian yang lebih tinggi.

4. Faktor Imunologis

Beberapa laporan yang mengesankan bahwa ketidakcocokan


imunologis dapat turut belperan dalam gangguan autistic. Limfosit beberapa
anak autistik bereaksi dengan antibody maternal, suatu fakta yang
meningkatkan kemungkinan jaringan saraf embrionik atau ekstraenbrionik
rusak selama gestasi.

4
5. Faktor Perinatal

Perdarahan ibu setelah trimester pertama dan meconium di dalam


Cairan amnion dilaporkan lebih sering di dalam riwayat anak dengan
gangguan autistik dibandingkan populasi umum.

2.1.3 Manifestasi Klinis Autisme

1. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun non verbal

Meliputi kemamlllan bahasa dan mengalami keterlambatan atau


sama sekali tidak dapat bicara
2. Gngguan dalam bidang interaksi sosial meliputi gangguan menolak
atau menghindar untuk bertatap muka.

3. Gangguan dalam bermain diantaranya bermain sangat monoton dan


aneh, misalnya menderetkan sabun menjadi satu deretan panjang.
4. Gangguan perilaku, dilihat dari gejala sering dianggap sesuai anak
yang senang kerapian harus menempatkan barang tertentu pada
tempatnya.
5. Gangguan perasaan dan emosi dapat dilihat dari perilaku tertawa
sendiri, menangis atau marah tanpa sebab nyata.

6. Gangguan dalam sensori meliputi sensitive terhadap cahaya


(penglihatan) pendengaran, sentuhan, penciuman, dan rasa (lidah)
dari mulai ringan sampai berat.
7. Intelegasi dilakukan dengan uji psikologi konvensional termasuk
dalam retardasi secata fungsional.

2.1.4. Patofisiologi Autisme


Sel saraf otak (neuron) terdiri dari badan sel dan serabut untuk
mengalirkan implus listrik (akson) serta serabut untuk menerima impluslistrik
(dendrite). Sel saraf terdapat pada lapisan luar otak yang benvarna kelabu

5
(korteks). Akson di bungkus selaput bemama myelin terletak dibagian otak
berwarna putih. Sel saraf berhubungan satu sama lain lewat sinaps.
Sel saraf terbentuk Saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan. Pada
trimester ketiga, pembentukan sel saraf berhenti dan di mulai pembentukan
akson, dendrite dan sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun.
Setelah anak lahir, terjadi proses pertumbuhan otak berupa bertambah dan
berkurangnya struktur akson, dendrite dan sinaps. ini dipengaruhi secara genetik
melalui sejumlah zat kimia yang dikenal sebagai brain growth factor sebagai
proses belajar anak
Makin banyak sinaps terbentuk, anak makin cerdas, pembentukan akson,
dendrite dan sinaps sangat tergantung pada stimulusi dari lingkungan. Bagian
otak yang digunakan dalam belajar menunjukan pertambahan akson, dendrite
dan sinaps, sedangkan bagian otak yang tak digunakan menunjukkan kematian
sel, berkurangnya akson, dendrite dan sinaps.
Kelainan genetis, keracunan logam berat, dan nutrisi yang tidak adekuat
dapat menyebabkan gangguan proses-proses tersebut. Sehingga akan
menyebabkan abnormalitas pertumbuhan sel saraf.

2.1.5. Klasifikasi
1. Autisme Persepsi
Dianggap autisme yang asli karena kelainan sudah timbul
sebelum lahir. Ketidak mampuan anak berbahasa pada penyimpangan
reaksi terhadap rangsangan dari luar, begitu juga kemampuan anak
bekerjasama dengan orang lain, sehingga anak bersikap masa bodoh .

2. Autisme Reaksi
Terjadi karena permasalahan yang menimbulkan kecemasan
seperti orang tua meninggal, sakit berat, pindah rumah atau sekolah
dan sebagainya. Autisme ini akan memunculkan gerakan-gerakan
tertentu berulang-ulang, kadang-kadang disertai kejang-kejang.

6
Gejala ini muncul pada usia lebih besar enam sampai tujuh
sebelum anak memasuki tahapan berfikir logis.
Autisme yang timbul kemudian

Terjadi setelah anak agak besar, dikarenakan kelainan jaringan otak


yang terjadi setelah anak lahir. Hal ini akan mempersulit dalam hal
pemberian pelatihan dan pelayanan pendidikan untuk mengubah
perilakunya yang sudah melekat.
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik Autisme
1. Childhood Autism Rating Scale (CARS)
2. Checklis for Autisn in Toddlers (CHAT)
3. The Autism Screening Questionare
4. The Screening Test for Autism in Two-years Old
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis

Umumnya terapi yang diberikan ialah terhadap gejala, edukasi dan


penerangan kepada keluarga, serta penanganan perilaku dan edukasi bagi
anak. Manajemen yang efektif dapat mempengaruhi outcome. Intervensi
farmakologi, yang Saat ini dievaluasi, mencakup obat fenfluramine,
lithium, haloperidol dan naltrexone terhadap gejala yang menyertai
Terapi prilaku sangat penting untuk membantu para anak autis untuk
lebih menyesuaikan diri dalam masyarakat. Terapi perilaku terdiri dari
terapi wicara, terapi okupasi, dan menghilangkan perilaku yang asocial.
Dalam terapi farmakologi dinyatakan belum ada obat atau terapi
khusus yang menyembuhkan kelainan ini. Medikasi (terapi Obat) berguna
terhadap gejala yang menyertai
2. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Mengurangi masalah perilaku
2) Terapi perilaku dengan memanfaatkan keadaan yang terjadi dapat
meningkatkan kemahiran berbicara

7
3) Meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangan terutama
bahasa.
4) Anak bisa mandiri dan bersosialisasi.
2.1.8. Komplikasi
Komplikasi Yang terjadi pada penderita autis biasanya adalah
1) Gangguan infeksi Yang bemlang-ulang
2) Batuk
3) Flu
4) Demam berkepanjangan

8
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN AUTISME
2.2.1 PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis
kelamin, alamat rumah, agama, suku bangsa, status perkawinan,
pendidikan terakhir, nomor registrasi, pekerjaan pasien, dan nama
penanggung jawab.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan faktor utama Yang mendorong pasien
mencari pertolongan atau berobat ke rumah sakit. kajian.
3. Riwayat Kesehatan Saat Ini
- Perlu ditanyakan pada keluarga mulai kapan keluhan itu
muncul.
- Apa tindakan Yang telah dilakukan untuk menurunkan atau
menghilangkan keluhan-keluhannya tersebut.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Prenatal
Saat hamil :
- Ibu merokok (Ya/Tidak)
- Ibu minum-minuman keras (Ya/Tidak)
2) Intra dan Post Natal

Intranatal

- Lama Persalinan
- Saat Persalinan
- Komplikasi Persalinan
- Terapi Yang diberikan
- Cara melahirkan
- Tempat Melahirkan

Postnatal

9
- Kebutuhan resusitasi
- Apgar skor
- Bayi langsung
menangis
- Tangisan bayi
- Obat-obatan yang diberikan setelah lahir
- Trauma lahir
- Narkosis
- Keluarnya urin/ BAB
- Respon fisiologi atau perilaku yang bennakna

3) Penyakit yang pernah diderita


Tanyakan apakah sebelumnya pasien pernah mengalami
obesitas
4) Imunisasi
Tanyakan pada keluarga pasien apakah pasien sudah
mendapatkan imunisasi wajib

5. Riwayat Penumbuhan
Tanyakan pada keluarga pasien bagimana pertumbuhan dari
pasien apakah ada gangguan atau tidak
6. Tingkat Perkembangan
Tanyakan pada keluarga apakah ada tidaknya gangguan
perkembangan pada pasien sebelum di rawat inap
7. Riwayat Sosial
Bagaimana riwayat sosial pasien kepada keluarga maupun orang-
orang yang berada di lingkungan sekitarnya
8. Riwayat Keluarga

10
Tanyakan kepada keluarga pasien bagaimana lingkungan rumah
serta apakah ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan
atau memiliki penyakit keturunan dari keluarga pasien
9. Pola Kesehatan
1) Pemeliharaan dan persepsi kesehatan
Kaji pasien status kesehatan anak sejak lahir, pemeriksaan
kesehatan secara rutin, imunisasi, penyakit yang menyebabkan
anak absen dari sekolah, kebiasaan merokok orang tua, praktek
pencegahan kecelakaan (pakaian, mengganti popok), praktek
keamanan orang tua (produk rumah tangga, menyimpan obat-
obatan).
2) Nutrisi (makanan dan cairan)
Kaji pasien dan ibu pasien mengenai kebiasaan pemberian
ASI/PASI, jumlah minum, kekuatan menghisap, jumlah makanan
dan kudapan, jenis dan jumlah (makanan dan minuman) adakah
tambahan vitamin, pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam
terakhir, porsi yang dihabiskan, nafsu makan, BB lahir dan BB
saat ini serta status nutrisi orang tua, apakah ada masalah atau
tidak
3) Aktifitas
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan /
kurang keinginan untuk beraktifitas.
4) Tidur dan Istirahat
Kaji pasien mengenai kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah
waktu tidur, jam tidur dan bangun, ritual menjelang tidur,
lingkungan tidur, tingkat kesegaran). Data pemeriksaan fisik
(lesu, kantung mata, keadaan umum, mengantuk).

11
5) Eliminasi
Kaji kebiasaan pola defekasi (kesulitan, kebiasaan, ada darah
atau tidak), mengganti pakaian dalam/diapers pada bayi, pola
eliminasi urine (frekuensi ganti popok basah perhari, kekuatan
keluarnya urine, bau, warna)
6) Pola hubungan
Kaji struktur keluarga, masalah/stressor keluarga, interaksi
antara anggota keluarga, respon anak/ bayi terhadap perpisahan
pola bermain anak apakah ketergantungan, dan penyusuaian
ketika berada bersama orang lain
7) Koping
Kaji apa yang menyebabkan stress pada anak, tingkat stress
dan toleransinya, serta kaji cara penanganan masalah
8) Kognitif dan persepsi
Kaji pasien mengenai gambaran tuitang ilxim khusus
(penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, peraba),
penggunaan alat bantu indra, persepsi ketidaknyamanan nyeri
(pengkajian nyeri secam komprehensif), keyakinan budaya
terhadap nycri, tingkat pengetahuan terhadap nyeri dan
pengetahuan untuk mengontrol dan mengatasi nyeri, data
pemeriksaan fisik yang berhubungan (neurologis,
ketidaknyamanan)
9) Konsep diri
Kaji pasien mengenai keadaan sosial: pekerjaan, situasi
keluarga, kelompok sosial, identitas personal: penjelasan tentang
diri sendili, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, keadaan
fisik, segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh (yang disukai
dan tidak), harga diri: perasaan mengenai diri sendiri, ancaman
terhadap diri (perubahan riwayat berhubungan dengan masalah

12
fisik dan ataupun psikologi, data pemeriksaan fisik yang
berkaitan (mengurung diri, murung, tidak mau berinteraksi)
10) Seksual
Kaji pasien mengenai gambaran seksual (perilaku
seksualitas yang aman, pelukan, sentuhan, dll),
pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan
reproduksi, efek terhadap kesehatan, riwayat yang
berhubungan dengan masalah fisik dan psikologi, data
pemeriksaan fisik yang berkaitan (genetalia, payudara,
rectum)
11) Nilai
Kaji pasien mengenai perkembangan moral anak, pemilihan
prilaku, komitmen, keyakinan akan kesehatan serta keyakinan
agama

10. Pemeriksaan Fisik


1) Keadaan Umum : Kesadaran, postur tubuh gemuk
2) Tanda-Tanda Vital : TD, N, RR,S
Ukuran : TB, BB mengalami peningkatan,LK, Lila
antropometri
3) Kulit
Kaji kebersihan, turgor, lesi, kelainan
4) Kepala
Kaji bentuk, lesi, kebersihan, edema

5) Mata
Kaji konjungtiva, sclera, kelainan mata

6) Telinga
Kaji fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan

7) Hidung

13
Kaji kebersihan, kelainan

8) Mulut
Kaji kebersihan, bau, mukosa mulut, stomatitis
9) Leher
Kaji apakah ada pembesaran kelenjar

10) Dada
Kaji paru dan jantung dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi
11) Abdomen
Kaji abdomen dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultas

12) Genetalia
Kaji kebersihan, kateter, kelainan

13) Ekstremitas
Kaji adanya edema, infuse/transfuse, kontraktor, kelainan

14) Neurologi
Fungsi saraf
2.2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
neuromuskuler (D.0119)
2. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan hambatan
perkembangan (D.0118)
3. Gangguan persepsi dan sensori berhubungan dengan gangguan
pengelihatan dan pendengaran (D.0085)
4. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan pertumbuhan fisik
terganggu (D.0106)

14
2.2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnose Tujuan
Intervensi Keperawatan
Keperawatan Kriteria Hasil

Gangguan Setelah dilakukan asuhan SIKI : Promosi


komunikasi keperawatan selama...x...jam, Komunikasi :
verbal diharapkan pasien dapat Defisit bicara
berhubungan berkomunikasi, dengan
1. Monitor kecepatan, tekanan,
dengan kriteria hasil .
kualitas, volume, dan diksi
neuromuskuler
SLKI : Komunikasi bicara
Verbal 2. Identifikasi perilaku emosional
dan fisik sebagai bentuk
1. Dengan baik tanpa
komunikasi
hambatan
3. Gunakan metode komunikasi
2. Dengan normal
alternative (mis: menulis, mata
menyesuaikan ekspresi
berkedip, papan komunikasi
wajah dan tubuh.
dengan gambar dan huruf,
isyarat tangan dan komputer
4. Berikan dukungan psikologis
5. Anjurkan berbicara perlahan
6. Rujuk ke ahli patologi bicara
atau therapis

Gangguan Setelah dilakukan asuhan SIKI : Modifikasi perilaku


interaksi social keparawatan selama . . .x. . . keterampilan social
berhubungan jam, diharapkan interaksi
1. Identifikasi focus pelatihan
dengan social pasien membaik,
keterampilan social
hambatan dengan kriteria hasil .
2. Motivasi untuk berlatih
perkembangan SLKI :
keterampilan social

15
INTERAKSI 3. Libatkan keluarga selama
SOSIAL latihan keterampilan social

1. Di harapkanperasaan 4. Edukasi keluarga untuk

pasien nyaman dengan dukungan keterampilan social

situasi social 5. Latih keterampilan social

2. Di harapkan perasaan secara

pasien mudah menerima bertahap

atau mengkomunikasi
perasaan
3. Pasien mampu
responsive pada orang
lain

Gangguan Setelah dilakukan asuhan SIKI : Manajemen


persepsi sensori keparawatan selama.....x... Halusinasi
berhubungan jam, diharapkan pasien 1. Monitor perilaku yang
dengan gangguan mampu melihat mengidentifikasi halusinasi
pengelihatan dan dan mendengar 2. Monitor dan sesuaikan tingkat
pendengaran dengan normal , dengan aktivitas dan stimulasi
criteria hasil : lingkungan
SLKI : Persepsi Sensori 3. Pertahankan lingkungan yang
aman
1. Mendengarkan bisikan
4. Anjurkan melakukan distraksi
2. Melihat bayangan
(mis : mendengarkan musik,
3. Merasakan sesuatu
melakukan aktivitas dan teknik
melalui indra peraba
relaksasi)
4. Mencium sesuatu melalui
5. Kolaborasi pemberian obat
indra penciuman
anti psikotik dan anti ansietas

Gangguan Setelah dilakukan asuhan SIKI : Perawatan

16
tumbuh kembang keperawatan Perkembangan
berhubungan selama.....x.....jam, di 1. Identifikasi pencapaian tugas
dengan harapkan pasien mampu perkembangan anak
pertumbuhan melihat dan mendengar 2. Sediakan aktivitas yang
fisik terganggu dengan normal, dengan memotivasi anak berinteraksi
kriteria hasil : dengan anak lainnya

SLKI : Status 3. Dukung anak mengekspresikan


diri melalui penghargaan
Perkembangan
positif atau umpan balik atas
1. Pasien mampu usahanya
menerapkan keterampilan 4. Anjurkan orang tua
atau perilaku berinteraksi dengan anaknya
2. Pasien mampu melakukan 5. Ajarkan anak keterampilan
perawatan diri berinteraksi
6. Rujuk untuk konseling jika
perlu

2.2.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Implementasi ini disLsun menurut Patricia A. Potter implementæsi
merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan keperawatan yang telah
disusun / ditemukan, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara
optimal dapat terlaksana dengan baik dilakukan oleh pasien itu sendiri ataupun
perawat secara mandiri dan juga bekerjasama dengan anggota tim kesehatan
lainnya seperti ahli gizi dan fisioterapis.
Mengkonsulkan dan memberi penyuluhan pada klien dan keluarganya.
Implementasi membutuhkan perawat untuk mengkaji kembali keadaan klien,
menelaah, dan memodifikasi rencana keperawatan yang sudah ada,
mengidentifikasi area dimana bantuan dibutuhkan untuk
mengimplementasikan, mengkomunikasikan intervensi keperawatan.

17
2.2.5 EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak, untuk
mengatasi suatu masalah yang diharapi klien.

18

Anda mungkin juga menyukai