DEFINISI
• Injuri otak traumatik mrpk insufisiensi
otak nondegeneratif, nonkongenital, akibat
kekuatan mekanik eksternal yang dapat
menyebabkan gangguan kognitif, fisik,
psikologis baik permanen maupun
temporal yang di hubungkan dengan
gangguan tingkat kesadaran
• Akselerasi
Terjadi jika benda yang sedang bergerak
membentur kepala yang diam.
• Deselerasi
Terjadi jika kepala membentur objek yang
diam
• Kompresi atau penekanan
MEKANISME CEDERA
KEPALA
• Cedera kepala ringan (GCS 13-15)
• Cedera kepala sedang (GCS 9-12)
• Cedera kepala berat (GCS < 9)
GCS
• Respon Motorik
• Mengikuti perintah : 6
• Lokalisasi terhadap nyeri : 5
• Pergerakan widrawl thd nyeri : 4
• Fleksor (dekortikasi) thd nyeri : 3
• Ekstensor (deserebrasi) thd nyeri : 2
• Tidak ada respon : 1
GCS
• Respon Verbal
• Orientasi terhadap orang, tempat, waktu : 5
• Bahasa Kacau : 4
• Kata-kata tidak adekuat : 3
• Suara tidak dapat dimengerti : 2
• Tidak ada respon : 1
GCS
• Cedera kepala dapat terjadi pada skalp, tulang
kepala, dan otak yang terjadi secara sendiri-sendiri
atau kombinasi
• Berdasarkan penyebabnya cedera kepala dapat
dibagi menjadi 2 kategori:
• Cedera kepala primer, terjadi secara langsung
akibat injuri
• Cedera kepala sekunder, terjadi segera setelah
trauma dan dapat berlangsung untuk waktu lama.
PATOFISIOLOGI
• Bisa disebabkan oleh hipoksia,
hipovolemia, peningkatan TIK
karena edema cerebral atau
hematom dan infeksi cerebral
• CT Scan ( tanpa/dengan kontras) untuk mengidentifikasi
adanya hemoragik, keadaan ventrikel, pergeseran
jaringan otak. Pemeriksaan berulang mengkuin
diperlukan karena pd iskemia/ infark mungkin tidak
terdeteksi dalam 24-72 jam
• Sinar X : mendeteksi adanya perubahan struktur tulang
(fraktur),pergeseran struktur dari garis tengah (karena
perdarahan, edema) adanya fragmen tulang.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Gas Darah Arteri ; mengetahui adanya masalah
ventilasi atau oksigenasi yang dapat
meningkatkan TIK Kimia/ elektrolit darah
• Pemeriksaan toksikologi : mendeteksi obat yang
mungkin bertanggung jawab terhadap penurunan
kesadaran
• Pungsi lumbal,CSS : Dapat menduga
kemungkinan adanya perdarahan subarakhnoid
• MRI : sama dengan CT Scan dengan/tanpa
kontras
• Angiografi Serebral : Menunjukkan kelainan
sirkulasi serebral, seperti pergeseran jaringan
otak akibat edema, perdarahan, trauma
• EEG : Untuk memperlihatkan keberadaan
atau berkembangnya gelombang patologis
• BAER ( Brain Auditory Evoked
Respons) : Menentukan fungsi korteks
dan batang otak
• PET (Positron Emission Tomografi) :
menunjukkan perubahan aktivitas
metabolisme pada otak
ASKEP
• DATA SUBJEKTIF :
Keluhan pasien ?
Tanyakan mekanisme kejadian
kepada saksi, crew ambulance,
keluarga
muntah ? Amnesia ? Riw penyakit ?
PENGKAJIAN
• A : Airway
Periksa kepatenan jalan napas pasien
• B : Breathing
Frekuensi pernapasan? Kualitas pernapasan?
• C : Circulation
Frekuensi nadi? Kualitas? Tekanan darah?
Warna kulit? Akral dingin / hangat?
DATA OBJEKTIF
• D : Disability
GCS, Pupil
• E : Eksposure
Laserasi, hematom ? Luka penyerta ?
• F : Full Vital Signs
TD, N, R, S ?
• G : Give Confort
Apakah pasien memerlukan pengaman, bidai, selimut ?
• H : Head to Toe Assesment
• I : Inspeksi
Adakah trauma Tulang belakang ?
• Inefektif bersihan Jalan napas berhubungan
dengan penurunan tingkat kesadaran
• Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan
dengan :
- Edema cerebral, hematom
- Hipoksia cerebral, hipotensi
- Hipovolemia
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Lakukan pengkajian lengkap airway, breathing dan
sirkulasi (A,B,C)
• Lakukan resusitasi jika perlu. Perlu diingat resusitasi
yang tidak adekuat menyebabkan injuri otak sekunder
yang lebih berat.
• Panggil bantuan
• Pasang cervical collar
Manajemen cedera
kepala pasien sadar
• Bersihkan jalan napas (keluarkan debris, dan pasang
orofaringeal)
• Berikan oksigen aliran tinggi
• Lakukan intubasi jika gag refleks menurun/hilang
• Pastikan pernapasan adekuat
• Pasang monitor jantung, catat HR, TD, RR dan
temperatur.
• Apakah sirkulasi adekuat atau pasien dalam keadaan
syok?
• Atasi hipotensi dengan pemberian cairan kristaloid. Tapi
perlu diingat terlalu banyak cairan menyebabkan edema
otak berat. Hentikan pemberian jika pasien normotensive
• Berikan darah bila perlu, periksa gula darah dg glukostik
dan berikan glukosa jika kadar GDA menurun
• Periksa BGA
• Hiperkapnia menyebabkan vasodilatasi cerebral dan
meningkatkan TIK.Koreksi Ventilasi
• Periksa adanya bradikardia dan hipertensi
• merupakan tanda peningkatan TIK
• Kurangi faktor-faktor sistemik yang menyebabkan cedera
otak skunder
• Kaji riwayat trauma dengan menanyakan pada crew
ambulance, saksi, keluarga.
• Apakah pasien mengalami perubahan kesadaran setelah
trauma?
• Adakah riwayat obstruksi jalan napas?
• Bagaimana mekanisme injuri dan kecepatan saat terjadi
benturan?
• Kaji secara lengkap riwayat penyakit dan pengobatan
• Catat GCS dan periksa ulang secara teratur ( tiap 15
menit ).
• Periksa respon pupil
• Periksa muka, kulit kepala, laserasi, memar dan
deformitas
• Jangan lupa pemberian tetanus profilaksis
• Periksa telinga adakah darah, cairan cerebrospinal atau
hemotimpanum, mrpkn tanda fraktur basis cranii.
• Tanda lain fr basis cranii adanya racoon eyes, battle sign,
rhinorrhoea.
• Cek ulang jalan napas, hindari retensi pada pasien
lepaskan baju
• Lakukan pemeriksaan foto Ro, CT scan
• Kaji riwayat trauma, lakukan pemeriksaan dan investigasi
untuk mengidentifikasi pasien
• Kaji apakah pasien dapat mengingat kejadian.apakah
terjadi amnesia retrograd atau aterograd?
• Pd orang tua cidera kepala akan menyebabkan gangguan
jantung atau cerebrovaskuler yang memerlukan perhatian
khusus
MANAJEMEN TRAUMA
KEPALA PASIEN SADAR
• Lakukan pemeriksaan sama dengan pasien yang
mengalami cedera kepala berat
• Hati-hati pada pasien intoksikasi karena alkohol atau
obat.
• Jika ragu lakukan observasi
• ndikasi Pasien yang harus di CT Scan :
• Koma setelah resusitasi
• Mamburuknya GCS
• Adanya Fraktur tengkorak yang disertai dengan :
• Gangguan kesadaran
• Kejang
• Gangguan neurologis
• Fraktur tulang kepala terbuka (Termasuk Basis cranii)