Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULAUAN

CA SERVIKS

OLEH:

AMANDA PUTRI ZULIANTY

NIM: 20101033

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

PROGRAM PROFESI FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU

2023/2024
A. Ca Serviks
1. Defenisi
Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim
yang menonjol ke liang senggama (vagina). Kanker Leher Rahim (Kanker
Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks (bagian
terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina). Kanker serviks
biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. Kanker leher rahim adalah
kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi
wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara Rahim
(uterus) dengan liang senggama (vagina) (Ahmad, 2020).
HPV (Human Papilloma Virus) dan Herpes Simpleks Virus tipe 2 dikatakan
dapat menjadi faktor penyebab terjadinya karsinoma (kanker) leher rahim.
Demikian juga sperma yang mengandung komplemen histone yang dapat bereaksi
dengan DNA (Deoxyribonucleic Acid) sel leher rahim. Sperma yang bersifat
alkalis dapat menimbulkan hiperplasia dan neoplasia sel leher rahim. Kanker leher
rahim ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher Rahim yang tidak
lazim (abnormal) (Ahmad, 2020).
Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutase lalu
berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut
dysplasia. Dimulai dari dysplasia ringan, dysplasia sedang, dysplasia berat, dan
akhirnya menjadi KIS (Karsinoma In Situ), kemudian berkembang lagi menjadi
karsinoma invasive. Tingkat dysplasia dan KIS (Karsinoma In Situ) dikenal juga
sebagai tingkat pra-kanker. Dari dysplasia menjadi karsinoma in situ diperlukan
waktu 1-7 tahun sedangkan karsinoma in-situ menjadi karsinoma invasive
berkisar 3-20 tahun (Ahmad, 2020).
2. Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namum ada beberapa faktor
resiko dan predisposisi yang menonjo, antara lain :
1. Pemekaian celana ketat
Pemakaian celana ketat dapat meningkatkan suhu vagina sehingga akan
merusak daya hidup sebagian mikro organisme, dan mendukung perkembangan
sebagian mikroorganisme lainnya. Akhirnya, pertumbuhan mikroorganisme
menjadi tidak seimbang. Kondisi tersebut memungkinkan perkembangan
mikroorganisme yang justru menyebabkan terjadinya infeksi
2. Umur
Umur pertamakali melakukan hubungan seksual penelitian menunjukkan
bahwa semakin mudah wanita melaukan hubungan seksual semakin besar
mendapatkan kanker serviks. Hubungan seksual pad usia 20 tahun di anggap
masih terlalu mudah umur peningkatan usia seseorang kinerja organ-organ dan
kekebalan tubuhnya. Danitu membuatnya relatif muda terserang berbagai infeksi.
Kanker rahim berpotensi paling besar pada usia antara 35-55 tahun.
3. Paritas
Paritas adalah kemampuan wanita untuk melahirkan secara normal. Pada
proses persalinan normal, baik bergerak melalui mulut rahim dan ada
kemungkinan sedikit merusak jaringan epitel ditempat tersebut. Pada kasus wanita
yang melahirkan lebih dari 2x dan dengan jarak yang terlalu dekat. Keruskan
jaringan epitel in berkembang kearah pertumbuhan sel upnormal yang brtpotensi
ganas.
4. Penurunan sistem kekebalan tubuh
Tunuh kita memiliki serangkaian sistem kekebalan yang secara otomatis
berusaha mengatasi gangguan-gangguan infeksi dan pertumbuhan sel upnormal.
Namun dalam kondisi tertentu, sistem kekebalan ini dapat melemah sehingga
pengendalian gangguannya pun melemah. Kondisi semacam ini terdapat pada
wanita yang menjalani oprasi gagal ginjal, atau pengidap virus HIV. Denga
melemahnya sistem kekebalan, maka perkembanagn infeksi tidak terhambat, dan
pertumbuhan sel upnormal terus meningkat hingga mencapai tahap invasive
(menyebar kemana-mana).
5. Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol )
DES ( Diethilstilbestrol ) adalah obat penguat kehamilan yang dikomsumsi
untuk mencegah keguguran. Oabat ini sekarang sudah tidak popular para ahli
menyimpulkan DES berpotensi menimbulkan sel kanker di wilayah serviks.
6. Pemakaian Pil KB.
Pemakaian pil KB secara terus menerus berpotensi menimbulkan kanker
seviks. Pada pemakaian lebih dari 5 tahun, resiko ini menetap menjadi 2x lebih
besar dibanding wanita yang tidak memakai pil KB.
7. RAS
Pola kehidupan sosial ekonomi tiap-tiap ras dapat berpengaruh terhadap
meningkatan resiko mengidap kanker rahim. Hasil penelitian menunjukkan Ras
afrika-amerika paling beresiko tinggi mengidap kanker rahim. Sementara
Amerika-hispanik cenderung dibawahnya. Adapun ras Asia- Amerika relatif sama
dengan Amerika-Hispanik.
8. Polusi Udara
Polusi udara baik yang bersal dari asap rokok, emisi kendaraan, pabrik dan
sebagainya memiliki banyak kandungan senyawa karsinogen yang berpotensi
memunculkan sel kanker
9. Pemakian anti septik di vagina
Wanita moderen selalu ingin tampil sempurna termasuk diwilayah pribadinya.
Kali ini banyak sekali produk antiseptic khusus vagina yang bisa membuat vagina
lebih bersih dan selalu wangi. Namun pemakaian antiseptik yang terlalu sering
tidak baik. Antiseptik tersebut dapat membunuh bakteri dosekitar vagina,
termasuk bakteri yang menguntungkan. Dan apabila digunakan dalam dosis yang
terlalu sering, maka zat antiseptic tersebut dapat mengakibatkan iritasi pada kulit
bibir vagina yang sangat lembut. Iritasi ini bisa berkembang menjadi sel upnormal
yang berpotensi displasia.
10. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin
sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat larsinoma serviks.
11. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan bergantiganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kanker serviks ini.
12. Inveksi Virus
Inveksi virus Herpes simpleks (HISV-2) dan virus papilloma atau virus
kondiloma akuminata diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks.
3. Patofisiologi
Serviks mempunyai dua jenis sel epitel yang melapisi nektoserviks dan
endoserviks, yaitu sel epitel kolumner dan sel epitel squamosa yang disatukan
oleh Sambungan Squamosa Kolumner (SSK).Proses metaplasia adalah proses
pergantian epitel kolumner dan squamosa. Epitel kolumner akan digantikan oleh
squamosa baru sehingga SSK akan berubah menjadi Sambunga
SquamosaSquamosa (SSS)/ squamosa berlapis.
Pada awalnya metaplasia berlangsung fisiologis Namun dengan adanya
mutagen dari agen yang ditularkan melalui hubungan seksual seperti sperma, virus
herpes simplek tipe II, maka yang semula fisiologis berubah menjadi dysplasia.
Displasia merupakan karakteristik konstitusional sel seperti potensi untuk menjadi
ganas. hampir semua ca. serviks didahului dengan derajat pertumbuhan prakanker
yaitu displasia dan karsinoma insitu. Proses perubahan yang terjadi dimulai di
daerah Squamosa Columner Junction (SCJ) atau SSK dari selaput lendir portio.
Pada awal perkembangannya, ca. serviks tidak memberikan tanda-tanda dan
keluhan. Pada pemeriksaan speculum, tampak sebagai portio yang erosive
(metaplasia squamosa) yang fisiologik atau patologik.
1) Tumor dapat tumbuh sebagai berikut:
a. Eksofitik, mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai masa proliferasi yang
mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.
b. Endofitik, mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma serviks dan cenderung
untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.
c. Ulseratif, mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks
dan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.
2) Displasia pada serviks disebut Neoplasia Servikal Intraepitelial (CIN). CIN
ada tiga tingkatan yaitu:
a. CIN I : Displasia ringan, terjadi di epitel basal lapisan ketiga, perubahan
sitoplasmik terjadi di atas sel epitel kedua dan ketiga.
b. CIN II : Displasia sedang, perubahan ditemukan pada epitel yang lebih
rendah dan pertengahan, perubahan sitoplasmik terjadi di atas sel epitel
ketiga.
c. CIN III : Displasia berat, terjadi perubahan nucleus, termasuk pada semua
lapis sel epitel, diferensiasi sel minimal dan karsinoma insitu.
4. Klasifikasi
Penentuan diagnosis stadium kanker serviks sangat penting untuk pengobatan
atau penanganan yang tepat. Stadium kanker serviks dibedakan menjadi 5 jenis.
Menurut Cancer Research UK tentang jenis kanker serviks diberikan sebagai
berikut:
a. Stadium 1
Stadium satu ditandai dengan sel kanker yang hanya ada di serviks dan ukuran
kelainannya kurang dari 3 mm. Stadium ini berarti bahwa kanker hanya terdapat
dalam leher rahim. Biasanya dibagi menjadi 2 tahap pada stadium ini,
yaitu:
a) Stadium 1A
Pada stadium 1A pertumbuhan sangat kecil hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Stadium 1A1 berarti kanker telah tumbuh kurang dari 3 milimeter
(mm) ke dalam jaringan leher rahim, dan kurang dari 7 mm lebarnya. Stadium
1A2 berarti kanker telah tumbuh antara 3 dan 5 mm ke dalam jaringan serviks,
tetapi masih kurang dari 7 mm lebarnya.
b) Stadium 1B
Pada stadium 1B daerah kanker mulai meluas, tetapi kanker masih hanya dalam
jaringan serviks dan belum menyebar. Biasanya dapat dilihat tanpa mikroskop,
tetapi tidak selalu terlihat. Pada stadium 1B1 kanker tidak lebih besar dari 4 cm.
Pada tahap 1B2 kanker lebih besar dari 4 cm. Pada kanker serviks stadium 2,
kanker telah mulai menyebar di luar leher rahim ke dalam jaringan sekitarnya.
Namun belum tumbuh ke dalam otot atau ligamen yang melapisi pelvis (dinding
panggul) maupun bagian bawah vagina. Tahapan ini di bagi menjadi dua, yaitu:
I. Stadium ini berarti bahwa kanker hanya terdapat dalam leher rahim.
Biasanya dibagi menjadi 2 tahap pada stadium ini, yaitu:
II. Stadium 1A
Pada stadium 1A pertumbuhan sangat kecil hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Stadium 1A1 berarti kanker telah tumbuh kurang dari 3
milimeter (mm) kedalam jaringan leher rahim, dan kurang dari 7 mm
lebarnya. Stadium 1A2 berarti kanker telah tumbuh antara 3 dan 5 mm ke
dalam jaringan serviks, tetapi masih kurang dari 7 mm lebarnya.
Pada stadium 1B daerah kanker mulai meluas, tetapi kanker masih
hanya dalam jaringan serviks dan belum menyebar. Biasanya dapat dilihat
tanpa mikroskop, tetapi tidak selalu terlihat. Pada stadium 1B1 kanker
tidak lebih besar dari 4 cm. Pada tahap 1B2 kanker lebih besar dari 4 cm.
b. Stadium 2
Pada kanker serviks Stadium 2, kanker telah mulai menyebar di luar leher
rahim ke dalam jaringan sekitarnya. Namun belum tumbuh ke dalam otot atau
ligamen yang melapisi pelvis (dinding panggul) maupun bagian bawah vagina.
Tahapan ini di bagi menjadi dua, yaitu:
a. Stadium 2A
Pada tahap 2A kanker telah menyebar ke dalam bagian atas vagina.
b. Stadium 2B
Pada tahap 2B kanker tersebar sampai ke jaringan di sekitar leher rahim.
c. Stadium 3
Kanker serviks stadium 3 telah menyebar keluar rahim tapi masih berada didalam
rongga panggul dan belum masuk sampai kandung kemih atau rektum.Namun
kelenjar getah bening sudah bisa mengandung sel kanker. Kanker pada stadium
ini adalah kanker yang tingkat dan gejalanya sudah semakin parah. Stadium 3 ini
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Stadium 3A
Stadium 3A apabila sel kanker telah menyebar ke sepertiga bagian bawah vagina
namun belum sampai ke dinding panggul.
2. Stadium 3B
Sedangkan stadium 3B, sel kanker telah menyebar ke dinding panggul bahkan
sudah bisa memblokir ureter karena ukurannya yang sudah membesar. Sumbatan
ini bisa menyebabkan ginjal berhenti bekerja.
d. Stadium 4
Kanker serviks stadium 4 telah menyebar ke kandung kemih, rektum atau yang
lainnya. Stadium 4 juga dibagi menjadi dua, yaitu 4A dan 4B.
1. Stadium 4A
Stadium 4A telah menyebar ke kandung kemih, rectum serta kelenjar getah
bening.
2. Stadium 4B
Stadium 4B, kanker telah menyebar keluar panggul dan kelenjar getahbening lain
selain panggul seperti hati, perut, paru-paru, saluran pencernaan, tulang.
5. Tanda dan Gejala
a. Stadium I karsinoma tersebut pada serviks
a. Stadium IA : Karsinoma mikro invasive (invasi stoma awal). Tanda dan
gejala yangg muncul pada stadium IA biasanya tidak nampak, kalupun ada
hanya berupa keputihan berwarna putuh pucat atau merah muda dan berbau.
b. Stadium IB : karsinoma invasive yang terbatas pada serviks. Tanda dan
gejala yang muncul pada stadium IB berupa keputihan berwarna berwarna
kecokelatan atau berdarah, aroma yang menyengat, jumlah yang lebih
banyak daripada biasanyadan sedikit perdarahan setelah berhubungan
seksual.
c. Stadium II karsinoma meluas keluar serviks, tetapi tidak mencapai dinding
panggul
d. Stadium IIA : kanker sudah meluas menjadi 5cm atau lebih dan kedalaman
kanker lebih jauh, kanker juga semakin meluas merambah sisi vagina. Tanda
dan gela yang muncul pada stadium IIA berupa Vagina berair dan
mengeluarkan aroma busuk. Vagina terasa nyeri dan tidak nyaman saat
berhubungan intim, dan Perdarahan setelah berhubungan intim, baik saat
menstruasi maupun di periode menopause.
e. Stadium IIB : Kanker sudah menyebar ke jaringan yang berada di samping
leher rahim (parametria). Tanda dan gejalaberupa perdarahan akan semakin
kentara. Bukan lagi hanya keluar bercak darah biasa dari vagina, tetapi
kadang berupa darah segar. Pada beberapa kondisi, kemungkinan
penderitanya akan terus mengeluarkan darah menstruasi tanpa jeda atau
datang dan pergi dalam durasi yang pendek serta nyeri yang dirasakan pada
daerah perut bagian bawah.
f. Stadium III karsinoma sudah mencapai dinding panggul pada pemeriksaan
rectal tidak ada celah antara tumor mencapai 1/3 distal vagina, dengan
komplikasi hidronefrosis dan afungsi ginjal.
g. Stadium IIIA : Belum mencapai dinding panggul. Gejala kanker serviks
stadium IIIA sudah sangat jelas, yaitu berupa perdarahan abnormal, sekret
dari vagina berwarna kuning, berbau, dan terjadi intasi vagina serta mukosa
vulva. Perdaraha vagina akan semakin sering terjadi dan nyeri semaki
progresif
h. Stadium IIIB : Sudah mencapai dinding panggul dan atau ada idronefrosis
atau afungsi ginjal. Serangan kanker sudah akan mulai menyebar pada
jaringan saraf yang terdapat pada area panggul yang akan menyebabkan
penyumbatan pada area selangkangan dan perut. Dalam hal ini biasanya
perut pasien akan terlihat membesar, pasien juga akan merasakan amat sakit
pada perut bagian bawah dan kadang berpindah sakitnya dari perut bagian
kiri kemudian ke perut bagian kanan. Aliran darah yang menuju kaki jug
akan tersumbat karena tekanan, sehingga memicu pembengkakan pada kedua
kaki atau salah satunya. pasien bisa mengeluhkan rasa nyeri ringan hingga
sedang pada ginjal akibat endapan cairan pada ginjal.
i. Stadium IV karsinoma sudah meluas keluar velvik kecil (True velvic atau
secara klinik sudah mengenai mukaso veksika urinaria dan rektum).
j. Stadium IVA : Menyebar ke kandung kemih atau rektum, dan kelenjar getah
bening atau tempat jauh. Pada stadium IVA Serangan kanker sudah akan
mulai menyebar pada jaringan saraf yang terdapat pada area pelvis yang akan
menyebabkan Pasien juga akan kesulitan buang air kecil (BAK), Penurunan
jumlah urine, urine berdarah, atau inkontinensia urine (tidak dapat menahan
pipis) karena saluran kencing tersumbat oleh massa kanker.
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Sitologi/Pap Smear
Salah satu pemeriksaan sitologi yang bisa dilakukan adalah pap smear. Pap smear
merupakan salah satu cara deteksi dini kanker leher rahim. Hasil pemeriksaan pap
smear menunjukkan stadium dari kanker serviks :
a. Normal
b. Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
c. Displapsia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
d. Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
e. Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih
dalam atau ke organ tubuh lainnya).Keuntungan: murah dapat memeriksa
bagianbagian yang tidak terlihat. Kelemahan: tidak dapat menentukan
dengan tepat lokalisasi.
2. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat
yodium. Kalau porsio diberi yodium maka hasil yang didapatkan yaitu :
a. epitel karsinoma yang normal akan berwarna cokla tua,sedang yang
terkena karsinoma tidak berwarna.
b. Koloskopi, Pemeriksaan dengan pembesaran (seperti mikroskop) yang
digunakan untuk mengamati secara langsung permukaan serviks dan bagian
serviks yang abnormal. Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat
serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali. Hasil pemeriksaan
kolposkopi yaitu :
a) Benigna. Epitel gegepan normal, ectodi, zone transforman dan
perubahan peradangan.
b) Suspek
c) Lekoplakia, punctation : daerah bertitik merah, palpillary punctation,
mozaik, dan transformasi yang atypis. Keuntungan: dapat melihat jelas
daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan: hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu
porsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra
servikal tidak terlihat.
3. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
4. IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
IVA merupakan tes alternatif skrining untuk kanker serviks. Tes sangat mudah
dan praktis dilaksanakan, sehingga tenaga kesehatan non dokter ginekologi, bidan
praktek dan lain-lain. Prosedur pemeriksaannya sangat sederhana, permukaan
serviks/leher rahim diolesi dengan asam asetat, akan tampak bercak-bercak putih
pada permukaan serviks yang tidak normal.
5. Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi tingkat komplikasi pendarahan yang
terjadi pada penderita kanker serviks dengan mengukur kadar hemoglobin yang
akan menurun,leukosit meningkat, trombosit meningkat dan kecepatan
pembekuan darah yang berlangsung dalam selsel tubuh
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dilakukan pada klien kegawat daruratan kanker serviks,
tergantung pada stadiumnya. penatalaksanaan medis terbagi menjadi tiga cara
yaitu: histerektomi, radiasi dan kemoterapi.
Menurut Reader dkk (2013), penatalaksanaan pada kanker
serviks yaitu :
a. Stadium IA
Kanker serviks pada stadium IA ditangani dengan histektomi atau dengan
radioterapi, karena kanker masih terbatas di daerah serviks
b. Stadium IB dan IIB
Pada stadium ini ditangani dengan histerektomi total dan limfadektomi bolateral
c. Stadium IIB sampai IVB
Pada stadium ini kanker sudah menyebar melewati daerah serviksnsampai ke
organ lain. Penanganan yang dilakukan biasanya dengan radioterapi, kemoterapi
dan pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai