Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR AKTIVITAS

DI PAVILIUN KEMUNING

RSU KABUPATEN TANGERANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Mata Kuliah Keperawatan Dasar

Dosen Pembimbing :Hj. Ermawati Dalami S. Kp., M. Kes.

Kepala Ruangan : Ns. Suhati S.Tr.Kep

Disusun Oleh :

Nama : Anicah Sovianti

NIM : P27901121056

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PRODI DIII KEPERAWATAN
2022
JL. Dr. Sitanala, RT. 002/RW 003, Karang Sari, Kec. Neglasari Kota Tangerang, Banten.
Telp (021) 5522250
A. KONSEP KEBUTUHAN DASAR AKTIVITAS
I. Definisi
Menurut (Heriana, 2014) Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana
manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda
kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri,
berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan
sistem persarafan dan musculoskeletal.
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. (Asmadi, 2008).
Jadi dapat diartikan bahwa gangguan aktivitas merupakan ketidakmampuan
seseorang untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas adalah kegiatan atau
keaktifan titik Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi
baik fisik maupun nonfisik merupakan suatu aktivitas. Aktivitas adalah kemampuan
untuk bergerak dengan bebas, mudah, berirama dan terarah di lingkungan adalah
bagian yang sangat penting dalam kehidupan. Individu harus beraktivitas dan
bergerak untuk melindungi diri dari trauma dan untuk memenuhi kebutuhan dasar
mereka (Kozier, 2010).
Istirahat bermakna ketenangan, relaksasi tanpa stress emosional dan bebas dari
ansietas. Oleh karena itu, istirahat tidak selalu bermakna tidak beraktivitas. Pada
kenyataannya, beberapa orang menemukan ketenangan dari beberapa aktivitas
tertentu seperti jalan jalan di udara segar. (Kozier, 2010).
II. Etiologi
Menurut (Hidayat, 2014), penyebab gangguan aktivitas adala sebagai berikut:
1. Kelainan postur
2. Gangguan perkembangan otot
3. Kerusakan system saraf pusat
4. Trauma langsung pada sistem musculoskeletal dan neuromuscular
5. Kekakuan otot
III. Manifestasi Klinik
Menurut (Potter & Perry, 2006) manifestasi klinik pada gangguan aktivitas yaitu
tidak mampu bergerak secara mandiri atau perlu bantuan alat atau orang lain,
memiliki hambatan dalam berdiri dan memiliki hambatan dalam berjalan.
IV. Patofisiologi
Menurut (Hidayat, 2014), proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari
penyebab gangguan yang terjadi. Ada tiga hal yang dapat menyebabkan gangguan
tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Kerusakan otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupu fisiologis otot. Otot
berberan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan jika terjadi
kerusakan pada otot, maka tidak akan terjadi pergerakan jika otot terganggu. Otot
dapat dirusak oleh beberapa hal seperti trauma langsung oleh benda tajam yang
merusak kontinuitas otot. Kerusakan tendon atau ligament, radang dan lainnya.
2. Gangguan pada skelet
Rangka yang terjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat terganggu pada
kondisi tertentu hingga mengganggu pergerakan atau mobilisasi. Beberapa
penyakit dapat mengganggu bentuk, ukuuan maupun fungsi dari system rangka
diantaranya adalah fraktur, radang sendi, kekakuan sendi dan lain sebagainya.
3. Gangguan pada sistem persyarafan
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dan ke otak. Impuls
tersebut merupakan perintah daan koordinsai antara otak dan anggota gerak. Jadi,
jika syaraf terganggu maka akan terjadi gangguan penyampaian impuls dari dan
ke organ target. Dengan tidak sampainya impuls maka akan mengakibatkan
gangguan mobilisasi.
V. Pathway

VI. Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan diagnostic
a) Foto rontgen (untuk menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi,
dan perubahan hubungan tulang).
b) CT scan tulang (mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang
didaerah yang sulit untuk dievaluasi).
c) MRI (untuk melihat abnormalitas: tumor, penyempitan jalur jaringan
lunak melalui tulang).
2. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah dan urine
b) Pemeriksaan Hb
VII. Komplikasi
1. Denyut nadi frekuensinya mengaalami peningkatan, irama tidak teratur
2. Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi orthostatic
3. Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dan dangkal
4. Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan
5. Status emosi stabil
VIII. Penatalaksanaan
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan proses yang berlangsung sepanjang kehidupan
dan episodic. Sebagai suatu proses yang berlangsung sepanjang khidupan,
mobilitas dan aktivitas tergantung pada system musculoskeletal, kardiovaskuler,
pulmonal. Sebagai suatu proses episodic pencegahan primer diarahkan pada
pencegahan masalah-masalah yang dapat timbul akibat imobilitas atau
ketidakaktifan (Tarwoto & Wartonah, 2006).
a) Hambatan terhadap latihan
b) Pengembangan program latihan
c) Keamanan
2. Pencegahan sekunder
Spiral menurun yang terjadi akibat eksaserbasi akut dari imobilitas dapat
dikurangi atau dicegah dengan intervensi keperawatan. Keberhasian intervensi
berasal dari suatu pengertian tentang berbagai factor yang. menyebabkan atau
turut berperan terhadap imobilitas dan penuaan. Pencegahan sekunder
memfokuskan pada pemliharaan fungsi dan. pencegahan komplikasi (Tarwoto &
Wartonah, 2006).
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah pengumpulan, pengaturan, validasi dan dokumentasi data
(informasi) yang sistematis dan berkesinambungan. (Kozier, 2011).
a) Anamnesa
1) Identitas klien
Pengkajian identitas klien meliputi nama, alamat, usia, jenis kelamin,
status perkawinan, pekerjaan, agama, pembiayaan layanan kesehatan
dan sumber perawatan medis yang biasa. (Kozier, 2011).
2) Keluhan utama
Keluhan utama merupakan gejala penyakit yang dirasakan pada saat
masuk rumah sakit atau saat dilakukan pengkajian. (Kozier, 2011).
3) Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian riwayat penyakit sekarang yang mendukung keluhan
utama dengan melakukan serangkaian pertanyaan tentang kronologis
keluhan utama meliputi kapan gejala muncul, apakah awitan gejala
mendadak atau bertahap, berapakali masalah terjadi, lokasi gangguan
yang pasti, karakteristik keluhan, aktivitas yang klien lakukan ketika
masalah terjadi, fenomena atau gejala yang berhubungan dengan
keluhan utama, faktor yang meningkatkan atau mengurangi masalah.
(Kozier, 2011).
4) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dahulu yang mendukung dengan mengkaji apakah
pernah menderita gangguan kebutuhan aktivitas istirahat sebelumnya.
(Kozier, 2011).
5) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang perlu dikaji adalah memastikan
faktor resiko penyakit tertentu, usia saudara kandung, orang tua dan
kakek-nenek serta status kesehatan mereka saat ini atau jika mereka
telah meninggal, penyebab kematian mereka jika perlu dikaji.
(Kozier, 2011).
6) Data psikososial
Aspek psikologis yang perlu dikaji diantaranya adalah bagaimana
respons psikologis klien terhadap masalah gangguan aktivitas yang
dialaminya, mekanisme koping yang digunakan klien dalam
menghadapi gangguan aktivitas. (Kozier, 2011).
7) Gaya hidup
Pengkajian pada aspek gaya hidup ini meliputi kebiasaan personal,
diet, pola tidur/istirahat, aktivitas kehidupan sehari-hari,
rekreasi/hobi. (Kozier, 2011).
8) Data sosial
Pengkajian pada data sosial ini meliputi hubungan
keluarga/persahabatan, persatuan etnik, riwayat pendidikan, riwayat
pekerjaan, satus ekonomi, kondisi rumah dan lingkungan. (Kozier.
2011).
9) Data psikologik
Pengkajian pada data psikologik ini meliputi stressor utama, pola
koping yang biasa terhadap masalah serius atau stress tingkat tinggi.
gaya komunikasi. (Kozier, 2011).
10) Pola perawatan kesehatan
Hal yang perlu dikaji pada aspek ini adalah semua sumber perawatan
kesehatan yang digunakan saat ini dan dimasa lalu. (Kozier, 2011).
Menurut Kozier (2010). pengkajian mengenai aktivitas dan latihan
kli 4/12 terdiri atas riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik pada
kesejajarai. tubuh, gaya berjalan, penampakan dan pergerakan sendi,
kemampuan dan keterbatasan pergerakan, massa dan kekuatan otot,
toleransi aktivitas, dan masalah yang terkait dengan imobilitas.
Riwayat aktivitas dan latihan terdiri atas tingkat aktivitas sehari-hari,
toleransi aktivitas, tipe dan frekuensi latihan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi mobilisasi.
b) Riwayat keperawatan
Riwayat aktivitas dan latihan biasarnya adalah bagian dari format riwayat
keperawatan yang komprehensif dan meliputi tingkat aktivitas sehari-hari,
toleransi aktivitas, tipe dan frekuensi latihan, faktor-faktor yang
memengaruhi mobilitas, dan efek imobilitas. Apabila klien baru baru ini
menunjukkan perubalhan pola atau kesulitan mobilitas, dibutuhkan riwayat
yang lebih terinci. Riwayat yang terinci ini harus mencakup sifat khusus
masalah, kapan pertama kali terjadi dan berapa kali frekuensinya, apa
penyebabnya jika diketahui, bagaimana masalah memengaruhi kehidupan
sehari-hari, apa yang dilakukan klien untuk mengatasi masalah, dan apakah
metode ini efektif. Contoh pertanyaan wawancara untuk mendapatkan data
ini ditunjukkan dalam Wawancara. Pengkajian penyerta. (Kozier, 2010).
c) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara head to toe. Pemeriksaan dapat
dilakukan melalui empat teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi. dan
auskultasi (IPPA). (Kozier, 2010).
1. Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan,
pendengaran dan penciuman sebagai alat untuk mengumpulkan data.
Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi ukuran tubuh, warna
kulit, bentuk tubuh, serta posisi dan kesimestrisan tubuh. Pada proses
inspeksi perawat harus mampu membandingkan bagian tubuh normal dan
tubuh abnormal. Pada pemeriksaan fisik aktivitas:
 Kaji kesejajaran tubuh apakah bahu dan panggul sejajar. tulang
belakang lurus, tidak melengkung ke sisi lain.
 Kaji gaya berjalan apakah kepala tegak, pandangan lurus ke
depan. Tumit memijak tanah sebelum jari kaki. Kaki dalam
posisi dorsifleksi dalam fase mengayun.
 Penampakan dan bergerakan sendi apakah ada pembengkakan
atau kemerahan sendi, yang dapat menunjukkan keberadaan
cedera atau inflamasi.
 Apakah ada deformitas, seperti pembesaran atau kontraktur
tulang, dan simetrisitas tulang yang terkena Pada pemeriksaan
istirahat: Pemeriksaan klien mencakup pemantauan penampakan
wajah, perilaku, dan tingkat energi klien. Area kehitaman di
sekitar mata, kelopak mata yang membengkak, konjungtiva yang
memerah, mata berkaca-kaca atau tampak mengilap, dan ekspresi
wajah datar adalah tunda tanda kurang tidur. Perilaku seperti
mudah marah, gelisah, tidak perhatian, berbicara lambat, postur
tubuh tidak tegap, tremor tangan, menguap, menggosok nata,
menarik diri, kebingungan, dan tidak terkoordinasi juga
merupakan petunjuk adanya masalah tidur. (Kozier, 2010).
2. Palpasi merupakan teknik pemeriksaan indera peraba. Tangan dan jari-
jari adalah instrument yang sensitive dan dapat digunakan untuk
mengumpulkan data tentang suhu, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi
dan ukuran.
 Pada pemeriksaan aktivitas kaji apakah ada nyeri tekan yang
dilaporkan atau yang dipalpasi. Krepitasi (teraba atau terdengar
sensasi krek atau gesekan yang dihasilkan oleh pergerakan
sendi).
 Peningkatan suhu pada sendi. (Kozier, 2010) .
3. Perkusi merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk-ngetuk jari
perawat (sebagai alat untuk menghasilkan suara) kebagian tubuh klien
yang akan dikaji untuk membandingkan bagian yang kiri dengan yang
kanan. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasikan lokasi, ukuran,
bentuk, dan konsistensi jaringan.
4. Auskultasi merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan
stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh.
II. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap suatu masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial (SDKI, 2016). Diagnosis keperawatan
bertujuan untuk megidentifikasi respon klien individu, keluarga atau komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (SDKI, 2016).
Diagnosa keperawatan yang penulis ambil yaitu klien dengan gangguan kebutuhan
Aktivitas dan istirahat. Dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia gangguan
kebutuhan Aktivitas dan istirahat termasuk kedalam kategori fisiologis. Adapun
masalah keperawatan yang muncul pada subkategori Aktivitas dan Istirahat dalam
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, yaitu:
1. Gangguan mobilitas fisik
Yaitu keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara
mandiri.
2. Gangguan pola tidur
Yaitu gangguan kulaitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
3. Intoleransi aktivitas
Yaitu ketidak cukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Keletihan
Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan istirahat.
5. Kesiapan peningkatan tidur
Yaitu penurunan kesadaran alamiah dan periodik yang memungkinkan istirahat
adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat ditingkatkan.
6. Risiko intoleransi aktivitas
Yaitu beresiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.
III. Intervensi Keperawatan
Menurut SIKI (2018) Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
luaran (outcome) yang diharapkan. Intervensi keperawatan aktivitas menggunakan
pendekatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia). Sedangkan buku SLKI
(Standar Luaran Keperawatan Indonesia) diguanakan penulis untuk merumuskan
tujuan dan kriteria hasil asuhan keperawatan.
Adapun Tujuan dan Kriteria hasil serta intervensi dari gangguan kebutuhan aktivitas
menurut SLKI, (2018) dan SIKI, (2018) adalah:
Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawaan
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama … Intervensu utama:
x… jam diharapkan gangguan mobilitas fisik menurun. 1. Dukungan ambulasi
Dengan kriteria hasil: 2. Dukungan mobilisasi
1. Pergerakan ekstremitas meningkat
2. Kekuatan otot meningkat
3. Rentang gerak (ROM) meningkat
4. Nyeri menurun
5. Kecemasan menurun
6. Kaku sendi menurun
7. Gerakan tidak terkoordinasi menurun
8. Gerakan terbatas menurun
9. Kelemahan fisik menurun
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama … Intervensi utama:
Penyebab: x… jam diharapkan gangguan pola tidur menurun. 1. Dukungan tidur
1. Hambatan lingkungan (mis. Dengan kriteria hasil: 2. Edukasi aktivitas? Istirahat
Kelembaban lingkungan 1. Keluhan sulit tidur menurun
sekitar, suhu lingkungan, 2. Keluhan sering terjaga menurun
pencahayaan kebisisnga, bau 3. Keluhan tidak puas tidur menurun
tidak sedap, jadwal 4. Keluhan pola tidur berubah menurun
pemantauan/ pemeriksaaan / 5. Keluhan istirahat tidak cukup menurun
tindakan.
2. Kurang kontrol tidur
3. Kurang privasi
4. Restraint fisik
5. Ketiadaan teman tidur
6. Tidak familiar dengan tempat
tidur
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama … Intervensi utama:
Penyebab: x… jam diharapkan gangguan intoleransi menurun. 1. Manajemen energi
1. Ketidakseimbangan antara Dengan kriteria hasil: 2. Terapi aktivitas
suplai dan kebutuhan oksigen. 1. Frekuensi nadi meningkat
2. Tirah baring 2. Keluhan lelah menurun
3. Kelemahan 3. Dyspnea saat aktivitas menurun
4. Imobilitas
5. Gaya hidup monoton
Keletihan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama … Intervensi utama:
Penyebab: x… jam diharapkan keletihan menurun. Dengan 1. Dukungan tudur
1. Gangguan tidur kriteria hasil 2. Edukasi aktivitas
2. Gaya hidup monoton 1. Verbalisasi pemulihan energi meningkaat
3. Kondisi fisiologis (mis. 2. Tenaga meningkat
Penyakit kronis, penyakit 3. Kemampuan melakukan aktivitas meningkat
terminal, anemia, malnutrisi, 4. Verbalisasi lelah menurun
kehamilan) 5. Lesu menurun
4. Program perawatan/
pengobatan, jangka panjang.
5. Peristiwa hidup negative
6. Stress berlebihan
7. Depresi
Kesiapan peningkatan tidur Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama … Intervensi utama:
x… jam diharapkan kesiapan peningkatan tidur 1. Dukunga tidur
membaik. Dengan kriteria hasil: 2. Edukasi aktivitas/ istirahat
1. Keluhan sulit tidur menurun
2. Keluhan sering terjaga menurun
3. Keluhan tidak puas tidur menurun
4. Keluhan pola tidur berubah menurun
5. Keluhan istirahat tidak cukup menurun
Risiko intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama … Intervensi utama:
Faktor risisko: x… jam diharapkan risiko intoleransi aktivitas 1. Manajemen energy
1. Gangguan sirkulasi menurun. Dengan kriteria hasil: 2. Promosi latihan fisik
2. Ketidakbugaran status fisik 1. Frekuensi nadi mningkat
3. Riwayat intoleransi aktivitas 2. Keluhan lelah menurun
sebelumnya 3. Dyspnea saat aktivitas menurun
4. Tidak berpengalaman dengan 4. Dyspnea setelah aktivitas menurun
suatu aktivitas
5. Gangguan pernapasan
IV. Implementasi Keperawatan
Menurut Kozier, (2011) Implementasi adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Berdasarkan terminologi NIC,
implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan tindakan yang
merupakan tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk melaksanakan
intervensi (atau program keperawatan). Implementasi keperawatan dilakukan sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur, Standar Operasional Prosedur Terlampir.
V. Evaluasi Keperawatan
Menurut Kozier, (2011) evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan,
dan terarah ketika klien dan profesional kesehatan menentukan:
1. Kemajuan klien dalam mencapai tujuan/hasil dan keefektifan rencana asuhan
keperawatan.
2. Keefektifan rencana asuhan keperawatan.
Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena kesimpulan yang ditarik
dari evaluasi menentukan apakah intevensi keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan
atau diubah.
DAFTAR PUSTAKA

Rockfaster, Yogi. 2009. LP Aktifitas Dan Latihan. Dalam https://id.scribd.com/doc/136653824/Lp-


Aktifitas-Dan-Latihan diakses pada Sabtu, 29 Oktober 2022.

Ratna, Nia. 2014. Laporan Pendahuluan Gangguan Aktivitas Dan Latihan. Dalam
https://id.scribd.com/doc/282151409/LAPORAN-PENDAHULUAN-GANGGUAN-AKTIVITAS-
DAN-LATIHAN-docx diakses pada Sabtu, 29 Oktober 2022.

Dharmawijaya, Bambang. LAPORAN PENDAHULUAN: GANGGUAN AKTIVITAS DAN


LATIHAN. AKTIVITAS. Dalam https://adoc.pub/laporan-pendahuluan-gangguan-aktivitas-dan-
latihan-aktivitas.html diakses pada Sabtu, 29 Oktober 2022.

De’pathe, Hanif Miftahul’Iza. 2017. LP-5 (Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Dan Latihan).
Dalam https://id.scribd.com/document/390833379/LP-5-Gangguan-Pemenuhan-Kebutuhan-Aktivitas-
Dan-Latihan diakses pada Sabtu, 29 Oktober 2022 .

Zhulfadli. Laporan Pendahuluan KDM Tentang Kebutuhan Aktivitas. Dalam


https://id.scribd.com/document/367616411/Laporan-Pendahuluan-Kdm-Tentang-Gangguan-Aktivitas
diakses pada Sabtu, 29 Oktober 2022.

Dededhazreka. 2019. LP Kebutuhan Aktivitas. Dalam https://id.scribd.com/document/430835906/Lp-


Kebutuhan-Aktivitas diakses pada Sabtu, 29 Oktober 2022.

Anda mungkin juga menyukai