KONSEP KEPERAWATAN
1. DEFINISI
Sepuluh tahun yang lalu penyebab autisme belum banyak diketahui dan hanya
terbatas pada faktor psikologis saja. Tetapi sekarang ini penelitian mengenai autisme
semakin maju dan menunjukkan bahwa autisme mempunyai penyebab neurobiologist
yang sangat kompleks. Gangguasn neurobiologist ini dapat disebabkan oleh interaksi
faktor genetik dan lingkungan seperti pengaruh negatif selama masa perkembangan
otak. Banyak faktor yang menyebabkan pengaruh negatif selama masa perkembangan
otak, antara lain; penyakit infeksi yang mengenai susunan saraf pusat, trauma,
keracunan logam berat dan zat kimia lain baik selama masa dalam kandungan maupun
setelah dilahirkan, gangguan imunologis, gangguan absorpsi protein tertentu akibat
kelainan di usus (Suriviana, 2005). Menurut Dewo (2006) gangguan perkembangan
pervasive autisme dapat disebabkan karena beberapa hal antara lain:
Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut untuk mengalirkan
impuls listrik (akson) serta serabut untuk menerima impuls listrik (dendrit). Sel saraf
terdapat di lapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks). Akson dibungkus
selaput bernama mielin, terletak di bagian otak berwarna putih. Sel saraf berhubungan
satu sama lain lewat sinaps. Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh
bulan. Pada trimester ketiga, pembentukan sel saraf berhenti dan dimulai
pembentukan akson, dendrit, dan sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar
dua tahun. Setelah anak lahir, terjadi proses pengaturan pertumbuhan otak berupa
bertambah dan berkurangnya struktur akson, dendrit, dan sinaps. Proses ini
dipengaruhi secara genetik melalui sejumlah zat kimia yang dikenal sebagai brain
growth factors dan proses belajar anak. Makin banyak sinaps terbentuk, anak makin
cerdas. Pembentukan akson, dendrit, dan sinaps sangat tergantung pada stimulasi dari
lingkungan. Bagian otak yang digunakan dalam belajar menunjukkan pertambahan
akson, dendrit, dan sinaps. Sedangkan bagian otak yang tak digunakan menunjukkan
kematian sel, berkurangnya akson, dendrit, dan sinaps. Kelainan genetis, keracunan
logam berat, dan nutrisi yang tidak adekuat dapat menyebabkan terjadinya gangguan
pada proses – proses tersebut. Sehingga akan menyebabkan abnormalitas
pertumbuhan sel saraf. Pada pemeriksaan darah bayi-bayi yang baru lahir, diketahui
pertumbuhan abnormal pada penderita autis dipicu oleh berlebihnya neurotropin dan
neuropeptida otak (brain-derived neurotrophic factor, neurotrophin-4, vasoactive
intestinal peptide, calcitonin-related gene peptide) yang merupakan zat kimia otak
yang bertanggung jawab untuk mengatur penambahan sel saraf, migrasi, diferensiasi,
pertumbuhan, dan perkembangan jalinan sel saraf. Brain growth factors ini penting
bagi pertumbuhan otak.
Keterlambatan atau fungsi abnormal pada ketrampilan berikut, muncul sebelum umur
3 tahun.
1. Interaksi sosial.
2. Bahasa yang digunakan sebagai komunikasi sosial.
3. Bermain simbolik atau imajinatif.
5. PENATALAKSANAAN MEDIS
Kimia otak yang kadarnya abnormal pada penyandang autis adalah serotonin
5-hydroxytryptamine (5-HT), yaitu neurotransmiter atau penghantar sinyal di sel-sel
saraf. Sekitar 30-50 persen penyandang autis mempunyai kadar serotonin tinggi
dalam darah. Kadar norepinefrin, dopamin, dan serotonin 5-HT pada anak normal
dalam keadaan stabil dan saling berhubungan. Akan tetapi, tidak demikian pada
penyandang autis. Terapi psikofarmakologi tidak mengubah riwayat keadaan atau
perjalanan gangguan autistik, tetapi efektif mengurangi perilaku autistik seperti
hiperaktivitas, penarikan diri, stereotipik, menyakiti diri sendiri, agresivitas dan
gangguan tidur.
Konsep Keperawatan
I. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
2. Identitas Pasien
Umur : 5 tahun
Agama : Islam
Nama : Ny. S
Umur : 37 tahun
B. Keluhan Utama
Klien mengeluh
C. Riwayat Kesehatan
Klien
D. Data Focus
Data subjektif
Data objectif
Mengulangi kata-kata yang dia dengar dari yang diucapkan orang lain atau
gerakan- gerakan mimik orang lain
- Tangan klien
digerak – gerakkan
dan kepala
diangguk –
anggukkan
- Mengulangi kata –
kata yang dia
dengar dari yang
diucapkan orang
lain atau gerakan-
gerakan mimik
orang lain
- Klien tampak
terpaku dengan
benda mati
- Tingkat ansietas
bertambah akibat
dari kontak dengan
orang lain
- Klien tampak sulit
berbahasa dan
berbicara
IV. INTERVENSI
Jam 14:30 WIB Kerusakan - Mempertahankan - Hal ini memudahkan 15:00 WIB
komunikasi konsistensi tugas kepercayaan dan
verbal b/d staf untuk kemampuan untuk
penarikan diri memahami memahami
tindakan – tindakan-tindakan
tindakan dan komunikasi
komunikasi anak pasien
- Mengantisipasi - Pemenuhan
dan penuhi kebutuhan pasien
kebutuhan – akan dapat
kebutuhan anak mengurangi
sampai kepuasan kecemasan anak
pola komunikasi sehingga anak akan
terbentuk dapat mulai
menjalin
- Menggunakan
komunikasi dengan
pendekatan tatp
orang lain dengan
muka
asertif
berhadapan
untuk - Kontak mata
mrnyampaikan mengekspresikan
ekspresi – minat yang murni
ekspresi non terhadap dan hormat
verbal yang kepada seseorang
benar dengan
menggunakan
contoh