1
4. Bagaimana patofisiologi dari autisme?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostic dari autisme?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari autisme?
7. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada autisme?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Autisme
Autisme adalah gangguan perkembangan saraf dengan gejala yang timbul
yang jelas sepanjang umur pasien. Autism Spectmm Disorde (ASD) ditandai
dengan interaksi scrial dan komunikasi yang terhambat dan menyimpang, serta
kumoulan aktivitas dan minat yang terbatas.
Autisme adalah ketidak mampuan perkembangan yang biasanya terlihat
sebelum usia dua setengan tahun dan ditandai dengan gangguan pada wicara,
bahasa, mobilitas, persepsi dan hubungan interpersonal. Anak yang autisme
biasanya tiak memiliki kesadaran terhadap orang lain dan gagal membangun
hubungan intervxrsonal, bahkan dengan orang tuanya.
Kaplan & Sadock (2010) menyatakan bahwa gangguan autistik ( dahulu
disebut autisme infantile dini, autisme masa kanak-kanak atau autisme kanner)
ditandai dengan interaksi soasial timbal balik yang menyimpang keterampilan
komunikasi yang terlambat dan menyimpang, serta kumpulan aktivita dan minat
yang terbatas. Gangguan autisme 4 hingga 5 kali lebih sering packi anak laki-
laki dibandingkan anak petempuan. Anak peæmpuan dengan gangguan autistik
lebih besar kemungkinannya memiliki retradasi mental.
3
1. Faktor Psikogalik
Ketika autisme peltama kali ditemukan tahun 1943 oleh Leo Kanner,
autisme diperkirakan disebabkan pola asuh yang salah Kasus-kasus perdana
banyak ditemukan pada keluarga kelas menengah dan berpendidikan yang
orang tuanya bersikap dingin dan kaku pada anak. Kanner beranggapan
sikap keluarga tersebut kurang meberikan stimulasi bagi perkembangan
komunikasi anak yang akhimya menghambat perkembangan kemampuan
komuniksi dan interaksi soaial anak.
4. Faktor Imunologis
4
5. Faktor Perinatal
5
(korteks). Akson di bungkus selaput bemama myelin terletak dibagian otak
berwarna putih. Sel saraf berhubungan satu sama lain lewat sinaps.
Sel saraf terbentuk Saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan. Pada
trimester ketiga, pembentukan sel saraf berhenti dan di mulai pembentukan
akson, dendrite dan sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun.
Setelah anak lahir, terjadi proses pertumbuhan otak berupa bertambah dan
berkurangnya struktur akson, dendrite dan sinaps. ini dipengaruhi secara genetik
melalui sejumlah zat kimia yang dikenal sebagai brain growth factor sebagai
proses belajar anak
Makin banyak sinaps terbentuk, anak makin cerdas, pembentukan akson,
dendrite dan sinaps sangat tergantung pada stimulusi dari lingkungan. Bagian
otak yang digunakan dalam belajar menunjukan pertambahan akson, dendrite
dan sinaps, sedangkan bagian otak yang tak digunakan menunjukkan kematian
sel, berkurangnya akson, dendrite dan sinaps.
Kelainan genetis, keracunan logam berat, dan nutrisi yang tidak adekuat
dapat menyebabkan gangguan proses-proses tersebut. Sehingga akan
menyebabkan abnormalitas pertumbuhan sel saraf.
2.1.5. Klasifikasi
1. Autisme Persepsi
Dianggap autisme yang asli karena kelainan sudah timbul
sebelum lahir. Ketidak mampuan anak berbahasa pada penyimpangan
reaksi terhadap rangsangan dari luar, begitu juga kemampuan anak
bekerjasama dengan orang lain, sehingga anak bersikap masa bodoh .
2. Autisme Reaksi
Terjadi karena permasalahan yang menimbulkan kecemasan
seperti orang tua meninggal, sakit berat, pindah rumah atau sekolah
dan sebagainya. Autisme ini akan memunculkan gerakan-gerakan
tertentu berulang-ulang, kadang-kadang disertai kejang-kejang.
6
Gejala ini muncul pada usia lebih besar enam sampai tujuh
sebelum anak memasuki tahapan berfikir logis.
Autisme yang timbul kemudian
7
3) Meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangan terutama
bahasa.
4) Anak bisa mandiri dan bersosialisasi.
2.1.8. Komplikasi
Komplikasi Yang terjadi pada penderita autis biasanya adalah
1) Gangguan infeksi Yang bemlang-ulang
2) Batuk
3) Flu
4) Demam berkepanjangan
8
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN AUTISME
2.2.1 PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis
kelamin, alamat rumah, agama, suku bangsa, status perkawinan,
pendidikan terakhir, nomor registrasi, pekerjaan pasien, dan nama
penanggung jawab.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan faktor utama Yang mendorong pasien
mencari pertolongan atau berobat ke rumah sakit. kajian.
3. Riwayat Kesehatan Saat Ini
- Perlu ditanyakan pada keluarga mulai kapan keluhan itu
muncul.
- Apa tindakan Yang telah dilakukan untuk menurunkan atau
menghilangkan keluhan-keluhannya tersebut.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Prenatal
Saat hamil :
- Ibu merokok (Ya/Tidak)
- Ibu minum-minuman keras (Ya/Tidak)
2) Intra dan Post Natal
Intranatal
- Lama Persalinan
- Saat Persalinan
- Komplikasi Persalinan
- Terapi Yang diberikan
- Cara melahirkan
- Tempat Melahirkan
Postnatal
9
- Kebutuhan resusitasi
- Apgar skor
- Bayi langsung
menangis
- Tangisan bayi
- Obat-obatan yang diberikan setelah lahir
- Trauma lahir
- Narkosis
- Keluarnya urin/ BAB
- Respon fisiologi atau perilaku yang bennakna
5. Riwayat Penumbuhan
Tanyakan pada keluarga pasien bagimana pertumbuhan dari
pasien apakah ada gangguan atau tidak
6. Tingkat Perkembangan
Tanyakan pada keluarga apakah ada tidaknya gangguan
perkembangan pada pasien sebelum di rawat inap
7. Riwayat Sosial
Bagaimana riwayat sosial pasien kepada keluarga maupun orang-
orang yang berada di lingkungan sekitarnya
8. Riwayat Keluarga
10
Tanyakan kepada keluarga pasien bagaimana lingkungan rumah
serta apakah ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan
atau memiliki penyakit keturunan dari keluarga pasien
9. Pola Kesehatan
1) Pemeliharaan dan persepsi kesehatan
Kaji pasien status kesehatan anak sejak lahir, pemeriksaan
kesehatan secara rutin, imunisasi, penyakit yang menyebabkan
anak absen dari sekolah, kebiasaan merokok orang tua, praktek
pencegahan kecelakaan (pakaian, mengganti popok), praktek
keamanan orang tua (produk rumah tangga, menyimpan obat-
obatan).
2) Nutrisi (makanan dan cairan)
Kaji pasien dan ibu pasien mengenai kebiasaan pemberian
ASI/PASI, jumlah minum, kekuatan menghisap, jumlah makanan
dan kudapan, jenis dan jumlah (makanan dan minuman) adakah
tambahan vitamin, pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam
terakhir, porsi yang dihabiskan, nafsu makan, BB lahir dan BB
saat ini serta status nutrisi orang tua, apakah ada masalah atau
tidak
3) Aktifitas
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan /
kurang keinginan untuk beraktifitas.
4) Tidur dan Istirahat
Kaji pasien mengenai kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah
waktu tidur, jam tidur dan bangun, ritual menjelang tidur,
lingkungan tidur, tingkat kesegaran). Data pemeriksaan fisik
(lesu, kantung mata, keadaan umum, mengantuk).
11
5) Eliminasi
Kaji kebiasaan pola defekasi (kesulitan, kebiasaan, ada darah
atau tidak), mengganti pakaian dalam/diapers pada bayi, pola
eliminasi urine (frekuensi ganti popok basah perhari, kekuatan
keluarnya urine, bau, warna)
6) Pola hubungan
Kaji struktur keluarga, masalah/stressor keluarga, interaksi
antara anggota keluarga, respon anak/ bayi terhadap perpisahan
pola bermain anak apakah ketergantungan, dan penyusuaian
ketika berada bersama orang lain
7) Koping
Kaji apa yang menyebabkan stress pada anak, tingkat stress
dan toleransinya, serta kaji cara penanganan masalah
8) Kognitif dan persepsi
Kaji pasien mengenai gambaran tuitang ilxim khusus
(penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, peraba),
penggunaan alat bantu indra, persepsi ketidaknyamanan nyeri
(pengkajian nyeri secam komprehensif), keyakinan budaya
terhadap nycri, tingkat pengetahuan terhadap nyeri dan
pengetahuan untuk mengontrol dan mengatasi nyeri, data
pemeriksaan fisik yang berhubungan (neurologis,
ketidaknyamanan)
9) Konsep diri
Kaji pasien mengenai keadaan sosial: pekerjaan, situasi
keluarga, kelompok sosial, identitas personal: penjelasan tentang
diri sendili, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, keadaan
fisik, segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh (yang disukai
dan tidak), harga diri: perasaan mengenai diri sendiri, ancaman
terhadap diri (perubahan riwayat berhubungan dengan masalah
12
fisik dan ataupun psikologi, data pemeriksaan fisik yang
berkaitan (mengurung diri, murung, tidak mau berinteraksi)
10) Seksual
Kaji pasien mengenai gambaran seksual (perilaku
seksualitas yang aman, pelukan, sentuhan, dll),
pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan
reproduksi, efek terhadap kesehatan, riwayat yang
berhubungan dengan masalah fisik dan psikologi, data
pemeriksaan fisik yang berkaitan (genetalia, payudara,
rectum)
11) Nilai
Kaji pasien mengenai perkembangan moral anak, pemilihan
prilaku, komitmen, keyakinan akan kesehatan serta keyakinan
agama
5) Mata
Kaji konjungtiva, sclera, kelainan mata
6) Telinga
Kaji fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan
7) Hidung
13
Kaji kebersihan, kelainan
8) Mulut
Kaji kebersihan, bau, mukosa mulut, stomatitis
9) Leher
Kaji apakah ada pembesaran kelenjar
10) Dada
Kaji paru dan jantung dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi
11) Abdomen
Kaji abdomen dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultas
12) Genetalia
Kaji kebersihan, kateter, kelainan
13) Ekstremitas
Kaji adanya edema, infuse/transfuse, kontraktor, kelainan
14) Neurologi
Fungsi saraf
2.2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
neuromuskuler (D.0119)
2. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan hambatan
perkembangan (D.0118)
3. Gangguan persepsi dan sensori berhubungan dengan gangguan
pengelihatan dan pendengaran (D.0085)
4. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan pertumbuhan fisik
terganggu (D.0106)
14
2.2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnose Tujuan
Intervensi Keperawatan
Keperawatan Kriteria Hasil
15
INTERAKSI 3. Libatkan keluarga selama
SOSIAL latihan keterampilan social
atau mengkomunikasi
perasaan
3. Pasien mampu
responsive pada orang
lain
16
tumbuh kembang keperawatan Perkembangan
berhubungan selama.....x.....jam, di 1. Identifikasi pencapaian tugas
dengan harapkan pasien mampu perkembangan anak
pertumbuhan melihat dan mendengar 2. Sediakan aktivitas yang
fisik terganggu dengan normal, dengan memotivasi anak berinteraksi
kriteria hasil : dengan anak lainnya
17
2.2.5 EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak, untuk
mengatasi suatu masalah yang diharapi klien.
18