KESEHATAN REPRODUKSI
Rizkia Tauhidilah, S.Tr.Keb, MKM
1. Skrining untuk keganasan dan penyakit sistemik
2. Health Promotion
3. Specific Protection
4. Early Diagnosis and Promotif Treatment
5. Disabilatation
6. Rehabilitation
HUBUNGAN SKRINING UNTUK KEGANASAN PENYAKIT
DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI
1. Memberikan motivasi pada para wanita untuk melakukan pentingnya melakukan langkah
skrining.
2. Membantu dalam mengidentifikasi orang-orang yang berisiko terkena penyakit atau
masalah kesehatan tertentu. Penegakan diagnosis pasti ditindak lanjuti di fasilitas
kesehatan
3. Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini, sehingga terapi dapat dimulai
secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki
4. Membantu melindungi kesehatan individual
5. Membantu dalam pengendalian penyakit infeksi melalui proses identifikasi carrier penyakit
di komunitas
6. Memberikan penyuluhan dalam pemilihan alat kontrasepsi dengan metode barrier
(pelindung) seperti diafragma dan kondom karena dapat memberi perlindungan terhadap
kanker serviks.
7. Memberikan fasilitas skrining kanker serviks dengan metode pap smear kemudian
membantu dalam pengiriman hasil pemeriksaan ke laboratorium
Definisi deteksi dini atau skrining
1. Stadium 0 2. Stadium I
Stadium terendah ini disebut juga dengan Pada stadium I, sel kanker hanya
nama karsinoma in situ karena sel-sel ditemukan di servix (leher rahim) itu
kanker belum menyebar pada jaringan lain. sendiri.
Sel kanker ini masih bertahan di lapisan
leher rahim atau servix. Ukurannya masih a. Stadium IA : Karsinoma invasif
sangat kecil. Kanker ini hanya dapat hanya dapat didiagnosis melalui
dktemukan pada lapisan atas dari sel-sel di pemeriksaan mikroskopis,
jaringan yang melapisi servix. kedalaman invasi ≤ 5 mm dan
ekstensi terluas ≥ 7 mm.
b. Stadium IB : Lesi yang nampak
secara klinis, terbatas pada servix
uteri atau kanker preklinis yang
lebih besar daripada stadium 1A
3. Stadium II 4. Stadium III
Pada stadium II, sel kanker telah melalui Pada stadium III, sel kanker telah menyerang bagian
servix dan menginvasi bagian atas vagina. Namun, pelciv atau 1/3 bagian bawah vagina. Bisa jadi sel kanker telah
sel kanker tidak menyebar ke dinding pelvic (1/3 menyerang dinding panggul. Jika kanker telah menyerang dinding
bagian bawah vagina) ataupun dinding panggul. panggul. Jika kanker yang ada berukuran besar, mungkin
Lokasi yang terserang kanker pada stadium ini memblok saluran urin dari ginjal sehingga menyebabkan ginjal
adalah servix dan uterus. tida berfungsi dengan baik. Selain itu, kanker juga telah meyebar
ke simpul-simpul getah bening yang berdekatan.
a. Stadium II A
a. Stadium IIIA : pada stadium ini, lesi telah menyebar ke 1/3
Lesi telah meluas ke 1/3 proksimal vaginal distal. Tetapi tanpa adanya ekstensi ke dinding
vagina. Kanker memang meluas sampai ke atas pelvis. Sel kanker juga sudah menyerang sampai dinding
vagina, tetapi belum menyebar ke dalam vagina. samping panggul.
Kanker tida menginvasi parametrium. Stadium ini
dibagi menjadi Stadium IIA1 dan IIB2. b. Stdium IIIB : pada stadium ini, sel kanker telah
menyerang dinding samping vagina. Karenanya, penderita
b. Stadium IIB akan mulai kesulitan berkemih karena ada timbunan air
Pada stadium ini, lesi telah mencapai ke sendi di ginjal. Stadium ini juga mulai merusak kerja
parametrium, akan tetapi tidak mencapai dinding ginjal.
panggul.
5. Stadium IV
Pada stadium IV, sel kanker telah
menyebar ke bagian tubuh lain. Lesi telah
keluar dari vagina. Kondisi ini tentu sangat
parah. Bisa jadi karsinoma telah menyebar
dan menyerang organ lain seperti kandung
kemih, rektim, paru-paru, tulang, bahkan
hati.
a. Stadium IVA: Pertumbuhan kanker
telah menyebar dan menyerang organ
sekitar servix
b. Stadium IVB : Pertumbuhan kanker
telah menyebar dan menyerang organ
tubuh yang lebih jauh dari servix.
Misalnya paru-paru, hati dan tulang
• Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 796 tahun 2010 tentang
Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher
Rahim menyebutkan bahwa terdapat empat komponen penting
yang menjadi pilar dalam penanganan kanker leher rahim.
Komponen penting tersebut terdiri atas: tindakan pencegahan
infeksi HPV dengan menghindari faktor risiko dan vaksinasi HPV,
deteksi dini melalui peningkatan kewaspadaan dan program
skrining yang terorganisasi, diagnosis dan tata laksana, serta
perawatan paliatif untuk kasus lanjut.
Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA
1) Stadium 0 2) Stadium I
Disebut Ductal Carsinoma In Situ Ukuran tumor diameter <2cm,
atau non invasive Cancer yaitu tidak terdapat metastasis pada
kanker tidak menyebar keluar aksila/ketiak dan tidak meluas
dari pembuluh darah/saluran pada kulit atau otot
payudara dan kelenjar-kelenjar
(lobules) susu pada payudara
3) Stadium II A 4) Stadium II B
Pada stadium ini tumor lebih kecil atau sama Benjolan pada stadium dua telah ber ukuran
dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik- kurang lebih dua namun tidak lebih dari lima
titik saluran getah bening di ketiak (axillary sentimeter dengan penyebaran sudah sampai
limph nodes). Diameter tumor lebih lebar dari ke kelenjar susu dan daerah ketiak. Pada
2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm, belum stadium ini kemungkinan sembuh adalah 30-
menyebar ke titik-titik pembuluh getah 40%. Jika sudah diketahui penderita kanker
bening pada ketiak (axillary limph nodes). pada stadium 2 maka biasanya dilakukan
Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara operasi dengan pengangkatan sel-sel kanker
tapi ditemukan pada titik-titik di pembuluh yang ada pada tubuh
getah bening ketiak
5) Stadium III A
Tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih
bebas dari jaringan sekitarnya dengan atau
tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu
sama lain, atau tumor dengan metastasis
aksila yang melekat
6) Stadium III B
Tumor telah menyebar ke kulit payudara,
dinding dada, atau nodus limfe mamae
internal, termasuk inflamasi kanker payudara
(Robson, 2011).
7) Stadium IV
Pada stadium kanker sudah begitu parah
sudah menjalar ke bagian tubuh lain. Sehingga
tidak ada jalan lain selain pengangkatan
payudara. Kanker juga telah bermetafisis
yaitu kanker telah menyebar dari payudara
dan kelenjar getah bening di sekitar ketiak ke
bagian lainnya seperti paru, tulang, hati dan
otak kanker pada payudara itu bisa
membengkak dan pecah, kalo sudah begini
bau busuk dan anyir akan keluar dari buah
dada (Suryaningsih, 2009).
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
1. Inspeksi (melihat) payudara di muka cermin 2. Palpasi (meraba) payudara sambil berbaring
Berdirilah di mukacermin, kemudian gantungkan Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan ujung 4 jari
kedua lengan secara lemas disisi tubuh.Perhatikan tangan (jari telunjuk sampai dengan kelingking)
apakah ada kelainan pada payudara, seperti : kecuali jempol. Lakukan perabaan, dengan tangan
kiri untuk payudara kanan dan dengan tangan kanan
a. ketidaktarikan kulit untuk payudara kiri. Pada saat memeriksa payudara
sebelah kanan,punggung kiri diganjal bental,
b. puting susu masuk ke dalam demikian pula sebaliknya saat memeriksa payudara
kiri. Lakukan palpasi dengan sirkuler (melingkar),
c. benjolan mengitari putting susu kemudian pindah ke daerah di
atasnya, lakukan itu secara melingkar juga. demikian
d. borok pada payudara seterusnya sampai ke tepi. Perhatikan, apakah ada
e. perubahan warna kulit perbedaan kepadatan antara payudara kanan dengan
payudara kiri, atau teraba benjolan, dan terasa nyeri
f. pori-pori yang melebar seperti kulit jeruk, atau pada bagian yang anda raba, kalau iya pastikan di
ketidaksamaan bentuk/besar payudara kanan mana letaknya.
dan kiri.
g. Kemudian angkat kedua lengan di samping
kepala. Perhatikan apakah ada kelainan atau
ketidaksamaan gerakan payudara kanan-kiri
pada saat lengan diangkat.
• Memijat puting susu dengan jari
Perhatikan apakah ada cairan abnormal yang keluar dari puting
susu, seperti cairan jernih, nanah, darah atau yang lainnya.
Pemeriksaan Payudara dengan Mammografi