Anda di halaman 1dari 65

DETEKSI DINI GANGGUAN

KESEHATAN REPRODUKSI
Rizkia Tauhidilah, S.Tr.Keb, MKM
1. Skrining untuk keganasan dan penyakit sistemik
2. Health Promotion
3. Specific Protection
4. Early Diagnosis and Promotif Treatment
5. Disabilatation
6. Rehabilitation
HUBUNGAN SKRINING UNTUK KEGANASAN PENYAKIT
DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI

• Menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit dalam masyarakat


melalui deteksi dini dan pengobatan pada keadaan belum terdapat
symptom/gejala. Skrining merupakan upaya untuk meningkatkan
kesehatan reproduksi wanita sepanjang daur kehidupannya
meliputi sejarah, perkembangan wanita dalam aspek biologis,
psikososial dan sosial spiritual, kesehatan reproduksi dalam
perspektif gender, permasalahannya serta indikator status
kesehatan wanita.
PERAN BIDAN SKRINING UNTUK KEGANASAN DAN
PENYAKIT SISTEMIK

1. Memberikan motivasi pada para wanita untuk melakukan pentingnya melakukan langkah
skrining.
2. Membantu dalam mengidentifikasi orang-orang yang berisiko terkena penyakit atau
masalah kesehatan tertentu. Penegakan diagnosis pasti ditindak lanjuti di fasilitas
kesehatan
3. Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini, sehingga terapi dapat dimulai
secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki
4. Membantu melindungi kesehatan individual
5. Membantu dalam pengendalian penyakit infeksi melalui proses identifikasi carrier penyakit
di komunitas
6. Memberikan penyuluhan dalam pemilihan alat kontrasepsi dengan metode barrier
(pelindung) seperti diafragma dan kondom karena dapat memberi perlindungan terhadap
kanker serviks.
7. Memberikan fasilitas skrining kanker serviks dengan metode pap smear kemudian
membantu dalam pengiriman hasil pemeriksaan ke laboratorium
Definisi deteksi dini atau skrining

• merupakan penapisan dengan menggunaan tes atau metode


diagnosis lain untuk mengetahui apakah seseorang memiliki
penyakit atau kondisitertentu sebelum menyebabkan gejala
apapun. Untuk banyak penyakit(misalnya, kanker) pengobatan dini
mengarahkan hasil yang lebih baik.Tujuan skrining adalah
menemukan penyakit ini sehingga pengobatandapat dimulai sedini
mungkin.
KANKER SERVIKS
• Menurut WHO, Kanker serviks adalah kanker tersering kedua pada
wanita berusia 15-45 tahun setelah kanker payudara. Tidak kurang
dari 500.000 kasus baru dengan kematian 280.000 penderita
terjadi tiap tahun di seluruh dunia.
• Dari data Kementrian Kesehatan, insiden kanker serviks adalah 100
per 100.000 penduduk per tahun. Sedangkan Laboratorium
Patologi Anatomi menemukan bahwa di seluruh Indonesia,
frekuensi kanker serviks paling tinggi di antara kanker yang ada di
Indonesia, penyebarannya terlihat bahwa 92,4% terakumulasi di
Jawa dan Bali.
Deteksi dini kanker serviks

Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada


serviks/mulut rahim, di mana pada keadaan ini terdapat
sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus-menerus dan tidak
terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga
jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik.
• Human papillomavirus (HPV) • Kurang lebih 23 tipe HPV dapat
merupakan virus yang menyebabkan menimbulkan infeksi pada alat
keganasanan kanker serviks. Virus ini kelamin wanita atau laki-laki. Virus
bersifat onkogenik yang berpotensi itu meliputi tipe HPV 6, 11, 16, 18,
menyebabkan kanker. HPV 30, 31, 33, 34, 35, 39, 40, 42, 45,
merupakan sebab mutlak terjadinya 51-58. Tipe HPV 16 dan 18
kanker serviks HPV ini menyerang diketahui sebagai penyebab 70%
mulai adanya kematangan seksual, dari keganasan diserviks/leher
mulai anak umur 9 tahun hingga rahim wanita. Selain itu, tipe 45
lansia umur 70 tahun. Virus papiloma dan 31 menduduki urutan ketiga
manusia ini merupakan virus yang dan keempat tipe HPV penyebab
menyerang kulit dan membran kanker serviks,sedangkan tipe 16,
mukosa manusia dan hewan. Saat ini 18, 45 dan 31 secara bersaman
telah diidentifikasi sekitar 100 tipe bertanggung jawab atas 80% kejadian
HPV. kanker serviks diseluruh dunia
Cara Penularan Virus HPV ( Human Papilloma
Virus )

• Melalui seksual • Melalui jalur non seksual


Virus HPV menular dari seseorang Penularan jalur non seksual adalah
kepada orang lain melalui kontak dengan cara penularan langsung.
kulit saat berhubungan seksual Misalnya yaitu dari ibu
dengan penderita. Kontak kulit di kebayinya pada saat persalinan.
sini tidak melulu berarti saat Tentu saja ini pada ibu yang telah
terjadi penetrasi. Kontak kulit bisa tertular virus HPV.
saja melalui seks anal atau bahkan • Tidak melalui kelamin
seks oral. Secara umum, infeksi
HPV dianggap hanya dapat Penularan tidak melalui kelamin
ditularkan melalui hubungan misalnya pakaian dalam, alat- alat
seksual. Perlu diingat bahwa HPV kedokteran yang tidak steril.
dapat ditularkan melalui kontak
kulit (skin to skin contact)
Faktor yang mempengaruhi kanker serviks

• Faktor Risiko b) Gangguan Sistem Kekebalan


a) Makanan Wanita yang terkena gangguan
Makanan yang mungkin juga kekebalan atau kondisi
meningkatkan risiko terjadi kanker imunosupres (penurunan kekebalan
serviks pada wanita adalah tubuh) dapat terjadi peningkatan
makanan yang rendah : Beta terjadi kanker serviks. Pada wanita
karoten, retinol (vitamin A), imunokompromise (penurunan
vitamin C, vitamin E, sedangkan kekebalan tubuh) seperti transplasi
makanan yang dapat berkhasiat ginjal, dan HIV, dapat
dalam pencegahan kanker adalah mengakselerasi (mempercepat)
bahan-bahan antioksidan. pertumbuhan sel kanker dari
nonivasif menjadi invasive (tidak
ganas menjadi ganas).
c) Polusi Udara f) Terlalu sering membersihkan vagina
Polusi udara ternyata dapat juga Terlalu sering membersihkan vagina
memicu penyakit kanker serviks. dengan menggunakan antiseptik dapat
Sumber dari polusi udara ini disebut menyebabkan iritasi di serviks. Iritasi
oleh dioksin. Zat dioksin ini tentu ini akan merangsang terjadinya
merugikan tubuh. Adapun sumber perubahan sel yang akhirnya berubah
dioksin berasal dari beberapa faktor menjadi kanker
antara lain:
• Pembakaran limbah padat dan cair
• Pembakaran sampah, asap,
kendaraan bermotor
• Asap hasil industri
• Kebakaran hutan dan asap rokok
Faktor Individu

e) Perubahan Neoplastik Epitel


a) HPV Proses terjadi kanker serviks begitu erat dengan proses
metaplasia. Akibat pH rendah maka bahan-bahan pemicu
b) Faktor Etologik kanker dapat bermutasi dan dapat mengubah sel aktif
metaplasia. Ini menimbulkan sel-sel berpotensi ganas.
Penelitian saat ini menfokuskan virus sebagai
penyebab penting kanker serviks. Sebab infeksi f) Merokok
protozoa, jamur, dan bakteri tidak potensial Tembakau adalah bahan pemicu kaeriogenik yang paling
onkogenik. baik. Asap rokok menghasilkan polycyclic aromatic
c) Herpes Simpleks Virus (HSV) Tipe 2 hydrocarbon heteroyclic nitrosamines. Wanita perokok
memilih risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks
Virus ini hanya diduga sebagai faktor pemicu dibanding dengan wanita yang tidak merokok. Efek
terjadinya kanker langsung bahan-bahan tersebut pada serviks adalah
menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi
d) Perubahan Fisiologik Epitel Serviks kokarsinogen infeksi virus
Jaringan epitel pada serviks ada dua jenis yaitu
epitel skumosa dan epitel kolumnar. Kedua
epitel tersebut dibatasi oleh Sambungan Skuamosa
Kolumnar (SSK). Namun letaknya menyesuaikan
umur, aktivitas, seksual dan paritas.
Faktor Individu

g) Penggunaan celana ketat i) Paritas


Bahan celana yang dapat menghambat j) Usia wanita saat menikah
pernafasan daerah vulva dan vagina
misalnya nilon. Penggunaan celana yang Dalam kenyataan menikah dini mempunyai
ketat dengan waktu yang lama akan beberapa risiko. Selain perubahan sel-sel
mengakibatkan kanker serviks karena didalam serviks. Hal ini karena pada saat usia muda,
vagina banyak mikroorganisme yang sebagian sel-sel rahim masih belum matang. Sel-sel
besar tidak membahayakan tubuh. Hanya tersebut tidak rentan terhadap zat-zat yang
sekitar 5% saja pathogen yang berkeliaran dibawa oleh sperma
dalam vagina. Namun jika ada bakteri dari
luar yang menyerang maka bakteri tersebut
dapat berkembang.
h) Umur
Pada usia 35-55 tahun memiliki risiko 2-3 kali
lipat untuk menderita kanker serviks. Semakin
tua umur seseorang akan mengalami proses
kemunduran.
Gejala kanker serviks

1. Perdarahan pada vagina dan 4. Jika kanker berkembang


tidak normal makin lanjut maka dapat timbul
Hal ini dapat ditandai dengan gejala- gejala seperti kurang nafsu
perdarahan diantara periode makan, penurunan BB, kelelahan,
menstruasi yang regular, periode nyeri panggul, punggung, dan
menstruasi yang lama dan lebih tungkai, keluar air kemih, dan
banyak dari biasanya. Perdarahan tinja dari vagina, patah tulang.
setealah berhubungan seksual atau
pemeriksaan panggul.
2. Keputihan Tidak Normal
3. Rasa sakit saat berhubungan
seksual
Stadium pada kanker serviks

• Stadium adalah cara menggambarkan di mana kanker itu berada, di


mana telah menyebar dan apakah itu mmepengaruhi bagian tubuh yang
lain. Salah satu cara yang dapat digunakan dokter untuk menggambarkan
stadium adalah sistem TNM. TNM merupakan singkatan untuk tumor (T),
node (N), dan metastasis (M).
• Penentuan stadium kanker rahim ada lima tahap yaitu tahap 0 (nol) dan
tahap 1 hingga IV (satu sampai empat). Penggunaan angka Romawi
merupakan jenis sistem lain yang digunakan untuk menentukan stadium
ini. Sistem tersebut menggunakan standar dari Federation Internationale
de Gynecologie et d’Obstetrique (FIGO), dimana sistem ini merupakan
sistem internasional yang digunakan oleh dokter-dokter di dunia untuk
menentukan tahap kanker
Rincian lebih lanjut sistem FIGO

1. Stadium 0 2. Stadium I
Stadium terendah ini disebut juga dengan Pada stadium I, sel kanker hanya
nama karsinoma in situ karena sel-sel ditemukan di servix (leher rahim) itu
kanker belum menyebar pada jaringan lain. sendiri.
Sel kanker ini masih bertahan di lapisan
leher rahim atau servix. Ukurannya masih a. Stadium IA : Karsinoma invasif
sangat kecil. Kanker ini hanya dapat hanya dapat didiagnosis melalui
dktemukan pada lapisan atas dari sel-sel di pemeriksaan mikroskopis,
jaringan yang melapisi servix. kedalaman invasi ≤ 5 mm dan
ekstensi terluas ≥ 7 mm.
b. Stadium IB : Lesi yang nampak
secara klinis, terbatas pada servix
uteri atau kanker preklinis yang
lebih besar daripada stadium 1A
3. Stadium II 4. Stadium III
Pada stadium II, sel kanker telah melalui Pada stadium III, sel kanker telah menyerang bagian
servix dan menginvasi bagian atas vagina. Namun, pelciv atau 1/3 bagian bawah vagina. Bisa jadi sel kanker telah
sel kanker tidak menyebar ke dinding pelvic (1/3 menyerang dinding panggul. Jika kanker telah menyerang dinding
bagian bawah vagina) ataupun dinding panggul. panggul. Jika kanker yang ada berukuran besar, mungkin
Lokasi yang terserang kanker pada stadium ini memblok saluran urin dari ginjal sehingga menyebabkan ginjal
adalah servix dan uterus. tida berfungsi dengan baik. Selain itu, kanker juga telah meyebar
ke simpul-simpul getah bening yang berdekatan.
a. Stadium II A
a. Stadium IIIA : pada stadium ini, lesi telah menyebar ke 1/3
Lesi telah meluas ke 1/3 proksimal vaginal distal. Tetapi tanpa adanya ekstensi ke dinding
vagina. Kanker memang meluas sampai ke atas pelvis. Sel kanker juga sudah menyerang sampai dinding
vagina, tetapi belum menyebar ke dalam vagina. samping panggul.
Kanker tida menginvasi parametrium. Stadium ini
dibagi menjadi Stadium IIA1 dan IIB2. b. Stdium IIIB : pada stadium ini, sel kanker telah
menyerang dinding samping vagina. Karenanya, penderita
b. Stadium IIB akan mulai kesulitan berkemih karena ada timbunan air
Pada stadium ini, lesi telah mencapai ke sendi di ginjal. Stadium ini juga mulai merusak kerja
parametrium, akan tetapi tidak mencapai dinding ginjal.
panggul.
5. Stadium IV
Pada stadium IV, sel kanker telah
menyebar ke bagian tubuh lain. Lesi telah
keluar dari vagina. Kondisi ini tentu sangat
parah. Bisa jadi karsinoma telah menyebar
dan menyerang organ lain seperti kandung
kemih, rektim, paru-paru, tulang, bahkan
hati.
a. Stadium IVA: Pertumbuhan kanker
telah menyebar dan menyerang organ
sekitar servix
b. Stadium IVB : Pertumbuhan kanker
telah menyebar dan menyerang organ
tubuh yang lebih jauh dari servix.
Misalnya paru-paru, hati dan tulang
• Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 796 tahun 2010 tentang
Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher
Rahim menyebutkan bahwa terdapat empat komponen penting
yang menjadi pilar dalam penanganan kanker leher rahim.
Komponen penting tersebut terdiri atas: tindakan pencegahan
infeksi HPV dengan menghindari faktor risiko dan vaksinasi HPV,
deteksi dini melalui peningkatan kewaspadaan dan program
skrining yang terorganisasi, diagnosis dan tata laksana, serta
perawatan paliatif untuk kasus lanjut.
Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA

• IVA adalah pemeriksaan


skrining kanker serviks dengan
cara inspeksi visual pada
serviks dengan aplikasi asam
asetat (IVA). Dengan metode
inspeksi visual
Metode deteksi dini kanker serviks

Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA)


Metode skrining IVA mempunyai kelebihan,
diantaranya: Syarat ikut IVA TEST
1) Mudah, praktis dan sangat mampu laksana. 1. Sudah pernah melakukan
2) Butuh bahan dan alat yang sederhana dan
murah hubungan seksual
3) Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi 2. Tidak sedang datang bulan/haid
4) Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan
oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan
3. Tidak sedang hamil
kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua
tenaga medis terlatih 4. 24 jam sebelumnya tidak
5) Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik melakukan hubungan seksual
pemeriksaan sederhana
6) Metode skrining IVA sesuai untuk pusat
pelayanan sederhana
• Tujuan Pemeriksaan • Kapan pemeriksaan dilakukan
1. Deteksi dini dan diagnosis 1. Saat wanita berusia diatas 20
kanker serviks tahun yang telah menikah atau
2. Mengetahui perubahan sudah melakukan senggama,
perkembangan sel leher dianjurkan sekali setahun
rahim, sampai mengarah secarateratur seumur hidup.
pada pertumbuhan sel 2. Bila pemeriksaan tahunan 3x
kanker sejak dini berturut– turut hasilnya
normal, pemeriksaan
selanjutnya dapat dilakukan
setiap 3 tahun
Pelaksanaan skrining IVA

• Teknik IVA Dengan spekulum melihat serviks yang


• Untuk melaksanakan skrining dengan dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada lesi
metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat prakanker akan menampilkan warna bercak putih
sebagai berikut: yang disebut aceto white epithelum. Dengan
1. Ruangan tertutup, karena pasien tampilnya porsio dan bercak putih dapat
diperiksa dengan posisi litotomi. disimpulkan bahwa tes IVA positif, sebagai tindak
lanjut dapat dilakukan biopsi.Andai kata penemuan
2. Meja/tempat tidur periksa yang tes IVA positif oleh bidan, maka dibeberapa negara
memungkinkan pasien beradapada posisi bidan tersebut dapat langsung melakukan terapi
litotomi. dengan cryosergury. Hal ini tentu mengandung
kelemahan-kelemahan dalam menyingkirkan lesi
3. Terdapat sumber cahaya untuk melihat invasif.
serviks
4. Spekulum vagina
5. Asam asetat (3-5%)
6. Swab-lidi berkapas
7. Sarung tangan
Kategori pemeriksaan IVA

1. IVA negative = Serviks normal.


2. IVA radang = Serviks dengan radang
(servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip
serviks).
3. IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto
white epithelium). Kelompok ini yang menjadi
sasaran temuanskrining kanker serviks dengan
metode IVA karena temuanini mengarah pada
diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsiaringan-
sedang-berat atau kanker serviks in situ).
4. IVA-Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk
upaya penurunan temuan sta-dium kanker
serviks, masih akan bermanfaat bagi
penurunan kematian akibat kanker serviksbila
ditemukan masih pada stadium invasif dini.
Pap smear

• Pap smear merupakan metode skrining ginekologi yang dilakukan


untuk menemukan proses premalignant (prakeganasan) dan
malignancy (keganasan) di ektoservix (leher rahim bagian luar),
infeksi dalam endoservix (leher rahim bagian dalam) dan
endometrium. Pemeriksaaan akan dilakukan dengan menggunakan
mikroskop. Tujuan pap smear adalah menemukan sel abnormal
atau sel yang dapat berkembang menjadi kanker termasuk virus
HPV.
• Tanpa melihat usia anda, jika anda memiliki faktor resiko anda perlu melakukan
tes setiap tahun. Faktor resikonya yaitu:
1. Riwayat aktivitas seksual saat remaja, khususnya jika memiliki lebih dari 1
pasangan seks
2. Saat ini memiliki pasangan seks yang banyak (multiple)
3. Pasangan yang memulai aktivitasseksual sejak dini dan yang memiliki banyak
pasangan seksual sebelumnya
4. Riwayat penyakit menular seksual
5. Riwayat keluarga dengan kanker serviks
6. Diagnosis kanker serviks atau Pap smear memperlihatkan sel prakanker
7. Infeksi human papilloma virus (HPV)
8. Perokok
9. Terpapar dietilstilbestrol (DES) sebelum lahir
10. Infeksi HIV
11. Sistem imun yang lemah karena beberapa faktor seperti transplantasi organ,
kemoterapi atau penggunaan kortikosteroid kronis.
Persiapan Pasien Sebelum Tes Pap Smear

1. Berikan informasi paling jujur kepada petugas kesehatan tentang


riwayat kesehatan, penyakit, dan kegiatan sexual yang dialami
2. Waktu pengambilan sediaan minimal dua minggu setelah menstruasi
dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya
3. Tidak melakukan hubungan sexual minimal 24 jam sebelum proses
pemeriksaan
4. Tidak boleh menggunakan bahan-bahan kimia pembersih vagina
(termasuk antiseptik) minimal 24 jam sebelum pemeriksaan
5. Tidak boleh menggunakan obat-obatan yang dimasukan kedalam
vagina minimal 48 jam sebelum pemeriksaan
6. Penderita pasca melahirkan, pasca operasi rahim, pasca radiasi
sebaiknya datang 6-8 minggu kemudian
Cara Pelaksanaan Pap Smear

• Teknisnya, pap smear merupakan pengambilan


1. alat-alat yang digunakan untuk sampel (sediaan) dengan cara
pengambilan tes pap smear : menyapukan/mengusap vagina untuk mengambil
lendir leher rahim. Pengambilan ini
a. Formulir konsultasi sitologi menggunakan spatula atau sejenis sikat halus.
Selanjutnya, sediaan akan dioleskan dan
b. Meja ginekologi dilekatkan pada kaca preparat dan diinterpretasi
c. Spatula ayre yang dimodifikasi hasilnya.
d. Cytobrush
e. Preparat yang pada satu siisnya telah
diberikan label
f. Spekulum cocor bebek (graves) kering
g. Tabung berisi larutan fiksasi (alkohol
96%)
h. Sarung tangan steril
i. Plester (untuk identifikasi preparat)
Cara Pelaksanaan Pap Smear

1. Sebelum pengambilan sediaan, pastikan 6. Cytobrush diusapkan pada kaca preparat


bahwa label spesimen contoh telah diisi. berlawanan dengan arah jarum jam dan spatula
Pastikan pula bahwa kaca preparat telah ayre juga digeserkan pada kaca preparat yang telah
diberi label berisikan tanggal pengambilan diberi label pada sisi kirinya. Pergeseran meliputi
sediaan, nama, serta nomor identitas secara setengah panjang gelas sediaan dan hendaknya
lenngkap. digeserkan sekali saja, hal yang sama dilakukan
pada spatula
2. Pastikan tenaga kesehatan menggunakan
sarung tangan 7. Segera semprotkan dengan bahan fiksasi atau
masukkan bahan tersebut di dalam tabung berisi
3. Pasang spekulum cocor bebek steril tanpa larutan fiksasi. Sediaan difiksasi selama 30 menit
menggunakan bahan pelicin untuk
menampilkan servix uteri. 8. Sediaan dikeringkan
4. Cytobrush dimasukan kedalam kanalis 9. Bawa hasil sediaan ke lab. Sitologi. Warnai
servikalis sedalam 1-2 cm kemudian putar 360 dengan metode pewarnaan papanicolau
derajat
10. Amati hasil pengambilan secara cermat dengan
5. Spatula ayre diusapkan 360 derajat searah mikroskop binokuler
jarum jam pada permukaan serviks uteri
dengan sedikit tekanan pada servix uteri
tanpa melukainya
Hasil pemeriksaan pap smear

1. Normal 4. Sel glandular atipikal (Atypical glandular cells)Sel


glandular memproduksi lendir dan tumbuh pada
• Tes anda negatif (tidak ada sel abnormal terdeteksi). permulaan serviks dan dalam uterus. Sel glandular
Andatidak perlu pengobatan atau tes lebih lanjut sampai atipikal mungkin menjadi abnormal, namun tidak
Pap smeardanpemeriksaan panggul selanjutnya. jelas apakah mereka bersifat kanker. Tes lebih lanjut
diperlukan untuk menentukan sumber sel abnormal.
2. Sel bersisik atipikal tidak terdeterminasi signifikan
(Atypicalsquamous cells of undetermined 5. Kanker sel bersisik atau sel adenokarsinoma
significance)Sel bersisik tipis dan datar, tumbuh di (Squamouscancer or adenocarcinoma cells) Sel yang
permukaan serviksyang sehat. Pada kasus ini, Pap diperoleh dari Papsmear memperlihatkan abnormal,
smear mengungkap adanyasedikit sel bersisik sehingga patologis hampiryakin ada kanker dalam
abnormal, namun perubahan ini belumjelas vagina, serviks atau uterus. Selbersisik menunjukkan
memperlihatkan apakah ada sel prakanker kanker timbul di permukaan datar selpada serviks.
3. Lesi intraepitelial sel bersisik (Squamous
intraepithelial lesion)Istilah ini digunakan untuk
mengindikasi bahwa sel yang diperoleh dari Pap
smear mungkin sel prakanker. Jika perubahan masih
tingkat rendah, ukuran, bentuk dan karakteristik lain
dari sel memperlihatkan adanya lesiprakanker yang
dalam beberapa tahun akan menjadi kanker.
Koloskopi

• prosedur diagnostik medis untuk memeriksa


serviks serta vagina dan vulva secara visual
menggunakan kolposkop. Koloskopi yaitu
suatu alat yang dapat disamakan dengan
mikroskop bertenaga rendah, memiliki
sumber cahaya di dalamnya dan memiliki
pembesaran 6-40 kali. Dalam kolskopi yang
dinilai adalah perubahan morfologi sel yang
mengalami eksfoliasi. Sehingga, koloskopi
menilai perubahan pola epitel dan vaskular
serviks yang mencerminkan adanya
perubahan biokimia dan perubahan
metabolik yang terjadi di jaringan serviks.
Tes ini dilakukan bila pada tes pap smear
sebelumnya ditemukan tanda-tanda lesi
prakanker atau kanker invasif atau
abnormal
Biopsi

• Bila area abnormal terlihat saat


pemeriksaan kolposkopi, dokter akan
melakukan biopsy dengan bius lokal.
Biopsi adalah pengambilan bagian
yang sangat kecil dari jaringan
sebagai contoh untuk diperiksa.
Biasanya hanya akan diambil dengan
ukuran beberapa millimeter
diameternya. Biopsi sangat penting
dilakukan untuk memvalidasi serta
menentukan keakuratan perubahan
sel yang abnormal. Jaringan yang
dilakukan untuk biopsi dikirimkan ke
laboratorium untuk dites
Jenis Biopsi

• Biopsi sumsum tulang • Biopsi endoskopi


Biopsi sumsum tulang adalah prosedur • Pada biopsi endoskopi, dokter akan
memasukkan sebuah jarum ke sumsum tulang menggunakan tabung tipis fleksibel
dan menyedot cairan atau jaringan. Jenis (endoskop) yang dilengkapi cahaya dan
biopsi ini biasanya dilakukan ketika dokter pemotong. Alat ini dimasukkan ke dalam
mencurigai kemungkinan adanya kanker tubuh untuk mengambil sedikit jaringan
darah, seperti leukemia, limfoma, multiple yang dicurigai sebagai kanker untuk sampel.
myeloma, atau kanker yang berasal atau
menuju ke sumsum tulang. • Biasanya, endoskop dimasukkan lewat
mulut, rektum, saluran kemih, atau sayatan
kecil di kulit area kanker berada. Contoh
prosedur biopsi endoskopi termasuk
sistoskopi yaitu untuk mengumpulkan
jaringan dari dalam kandung kemih,
bronkoskopi untuk mendapatkan jaringan
dari dalam paru, dan kolonoskopi untuk
mengumpulkan jaringan dari dalam usus
besar
• Biopsi jarum
Biopsi jarum biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya kanker pada benjolan
payudara atau pembengkakan di kelenjar getah bening. Berbagai metode dalam
penerapan biopsi jarum yang biasanya digunakan adalah:
• Menggunakan jarum halus, panjang, dan tipis untuk mengeluarkan cairan dan
sel untuk dianalisis.
• Menggunakan jarum inti yang ukurannya lebih besar dengan ujung pemotong
yang nantinya berfungsi untuk menarik dan memotong jaringan dari area
tertentu.
• Menggunakan bantuan vakum (alat hisap) agar jumlah cairan dan sel lebih
banyak dan dipisahkan dengan sebuah jarum.
• Menggunakan bantuan tes pencitraan, seperti CT scan, USG, MRI, dan sinar X-
ray dengan jarum.
Pencegahan Kanker Serviks

• Pencegahan primer a. Vaksinasi HPV


Pencegahan primer dapat dilakukan melalui promosi vaksinasi ini dapat mengurangi infeksi HPV karena
dan penyuluhan pola hidup sehat, menunda kemampuan proteksinya adalah sebesar >90%.
aktivitas seksual sampai usia 20 tahun dan Saat ini, ada vaksin yang digunakan untuk
berhubungan hanya dengan satu pasangan, dan mencegah infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
penggunaan vaksinasi HPV yaitu virus yang menjadi pencetus kanker servik.
Cara kerja vaksin ini dengan merangsang antibodi
respon kekebalan tubuh terhadap HPV dimana
antibodi ditangkap untuk membunuh HPV sehingga
virus tidak masuk ke leher rahim (servik). Idealnya
vaksin ini diberikan pada wanita sebelum melakukan
hubungan seksual, yaitu sebelum kemungkinan
terpapar virus HPV pada usia 9-26 tahun. Meski
demikian wanita yang telah aktif secara seksual
juga masih mendapatkan manfaat vaksin, namun
keuntungannya sedikit, karena mereka telah
terpapar virus HPV. Vaksin tidak dianjurkan untuk
wanita hamil
Pencegahan Kanker Serviks

• Pencegahan sekunder • Pencegahan Tersier


Dilakukan dengan mendasarkan pada risiko pasiennya yaitu a. Waspadai gejalanya. Seperti pendarahan, terutama
pasien dengan resiko sedang dan tinggi. pendeteksian dini, setelah melakukan aktivitas seksual.
dilakukan dengan pap smear.
b. Hindari merokok. Wanita sebaiknya tidak
merokok,karena dapat merangsang timbulnya sel-
sel kanker melalui nikotin dikandung dalam darah.
c. Hindari pencucian vagina dengan menggunakan obat-
obatan antiseptik karena mengakibatkan iritasi di
servik yang merangsang terjadinya kanker.
d. Lakukan diet rendah lemak.
Lemak memproduksi hormon estrogen,
sementara endometrium yang sering terpapar
hormon estrogen mudah berubah sifat menjadi
kanker.
e. Penuhi kebutuhan vitamin C (buah dan sayur-
sayuran)
Deteksi Dini Kanker Mamae

• Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat


pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya
(epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen selain
kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah dan persarafan
jaringan payudara.
Faktor penyebab :

• Faktor Genetik • Faktor Hormon


1. Riwayat keluarga. Jika ada 1. Riwayat kehamilan.
anggota keluarga yang terkena Perempuan yang melahirkan anak di
kankerpayudara atau kanker bawah usia 30 tahun mempunyai risiko
indung telur maka dapat lebih rendah mengalami kanker
meningkatkan risiko. payudara dibanding perempuan yang
2. Terbukti positif mutasi gen BRCA1 melahirkan anak setelah 30 tahun atau
atau BRCA2 pada tidak memilki anak sama sekali.
pemeriksaangenetik terhadap
darah. Kondisi ini secara bermakna 2. Riwayat menyusui.
meningkatkan peluang perempuan Risiko kanker payudara akan menurun
atau pria terkena kanker jikaperempuan sering menyusui dan
payudara. dalam jangka waktu yang lama.
Faktor Lingkungan

1. Riwayat terkena radiasi di bagian dada terutama jika terkena


pada usia sebelum 40 tahun, misalnya pada penderita limfoma
hodgkin yang mendapat terapi sinar (radioterapi) di dada.
2. Tidak ada hubungannya antara penggunaan pestisida atau
beradapada lingkungan yang terpapar dengan medan
elektromagnetik dengan kejadian kanker payudara.
• Faktor Hormon • Faktor Diet
3. Riwayat haid. Perempuan yang 1. Diet tinggi lemak dan rendah serat
pertama kali mengalami haid dapat meningkatkan faktor risiko
lebihawal (sebelum usia 12 tahun) kanker payudara. Sedangkan diet
atau mengalami menopause yang mengandung omega3 (ikan),
setelah usia 55 tahun memiliki buah, sayur, makanan yang
risiko tinggi. mengandung fitoestrogen(tahu,
tempe), dan vitamin antioksidan
4. Penggunaan hormon estrogen (vitamin A, C, E) dapat
eksternal seperti terapi sulih menurunkan faktor risiko.
hormon, pil KB yang mengandung
estrogen saja. Faktor risikoakan 2. Alkohol dan merokok dapat
meningkat jika penggunaan meningkatkan faktor risiko melalui
dilakukan terus-menerus dalam jalur hormonal.
jangka waktu lama
Klasifikasi Kanker Payudara

Berdasarkan WHO Histological 2) Kanker Payudara Invasif


Klassification of breast tumor, kanker Sel kanker merusak saluran dan dinding
payudara di klasifikasikan sebagai kelenjar susu serta menyerang lemak
berikut: dan jaringan konektif payudara di
1) Kanker Payudara Non-Invasif sekitarnya. Kanker dapat bersifat
Kanker yang terjadi pada kantung invasive (menyerang) tanpa selalu
(tube) susu {penghubung antara menyebar (metastatik) ke simpul limfe
alveolus (kelenjar yang memproduksi atau organ lain dalam tubuh
susu) dan putting payudara}. Dalam
bahasa kedokteran disebut ‘ductal
carcinoma in situ’ (DCIS), yang mana
kanker belum menyebar ke bagian luar
jaringan kantung susu
Tanda dan Gejala Kanker Payudara

1. Gejala Klinis Erosi atau Eksema puting susu


Gejala klinis payudara dapat Kulit atau putting susu menjadi
berupa benjolan pada payudara, tertarik ke dalam (retraksi),
umumnya berupa benjolan yang berwarna merah muda atau
tidak nyeri pada payudara. kecoklat-coklatan sampai menjadi
Benjolan itu mula-mula kecil, odema hingga kulit kelihatan
semakin lama akan semakin besar, seperti kulit jeruk (peau d’orange),
lalu melekat pada kulit atau mengkerut atau timbul borok
menimbulkan perubahan pada kulit (ulkus) pada payudara. Borok itu
payudara atau pada putting susu makin lama makin besar dan
mendalam sehingga dapat
menghancurkan seluruh payudara,
sering berbau busuk, dan mudah
berdarah
Stadium dan Grade Kanker Payudara

1) Stadium 0 2) Stadium I
Disebut Ductal Carsinoma In Situ Ukuran tumor diameter <2cm,
atau non invasive Cancer yaitu tidak terdapat metastasis pada
kanker tidak menyebar keluar aksila/ketiak dan tidak meluas
dari pembuluh darah/saluran pada kulit atau otot
payudara dan kelenjar-kelenjar
(lobules) susu pada payudara
3) Stadium II A 4) Stadium II B
Pada stadium ini tumor lebih kecil atau sama Benjolan pada stadium dua telah ber ukuran
dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik- kurang lebih dua namun tidak lebih dari lima
titik saluran getah bening di ketiak (axillary sentimeter dengan penyebaran sudah sampai
limph nodes). Diameter tumor lebih lebar dari ke kelenjar susu dan daerah ketiak. Pada
2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm, belum stadium ini kemungkinan sembuh adalah 30-
menyebar ke titik-titik pembuluh getah 40%. Jika sudah diketahui penderita kanker
bening pada ketiak (axillary limph nodes). pada stadium 2 maka biasanya dilakukan
Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara operasi dengan pengangkatan sel-sel kanker
tapi ditemukan pada titik-titik di pembuluh yang ada pada tubuh
getah bening ketiak
5) Stadium III A
Tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih
bebas dari jaringan sekitarnya dengan atau
tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu
sama lain, atau tumor dengan metastasis
aksila yang melekat
6) Stadium III B
Tumor telah menyebar ke kulit payudara,
dinding dada, atau nodus limfe mamae
internal, termasuk inflamasi kanker payudara
(Robson, 2011).
7) Stadium IV
Pada stadium kanker sudah begitu parah
sudah menjalar ke bagian tubuh lain. Sehingga
tidak ada jalan lain selain pengangkatan
payudara. Kanker juga telah bermetafisis
yaitu kanker telah menyebar dari payudara
dan kelenjar getah bening di sekitar ketiak ke
bagian lainnya seperti paru, tulang, hati dan
otak kanker pada payudara itu bisa
membengkak dan pecah, kalo sudah begini
bau busuk dan anyir akan keluar dari buah
dada (Suryaningsih, 2009).
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

1. Inspeksi (melihat) payudara di muka cermin 2. Palpasi (meraba) payudara sambil berbaring
Berdirilah di mukacermin, kemudian gantungkan Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan ujung 4 jari
kedua lengan secara lemas disisi tubuh.Perhatikan tangan (jari telunjuk sampai dengan kelingking)
apakah ada kelainan pada payudara, seperti : kecuali jempol. Lakukan perabaan, dengan tangan
kiri untuk payudara kanan dan dengan tangan kanan
a. ketidaktarikan kulit untuk payudara kiri. Pada saat memeriksa payudara
sebelah kanan,punggung kiri diganjal bental,
b. puting susu masuk ke dalam demikian pula sebaliknya saat memeriksa payudara
kiri. Lakukan palpasi dengan sirkuler (melingkar),
c. benjolan mengitari putting susu kemudian pindah ke daerah di
atasnya, lakukan itu secara melingkar juga. demikian
d. borok pada payudara seterusnya sampai ke tepi. Perhatikan, apakah ada
e. perubahan warna kulit perbedaan kepadatan antara payudara kanan dengan
payudara kiri, atau teraba benjolan, dan terasa nyeri
f. pori-pori yang melebar seperti kulit jeruk, atau pada bagian yang anda raba, kalau iya pastikan di
ketidaksamaan bentuk/besar payudara kanan mana letaknya.
dan kiri.
g. Kemudian angkat kedua lengan di samping
kepala. Perhatikan apakah ada kelainan atau
ketidaksamaan gerakan payudara kanan-kiri
pada saat lengan diangkat.
• Memijat puting susu dengan jari
Perhatikan apakah ada cairan abnormal yang keluar dari puting
susu, seperti cairan jernih, nanah, darah atau yang lainnya.
Pemeriksaan Payudara dengan Mammografi

• Mammografi adalah pemeriksaan radiologi khusus menggunakan


sinar X dosis rendah yang dapat mendeteksi adanya perubahan
jaringan payudara, bahkan sebelum adanya perubahan yang
kelihatan pada payudara ataupun benjolanyang dapat dirasakan.
Jenis Mammografi

• Mammografi skrining (screening • Mammografi diagnostik (diagnostic


mammography) mammography)
• Mammografi skrining dilakukan untuk • Mammografi diagnostik dilakukan
mendeteksi kelainan pada payudara, untuk mencari tahu penyebab
walau tidak ada keluhan, tanda, atau munculnya keluhan atau perubahan
kelainan yang dapat dilihat atau pada payudara, seperti
dirasakan. Tujuan mammografi nyeri, benjolan , perubahan warna
skrining adalah untuk mendeteksi kulit di sekitar payudara, penebalan
kanker payudara sejak dini, terutama puting, atau keluarnya cairan dari
pada golongan yang berisiko. puting.
• Mammografi diagnostik juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi hasil
mammografi skrining yang tidak
normal.
Indikasi Mammografi

Mammografi juga dilakukan pada wanita yang mengalami gangguan


pada payudara, seperti:
• Benjolan di payudara
• Perubahan kulit payudara menjadi tebal dan berbintik-bintik
seperti kulit jeruk
• Nyeri payudara
• Keluar cairan dari puting
• Perubahan pada puting
• American Cancer Society dalam proyek skrining kanker payudara
menganjurkan hal berikut ini pada wanita walaupun tidak dijumpai
keluhan apapun:
1. Wanita > 20 tahun melakukan SADARI tiap tiga bulan.
2. Wanita > 35 tahun-40 tahun melakukan mammografi.
3. Wanita > 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli.
4. Wanita > 50 tahun check up rutin/mammografi setiap tahun.
5. Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi (misalnya keluarga ada yang
menderita kanker) pemeriksaan ke dokter lebih rutin dan lebih sering.
• Pada wanita berusia di atas 35 tahun pemeriksaan pertama yang
dianjurkan adalah mamografi. Dengan mamografi, kelainany ang
teraba atau tidak teraba dapat terlihat dan mempunyai gambaran
yang khusus sehingga dapat dibedakan tumor jinakatau ganas.Di
Indonesia sendiri, wanita usia 35-39 tahun dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan dasar mammografi setahun sekali.
• Sedangkan wanita usia 40-49 tahun dianjurkan setiap 1-2tahun dan
bagi wanita usia 50 tahun ke atas, sebaiknya memeriksa setahun
sekali, meski tidak ada keluhan.
Cara Pelaksanaan Mammografi

• Caranya, kita akan diminta berdiri di depan mesin. Beberapa


menit kemudian, payudara akan ditekan mendatar menggunakan 2
buah plat plastik. Untuk beberapa saat, tekanan pada payudara ini
akan membuat kita menjadi tak merasa nyaman. Semakin datar
posisi payudara, hasil yang diperlihatkan akan lebih bagus. Setiap
payudara akan diambil dua gambar yang seluruhnya hanya
membutuhkan waktu beberapa menit saja. Melalui gambar
inilah,dokter akan memeriksa segala bentuk kelainan yang
mungkin terjadi pada payudara kita. Mammografi dianggap sebagai
senjatayang paling efektif untuk deteksi dini kanker sebab dapat
mendeteksi hampir 80%-90% dari semua kasus kanker payudara.
Pasien akan mendapatkan hasil mammografi dalam bentuk foto
Rontgen. Hasil dari mammografi dapat menunjukkan jika terdapat
kelainan pada jaringan payudara, seperti:
• Penumpukan kalsium, yang bisa disebabkan oleh peradangan,
bekas biopsi, atau tumor jinak
• Benjolan yang bisa keras atau berisi cairan (kista)
• Tumor jinak atau ganas (kanker)
• Jaringan payudara yang lebih padat dari normalnya
• Perubahan yang dapat terlihat dari mammogram adalah
Mikrokalsifikasi yaitu deposit-deposit kecil kalsium dalam jaringan
payudara yang terlihat sebagai titik-titik kecil putih di sekitar
jaringan payudara. Mikrokalsifikasi yang dicurigai sebagai tanda
kanker adalah titik-titik yang sangat kecil dan berkumpul dalam
suatu kelompok (cluster). Massa yang tampak pada mammogram
dapat disebabkan oleh kanker atau bukan kanker, untuk
memastikannya bisa dilakukan biopsi.
USG payudara atau USG
mammae
• USG payudara adalah salah satu
pemeriksaan radiologi pada payudara
yang menggunakan teknologi
gelombang suara. Jenis pemeriksaan
ini berfungsi untuk mendeteksi
gangguan dan berbagai bentuk
kelainan pada payudara, seperti kista
dan tumor.
• USG payudara atau USG mammae
adalah salah satu jenis USG yang
secara khusus dilakukan untuk
memeriksa kondisi payudara.
Perangkat USG payudara terdiri dari USG payudara bekerja menggunakan
mesin pemindai, layar monitor, serta
alat sensor yang disebut transduser gelombang suara frekuensi tinggi atau
dan Doppler probe. ultrasonik. Gelombang ini akan muncul dari
mesin pemindai yang menghasilkan gambar
payudara bagian dalam dan akan ditampilkan
pada layar monitor.
Indikasi USG Payudara

Pemeriksaan USG payudara apabila memiliki beberapa keluhan atau


kondisi berikut ini:
• Keluarnya cairan yang tidak biasa dari puting
• Nyeri, kemerahan, dan bengkak pada payudara, misalnya
karena mastitis atau peradangan pada jaringan payudara
• Pernah menjalani operasi implan payudara
• Perubahan warna kulit payudara
• Masalah pada produksi ASI
Magnetic resonance imaging (MRI) Payudara

• Merupakan prosedur yang dilakukan


guna mendeteksi adanya gangguan
kesehatan pada organ payudara.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan
menggabungkan medan magnet yang
kuat, gelombang radio, dan layar
komputer untuk menghasilkan
gambar detail dari struktur tubuh
bagian dalam yang sedang diperiksa.
Prosedur ini biasanya ditempuh saat
pemeriksaan lain, seperti
mammogram atau ultrasonografi
tidak dapat memberikan informasi
lengkap yang dibutuhkan.
Pengobatan Medis Kanker Payudara

1. Operasi Kanker Payudara 2. Kemoterapi


Operasi untuk kanker payudara Umumnya ada dua jenis, yaitu kemoterapi
terbagi dua, yaitu operasi yang hanya yang biasanya diterapkan setelah operasi
mengangkat tumor dan operasi yang untuk menghancurkan sel-sel kanker dan
mengangkat payudara secara menyeluruh kemoterapi sebelum operasi yang digunakan
(mastektomi). Operasi plastik rekonstruksi untuk mengecilkan tumor.
biasanya dapat dilakukan langsung setelah
mastektomi 3. Radioterapi
Proses terapi untuk memusnahkan sisa-sisa sel
kanker dengan dosis radiasi terkendali. Proses
ini biasanya diberikan sekitar satu bulan
setelah operasi dan kemoterapi agar kondisi
tubuh dapat pulih terlebih dahulu.
Terapi Hormon Untuk Mengatasi Kanker
Payudara

• Khusus untuk kanker payudara yang pertumbuhannya dipicu


estrogen atau progesteron alami (kanker positid resptor-hormon),
terapi hormon digunakan untuk menurunkan tingkat atau
menghambat efek hormon tersebut. Langkah ini juga kdang
dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor agar mudah
diangkat, terapi ini umumnya diterapkan setelah operasi dan
kemoterapi.
Strategi Pencegahan Kanker Payudara

1) Pencegahan Primer 2) Pencegahan Sekunder


Pencegahan primer pada kanker Pencegahan dilakukan dengan
payudara merupakan salah satu bentuk melakukan deteksi dini berupa skrining
promosi kesehatan karena dilakukan melalui mammografi
pada orang yang “sehat” melalui upaya
menghindarkan diri dari keterpaparan 3) Pencegahan Tersier
pada berbagai faktor risiko dan Pencegahan tersier yaitu pencegahan
melaksanakan pola hidup sehat. yang lebih diarahkan kepada individu
Pencegahan primer juga bisa berupa yang telah positif menderita kanker
pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara. Penanganan yang tepat pada
payudara sendiri) yang dilakukan kanker payudara sesuai stadiumnya
secara rutin sehingga bisa memperkecil akan dapat mengurangi kecacatan dan
factor resiko terkena kanker payudara memperpanjang harapan hidup
penderita serta mencegah komplikasi
penyakit dan meneruskan pengobatan

Anda mungkin juga menyukai