Usia : Semakin tua usia seseorang, maka semakin meningkat risiko terjadinya kanker
leher rahim/kanker serviks yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan vagina.
Hal ini dikarenakan, penggabungan dari meningkatnya dan bertambah lamanya waktu
pemaparan terhadap karsinogen serta makin melemahnya sistem kekebalan tubuh
akibat usia.
menggunakan pakaian yang ketat : dapat mengakibatkan nyeri punggung, infeksi jamur pada
vagina,saraf terjepit dan gangguan fungsi otot.
tidak menggunakan pakaian dalam yang berbahan katun : dapat membuat bau pada vagian
karena penumpukan bakteri.
tidak segera mengganti pembalut ketika menstruasi : menyebabkan infeksi jamur dan
bakteri dan dapt menyebabkan ruam dan iritasi
menggunakan sabun pembersih vagina : merusak keseimbangan bakteri baik pelindung
vagian dari infeksi karena perbersih vaniga justru bisa meningkatakan resiko tertular
penyakit kelamin dari aktivitas seksual yang tidak aman
penggunaan antibiotic
kondisi stress : menyatakan bahwa kondisi stress dan depresi dan memicu terjadinya
keputihan akibat infeksi jamur candida dan bakteri vaginosis
bergonta ganti pasangan : Berganti-ganti pasangan akan memungkinkan tertularnya
penyakit kelamin, salah satunya Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan
mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak
sehingga tidak terkendali dan menjadi kanker. HPV sendiri merupakan risiko tinggi
penyebab penyakit keganasan yang menyebabkan perdarahan vagina seperti kanker
serviks, jalur utama penularannya adalah melalui hubungan seksual sehingga lebih
dari 80% wanita yang aktif secara seksual akan mempunyai risiko terinfeksi HPV
dalam kurun waktu hidupnya.
Perempuan yang melahirkan banyak anak : Seorang perempuan yang sering melahirkan
(banyak anak) apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu pendek termasuk golongan
risiko tinggi untuk terjadi perdarahan pada vagina. Dengan seringnya ibu melahirkan,
maka akan berdampak pada seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya yang
akhirnya dampak dari luka tersebut akan menyebabkan perdarahan dan juga dapat
memudahkan terjadinya infeksi akibat kuman atau virus, contohnya seperti yang telas
disebutkan yaitu Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab terjadinya
penyakit kanker leher rahim.
Memiliki riwayat keluarga dengan kanker
Merokok dan terpapar asap rokok {perokok pasif }\
Penurunan kekebalan tubuh : dimana imun tubuh melemah dan tubuh akan rentan terkena
penyakit atau infeksi.
Gonore atau penyakit kencing nanah merupakan PMS yang disebabkan oleh
bakteri Neisseria gonorrhea. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan
seksual dari pasangan yang telah terinfeksi.
Donovanosis atau Granuloma inguinale merupakan PMS yang disebabkan
oleh bakteri Calymmatobacterium granulomatis. Penyakit ini menyebar
melalui kontak langsung dengan kulit seseorang yang terinfeksi dan melalui
hubungan seksual.
HIV/AIDS : HIV adalah sebuah virus yang menginfeksi sel sistem
kekebalan tubuh manusia dan merusaknya. HIV merupakan kepanjangan
dari Human Immunodeficiency Virus. Infeksi dari HIV menyebabkan
berkurangnya secara cepat dari sistem kekebalan tubuh sehingga menjadi
kekurangan imun (kekebalan terhadap penyakit). HIV merupakan penyebab
dasar dari penyakit AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).
ALUR PENEGAKAN DIAGNOSIS
Gejala klinis
Sebagian besar kanker serviks invasif mendapat perhatian dan didiagnosis setelah
menjadi simptomatik."
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan abdomen
Perilaku tidak higenis : air cebok tidak bersih, celana dalam tidak menyerap
keringat,penggunaan pebalut yang kurang baik
Sress ssehingga data tahan tubuh rendah
Diabetes sangat rentan terhadap keputihan kerena kadar gula dalam darah
mereka tinggi atau tidak terkendali.
Hamil : hormone kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama
persalinan dengan memprosuksi mukosa vagian yang tebal, jaringan ikat
longgar dan hipertroi otot polos.
Menkosumsi obat obat hormonal seperti pil KB
Luka misalnya tusukan,benturan,tekanan iritasi yang berlangsung lama pada
vagian
Infeksi :dipicu oleh bakteri,kuman atau parasite.
2 Radioterapi dapat diberikan sebagai terapi kuratif definitif, adjuvan post- operasi,
dan paliatif
3. Kemoterapi