LANDASAN TEORI
A. Pengertian Tunaganda
Anak tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua
jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius,
sehingga dia tidak hanya dapat diatasi dengan suatu program pendidikan khusus untuk
satu kelainan saja, melainkan harus didekati dengan variasi program pendidikan
sesuai kelainan yang dimiliki. 1
Di Indonesia anak dengan kelainan ganda didalamnya berisi anak ”severe and
profound handicaps” dan anak “multiply handicap”, para tokoh professional secara
umum sepakat bahwa secara pendidikan anak dengan kelainan ganda memiliki unsur-
unsur sebagai berikut:
1. Memiliki kelainan serius didalam cognitifnya dan setelah di tes dengan alat tes
inteligensi yang standart mereka memiliki IQ dibawah normal.
2. Memiliki kelainan atau kecacatan tambahan apakah kelainan fisik dan atau kelainan
sensoris seperti penglihatan pendengaran dan lainnya.
3. Mereka memerlukan sumber dan penanganan lebih bila dibandingkan dengan
kelainan lain yang ringan. 2
Jadi, secara umum tuna ganda ialah anak dengan kelaianan lebih dari satu dan
membutuhkan metode pendidikan dan pelayanan secara khusus lebih dari guru luar
biasa pada umumnya.
B. KLASIFIKASI TUNA GANDA
Dari sekian banyak kemungkinan kombinasi kelainan, ada beberapa
kombinasi yang paling sering muncul dibandingkan kombinasi kelainan-kelainan
yang lainnya, yaitu:
3
https://www.academia.edu/7269875/Pengertian_tunaganda (diunduh pada: Kamis, 15 Desember 2016, jam :
12.56)
atau karena penyakit tertentu yang dapat berpengaruh terhadap otak (seperti
meningitas dan encephalitis).4
D. CIRI-CIRI ANAK TUNA GANDA SECARA UMUM
Anak tunaganda biasanya menunjukkan fenomena-fenomena perilaku di antaranya :
1. Kurang komunikasi atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi.
2. Perkembangan motorik dan fisiknya terlambat.
3. Seringkali menunjukkan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan.
4. Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri.
5. Jarang berperilaku dan berinteraksi yang sifatnya konstruktif.
6. Kecenderungan lupa akan keterampilan keterampilan yang sudah dikuasai.
7. Memiliki masalah dalam mengeneralisasikan keterampilan- keterampialan dari
suatu situasi ke situasi lainnya.
4
https://www.scribd.com/doc/189063695/Tuna-Ganda (diunduh pada: Kamis, 15 Desember 2016, jam : 12.43)
BAB III
Model penanganan
Guru-guru di SLB A Yaketunis memiliki kualifikasi yang baik dalam mengajar siswa-
siswanya. Hal ini tampak dari kemampuan intrapersonal maupun interpersonal masing-
masing guru dalam menghadapi siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran, selain
menyampaikan materi sesuai dengan RPP, guru juga memberikan pendampingan, dorongan,
dan motivasi agar siswa mampu berprestasi dan hidup mandiri. Guru-guru memaksimalkan
penggunaan sumber belajar dan media pembelajaran yang ada di sekolah maupun di sekitar
siswa untuk membantu menjelaskan materi yang bersifat konsep dan abstrak. Sedangkan
untuk sarana prasarana, SLB A Yaketunis secara keseluruhan telah memiliki sarana prasarana
yang cukup lengkap. Sarana prasarana tersebut berupa sarana prasarana yang digunakan
untuk menunjang pembelajaran akademik maupun sebagai penunjang pembelajaran di non-
akademik seperti alat-alat olahraga. Pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada di sekolah
secara optimal dapat menjadi potensi untuk mengembangkan bakat dan minat anak, baik
dalam bidang akademik maupu non akademik.
Prestasi
1. Peraih juara LCC (Lomba CerdasCermat) sains tingkat provinsi 2 tahun berturut-turut
2. Menjadi perwakilan DIY untuk mengikuti OSN (Olimpiade Sains Nasional)
1. Eko
2. Aris
3. Naufal
BAB IV
PEMBAHASAN
5
http://digilib.uin-suka.ac.id/13861/ (diunduh pada : Sabtu, 17 Des 2016. 19:34)