(PENYAKIT OSTEOMIELITIS)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
RISCA BEATRIC KAMBU
SARCE SARA AWOM
SITI NURRIYANI
STHERA PRYSKILA SALAMOR
STIEN MAGDALENA BAWANDA
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu kegiatan dalam mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah III sebagai tugas yang harus diselesaikan. Makalah
juga menjadi salah satu aspek penilaian dalam nilai akhir yang digunakan sebagai
nilai tambah. Kami membuat makalah ini berdasarkan sistematika yang diberikan
Dosen mata kuliah Ns.Triani Banna,S.Kep.,M,Kep dengan menggunakan Buku
Panduan dan dari berbagai literatur sebagai sumber referensi utama.
Penulisan makalah ini juga sebagai pelatihan bagi kami sebagai bekal yang
nanti akan berguna bagi kami. Oleh karena itu makalah merupakan salah satu
aspek yang sangat penting dalam kegiatan belajar di lingkungan pendidikan kami.
Kritik dan saran yang membangun selalu diterima demi sempurnanya
makalah ini. Akhirnya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan
kepada semua pihak dan instansi yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Kelompok III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Medis ...................................................................... 3
1. Definisi.................................................................................... 3
2.
Etiologi..................................................................................... 3
3.
Insiden......................................................................................
4.
Patofisiologi............................................................................ 5
5.
Manifestasi
Klinis........................................................................................ 6
6. Test Diagnostik..................................................................... 7
7. Terapi...................................................................................... 7
8. Komplikasi.............................................................................. 8
9. Prognosis................................................................................ 8
B. Konsep Asuhan
Keperawatan................................................................................... 8
1. Pengkajian.............................................................................. 8
2. Diagnosa Keperawatan......................................................... 9
3. Intervensi Keperawatan........................................................ 10
4. Implementasi Keperawatan.................................................. 16
5. Evaluasi Keperawatan.......................................................... 16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 18
B. Saran.............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi adalah salah satu penyakit yang masih sering terjadi di dunia.
Salah satupenyakit infeksi yang mengenai tulang adalah osteomielitis. Osteomielitis
umumnya disebabkanoleh bakteri, namun jamur dan virus juga bisa menjadi
penyebabnya. Osteomielitis dapat mengenai tulang-tulang panjang, vertebra ,tulang
pelvic, tulang tengkorak dan mandibula.Banyak mitos yang berkembang tentang
penyakit ini, seperti diyakini bahwa infeksi akanberlanjut menyebar pada tulang dan
akhirnya seluruh tubuh, padahal hal yang sebenarnya adalahosteomielitis tidak menyebar
ke bagian lain tubuh karena jaringan lain tersebut punya alirandarah yang baik dan
terproteksi oleh sistem imun tubuh. Kecuali apabila terdapat sendi buatan dibagian tubuh
yang lain. Dalam keadaan ini, benda asing tersebut menjadi pathogen.
Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena
penyebaran infeksi dari darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih sering,
setelah kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen).
Osteomielitis adalah penyakit yang sulit diobati karena dapat terbentuk abses
local. Abses tulang biasanya memiliki pendarahan yang sangat kurang, dengan
demikian, penyampaian sel-sel imun dan antibiotic terbatas. Apabila infeksi
tulang tidak diobati secara segera dan agresif, nyeri hebat dan ketidak
mampuan permanen dapat terjadi (Corwin, 2001).
Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II; tetapi dapat pula
ditemukan pada bayi dan ‘infant’. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak
perempuan (4:1). Lokasi yang tersering ialah tulang-tulang panjang seperti
femur, tibia, radius, humerus, ulna, dan fibula. (Yuliani, 2010).
Prevalensi keseluruhan adalah 1 kasus per 5.000 anak. Prevalensi
neonatal adalah sekitar 1 kasus per1.000. Kejadian tahunan pada pasien
dengan anemia sel sabit adalah sekitar 0,36%. Insiden osteomielitis vertebral
adalah sekitar 2,4 kasus per 100.000 penduduk. Kejadian tertinggi pada Negara
berkembang. Tingkat mortalitas osteomielitis adalah rendah, kecuali jika sudah
terdapat sepsis atau kondisi medis berat yang mendasari. (Randall, 2011).
Secara umum, terapi infeksi tulang bukanlah kasus yang emergensi. Tubuh
memiliki mekanimepertahanan yang mempertahankan agar infeksi tetap terlokalisasi di
daerah yang terinfeksi.Osteomielitis dapat terjadi pada semua usia tetapi sering terjadi
pada anak-anak danorang tua, juga pada orang dewasa muda dengan kondisi kesehatan
yang serius. Diagnosa osteomielitis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis penyakit
dan juga gambaran radiologik.Pasien yang beresiko tinggi mengalami Osteomielitis
adalah mereka yang nutrisinyaburuk, lansia, kegemukan, atau penderita diabetes
mellitus.
Selain itu, pasien yang menderitaartitis rheumatoid, telah di rawat lama di rumah
sakit, mendapat terapi kortikosteroid jangka panjang, menjalani pembedahan sendi
sebelum operasi sekarang, atau sedang mengalami sepsisrentan, begitu pula yang
menjalani pembedahan ortopedi lama, mengalami infeksi luka mengeluarkan pus,
mengalami nefrosis insisi margial atau dehidrasi luka, atau memerlukanevakuasi
hematoma pasca operasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan
masalah dalam makalah ini adalah bagaimana Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Osteomielitis.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan osteomielitis.
2. Untuk mengetahui penyebab osteomielitis.
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari osteomielitis
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dari osteomielitis
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis osteomielitis.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang bagi klien dengan osteomielitis.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan klien yang mengalami osteomielitis.
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan klien yang mengalami
osteomielitis.
.
BAB II
PEMBAHASAN
artritis
rumahsakit,
rheumatoid,telahdi rawat lamadi
infeksiluka
ortopedi,
menjalani pembedahan mengalami
mengeluarkan pus, juga beresiko mengalami osteomyelitis.
3. Insiden
4. Patofisiologi
1. Pemgkajian
a. Riwayat keperawatan
Kolaborasi :
6. Pemberian obat-obatan analgesik 6. Mengurangi rasa nyeri
DP. 2. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat
imobilisasi dan keterbatasan menahan beban berat badan.
a. Tujuan / Hasil Pasien :
Gangguan mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan
keperawatan
b. Kriteria Hasil :
1) Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
2) Mempertahankan posisi fungsional
3) Meningkatkan / fungsi yang sakit
4) Menunjukkna teknik mampu melakukan aktivitas
c. Intervensi dan Rasionalisasi :
No. Intervensi Rasionalisasi
Mandiri :
1. Pertahankan tirah baring dalam 1. Agar gangguan mobilitas fisik
posisi yang di programkan dapat berkurang
DP. 5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa
nyaman
a. Tujuan / Hasil Pasien :
Pola tidur kembali normal
b. Kriteria Evaluasi :
Jumlah jam tidur tidak terganggu, insomnia berkurang, adanya
kepuasan tidur, pasien menunjukkan kesejahteraan fisik dan psikologi
c. Intervensi dan Rasionalisasi :
No Intervensi Rasionalisasi
Mandiri :
1. Tentukan kebiasaan tidur yang 1. Mengkaji perlunya dan
No Intervensi Rasionalisasi
biasanya dan perubahan yang mengidentifikasi intervensi yang
terjadi tepat
2. Berikan tempat tidur yang 2. Meningkatkan kenyamanan tidur
nyaman dan beberapa milik serta dukungan fisiologis/ psikologis
pribadi, misalnya ; bantal dan
guling
3. Buat rutinitas tidur baru yang 3. Bila rutinitas baru mengandung
dimasukkan dalam pola lama dan aspek sebanyak kebiasaan lama, stres
lingkungan baru dan ansietas dapat berkurang
4. Cocokkan dengan teman 4. Menurunkan kemungkinan bahwa
sekamar yang mempunyai pola teman sekamar yang “burung hantu”
tidur serupa dan kebutuhan dapat menunda pasien untuk terlelap
malam hari atau menyebabkan terbangun
5. Dorong beberapa aktifitas fisik 5. Aktivitas siang hari dapat membantu
pada siang hari, jamin pasien pasien menggunakan energi dan siap
berhenti beraktifitas beberapa untuk tidur malam hari
jam sebelum tidur
6. Instruksikan tindakan relaksasi 6. Membantu menginduksi tidur
7. Kurangi kebisingan dan lampu 7. Memberikan situasi kondusif untuk
tidur
8. Gunakan pagar tempat tidur 8. Pagar tempat tidur memberikan
sesuai indikasi, rendhkan tempat keamanan dan dapat digunakan
tidur bila mungkin untuk membantu merubah posisi
Kolaborasi :
9. Berikan sedatif, hipnotik sesuai 9. Mungkin diberikan untuk membantu
indikasi pasien tidur atau istirahat selama
periode transisi dari rumah ke
lingkungan baru
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang meliputi tindakan yang direncanakan oleh
perawat, melaksanakan anjuran dokter dan menjalankan ketentuan dari
rumah sakit. Sebelum pelaksanaan, terlebih dahulu harus mengecek
kembali data yang ada, karena kemungkinan ada perubahan data dan bila
terjadi hal demikian kemungkinan rencana harus direvisi sesuai kebutuhan
pasien.
5. Evaluasi
Hasil yang diharapkan
a. Mengalami peredaan nyeri
1) Melaporkan berkurangnya nyeri
2) Tidak mengalami nyeri tekan di tempat terjadinya infeksi
3) Tidak mengalami ketidaknyamanan bila bergerak
b. Peningkatan mobilitas fisik
1) Berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri
2) Mempertahankan fungsi penuh ektremitas yang sehat
3) Memperlihatkan penggunaan alat imobilisasi dan alat bantu
dengan aman
c. Tidak adanya infeksi
1) Memakai antibiotika sesuai resep
2) Suhu badan normal
3) Tidak ada pembengkakan
4) Tidak ada pus
5) Angka leukosit dan laju endap darah kembali normal
6) Biakan darah negative
d. Mamatuhi rencana terapeutik
1) Memakai antibiotika sesuai resep
2) Melindungi tulang yang lemah
3) Memperlihatkan perawatan luka yang benar
4) Melaporkan bila ada masalah segera
5) Makan diet seimbang dengan tinggi protein, vitamin C dan D
6) Mematuhi perjanjian untuk tindak lanjut
7) Melaporkan peningkatan kekuatan
8) Tidak melaporkan penigkatan suhu badan atau kekambuhan nyeri,
pembengkakan, atau gejala lain di tempat tersebut (Smeltzer,
Suzanne C, 2002).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteomielitis merupakan infeksi tulang ataupun sum-sum tulang, biasanya
disebabkanoleh bakteri piogenik atau mikobakteri. Osteomielitis bisa mengenai semua
usia tetapi umumnyamengenai anak-anak dan orang tua. Oteomielitis umumnya
disebabkan oleh bakteri, diantaranyadari species staphylococcus dan stertococcus. Selain
bakteri, jamur dan virus juga dapatmenginfeksi langsung melalui fraktur terbuka. Tibia
bagian distal, femur bagian distal, humerus ,radius dan ulna bagian proksimal dan distal,
vertebra, maksila, dan mandibula merupakan tulangyang paling beresiko untuk terkena
osteomielitis karena merupakan tulang yang banyak vaskularisasinya.
Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu : osteomielitis
akut, subakut dan kronis. Gambaran klinis terlihat daerah diatas tulang bisa mengalami
luka danmembengkak, dan pergerakan akan menimbulkan nyeri. Osteomielitis
menahun seringmenyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan lunak diatas tulang yang
berulang dan pengeluarannanah yang menetap atau hilang timbul dari kulit. Pengeluaran
nanah terjadi jika nanah daritulang yang terinfeksi menembus permukaan kulit dan
suatu saluran (saluran sinus) terbentuk dari tulang menuju kulit.Oteomielitis didiagnosis
banding dengan osteosarkoma dan Ewing sarkoma sebabmemiliki gambaran radiologik
yang mirip.
Gambaran radiologik osteomielitis baru terlihatsetelah 10-14 hari setelah infeksi,
yang akan memperlihatkan reaksi periosteal, sklerosis,sekwestrum dan
involikrum.Osteomielitis dapat diobati dengan terapi antibiotik selama 2-4 minggu atau
dengandebridement. Prognosis osteomielitis bergantung pada lama perjalanan
penyakitnya, untuk yangakut prognosisnya umumnya baik, tetapi yang kronis umumnya
buruk.
B. Saran
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai
kelompok mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman – teman
sesama mahasiswa. Selain itu penyakit osteomilitis ini sangat berbahaya dan kita sebagai
host harus bisa menerapkan pola hidup sehat agar kesehatan kita tetap terjaga.
DAFTAR
PUSTAKA